SOAL
Tn. B berusia 46 tahun membawa anaknya An. A ( 25 tahun) keRS Jiwa Cisarua
. TN.A mengatak Bahwa anaknya sering berbicara sendiri dan keras. Tn.A bercerita tentang
anaknya yang gagal dalam bisnis dan selalu memerintah adik-adiknya bagaikan karyawan
seperti meremehkan, memaki, merasa berkuasa, kasar, dan berdebat.
12. Data subjektik yang menunjukan adanya klien menderita Waham pada Tn. A di atas adalah :
a. Adiknya Bagaikan karyawan
b. Meremehkan, memaki, merasa berkuasa, dan berdebat.
c. Menendang pintu.
d. Merusak.
e. Merasa gagal
Klien Tn. H datang dengan keluhan mendengar suara – suara mengancam, bicara
sendiri, marah tanpa sebab, menutup telinga, mulut komat – kamit. Klien mencoba
melawan, klien merasa terancam dengan datangnya suara terutama bila tidak dapat
meuruti perintah dari halusinasinya. Sebelumnya ia sering merasakan kehampaan
hidup, rutinitas tidak bermakna dan hilangnya aktivitas ibadah. Menurut pengkajian
masalalu klien, ia merupakan anak yang tihdak dikehendaki kelahiran akibat gagal kb.
Perawat mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh
klien.
17. Diagnosa keperawatan yang tidak relevan pada klien diatas adalah
a. Resiko tinggi prilaku kekerasan.
b. Perubahan persepsi sensori halusinasi.
c. Isolasi sosial.
d. Rendahnya support sistem.
e. Harga diri rendah kronis.
18. Tindakan keperawatan dimana klien melakukan aktivitas yang terjadwal, termasuk :
a. Membantu klien mengenali halusinasi.
b. Melatih klien mengontrol halusinasi.
c. Melatih bercakap – cakap dengan orang lain.
d. Melatih klien menggunakan obat secara teratur.
e. Melatih keterlibatan keluarga.
19. Tanda & gejala : merasa kesepian, penolakan, tidak ingin kontak dgn banyak orang, merasa
tidak aman di lingkungan social, kurang hubungan yg berarti. Di sebut:
a. Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Waham
d. Halusinasi
e. Gangguaan kurang perawatan diri
a. Menyakiti diri.
20. Tahapan – tahapan hubungan terapetik adalah.............
a. Prainteraksi – fase kerja – perkenalan – terminasi.
b. Fase kerja – pra interaksi – perkenalan – terminasi.
c. Prainteraksi – perkenalan – fase kerja – terminasi.
d. Prainterraksi – terminasi – perkenalan - fase kerja.
e. Prainteraksi – terminasi – fase kerja – perkenalan.
21. Mengeksplorasi perasaan, kemampuan, kekurangan, dan ketakutan dilakukan pada fase .....
a. Prainteraksi.
b. Fase perkenalan.
c. Fase kerja.
d. Fase terminasi.
e. Fase orientasi.
22. Tahapan pada fase perkenalan adalah.....
a. Salam terapetik.
b. Evaluasi dan validasi.
c. Kontrak mengenai topik, waktu dan tempat.
d. Jawaban a, b, dan c benar.
e. Jawaban a, b, dan c salah.
Tn. A berusia 40 tahun membawa anaknya An. E ( 2 tahun) ke emergency Rs. Harapan
kasih karena diare dan sering muntah. Menurut pengkajian perawat TD : 110/80 mmHg,
N : 130 x / menit, S : 35, 60 C, turgor klien jelek, tampak pucat (Cyanosis) dan harus segera
membutuhkan Cairan melalui Vena. Perawat sudah berusaha untuk melakukan infus
tetapi vena sudah collaps. Khirnya menunggu dokter ahli untuk dilakukan vena seksi.
Dokter jaga tidak segera datang karena ada cito operasi. Sore hari klien meninggal dunia.
Keluarga klien marah disertai sikap bermusuhan yang kuat dan hilang kontrol. Ia
membanting cairan infus, meremehkan, memaki, mendominasi, cerewet, kasar, dan
berdebat dengan perawat. Perasaa keluarga klien timbul karena merasa gagal
menyelamatkan anak tunggalnya.