Disusun Oleh :
Rita Nur Mulya Sari
G302A1113
C. Tujuan Penulisan
Diharapkan Mahasiswa mampu dan dapat memahami terhadap konsep dasar
kasus dan pemberian asuhan keperawatan.
D. Ruang Lingkup
Dalam pembuatan makalah ini kelompok berfokus pada kasus Asuhan
Keperawatan dengan CHF
E. Metode Penulisan
Dalam makalah ini kelompok menggunakan study literature dan informasi dari
internet dengan mendiskripsikan hasil study literature kedalam bentuk makalah
F. Sistematika Penulisan
BAB I : (Pendahuluan, Tujuan, Ruang Lingkup, Metode Penulisan, dan
Sistematika Penulisan ).
BAB II Tinjauan Teori : ( Konsep penyakit, Konsep asuhan keperawatan
keagawatdaruratan).
BAB III Tinjauan kasus (Asuhan Keperawatan pada Klien dengan CHF).
BAB IV aplikasi EBN.
BAB V pembahasan.
BAB VI penutup simpulan
G. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung
gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun
tekanan pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala),
ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung
disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan terjadinya pengurangan
pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas miokardial
(disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam (nurarif, a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu,
sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani,
2016).
2. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut :
(Aspani, 2016)
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus
arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, gagal jantung disebabkan dengan berbagai keadaan seperti :
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup aterosklerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi misalnya
kardiomiopati. Peradangan dan penyakit miocardium degeneratif,
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun
b. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium
karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian
sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Infark
miokardium menyebabkan pengurangan kontraktilitas, menimbulkan
gerakan dinding yang abnormal dan mengubah daya kembang ruang
jantung .
c. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Hipertensi dapat
menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan dengan
disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia
baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.
d. Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub
semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,
pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan
mendadak after load. Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan
kelebihan beban volume (peningkatan preload) sedangkan stenosis aorta
menyebabkan beban tekanan (after load).
e. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemia juga
dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau
metabolik dan abnormalitas elektronik dapat menurunkan kontraktilitas
jantung.
3. Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New York Heart Association
(NYHA), sebagai berikut :
Tabel 2.1 : Klasifikasi Fungsional gagal jantung
C. Intervensi
Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil
1.Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan 1.1 Monitor frekuensi irama, kedalaman
perubahan tindakan keperawatan dan upaya nafas
membran diharapkan pertukaran 1.2 Monitor pola nafas
alveolus-kapiler gas meningkat. 1.3 Monitor kemampuan batuk efektif
1.4 Monitor nilai AGD
Kriterian hasil : 1.5 Monitor saturasi oksigen
(Pertukaran gas 1.6 Auskultasi bunyi nafas
L.01003) 1.7 Dokumentasikan hasil pemantauan
1.Dipsnea menurun 1.8 Jelaskan tujuan dan prosedur
2.bunyi nafas pemantauan
tambahan menurun 1.9 Informasikan hasil pemantauan, jika
3.pola nafas perlu
membaik 1.10 Kolaborasi penggunaan oksigen saat
4. PCO2 dan O2 aktifitas dan/atau tidur
membaik
2.Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas I.01011)
efektif b.d Setelah dilakukan 2.1 Monitor pola nafas (frekuensi,
hambatan upaya tindakan keperawatan kedalaman, usaha nafas)
nafas (mis: nyeri diharapkan pola nafas 2.2 Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
saat bernafas) membaik. gagling, mengi, Wheezing, ronkhi)
2.3 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Kriteria hasil : 2.4 Posisikan semi fowler atau fowler
(pola nafas L.01004) 2.5 Ajarkan teknik batuk efektif
1. Frekuensi nafas 2.6 Kolaborasi pemberian bronkodilato,
dalam rentang normal ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
2. Tidak ada
pengguanaan otot
bantu pernafasan
3. Pasien tidak
menunjukkan tanda
dipsnea
BAB III
RESUME ASKEP
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
D. Analisa Data
No. Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS : Nyeri akut Agen pencedera
Klien mengeluh nyeri (D.0077) Hal.172 fisiologis (iskemia)
uluhati menjalar
kepunggung sebelah kiri
P : AMI (nyeri dada)
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : uluhati
S:5
T : terus-menerus DO :
klien tampak mengeluh
nyeri, wajah tampak
tegang, palpasi: terdapat
nyeri tekan di uluhati
2 DS : Gangguan Ketidakseimbangan
Klien mengatakan sesak Pertukaran gas ventilasi-perfusi
nafas (D.0003) Hal 22
DO :
- RR:38x/menit,
- SpO2 : 96%,
- klien terpasang NRM
10 lpm, nafas tampak
cepat, irama tidak
teratur
3 DS : - Penurunan curah Perubahan
DO : jantung (D.0008) kontraktilitas
- klien tampak Hal.34
mengekuarkan
keringat dingin,
- TD 122/85mmHg,
- SpO2:96%, nasal canul
5 lpm EKG: STEMI,
sinus tachycardia.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis (iskemia) (D.0077) Hal.172
2. Gangguan Pertukaran gas b/d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003)
Hal 22
3. Penurunan curah jantung b.d Perubahan kontraktilitas (D.0008) Hal.34
F. Intervensi
No. Dx Kep Luaran dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I. 08238)
berhubungan asuhan Observasi
dengan Agen keperawatan selama - lokasi, karakteristik, durasi,
pencedera 1x 24 jam maka nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
fisiologis akut nyeri
(iskemia) menurun dengan - Identifikasi skala nyeri
(D.0077) kriteria hasil: - Identifikasi respon nyeri non
Hal.172 Tingkat Nyeri verbal
(L.08066)
- Keluhan nyeri
Menurun - Identifikasi faktor yang
- Meringis menurun memperberat dan memperingan
- Sikap protektif nyeri
menurun - Identifikasi pengetahuan dan
- Gelisah menurun keyakinan tentang nyeri
- Kesulitan tidur - Identifikasi pengaruh budaya
menurun terhadap respon nyeri
- Menarik diri - Identifikasi pengaruh nyeri pada
menurun
kualitas hidup
- Berfokus pada diri
sendiri menurun - Monitor keberhasilan terapi
- Diaforesis menurun komplementer yang sudah
- Perasaan depresi diberikan
(tertekan) menurun - Monitor efek samping
- Perasaan takut penggunaan analgetik
mengalami cidera Terapeutik
berulang menurun - Berikan teknik nonfarmakologis
- Anoreksia menurun untuk mengurangi rasa nyeri
- Frekuensi nadi (mis. TENS, hypnosis,
membaik akupresur, terapi musik,
- Pola nafas membaik
biofeedback, terapi pijat, aroma
- Tekanan darah
membaik terapi, teknik imajinasi
- Proses berpikir terbimbing, kompres
membaik hangat/dingin, terapi bermain)
- Fokus membaik - Control lingkungan yang
- Fungsi berkemih memperberat rasa nyeri (mis.
membaik Suhu ruangan, pencahayaan,
- Perilaku membaik kebisingan)
- Nafsu makan - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Setelah dilakukan Pemantauan respirasi (I.01014)
asuhan
Hal : 247
keperawatan selama Observasi
1x 24 jam maka - Monitor adanya sumbatan
pertukaraan gas - Monitor saturasi oksigen
membaik dengan Terapeutik
kriteria hasil: - Dokumentasikan hasil
Pertukaran gas Edukasi
(L01003) - Jelaskan tujuan dan prosedur
- Tingkat pemantauan
kesadaran Kolaborasi
meningkat (skore - Kolaborasi pemberian
15) farmakologi sesuai anjuran dokter
- Dyspnea
menurun
- pusing menurun
- gelisah
- PO2 membaik
- takikardia
membaik
- sianosis membaik
- pola nafas
membaik
3. Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Jantung
jantung b.d asuhan keperawatan Observasi
Perubahan selama 3x24 jam - identifikasi tanda/gejala primer
kontraktilitas maka curah jantung penuruna curah jantung (dyspnea)
(D.0008) Hal.34 membaik - Monitor tekanan darah
dengan kriteria hasil : - Monitor saturasi oksigen
Curah Jantung - Monitor keluhan nyeri dada (
(L.02008) Hal.20 uluh hati)
- kekuatan nadi - Monitor EKG 12 sadapan
meningkat Terapeutik
- palpasi membaik - Posisikan semi fowler
- takikardia - Berikan relaksasi untuk
menurun mengurangi stress
- lelah menurun - Berikan oksigen
- edma menurun Edukasi
- dispnea menurun - Anjurkan beraktivtitas fisik sesuai
- oliguria menurun toleransi
- pucat/sianosis Kolaborasi
menurun Kolaborasi pemberian farmakolgi
- tekanan darah sesuai anjuran dokter
membaik
- CRT <2 detik
membaik
G. Implementasi
No. Tgl/Jam Implementasi Respon TTD
DX
1 5 April 2020 Melakukan pengkajian S: pasien mengatakan nyeri Rita
Pukul 01.30 nyeri (PQRST) di area dada dan uluhati,
menjalar sampai ke
punggung sebelah kiri
P : AMI (nyeri dada)
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : dada dan uluhati
S:5
T : terus-menerus
O : klien tampak menahan
nyeri, wajah tampak tegang.
1. 5 April 2020 Memantau TTV S:- Rita
Pukul 01.30 O : TD: 122/85 mmHg HR:
90x/menit, RR: 38x/menit
SpO2: 96%, GCS: 15 = E:4
M:6 V:5 S: 36°C.
2 5 April 2020 Memberikan posisi S : Klien mengatakan Rita
Pukul 01.30 nyaman (semifowler) posisinya lebih nyaman
dan ajarkan teknik O : klien mampu
relaksasi nafas dalam mempraktekan teknik
relaksasi nafas dalam,
tampak rilek, posisi
semifowler, nyeri
berkurang,
RR: 38x/menit
2 5 April 2020 Kolaborasi pemberian S : klien mengatakan sesak Rita
Pukul 02.30 O2 NRM nafas
O : pemberian O2 NRM 10
lpm
3 5 April 2020 Memonitor balance S : - Rita
Pukul 04.30 cairan O : input : RL 50 cc/jam,
output : urine 50cc + IWL
31
BC = 50 – 81 = -31
H. Evaluasi
No Tgl/Jam Evaluasi. TTD
DX
1 5 April 2020 S : klien mengatakan nyeri dada berkurang Rita
Pukul 04.40 P : AMI (nyeri dada)
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : uluhati
S:3
T : hilang-timbul
O : klien sudah tampak rileks
A : nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi, kaji nyeri, kolaborasi
analgetik, minta klien untuk mengontrol nyeri
seperti yang diajarkan
2 5 April 2020 S : klien mengtakan masih sesak Rita
Pukul 04.40 O : RR:31x/menit, HR:87x/menit, SpO2 98%,
terpasang O2 NRM 10 lpm
A : masalah pertukaran gas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi, cukupi kebutuhan O2,
kolaborasi dengan dokter, nebulizer bila ada
masa/sekret
3 5 April 2020 S : klien menatakan nyeri dada dan masih sesak Rita
Pukul 04.40 O : TD:118/88mmHg, MAP:93, HR:87x/menit
RR:31x/menit, SpO2 98%, GCS : 15, EKG:
STEMI, sinus tachicardy, masih keluar kringat
dingin, urin:50cc
A : masalah penurunan curah jantung belum
teratasi
P : lanjutkan intevensi, monitor TTV,
kolaborasi, pantau balance cairan
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET
A. Identitas Klien
Nama (Inisial) : Tn. T
No. rm 482580
Usia : 59 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Weleri
Diagnosa Medis : CHF
Tanggal masuk : 5 April 2022 Pukul 01.32 WIB
B. Data Fokus
No. Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS : Gangguan Ketidakseimbangan
Klien mengatakan sesak Pertukaran gas ventilasi-perfusi
nafas (D.0003) Hal 22
DO :
- RR:38x/menit,
- SpO2 : 96%,
- klien terpasang NRM
10 lpm, nafas tampak
cepat, irama tidak
teratur
Ekspansi menurun
Sesak
Pertukaran gas
posisi fowler
sesak berkurang
PEMBAHASA