Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI


DI DAERAH BANGUNTAPAN

Disusun Oleh :
RISMA KARTIKA RAMBU LONGGU
PN200864

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
DI DAERAH BANGUNTAPAN

Laporan Pendahuluan ini telah dibaca dan diperiksa pada


Hari/tanggal: .................................................

Pembimbing Klinik Mahasiswa Praktikan

(………………………………) (Risma Kartika R. Longgu)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

( )
A. KONSEP KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat


oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga
sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan
perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.

2. Tipe keluarga

Menurut Nadirawati (2018) pembagian tipe keluarga adalah :

a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (The Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak baik dari sebab biologis maupun adopsi
yang tinggal bersama dalam satu rumah. Tipe keluarga inti
diantaranya:

a) Keluarga Tanpa Anak (The Dyad Family) yaitu keluarga


dengan suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
b) The Childless Family yaitu keluarga tanpa anak
dikarenakan terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya disebabkan mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita

c) Keluarga Adopsi yaitu keluarga yang mengambil tanggung


jawab secara sah dari orang tua kandung ke keluarga yang
menginginkan anak.
2) Keluarga Besar (The Extended Fmily) yaitu keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
contohnya seperti nuclear family disertai paman, tante, kakek dan
nenek.
3) Keluarga Orang Tua Tunggal (The Single-Parent Family) yaitu
keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
anak. Hal ini biasanya terjadi karena perceraian, kematian atau
karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
4) Commuter Family yaitu kedua orang tua (suami-istri) bekerja di
kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan yang bekerja di luar kota bisa berkumpul dengan
anggota keluarga pada saat akhir minggu, bulan atau pada
waktuwaktu tertentu.
5) Multigeneration Family yaitu keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
6) Kin-Network Family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu tumah atau berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Contohnya seperti kamar
mandi, dapur, televise dan lain-lain.
7) Keluarga Campuran (Blended Family) yaitu duda atau janda
(karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.
8) Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living
Alone), yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti
perceraian atau ditinggal mati.
9) Foster Family yaitu pelayanan untuk suatu keluarga dimana anak
ditempatkan di rumah terpisah dari orang tua aslinya jika orang tua
dinyatakan tidak merawat anak-anak mereka dengan baik. Anak
tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya jika orang tuanya
sudah mampu untuk merawat.
10) Keluarga Binuklir yaitu bentuk keluarga setela cerai di
mana anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua
rumah tangga inti.

b. Keluarga Non-tradisional
1) The Unmarried Teenage Mother yaitu keluarga yang terdiri
dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.

2) The Step Parent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri

3) Commune Family yaitu beberapa keluarga (dengan anak)


yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber, dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama;
serta sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan
anak bersama.

4) Keluarga Kumpul Kebo Heteroseksual (The Nonmarital


Heterosexual Cohabiting Family), keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melakukan pernikahan.
5) Gay and Lesbian Families, yaitu seseorang yang
mempunyai persamaan seks hidup bersama sebagaimana ‘marital
partners’

6) Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal


bersama diluar hubungan perkawinan melainkan dengan alasan
tertentu

7) Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa


yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling
merasa menikah satu dengan lainnya, berbagi sesuatu termasuk
seksual dan membesarkan anak.

8) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi


aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain, dan saling
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.

9) Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak


mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau masalah
kesehatan mental.

10) Gang, bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang


muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.

3. Struktur Keluarga

Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentu/tipe keluarga, namun ada


juga yang menggambarkan subsitem-subsistemnya sebagai dimensi
struktural. Struktur keluarga menurut Nadirawati (2018) sebagai berikut :
a. Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional


untuk menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.

b. Struktur Kekuatan

Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada


kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam
keluarga.Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan
(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau memengaruhi
perilaku anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:

1) Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti


orang tua terhadap anak.

2) Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang


tua adalah sesorang yang dapat ditiru oleh anak.

3) Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).

4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan


yang akan diterima).

5) Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan


keinginannya).

6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui


pesuasi)

Sedangkan sifat struktural di dalam keluarga sebagai berikut:


1) Struktur egilasi (demokrasi), yaitu dimana masing-masing
anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam
menyampaikan pendapat.

2) Struktur yang hangat, menerima, dan toleransi.

3) Struktur yang terbuka dan anggota yang terbuka (honesty


dan authenticity), struktur keluarga ini mendorong kejujuran
dan kebenaran.

4) Struktur yang kaku, yaitu suka melawan dan bergantun


pada peraturan.

5) Struktur yang bebas (permissiveness), pada struktur ini


tidak adanya peraturan yang memaksa.

6) Struktur yang kasar (abuse); penyiksaan, kejam dan kasar.

7) Suasana emosi yang dingin; isolasi dan sukar berteman.

8) Disorganisasi keluarga; disfungsi individu, stres emosional.

c. Struktur Peran

Peran biasanya meyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status


atau tempat sementara dalam suatu sistem sosial tertentu.

1) Peran-peran formal dalam keluarga

Peran formal dalam keluarga dalah posisi formal pada keluarga,


seperti ayah, ibu dan anak Setiap anggota keluarga memiliki peran
masing-masing. Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman
bagi seluruh anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat
atau kelompok sosial tertentu. Ibu berperan sebagai pengurus
rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, pelidung keluarga,
sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai anggota
masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan anak
berperan sebagai pelaku psikosoal sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual

2) Peran Informal

kelauarga Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat


implisit, tidak tampak ke permukaan, dan dimainkan untuk
memenuhi kebutuhan emosional atau untuk menjaga
keseimbangan keluarga.

d. Struktur Nilai

Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai


masyarakat. Nilai keluarga akan membentuk pola dan tingkah laku
dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga. Nilai keluarga ini
akan menentukan bagaimana keluarga menghadapi masalah kesehatan
dan stressor-stressor lain.

4. Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2011) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,


saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan


mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan


sepakat memulai hidup baru

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan
makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan

5. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga


dibagi menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)


Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
Tugas perkembangan

1) Membina hubungan intim dan memuaskan.

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan


kelompok sosial.

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan


menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum
6 minggu.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan. Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang
tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi dan merawat bayi.
Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi
dan orang tua dapat tercapai.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,
proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya
Tugas perkembangan :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan


tempat tinggal, privasi dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi


3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan
anak lain juga harus terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga


maupun dengan masyarakat.

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.


6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan


keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
Tugas perkembangan :

1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan


lingkungan.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.


3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan
orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk
nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
Tugas perkembangan :
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung
jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga. Merupakan tahap paling sulit karena orang tua
melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung
jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

f. Keluarga dengan anak dewasa


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.
Tugas perkembangan
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih


banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua
Tugas perkembangan
1) Mempertahankan kesehatan.Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
2) Meningkatkan keakraban pasangan.
3) Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya

h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti


penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,
menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta
melakukan life review masa lalu.
Tugas perkembangan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.

6. Tugas keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut Bsilon dan Maglalaya (2009) :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga


yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat


di lingkungan setempat
B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto,
2014).
2. Anatomi dan fisiologi jantung
a. Anatomi jantung
1) Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah
(arteri, vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama system
kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen ke
seluruh tubuh dan memompa darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke
sirkulasi paru untuk dioksigenasi (Aspiani, 2016).
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot
dan berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastunum.
Jantung berbentuk seperti kerucut tumpul dan bagian bawah disebut
apeks terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi terletak
pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm dari kiri linea
medioklavikularis, bagian atas disebut basis terletak agak ke kanan
pada kosta ke III sekitar 1 cm dari tepi lateral sternum. Memiliki
ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat
jantung sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan
pada perempuan sekitar 225 gram (Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium
dan dua ventrikel. Jantung dikelilingi oleh kantung pericardium
yang terdiri atas dua lapisan, yakni:
a) Lapisan visceral (sisi dalam )
b) Lapisan perietalis (sisi luar)

Dinding jantung mempunyai tiga lapisan, yaitu :


a) Epikardium merupakan lapisan terluar , memiliki struktur
yang sama dengan pericardium visceral.
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot
yang berperan dalam menentukan kekuatan konstraksi.
c) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas
jaringan endotel yang melapisi bagian dalam jantung dan
menutupi katup jantung.
Jantung mempunyai empat katup, yaitu:
a) Trikupidalis
b) Mitralis (katup AV)
c) Pulmonalis (katup semilunaris)
d) Aorta (katup semilunaris)
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri dan
ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling
berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu
arah. Antara rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.
2) Pembuluh darah
Setiap sel didalam tubuh secara langsung bergantung pada
keutuhan dan fungsi system vaskuler, karena darah dari jantung
akan dikiri ke setiap sel melalui system tersebut. Sifat structural dari
setiap bagian system sirkulasi darah sistemik menentukan peran
fisiologinya dalam integrasi fungsi kardiovaskular. Keseluruhan
system peredaran (system kardiovaskular) terdiri atas arteri,
arteriola, kapiler, venula, dan vena (Aspiani, 2016).
a) Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan
(intima,media,adventisia) yang membawa darah yang
mengandung oksigen dari jantung ke jaringan.
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang
mevaskularisasi kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula
(pembuluh darah yang lebih besr yang bertekanan lebih rendah
dibandingkan dengan arteriol), dimana zat gizi dan sisa
pembuangan mengalami pertukaran
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
e) Vena adalah pembuluh yang berkapasitas-besar, dan bertekanan
rendah yang membalikkan darah yang tidak berisi oksigen ke
jantung (Lyndon, 2014).
b. Fisiologi
1) Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama
jantung. Dalam bentuk yang pailng sederhana, siklus jantung adalah
kontraksi bersamaan kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi
pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan
relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole
(saat ventrikel kontraksi) dan satu periode diastole (saat ventrikel
relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi
spontan sel pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan
relaksasi ventrikel.
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole
ventrikel sehingga ada perbedaan yang berarti antara pergerakan
darah dari ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium akan diikuti
relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi
ventrikel menekan darah melawan daun katup atrioventrikuler
kanan dan kiri dan menutupnya. Tekanan darah juga membuka
katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel melanjutkan
kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi
bersamaan dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus
kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
2) Tekanan darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan
oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding
pembuluh darah, timbul dari adanya tekanan pada dinding arteri.
Tekanan arteri terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik,
tekanan pulsasi, tekanan arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang
mengalir pada arteri saat ventrikel jantung berkontraksi, besarnya
sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolic yaitu tekanan darah pada
dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90
mmHg. Tekanan pulsasi merupakan reflek dari stroke volume dan
elastisitas arteri, besarnya sekitar 40-90 mmHg. Sedangkan tekanan
arteri rerata merupakan gabungan dari tekanan pulsasi dan tekanan
diastolic yang besarnya sama dengan sepertiga tekanan pulsasi
ditambah tekanan diastolik. Tekanan darah sesungguhnya adalah
ekspresi dari tekanan systole dan tekanan diastole yang normal
berkisar120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah lebih dari
normal disebut hipertensi dan jika kurang normal disebut hipotensi.
Tekanan darah sanagat berkaitan dengan curah jantung, tahanan
pembuluh darah perifer (R). Viskositas dan elastisitas pembuluh
darah (Aspiani, 2016)
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau
peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang
memengaruhi terjadinya hipertensi menurut Aspiani (2016) yaitu :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh seitar 95% orang. Hipertensi primer
disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras
(ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan
timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari
30g), kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok, minum
alcohol,minum obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat
kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan
aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II.
Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan darah tekanan
darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan
reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis,
atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali
ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal,
yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume
sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan
volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena
hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer
(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi
yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai
kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016)
4. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis menurut Black (2014)
a. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelelahan
d. Nausea
e. Epitaksis
f. Pandangan kabur atau ganda
g. Tinnitus (telinga berdengung)
5. Klasifikasi
No Kategori Sistolik Diastolic
. (mmHg) (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (Ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180- 209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Khairunnisa, 2019
6. Patofisilogi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus
yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016).
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan hipertensi menurut Aspiani
(2016) yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal
8. Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
a. Penyakit jantung Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris,
dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya
glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan
nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian.
Rusaknya membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan
edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke
daerahdaerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
9. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan
mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya
hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara
non-farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet
1) Rendah garam
2) Tinggi kalium
3) Diet kaya buah dan sayur
4) Rendah kolestrol
b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan
berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa
studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah
c. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung.
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajan Keperawatan
a. Identitas pasien dan keluarga
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang
menyerta biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual
,detak jantung tak teratur, nyeri dada.
d. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih,
dan penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain
f. Aktivitas / istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
g. Sirkulasi
1) Gejala :
a) Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebrovaskuler
b) Episode palpitasi
2) Tanda :
a) Peningkatan tekanan darah
b) Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia
c) Murmur stenosis vulvular
d) Distensi vena jugularis
e) Kulit pucat, sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)
h. Integritas ego
1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian,
tangisan meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan
pola bicara.

i. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu.
j. Makanan / cairan
1) Gejala :
a) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol
b) Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun)
c) Riwayat penggunaan diuretic
2) Tanda :
a) Berat badan normal atau obesitas
b) Adanya edema
c) Glikosuria
k. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
l. Pernapasan
1) Gejala :
a) Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea, ortopnea.
Dispnea
b) Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
c) Riwayat merokok
2) Tanda :
a) Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan
b) Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)
2. Diagnosa keperawatan
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (2017) dengan hipertensi :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
d. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi
intestinal Gangguan perfusi jaringan
3. Rencana Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
pencidera fisiologis selama 3x24 jam diharapkan masalah Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri yang dirasakan pasien dapat teratasi
durasi, frekuensi, intensitas nyeri
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
Tingkat Nyeri 3. Identifikasi faktor yang memperberat
dan meringankan nyeri
Indicator A T
Terapeutik
Keluhan nyeri 2 4
Meringis 2 4 4. Berikan teknik non-farmakologi
Kesulitan tidur 2 4 untuk mengurangi nyeri
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
6. Fasilitasi istrahat dan tidur
Edukasi
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
8. Ajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
kolaborasi pemberian analgesik
No SDKI SLKI SIKI
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
berhubungan dengan perubahan 3x24 jam diharapkan pasien tidak 1. Identifikasi tanda dan gejala penurunan
irama jantung mengalami sesak nafas dengan kriteria
hasil : curah jantung
2. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
Indikator A T
3. Monitor distritmia jantung, termasuk
Tekanan nadi 3 5
gangguan ritme dan konsuksi jantung
Wajah pucat 3 5 4. Monitor status pernafasan terkait
adanya gejala gagal jantung
5. Monitor sesak nafas, kelelahan,
takipnea dan orthopnea
Terapeutik
6. Posisikan pasien semi fowler
7. Dorong aktivitas yang tidak bersaing
pada pasien gagal jantung
Lakukan teknik relaksasi untuk
mengatasi stress
No SDKI SLKI SIKI
3 Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energi
dengan ketidaseimbangan suplai 3x24 jam diharapkan toleransi aktivitas Observasi
oksigen meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengalami kelelahan
Indikator A T
2. Monitor pola dan jam tidur
Kemudahan dalam melakukan 3 5 3. Monitor kelelahan fisik dan emosional
aktivitas Terapeutik
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
Keluhan lelah 3 5
rendah stimulus
Kekuatan tubuh bagian atas 5. Lakukan latihan rentang gerak
dan bawah pasif/aktif
6. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring
8. Anjurkan melakukan aktiitas secara
bertahap
Kolaborasi
9. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
No SDKI SLKI SIKI
.
4. Resiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen cairan
berhubungan dengan disfungsi selama 3x24 jam diharapkan Observasi
intestinal keseimbangan cairan meningkat dengan 1. Monitor status hidrasi
kriteria hasil : 2. Monitor berat badan harian
Tingkat Nyeri 3. Monitor hasil pemeriksaan
Indicator A T laboratorium
Asupan cairan 2 4 Terapeutik
Haluaran urine 2 4
Edema 2 4 4. Catat intake output dan hitung
balance cairan
5. Berikan asupan cairan sesuai
keutuhan
6. Berikan cairan intravena jika perlu
Kolaborasi
kolaborasi pemberian diuretik
Daftar pustaka

Adrian, J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada


Dewasa.
Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.
Khairunnisa, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Ruang
Angsoka di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Nadirawati, 2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga : Teori dan Aplikasi
Praktik. Bandung : Refika Aditama
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi
dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Trianto, (2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Bumi
Aksara.
Setiadi. (2012). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu

Anda mungkin juga menyukai