Anda di halaman 1dari 7

Memastikan Panggilan dan Status sebagai Orang Pilihan - 2 Petrus 1:10

Pertanyaan

Jika memang pilihan Allah sudah pasti (Rom. 8:29-30), mengapa kita masih harus memastikannya? (2
Pet.1:10). Jika demikian halnya, dimana kita dapat menemukan jaminan keselamatan?

Jawaban

Roma 8:29-30 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula mereka juga ditentukan-Nya
dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi
yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

2 Peter 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan
pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Makna Dasar dari 2 Petrus 1:10

Pada hakekatnya, 2 Petrus 1:10 mengajarkan bahwa umat pilihan, yang keselamatannya telah
terjamin (Rom. 8:29-30), pasti akan menunjukkan bukti dari pemilihan mereka dengan senantiasa
percaya pada Kristus dan mengerjakan pekerjaan baik yang konsisten dengan keselamatan mereka
(Kol. 1:23; Ibr. 3:6, 14).

Konteks Dasar dari 2 Petrus 1:1-11

2 Petrus 1:10 berada dalam konteks yang lebih besar, yaitu 2 Peter 1:1-11. Petrus sedang menulis
kepada mereka yang memiliki iman seperti dia (2 Pet. 1:1). Dia sedang menulis kepada Gereja! Dia
berkata, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna
untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya
yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga
dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput
dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Pet. 1:3-4). Orang Kristen sejati telah
memiliki semua yang mereka butuhkan bagi hidup dan kesalehan. Kita telah dimampukan untuk
dapat menjalani hidup yang saleh! Inilah status yang sesungguhnya dari umat pilihan.
Petrus melanjutkan dan menjelaskan sederetan ciri-ciri yang memberikan gambaran tentang
kehidupan Kristen yang mengalami proses pendewasaan (2 Pet. 1:5-7). Dia menyingkapkan bahwa
ciri-ciri ini adalah buah (bukti yang terus bertumbuh) sebagai hasil karena berakar dalam Kristua. Kita
tidak diselamatkan OLEH ciri-ciri ini, namun diselamatkan UNTUK dapat hidup dengan ciri-ciri
tersebut (Ef. 2:8-10). Ciri-ciri ini tidak akan disempurnakan di dalam kita selama masih hidup dalam
masa penantian ini. Namun, ciri-ciri pendewasaan ini justru menjadi bukti dari pemilihan kita yang
tidak akan pernah gagal (2 Pet. 1:10-11).

Pilihan, Kepastian, dan Iman Berkelanjutan yang Aktif

Petrus terlebih dulu menyingkapkan bahwa kuasa dan kehadiran keselamatan Allah telah
sepenuhnya terjamin, baru kemudian menambahkan bahwa jika mereka memiliki iman sejati (benar
telah dilahir-barukan), maka saat mereka mengikuti Roh Kudus, secara alami pula mereka akan
menambahkan kepada iman mereka. Iman sejati bersifat aktif dalam hal-halnya Allah. Iman sejati
tidak kekurangan pekerjaan baik (Yak. 1:18-20). Sebagai ciptaan baru, kita berjalan di dalam Roh (Gal.
5:25), dan dengan melakukan hal ini, kita mengembangkan kedamaian di dalam diri yang muncul dari
hubungan pribadi kita yang hidup dan berkelanjutan dengan Tuhan – inilah damai yang melampaui
segala akal (Fil. 4:7). Perasaan damai ini semakin dikuatkan saat kita terus taat kepada Tuhan dalam
hidup sehari-hari. Selanjutnya, ketaatan seperti ini menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23) yang terus
menunjukkan dan membuktikan keselamatan (Yak. 2:18-20). Namun sekali lagi, buah ini TIDAK
menyelamatkan kita; sebaliknya ini justru menjadi sebuah indikato berkelanjutan bahwa kita memang
telah benar-benar diselamatkan.

Pilihan, Kepastian, dan Keinginan Baru

Karena Allah telah memberdayakan kita dengan kekudusan, kita seharusnya tenang di dalam kasih
karunia Dia yang empunya kita – Allah sendiri (Rom. 8:29-30). Saat saya menggunakan kata tenang,
maksud saya bukan kemalasan. Seseorang yang telah diselamatkan telah diberikan sebuah hidup
yang baru dengan keinginan-keinginan baru dan kuasa baru yang memampukan. Yang saya
maksudkan adalah “yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu,
akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Fil. 1:6). Kita seharusnya tenang
karena “Kristus di dalam kita” adalah pengharapan kemuliaan (Kol. 1:27). Dialah yang terus menerus
menghasilkan buah di dalam kita, yang adalah bukti dari keselamatan sejati kita (Mat. 7:16-20).
Walaupun Roh dan daging bertentangan (Gal. 5:17) dan buah kita tidak akan pernah sempurna (1
Yoh. 1:8-10) selama masa penantian ini, pertumbuhan yang berkelanjutan tetap akan dipantau.
Buah (ada yang kecil, ada yang besar, ada yang lebih matang dari yang lain) akan hadir karena kita
memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan Allah (Rom. 8:15; Gal. 4:6). Kita telah diberikan
keinginan-keinginan dan sasaran-sasaran baru. Sekarang kita ingin untuk dapat lebih mengenal dan
memahami Kristus dan “kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana
aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Fil. 3:10). Kita tidak memiliki semua keinginan
ini sebelum iman yang sejati. Sebagaimana Paulus menulis, “Keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya”
(Rom. 8:7; bdg. 1 Kor. 2:14). Walaupun ada kalanya kita jatuh, sekarang kita ingin untuk menaati Allah.
Di dalam hubungan dengan Allah sebagaimana dengan Abba Bapa inilah (Rom. 8:15; Gal. 4:6) kita
disadarkan akan ketidaksetiaan kita dalam perjanjian ini. Ada dorongan keinginan yang berkelanjutan
untuk disadarkan akan dosa dan ketaatan, kebenaran, dan penghakiman (Yoh. 16:8). Inilah bukti
keselamatan sejati.

Pilihan, Kepastian, dan Kasih Karunia yang Berkelanjutan

Kita telah, sedang, dan akan diselamatkan. Walaupun keselamatan kaum pilihan itu pasti (TELAH
diselamatkan), pekerjaan Allah di dalam kita belum selesai. Sampai nanti kita dimuliakan (AKAN
diselamatkan), kita sedang terus dibentuk (SEDANG diselamatkan) menjadi lebih serupa Kristus
(Rom. 8:29). Roh Kudus terus menerus menyingkapkan dosa kita dan kekudusan Allah kepada kita.
Kita terus menerus bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat
kita, Yesus Kristus (2 Pet. 3:18).

Contoh ini mungkin dapat membantu: Ketika seseorang semakin mendekati cahaya yang terang
benderang, semakin banyak hal yang akan tersingkap. Misalnya, jika penerangan dalam sebuah
ruangan diperbanyak, debu yang selama ini memang sudah ada di atas meja makan menjadi lebih
jelas dan menyolok. Hal-hal yang sebelumnya tidak terlihat menjadi jelas terfokus. Dengan cara yang
sama, semakin kita dekat kepada Kristus (yang adalah terang – Yoh. 1:8-9; 8:12; 1 Yoh. 1:5), semakin
kita menyadari betapa keberdosaan kita jauh melampaui apa yang selama ini kita pikirkan. Semakin
dekat hubungan kita dengan Allah, semakin dosa kita terpampang jelas. Hal ini akan menimbulkan
duka seorang Kristen sejati dan menghasilkan pertobatan (2 Kor. 7:10). Orang Kristen sejadi
menjalani hidup mereka dengan senantiasa bertobat (2 Tim. 2:24-26). Apakah ini berarti tidak ada
bedanya dengan kondisi kita sebelum Kristus? Apakah ini bukan bukti dari pemilihan kita?

Sekalipun seorang Kristen sejati akan menyadari bahwa keberdosaan mereka jauh lebih besar dari
yang pernah mereka pikirkan, mereka juga akan menemukan bahwa mereka telah diampuni jauh
lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan. Anugrah, anugrah, anugrah! (Rom. 5:17). Mereka
akan melihat Allah bekerja dalam bagian-bagian yang sebelumnya tidak pernah mereka renungkan.
Mereka akan rindu untuk dapat dibebaskan bukan hanya dari hal-hal yang terkadang kita sebut
sebagai “dosa besar” (lihat daftar dari sebagian cek diri di bawah ini), namun bahkan juga dari
partikel debu yang lebih kecil. Dosa, seberapa kecilpun, tetap bertentangan dengan Allah dan
seharusnyalah kita membencinya juga.

Walaupun semua dosa kehilangan kemuliaan Allah, di dalam terang bukan hanya kita dapat melihat
dosa kecil yang seperti debu (terkadang terlihat bagaikan badai debu) namun juga janji. Bukan
“Lemon Pledge” (cairan penghilang debu), namun janji dari anugerah Allah yang menakjubkan:

Ajaib benar anugerah pembaru hidupku!

'Ku hilang, buta bercela; oleh-Nya 'ku sembuh.

(Amazing Grace, oleh John Newton, 1725-1807)

Anugerah Allah terus menerus mentahirkan kita. Ya Dia mendisiplin kita sebagai anak-anaknya (Ibr.
12:4-13), namun kita TETAP ADALAH anak-anaknya, bukan anak-anak gampang (haram - Ibr. 12:8,
KJV).

Pilihan, Kepastian, dan Menambahkan kepada Iman kita

Jadi, karena orang-orang Kristen adalah ciptaan baru di dalam Kristus Yesus (2 Kor. 5:17), mereka
akan terus menerus “harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada
imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan dan kepada pengetahuan penguasaan diri,
kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih
akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang” (2 Pet. 1:5-
7). Semua ini adalah keingian yang diberikan oleh Roh. Menarik untuk disimak bahwa terjemahan
langsung dari ayat-ayat ini tidaklah mengatakan, “tambahkan kepada imanmu kebajikan”;
sebenarnya yang dikatakan di sini adalah, “lengkapilah imanmu dengan kebajikan.” Petrus meminta
untuk ayo maju, maju, maju. Oleh karena kita ini milik siapa, ayo jadilah sebaik yang kamu sanggup
bagi kemuliaanNya. Iman sejati tidak mandek. Iman sejati terus maju. Dan Rohlah yang mendorong di
dalam kita (Yeh. 36:27; 37:14; Rom. 8:14, 16, 23; Gal. 5:16-18, 22; 1 Yoh. 3:24) yang adalah bukti dari
pemilihan. Kaum pilihan terus maju dalam iman sejati.

Pilihan, Kepastian, dan Cek Diri yang Berkelanjutan


Petrus melanjutkan dalam suratnya dengan mengatakan bahwa jika ada yang tidak memiliki ciri-ciri
pertumbuhan yang terus menerus dari 2 Petrus 1:5-7, maka orang tersebut picik dan buta (dalam
Bahasa Yunani urutannya terbalik, “buta dan picik) dan telah melupakan kalau dia telah dihapuskan
dari dosa-dosanya yang dahulu (2 Pet. 1:9). Oleh karena kaum percaya sejati terus menerus meneliti
hukum yang sempurna dan memerdekakan yang “bukan hanya mendengar untuk melupakannya,
tetapi sungguh-sungguh melakukannya” (Yak. 1:25), maka yang tidak terus menerus memandang
kepada Yesus, Sang Pencipta dan Penyempurna imannya (Ibr. 12:2), menunjukkan bahwa memang
selama ini dia buta (1 Yoh. 2:19).

Kini tiba saatnya untuk memeriksa diri: “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam
iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri
kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji” (2 Kor. 13:5). Juga, “Hai saudara-saudaraku
yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak
hadir" (Phil. 2:12). Mari kita menelisik diri secara pribadi saat kita menguji diri kita sendiri:

Apakah Anda menambahkan kepada imanmu? Apa yang Anda tambahkan?

1. Apakah Anda seorang Yusuf, seorang Daud, atau seperti orang lain manakala berurusan dengan
keunggulan moral? Apakah Anda seorang pezina? Apakah anda melakukan hubungan seks sebelum
menikah? Apakah Anda terlibat dalam jenis hubungan seks lain yang adalah kekejian bagi Allah
(homoseksualitas, berhubungan dengan hewan)? Apakah Anda seorang pencuri, seorang pendusta?

2. Apakah Anda berupaya keras untuk meningkatkan pengenalan Anda akan karakter Allah? Apakah
Anda rutin bergereja? Apakah Anda menikmatinya? Apakah Anda berdoa? Apakah Anda mempelajari
Firman Allah? Apakah Anda terlibat dalam persekutuan?

3. Apakah Anda semakin dewasa dalam pengendalian diri?

4. Bagaimana dengan kesabaran Anda?

5. Bagaimana hubungan Anda dengan kaum percaya lainnya? Pasangan Anda? Anak-anak Anda?
Majikan Anda? Tetangga-tetangga Anda?

6. Apakah Anda mengasihi mereka yang terhilang?


7. Apakah Anda ____________? (Silakan lengkapi sendiri).

8. Baca “Aku telah menuliskan hal-hal ini kepada kamu yang percaya - 1 Yoh. 5:13."

Apakah masih ada hal yang perlu Anda bereskan? Tidak ada seorangpun di antara kita yang sempurna
(1 Yoh. 1:8-10). Jika Anda memiliki sebuah keinginan aktif yang tulus dan terus menerus untuk
membereskan hal-hal yang masih kurang – inilah bukti dari keselamatan Anda! Sekalipun
penyempurnaan dikerjakan oleh Allah, tetap hal ini membutuhkan kerja sama kita (proses
penyempurnaan yang progresif). Kita harus berjuang melawan dosa (Ibr. 12:1-3), menyatakan ucapan
syukur kepada Allah (Fil. 4:6), dan persembahkanlah diri Anda sepenuhnya dan terus menerus
kepada Dia (Rom. 12:1-2). Kita harus meniru teladan Kristus (Fil. 2:5-7; Yoh. 13:14-15). Tentang
pengudusan, perhatikan bahwa ada dua jenis pengudusan: definitif dan progresif.

1. Pengudusan Definitif (1 Kor. 1:2; 6:11): Dalam Roma 6 kita melihat bahwa kita telah (a) dibebaskan
dari kuasa dosa (Rom. 6:2, 7); (b) dimampukan untuk hidup dalam kehidupan yang baru di bawah
hukum kasih karunia (Rom. 6:4, 14); (c) disatukan dengan Kristus dalam kebangkitanNya (Rom. 6:5);
(d) dijadikan ciptaan baru (Rom. 6:6-8). Sekalipun pengudusan ini bersamaan dengan kelahiran baru
kita, hal ini bukan berarti kita jadi orang-orang yang tidak berdosa dalam dunia, karena kita masih
menjalani proses dibentuk semakin menyerupai gambar Anak Allah (Rom. 8:29). Ada pergumulan
antara daging dan Roh yang merupakan realita bagi orang Kristen (baca Rom. 7).

2. Pengudusan Progresif (Mz. 19:12; Yak. 3:2): Menurut Paulus, dosa ditangani lewat kurun waktu
dengan cara mematikan perbuatan-perbuatan daging (Rom. 8:13). Pengudusan progresif juga
ditemukan dalam Kolose 3:1, 3 dimana ada peneguhan bahwa pengudusan definitif sudah terjadi
(“kamu telah dibangkitkan bersama Kristus” dan “hidupmu tersembunyi bersama Kristus dalam
Allah”). Namun dalam Kolose 3:5, Paulus menasehati kita untuk tetap menganggap diri kita telah
mati terhadap dosa (bdg. Rom. 6:11; Kol. 3:9-10; 2 Kor. 7:1). Berarti kita TELAH dikuduskan dan
SEDANG TERUS dikuduskan.

Pilihan, Kepastian, dan Terus Maju

Sebagaimana disampaikan di atas, kaum pilihan bukanlah tidak berdosa (1 Yoh. 1:8-10). Kita semua
telah berdosa dan menghina Allah (Rom. 3:23). Petrus tidak, Paulus tidak, Yohanes tidak, tidak ada
seorangpun dari para murid yang tidak berdosa. Paulus berkata, “Namun, bukan berarti aku telah
mendapatkannya atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya supaya aku menangkapnya
sebagaimana Kristus Yesus telah menangkap aku” (Fil. 3:12). Ketika seorang yang telah diselamatkan
berdosa, dia tidak akan menyerah, namun bertobat dan terus melanjutkan dalam iman karena dia
mengerti bahwa Allahlah yang bekerja di dalam dia “baik untuk mengingini maupun untuk
mengerjakan apa yang menyenangkan-Nya” (Fil. 2:13). Kaum pilihan akan terus maju karena Roh
akan terus mendorong untuk maju di dalam mereka (Fil. 1:6; 3:20-21).

Kanon Dort

Bab Pertama, Artikel 12: Kepastian atas Pemilihan Allah

Kepastian akan hal ini yaitu pemilihan mereka yang bersifat kekal dan tidak dapat berubah kepada
keselamatan diberikan kepada kaum pilihan pada waktunya, walaupun dengan keberagaman tahap
dan dalam takaran yang berbeda. Kepastian seperti ini hadir bukan karena pencarian lewat
penyelidikan atas hal-hal Allah yang tersembunyi dan dalam, namun lewat menyadari dalam diri
mereka sendiri, dengan sukacita rohani dan kesukaan kudus akan buah pemilihan yang tidak
mungkin salah sebagaimana disingkapkan dalam Firman Allah – demikianlah iman sejati dalam
Kristus, sebuah kegentaran akan Allah layaknya seorang anak kecil, sebuah kedukaan ilahi akan dosa-
dosa mereka, sebuah kelaparan dan kedahagaan akan kebenaran, dan seterusnya.

Bab Kelima, Artikel 9: Kepastian atas Pemeliharaan Ini

Tentang pemeliharaan ini atas kaum pilihan kepada keselamatan dan tentang pemeliharaan dari
kaum percaya sejati dalam iman, kaum percaya sendiri mampu dan dapat menjadi yakin sesuai
dengan takaran iman mereka, yang oleh karenanya mereka teguh percaya bahwa mereka memang
dan akan selalu tetap menjadi anggota-anggota gereja yang benar dan hidup, dan bahwasanya
mereka memiliki pengampunan dosa dan kehidupan kekal.

Anda mungkin juga menyukai