Anda di halaman 1dari 66

PENDAHULUAN

Syalom, renungan elektronik ini bisa dicetak ataupun


dibagikan kepada siapapun tanpa harus meminta izin dari
penulis. Tentu tujuan penulisan renungan ini untuk memiliki
pertumbuhan iman bersama didalam Kristus Tuhan kita dan
mengjangkau kalangan kaum milenial dalam peningkatan
komunikasi diera pengunaan teknologi digital. Biarlah
teknologi yang makin maju inipun kita menjadi berkat bagi
sesama.

Renungan inipun dapat dikirim kepada daerah-daerah


pendesaan tanpa memerlukan jasa pengiriman, sebab disadari
bahwa mereka yang dipendesaan harus ke kota untuk membeli
buku-buku renungan. Biarlah buku renungan elektronik ini
atau e-book ini menjadi berkat bagi kita semua.

Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Arieas Chijaya, M.Th


HIDUP BEKELIMPAHAN YANG SESUNGGUHNYA

Yohanes 10:1-10

Salam damai sejahtera, ayat yang sudah kita baca


merupakan pengajaran perumpamaan yang diberitakan oleh
Tuhan Yesus Kristus, yaitu:

1. Perumpamaan mengenai gembala dengan domba.


Gembala kita adalah Gembala Agung, yaitu
Tuhan Yesus Kristus yang akan menuntun kehidupan
jemaat-Nya untuk masuk dalam Kerajaan Sorga.
Bagaimana caranya agar kita selalu dituntun oleh
Gembala Agung Tuhan Yesus Kristus? Mendengar
suara-Nya, yaitu dengan membaca, merenungkan
Firman Tuhan dan menjadi pelaku Firman Tuhan
untuk mengikuti suara-Nya. (Yohanes 10:4-5).
2. Perumpamaan mengenai pintu untuk domba-domba.
Pintu merupakan jaminan keselamatan bagi
domba-domba pada saat itu. Sebab kadang domba
yang tidak memiliki pintu lebih mendapatkan
ancaman, tetapi adanya pintu mereka terlindungi dari
ancaman. “Akulah pintu; barang siapa masuk melalui
Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar
dan menemukan padang rumput. Pencuri datang
hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan; Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.” (Yohanes 10:9-10).
Tuhan Yesus Kristus datang untuk
menyelamatkan umat manusia, dan memberikan
hidup dan kelimpahan bagi orang percaya. Maksud
dari “hidup dan kelimpahan”, yaitu berbicara kualitas
kehidupan spiritual bukan berbicara mengenai
keuntungan materi (financial), (bahasa Yunani "Ego
elthon zoen ekhosin kai perisson ekhosin" Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan.. Jadi, makna dari hidup
dan kelimpahan, yaitu memiliki kehidupan rohani
yang berkualitas. Maka orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus sedang dituntun dalam
kehidupan rohani yang berkualitas.

Renungan: Orang bisa memiliki harta benda yang sangat


banyak, namun untuk memiliki kualitas kehidupan kerohanian
tidak bisa dibeli oleh harta benda melainkan melalui
persekutuan yang indah bersama Tuhan Yesus Kristus.
BAGAIMANA MEMILIKI KEHIDUPAN
BERKELIMPAHAN (KEROHANIAN BERKUALITAS)

Matius 5:48

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu


yang di sorga adalah sempurna."

Pada saat seseorang menjadi orang percaya kepada


Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat dan telah dibaptis
untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus. Hal selanjutnya
ialah mengambil keputusan untuk memilih hidup yang
berkelimpahan, yaitu memiliki kualitas kerohanian. Sebab
setiap orang percaya tidak bisa berleha-leha atau masa bodoh
terhadap kerohaniannya setelah mengambil keputusan untuk
menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus.

Keselamatan yang dianugrahkan kepada orang percaya


memiliki tanggung jawab, yaitu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.
Banyak orang percaya (orang Kristen) berkata kita tidak bisa
sempurna seperti Bapa, seakan-akan ungkapan Tuhan Yesus
dalam Matius 5:48 hanyalah ungkapan kosong. Pandangan
tersebut sangatlah keliru, sebab kata “sempurna” dalam
bahasa Yunani yaitu teleioi yang menunjuk kepada
kedewasaan, pertumbuhan rohani yang dapat dilihat dari
buahnya atau kehidupan moral orang percaya.

Tidak ada cara lain untuk memiliki kehidupan yang


berkelimpahan (kerohanian yang berkualitas) dengan
memiliki tujuan hidup yang harus sempurna seperti Bapa di
Sorga. Tujuan hidup yang sempurna seperti Bapa di Sorga
ialah memiliki kedewasaan kerohanian yang berdampak bagi
diri kita sendiri sehingga memiliki kehidupan yang bermoral
dan penuh cinta kasih bagi sesamanya.

Renungan: Berusahalah dan bekerja keraslah untuk


mendewasakan rohani kita, sehingga kehidupan rohani kita
memiliki pertumbuhan yang berdampak dalam kehidupan
moral dan sikap terhadap sesama.
JANGAN MENOLAK PROSES PENDEWASAAN DARI
ALLAH

Ibrani 12:6-11

Seorang Ayah tidak selamanya memanjakan anaknya,


tetapi ada beberapa didikan yang harus dialami anak-anaknya.
Hal tersebut dilakukan demi pertumbuhan jiwa sang anak
untuk mengalami proses pendewasaan. Jika dari usia 0 – 4
tahun selalu disuapin oleh orang tuanya, tetapi untuk tahap
selanjutnya anak tersebut harus bisa mandiri untuk memakan
makanan yang telah disediakan oleh orang tua. Hal
selanjutnya anak akan mengalami banyak didikan untuk
mereka bisa bertumbuh secara jasmani dan rohani sehingga
memiliki etika dan moral yang baik.

Bapa di Sorga pun juga akan mendidik anak-anak-Nya


yaitu kita sebagai orang percaya. Didikan tersebut tidak akan
pernah berhenti sampai kematian dan kedatangan-Nya
kembali, sebab ayat 6 kata “mengahajar” mempunyai bahasa
Yunani “paideuei” yang memiliki fungsi indicative present
active, yang artinya Dia akan mendisiplin (disciplines “NIV”)
orang percaya sampai akhir kehidupannya ataupun sampai
kedatangan-Nya. Kenapa kita harus dihajar maupun disiplin
oleh Allah? karena Allah memperlakukan kita seperti anak
(ayat 7).

Apa saja hajaran dan didikan Allah yang akan diterima


oleh orang percaya?

1. Pada saat kita sudah tidak sesuai dengan kebenaran


Firman Allah, atau tindakan hidup yang tidak
sesuai Firman Allah, maka Allah akan mendidik
kita untuk kembali kejalan-Nya.
2. Allah mendidik kita dalam pergumulan hidup yang
sedang kita hadapi, untuk tetap setia dan
mengandalkan-Nya.
Didikan tersebut tidaklah mengenakan atau tidak
nyaman, namun akan menghasilkan buah kebenaran yang
memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya
(Ibrani 12:11).

Renungan: Didikan Tuhan melalui pergumulan dan hajaran


kepada tindakan orang percaya yang tidak sesuai dengan
kebenaran akan membuat kita dewasa dalam kerohanian, dan
menjaga kita dalam jalan yang benar.
JANGAN PERNAH BERPIKIR ALLAH ITU JAHAT SAAT
DALAM PERGUMULAN HIDUP ANDA

Daniel 3:16-18

Perkataan yang selalu kita dengar ialah semua orang


yang masih bernafas akan menghadapi masalah ataupun
pergumulan hidup. Perkataan tersebut adalah realita
kehidupan, namun kitapun pernah mendengar orang
menyalahkan Tuhan atas permasalahannya ataupun
pergumulannya. Ketidakdewasaan rohani akan selalu
mencurigai Allah saat mereka sedang menghadapi
permasalahan dan mereka mempunyai pikiran bahwa Allah
yang telah melakukan kejahatan atas dirinya. Hal tersebut
tentulah tidak sesuai dengan kebenaran Firman Allah, karena
orang tersebut tidak mengetahui kebenaran Firman Allah.

Firman Allah mencatat sebuah kejadian dari


pergumulan Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengenai
perintah Raja Nebukadnezar untuk menyembah patung yang
serupa dengan dirinya. Perintah tersebut harus ditaati, jika
tidak menyembah patung Raja Nebukadnezar akan
dicampakkan kedalam perapian yang menyala-nyala (Daniel
3:6). Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah orang takut
akan Allah, sehingga pergumulan yang dihadapinya tidak ada
ucapan kutuk-serapa terhadap Allah melainkan kesetiaan
kepada Allah walaupun harus menerima hukuman kedalam
perapian yang menyala-nyala oleh Raja Nebukadnezar
(Daniel 3:16-18). Pada akhirnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego mendapatkan pertolongan dari Allah (Daniel 3:24-
27).

Pelajaran dalam kisah tersebut mengajarkan kita untuk


selalu percaya kepada Allah dan setia. Walaupun saat ini kita
sedang mengalami pergumulan yang membuat kita terseok-
seok (berbeban berat) tetapi Allah adalah Allah yang setia
memberikan kekuatan bagi anak-anak-Nya (2 Korintus 10:13).

Renungan: Keadaan sesulit apapun tetaplah


menghormati Allah dan mempercayai-Nya, bahwa Allah
selalu memberikan jalan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
BERJUANG UNTUK HIDUP TIDAK BERCACAT

1 Yohanes 3:7-10

Perjuangan menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus


ialah berjuang untuk hidup tidak bercacat, tidak hidup dalam
dosa. Namun perkataan tersebut sering dipelesetkan oleh
pembawa Firman Allah diatas mimbar maupun oleh orang
percaya yang lainnya yang tidak mengerti kebenaran sehingga
mengatakan wajarlah jika orang percaya masih jatuh dalam
dosa, jadi tidaklah masalah. Statement tersebut tidak
memperlihatkan perjuangan untuk hidup tidak bercacat.

Firman Allah dalam 1 Yohanes 3: 9 “Setiap orang yang


lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi
tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa,
karena ia lahir dari Allah. Perkataan Firman Allah ini sering
diprotes oleh orang percaya yang tidak mengerti dalam teks
Alkitab, dan berkata: Pak Pendeta mana mungkin saya tidak
berbuat dosa lagi, saya masih tinggal dalam tubuh ini.
kalimat mengenai “tidak berbuat dosa lagi” harus ditinjau
dari teks bahasa Yunani, yaitu οὐ ποιεῖ (ou poiei) yang
memiliki fungsi present active indicative, yang berarti “tidak
terus menerus berbuat dosa”.
Dalam hal ini makna dari “tidak berbuat dosa lagi”
ialah saat seorang memutuskan untuk menjadi pengikut Tuhan
Yesus Kristus yang setia, orang percaya harus meninggalkan
setiap tabiat dosa yang ada pada dirinya atau mengikis
kehidupan masalalunya yang tidak berkenan kepada Allah.
Hal tersebut akan membuat tabiat yang baru (pola kehidupan
yang baru) untuk berjuang hidup dengan tidak bercacat
dihadapan Allah. Kehidupan tersebut akan menuntun kita
memiliki kedewasan rohani dan memiliki moral yang sesuai
kebenaran Firman Allah.

. Renungan: Menjadi orang percaya tidaklah bisa santai,


sebab pemahaman konsep anugrah yang salah akan menjebak
orang percaya bertindak semaunya sendiri, karena orang
percaya harus berjuang mengandalkan Roh Kudus untuk
mengubah kehidupannya sesuai dengan Firman Allah, yaitu
berjuang untuk tidak bercacat dihadapan-Nya.
KEMERDEKAAN YANG SESUNGUHNYA

1 Petrus 2:11, 16-17

Pandangan dunia yang telah meracuni manusia


mengenai kemerdekaan didalam hidupnya, yaitu saat merasa
dirinya memiliki banyak harta, semua kehidupan jasmaninya
terpenuhi, bangga memiliki kedudukan atau jabatan sehingga
dihormati, tetapi itu bukanlah kemerdekaan. Jika hidupnya
masih dibawa perbudakan kecintaan akan dunia, itu bukan
kemerdekaan sesungguhnya. Orang yang banyak harta,
kehidupan yang terpenuhi dan yang memiliki kedudukan
tinggi tidak akan mengalami kemerdekaan jika tidak hidup
sungguh-sungguh dihadapan Allah. Manusia seperti itu akan
mudah jatuh didalam dosa moral, kesombongan, kecurangan,
perselingkuhan, penyembahan berhala dan lain-lain.

Rasul Petrus menjelaskan bahwa orang percaya harus


memiliki kehidupan yang sesuai dengan statusnya sebagai
orang merdeka, yaitu orang yang menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging dan memiliki kehidupan yang
berdampak bagi sesamanya (1 Petrus 2:11-12). Maka tidak
ada artinya seorang yang memiliki harta berkelimpahan,
kehidupan jasmaninya terpenuhi, dan kedudukan tinggi atau
memiliki jabatan, namun masih terikat perbudakan dosa, atau
tindakan moral yang tidak berkenan dihadapan Allah dan
manusia.

Sebelum semuanya terlambat, Allah memberikan


kesempatan kepada kehidupan kita untuk hidup sebagai orang
yang telah dimerdekakan, orang yang telah menerima anugrah
keselamatan dari Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus
Kristus harus memiliki kehidupan yang berkenan dihadapan
Allah dan berdampak kepada sesamanya. Sehingga orang
yang memiliki pikiran yang picik tidak dapat menjatuhkan
kehidupan orang benar karena tidak ada cacat celah dalam
kehidupannya (1 Petrus 2:15-17). Dalam hal ini kemerdekaan
sesungguh ialah tidak cinta akan keinginan dunia, melainkan
hidup berkenan dihadapan Allah.

Renungan: Marilah hidup sesuai dengan status


kehidupan orang percaya yang telah dimerdekakan.
KEMERDEKAAN MEMBERIKAN RASA DAMAI
SEJAHTERA

Yohanes 14:27

Dalam karya penebusan Kristus diatas salib


memberikan kemerdekaan atas dosa. Kemerdekaan tersebut
memberikan rasa damai sejahtera yang tidak terdapat di dunia
ini. Jika damai yang berasal dari dunia ini diukur dari hal yang
fana, namun damai yang berasal dari Kristus melampaui
segala akal (Filipi 4:7). Kenapa melampaui segala akal?
Sebab goncangan apapun, rintangan apapun, ataupun dalam
keadaan apapun tetap merasakan ketenangan jiwa (damai
sejahtera).

Hal ini dapat dirasakan jika seorang benar-benar


menjalin hubungan yang erat dengan Sang Pencipta, Yesus
Kristus Tuhan kita. Jika, seorang tidak menjalin persekutuan
yang dekat dengan Allah tentu kekuatiran akan melanda
kehidupannya (Filipi 4:6). Dari kebenaran Firman Tuhan,
maka kemerdekaan yang berasal dari Tuhan Yesus Kristus
memberikan kita rasa damai sejahtera, melalui persekutuan
yang intim dengan-Nya.
Renungan: Jika kekuatiran masih melingkupi
kehidupan kita, ingatlah bahwa kemerdekaan dalam Tuhan
Yesus Kristus memberikan rasa damai sejahtera. Hal ini dapat
dicapai melalui persekutuan yang intim dengan-Nya. Siapkan
waktu khusus untuk bersekutu dengan-Nya dalam Doa dan
renungan Firman Tuhan.
ALLAH TELAH MENYEDIAKAN TEMPAT KEDIAMAN
YANG KEKAL

Dalam kehidupan manusia kelak akan mengalami


kematiaan, sebab kenyataan ini disadari oleh semua manusia
bahkan semua agama, yaitu mereka yang lahir kelak akan
meninggal. Paulus juga menggunakan perkataan kiasan bahwa
tubuh kita adalah kemah yang sementara selama berada di
bumi dan kelak akan dibongkar, tentu perkataan Paulus
memberikan kenyataan bahwa kehidupan manusia akan
mengalami kematiaan, dan kelak mengenakan kemah yang
bukan berasal dari dunia ini melainkan dari sorgawi (II
Korintus 5:1-2).

Dalam hal ini orang percaya harus menyadari bahwa


untuk mengenakan tubuh kemuliaan seseorang harus terlebih
dahulu mengalami kematiaan. Sebab mereka yang mengalami
kematian akan dibangkitkan tetapi untuk mereka yang
mempercayai Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat (I
Korintus 15:57). Maka kematiaan bukan hal yang mengerikan
bagi kehidupan orang percaya, namun bagi orang Kristen
yang hanya berstatus KTP itu sangat mengerikan, sebab
semua akan menghadap takhta pengadilan Kristus supaya
setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, baik
ataupun jahat ( II Korintus 5:10).

Hal inilah yang harus direnungkan dengan sungguh-


sungguh sehingga menjalani kehidupan tidaklah main-main,
melainkan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari
kematian. Perkataan Rasul Petrus pun mengocang jiwa orang
percaya yang masih suka memberontak, “Jadi, jika segala
sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan
salehnya kamu harus hidup” (2 Petrus 3:11). Perkataan ini
mengenai Hari Tuhan (Kedatangan Tuhan Yesus Kembali),
bahwa menyiapkan hari kematiaan sama juga menyiapkan
waktu kedatangan Tuhan Yesus kembali, sehingga orang-
orang percaya selalu siap sedia baik menghadapi hari
kematian maupun hari kedatangan Tuhan Yesus kembali.
Sebab mereka yang menyiapkan diri dengan sungguh-
sungguh yaitu mengikuti Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran
dari pada-Nya (Firman Allah) telah disediakan-Nya tempat
yang kekal. Amin.

Renungan: Kehidupan ini adalah kesempatan untuk


mempersiapkan diri berjumpa dengan Sang Pencipta
PERSIAPAN UNTUK MASUK KE TEMPAT KEDIAMAN
YANG KEKAL

Oleh karena kematian orang percaya yang berkenan


dihadapan-Nya akan menerima tempat kediaman yang kekal
maka kehidupan ini harus dijalani sesuai dengan perkenanan-
Nya atau sesuai dengan kebenaran-Nya. Dalam hal inilah
orang percaya harus berjuang, sebab untuk hidup sesuai
dengan kebenaran-Nya bukanlah hal yang instan, butuh
sebuah proses terus menerus sehingga tidak terus menerus
melakukan dosa lagi (1 Yohanes 3:9). Proses apa saja yang
harus dijalani sehingga dapat perkenanan-Nya?

1. Menerima Firman Tuhan sebagai makanan rohani.


Seseorang yang malas membaca Firman Tuhan
tentu tidak mengetahui cara untuk berkenan
dihadapan-Nya semua hanya dari pembenaran
dirinya sendiri. Sehingga mereka yang tidak
mengetahui kebenaran Firman Tuhan akan salah
jalan, namun mereka yang menerima Firman Tuhan
sebagai pendoman kehidupan akan terbekati dalam
kondisi apapun (Mazmur 1:3).
2. Merenungkan Firman Tuhan untuk menerima
kekuatan dari makanan rohani
Saat membaca Firman Tuhan bukan hanya sekilas
dan selesai, namun masuk dalam bagian
perenungan dari perkataan Firman Tuhan. Hal ini
membuat pola pikir yang salah akan diperbaharui
oleh kebenaran Firman Tuhan (Mazmur 1:2,
Yakobus 1:21).
3. Melakukan Firman Tuhan untuk pertumbuhan
rohani.
Dalam hal ini Surat Yakobus memberikan
penegasan untuk kehidupan orang percaya bukan
hanya menjadi pendengar, tetapi menjadi pelaku
Firman (Yakobus 1:22).

Renungan: Sudahkah kita serius menjadi pengikut


Kristus? Atau hanya sebatas status ke agamaan saja?
SETIAP HARI MEMILIKI MAKNA ROHANI
Kolose 3:1-4

Seorang yang intim dengan Allah akan dapat


menemukan makna rohani dari kehidupannya sehari-hari,
namun bagi mereka yang tidak mengalami persekutuan yang
intim dengan Allah akan melewati hari-hari dengan biasa dan
akan membuat kehidupannya jenuh ataupun hampa dalam
jiwanya. Hal ini sangat disayangkan jika seorang melewati
hari-harinya tanpa menemukan makna rohani, sebab mereka
akan mengalami kemerosotan kerohanian dan tidak memiliki
pengalaman bersama dengan Allah.
Bagaimana kita bisa dapat memaknai kehidupan sehari-
hari dengan makna rohani? Dengan memikirkan perkara yang
di atas, bukan yang di bumi (Kolose 3:2), mereka yang jarang
bersekutu dengan Allah akan sangat mengalami kebingungan
untuk memaknai ayat ini, maka harus merelakan hatinya
untuk bersukutu kepada Allah melalui doa dan membaca
Firman Tuhan. Dengan hal tersebut, kita akan menerima
pesan dari Sorgawi, yaitu hari-kesehari, dari peristiwa ke
peristiwa yang membuat kita peka terhadap suara Tuhan atas
setiap kejadian yang kita alami.
Pengalaman anda bersama Tuhan akan menjadi berkat
bagi saudara seiman yang lainnya, sebab pengalaman yang
anda lalui bersama Tuhan akan menguatkan kehidupan
sesama. Temukanlah makna rohanimu dalam kehidupan
sehari-hari dan anda akan peka terhadap suara Tuhan dari
setiap kejadian yang dialami.

Renungan: Bersekutu dengan Allah, kunci menemukan


makna kerohanian hari ke hari.
JANGAN MEMANDANG SESEORANG DENGAN
UKURAN DUNIA

Yakobus 2:1-4

Dalam kehidupan sosial manusia pada umumnya


memandang satu dengan yang lain berdasarkan mapan atau
tidak mapannya seseorang, memiliki harta atau minim harta
(tidak memiliki harta). Maka dunia memberikan padangan
bahwa kehormatan tidak diukur berdasarkan ciptaan Allah,
melainkan diukur dari jabatan, harta dan eksisnya seseorang.
Mereka yang tidak memiliki hal tersebut akan dianggap oleh
dunia kelas menengah kebawah.

Hal tersebut sangatlah prihatin jika pengikut Kristus


masa kini juga melakukan hal tersebut. Sebab pandangan
dunia tidaklah boleh meracuni kehidupan orang percaya.
Bagaimana pandangan Firman Tuhan untuk orang percaya
mewaspadai pengajaran dunia?

1. Jangan amalkan iman dengan memandang muka (ayat 1-


3).
Hanya memiliki kasih kepada orang yang memiliki harta,
hanya berbuat baik dan menghormati orang yang memiliki
harta, jabatan dll. Hal ini memberikan kemunafikan yang
sangat mendalam, atau dalam dunia bisnis sebagai penjilat.
Maka sebagai orang percaya janganlah mengikuti hal ini,
tetapi hormatilah satu dengan yang lain tanpa memandang
ras dan golongan.
2. Janganlah hati terbujuk dengan murah hati yang palsu
(Kemunafikan) (ayat 4).
Sama dengan poin pertama, mereka yang hatinya
terbujuk dengan murah hati yang palsu (kemunafikan) akan
memberikan senyum yang palsu kepada beberapa orang dan
meremehkan orang yang lain karena pandangan dunia
(jabatan, kekayaan dan eksistensi tinggi yang berhak
menerima hormat). Dalam hal inilah seorang percaya
harus menjaga hatinya dari segala kewaspadaan (Amsal
4:23), menjaga dengan kebenaran Firman Tuhan
(Mazmur 119:105).

Renungan: Mari memandang sesame manusia dengan


kasih Allah, bukan dengan pandangan dunia.
MENGIKUTI TERANG KRISTUS

Matius 11:20-24

Dalam kebenaran Firman Tuhan yang kita baca, bahwa


mukjizat belum tentu membawa seseorang kepada pertobatan
yang sejati. Seorang yang sudah melihat mukjizat dan
pertolongan Tuhan namun tidak bertobat (berbalik kepada
jalan Tuhan) akan menerima hukuman yang lebih berat dari
orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Hal ini
diungkapkan oleh Tuhan Yesus Kristus bahwa kota Khorazim,
Betsaida dan Sidon yang telah menerima mukjizat namun
tidak bertobat akan lebih berat hukumannya dari kota Tirus,
Sidon dan Sodom (Kota kafir atau kota yang tidak takut akan
Tuhan), ayat 24.

Semua orang percaya tentu merindukan mukjizat dalam


kehidupannya, bahkan mereka yang dalam pergumulan berat
yang seakan-akan tidak ada jalan keluar, sehingga banyak
orang yang bernazar jika mukjizat terjadi ia akan bertobat,
mukjizat terjadi ia akan pergi ke gereja, mukjizat terjadi ia
akan memberi persembahan, dan lain-lain. Maka Firman
Tuhan pada hari ini mengajarkan kita jangan mengejar
mukjizatNya tetapi datanglah kepada Dia yang memberikan
terang kepada manusia untuk mengalami pertobatan.
Mereka yang menerima terang (petunjuk jalan
kebenaran) akan memiliki prinsip yang kokoh, yaitu:

1. Bertobat tidak harus melihat mukjizat Tuhan (Kisah


Para Rasul 9).
Paulus mengalami pertobatan bukan karena melihat
mukjizat Tuhan, melainkan hajaran Tuhan kepada
dirinya karena telah menganiaya pengikut Yesus
Kristus Tuhan.
2. Bersyukur tidak harus karena melihat mukjizat
Tuhan (Habakuk 3:17-18).
Doa dari nabi Habakuk mengoncang hati kita,
bahwa apapun keadaannya “aku akan bersorak-
sorai di dalam Allah” (ayat 18).
3. Merasakan hadirat-Nya tidak harus karena melihat
mukjizat Tuhan (Daniel 3:16-18).
Kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego memberikan
kita peneguhan, saat tidak melihat mukjizat
sekalipun tetap merasakan penyertaan dari Allah.

Renungan: Bukan mukjizat yang kita kejar, tetapi


terang Kristus yang menuntun kita kepada pertobatan sejati,
sudahkah kita berjalan dalam terangnya, yaitu melakukan
kebenaran Firman Tuhan.
BERSYUKUR ADALAH TINDAKAN PERCAYA
KEPADA ALLAH

Matius 16:5-12

Tentu sebagai manusia terkadang ada masalah minta


tanda, segala hal yang terjadi minta tanda. Pada renungan hari
ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya dan
begitu juga kita, bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita
percayalah sepenuhnya kepada Allah daripada meminta tanda.
Mari kita masuk dalam perenungan Firman Tuhan.

1. Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-


murid-Nya “berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap ragi orang Farisi dan Saduki (Ayat 5).”
Walaupun disalah mengerti oleh para murid-Nya
namun pada akhirnya mereka mengerti bahwa yang
harus diwaspadai ialah pengajaran orang Farisi dan
Saduki. Apakah pengajaran orang Farisi dan Saduki?
Konteks ini terdapat pada Matius 16:1-4, bahwa
pengajaran mereka selalu meminta tanda untuk
dapat percaya Yesus Kristus adalah Allah yang
ajaib, Sang Messias. Sebab orang Farisi dan Saduki
sudah banyak melihat dan mendengar kabar
mengenai mukjizat yang Tuhan Yesus lakukan.
Mukjizat yang Tuhan Yesus Kristus lakukan adalah
tanda bahwa Ia adalah Juruselamat umat manusia.
Aplikasi: Jika sudah sering merasakan mukjizat
Tuhan Yesus Kristus, apakah kita harus nuntut
tanda mukjizat lagi untuk mempercayai Tuhan
Yesus Kristus sepenuhnya? Kematian,
Kebangkitan, dan Kenaikan Tuhan Yesus
Kristus sudah cukup dan mengucap syukurlah.

2. Tuhan Yesus Kristus menjelaskan bahwa ucapan


syukur mendatangkan keajaiban dalam kehidupan
orang percaya (ayat 9-10). Sebab mukjizat Tuhan
Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius
14:19) dan mukjizat Tuhan Yesus memberi makan
empat ribu orang (Matius 15:36) dilakukan dengan
ucapan syukur.
Aplikasi: Tidak perlu minta tanda mukjizat
Tuhan Yesus Kristus baru kita percaya
sepenuh-Nya, tetapi lakukanlah semua dengan
ucapan syukur walaupun dalam masa
pergumulan.
Renungan: Bersyukurlah, bersyukurlah dan
bersyukurlah, bahwa dalam setiap keadaan kita percaya
kepada Allah yang hidup.
JIWAKU MELEKAT KEPADA-MU ALLAH

Mazmur 63:9

Menyediakan waktu untuk merenungkan Firman Tuhan


sangatlah penting, sehingga dapat menilai diri sendiri dengan
nilai-nilai Firman Tuhan. Apakah kita masih melekat kepada
Tuhan? Apakah pergumulan kita justru membuat kita
menjauh dari pada Tuhan? Hari ini mari buka hati anda untuk
merenungkan kebenaran Firman Tuhan.

Mazmur 63:9 “Jiwaku melekat kepada-Mu tangan


kanan-Mu menopang aku”. Nyanyian ini diserukan ketika
Raja Daud berada di padang gurun Yehuda (Mazmur 63:1).
Jika anda berada dalam situasi padang gurun, yang membuat
hati anda panas, yang membuat anda keletihan, karena
pergumulan dan persoalan hidup yang sedang dihadapi,
masihkah anda melekat kepada Allah? ayat 9, mengatakan
“melekat kepada Tuhan” mendapatkan “penopang dari
TUHAN” maka makin anda jauh dari Tuhan pada situasi
seperti padang gurun, jiwa anda akan mengalami kehausan.
Namun jika anda melekat kepada Tuhan, Ia akan memberikan
minuman kepada jiwa anda untuk melewati padang gurun
(pergumulan anda).
Daud memberikan teladan bagaimana caranya melekat
dengan Allah:

1. Masuk dalam hadirat Allah dalam penyembahan


dan pujian (Mazmur 63:4-6).
2. Berdoa dan merenungkan Firman Tuhan (Mazmur
63:7).

Dalam hal ini jangan pernah memutuskan untuk jauh


dari pada Tuhan dalam situasi apapun, Dia memberikan
kekuatan, tangan-Nya yang dahsyat akan menopang kita. Mari
masuklah dalam penyembahan dan pujian, berdoa dan
renungkanlah Firman Tuhan, melekatlah kepada-Nya maka
jiwa-Mu akan dipuaskan.

Renungan: Berilah waktu yang terbaik untuk


penyembahan, pujian, berdoa dan membaca Firman Tuhan,
sebab penopangan Allah akan menyertai-Mu.
BERBALIKLAH DARI CARA HIDUP YANG LAMA

2 Tawarikh 7:14

Ada seseorang yang bangga terhadap kehidupannya


yang jahat, sehingga kehidupan yang bengis dianggap sebagai
tindakan yang keren, hal itu wajar karena mereka tidak
mengenal kebenaran. Yang menjadi tidak wajar ialah saat
mengetahui nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan, dan
menganggap dirinya sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus
tetapi melakukan tindakan kejahatan, tindakan yang tidak
bermoral dan melukai hati Tuhan.

Dalam hal ini ada waktunya seseorang tidak bisa


bertobat jika kesempatan pertobatannya telah ditutup, yaitu
pada saat hari kematiannya tiba dan pada saat kedatangan
Tuhan Yesus Kristus kembali. Maka renungan dalam 2
Tawarikh 7:14 “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu
berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan
mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta
memulihkan negeri mereka. Bahwa Pengampunan tidak
terjadi jika hanya ucapan bibir saja, melainkan ada tindakan,
yaitu:
1. Merendahkan diri di hadapan Allah, bahwa kita
telah melakukan banyak kesalahan yang menyakiti
hati Allah dengan kepolosan seperti anak-anak
menghampiri bapanya, demikianlah datanglah
kepada-Nya (Matius 18:4).
2. Berdoa dan mencari wajah Allah, melakukan
persekutuan yang erat dengan-Nya menjalin
hubungan yang mesrah dengan Allah sehingga
mengetahui jalan yang harus ditempu sesuai dengan
perkenanan Allah (Kolose 1:9).
3. Berbalik dari jalan-jalan yang jahat, tidak
mengulangi keburukan pada masa lalu kita, yaitu
memiliki hidup yang baru dalam Yesus Kristus
Tuhan kita (2 Korintus 5:17).
4. Dia akan mengampuni dosa kita, sebab Ia adalah
setia dan adil dan menyucikan kita dari segala
kejahatan ( 1 Yohanes 1:9).

Renungan: Bahwa kehidupan ini adalah kesempatan, jika


melewati batas waktu yang sudah ditetapkan maka kita tidak
dapat mengubahnya lagi, berbalik dam carilah wajah-Nya.
JANGAN HANYA MEMAKAN REMAH-REMAH ROTI

Matius 5:6

Pada saat seorang teman mengatakan kepada anda ada


roti yang enak dan anda membelinya untuk membuktikan
bahwa roti tersebut enak. Namun untuk membuktikan roti
tersebut enak atau tidak tergantung pada anda, apakah anda
hanya makan remah-remahnya saja? atau memakan roti secara
utuh? Sama seperti seorang pengkhotbah ataupun sahabat
anda yang menceritakan pengalamannya dengan Tuhan
sungguh luar biasa, namun anda tidak mengalaminya karena
hanya sebatas mendengar dan mempercayai cerita dari
pengalaman tersebut. Maka dalam hal ini kita akan
merenungkan Firman Tuhan sebagai berikut:

Matius 5:6 “Berbahagialah orang yang lapar dan


haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
Kebenaran yang memuaskan kehidupan orang percaya karena
mereka mengalami secara langsung kebenaran tersebut.
Kenapa para Rasul rela mati demi injil? Karena mereka
mengalami secara langsung mengenai kebenaran bahwa di
dalam Yesus Kritsus adalah jalan keselamatan umat manusia,
dan rumah orang percaya bukan di dunia ini, melainkan di
Kerajaan Sorga (Yohanes 17:14).
Anda tidak akan dapat menikmati pengalaman bersama
Tuhan jika itu hanya berasal dari pendeta yang berkhotbah
dan dari sahabatmu, tetapi rasakan sendiri dan nikmatilah
sendiri roti tersebut, yaitu pengalaman bersama Tuhan secara
langsung. Harus diingat bahwa setiap orang mempunyai
pengalaman yang berbeda-beda sehingga tidak perlu
membandingkan pengalaman anda dengan pengalaman yang
wow… yang orang lain rasakan, sebab perjalan Musa dengan
Allah mempunyai pengalamannya sendiri, dan perjalanan Nuh
dengan Allah mempunyai pengalamannya sendiri, dll. Bahkan
tokoh-tokoh Alkitab mempunyai pengalamannya sendiri
bersama Allah.

Bagaimana kita dapat merasakan pengalaman bersama


Allah (Matius 5:6):

1. Haus dan lapar akan kebenaran, merindukan hadirat


Allah dan bertumbuhlah dalam pendengaran akan
Firman Tuhan, sebab mereka yang tidak merasakan
hadirat Allah tidak akan mengerti dan tidak akan
mengetahui apakah Allah berjalan dengannya.
2. Berani melangkah bersama Allah, bukan hanya
sebatas pengetahuan tetapi berani melangkah
bersama-Nya, maka rasakanlah pengalaman dengan
Dia dari musim-ke musim.
DILUAR TUHAN TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA
Yohanes 15:5

Banyak orang merasa bahwa segala sesuatu yang


dilakukannya bisa berhasil karena usahanya sendiri dan
kekuatannya sendiri sehingga tanpa Tuhan tidaklah masalah.
Dunia secara real memberikan penekanan bahwa orang yang
berhasil dalam financial bukan hanya orang Kristen saja,
sebab orang ateispun (orang tidak percaya adanya Tuhan) juga
dapat berhasil dalam usahanya. Namun yang harus
diperhatikan secara seksama “mereka hanya berhasil dalam
pandangan dunia”.
Dalam Yohanes 15:5, bahwa keberhasilan yang
sesungguhnya ialah menyenangkan Allah dan menghasilkan
buah bagi kemuliaan-Nya. Inilah perbedaan dunia dengan
pandangan sorgawi, sebab mereka yang berhasil dalam
pandangan dunia akan memiliki kerapuhan dalam jiwanya
saat goncangan kehidupan menerpanya, dan keberhasilannya
tidak akan menjadi berkat bagi sesama melainkan hidup
dalam kesombongan. Yohanes 15:5 memberikan sebuah
nasehat bahwa didalam Kristus kita dapat meraih keberhasilan
baik secara jasmani maupun rohani untuk memuliakan nama-
Nya dan menjadi berkat kepada sesama. Sehingga kehidupan
orang percaya bukan hanya menjadi berkat dalam kepenuhan
jasmani saja melainkan menjadi berkat dalam gaya kehidupan
Kristus kepada sesama.
Hal yang perlu dilakukan untuk menerima kelimpahan
berkat, ialah hidup dalam Firman-Nya Yohanes 15:7. Jika,
tidak hidup dalam firman-Nya kita tidak dapat berbuat apa-
apa karena hanya melukai hati Allah saja. Marilah berjuang
menjadi berkat kepada sesama bukan dalam hal jasmani saja
melainkan membagikan spirit takut akan Tuhan.

Renungan: Bahwa diluar Tuhan kita tidak bisa menjadi


berkat bahkan tidak mendapatkan kekuatan dari Allah saat
badai hidup menerpa kita.
KITA DITUNTUN ALLAH UNTUK MENJADI BERKAT

Yosua 1:8

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup


bermasyarakat sehingga berinteraksi dengan manusia yang
lainnya. Tanpa sadar manusia dengan manusia yang lainnya
dapat memberikan pengaruh, baik itu hal yang baik ataupun
hal yang buruk. Begitu juga dengan kehidupan kita sebagai
anak Allah, apakah menjadi pengaruh yang baik atau menjadi
pengaruh yang buruk?

Dalam hal ini kita akan merenungkan Firman Tuhan


dalam Yosua 1:8 “janganlah engkau lupa memperkatakan
kita Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,
supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang
tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu
akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Yosua sebagai
pemimpin yang mengantikan Musa tentu akan memberikan
pengaruh yang sangat besar, sehingga dari setiap keputusan
atau langkah yang diambil akan mempengaruhi orang yang
dipimpinnya. Dari hal tersebut Yosua 1:8 menjadi kunci bagi
kehidupan Yosua sebagai pemimpin yang memberikan
teladan yang berkenan di hadapan Allah. Maka ada beberapa
kunci agar kehidupan orang percaya dapat memberikan
pengaruh yang berkenan dihadapan Allah, sebagai berikut:

1. Memiliki waktu untuk merenungkan Firman Tuhan.


Tentu ini berbicara mengenai doa, penyembahan
dan perenungan Firman Tuhan, sehingga kebenaran
tersebut akan terhisap dalam jiwanya dan membuat
mereka berpikir ulang saat melakukan yang tidak
berkenan di hadapan Allah.
2. Selalu hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.
Kehidupan seperti ini akan memberikan pengaruh
yang sangat hebat, sehingga orang-orang sekeliling
akan melihat kebenaran dari gaya kehidupan yang
intim dengan Allah.

Dalam hal ini kehidupan yang berhasil bagi orang


percaya ialah memberikan teladan takut akan Tuhan kepada
orang-orang disekitar kita, sehingga membangkitkan kembali
iman mereka yang lemah.

Renungan: Milikilah waktu dengan Tuhan sehingga jiwa kita


disegarkan dan mengalami pertumbuhan yang dapat
memberikan pengaruh bagi orang sekliling kita.
SALINGLAH MEMBANGUN IMAN KEPADA YANG
LAIN

I Tesalonika 5:11

Banyak perkataan yang telah kita dengar bahwa selama


masih hidup di dunia ini, kita akan selalu memiliki
pergumulan, tantangan maupun berbagai permasalahan.
Begitu juga dalam kehidupan rohani kita akan diberikan
tantangan untuk bertumbuh di dalam Tuhan atau justru kita
jauh dari Tuhan karena menyerah dari tantangan tersebut.
Dalam hal inilah tugas dari saudara seiman yaitu saling
membangun dengan yang lainnya untuk tetap berjuang dalam
masa-masa pergumulan yang berat.

I Tesalonika 5:11 “Karena itu nasihatilah seorang


akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti
yang memang kamu lakukan.” Banyak sebagian orang
memiliki karakter yang buruk, pada saat saudara seiman
memiliki pergumulan yang sangat berat hanya ucapan kasian
saja bahkan merasakan sukacita atas pergumulan yang sedang
dialami saudara seimannya. Tentu itu bukanlah karakter ilahi,
maka pada saat seorang memiliki pergumulan dalam
kehidupannya, tugas kita adalah
a. Memberikan nasihat sesuai dengan kebenaran
Firman Tuhan. Jika, selama ini pergumulan yang
dihadapinya karena ketidaktaatan kepada Allah
berikanlah nasihat untuk kembali kepada jalan
Tuhan.
b. Salinglah membangun satu dengan yang lainnya.
Tantangan yang dihadapi oleh saudara seiman kita
menjadi peluang bagi kita untuk mempraktekan
kebenaran Firman Tuhan, yaitu memberikan
dukungan, dan pesan-pesan Firman Tuhan sehingga
memberikan kebangunan rohani dalam keadaan
pergumulan yang berat.
c. Berdoalah baginya. Bahwa saling membangun
bukan hanya sebatas percakapan saja, ataupun
memberi pesan-pesan Firman Tuhan, melainkan
berdoalah baginya untuk diberikan kekuatan selalu
dalam masa-masa pergumulannya.

Renungan: Sudahkan kita menjadi berkat ditengah-tengah


pergumulan saudara seiman? Inilah saatnya saling
membangun satu dengan yang lainnya.
TIDAK ADA YANG SETAJAM FIRMAN ALLAH

Ibrani 4:12-13

Seorang dokter spesialis bedah sangat ahli dalam


memegang pisau bedah pada saat mengoperasi pasiennya
bahkan untuk memisahkan daging yang busuk dari daging
yang baik. Begitu juga dalam renungan Firman Tuhan saat ini,
bahwa Firman Tuhan sangatlah tajam untuk memotong
kebusukan jiwa kita. Namun untuk memotong kebusukan kita
diperlukan tindakan dari diri sendiri menyetujuinya atau tidak.
Hal ini sangatlah serius, sebab kebusukan yang terlalu lama
akan menjadi tumor yang ganas dan tidak dapat dikendalikan
lagi.

Mengapa kita harus membedah jiwa kita oleh Firman


Tuhan (ayat 13)?

1. Membuang kebusukan atau kemunafikan kita.


Semua tindakan yang kita lakukan bahkan yang
busukpun dapat terlihat dari tajamnya Firman
Tuhan. Pada saat seorang membaca dan
merenungkan Firman Tuhan disitulah tajamnya
Firman Tuhan untuk mengorek kebusukan kita.
Dalam hal ini tidak ada yang dapat disembunyikan,
maka kita harus dipulihkan dan biarlah Firman
Tuhan membedah kehidupan kita sehingga kita
dapat memperbaikinya dengan kuasa Roh Kudus.
2. Menyadarkan diri untuk memiliki kesehatan Roh.
Jika seseorang tidak disadarkan bahwa dirinya sakit,
maka orang tersebut sedang dalam ancaman
kematian. Begitu juga dengan rohani kita, jika tidak
memiliki kesadaran bahwa kehidupan rohnya
mengalami kesakitan maka mendapatkan ancaman
kematian yang kekal. Teguran-teguran Firman
Tuhan membuat kita sadar bahwa kita harus
dipulihkan, kita membutuh kuasa Roh Kudus untuk
proses pemulihan.

Renungan: Sebelum terlambat biarlah Firman Tuhan yang


menuntun kehidupan kita, untuk melepaskan kebusukan yang
menempel dalam jiwa kita dan dengan kuasa Roh Kudus
memberikan kita kemampuan untuk mengalami kesehatan
jiwa terus menerus.
MENDERITA KARENA KRISTUS

1 Petrus 4:14-16

Banyak berita yang sudah kita dengar bagaimana orang


Kristen dianiaya bahkan ada beberapa gereja yang sudah
ditutup baik secara nasional maupun secara internasional. Jika,
pada hari ini situasi kita pada zona nyaman tetap teguhkanlah
hatimu. Tetaplah ajarkan kepada anak dan cucu untuk
memiliki iman yang teguh. Jika, pada masa penganiayan
karena Kristus, apakah yang harus kita lakukan?

1. Tetaplah setia, “Berbahagialah kamu, jika kamu


dinista karena nama Kristus…” (ayat 14). Kata
“berbahagialah” menggunakan kata Yunani
μακάριοι (Makarioi) yang menunjuk kepada
keadaan yang diberkati. Ternyata berkat bukan
hanya berbicara mengenai financial keuangan yang
kuat, tetapi juga dalam masa penganiayaan karena
Kristus, karena kebenaran dinyatakan itupun adalah
keadaan yang diberkati walau dalam masa
penganiayaan.
2. Janganlah malu karena kebenaran didalam Yesus
Kristus Tuhan kita, “… maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah
dalam nama Kristus itu” (ayat 14). Tidak perlu
malu jika kita pengikut Tuhan Yesus Kristus
walaupun dalam keadaan dihina, dilecehkan
ataupun dikucilkan karena kebenaran Firman
Tuhan. Yang harus malu jika kita masih hidup
dalam kejahatan yang tidak bermoral, dll (ayat 15).

Teguhkanlah hatimu, sebab dalam situasi apapun


biarlah nama Tuhan kita Yesus Kristus dipermuliakan
untuk selama-lamanya.

Renungan: Tidaklah perlu malu menjadi pengikuti


Tuhan Yesus Kristus walaupun dalam masa penderitaan,
tetapi malulah jika kita masih belum bertobat dari
kejahatan kita.
HANYA SATU CARA UNTUK TETAP SETIA DALAM
KEBENARAN

Mazmur 119:11

Ada banyak cara untuk membaca sebuah tulisan, ada


yang membaca dengan cepat dan ada yang membaca dengan
perlahan. Namun yang terpenting ialah bagaimana pembaca
memahami apa yang dibacanya. Jika salah memahami apa
yang dibacanya tentu akan menjadi gagal paham dalam tulisan
yang dibacanya, sehingga dapat mempengaruhi pola pikir
yang salah.

Begitu juga saat seseorang membaca Firman Tuhan,


bukan hanya asal selesai membaca Firman Tuhan, namun
mengerti apa yang dibacanya. Sebab pengertian yang
disampaikan oleh Firman Tuhan menjadi pengajaran bagi
kehidupan orang percaya. Nah, pengajaran Firman Tuhanlah
yang menjadikan kita sebagai manusia yang menyenangkan
hati Sang Pencipta dalam kondisi apapun.

Mazmur 119:11 “Dalam hatiku aku menyimpan janji-


Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau”

1. Jangan meremehkan pengajaran Firman Tuhan,


sebab tanpa pengajaran Firman Tuhan, manusia
akan hidup dalam kegelapan dosa dan tidak
mengetahui kehendak-Nya ataupun menyenangkan
hati-Nya.
2. Jangan hanya sebatas membaca Firman Tuhan,
tetapi renungkanlah dan simpanlah dalam jiwamu,
sebab terang yang disimpan dalam jiwamu akan
menerangi kegelapan yang ingin menyelimutimu.
3. Simpanlah kebenaran dalam hatimu dan lakukanlah,
sebab pada masa penghakiman bukan yang dilihat
oleh matamanusia, melainkan mata Allah yang
tertuju dalamnya hati manusia.

Renungan: Jika selama ini hanya sekedar membaca Firman


Tuhan, mari saat ini renungkanlah Firman Tuhan dan
tanamlah dalam hati kita.
DALAM KRISTUS, KEMATIAN TIDAKLAH
MENGERIKAN

Filipi 3:20-21

Dalam realita kehidupan di dunia bahwa setiap


makhluk hidup kelak akan mengalami kematian, termasuk
manusia. Namun realita tersebut seringkali memberikan rasa
takut bagi manusia, sehingga banyak manusia sangatlah takut
menghadapi hari kematianya. Namun yang harus diingat
manusia, bahwa realita tersebut tidaklah bisa dilawan bahwa
memang kenyataannya manusia akan mengalami kematiaan.

1. Kenapa kematian tidak mengerikan?

Firman Tuhan memberikan realita kembali bahwa


orang percaya akan mengalami kematiaan jasmani namun
kematian tersebut tidak menakutkan ataupun mengerikan.
Kenapa tidak menakutkan sebab kematian jasmani bagi orang
yang percaya kepada-Nya dengan sungguh-sungguh adalah
jembatan untuk memiliki tubuh kemuliaan. Inilah yang
dijelaskan dalam Filipi 3:20-21 “Karena kewargaan kita
adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan
Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan
mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang
dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

2. Bagaimana untuk menghadapi ketakutan dalam


masa menjelang kematian?

Hanya satu cara saja yaitu berdiri teguh dalam iman,


pengharapan dan kasih kepada Allah (1 Korintus 13:13), hal
ini membuat kita memiliki keberanian menjelang hari
kematian. Tentu berdiri teguh dalam iman ialah memiliki
persekutuan yang erat dengan Allah dan hidup yang sesuai
dengan kebenaran Allah (Filipi 4:1).

Jika, kita masih memiliki ketakutan maka masih ada


yang kurang beres dalam kehidupan ini, sehingga memiliki
rasa ketakutan untuk menghadapi hari kematian. Hal ini
menjadi perenungan yang mendalam sehingga orang percaya
harus menyiapkan hari kematiannya dengan serius

Renungan: Jika hari ini anda masih bisa bernafas,


berarti Tuhan masih memberikan kesempatan untuk
menyiapkan hari kematian yang indah di mata Allah

\
IMAN BUKANLAH SEBATAS TEORI

Yakobus 2:17

Apakah kita memiliki iman? Banyak orang


menganggap saya sudah percaya pada Tuhan Yesus Kristus
yang menyelamatkan umat manusia. Apakah hal tersebut
sudah dapat dikatakan beriman? Nah, kata “Iman” dalam
bahasa Yunani ialah “πίζηις (pistis) yang memiliki arti
kepercayaan atau penyerahan hidup kepada yang
dipercayainya. Maka pada saat seorang hanya sebata percayas
Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan yang menebus dosa
manusia dan juruselamat manusia namun tidak menyerahkan
hidup kepada yang dipercayainya maka belum masuk dalam
kategori iman.

Dalam hal ini, surat Yakobus 2:17 “Demikian juga


halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan,
maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”, maka iman
bukan hanya sebatas teori, melainkan perbuatan yang berserah
kepada Tuhan. Apa yang dimaksud perbuatan yang berserah
kepada Tuhan?

1. Iman, langkah hidup yang mau diatur oleh Tuhan.


2. Iman, langkah hidup yang tidak dikuasai kekuatiran.
3. Iman, langkah hidup yang memberikan teladan
takut akan Tuhan.

Jika, pada hari ini kita hanya sebatas teori saja dan tidak
melangkahkan kaki kita untuk melakukan perbuatan-
perbuatan iman. Ini saatnya kita membuktikan hidup di dalam
iman. Kehidupan ini adalah sekolah kehidupan untuk
menunjukkan kualitas iman ditengah-tengah dunia yang
makin jahat,

Renungan: Saatnya bukan lagi berteori mengenai iman,


tapi mempraktekan tindakan iman dalam kehidupan kita
sehari-hari.
ALLAH MENOPANG KEHIDUPAN KITA

Filipi 4:11-13

Dalam mengiring Tuhan, rasul Paulus memberikan


sebuah kesaksian bahwa kehidupannya pernah merasakan
hidup dalam kekurangan, hidup dalam kelimpahan, tahu
rasanya kenyang dan mengetahui rasanya kelaparan. Yang
menjadi perenungan ialah apa yang membuat rasul Paulus
tetap kuat ataupun tahan banting dalam masa-masa krisis
dalam kehidupannya?

Pada masa krisis bukan dengan kekuatan dari diri


sendiri melainkan “Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Bahwa
melalui kuasa dari Kristuslah sehingga rasul Paulus dapat
menghadapi segala rupa keadaan dalam kehidupannya.
Persoalan yang menerpa dalam kehidupan dan perjalanan
rasul Paulus, tidaklah menjadi persoalan sebab keintiman
rasul Paulus dengan Sang Pencipta memberikan kesadaran
bahwa ia tidak berjalan sendiri melainkan dengan Allah
sumber kekuatan dalam kehidupannya.

Firman Tuhan yang disampaikan Rasul Paulus dalam 1


Korintus 10:13 “pencobaan-pencobaan yang kamu alami
ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi
kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan
memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.”

Hal tersebut memberikan kita kesadaran, pada saat


seorang memiliki hubungan dengan Allah dalam doa dan
merenungkan Firman Tuhan, ialah

1. Tuhan Yesus Kristus adalah sumber kekuatan.


2. Tuhan Yesus Kristus adalah sumber jawaban.
3. Tuhan Yesus Kristus adalah sumber kehidupan.

Renungan: Kehidupan ini banyak rintangan tetapi didalam


Kristus Yesus Tuhan memberikan kita hidup yang penuh
dengan harapan, sebab Dia sumber kekuatan, jawaban dan
kehidupan bagi umat-Nya. Amin
TUJUAN LANGKAH HIDUP YANG SESUAI
KEHENDAK TUHAN

Yosua 24:15

Dalam kehidupan ini kita tidak bisa sembarangan


melangkah, sebab harus dipikirkan lebih dahulu. Apakah
langkah yang kita ambil merupakan kehendak Tuhan dan
menyenangkan hati-Nya? Begitu juga dengan Yosua
mengambil keputusan “... seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada TUHAN!” Langkah yang diambil Yosua
sesuai dengan kehendak Tuhan dan menyenangkan hati-Nya.

Kenapa tiap langkah kita harus sesusai dengan


kehendak Tuhan?

1. Untuk tetap hidup bersama Tuhan (1 Yohanes 2:17),


“Dan dunia ini sedang lenyap dengan
keinginannya, tetapi orang yang melakukan
kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Mereka yang salah langkah dan tidak memikirkan
langkahnya sesuai dengan kehendak Allah atau
tidak, akan tersesat dengan keinginannya. Jadi,
tetaplah melakukan kehendak Tuhan agar tetap
hidup selama-lamanya.
2. Untuk tidak menderita karena dosa (1 Petrus 3:17),
“Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik,
jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada
menderita karena berbuat jahat.” Mereka yang
salah langkah dan mengecewakan Tuhan akan
menderita karena dosanya, sehingga apa artinya
hidup penderitaan yang dialami bukan karena
mempertahankan hidup yang benar melainkan
karena dosa.
3. Untuk tidak menjalankan hidup dengan sia-sia (1
Petrus 4:1-2), “supaya waktu yang sisa jangan
kamu pergunakan menurut keinginan manusia,
tetapi menurut kehendak Allah.” Kehidupan orang
percaya akan menjalankan kehidupannya sesuai
dengan kehendak Allah, yaitu langkah hidup yang
menyenangkan hati-Nya. Sebab langkah hidup
yang sesuai dengan kehendak-Nya akan membawa
hidup ini lebih berarti untuk kemuliaan nama Allah
dan untuk menjadi berkat bagi sesama.
Renungan: Mengikuti kehendak Allah tidaklah
membuat kita rugi melainkan hidup lebih berarti dan
memperoleh hidup yang kekal. Maka berhati-hatilah
dalam melangkah, apakah sesuai dengan kehendak-Nya
atau tidak?
MENGETAHUI KEHENDAK TUHAN

Efesus 5:17

Jika kita sebagai orang percaya belum mengetahui


kehendak Tuhan maka memiliki status Kristen menjadi sia-sia,
sebab status Kristen bukan hanya sekedar biodata diri yang
memiliki agama melainkan status Kristen adalah pengikut
Kristus yang mengetahui kehendak-Nya. Dalam surat Efesus
5:17 “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”,
kehidupan orang percaya tidak boleh masa bodoh atas
kehendak Allah sehingga tidak disebut bodoh. Penekanan
dalam bahasa Yunani μὴ γίνεζθε ἄθρονες (Me Ginesthe
Aphrones) “jangan kamu menjadi bodoh” sebab mereka
yang telah mendapatkan anugrah keselamatan namun tidak
berusaha untuk mengerti kehendak Tuhan maka meremehkan
keselamatan dari Tuhan.

Hal apa yang harus dilakukan supaya kita mengerti


kehendak Tuhan?

1. Menyelidiki apa yang dikehendaki Tuhan


(Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.”) yaitu hati yang terus diisi oleh kebenaran
Firman Tuhan sehingga kita mengetahui kehendak
Tuhan yang mana berkenan dihadapan-Nya dan
yang mana tidak berkenan dihadapan-Nya.
2. Hidup dalam hadirat Allah (Yosua 1:8
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab
Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan
malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai
dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil
dan engkau akan beruntung.) yaitu,
menghidupkan kebenaran Firman Tuhan dalam
kegiatan sehari-hari walaupun saat jam kerja anda
akan tetap merasakan hadirat-Nya, sehingga akan
teringat terus suara hati untuk melakukan kehendak
Allah.

Dalam hal ini jangan ada lagi sikap untuk masa bodoh
terhadap kehendak Allah, tetapi teruslah diisi oleh kebenaran
Firman Tuhan dan hayatilah perenungan Firman Tuhan dalam
kegiatan sehari-hari.

Renungan: Sudahkah kita melihat bahwa mengetahui


kehendak Tuhan sangatlah penting dari apapun juga.
HATI KITA AKAN DIUJI SAAT MENGIKUTI JALAN-
NYA

Matius 19:21

Pada saat kita melihat konteks ayat yang sudah kita


baca, maka ada seorang anak muda yang kaya dengan bangga
telah melakukan perintah Hukum Taurat, bahwa segala
tindakan moral sudah dilakukannya. Namun jawaban dari
Tuhan Yesus Kristus membuktikan bahwa Ia mengetahui
hatinya yang paling mendalam, “Kata Yesus kepadanya:
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala
milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke
mari dan ikutlah Aku."

Ternyata kebaikannya tidak menyelamatkannya sebab


masih terikat dengan kekayaan yang ada padanya. Bukan
berarti orang percaya tidak boleh kaya namun jangan sampai
kekayaannya menutupi imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Maka standar mengikuti Tuhan Yesus Kristus bukan hanya
sebatas melakukan kebaikan namun penyerahan diri total
kepada-Nya. Seseorang yang telah menyerahkan diri total
kepada Allah akan lebih mencintai Firman-Nya dari pada
barang yang berharga di dunia ini.
Mazmur 119:127 “Itulah sebabnya aku mencintai
perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari
pada emas tua.

Mencapai level rohani seperti ini akan membuat anda


kebal terhadap godaan dunia, sebab untuk mencapai level
rohani seperti ini anda akan habis-habisan untuk mengikuti
Tuhan, akan berkorban demi kemuliaan nama Tuhan, dan apa
yang kita miliki semuanya untuk memuliakan nama-Nya.

Renungkanlah: Dia mengetahui hati kita yang paling dalam


sudah sampai manakah pengorbanan kita? maka Dia akan
selalu menguji hati kita sampai satu titik hanya Yesuslah
dalam hidupku.
MERASA LUPUT DARI HUKUMAN JIKA HANYA
PERCAYA TUHAN YESUS

Ibrani 2:1-3

Dalam renungan ini, harus membaca Firman Tuhan


berulang-ulang kali supaya kita benar-benar tidak melewati
kebenaran ini. Pada pasal 2 ini sedang menegaskan bahwa
jangan merasa sudah luput dari hukuman jika hanya sebatas
percaya pada Yesus Kristus adalah Tuhan. Kita perhatikan
pada ayat 3:

“bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-


nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula
diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah
mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat
dipercayai, ...”

Kita perhatikan kata “menyia-nyiakan” dalam bahasa


Yunani ἀμελήζανηες (amelesantes) yang artinya “telah
melalaikan/terbuang-buang”. Maka maksud dari “menyia-
nyiakan keselamatan” ialah hidup yang tidak mau dikuasai
oleh otoritas Allah melalui Firman Tuhan. Hal inilah yang
memberikan peringatan bagi kehidupan orang percaya, bahwa
tidak cukup hanya percaya Tuhan Yesus Kristus melalui
perkataan melainkan dengan tindakan iman kepada Tuhan
Yesus Kristus.

Nah, jika selama ini kita hanya menipu Tuhan melalui


bibir kita percaya namun tidak ada tindakan untuk
menghampiri-Nya dan melakukan kehendak-Nya maka kita
menyia-nyiakan keselamatan yang besar tersebut. Pengertian
ini membuat kita untuk memiliki kedewasaan rohani, yaitu
berjuang untuk tidak menyia-nyiakan keselamatan yang telah
Allah berikan kepada kita.

Renungan: Hari ini mari kita berkomitmen kembali untuk


melakukan kehendak-Nya bukan hanya ucapan bibir
DILATIH UNTUK MENINGGALKAN KEFASIKKAN

Titus 2:11-12

Pada umumnya mereka yang telah menjadi orang tua


akan memberikan kehidupan yang terbaik kepada anak-
anaknya. Namun, kehidupan yang terbaik untuk anak tentu
tidak memanjakan anak-anaknya, sehingga anak tersebut
dapat menjadi dewasa. Dalam hal inilah seorang anak akan
dididik untuk dapat berpikir dewasa, dan dapat menghadapi
segala rintangan yang ada. Begitu juga dengan kehidupan
orang percaya akan mengalami didikan dari Allah ataupun
latihan dari Allah. Mari kita lihat ayat ini:

“Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan


semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi
dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam
dunia sekarang ini”

Kata “mendidik” dari kata dasar Yunani “παιδεύω


(paideuo)’’ train up a child or educate. Maka, kita yang
telah diadopsi atau diangkat menjadi anak-Nya akan dilatih
untuk meninggalkan kehidupan yang fasik, kehidupan yang
jahat. Kebenaran ini memberikan semangat dan sekaligus
nasehat untuk mempersiapkan diri sebaiknya. Hal apa sajakah
yang harus dipersiapkan saat kita sedang dididik oleh Allah,
sebagaiberikut:

1. Relakan hati kita untuk mau ditegur oleh Firman


Tuhan.
2. Siapakanlah hati dan teguhkanlah hati kita untuk
menerima dididikan dari Allah, yaitu tidak
menyimpang ke kiri dan ke kanan.
3. Dan nikmatilah firman Tuhan tanpa mengelu dan
dengan sungguh-sungguh kepada Allah.

Renungan: Menjadi orang Kristen bukan berarti santai, kita


akan selalu dilatih Allah untuk meninggal kefasikkan dunia.
SETIAP LANGKAH KITA DISAKSIKAN ALLAH

Ibrani 11:5

Dalam renungan kali ini, kita membahas seorang tokoh


Perjanjian Lama (Kejadian 5:24) yang tertulis juga di
Perjanjian Baru, yaitu Henokh. Ibrani 11:5 mengatakan
“Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami
kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah
mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh
kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” Kita akan
membahas ayat ini, bahwa Henokh sebelum terangkat “ia
memperoleh kesaksian” dalam bahasa Yunaninya, ialah
μεμαρτύρηται (memartyretai) yang artinya “disaksikan”.
Maka ditafsirkan bahwa setiap langkah Henokh berkenan
dihadapan Allah sebab Dialah yang menjadi saksimata
kehidupan Henokh (kehidupan Henokh disaksikan oleh Allah).

Firman Tuhan memberikan renungan kepada kita,


bahwa Allah sedang menyaksikan kehidupan kita, baik dan
jahatnya hidup kita. Kesadaran akan kebenaran ini membuat
orang percaya akan bijaksana untuk mengambil keputusan
dan mengambil langkah hidup yang benar. Mematikan
keegoisan diri dan membawa diri kepada Allah akan membuat
kita sadar terus menerus, bahwa hidup ini untuk
menyenangkan hati Allah dan Allah melihatnya seperti Allah
melihat kehidupan Henokh. Dari renungan ini ada beberapa
hal yang harus kita ingat dan lakukan:

1. Allah menyaksikan kehidupan kita, apakah sudah


disaksikan berkenan dihadapan-Nya?
2. Matikanlah keeogisan kita sehingga apa yang kita
lakukan bukan untuk diri kita melainkan untuk
kemuliaan Tuhan.

Renungan: Biarlah Allah menikmati hidup kita, pada saat Ia


menyaksikannya.

Anda mungkin juga menyukai