Anda di halaman 1dari 29

Suplemen Pekan Keluarga GBKP 2023 Wari I

Invocatio : Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada


pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
(Jeremia 29: 11)
Bacaan : Kejadin 7:1-5
Khotbah : Efesus 2:1-10
Tema : Jabu Sindahiken Rencana Dibata

Pendahuluan
Salah satu panggilan bagi kehidupan orang percaya yang sering kita dengar
adalah kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang di tengah-tengah dunia
ini. Menjadi garam dan terang adalah panggilan yang mengingatkan kita
bahwa manusia harus hidup terkoneksi dan berdampak bagi sesame dan tentu
saja hal ini dimulai dari keluarga. Garam dan Terang merupakan sebuah
respons kita kepada Karya Allah yang hidup, karena Allah sudah terlebih
berdampak dan menyatakan diri kepada kita. Garam dan Terang adalah sebuah
filosofi yang mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang baik, yang
mendatangkan manfaat bagi orang lain, supaya setiap orang dapat berjalan
dalam jalan yang benar. Hal ini sejalan dengan firman Tuhan dalam Efesus
2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau
supaya kita hidup di dalamnya.. Dalam hal ini kita dapat belajar kepada Nuh
sebagai salah satu keluarga yang memiliki daya tahan atas tantangan yang
terdapat dalam lingkup kehidupannya. Bila kita melihat kepada konteks
kehidupan masyarakat saat itu. Alkitab memberikan keterangan bahwa
manusia melakukan dosa dan kejahatan yang amat sangat sehingga Tuhan
memutuskan tidak ada cara lain selain memusnahkan manusia yang hidup
dalam kegelapan itu. Keluarga Nuh dapat dikatakan keluarga yang tidak hanya
bertahan tetapi juga bertumbuh ketika melewati bencana dan berbagai
kesulitan yang menyertainya. Keluarga Nuh bukan hanya berhasil dimata
manusia, tetapi mereka juga merupakan keluarga yang berhasil di mata Tuhan.
Buktinya adalah Allah sendiri mempercayakan keluarga Nuh dengan sebuah
misi yang begitu besar (bdk. Kej.6:13); yakni ketika Allah memutuskan
memusnahkan satu generasi yang rusak dan Allah mempercayakan sebuah misi
penyelamatan yang begitu besar kepada Nuh dan keluarganya dan mengikat
perjanjian dengan mereka. Tidak sampai disitu saja dalam misi penyelamatan
itu keluarga Nuh yang diselamatkan juga menjadi perpanjangan tangan Tuhan
untuk memberikan kelangsungan kehidupan kepada binatang-binatang yang
ada di bumi agar mereka terpelihara hidupnya dan dapat memiliki keturunan di
masa mendatang.(ay.2-4). Tercatat pula bahwa Nuh melakukan semua yang
diperintahkan Tuhan dalam ketaatan yang sungguh-sungguh. Dari sinilah kita
dapat melihat bagaimana Nuh dan keluarganya hidup dalam rancangan Allah
yang baik hingga kehidupan mereka menghasilkan kebaikan bagi
sekelilingnya. Sebagai keluarga orang percaya, kita pun dipanggil untuk
mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang seturut dengan rencana dan
kehendak Allah bagi dunia ini. Mengapa kita harus melakukan perbuatan yang
baik?
1. Karena kita telah diselamatkan (Ef. 2: 1-7); Dalam bacaan kali ini,
Paulus mengungkapkan apa yang telah diperbuat Allah bagi orang
berdosa. Ia memaparkan status dan kondisi hidup seseorang, saat dia
belum percaya pada Kristus dan sesudah dia menjadi percaya pada
Kristus. Paulus ingin agar Jemaat Efesus dan orang-orang yang
membaca suratnya makin memahami perbedaan tajam antara akibat
dosa dan akibat anugerah. Orang yang hidup di luar Kristus memiliki
kehidupan rohani yang kosong dan hidup dalam ketidakberdayaan
menghadapi dunia. Sebaliknya, orang yang hidup di dalam Kristus akan
dihidupkan, diperbaharui, dan dibangkitkan untuk hidup dalam
kemuliaan kuasa pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Keajaiban
anugerah Allah telah mengeluarkan kita dari kubangan dosa yang
dahsyat dan menempatkan kita dalam ruang kemuliaan-Nya. Tepat bila
dikatakan bahwa orang yang hidup tanpa Kristus sebenarnya mati.
Dosa telah mencemarkan hati seseorang, menggelapkan pikiran,
melumpuhkan kehendak baik, dan akhirnya menjerumuskan orang ke
dalam kebinasaan. Namun, kondisi itu mengalami perubahan seiring
dengan karya keselamatan yang Allah kerjakan. Kita yang tadinya mati
oleh kesalahan dan dosa kita, akhirnya memperoleh pengharapan yang
baru di dalam Kristus. Hati kita dipulihkan, pikiran kita diterangi, dan
hidup kita dituntun menuju hidup kekal. Oleh sebab itu, menanggapi
karya agung Allah yang demikian itu, sudah sepantasnya kita
melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan untuk
kita.
2. Karena kita hamba Allah (Ef. 2: 8-10);Dengan mengatakan, “Kamu
hidup di dalamnya, karena kamu menaati penguasa kerajaan angkasa,
yaitu roh yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka.” (ay.2)
Paulus hendak menyadarkan kepada Jemaat Efesus bahwa sebelum
mengenal dan percaya kepada Kristus, mereka adalah hamba-hamba
Roh Kegelapan. Sebab itu, perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan
adalah perbuatan-perbuatan yang melawan kehendak Allah, sehingga
mereka menjadi orang yang durhaka di hadapan Allah. Akibatnya,
mereka dimurkai Allah dan menuju kebinasaan. Paulus juga mengakui
bahwa orang Kristen Yahudi pun dulu sama dengan orang Kristen non
Yahudi. Mereka menghambakan diri pada hawa nafsu kedagingan dan
pikiran yang jahat, sehingga mengabaikan perkara-perkara rohani.
Hidup mereka lebih diarahkan pada pemenuhan hawa nafsu dan
keinginan diri sendiri, sehingga seringkali mereka mengabaikan apa
yang menjadi kehendak Allah. Dengan karya keselamatan-Nya, Allah
telah mengubah status kita dari yang menghamba pada roh kegelapan,
hawa nafsu kedagingan, dan pikiran yang jahat; menjadi orang-orang
yang menghamba kepada Allah. Salah satu bukti perubahan status ini
mewujud dalam bentuk kesediaan kita untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan. Seorang hamba yang
mengabdi kepada tuannya dengan sungguh-sungguh, pastilah dia akan
melakukan apapun yang tuannya inginkan. Demikianlah seharusnya
dengan kita. Dua alasan itulah yang seharusnya mendasari kita
melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Keselamatan kita memang
terjadi bukan karena perbuatan baik, tetapi Allah menyediakan aneka
perbuatan baik bagi orang yang telah diselamatkan. Jadi perbuatan baik
itu bukan prasyarat sebuah keselamatan, melainkan ucapan syukur atas
karya keselamatan dan wujud nyata dari kesediaan kita untuk
menghamba pada Allah. Hidup kita akan menjadi berharga dan
menyenang menyenangkan hati-Nya, jika kita bersedia melakukan
pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan.

Berdasarkan firman Tuhan ini, kita dapat menarik beberapa refleksi bagi
kehidupan keluarga kita;
1. Kita perlu merenungkan kembali tujuan kita hidup berkeluarga.
Sesungguhnya tujuan kita membangun keluarga bukan hanya untuk
bertahan hidup, meneruskan keturunan, mengusahakan kemapanan,
mencukupkan investasi dan lain-lain. Bila itu semua sudah tercukupi,
lalu apa selanjutnya yang akan dilakukan keluarga kita. Apakah tujuan
kita hanya hidup menikmati semua kemapanan yang kita usahakan?
Ingatlah bahwa kita sebagai keluarga Kristen itu berbeda sebab kita
punya misi dari Tuhan untuk ikut andil mengerjakan perbuatan baik
bagi dunia ini sesuai dengan rencanaNya. Ingat bahwa keluarga kita
adalah milik Allah sehingga tujuan yang ingin kita capai adalah tujuan
dan rencana Allah bagi kita.
2. Alangkah baiknya bila rancangan Tuhan itu direspon dengan iman dan
ketaatan yang sungguh-sungguh. Bila kita perhitungkan, kekuatan Nuh
dan keluarganya sangat terbatas menghadapi misi yang demikian besar.
Tetapi Nuh dan keluarganya melakukan tugas yang Tuhan berikan
tanpa bersungut-sungut ataupun mengeluh. Nuh melakukan itu semua
dengan iman percaya meskipun ia belum melihat semua yang Tuhan
katakan itu terjadi. Demikian juga dalam menghadapi tantangan yang
mungkin timbul dalam keluarga kita diajak untuk menjalaninya dalam
iman dan pengharapan. Sebagaimana yang disampaikan dalam
invocatio kita (Yeremia 29:11;Tuhan tidak melupakan rencana jangka
panjang-Nya bagi mereka, yaitu memberikan damai sejahtera dan
memberikan hari depan yang penuh harapan. Tuhan tetap mengingat
dan memelihara umatNya karena itu umat diminta untuk tetap hidup
dengan baik dan melakukan kehidupan seperti biasa. Tuhan mengetahui
akan rancangan hidup kita dan Tuhan memberikan suatu pengharapan
sehingga kita selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupan.
3. Kita dapat terus melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dalam
keluarga kita bila kita bersedia untuk hidup dalam persekutuan dengan
Tuhan serta tinggal di dalam Kristus. Alangkah indahnya bila dalam
keluarga Kita bersama-sama memberi waktu untuk doa bersama,
mendalami firman Tuhan bersama. Melalui persekutuan bersama
dalam kasih akan terbentuk sifat-sifat dalam diri anggota keluarga
yang sesuai dengan hidup Yesus. Dan akan terbentuk sifat melayani
dengan hati yang tulus iklas atau melayani dengan hati nurani yang
murni.
Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si Teol
GBKP Runggun Bumi Anggrek
PEKAN KELUARGA WARI (BERNGI) PE-2-KEN
Jabu Si Nggeluh I Bas Kekelengen

Invocatio : “Kataken bujur man Tuhan erkiteken kiniulinNa, keleng ateNa


tetap rasa lalap” (1 Kronika 16:34)
Ogen : 1 Samuel 12:20-25
Khotbah : 1 Tesalonika 5:16-18
Tema : Jabu si ngataken Bujur i bas si kugapana pe

Kata Penaruh

Pada tahun 1860 sebuah kapal kandas di pantai dekat Danau Michigan. Dan
seorang mahasiswa sekolah Alkitab bernama Edward Spencer harus berulang
kali mengarungi perairan yang sangat dingin untuk menyelamatkan 17
penumang dari kapal tersebut. Dalam beberapa hari selanjutnya kesehatan
Edward mengalami gangguan secara permanen akibat suhu dingin yang
merusak organ tubuhnya. Beberapa tahun kemudian dia meninggal. Dan
sampai hari pemakanannya tidak ada satu orang pun dari 17 orang yang sudah
diselamatkannya mengucapkan terima kasih kepadanya (NDC Ministry.org).
Kisah ini hampir sama seperti yang tertulis di Kitab Injil Lukas 17:11-19 di
mana Yesus menyembuhkan 10 orang yang berpenyakit kusta. “Dari posisi
agak jauh mereka berteriak kepada Yesus, “Guru, kasihanilah kami. Lalu Ia
memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada
imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil
memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus
dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu
Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir?
Di manakah yang sembilan orang itu. Tidak adakah di antara mereka yang
kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini.”
Terkadang kita sama seperti orang-orang yang telah diselamatkan oleh Edward
Spencer juga disembuhkan oleh Tuhan Yesus Kristsus, tidak tahu berterima
kasih kepada Tuhan. Alih-alih berterima kasih, malah kita lebih sering
menuntut dan bersungut-sunggut. Bagaimana mungkin kita bisa bersyukur
dalam segala keadaan, dalam situasi senang sekalipun ketika doa-doa kita
sudah didengar dan dijawab oleh Tuhan, kita lupa bersyukur kepada Tuhan.

Isi

Bahan khotbah kita merupakan bagian akhir dari Surat Paulus kepada Jemaat
Tesalonika yang pertama yang diberi judul “Nasihat-Nasihat (BIS Petunjuk-
petunjuk terakhir dan Salam, Karo : Pedah siperpudi ras Salam). Berisi tentang
nasihat-nasihat terakhir, praktis dan sangat penting untuk dilakukan sebagai
orang percaya.
Secara khusus perikop kita berbicara tentang tiga nasehat penting harus
dilakukan oleh orang percaya dan yang dikehendaki Allah. Bersukacitalah
senantiasa, tetaplah berdoa dan Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sabab
itulah yang dikehendaki Allah, atau itulah yang diinginkan (BIS). Ungkapan
ini berkaitan dengan semua perintah yang terdapat dalam ay. 16-18. Jadi yang
dikehendaki Allah bukan hanya mengucap syukurlah seperti yang terdapat
dalam ay. 18.

Ay. 16. Bersukacitalah senantiasa (hendaklah kalain selalu bergembira-Bis).


Paulus sudah menyebutkan kegembiraan Jemaat Tesalonika bahwa ada
penindasan yang berat yang telah dialami oleh jemaat ini, tetap jemaat tetap
bersukacita, sehingga kehidupan mereka menjadi teladan bagi semua orang
percaya baik di wil. Makedonia dan Akhaya (band ps 1:6-7).Kembali Paulus
menegaskan supaya jemaat tetap bersukacita, apa pun kondisi yang tengah
dialami.
Ay. 17 Tetaplah berdoa (BIS Berdoalah senantiasa). Dalam hal ini, Paulus
tidak meminta jemaat untuk mengucapkan doa sepanjang hari, tetap dia
meminta jemaat untuk datang kepada Tuhan dalam doa, bukan saja ketika
situasi berat tetapi tetap membangun relasi, keintiman dengan Tuhan setiap
waktu/saat dan di dalam semua kondisi termasuk situasi yang menyenangkan
hati kita.
Ay. 18 Mengucap syukurlah dalam segala hal (BIS dalam segala keadaan
hendaklah kalian bersyukur). Bersyukur bukan saja dalam keadaan sehat,
senang, berlimpah berkat Tuhan, tetap dikebalikan kondisi tersebut pun orang
percaya harus tetap mampu bersyukur.

Pembacaan Firman Tuhan yang pertama, merupkan pidato perpisahan Samuel


kepada bangsa Israel setelah mereka meminta seorang raja kepadanya. Dalam
perikop ini, Samuel mengingatkan apa yang telah dilakukan Tuhan dalam
kehidupan bangsa Israel mulai dari Mesir di mana Tuhan membebaskan
bangsa Israel dari perbudakan di sitipun bangsa Israel melupakan Tuhan (ay.8).
Dan masih banyak lagi perbuatan besar dalam hidup bangsa Israel, tetap
seringkali bangsa ini melupakan Tuhan dan menyembah allah allah lain. Dan
di ay. 20-25 Samuel mengatakan walaupun bangsa ini sering kali melakukan
banyak kejahatan tetap jangan sampai berhenti mengikuti Tuhan, melaikan
beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati. Jangan menyimpang untuk
mengejar dewa kesia-sian yang tidak berguna dan tidak menolong karena
semua itu kesia-sian belaka. Walaupu Samuel sudah undur diri menjadi imam
atas bangsa Israel, tetapi dia tetap memberi diri untuk mendoakan dana
mengajarkan jalan yang baik dan lurus kepada bangsa Israel. Tetapi yang harus
dilakukan bangsa Israel jangan pernah melupakan Tuhan, takutlah akan Tuhan
dan setia beribadah kepadaNya dengan segenap hati sebab luar biasa karya dan
perbuatan Tuhan atas umatNya.

Aplikasi

Tema pekan keluarga hari ke 2 keluarga yang selalu bersyukur dalam segala
keadaan. Ada kata bijak yang mengatakan, jangan tunggu kondis baik maka
engkau berbahagia, tetapi bersyukurlah dalam setiap keadaan maka engkau
akan senantiasa bahagia. Artinya bahagia kita, sukacita kita tidak ditentukan
kondisi/keadaan tetapi kita yang menentukan. Ketika kita hidup di dalam
Tuhan, Roh kudus memimpin hidup kita, sehingga kita dimampukan untuk
senantiasa bersyukur dan bersukacita. Tetapi seringkali terjadi, untuk kondisi
yang baik sekalipun kita lupa bersyukur kepada Tuhan. Seolah apa pun yang
terjadi atas hidup mengalir begitu saja, sehingga kita kurang memaknainya.
Padahal di dalam segala situasi Tuhan yang pengang kendali atas hidup kita.
Bagaimana pula dengan kondisi/situasi yang buruk/penuh pergumulan/la bagi
ukurta, sudah pasti sulit bagi kita untuk bersukacita dan bersyukur. Oleh
karena itu sebagai sebuah keluarga, tetaplah kita bawa hidup keluarga kita
tetap dekat dengan Tuhan. Bagun mezbah keluarga (tetaplah berdoa).
Kedekatan dengan sang Pencipta menolong kita dan keluarga untuk senantiasa
berserah dan mampu bersyukur.

Jangan pernah lupakan berkat-berkat Tuhan/pertolongan Tuhan dalam hidup


kita dan keluarga (Lagu KJ 439 Refr Berkat Tuhan mari hitunglah, kau kan
kagum oleh kasihNya..). Janganlah kita menjadi orang yang lupa ingatan akan
berkat berkat dan pertolongan Tuhan atas hidup kita (Seperti kacang lupa akan
kulitnya). Ingat dan selalu hitung berkat-berkat Tuhan sekecil apapun dalam
hidup kita. Oleh karena itu, keluarga kita harus dilatih untuk menuliskan atau
mengucapkan 2-3 hal yang patut dia syukuri setiap hari. Latihan rohani ini
menolong kita untuk menjadi pribadi yang senantiasa beryukur kepada Tuhan
dalam setiap keadaan. Sebagimana invocatio :
1 Tawarikh 16:34 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Pdt. Larena br Sinuhaji


Runggun Cikarang
SUPLEMEN BAHAN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA WARI III
TAHUN 2023

Jabu si ngeluh bas keugaharian secukupnya


Invocatio : “E maka cukup min siakap adi lit nakanta ras uis ta.” (1
Timotius 6:8) Ogen : Pilipi 4:11-18
Kotbah : Kuanen-kuanen 30:7-9
Tema : Jabu Si Nggeluh I Bas Kecukupen

I. Kata Perlebe
Megati manusia ndabuh ibas standard kegeluhen doni si erbahanca turah
kekecewaan, kekurangan siakap rusur igejapkenna piah dungna lanai
ternikmati kegeluhenna. Lit lirik lagu rohani karo nina “sada pe bias dua pe
kurang adi la beluh kita ncibalkenca”. Tentu enda mpersingeti kita gelah pentar
alu makeken si lit ibas kita. Ibas Pertoton Tuhan (Doa Bapa Kami) nggo leben
i cidahken maka arah toto siniajari Dibata man manusia gelah erlajar nggeluh
alu cukup, “bereken man kami nakan cukup ibas wari si sendah enda..”.
Rikutken GBP GBKP temannta i hubungken alu nilai keugaharian. Ibas KBBI
“Keugaharian” ertina eme kesederhanaan. Nilai enda erpengaruh ibas segala
aspek kegeluhennta. Ibas kitab Pengerana 5:10 “Siapa yang mencintai uang
tidak akan puas dengan uang dan siapa yang mencintai kekayaan tidak akan
puas dengan penghasilannya ini pun sia-sia.” Salah sada tanda Cinta Uang eme
fokus kegeluhenna ngayaki erta/sen gelah bayak. Ibas kai pe iukur alu sen.
Bahkan megati kalak gelah bayak menghalalkan segala cara gelah bayak.
Tuhu, i doni enda erbage-bage keperlun nggeluh ibas doni enda. Tapi kerina
pindo man Dibata kai si iperlukan kita, sebab Dibata sumber pasu-pasu si tuhu-
tuhu.

II. Isi
Ibas bahannta enda arah Kitab Kuan-kuanen 30:7-9, nuriken kerna dua hal
pemindon Agur man Dibata. Agur enda eme anak Jake i Masa nari (band.
Amsal 30:7-9). Masa merupakan sada ingan si terletak i Utara Arab. Agur
merupakan sekalak si erlajar kerna hikmat. Lit 2 pemindon Agur man Tuhan
Dibata ope denga ia mate. Si pemena eme, “Ola min sempat ku belasken kata
la tuhu..” jadi enda me pemindon Agur man Dibata segelahna Dibata mereken
kepentaren, gegeh alu bage enda me jadi cikenna ras modalna maka ia ngasup
nuriken kata situhu, kiniteken ras perbahanen sedalanen la petembil. Sebab
enda me ajaren ibas Dibata nari guna tetap menjujung tinggi kejujuren.
Sipeduaken eme Agur mindo man Dibata gelah ula mereken kinibayaken
bagepe kemiskinan secara berlebihen. Ibas ayat 9 nina “sebab kune bayak aku
banci jadi maka la aku perlu Kam. Janah adi musil aku banci jadi nangko aku
seh maka juru Dibatangku”. I gejapken Agur maka kinibayaken memiliki
potensi si erbahanca ndauh ibas Dibata nari. Ertoto Agur gelah i bereken
Dibata pangan si cukup sue bagi siibutuhkenna. Alu bage igejapkenna
keseimbangen nggeluh i tengah doni enda. Agur tetap tutus ras megegeh
ibas kiniteken nandangi Dibata. Ayat- ayat enda nuriken pengajaren bahwa
merga iakap nggeluh alu seimbang, Jujur, ras pe tutus man Dibata. Sebab
ietehna maka “musil ntah bayak” apai pe banci mbabai jelma ndabuh ku bas
perbeben ras kegeluhen si la payo. Si penting, musil ntah bayak tetap min
ngasup ngataken bujur man Dibata dingen nggeluh alu benar.

Pindo lah man Dibata kai si iperluken kita. Ola ndabuh ku perayaken si man
tadingenken piahna nggo lupa si man ayaken. 1 Tim. 6: 10 “merangap
nandangi duit eme sumbul kerina kejahaten”. Uang tidak menjamin
kesenangan hidup manusia. Emaka “Uang bukan kunci kebahagiaan, uang
hanya alat kesenangan”. Dalam Invocationta 1

Tim. 6:8 “E maka cukup min siakap adi lit nakanta ras uis ta”. Paulus
mperingatken Timotius nandangi ajaran sesat si menentang kebenaren Firman
Tuhan bahkan ajaran tersebut memberikan dampak perpecahen antara jemaat
Efesus, disamping itu juga mereka mencoba mencari keuntungan dalam
ibadah. Oleh karena itu Paulus mengingatkan gelah tutus ibas pengajaren
Firman Tuhan dan mencukupkan diri dalam segala perkara.

Ogenta pe ibas Pilipi 4:11-18 nuriken kerna rasul Paulus ngataken bujur ibas
pemere perpulungen Pilipi sanga Paulus lit ibas kiniseran (penjara).
Iajuk Paulus maka perpulungen e pe erkiniteken janah pang ngaloken
kiniseran. Isuruhna pe perpulungen e gelah ermeteruk ukur bali ras Kristus.
Paulus ncidahken keriahen ukurna nandangi perpulungen Pilipi. Ibas pemere
perpulungen si peduakaliken, Paulus tetap ngataken bujur man kerina pemere
perpulungen e, amin gia Paulus menegasken alu nuduhken bahwa la ia mbiar
kekurangen, sebab igejapkena maka pemeliharaan Tuhan ibas geluhna nggo
lebih dari cukup. Ibas ayat 11 “Sebab aku enggo erlajar ncukupken alu kai si lit
ibas aku.” Pengakun Paulus labo ngambati perpulungen guna nehken
penampat, tapi nuduhken maka Paulus bergantung ibas pemeliharaan Tuhan.
Kai si selama enda nggo ipelajari Paulus labo ibas i teruh kaki Gamaliel, tapi i
teruh kaki Kristus. Ia nggo erlajar ncukupken diri, ibas melala erbage-bage
kesuliten ntah pe kiniseran si reh man bana enda sada pengujian iman. Emaka
Paulus nggo erlajar guna ngidah kerina kondisi si lit ibas kegeluhenna, ia tetap
tenang ras menyesuaiken diri alu erbage-bage kondisi la bagi ukur bagepe si
bagi ukur. Sebab nina “segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepada ku” (ayat 13) ertina bahwa kita memerlukan
kekuatanNya untuk mengajar kita mencukupkan diri dalam segala hal. Emaka
terkahir ikataken Paulus ibas ayat 17b “yang kuutamakan adalah buahnya,
yang makin memperbesar keuntunganmu”, Paulus nuriken man perpulungen
Pilipi gelah imampuken guna makeken harta benda duniawi alu ertanggung
jawab. Paulus mpetetap ukur perpulungen kerna kai si nggo i lakokenna
erpalasken keleng atena maka kerianana lit ulihna i bereken Dibata. Si
terpenting eme tetap erpengendes man Tuhan Dibata ibas kerina paksa
kegeluhennta.

III. Pengkenaina
Tema pekan keluarganta ibas berngi si pe-3 ken enda eme Jabu Si Nggeluh
Ibas Kecukupen. Enda ngingetken dingen mpeteguhi mulihi kerna erti ras
tanggungjawab kegeluhenta jabu kalak Kristen si nggeluh alu cukup. Ukuran
cukup adalah seberapa banyak yang mampu kita nikmati, alu kata sideban
Cukup artinya yang mampu kita nikmati. Bukan seberapa banyak yang kita
miliki, tapi seberapa banyak yang kita bisa nikmati. piga-piga hal perlu jadi
perenungenta ibas berngi enda eme :

 Sumbul kebahagiaan si tuhu-tuhu eme mampu menikmati berkat Tuhan


dalam segala kondisi apapun. Berkat dari Tuhan labo iukur arah melalana erta
si lit bas kita, tapi
seberapa banyak yang bisa kita nikmati. Jabu si nggeluh alu kecukupen tentu
harus sadar bahwa kegeluhenna eme pelin-pelin arah pasu-pasu Dibata.
Kinibayaken labo nentuken kemalemen ate ibas jabu. Tapi alu litna sada
penggejapen maka kai si lit ibas kegeluhennta ngasup kita ndalanisa alu
ngataken bujur man Dibata tentu dame jabunta. Megati kebanyakan persoalan
kegeluhennta ibas jabu eme kerna pengelolaan uang. Labo erkiteken la lit
penghasilen. tapi karena kurang bijak mengatur keuangan e pe banci mbabai
persoalen ibas jabu.
Sebesar apapun penghasilen adi la bijak ngaturkenca tentu akan selalu merasa
kurang. Emaka mari erlajar alu kata “cukup”. Bahan renungennta ngajarken
kita ibas jabu guna erlajar mencukupken diri ibas kerina kondisi kegeluhennta.
Alu erlajar ncukupken diri arah kai si banci i nikmati kita. Ula kari terjadi bagi
kata pepatah singatakenca “lebih besar pasak dari pada tiang”. Apalagi
menaruh standart kegeluhennta bagi kalak sideban. Sebab standard
kegeluhen kalak si deban la banci jadi kunci kebahagiaannta i tengah jabu.
Tapi justru alu nempatken kai si lit ibas kita ngasup kita menikmatisa. Teklah
maka keberhasilen guna mencapai kebahagiaan eme ketika ngasup kita erkata
“cukup”, erlajar ngataken bujur, ras pe ngasup kita menikmati kai si nggo
ibereken Dibata man banta ibas erbage-bage keadaan.
 Bersyukur dengan apa yang ada pada kita. Berkat Tuhan bukan diukur oleh
angka
pendapatan. Kinibayaken bukan menjadi ukuren Dibata masu-masu isi jabunta.
Ibas Lukas 12:15 ngatakenca : Tole nina Jesus man bana kerina: “jaga dingen
metengetlah maka ola kam merangap nandangi kai pe; sebab kegeluhen
manusia si tuhu-tuhu labo erpalasken erta-erta si lit ibas ia, aminna uga gia ia
bayakna.” Dibata ngenca si ngasup mereken kebahagiaan sejati ras ketenangen
jiwa ibas jabunta. Emaka Jabu si ipasu-pasu Dibata eme jabu si ibereken
Dibata kuasa guna menikmati hidup. Meskipun tidak bisa memiliki tapi bisa
menikmati. Emaka si cidahken arah jabunta sekalak- sekalak guna tetap
nggejapken pasu-pasu Tuhan arah kerina dampar kegeluhennta. Tek kita
Dibata sincukupken kerina keperlunnta sue bagi siibutuhken kita. Bujur.
Dibata simasu-masu kita kerina.

Det. Melia Santaria S.Th

(GBKP Perminggun Jatibarang)


SUPLEMEN PEKAN KELAURGA WARI KE IV TAHUN 2023
JABU SI NGGELUH BAS KEBUJUREN BERTANGGUNGJAWAB /
POLITIK

Invocatio : “Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh
karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati
kita” Roma 13 : 5
Ogen : Matius 22 : 15- 22
Kotbah : nehemia 2 : 11-18
Tema : Muat Bagin Ndahiken Si Mehuli

Pendahuluan
Pekan Keluarga pada hari ke empat dengan tema Muat Bagin Ndahiken Si
Mehuli. Umumnya mengerjakan pekerjaan yang baik dan benar adalah sejalan
dengan kemampuan dan pemahaman akan apa yang seorang yakini.
Keyakinan kita bahwa Alkitab merupakan firman Allah yang menyatakan visi
dan misi Allah bagi dunia. Alkitab menunjukkan bagaimana sejarah kehidupan
manusia juga dipakai Allah dalam rangka mewujudkan rencanaNya bagi
zaman tersebut. Salah satunya adalah teks PK hari ke 4 Bahkan, Alkitab juga
memperlihatkan bagaimana Allah menolong umatNya untuk mengambil
bagian kesempatan dalam zaman kita yang sesuai dengan rencana Allah
sendiri. Pekan Keluarga hari ke 4 ini memberi pesan apakah bagi kita?
Mengapa Pekan keluarga menaruh kan benihNya untuk bertanggungjawab
dalam dunia politik ?

Isi
Siapakah Nehemia?
Nehemia dalam (bahasa
Ibrani: ‫ְנֶחְמ ָיה‬, Modern Nəḥemya Tiberias Nəḥemyāh ;"Dihiburkan
oleh Yahweh") adalah seorang tokoh penting dalam sejarah soaial pasca-
pembuangan orang-orang Yahudi sebagaimana yang dicatat dalam Alkitab
Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ia diyakini sebagai penulis
utama kitab Nehemia. Ia adalah anak Hakhalya, (Nehemia 1:1) dan
kemungkinan dari Suku Yehuda. Leluhurnya tinggal di Yerusalem, tetapi
Nehemia tinggal dan berdinas di Persia. (Nehemia 2:3). Apa pekerjaan
Nehemia?
Ia pernah bekerja dengan memangku jabatan yang tinggi, yaitu sebagai seorang
juru minuman raja Artahsasta dari Kekaisaran Persia. Namun, ketika ia
mendengar bahwa orang-orang yang tinggal di Yerusalem berada dalam
keadaan tercela dan dalam kesulitan besar, ia meninggalkan pekerjaannya dan
pergi ke Yerusalem. Di sana ia diangkat sebagai bupati dan berhasil
membangun tembok kota Yerusalem.
Seberapa besar Nehemia sehingga dikenal banayk orang melalui tulisan?
Sastra rabinik hagadah tokoh Nehemia disamakan dengan Zerubabel, yang
dianggap sebagai nama samaran Nehemia dan dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa ia lahir di Babel ("Zera'+ Babel"; Sanh. 38a). Siapa saja
yang dekat dengan Nehemia pada jamannya dan berdampak besar dalam
kemajuan pemulihan atas bangsa Israel?
Ezra, dekat dengan Nehemia ia menandai kebangkitan kembali sejarah
nasional Yudaisme. Sebuah mishna dinyatakan oleh para Rabi berasal dari
aliran Nehemia Betapapun juga, Nehemia dipersalahkan oleh para rabi karena
ungkapannya yang dianggap menyombongkan diri, "Ingatlah akan daku, ya
Allahku, untuk selama-lamanya" (Nehemia 5:19, Nehemia 13:31), dan
penghinaannya terhadap para leluhurnya (Nehemia 5:15), antara lain Daniel.
Para rabi menganggap bahwa kedua kesalahannya ini merupakan alasan
mengapa buku ini tidak disebutkan dengan namanya sendiri melainkan
diletakkan sebagai bagian dari Kitab Ezra (Sanh. 93b). Menurut B. B. 15a
Nehemia menyelesaikan Kitab Tawarikh, yang ditulis oleh Ezra. Persoalan ini
mau menunjukkan bahwa sebagai tokoh yang menginspirasi akan pemulihan
keadaan tembok Israel pada jamannya memiliki banyak tantangan dan
membentuk Nehemia sebagai sosok yang dipakai Tuhan untuk misiNya baik
secara agama dan politik kepentingan pembangunan tembok Yerusalem di
tengah umatNya.
Apa yang terjadi pada teks ini melalui Nehemia 2 : 11-18?, Ayat 11- 13
Nehemia tiba di Yerusalem dan selama tiga hari di sana sepertinya ia
menyelidiki atau memastikan keadaan tembok dengan menelusuri daerah kota
tersebut pada malam hari bersama beberapa orang yang menyertai dia.
Nehemia bahkan tidak memberitahukan kepada siapapun atas apa yang dia
lakukan seperti yang dia tahu Tuhanlah yang menuntun nya untuk melakukan
penyelidikan tersebut. Jelas saat Nehemia melihat keadaan tembok itu sudah
rusak pintu gerbang yang disebut arah melalui pintu gerbang Lebak, ke
jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah, ia menyelidiki dengan
seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu
gerbangnya yang habis dimakan api.

Nehemia 2 : 14-16 terlihat bahwa Nehemia meneruskan perjalananku ke pintu


gerbang Mata Air dan ke kolam Raja. Sekalipun binatang yang ditunggangi
Nehemia tidak dapat lalu di tempat itu, ia naik ke atas melalui wadi pada
malam hari dan menyelidiki dengan seksama tembok itu. Luarbiasa Nehemia
kembali, lalu masuk melalui pintu gerbang Lebak. Demikianlah ia menelusuri
keadaaqn tembok tersebut. Bahkan dengan seksama secara pribadi para
penguasa tidak tahu ke mana ia telah pergi dan apa yang telah dilakukannya ,
karena Nehemia menemukan data keadaan tembok tanpa perantara. Artinya aa
mau memaparkan keadaan tersebut sampai ia akan memperlihatkan kepada
orang Yahudi, para imam, para pemuka, penguasa dan para petugas lainnya
swetelah ia sendiri tahu benar keadaan tembok tersebut. Artinya menyelidiki
ini kemungkinan agar tidak menjadi kehebohan bahkan mendapat tekanan
yang tak menguntungkan. Sungguh cara yang dilakukan Nehemia mencari data
akan keadaan tembok sebagai bentuk kepedulian yang real dan kesungguhan
yang mendalam akan cintanya pada perubahan keadaan tersebut.

Tampaknya dengan adanya penyelidikan tembok tersebut dikatakan juga,


Nehemia 2:17-18, Nehemia mampu memaparkan keadaan tembok Yerusalem
dengan ditail dan jelas kepada penduduk Israel dan mempengaruhi mereka
untuk mau membangun tembok tersebut sebagai kebangkitan iman mereka.
Wujud kebangkitan tersebut adalah bangkit dari kemalangan yang seharusnya
dapat di ubah dan menaikkan harga diri mereka di jaman tersebut di hadapan
bangsa-bangsa lain bawa mereka memiliki Tuhan yang luarbiasa. Saat itu
tergeraklah hati mereka semua untuk membangun tembok Yerusalem setelah
mendengarkan penjelasan Nehemia yang penuh semangat dan telah diurapi
Tuhan.

Orang yang berguna dan mendapatkan hikmat Tuhan, mampu memimpin


orang lain untuk menjalankan apa yang dia katakan sungguh luarbiasa.
Nehemia telah memerankan dirinya sesuai apa yang Tuhan nyatakan di dalam
hatinya. Boleh kita katakan bahwa Nehemia merasakan panggilan Tuhan untuk
memimpin umatNya dalam melihat kenyataan di depan mereka bahwa tembok
tersebut harus dibangun kembali, sebab sebagai umat pilihanNya tampaknya
Nehemia pembangunan tembok tersebut sebagai jalan menyatakan agar orang
lain tidak mencela mereka, tidak menganggap rendah mereka. Dengan
kesungguhan Nehemia melakukan tanggungjawabnya sebagai orang yang
dipilihNya untuk menangani keadaan tembok diperbaiki. Bagaimana dengan
kita zaman sekarang? Warga GBKP yang ada ditengah bangsa Indonesia ini?
Bukankah tanggungjawab kita sebagai umatNya sebaiknya dilakukan ditengah
kewarganegaraan kita adalah bangsa Indonesia? Seberapa besar gerakan hati
kita untuk bertanggungjawab melakukan politik hati nurani demi kedamaian
bangsa kita? Melalui bacaan kita salah satu kebaikan warga negara adalah
bertanggungjawab membayar pajaknya. Yesus dengan sigap menjawab
tuntutan pada jamannya, bahwa kita tidak buta terhadap wajib pajak di tengah
negara kita, sama seperti Yesus tahu apa yang harus dilakukan untuk
kewajiban kita membayar pajak. Sejatinya b Yesus teladan bagi kita agr jalan
hidup kita ditengah kancah perpolitikan negara ini sebagai umatNya tidak
menjadi batu sandungan, namun dapat di andalkan.

Aplikasi dan Aksi


Keluarga yang ikut dalam komunitas GBKP sejatinya telah mendengar suara
Tuhan melalui pekan keluarga ini. Jika dalam Pekan Keluarga hari ke 4 ini
kita mendapatkan perintah Tuhan, mari kita lakukan tanggungjawab
kepedulian atas negara ini. Salah satunya wajib pajak kita lakukan.
Mengingatkan kita juga bawa orang yang patuh menjalankan kebenarannNya
maka tumbuhlah iman dan kuatlah dia melihat rencanaNya pada jamannya.

Tidak berlebihan juga kita memahami keadaan negara kita untuk menjalankan
kehidupan seperti normalnya dan menjelang PEMILU adalah baik kiranya kita
mempersiapkan diri untuk bertanggungjawab menjalankan hak suara kita
dengan bertanggungjawab. Besar harapan kita bahwa dengan memngikuti
PEMILU ini, terpuji namaNya dan terpilih yang Presiden dan wakil mengenal
rakyat, peduli dan menjalankan amanahNya dalam tugas negara ini. Sebagai
warga negara yang baik kita telah mendapatkan teladan dari Yesus Tuhan dan
juruslamat kita bahwaa orang yang beriman haruslah melakukan kebaikan atas
teladan Yesus. Tekad kita berasama dapat kita katakan berdasarkan firmannya.
Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan
Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Roma 13 : 5 ayat ini
mengingatkan kita bahwa telah diberikan kekuatan hikmat dalam diri kita
melalui hati nurani yang telah di dalam Kristus, kita dimampukan menjadi
keluarga yang hidup dalam kejujuran dan kebenaran. Selamat mengikuti
pekan Keluarga hari ke empat. Tuhan memberkati
Pdt. Julia P. br Tarigan-GBKP YOGYAKARTA
SUPLEMEN BAHAN PEKAN KEBAKTIAN KELUARGA WARI KE V
TAHUN 2023

Jabu si ngeluh i bas kesetian (dedikasi dan kontribusi) sasaran pelayanan


2023
Invocatio : Ketangkasen 14:12
Ogen : 1 Tesalonika 5:23-28
Khotbah : Nehemia 2:11-18
Tema : Muat Bagin Ndahiken Si Mehuli

I. Pengantar
Dalam Alkitab Kristen, kitab Nehemia ditempatkan dalam kumpulan
kitab sejarah, sesudah kitab I-II Tawarikh. Nama kitab ini diambil dari nama
tokohnya. Kitab Ezra-Nehemia menceritakan peristiwa-peristiwa dari dua
kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian
setelah pembuangan, yakni: Pertama, kembalinya mereka dari pembuangan
dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538-516 sM (Ezr 1-6);
Kedua, pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara
religious (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun
458-420 sM (Ezr 7-Neh 13). Ezra dan Nehemia merupakan satu kitab dalam
Perjanjian Lama Ibrani. Susunan yang terbalik dalam Perjanjian Lama Ibrani
mungkin menunjukkan urutan penerimaan kitab-kitab ini dalam kanon.
Nehemia arti namanya Yehova/Tuhan itu besar, ayah Nehemia bernama
Hakalya (Neh.1:1) dan saudara laki-lakinya bernama Hanam (Neh. 1:2),
Nehemia adalah pejabat tinggi di istana Persia Raja Artahsasta I di ibu
kota Susa, yang terletak
150 mil di sebelah timur Sungai Tigris di tempat yang sekarang menjadi Iran
modern. Nehemia melayani sebagai juru minuman raja (Nehemia 1:11),
yang jelas menempatkannya dalam posisi untuk berbicara kepada raja dan
meminta bantuan darinya. Setelah 70 tahun di pengasingan, orang-orang
Yahudi telah kembali ke rumah dan membangun kembali bait suci di
Yerusalem. Mereka bisa menyembah Tuhan di tanah mereka sendiri, tetapi
kota itu masih terkubur. Ibu kota yang dulunya besar dari tanah yang
dijanjikan itu telah menjadi puing-puing menyedihkan. Adapun pekerjaan
utama Nehemia adalah pemimpin politik, pembangun tembok Yerusalem
(Neh.
2), tempat kelahirannya di Persia sedangkan tempat kematiannya di
Yerusalem, fakta penting yang
dilakukan oleh Nehemia adalah memimpin rombongan Yahudi terakhir yang
pulang ke negaranya dan membangun tembok keliling Yerusalem (Neh.
7:1).

II. Isi
Dalam buku The Dictionary of Biblical Imagery menjelaskan bahwa
“gambaran utama kitab Nehemia adalah mengenai memulai kembali.
Permulaan yang baru ini mengambil beberapa bentuk: Pembangunan
kembali tembok-tembok Yerusalem, memperbaharui kovenan, menata
kembali kehidupan di Yerusalem dan mendirikan kembali Bait Allah untuk
ibadah1
Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem (Nehemia 2:11-16), ia tidak
begitu saja mulai menumpukan batu bata, ia juga tidak bergegas (cepat-
cepat) keluar dan membuat semua orang bersemangat lalu membangun
tembok. Sekiranya dia melakukan itu, maka sudah pasti ia akan jatuh dalam
tangan musuh. Tapi dengan hikmat Tuhan hal pertama yang ia lakukan
adalah survey senyap pada malam hari. Berkuda sendirian mengelilingi
tembok-tembok kota dan dengan teliti mengamati tingkat kerusakan tembok
kota itu. Sesudah itu ia menyusun rencana dan strategi yang handal dan
cermat serta waspada mengenai apa yang wajib dilakukan sebagai skala
prioritas. Dan hal kedua adalah Pembaharuan Kovenan yang dinyatakan
dalam kalimat ajakan kepada umat

1 Ryken; James C. Wilhoit; Tremper Longman III Leland,


“Nehemia,Kitab,” The Dictionary of Biblical Imagery
(Kamus Gambaran Alkitab) (Surabaya: Momentum Christian Literature,
2011). hlm 744

Yehuda: “Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem supaya kita tidak
lagi dicela…” (ayat 17). Dan mereka menjawab: ‘Kami siap untuk
membangun.’ Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan
yang baik itu.” (ayat 18). Tekad dan semangat Nehemia, militansi
keberpihakan pada Tuhan bersama umat semakin membara. Hal ini
ditunjukkan dengan Jawaban tegas, penuh percaya diri tanpa keraguan
terhadap pertanyaan Sanbalat, Tobia dan Geshem: “Allah semesta langit.
Dialah yang akan membuat kami berhasil. Kami hambahambanya telah siap
untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan
diingat di Yerusalem” (Nehemia 2:20). Keyakinan umat kepada Nehemia
sebagai pemimpin yang menggerakan pembangunan tembok Yerusalem
semakin kokoh, keyakinan kepada Allah pun semakin kuat dan yang sangat
menarik, Nehemia mendapat peluang penting menyatakan kedaulatan Allah
kepada Musuh: “Allah semesta langit. Dialah yang akan membuat kami
berhasil” Inilah hikmat dari Tuhan. Lima prinsip memperbaharui kovenan
ini menunjang secara psikologis spiritual pribadi Nehemia, ia
mempertontonkannya sebagai peluang membangun spiritualitas umat yang
sedang dipimpinnya.
Nehemia merupakan potret Kristus yang rela meninggalkan jabatan
tinggi untuk terjun melaksanakan pekerjaan pembangunan Bait-Nya. Lebih
jauh lagi, dekrit Artahsasta menandai awal tahun 70 mingguan dalam nubuat
Daniel, yang sempat terhambat dalam waktu kurun tertentu (Dan. 9:25-27).
Kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem oleh Nehemia (Neh. 1-13;
Dalam kitab Nehemia ini, ada aplikasi hampir semua aspek utama
manajemen yang dikenal pada zaman modern ini). Nehemia adalah orang
buangan Yahudi yang bertugas sebagai pembawa cawan anggur bagi raja
Persia, Artahsasta. Nehemia menerima kunjungan beberapa orang dari
Yehuda yang mengatakan kepadanya bahwa tembok Yerusalem telah runtuh
dan gerbang-gerbangnya telah terbakar. Nehemia berdoa siang dan malam.
Nehemia percaya bahwa Tuhan sudah menaruh di dalam hatinya untuk
berbuat sesuatu dalam situasi tersebut. Membangun kembali tembok itu
menjadi tujuannya, yang menciptakan hasrat yang kuat untuk memulihkan
kota itu sebisanya. Raja Artahsasta memberikan kepada Nehemia
perlindungan resmi dalam perjalanan ke Yerusalem dan bahkan
menyediakan bahan-bahan bangunan.
Kesan pertama ketika membaca kitab Nehemia adalah Nehemia seorang
pendoa. Respons pertamanya, ketika Nehemia mendengar informasi tentang
tembok kota Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya
yang telah terbakar, adalah menangis, berkabung, berpuasa dan berdoa. Di
sepanjang hidup, karier, dan pekerjaannya, Nehemia memang selalu berdoa.
Nehemia berdoa siang dan malam (Neh. 1:6). Nehemia berbuat lebih
daripada menangis dan berdoa; ia menyediakan dirinya bagi Tuhan untuk
melakukan pekerjaan itu. Nehemia memimpin orang-orang Yahudi dari
kesukaran besar (Neh. 1:3) menuju sukacita besar (Neh.
12:43). Tuhan masih mencari orang-orang yang bersedia memberi
diri untuk melakukan Pekerjaan-Nya
Nehemia bertanggung jawab untuk membangun tembok Yerusalem,
mempertaruhkan nyawanya di tangan Raja Artahsasta dan berbagai musuh
bangsa. Nehemia memperoleh visi yang jelas dari Tuhan tentang bagaimana
mengarahkan hidupnya di dalam pelayanan kepada Tuhan. Jauh dari
ketakutan untuk melepaskan kehidupannya yang nyaman di dalam istana
raja dan membangun kembali pusat komunitas Yahudi di tengah-tengah
musuh mereka, Nehemia berdiri dengan tegap hanya karena visi-Nya – satu-
satunya pekerjaan yang “Tuhan berikan ke dalam hatiku bagi Yerusalem”
(Neh. 2:12). Nehemia berdoa siang dan malam (Neh. 1:6). Nehemia tahu
bahwa keberadaannya sebagai orang-orang buangan dan Yerusalem yang
telah hancur bukan kesalahan Allah Israel. Nehemia juga tahu bahwa Israel
adalah milik Allah (Neh. 1:10). Nehemia mendasarkan permohonannya akan
kemurahan dan pengampunan Allah atas dasar janji-janji Allah kepada
Israel. Nehemia memiliki mentalitas berdoa dan bekerja. Nehemia berdoa
untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bekerja untuk mewujudkan
apa yang didoakan.

XIII.Kesimpulan
1) Visi yang benar akan keluar dari wawasan dan atau pengetahuan
seseorang akan kebenaran Allah yang telah diresapinya sehingga
memotivasi tindakan yang seharusnya dilakukan dan dicapai. Tiap
jemaat atau keluarga harus memiliki dan menjaga karakter dalam
kehidupan rohani, tiap jemaat atau keluarga harus menjaga dedikasi dan
kontribusi dalam kehidupan doa yang baik dan menjaga hubungan dan
persekutuan yang akrab dengan Allah serta meng-implementasikannya
dalam bentuk kesetiaan menjalankan sasaran pelayanan.
2) Allah sendirilah sumber kekuatan kita, namun persekutuan dengan
Allah lah yang “menghidupkan” kekuatan tersebut sehingga efektif dalam
menjalankan segala sesuatu yang baik serta memberikan pengaruh yang
positif terhadap orang lain. Keluarga yang hidup dalam kesetiaan harus
menyadari kesempatan dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya
ketika Allah memanggilnya dalam pelayanan. Yang penting dalam
menjalankan bagian atau peranan dalam pelayanan tersebut tampak hubungan
pribadi yang penuh kerendahan hati dengan Tuhan Yesus Kristus, penyerahan
diri kepada-Nya yang diwujudkan setiap hari di dalam persekutuan baik
secara khusus atau secara runggun.
3) Dalam 13 pasal kitab Nehemia tercatat 9 kali Nehemia berdoa. Iman
adalah respons seluruh kehendak manusia yang mau taat kepada siapa Allah
sebenarnya dan apa yang dikatakan-Nya. Pembukaan doa Nehemia, “Ya,
TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang mahabesar dan dasyat, yang
berpegang pada perjanjian dan kasih setia- Nya…”(Neh.1:5). Fokus Nehemia
mengungkapkan rahasia imannya. Nehemia melihat kedua sifat ini pada
Allah. “Allah yang maha besar dan dahsyat” sanggup melakukan segala
sesuatu (Neh. 1:8). Jemaat sebagai pelaku aktif harus berani dan setia dalam
menjalankan setiap pelayanannya (berdedikasi dan kontribusi), Tuhan
yang akan bekerja dalam proses pengandalan Tuhan.

Pdt. Anton Keliat, S. Th, MAP


GBKP Runggun Bandung Timur

Bimbingen Bahan Pekan Keluarga wari/berngi pe- 6


Jabu si ngeluh bas kekerabaten
(kawitken ras tahun pelayanan 2024 peduli, perbedaan)

Invocatio : Matius 6:4 Labo perlu igejek-gejekken i bas kam mere e. Alu bage,
Bapandu si ngidah perbahanenndu e mereken upah man bandu."
Ogen : Galati 6 :1-10
Kotbah : Kuan-kuanen 3:27-35
Tema : Bahan Si Mehuli Man Kerina Kalak

I. Penaruh:
John Wesley ngataken: “Kerjakanlah semua kebaikan sebisa Anda, dengan
segala cara yang Anda bisa, di semua tempat yang Anda bisa, setiap saat yang
Anda bisa, kepada semua orang sebisa Anda, selama mungkin sebisa Anda”.
Perbahanen si mehuli jadi salah sada dalan menjalin hubungen bagepe
empeteguhi hubungen ras teman bagepe kalak si deban, seh pe banci
empeturah kesadaren maka ibas doni enda labo banci kita nggeluh sisada, gia
kita erbeda sada ras si debanna.
Ibas litna hubungen antar manusia ije me sidat erti ras makna kegeluhen, janah
ije ka me turah kemalemen ate (kebahagiaan yang sejati), emaka adi ate
ndatken kegeluhen si dem kemalemen ate ula engkeriken wari-warinta guna
ngayaki kebayaken, prestasi, jabaten saja, pakekelah waktu si lit erbahan si
mehuli, engkelengi, nampati, ngalemi, rsd. Sebab perbahanen si mehuli
erbuahken kemalemen ate.

II. Isi:
Kuan-kuanen 3 : 27 – 35 isina eme nasihat/pengajuk gelah si ngogesa
ngelakoken perbahanen si mehuli. Nasihat si ibereken gelah kalak jadi bijak
labo saja ibas cara rukur tapi pe ibas perlagu langkah. Perbahan kalak si bijak
eme kalak si ngelakoken perbahanen si mehuli.
Erbahan simehuli man kerina kalak, alu la nahan-nahan hakna (3:27,28) Kalak
si bijak/pentar eme kalak si tanna tetap terulur, ras pusuh peratenna lalap
terbuka ibas erbahan si mehuli, alu la menunda-nunda waktu (adi si ipindona
lit ras banci nge ia samptindu gundari) la nimai pagi sebab itehna ras sadar ia
pagi banci saja lanai lit ibas ia, ras lanai ia ngasup, entah ibas wari sipepagi
kalak ndai pe lanai perlu isampati. Emaka lit kuan-kuan nina Orang yang
segera memberi berarti memberi dua kali lipat.
Kalak si pentar/bijak la nggit ndaram-ndarami alasen menghindar/menunda
sebab la ngena atena kalak si deban ndekah ibas kesusahenna. Erbahan
simehuli ula erbahan ceda ukur teman (invocatio), erbahan si mehuli alu
kesadaren nandangi Dibata si empuna kiniulin (KEBAIKAN merupakan sifat
Ilahi yang harus terpancar dalam kehidupan orang percaya).
Man ise kita erbahan si mehuli ? adi ngasup man kerina kalak bahan lah
simehuli man kerina kalak, adi la ngasup bahanlah si mehuli man kalak si lit
ibas lingkungenta keluarganta, gerejanta, serayan Tuhan.
Perbahanen si kitik megati siakap la lit nilaina. Mulailah erbahan si mehuli gia
arah hal si kitik entahpe spele:
- Sada gelas air putih la lit ertina adi i sandingken ras inemen mewah,
tapi segelas air putih sehkal ergana man kalak si muas i parpari las
matawari.
- Ngambekken duri ibas dalan nari sada hal si kitik tapi adi la si
ambekken banci erbahan lit kalak luka kena duri.
Tep-tep wari geluhta iperhadapken kubas pilihen, adi lit masalahta ras teman,
kita punya pilihan ngalemi entah rubat, lit kalak si perlu penampat, nampati
entah siban-ban la si idah, nandangi teman, bahan si mehuli entah si jahat, tapi
kalak si bijak pilihenna eme si mehuli ras si ngena ate Tuhan.(Gal. 6:10 E
maka i bas tep-tep kesempaten, sibahanlah si mehuli man kerina manusia,
terlebih-lebih man teman-temanta si sada kiniteken)
Arah nasihat kitab kuan-kuanen perbahanen si mehuli e banci si lakoken arah
1. Nggalari lunas utangta (adi lit) tanpa kecurangan, penipuan, entahpe
penundaan.
2. Nggalari upah kalak si erdahin ras kita tepat waktu.
3. Encukupi keperlun keluarga entape kalak si lit ras kita
4. Nehken tanggung jawab nandangi gereja, Negara.
5. Muat bagin ibas dahin-dahin kemanusiaan
6. Muat bagin ibas dahin-dahin sosial
7. La ngerencanaken si jahat (29) Kalak si pentar/bijak la pernah turah ukurna
erbahan si jahat man kalak, tapi mburak ibas ukurna guna empehuliken
teman, kalak si salah pe la jahat perbahanenna man bana tapi negu gelah si
jahat e banci mulih ku dalan si mehuli (Gal 6:1) meriah ukurna pe guna
sisampatsampaten sebab sadar ia maka setiap jelma lit baban geluhna si
kadang lanai ia ngasup mbabasa si sada Gal6:2)
8. La nggit erjengil (30)
9. La mencimberu (iri hati) (31)
10. La ngusih perbahanen kalak si la bujur (31)
Nina kitab Jakup 4:17 : E maka erdosa me kalak si la ndalanken si mehuli si
meteh kai patut idalankenna. JADI, JIKA SESEORANG TAHU
BAGAIMANA IA HARUS BERBUAT BAIK, TETAPI IA TIDAK
MELAKUKANNYA, IA BERDOSA.

III. repleksi:
Sekalak i pindo guna encet sada perahu, emaka idahikenna sue ras kai si ipindo
pemilik perahu. Sanga i encet perahu e i dah na sada lubang kitik ibas lambung
perahu, emaka ersuruh ukurna empekenasa alu nutupi lubang ndai.
Kenca dung ibereken pemilik perahu me upahna.
Piga – piga wari kemudian reh ka pemilik perahu iberekenna ka tambahen
upahna ndauh belinen asanng kesepakaten upah ngecet si enggo ialokenna.
Si tukang cat gugup ras nungkun, ma enggo ku aloken upahku, enda kai ka
enda ? reh nina pemilik perahu sange upahndu ngecet, ena upahndu nutup
lubang si lit ibas perahu nina. E ena ma kitik saja ngena pa nina tukang cet.
Emaka cerita me si pemilik perahu, ku eteh lit lubang ibas perahu tapi lupa aku
ngatakenca gelah ikut i pekenandu.
Emaka kenca kerah cet perahu ndai alu la ku eteh ibaba anak-anakku perahu
ndai ku laut engkawil, sanga ku eteh enggo ibabana perahu engkawil, seh kal
aku biarna, enggo me gedap, enggo me mate anakku ndai ateku, emaka ku
ayaki ku laut, ku idah ia selamat, kepeken la pe ku suruh enggo i tambalndu
lubang ibas perahu ah ndai, arah perbahanen si katakenndu kitik e ebahanca
anakku selamat, kam enggo nelamatken anak-anakku, nina.
(E maka ola min kita erleja-leja erbahan si mehuli; sabap adi tetap tutus
ateta ndalanken si e, seh me paksana siperani ulihna. Galati 6 : 9)
Amin.

PEKAN KELUARGA BERNGI VII

Invocatio : “Emaka bengket ia ku bas idahna anak ndai ras Maria,


NandeNa. Jenari erjimpuh ia nembah Anak e. Ibuatna
erta-erta si ibabana e, jenari ipersembahkenna man Anak
si mbaru tubuh e. Erta-erta si ipersembahkenna e, eme :
emas, kumenen ras mur” (Matius 2 : 11)
Ogen : Jesaya 9 : 1b – 7
Khotbah : Lukas 2 : 8 – 20
Tema : Jabu Si Maba Berita Si Meriah

I. Kata Penaruh
Injil Lukas mereken penekanen bahwa Dibata ibas karya
penyelamatenNa erdahin ibas Sejarah kegeluhen doni enda, ija perbahanen-
perbahanen Dibata e ihadirken ibas Sejarah kegeluhen manusia si mengacu
ku bas keterangen waktu, ingan, bagepe pelaku ibas peristiwa karya Dibata
e. Lukas memaknai Natal sebagai peristiwa sejarah penyelamaten ija Dibata
reh ibas rupa manusia biasa eme Jesus Kristus, si mpeteruk baNa, situbuh i
Betlehem, i karang asuh-asuhen ibas pelangkah. IA reh guna mulahi
manusia ibas kuasa dosa sim aba kematen. Karya ras perbahanen Dibata
simbelin e i wujudnyataken arah ketubuhen Jesus Kristus si dem alu
kesederhanaan.

II. Isi
Nats khotbahta nuriken sehna Berita Si Meriah kerna ketubuhen Jesus
Kristus Juruselamat doni nandangi permakan-permakan i mbalmbal.
Nandangi permakan me perlebe isehken malekat Tuhan kerna ketubuhen
Jesus, labo man imam-iman ntah pe pejabat kerajan. Padahal permakan ibas
jaman si e eme golongen kalak si meteruk ras melket (hina dan rendah),
kalak si la iperhitungken dingen terpinggirken. Sanga permakan e ngiani
asuh-asuhenna, rempet tedis sekalak malekat Tuhan, janah terang si rehna
ibas Tuhan nari nerangi sekelewetna. Situasi enda erbahanca mbiar
permakan-permakan e, emaka ipetetap malekat Tuhan ukur permakan e alu
ngataken ; “Ula mbiar” sebab berita si ibaba malekat e eme Berita si Meriah
kerna ketubuhen sekalak Raja si mbelin dingen mbisa i kuta Daud, Raja
siengkuasai kerina sinasana, Raja si jadi keselamaten ras penampat man
bangsaNa, Raja si dem keleng ate dingen mbaba keriahen man kerina
manusia. Raja e tubuh i Betlehem, ibaluti alu uis dingen medem ibas
pelangkah. Enda kerina nuduhken maka raja si tubuh e reh alu dem
kekelengen; keberpihaken nandangi kalak si meteruk, si la iperhitungken, la
ndatken ingan, medanggel kegeluhenna, kalak si tertindas; dingen IA reh
ibas kiniteruken ukur. ketubuhenNa la saja maba keriahen tapi pe maba
pengarapen si mbaru kerna kegeluhen s idem kedamen (Calvin ngataken
maka kata dame/ damai sejahtera ijenda eme damai antara manusia ras
Dibata simbabai banak u bas kedamen kegeluhen ras pusuh secara pribadi
bagepe kegeluhen s idem alu kedamen sapih- sapih manusia). Kenca berita e
isehken malekat e man permakan-permakan, teridah enterem maleketa surga
tedis ras malekat ndai dingenna rende ersurak muji ras mpermuliaken Dibata.
Permakan sienggo ngaloken berita si meriah kerna ketubuhen Jesus Kristus e
minter lawes ku Betlehem guna ngenehen kejadin si lit ije sue ras siikataken
malekat ndai. Pedas-pedas ia kerina berkat seh ibas ingan e idapetina Maria
ras Jusup bagepe sekalak anak sangana medem ibas pelangkah bagi si
ituriken malekat Tuhan. Kerina si terjadi e ituriken permakan e man Maria
bagepe Jusup seh pe man kalak si deban sierbahanca kemamangen kerina
kalak si megi berita e tapi Maria iukurina ras ibunikenna ibas pusuhna erti
kata siipeseh permakan-permakan e. kenca si e mulih me permakan-
permakan e janahna rende muji Tuhan sebab kerina siituriken malekat e payo
bage jadina.
Ogenta nuriken nubuaten nabi Jesaya kerna kerehen sekalak Raja si reh
pagin, si mabai bangsaNa pepagi ndarat ibas kegelapen nari ku bas sinalsal
terang si erkinar, siibas awih kematen nari ku sinalsal terang si harhar. Raja e
pepagi mereken keriahen si mbelin man bangsaNa, icidahkenNa
perbahanenNa si adil-benar
dingen dem keleng ate, ipulahina bangsana ibas kerina kiniseran erkiteken
itindes bangsa si kejam, italukenna pepagi kerina musuh-musuhna. IA me
pagi si jadi pemimpin bangsaNa, IA igelari penampat si meganjangna sai
mereken keselamaten man bangsaNa, IA me Dibata si mada kuasa, Bapa si
rasa lalap, Raja si mbaba kedamen, kuasaNa la erbaleng, IA merentah alu
dem kebenaren ras kebujuren genduari nari seh ras lalap.

III. Pengkenaina
Tema pekan keluarganta ibas berngi si pe-7ken enda eme Jabu Si Maba
Berita Si Meriah. Enda ngingetken dingen mpeteguhi mulihi kerna erti ras
tanggungjawab kegeluhenta selaku jabu-jabu kalak Kristen maka ibas
kehadirenta ras keberadan jabunta arus tetap ngasup naksiken kerna kuasa,
kemulian rasa keleng ate Dibata ibas kegeluhen enda. Kita ras isi jabunta
la banci hanya sekedar jadi singaloken berita si meriah tapi pe arus ngasup
jadi simaba dingen mpebarken kerna berita simeriah e man sekelewetta.
Segalah enda banci tersehi, piga-piga hal perlu jadi perenungenta ibas
berngi enda eme :
✓ Ibas ersikap ngalo-ngalo ketubuhen ras kerehen Jesus Kristus
Juruselamatta e, kita ras isi jabunta arus ersikap alu mehuli. Labo saja
ersikap kerna penyambuten ras perayaan si meriah tapi pe ersikap secara
pusuh perukuren ras kegeluhenta. Khususna ibas minggu-minggu Advent
si bakalen sidalani, tuhu-tuhu kin min sipakeken kesempaten e guna
mpekena-kena ras mpelimbarui kegeluhenta bagi singena ate Dibata (ula
min kita terjeng ndalani Minggu Advent ntah pe merayaken Natal tanpa
pemaknaan ibas kita). Sipersiapken dirinta ras jabunta jadi persembahen
si mehuli ras terbaik man Dibata bagi siibahan guru Timur nari
(Invocatio).
✓ Bagi permakan si awalna turah kebiaren tupung jumpa ras malekat
Dibata salih jadi keriahen ras semangat si mbaru ibas ngaloken berita si
meriah. Bageme min pe ibas kegeluhenta, banci saja ibas ndalani
kegeluhen enda melala kearun ate ras kebiarenta tapi ibas kita menyambut
28
ras merayaken ketubuhen Jesus Kristus e turah min semangat ras
pengarapen si mbaru ibas kita. Lanai kita ikuasai kearun ate ras kebiaren.
Jabu singaloken berita si meriah e ibas kegeluhenna, kedamen ras
kemalemen ate jadi sikerajangenna.
✓ Berita si Meriah sienggo sialoken la banci terjeng ngadi ibas kita ras
jabunta. Kita ras jabunta ka me jadi dalan Dibata mpeseh berita
keselamaten e man doni enda. Arah kegeluhenta ibas jabu, ketutusenta
kerina anggota jabu ibas erkiniteken, kiniersadan arihta ras kengasupenta
encidahken kegeluhen sidem keleng ate, ibas kita nehken
tanggungjawabta baik selaku bapa, nande, anak bagepe ibas pendahinta
sekalak-sekalak e jadi dalanta guna mpeseh berita si meriah e.

29

Anda mungkin juga menyukai