Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arens Irwanto Kabitu Mauhongga

Nim : 2042101839
Kelas :1
Tugas : Agama

A.Tuliskan pendapat pribadi saudara tentang yang terjadi setelah kematian?.


Jawaban

Pertama, bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Alkitab menyatakan bahwa
setelah kematian, roh/jiwa orang-percaya dibawa ke surga karena dosa mereka telah
diampuni; karena mereka sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat.

Kedua, bagi mereka yang belum menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kematian
berarti hukuman kekal. Sama halnya dengan takdir orang-percaya, orang tidak percaya juga
sepertinya dikirim ke tempat penampungan sementara, sambil menunggu kebangkitan
mereka kepada penghakiman, dan nasib kekal.

B.Buat penjelasan mengenai keselamatan disertai alasannya untuk:


1.Bayi yang mati.
Jawaban

Pandangan (WHEN A BABY DIES) – Ronald Nash mengatakan bahwa bayi yang meninggal
dan orang-orang yang cacat diselamatkan (masuk surga) dengan beberapa alasan:

1.Dilihat dari belum adanya perbuatan moral

Bayi yang belum lahir atau orang yang cacat mental sudah pasti belum atau tidak dapat
melakukan sesuatu yang mereka sendiri pahami. Bagi bayi-bayi mereka bahkan belum
melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka dipersalahkan.Nash mendukung ide ini
dengan mengunakan ayat dalam Wahyu 20, dimana dikatakan bahwa semua orang di adili
sesuai dengan perbuatannya. Sedangkan bayi-bayi yang masih belum melakukan apa-apa
bisa melewati penghakiman Allah yang dilihat dari perbuatan mereka.
2. Bayi-bayi mendapatkan anugerah istimewa

(Matius 19:14-15) Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-
halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya
Kerajaan Sorga.”
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

Ayat ini juga menjadi pendukung bagi Nash untuk mengatakan bahwa bayi-bayi maupun
anak-anak telah mendapatkan berkat sendiri dari Allah. Baginya, pesan yang terkandung
dalam ayat ini lebih dari sekedar bahwa Yesus mengajarkan pada orang-orang dewasa
untuk meneladani iman seorang anak kecil. Ayat ini juga berkata bahwa adanya berkat yang
dimiliki anak kecil, yang bisa dikatakan masih belum mengerti atau menyadari bahwa
mereka berdosa, yaitu berkat untuk memiliki Kerajaan Sorga. (Mat 19:15)

3. Iman percaya tidak diperlukan


Nash mengatakan bahwa anugerah tanpa syarat yang ia percaya dari ajaran Reformed,
seperti yang juga saya percaya. Namun anugerah ini juga berlaku pada bayi-bayi yang
belum lahir dan mereka yang cacat secara mental. Semua bayi dan orang cacat mental
yang meninggal diselamatkan.

Mungkin inilah bagian dari argumennya yang paling saya ragukan. Meskipun saya juga
bingung, ternyata juga banyak tokoh-tokoh Reformed seperti Charles Hodge dan B.B.
Warfield yang percaya akan hal ini.Entah, bagi saya argumen ini terlalu dipaksakan,
memaksakan sesuatu yang kita sebenarnya tidak tahu pasti.

Lalu Nash meneruskan dengan pertanyaan yang ia sadari akan muncul jika ia berargumen
seperti ini, “Bagaimana dengan iman? bukankah harus percaya Yesus terlebih dahulu
supaya bisa diselamatkan?”

Ia menjawab bahwa iman percaya tidak diperlukan, bagi orang-orang yang seperti mereka.
Mereka langsung diselamatkan tanpa syarat oleh Allah, baik bayi-bayi dari orang tua yang
percaya Yesus maupun tidak percaya padaNya. Ia juga mengutip pengakuan iman
Wesminster yang ia katakan mendukung argumennya.

Lalu dalam bukunya ia melanjutkan bab-bab akhir (7&8) dengan argumen melawan
Armenian dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai eksistensi seseorang disurga.
Dalam argumennya melawan Armenian, ia menjelaskan bahwa armenian tidak dapat
memberikan jawaban yang memuaskan dari doktrin dasar mereka.

Armenian percaya bahwa dalam keselamatan, manusia dengan kehendak bebasnya ikut
serta bersma Allah untuk bertindak, yaitu percaya padanya. Nash berargumen bahwa jika
manusia harus terlebih dahulu mengunakan kehendak bebasnya untuk percaya pada Allah,
baru Allah dengan kemahatahuanNya melihat siapa yang akan memilih Dia dari kekekalan,
maka semua bayi tidak ada yang diselamatkan. Karena menurutnya semua bayi belum
dapat menggunakan kehendak bebasnya sendiri.

2.Orang cacat mental atau gila


Jawaban

Alkitab tidak secara khusus mengatakan apakah penderita gangguan mental akan masuk ke
surga atau tidak. Akan tetapi, ada bukti alkitabiah yang menunjuk bahwa jika seseorang
tidak dapat membuat pilihan untuk keselamatan, maka ia diliputi oleh kematian Kristus. Ini
serupa dengan kepercayaan dimana anak kecil, yang di bawah usia sadar untuk memilih
atau menolak Kristus, akan secara otomatis dibawa ke surga setelah mati. Anak Daud
meninggal, dan ia menghibur dengan dirinya, “Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku
yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku” (2 Samuel 12:23). Daud
tahu bahwa suatu hari ia akan menjumpai anaknya di surga. Dari pernyataan tersebut, kita
dapat berasumsi bahwa bayi dan anak kecil, melalui anugerah Allah, secara otomatis
diselamatkan melalui kematian Kristus.

Kita dapat mencapai konklusi bahwa orang yang mengalami gangguan mental juga diliputi
oleh prinsip ini. Namun, Firman Allah tidak secara jelas menyatakan hal ini. Dalam
mengenal kasih, rahmat, dan belas kasih Allah, maka sepertinya konsisten dengan
kepribadian-Nya. Seseorang yang mengalami gangguan mental sedemikian rupa sehingga
ia tidak dapat menyadari keberdosaannya dan mempercayai Kristus untuk selamat
sepertinya satu kategori dengan anak kecil / bayi, dan memperkirakan bahwa orang itu akan
diselamatkan oleh anugerah dan belas kasih Allah yang juga bertindak demikian terhadap
para bayi dan anak kecil juga adalah wajar.

Sama-halnya dengan kasus yang tidak diulas secara mendetil oleh Alkitab, kita harus
menjaga supaya tidak bersikap terlalu dogmatis. Kita tahu bahwa Yesus menerima semua
yang telah diserahkan pada-Nya oleh Allah Bapa dan Ia tidak akan kehilangan satu pun
(Yohanes 6:39). Yesus berkata tentang mereka, “Dan Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:28). Kita beroleh
penghiburan dalam pengetahuan bahwa rencana Allah selalu sempurna, Ia selalu bertindak
dengan benar dan adil, dan kasih serta belas kasih-Nya tak terbatas dan kekal.

3.Mati bunuh diri


Jawaban

Bunuh diri adalah kenyataan yang menyedihkan. Semakin menyedihkan pula jika tragedi
tersebut dipadukan dengan ajaran palsu bahwa bunuh diri secara langsung menempatkan
orang di neraka. Banyak yang percaya ketika seorang Kristen bunuh diri, jiwanya tak
terselamatkan. Ajaran ini tidak ditemui dalam Alkitab.

Alkitab mengajar bahwa, mulai di saat kita percaya pada Kristus, kehidupan kekal kita
dijamin (Yohanes 3:16). Menurut Alkitab, orang Kristen dapat yakin bahwa mereka memiliki
hidup yang kekal (1 Yohanes 5:13). Tidak ada yang mampu memisahkan seorang Kristen
dari kasih Allah (Roma 8:38-39). Segala sesuatu yang diciptakan tidak dapat memisahkan
seorang Kristen dari kasih Allah, dan seorang yang bunuh diri termasuk dalam kategori hal
yang diciptakan; sehingga, bunuh diri pun tidak dapat memisahkan orang Kristen dari kasih
Allah. Yesus mati untuk semua dosa kita, dan jika orang Kristen sejati, yang sedang
mengalami serangan rohani dan kelemahan, bunuh diri, dosanya masih tercakup oleh darah
Kristus.

Menurut Alkitab, bunuh diri atau tidak bukanlah hal yang memastikan jika seseorang masuk
ke surga. Jika seorang yang tidak percaya bunuh diri, ia hanya "mempercepat"
perjalanannya ke neraka. Akan tetapi, orang yang bunuh diri itu akan berakhir di neraka
karena ia telah menolak keselamatan melalui Kristus, bukan karena ia bunuh diri (baca
Yohanes 3:18). Lagipula, tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi di dalam hati
seseorang ketika ia mati. Ada yang bertobat dan menerima Kristus detik-detik sebelum
ajalnya tiba. Mungkin saja dalam waktu singkat itu hati mereka berubah dan mereka berseru
supaya dikasihani Allah. Kita menyerahkan keputusan tersebut kepada Allah (1 Samuel
16:7).

Adanya kasus bunuh diri seorang percaya membuktikan bahwa setiap orang dapat
bergumul dengan keputus-asaan dan bahwa musuh kita, Setan, adalah "pembunuh
manusia sejak semula" (Yohanes 8:44). Bunuh diri tetap saja merupakan dosa yang serius
terhadap Allah. Menurut Alkitab, bunuh diri adalah pembunuhan; sehingga tindakan itu
selalu salah. Orang Kristen harus hidup bagi Allah, dan memasrahkan waktu kematiannya
pada Allah dan Allah saja.

4.Orang yang belum pernah mendengar Injil.


Jawaban

Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa Allah adalah satu dengan tiga pribadi
(Tritunggal). ... Oleh karena Alkitab menyatakan bahwa keselamatan hanya melalui Yesus
dan seorang manusia harus menerima Kristus, maka bagi mereka yang tidak pernah
mendengar Injil adalah hilang (tidak diselamatkan).

Anda mungkin juga menyukai