Anda di halaman 1dari 33

SARAN-SARAN

PRAKTIS
BERSAAT TEDUH
PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat
penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan
sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kem-
bali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!

PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu


tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memper-
oleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.

Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat meng-
ikuti saran-saran praktis sebagai berikut:
Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.
Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat meng-
ganggu konsentrasi Anda.
Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan
Tuhan.
Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga
paham benar, kemudian renungkanlah.
Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan
refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan
pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.
Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu
kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman
Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari
sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)

PERSPEKTIF www.gkagloria.id

Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya


Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272
Telp. (031) 534 5898
Email: red_perspektif@yahoo.com
Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777
a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria
Penulis edisi 296
Alfred Jobeanto, Anggiat Pandiangan, David A. Aden
David S. Kosasih, Elok Chrisinar, Ie David, Ivan Kwananda, Otniol Seba
Liem Sien Liong, Liona Margareth, Lucky Pudja Adi, Natanael Thamrin
Rizky Arya, Sahala Marpaung, Timotius Alfa
Penerjemah: Tertiusanto
EDITORIAL
Editorial
K
ita sudah memasuki bulan terakhir di tahun 2020 ini, sekali lagi kita
telah melihat dan juga merasakan pertolongan Tuhan yang nyata di
tengah berbagai kesulitan yang kita hadapi. Kita tetap berharap
dapat menyelesaikan tahun ini di dalam anugerah dan pertolongan Tuhan.
Sekali lagi kita dapat belajar dari sejarah, bagaimana Tuhan memimpin dan
menyertai anak-anak-Nya melewati berbagai pergumulan dalam kehidupan
mereka masing-masing. Oleh karena itu kita tetap percaya, Tuhan juga
menyertai kehidupan kita saat ini.
Di dalam Perjanjian Lama, konsep “Immanuel” ini khususnya di dalam
kitab Yesaya berbicara mengenai jaminan penyertaan TUHAN atas hidup
umat-Nya. Dijelaskan di dalam Yesaya 7:1-9, bahwa Raja Yehuda Ahas,
mengalami pergumulan, kegelisahan dan kegentaran yang hebat. Hal ini
dikarenakan Raja Israel (Samaria) Remalya dan Raja Aram, Resin, maju
berperang melawan kerajaan Yehuda. Kedua kerajaan ini sudah
mengepung kerajaan Yehuda. Secara jumlah dan kekuatan pasukan,
Yehuda kalah dengan ke-2 kerajaan ini. Secara strategi, raja Aram ini
terkenal memiliki strategi perang yang luar biasa. Bersatunya Samaria dan
Aram menyebabkan Ahaz menjadi takut. Ia begitu gelisah, takut dan gentar
menghadapi musuhnya. Dan Tuhan mengutus nabi Yesaya, untuk
menentramkan hati Ahas dan memberikan jaminan bahwa TUHAN, tidak
akan membiarkan umat-Nya. Ia akan menyertai umat-Nya dan menjamin
hidup mereka. Janji Tuhan bahwa Yehuda tidak akan diserang oleh
kerajaan Aram dan kerajaan Israel (Samaria) itu terjadi, dengan kata lain:
Yehuda luput dari pengepungan ini.
Bagaimanakah dengan kita? Adakah kita mengalami pergumulan,
kegelisahan hati dan kegentaran yang hebat di dalam hidup ini? Ingatlah
bahwa ”TUHAN” telah memberikan jaminan bahwa Dia yang akan
menyertai hidup kita. Dia yang akan memberikan jalan keluar bagi
pergumulan dan penderitaan kita.
Renungan perspektif merupakan salah satu cara kita belajar untuk
bertumbuh dan perenungan akan Firman TUHAN ini menolong kita
memiliki pemahaman dan pengertian yang benar tentang TUHAN dan
kehendak-Nya. Mari kita membaca dan merenungkan Firman TUHAN agar
terus bertumbuh di dalamnya.
01
SELASA
“Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi
bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
DESEMBER 2020 (Kolose 3:3)

Bacaan hari ini: Kolose 2:16-3:4


Bacaan setahun: Yehezkiel 38-40

STATUS BARU
B
anyak orang terjerat dengan hidup untuk memuaskan nafsu duniawi
belaka. Bagaimana ciri-ciri orang demikian? Paulus menjelaskan,
mereka hidup menurut adat istiadat tertentu, sistem keagamaan
tertentu, misalnya mengenai makanan atau minuman atau mengenai hari
raya, atau bulan baru maupun hari sabat. Mereka hanya terjebak dalam
ritual keagamaan, Paulus menyebut mereka hidup dalam bayang-bayang
karena belum mengenal Kristus yang sesungguhnya (ay. 16-17).
Mereka berpura-pura dalam beribadah, mereka meninggikan
penglihatan-penglihatan, mereka beribadah kepada malaikat, dan tanpa
alasan apapun mereka membesarkan diri mereka dan selalu berpusat
untuk memuaskan duniawi saja. Ajaran yang mereka ikuti adalah ajaran
manusia, bukan ajaran Allah. Bahkan mereka membuat bentuk ibadah
sendiri seperti merendahkan diri, menyiksa diri, yang tidak ada gunanya
selain memuaskan hidup duniawi.
Oleh sebab itu, Paulus menjelaskan dalam suratnya ini bahwa hidup
yang demikian bukanlah hidup dari anak-anak Allah. Hidup sebagai anak-
anak Allah adalah mematikan segala keinginan daging dan mengenakan
ciptaan yang baru di dalam Kristus Yesus (2 Kor. 5:17). Mereka yang telah
mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah memiliki ciri-ciri utama, yakni
mengarahkan hati dan pikiran mereka bukan kepada perkara-perkara di
dalam dunia ini melainkan kepada perkara-perkara di atas dimana Kristus
memerintah. Mereka juga memiliki pengharapan bahwa kelak Kristus akan
datang kedua kalinya dan menyatakan diri-Nya dalam kemuliaan.
Dengan demikian, melalui bagian ini kita sebagai umat Tuhan
diingatkan kembali tentang status kita yang telah diperbarui dalam Yesus.
Kita tidak lagi hidup dalam dosa, melainkan hidup untuk memuliakan Allah.
Kita tidak lagi menaruh harapan pada hal-hal lahiriah melainkan harapan
kita hanya kepada Yesus yang akan datang untuk kedua kalinya, sehingga
hidup yang kita jalani hari ini adalah hidup mempraktikkan ajaran Kristus
dan mengalami Dia setiap harinya.
STUDI PRIBADI: Apakah ada perbedaan antara hidup Anda yang dahulu dengan yang
sekarang di dalam Kristus?

Berdoalah: Tuhan Yesus, tolonglah hamba-Mu ini supaya mengutamakan


Engkau di dalam hidup ini, dan setia sampai akhir, Amin.
02
RABU
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus,
ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
DESEMBER 2020 sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)

Bacaan hari ini: Kolose 3:5-17


Bacaan setahun: Yehezkiel 41-42

KARAKTER SEPERTI KRISTUS


K
etika kita hidup di dalam dosa maka karakter-karakter dosalah yang
ada di dalam diri kita. Apa saja karakter itu? Percabulan, kenajisan,
hawa nafsu, nafsu jahat, dan keserakahan serta penyembahan
berhala. Hidup seperti ini diibaratkan seperti seseorang yang mengenakan
pakaian kotor. Tetapi, ketika Kristus telah menebus hidup seseorang maka
Kristus memberikan sebuah kehidupan yang baru, sama seperti seseorang
yang memberikan sebuah pakaian yang baru untuk mengganti pakaian
yang lama dan kotor itu. Setiap orang yang mau menerima Kristus, ia harus
mengenakan pakaian yang baru itu, dimana segala hidup yang lama dan
penuh dengan dosa seperti marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata
kotor dan saling mendustai satu sama lain tidak boleh lagi ada di dalam
hidup seseorang yang sudah menerima Kristus.
Hidup seseorang yang telah diperbarui oleh Kristus adalah hidup yang
semakin serupa dengan Kristus dan memiliki karakter seperti Kristus. Apa
saja karakter Kristus? Yakni belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan, kesabaran. Agar dapat hidup demikian maka sebagai
orang-orang percaya, Paulus menasihatkan agar mereka senantiasa
memiliki kasih Kristus sebagai pengikat dan pemersatu yang
menyempurnakan kita satu dengan yang lain.
Orang-orang yang memiliki kasih Kristus dalam hidupnya, maka ia
akan menjadi pembawa damai bagi sekitarnya karena ia memiliki damai
sejahtera dari Kristus. Ia tidak menyakiti dan menimbulkan kepahitan bagi
sesamanya dan di dalam dirinya selalu ada ucapan syukur yang melimpah.
Ia juga akan menjadi pembawa kabar baik, karena perkataan Kristus atau
Firman itu tinggal di dalam hidupnya. Sebab di dalam tutur katanya hanya
terdapat puji-pujian kepada Allah, hikmat yang mengajar dan menegur
orang lain dalam kasih serta segala perbuatan dan perkataannya selalu ia
lakukan untuk memuliakan nama Tuhan dan mengucap syukur kepada
Tuhan.

STUDI PRIBADI: Bagaimana dengan hidup Anda, karakter Kristus apa sajakah yang ada di
dalam hidup Anda sekarang ini?

Berdoalah: Tuhan, hamba-Mu memohon biarlah hidup hamba-Mu menjadi


pembawa damai dan pembawa kabar baik bagi orang lain, yang mewartakan
karakter-Mu, Amin.
03
KAMIS
“Hiduplah dengan penuh hikmat
terhadap orang-orang luar,
DESEMBER 2020 pergunakanlah waktu yang ada.” (Kolose 4:5)

Bacaan hari ini: Kolose 3:18-4:6


Bacaan setahun: Yehezkiel 43-45

RELASI YANG MENJADI BERKAT


P
aulus mengingatkan agar kita hidup dengan penuh hikmat terhadap
orang-orang luar. Hidup kita sebagai orang percaya tidak hanya
berurusan dengan Tuhan, tetapi Tuhan mau kehidupan kita juga
berdampak dan dirasakan menjadi berkat bagi orang yang belum percaya.
Kata “hiduplah” di sini mempunyai pengertian “berjalanlah”, jadi bukan
kehidupan yang pasif, namun secara aktif menjalani kehidupan dengan
penuh hikmat/bijaksana. Hikmat yang kita butuhkan adalah hikmat yang
bersumber dari Kristus, hikmat untuk dapat memahami kehendak Allah.
Dengan demikian hikmat tersebut akan menuntun kita untuk menjalin relasi
yang membangun dan menjadi berkat. Kita akan hadir sebagai orang yang
tetap hidup benar di tengah-tengah kehidupan dunia yang semakin rusak.
Kita pergunakan waktu yang ada (memaksimalkan setiap kesempatan)
sebagai kesempatan yang berharga untuk dapat memberikan dampak
positif, memperkenalkan kasih Kristus kepada orang-orang yang belum
percaya melalui kehidupan kita sehari-hari.
Selanjutnya Paulus juga menekankan bagaimana seharusnya setiap
kita berkata-kata yang memang menjadi gaya bicara anak-anak Tuhan.
Haruslah senantiasa kata-kata yang penuh kasih (dalam arti hurufiah: kata-
kata di dalam kasih karunia). Jadi perkataan kita haruslah mencerminkan
kasih karunia Allah, kata-kata yang penuh kasih, kesabaran, kelemah-
lembutan, kata-kata yang membangun, menghibur, mengajarkan
kebenaran sehingga dengan demikian orang yang mendengarkannya
akan beroleh kasih karunia (Efesus 4:29b). Perkataan yang demikian bisa
menuntun orang lain kepada kasih karunia Allah.
Namun sebelum kita dipakai menjadi berkat bagi orang yang belum
percaya, terlebih dahulu kita harus hidup benar di dalam keluarga kita
dengan bersikap sesuai peran kita masing-masing seperti yang telah Allah
tetapkan (Kolose 3:18- 4:1). Jika keluarga kita sendiri kacau bagaimana kita
dapat dipercaya dan menjadi berkat bagi orang yang belum percaya?

STUDI PRIBADI: Kehidupan Kristen seperti apa yang dapat membawa orang belum percaya
menjadi tertarik untuk mengenal dan mengikut Yesus?

Pokok Doa: Berdoa agar setiap anak Tuhan dapat hidup dengn penuh hikmat
Tuhan, sehingga melalui kehidupan anak Tuhan, banyak orang mengenal
dan menerima anugerah keselamatan.
04
JUMAT
“Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu,
hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk
kamu, supaya kamu berdiri teguh... berkeyakinan penuh
DESEMBER 2020 dengan segala hal yang dikehendaki Allah.” (Kolose 4:12)

Bacaan hari ini: Kolose 4:7-18


Bacaan setahun: Yehezkiel 46-48

HATI YANG MELAYANI


D
alam suratnya, Paulus menyebutkan beberapa nama, dan satu di
antaranya adalah Epafras. Siapakah Epafras? Epafras berasal dari
Kolose. Ia bertobat melalui pelayanan Paulus di Efesus. Kemudian
Epafras kembali ke Kolose, memberitakan Injil dan memulai jemaat di
Kolose serta menjadi pemimpinnya.
Saat Epafras mengunjungi Paulus di penjara, Epafras menceritakan
keadaan jemaat Kolose yang terombang-ambing oleh ajaran-ajaran yang
menyimpang. Oleh sebab itulah Paulus menuliskan surat kepada jemaat di
Kolose. Epafras sangat memperhatikan pertumbuhan iman jemaatnya.
Itulah yang disampaikan Paulus kepada jemaat di Kolose, bahwa Epafras
selalu bergumul dalam doanya agar jemaat di Kolose berdiri teguh, sebagai
orang-orang yang dewasa (secara rohani) dan yang berkeyakinan penuh
dengan segala hal yang dikehendaki Allah (ay. 12). Bergumul mempunyai
pengertian keinginan yang kuat, berjuang, berusaha keras di dalam doa.
Bahkan Paulus menegaskan kembali dalam ayat 13 bahwa Epafras sangat
bersusah payah (secara hurufiah bisa berarti: kerja keras, rasa sakit,
penderitaan) untuk jemaat Kolose, bahkan juga jemaat di Laodikia dan
Hierapolis. Sungguh hati yang benar-benar didedikasikan untuk orang-
orang yang dilayaninya. Saat Epafras menceritakan kondisi jemaat Kolose
kepada Paulus, ini juga merupakan bagian bagaimana Epafras mengasihi
jemaatnya, berusaha mencari pertolongan agar jemaat di Kolose kembali
teguh memegang ajaran iman Kristen yang benar.
Sebagai orang yang sudah diselamatkan, mari kita meneladani hati
Epafras. Bagi kita yang secara khusus dipercayakan jiwa-jiwa untuk
dilayani, mari kita sungguh-sungguh mengasihi, berjuang mendoakan dan
mengupayakan pertumbuhan iman mereka dengan benar. Bagi kita yang
tidak secara khusus melayani jemaat, kitapun dapat meneladani Epafras.
Mari kita memperhatikan dan mendoakan dengan sungguh-sungguh iman
kerohanian orang-orang di sekeliling kita, mulai dari keluarga, rekan
sekerja, teman, sahabat, maupun sesama anggota gereja.

STUDI PRIBADI: Apa yang Anda teladani dari Epafras?

Berdoalah: Berdoa agar setiap anak Tuhan memiliki hati yang mau melayani,
mendoakan dengan sungguh-sungguh pertumbuhan iman orang-orang di
sekitarnya.
05
SABTU
“Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami,
bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik
dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah
DESEMBER 2020 yang hidup dan yang benar.” (1 Tesalinoka 1:9)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 1:1-10


Bacaan setahun: Daniel 1-3

BUAH PELAYANAN
S
etiap orang pasti mengharapkan hasil yang diperoleh dari setiap
usaha dan jerih lelahnya. Itu adalah hal yang wajar dan sangat
manusiawi. Demikian juga rasul Paulus di dalam surat Tesalonika
yang pertama ini, mengungkapkan betapa ia bersyukur atas buah yang
ditampilkan di dalam kehidupan sehari-hari oleh jemaat di Tesalonika. Buah
itu adalah kehidupan yang benar dalam iman kepada Kristus. Dulu sebelum
jemaat di Tesalonika bertobat, mereka adalah penyembah berhala. Tetapi
setelah Paulus memberitakan Injil di sana, banyak orang menjadi percaya
kepada Allah. Proses meninggalkan berhala dan berbalik kepada Allah
menjadi kesaksian yang tersebar dan diceritakan sampai ke wilayah
Makedonia dan Akhaya. Hal inilah yang membuat Paulus bersukacita
mendengar kabar itu.
Setidaknya “buah pelayanan” yang dihasilkan Paulus didasarkan pada
2 hal, yaitu: Pertama, oleh karena “pekerjaan Roh Kudus dan kepastian
yang kokoh.” Paulus sadar bahwa segala hal yang dilakukannya bukanlah
karena kekuatan sendiri melainkan karena “pekerjaan Roh Kudus akan
suatu pemberitaan yang pasti berkaitan dengan iman kepada Yesus Kristus
(ay. 5 dan ay. 6); kedua: oleh karena, jemaat yang sudah menjadi percaya
ini “menghidupi imannya di dalam Kristus.” Setidaknya Paulus telah
menunjukkan ketaatan jemaat Tesalonika dengan kalimat, “mengingat
pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu” (ay. 3)
dan “penurut kami dan penurut Tuhan” (ay. 6). Jadi mereka yang memiliki
iman kepada Kristus dan percaya kepada-Nya oleh karena Roh Kudus
menghidupi imannya di dalam kehidupan setiap hari.
Bagaimanakah dengan kita? Adakah kita memiliki “buah pelayanan”
yang menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan? Setiap kita yang sudah
diselamatkan memiliki panggilan dan tanggung jawab melayani-Nya dan
memberitakan nama-Nya. Biarlah kita dapat membawa orang-orang yang
belum percaya dan belum mengenal Kristus – mereka dapat percaya dan
mengenal Kristus yang dapat memberikan keselamatan kepada mereka.
STUDI PRIBADI: Apakah yang membuat Paulus bersyukur dan bersukacita mendengar
tentang “buah pelayanannya” di jemaat Tesalonika?

Berdoalah: Mampukan kami Tuhan, untuk menjalani panggilan kami untuk


melayani-Mu dan memberitakan nama-Mu dengan setia, agar semakin
banyak orang dapat mengenal Engkau, Amin.
06
MINGGU
“Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih
lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan
menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami
DESEMBER 2020 memberitakan Injil Allah kepada kamu.” (1 Tesalonika 2:9)
Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 2:1-10
Bacaan setahun: Daniel 1-3

KESUNGGUHAN MELAYANI
B
anyak orang menilai bahwa keberhasilan suatu pekerjaan atau
pelayanan sangat bergantung dari hasil dari pekerjaan atau
pelayanan tersebut. Memang wajar banyak orang menilai demikian.
Namun di dalam bagian yang kita baca dan renungkan ini, Paulus tidak
menekankan pada hasil dari pelayanan yang sudah dikerjakannya, meski
hal itu tidak dapat diabaikan. Di dalam bagian ini, Paulus menunjukkan
bagaimana kesungguhannya di dalam melayani, meski ada banyak
tantangan yang harus dilewati, seperti dianiaya dan dihina di Filipi – itu tidak
menyurutkan langkah dan mematahkan semangatnya untuk terus bekerja
memberitakan Injil. Hal yang luar biasa bagi Paulus, di tengah-tengah
tantangan yang berat di dalam memberitakan Injil adalah bahwa karena
“ada pertolongan dari Allah” (ay. 2), “karena Allah menganggapnya layak
mempercayakan Injil-Nya” (ay. 4).
Mengapa pelayanan dan pemberitaan Injil Paulus di jemaat Tesalonika
dapat disambut baik dan bahkan banyak di antara mereka menjadi percaya
kepada Injil yang diberitakan Paulus? Hal ini dikarenakan bahwa: (a) tidak
ada penyesatan di dalam pemberitaan Injilnya – ay. 3a; (b) Paulus
memberitakan Injil dengan maksud yang murni dan tidak ada tipu daya – ay.
3b; (c) Di dalam memberitakan Injil, Paulus hanya berusaha menyukakan
hati Allah, bukan menyukakan hati manusia – ay. 4; (d) Dalam pemberitaan
Injilnya, Paulus tidak bermulut manis dan tidak mencari keuntungan diri
sendiri – ay. 5; (e) tidak mencari pujian manusia – ay. 6; dan bahkan berlaku
ramah terhadap orang-orang yang Paulus beritakan Injilnya – ay. 7;
Semua ini menunjukkan bagaimana Paulus melayani dan memberitakan
Injil di Tesalonika dengan penuh kesungguhan hati.
Setiap kita yang sudah diselamatkan, diberi kesempatan untuk
melayani dan memberitakan Injil Kristus. Sudahkah kita melayani dan
memberitakan dengan penuh kesungguhan hati? Kesungguhan kita dalam
melayani dan memberitakan Injil menunjukkan pengenalan yang benar
akan Kristus dan karya-Nya atas manusia berdoa.
STUDI PRIBADI: Tuliskan alasan mengapa pelayanan pemberitaan Injil Paulus diterima di
Tesalonika? Apa pelajaran rohani bagi kita yang membaca dan merenungkan akan hal ini?

Berdoalah: Tuhan, berikan hati kepada kami, supaya kami mau melayani dan
memberitakan Injil-Mu dengan penuh kesungguhan hati, Amin.
07
SENIN
“... kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah,
sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu,
bukan sebagai perkataan manusia... sebagai firman Allah, yang
DESEMBER 2020 bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” (1 Tes. 2:13)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 2:13-20


Bacaan setahun: Daniel 4-6

SUKACITA SEIRING DENGAN RASA SYUKUR


P
ersoalan yang dihadapi oleh Paulus adalah adanya kerinduan yang
besar untuk mengunjungi Jemaat Tesalonika, namun dia tidak dapat
hadir di tengah-tengah mereka.
Paulus sadar bahwa dirinya memiliki hubungan yang hangat dengan
jemaat di sana. Sungguh-sungguh, karena kerinduan yang besar, Paulus
berusaha kuat untuk menyampaikan keinginannya yang besar sehingga
dapat bersekutu dengan mereka. Paulus bahkan menggunakan istilah
yang tepat, rindu (epithymia, yang di dalam Perjanjian Baru pada umumnya
berarti mendambakan). Bahkan hal itu juga terlihat dari pernyataan Paulus,
“Aku, Paulus,” malahan menunjukkan perhatian pribadinya dan lebih dari
sekali, secara harafiah berarti telah “berulang-ulang”. Di sisi lain, Paulus
juga menunjukkan bahwa Iblis telah mencegahnya dengan berbagai cara,
sehingga ia tidak dapat bertemu dengan Jemaat Tesalonika. Pernyataan ini
menunjukkan akan peranan Iblis sebagai musuh Allah, yang selalu ingin
menghancurkan persekutuan di antara umat-Nya. Bagaimana Paulus bisa
dicegah? Melalui penyakit ataupun melalui permusuhan di Atena sehingga
Paulus tidak bisa pergi; namun dengan teguh mempercayai kedaulatan
Allah, sang rasul tidak pernah menganggap ringan kejahatan, khususnya
kejahatan yang termasuk pekerjaan Iblis. Untuk itu, Paulus tetap mengajak
Jemaat Tesalonika selalu bersyukur kepada Allah. Ucapan syukur yang
sama dengan dua kata diterjemahkan sebagai menerima: yang pertama
(paralambano, artinya menerima secara formal dan lahiriah), sedangkan
yang berikutnya (dechomai, yang berarti menerima dengan sukarela dan
batiniah).
Marilah, ketika kita melewati perjalanan kehidupan ini, kita semakin
belajar untuk bersyukur kepada Allah, yang selalu memimpin perjalanan
kehidupan kita. Karena dengan menaikkan rasa syukur kepada Allah, kita
akan menikmati sukacita yang tidak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi
yang kita alami. Melainkan sukacita yang berasal dari Allah dan menguasai
hidup kita.
STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang dapat kita pelajari dari perenungan bagian Firman Tuhan
ini? (2) Catatlah alasan-alasan mengapa Anda bersyukur saat ini.

Berdoalah: Tuhan Yesus, Allah Bapa Pencipta kami, terima kasih atas segala
berkat dan penyertaan-Mu di dalam kehidupan kami, sehingga kami boleh
ada sampai saat ini, Amin.
08
SELASA
“…maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan
dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu.
Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri
DESEMBER 2020 di dalam Tuhan…” (1 Tesalonika 3:7-8)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 3:1-13


Bacaan setahun: Daniel 7-9

KABAR BAIK SELALU MEMBERI SEMANGAT


S
elain mengungkapkan ketidak-hadirannya di tengah-tengah Jemaat
Tesalonika, Paulus juga menyaksikan bahwa berita yang dibawakan
oleh Timotius untuk dirinya, sanggup menghapus kekhawatirannya,
tetapi tidak mengurangi kerinduannya untuk menemui mereka.
Rasul Paulus tetap memiliki suatu keinginan yang didorong oleh ikatan
emosional yang kuat (keinginan untuk bertemu muka dengan muka) dan
untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam iman Jemaat Tesalonika.
Oleh sebab itu, kehadiran Timotius dalam hidup Paulus telah
menambahkan (menyempurnakan = katartizo, yang artinya menyesuaikan
sesuatu agar dapat dipakai dengan tepat dan sepenuhnya) pelayanan dan
kehidupan Rasul Paulus. Oleh sebab itu, Rasul Paulus memberkati Jemaat
Tesalonika dan menegaskan bahwa tujuan hidup Paulus tetap ada di dalam
kendali Allah, meskipun ada banyak persoalan yang harus dihadapi.
Paulus juga menyaksikan bagaimana Kristus tetap ditinggikan dan bergaul
erat dengan Allah sebagai penerima doa dan penghibur yang sejati. Dan
melalui kehadiran Timotius, Paulus menyatakan, “Tetapi sekarang, setelah
Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang
menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu
menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa
dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, maka
kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami
menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. Sekarang kami hidup
kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan” (1 Tes. 3:6-9)
Marilah kita selalu menyadari bahwa dalam menjalani kehidupan kita
di dalam dunia ini, sebagai sesama anggota tubuh Kristus, kita perlu dan
harus saling tolong-menolong. Dengan meningkatkan persekutuan yang
erat satu dengan lainnya, berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, maka
setiap kehadiran kita akan dapat memberikan kabar baik yang memberi
semangat satu dengan yang lain, sehingga nama Tuhan Yesus Kristus
terus dimuliakan.
STUDI PRIBADI: Apakah yang membuat Paulus merasa terhibur ketika melihat jemaat di
Tesalonika?

Berdoalah: Tuhan, tolonglah setiap jemaat Tuhan yang hari ini mengalami
kesulitan, meski mereka menghadapi berbagai kesulitan iman mereka tetap
bertumbuh di dalam-Mu, Amin.
09
RABU
“Allah memanggil kita bukan untuk melakukan
apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”
DESEMBER 2020 (1 Tesalonika 4:7)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 4:1-12


Bacaan setahun: Daniel 10-12

HIDUP KUDUS
D
alam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus memberi
nasihat tentang hidup kudus. Paulus memulai dengan penekanan
pada hidup yang berkenan kepada Allah (ay. 1), karena hidup kudus
adalah hal yang menjadi satu keharusan untuk dituruti bagi orang percaya.
Tesalonika, dengan latar belakang sebagai ibukota Makedonia yang
saat itu berkembang pesat dalam perdagangan karena pelabuhannya,
tentunya memberi dampak akan pola hidup dan budaya yang modern bagi
penduduknya. Jemaat di Tesalonika tentunya sedikit banyak terkena imbas
dari budaya yang berkembang akibat perpaduan budaya dan kepercayaan
yang beragam saat itu. Paulus dengan tegas menasihati bahwa hidup di
dalam percabulan, perzinahan, dan hawa nafsu adalah hidup orang-orang
yang tidak mengenal Allah (ay. 5).
Paulus juga memperingatkan mereka, bahwa Tuhan akan membalas
semua perbuatan kebejatan seksual tersebut, dan mengingatkan kembali
agar sebagai orang-orang percaya, mereka hidup di dalam kekudusan,
karena sesungguhnya, Allah memanggil mereka bukan untuk melakukan
apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Demikianlah nasihat dan peringatan yang Paulus sampaikan kepada
orang-orang percaya Tesalonika, yang hidup di tengah-tengah lingkungan
masyarakat yang hidup di dalam kebejatan moral. Paulus ingin agar orang-
orang percaya hidup menyukakan Allah dengan hidup menaati Allah yang
telah memanggil mereka. Sehingga kehidupan mereka boleh memuliakan
Allah, dan terhindar dari hukuman Allah saat kedatangan Kristus yang
kedua kalinya nanti.
Hal ini tentunya juga sangat relevan bagi kita yang hidup di zaman
sekarang yang juga mengalami pergeseran nilai moral dan budaya akan
kekudusan hidup. Oleh karena itu, marilah kita hidup menaati Allah dengan
menjauhi segala kecemaran, dan hidup di dalam kekudusan. Karena itulah
sesungguhnya yang Allah perkenan dari hidup anak-anak-Nya. Dengan
demikian, Allah disukakan dan dimuliakan di dalam kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: Apakah yang Paulus harapkan dari jemaat di Tesalonika di dalam bagian
Firman yang sedang kita baca dan renungkan ini?

Berdoalah: Mampukanlah kami Tuhan, agar kami dapat menjaga sikap dan
perilaku kami sehingga hidup kami senantiasa berkenan di hadapan-Mu,
Amin.
10
KAMIS

“Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain


DESEMBER 2020 dengan perkataan-perkataan ini.” (1 Tesalonika 4:18)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 4:13-18


Bacaan setahun: Daniel 13-14

HIBURKANLAH SEORANG AKAN YANG LAIN


P
aulus menyampaikan penghiburan bagi jemaat Tesalonika terkait
orang-orang yang meninggal. Paulus menjelaskan, bahwa saudara-
saudara seiman yang telah meninggal, sesungguhnya roh mereka
telah dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Kristus (ay.14), sedangkan
tubuh mereka akan dibangkitkan untuk menyongsong kedatangan Tuhan
yang kedua kalinya di angkasa (ay. 16). Lalu meraka akan berada bersama-
sama dengan Tuhan dalam kerajaan-Nya untuk selama-lamanya (ay. 17).
Alangkah bahagianya mereka sebagai orang-orang percaya, karena kelak
mereka akan berkumpul kembali, dan bahkan akan bersama-sama dengan
Allah di dalam kerajaan-Nya untuk selama-lamanya.
Hal ini merupakan sebuah pengharapan yang menghiburkan dan juga
menguatkan mereka yang telah ditinggalkan oleh saudara-saudara
mereka yang telah meninggal. Karena saat tiba waktunya nanti, setiap
orang percaya akan bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu, janganlah
kita tidak berpengharapan karena Kristus telah menyatakannya melalui
kebangkitan-Nya. Sebaliknya, hendaklah bersukacita dan bersyukur atas
pengharapan yang Allah berikan kepada setiap orang percaya.
Apa yang Paulus jelaskan ini bukan hanya berlaku bagi orang-orang
percaya di Tesalonika saja, tetapi juga bagi kita semua, orang-orang yang
percaya kepada Kristus. Setiap kita yang telah percaya kepada Kristus, ada
pengharapan setelah kematian. Di mana setiap orang percaya yang telah
meninggal, pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya nanti akan
dibangkitkan oleh Kristus. Lalu kita semua akan bersama-sama dengan
Kristus di dalam kerajaan-Nya untuk selama-lamanya. Inilah sukacita
pengharapan kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus.
Apabila di antara keluarga kita ada yang masih belum percaya, marilah kita
beritakan Injil Kristus kepada mereka, agar mereka juga boleh percaya dan
memperoleh pengharapan ini. Jika mereka semua sudah percaya, kiranya
kita saling menghibur dan menguatkan untuk tetap setia di dalam iman dan
pengharapan yang Tuhan berikan ini.
STUDI PRIBADI: Mengapa Paulus menasihati dan menghibur jemaat di Tesalonika terkait
dengan orang-orang yang meninggal? Apakah alasannya?

Berdoalah: Tuhan Yesus, hiburkan saudara-saudara kami ketika mengalami


dukacita, agar mereka tetap kuat menjalani kehidupan yang penuh dengan
pergumulan berat, Amin.
11
JUMAT
“Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka,
tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus,
DESEMBER 2020 Tuhan kita.” (1 Tesalonika 5:9)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 5:1-11


Bacaan setahun: Hosea 4-6

BERJAGA-JAGA
K
edatangan Tuhan Yesus adalah sesuatu yang pasti, sekalipun tidak
diketahui kepastian waktu kedatangan-Nya. Bagi mereka yang
menolak Dia dan mencintai kehidupan dalam dosa, kedatangan-
Nya digambarkan sebagai “pencuri pada malam hari.” Artinya, kedatangan
Tuhan Yesus bagi mereka bukanlah hal yang baik, tetapi hal yang buruk.
Mereka yang menolak Dia berpikir bahwa kehidupan mereka masa kini,
dalam keadaan damai dan aman. Namun ketika Tuhan Yesus datang,
mereka baru menyadari bahwa mereka dalam keadaan yang menderita,
seperti seorang perempuan yang yang ditimpa sakit bersalin.
Namun berbeda dengan kita yang telah menjadi umat Tuhan atau
anak-anak terang. Kedatangan Tuhan Yesus adalah sesuatu yang
menggembirakan dan penuh sukacita. Mengapa demikian? Karena kita
telah menjadi milik Tuhan! Dan firman-Nya mengatakan bahwa, “Allah tidak
menetapkan kita untuk ditimpa murka, melainkan beroleh keselamatan
dalam Yesus Kristus” (ay. 9). Itu artinya, kedatangan Tuhan menyatakan
kebenaran iman dan pengharapan kita di dalam Dia. Karena itu, dalam
segala aktivitas kehidupan kita, entah kita tidur, bekerja dan mengerjakan
pekerjaan lainnya, kedatangan Tuhan Yesus adalah hari yang bahagia.
Bagaimana respons kita dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang
kedua kalinya? Paulus mengajarkan agar kita harus berjaga-jaga! Artinya,
kita harus memakai kehidupan kita selaras dengan kasih karunia-Nya.
Paulus mengingatkan agar kita sadar dan mengerjakan panggilan kita di
dunia ini; yaitu berbaju-zirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan
pengharapaan keselamatan.
Bagaimana dengan Anda hari ini? Sudahkah Anda mengenal Yesus
Kristus dan menjadikan Dia Tuhan dan Juruselamat dalam hidup Anda?
Waktu terus berjalan, kedatangan Tuhan Yesus semakin dekat. Janganlah
kita hidup dalam dosa, tetapi hiduplah dalam Dia. Jika kita telah menerima-
Nya, hiduplah sebagai anak-anak terang yang hidup memuliakan nama
Tuhan dan menjadi saksi bagi kemuliaan-Nya. Amin.
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi pada mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus
pada waktu kedatangan-Nya? (2) Bagaimana respons kita menanti kedatangan-Nya?

Pokok Doa: Berdoalah bagi anggota keluarga yang belum percaya kepada
Tuhan Yesus, agar mereka mengenal Dia dan hidup di dalam-Nya. Doakan
pula kehidupan jemaat agar mencintai kebenaran.
12
SABTU

“Jauhkan dirimu dari segala jenis kejahatan.”


DESEMBER 2020 (1 Tesalonika 5:22)

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 5:12-28


Bacaan setahun: Hosea 7-9

PERILAKU ETIS JEMAAT KRISTUS


B
agian terakhir dari surat pertama Paulus kepada jemaat Tuhan di
Tesalonika berisikan nasihat-nasihat praktis yang menolong mereka
mengembangkan perilaku kehidupan etis sebagai sebuah komunitas
orang percaya. Nasihat-nasihat itu antara lain:
Pertama, menghargai pemimpin rohani, khususnya yang telah bekerja
keras dalam pelayanan dan memimpin jemaat dalam iman dan
pengharapan di dalam Tuhan Yesus. Paulus menasihatkan agar kepada
mereka diberikan penghormatan dan penghargaan, yang disertai dengan
hidup damai antara yang satu dengan yang lainnya (ay. 12-13); kedua,
menegur dan membimbing mereka yang tidak tertib dalam hidupya.
Menghibur mereka yang tawar hati karena kesesakan hidup; bahkan
Paulus mendorong mereka untuk tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan, melainkan senantiasa melakukan yang baik terhadap semua
orang (ay. 14-15); ketiga, membangun ketahanan rohani dengan
bersukacita senantiasa, dimana tidak membiarkan diri terpuruk dalam
kekuatiran, melainkan meletakkan pengharapan di dalam Tuhan, dengan
tetap berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah dalam Yesus Kristus, Tuhan kita (ay. 16-18); keempat,
bersemangat dan tetap waspada, baik dalam berhadapan dengan ajaran
sesat maupun segala kejahatan, sebab kita adalah anak-anak terang, yang
telah ditebus menjadi milik Tuhan.
Bagaimana kehidupan kita pada masa kini sebagai komunitas jemaat
Tuhan? Apakah nasihat-nasihat praktis ini telah kita kerjakan? Merespons
firman Tuhan ini, marilah kita membangun perilaku etis komunitas orang
percaya, yang dibangun sesuai dengan tuntunan firman Tuhan, agar
kehidupan kita sebagai anak-anak terang semakin nyata memancarkan
kebaikan dan kasih Tuhan. Kiranya melalui kehidupan kita, banyak orang
melihat terang kasih Tuhan dan kita dipakai Tuhan untuk membawa mereka
kepada keselamatan di dalam Dia. Jangan putus asa, bekerja-samalah dan
saling membangun antara satu dengan lainnya. Amin.
STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana perilaku etis komunitas orang percaya yang diharap Paulus
dari jemaat di Tesalonika? (2) Apa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan masa kini?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka memiliki perilaku etis
yang penuh kasih dan kebenaran, serta saling membangun sebagai saudara
seiman, dan dengan tulus menghargai para pemimpin rohani.
13
MINGGU
“Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu,
saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian,
karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang
DESEMBER 2020 akan yang lain makin kuat di antara kamu.” (2 Tes. 1:3, ITB)
Bacaan hari ini: 2 Tesalonika 1:1-12
Bacaan setahun: Hosea 10-12

BERSYUKUR, WAJIB!
K
etaatan maupun ketidaktaatan atas himbauan di atas dapat menjadi
cerminan kehidupan rohani orang Kristen. Paulus beserta rekan-
rekannya dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika memberikan
teladan akan ucapan syukur yang dihidupi, bukan sekadar himbauan
hampa. Ungkapan “kami wajib” di sini mengindikasikan sebuah tindakan
bersama yang dilatar-belakangi peristiwa yang terjadi sebelumnya.
Kata “wajib” dalam bahasa aslinya menggunakan kata ὀφείλομεν
(opheilomen) yang berarti juga hutang. Paulus bersama rekan-rekannya
berhutang ucapan syukur kepada Allah atas apa yang telah dilakukan Allah
terhadap jemaat di Tesalonika. Itulah sebanya Paulus menegaskan dengan
seharusnya, layak, atau patutlah kami bersyukur. Apakah yang membuat
mereka harus bersyukur? Karena keteguhan iman dan kasih jemaat makin
bertumbuh dalam diri jemaat di Tesalonika ini. Mungkin sebelumnya ada
kekhawatiran Paulus terhadap iman jemaat (band. 1 Tes. 3:5, 10), namun
kenyataannya justru Paulus menemukan yang sebaliknya. Bahkan Paulus
memuji jemaat di Tesalonika, meskipun mengalami aniaya, penindasan,
dan pendertaan, mereka tetap tabah.
Bersyukur adalah sebuah panggilan sekaligus harus menjadi gaya
hidup orang percaya. Apa dan bagaimanapun situasinya, orang Kristen
dipanggil untuk mengucap syukur, bukan hanya ketika menerima berkat
dan segala kebaikan Tuhan. Dalam situasi yang sulit sekalipun, seperti
pada masa pandemic ini, mungkin ada yang bergumul dengan kesulitan
ekonomi, rapuhnya ikatan keluarga, kehilangan pekerjaan, berkurangnya
penghasilan, dan kesulitan hidup yang lainnya, mampukah orang percaya
melhat kebaikan Tuhan dan tetap bersyukur? Pemazmur menulis, “Bahwa
aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu”
(Maz. 119:71, TB). Justru dalam situasi yang sulit kita diajar agar semakin
dekat dan lekat dengan Firman Tuhan sehingga mampu mengucap syukur.
Bersyukur itu wajib karena apa yang Tuhan sudah lakukan atas hidup kita.
Apa dan bagaimanapun situasi hidup kita, bersyukurlah!
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang dapat Anda syukuri dalam 1 bulan, 1 minggu, atau hari ini? (2)
Dalam situasi sulit, bagaimana Anda belajar dan mengungkapkan syukur kepada Tuhan?

Berdoalah: Tuhan Yesus, terima kasih atas segala berkat, kesehatan,


kekuatan, penyertaan dan perlindungan-Mu yang begitu nyata atas setiap
kami, Amin.
14
SENIN
“Tentang kedatangan Tuhan dan terhimpunnya kita dengan Dia...
supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh,
maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami,
DESEMBER 2020 seolah-olah hari Tuhan telah tiba.” (2 Tesalonika 2:1-2, ITB)
Bacaan hari ini: 2 Tesalonika 2:1-17
Bacaan setahun: Hosea 13-14

WASPADA DAN HIDUP NORMAL


P
aulus, yang memiliki hutang syukur atas pertumbuhan iman dan
kasih yang dimiliki oleh jemaat di Tesalonika, mengungkapkan lagi
rasa syukurnya karena keyakinannya akan keselamatan yang telah
dimiliki oleh jemaat di Tesalonika oleh pemilihan dan panggilan Tuhan sejak
semula. Meskipun mereka bertumbuh dalam keimanan, namun tantangan
akan pengajar sesat khususnya pengajaran tentang kedatangan Kristus
yang kedua, hadir dan memberi kegelisahan dan kebingungan tersendiri
bagi jemaat. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan agar jemaat waspada
dan dengan tegas dan lantang menyerukan agar mereka berdiri teguh dan
berpegang pada ajaran-ajaran kebenaran Injil yang telah mereka terima,
dan jangan mudah dibingungkan atau digelisahkan.
Seperti jemaat di Tesalonika yang menghadapi para pengajar palsu
yang meramalkan tentang kedatangan Kristus yang kedua, orang percaya
pada masa ini juga menghadapi hal yang sama. Karenanya, orang Kristen
harus benar-benar waspada dan jeli terhadap ajaran sesat. Dalam masa
ini, orang Kristen dipanggil untuk dapat terus memberitakan Kabar Baik,
Injil Kerajaan dengan bermisi (band. Mat 24:14), serta menggali, belajar,
dan mendengarkan pengajaran Firman Tuhan yang sehat dan benar.
Orang Kristen juga perlu menghidupi apa yang Yesus katakan mengenai
kedatangan-Nya (lihat Mark. 13:32-33). Ayat ini mengajarkan agar orang
percaya menjalani hidup yang hanya tertuju kepada Kristus, dengan siap
sedia dalam iman tanpa harus digelisahkan dengan masalah waktu
kedatangan-Nya yang kedua; kita harus menjalani hidup dan beraktifitas
normal sesuai dengan panggilannya.
Orang Kristen patut bersyukur atas jaminan yang Tuhan Yesus berikan
sebagaimana tertulis dalam Yohanes 14:2-3. Tuhan Yesus pasti akan
datang kembali, itu adalah janji-Nya, jaminan yang diberikan-Nya membuat
kita tidak lagi khawatir akan masa depan dalam kekekalan sekaligus dapat
menjalani kehidupan yang Tuhan anugerahkan dengan waspada dan
penuh keimanan apa adanya. Maukah kita percaya akan janji-Nya?
STUDI PRIBADI: (1) Saat ini, siapkah Anda berjumpa dengan Yesus dalam kekekalan? (2)
Bagaimanakah cara Anda menanti kedatangan-Nya yang kedua?

Berdoalah: Tuhan, mampukanlah kami untuk hidup berharap dan bersandar


hanya kepada-Mu, sambil kami tetap menantikan janji Firman-Mu tentang
kedatangan-Mu yang kedua kalinya, Amin.
15
SELASA
“Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati
dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang
melakukan pekerjaannya dan dengan demikian
DESEMBER 2020 makan makanannya sendiri.” (2 Tesalonika 3:12)

Bacaan hari ini: 2 Tesalonika 3:1-18


Bacaan setahun: Amos 1-3

BERDOA DAN BEKERJA


B
etapa sedihnya hati Paulus ketika menjumpai ada jemaat Tesalonika
yang melalaikan pekerjaannya dan memilih tidak melakukan apa-
apa sepanjang hari. Mungkin karena ada di antara mereka yang
salah memperkirakan kedatangan hari Tuhan, seperti dalam pasal 2. Tetapi
ada pula orang yang memang menolak bertanggung jawab untuk bekerja.
Kepada mereka, Paulus mendesak jemaat untuk melihat teladan
Paulus yang terus bekerja meskipun tidak mudah baginya untuk
memberitakan Injil. Oleh sebab itu, Paulus meminta jemaat untuk terus
mendoakannya (ayat 1). Bukan hanya itu, Paulus juga meminta jemaat
meneladani hidup dan pekerjaannya. Paulus tidak melalaikan kesempatan
untuk bekerja mencukupkan dirinya. Pertama-tama hal itu dilakukannya
supaya Paulus tidak ingin membebani jemaat. Tetapi lebih dari itu, Paulus
juga sedang mengajarkan jemaat tentang bekerja sebagai sebuah bentuk
tanggung jawab pribadi. Karenanya Paulus dengan keras menegur mereka
yang menolak untuk bekerja dengan mengatakan: “Jika seorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan” (ayat 10).
Kemudian Paulus meminta jemaat untuk terus saling menasihati dalam
kehidupan bersama-sama. Jikalau mereka menemukan jemaat yang tidak
mengindahkan nasihat dan tegurannya, khususnya tentang bekerja, maka
mereka tidak perlu bergaul dengan orang semacam itu. Tidak bergaul di sini
bukan berarti menjadikan orang tersebut sebagai musuh, tetapi saudara
yang perlu ditegor dan dibimbing.
Nasihat ini menjadi sesuatu yang penting, bukan hanya bagi jemaat
Tesalonika, tetapi juga buat kita di masa kini. Situasi sulit yang kita hadapi
tidak boleh menghentikan kita untuk terus berjuang dan berusaha; kita
perlu tetap berdoa dan bekerja. Kita percaya seperti yang rasul Paulus
tuliskan: “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan
memelihara kamu terhadap yang jahat.” Keyakinan kita didasari atas
kesetiaan Tuhan dan pemeliharaan Tuhan yang tidak berkesudahan. Oleh
karena itu, tetaplah berdoa dan teruslah bekerja!
STUDI PRIBADI: Apakah yang Paulus harapkan dari jemaat di Tesalonika di dalam bagian
yang kita sudah baca ini?

Berdoalah: Tuhan Yesus, tolonglah setiap kami agar kami dapat melakukan
Firman-Mu dalam kehidupan kami dengan penuh kesungguhan hati sesuai
panggilan kami sebagai orang percaya, Amin.
16
RABU
“…bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta,
bagi orang makan sumpah dan segala sesuatu yang bertentangan
dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari Allah... seperti
DESEMBER 2020 yang telah dipercayakan kepadaku…” (1 Timotius 1:10-11)
Bacaan hari ini: 1 Timotius 1:1-11
Bacaan setahun: Amos 4-6

MENGENALI YANG BENAR


P
aulus mengingat dengan jelas alasannya meninggalkan Timotius di
gereja Efesus selain untuk menggembalakan juga untuk menangkal
ajaran sesat yang berkembang di sana. Paulus membeberkan
munculnya ajaran palsu yang mulai mengancam iman jemaat. Mereka
menyelewengkan pengajaran tentang Injil sertaTaurat dan mencampurnya
dengan ajaran lain sehingga menimbulkan persoalan-persoalan pelik lain.
Jadi Timotius dipanggil bukan hanya sebagai gembala jemaat tetapi juga
menangkal pengajaran palsu yang bisa menyesatkan.
Guru-guru palsu tersebut bukanlah utusan Allah dan belum mengalami
kasih karunia yang membuat mereka kurang mengerti akan ajaran dan
pokok-pokok dasar iman kristiani. Mereka tersesat karena mengajarkan
sesuatu yang bertolak belakang dengan tujuan awal Injil. Injil menawarkan
kasih karunia yang menyelamatkan dan membebaskan orang dari
perbudakan dosa untuk hidup dalam kekudusan. Pengajar sesat ini justru
membuat orang-orang terikat dalam aturan-aturan lahiriah hukum Taurat,
yang hanya menunjukkan dosa-dosa dan tindakan jahat manusia (7-11).
Ukurannya sangat jelas untuk bisa membedakan ajaran yang benar
dengan yang palsu. Apakah itu? Pertama, jika ajaran mereka bertentangan
dengan ajaran sehat (10). Segera saja terlihat bahwa ajaran sesat yang
berkembang di Efesus berlawanan dengan ajaran sehat pada umumnya.
Lalu kedua, bertentangan dengan Injil Allah sendiri. Kedua ukuran inilah
yang penting buat Timotius dan jemaat Efesus, dalam menilai mana yang
benar dan manakah yang sesat.
Sepanjang sejarah, seringkali kita melihat bermunculannya berbagai
pengajaran-pengajaran sesat yang membingungkan jemaat. Untuk itulah
jemaat Efesus dan kita sekarang ini perlu terus mengenal kebenaran Injil
dan bertumbuh di dalam kebenaran tersebut. Dengan demikian kita bisa
membentengi diri dari berbagai-bagai rupa angin pengajaran yang
disampaikan guru-guru palsu. Kiranya Tuhan Yesus menolong kita untuk
dapat mengerti mana yang benar dan mengenali mana yang tidak benar.
STUDI PRIBADI: Apa nasihat Paulus bagi Timotius yang pada waktu itu di dalam usia muda
dan harus menjadi gembala di Efesus?

Berdoalah: Tuhan Yesus, tolonglah setiap kami, para hamba-Mu, agar kami
dapat mengajarkan Injil Kristus kepada jemaat lain supaya jemaat memiliki
pengajaran-pengajaran yang benar di dalam hidup mereka, Amin.
17
KAMIS
“Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya:
Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,
dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”
DESEMBER 2020 (1 Timotius 1:15)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 1:12-17


Bacaan setahun: Amos 7-9

KASIH KARUNIA ALLAH MENGUBAH HIDUPKU


K
etika kita membaca kesaksian Paulus (KPR 9:1-22), maka kita akan
merasakan keajaiban kasih karunia Allah dan kuasa-Nya yang telah
mengubah dan menyelamatkan hidup Paulus.
Paulus dulunya adalah seorang yang ganas, penghujat, penganiaya,
seorang yang sombong yang “memakai kekuatannya untuk memaksa
orang lain.” Tingkah lakunya yang jahat itu ada terutama karena Paulus
tidak mempunyai “pengetahuan” dan hidup “di luar iman.” Meskipun Saulus
dulunya seorang yang sangat pandai dan berpendidikan, pikirannya buta
terhadap kebenaran (2Kor. 4:3-4). Ia memang seorang yang taat kepada
agama, tetapi ia tidak menuju ke Sorga! Paulus baru diselamatkan setelah
ia beriman kepada Yesus Kristus (Filipi 3:1-11). Kasih karunia Yesus
Kristuslah yang telah mengubahkan kehidupan Paulus, artinya: Allah yang
menyatakan kasih-Nya kepada Paulus (12-14). Allah yang mengasihani
Paulus dengan memberinya kasih karunia-Nya yang sebenarnya tidak
layak menerima kasih karunia itu. Untuk menyatakan kasih karunia Allah,
maka Allah melimpahkan kasih karunia-Nya dan mengasihani orang yang
berdosa.
Kasih karunia menggerakkan Paulus menjadi Pemberita Injil (ay. 15-
17). Perjumpaan Paulus dengan Yesus telah mengubah fokusnya dari yang
jahat menjadi yang baik, dari pembunuh menjadi Pemberita Injil. Paulus
menjelaskan bahwa keselamatan yang telah ia terima bukan hanya untuk
dirinya sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang menerima Yesus kristus
(ay. 15). Kasih karunia Allah yang memelihara hati dan pikirannya sehingga
menjadi murni dan bersih dalam melayani Tuhan. Demikian halnya dengan
kita yang telah menerima kasih karunia Allah, apa yang kita terima bukan
untuk diri kita sendiri, tetapi kita terpanggil untuk memenangkan banyak
jiwa yang tersesat. Allah tidak mempercayakan kasih karunia dan Injil
kepada kita tanpa tujuan, tetapi Allah mau supaya kita melayani Tuhan.
Apabila kita taat kepada panggilan Allah untuk melayani Dia, Allah selalu
menyertai, memperlengkapi dan memberi kemampuan untuk kita.
STUDI PRIBADI: (1) Apa artinya: Allah yang menyatakan kasih-Nya kepada Paulus? (2) Apa
yang dimaksud dengan kasih karunia menggerakkan kita untuk menjadi Pemberita Injil?

Pokok Doa: Tuhan Yesus yang baik, terima kasih untuk kasih karunia-Mu,
Tolonglah kami, supaya kami bisa tetap hidup sesuai dengan Injil Kristus,
dan tetap berjuang untuk menjadi saksi Injil bagi banyak orang. Amin.
18
JUMAT
“Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan
apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh
nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik
DESEMBER 2020 dengan iman dan hati nurani yang murni.” (1 Timotius 1:18)
Bacaan hari ini: 1 Timotius 1:18-20
Bacaan setahun: Obaja

MELAYANI DENGAN BENAR


D
alam melayani dan memenuhi panggilan Tuhan, Paulus
mengingatkan Timotius: jika ia ingin berhasil dalam pelayanannya,
maka satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan
berpegang teguh pada “iman dan hati nurani yang murni.”
Iman bukanlah sekadar kata-kata manis yang keluar dari mulut tetapi
haruslah dipraktikkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Iman dan hati
nurani yang murni adalah hal yang penting untuk menjalani perjuangan dan
melakukan pelayanan yang baik. Seorang yang bernama H.L. Mencken
memberi definisi tentang hati nurani yang murni sebagai “suara dari dalam
batin yang mengingatkan kita bahwa mungkin ada seseorang yang sedang
melihat.” Akan tetapi, seseorang yang memiliki hati nurani yang murni akan
tetap berjuang untuk melakukan kehendak Allah meskipun ia sedang
diamati oleh seseorang, tidak peduli apa yang mungkin dikatakan orang
lain tentang dia. Karena dia sedang melakukan yang terbaik kepada Tuhan,
bukan kepada manusia.
Paulus memberikan contoh orang yang menyebut diri Kristen tetapi
iman mereka telah menyimpang dari kebenaran Injil, yaitu Himeneus dan
Aleksander, yang telah sengaja menolak hati nurani yang murni untuk
mempertahankan kehidupan mereka yang menyimpang dari kebenaran
(ay. 19-20). Paulus menyerahkan mereka kepada Iblis supaya mereka jera
menghujat, artinya didisiplin dari tugas pelayanan dan ada pengucilan dari
jemaat tempat mereka melayani.
Kehidupan Kristen memang suatu perjuangan yang tak ada hentinya,
namun kita harus tetap setia menjalaninya sebagai seorang Kristen yang
sejati. Kita harus tetap mempertahankan iman kita dengan menyingkapkan
segala dusta dan motivasi yang jahat dalam melayani Tuhan serta berjuang
untuk menentang ajaran-ajaran setan. Hidup hanya untuk menyenangkan
Tuhan, memenangkan jiwa yang tersesat, menjadi saksi Injil bagi banyak
orang, dan menjadi saluran berkat dalam segala perbuatan baik dan benar.
Semua yang tidak berhubungan dengan kebenaran harus ditinggalkan.
STUDI PRIBADI: (1) Apa artinya: melayani dengan “iman dan hati nurani yang murni”? (2)
Bagaimana seharusnya kehidupan seorang Kristen sejati dalam memenuhi panggilannya?

Berdoalah: Tuhan Yesus yang baik, terima kasih untuk panggilan-Mu dalam
hidup ini. Tolong kami tetap semangat dan berjuang untuk memberikan yang
terbaik; senantiasa hidup menyenangkan dan memuliakan Tuhan.
19
SABTU
“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah,
Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.”
DESEMBER 2020 (1 Timotius 2:3-4)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 2:1-7


Bacaan setahun: Yunus

MISI ALLAH SEBAGAI GAYA HIDUP


K
ehidupan Kristen adalah sebuah kehidupan yang dirancang untuk
kemuliaan Allah di tengah dunia yang berdosa, di tempat Tuhan
meletakkan kita. Bagaimana setiap orang percaya mengerjakan hal
ini? Setidaknya ada dua hal yang secara jelas dituliskan oleh Paulus dalam
bagian ini.
1. Berdoa.
Apakah yang dimaksudkan dengan doa dalam bagian ini? Bagian ini
menjelaskan mengenai nasihat Paulus kepada Timotius dan segenap
jemaat yang dilayaninya, agar mereka dapat menaikkan doa syafaat bagi
semua orang. Yang dimaksud adalah doa yang menyatakan permohonan
atas nama orang-orang Kristen lainnya atau bagi orang-orang yang belum
mengenal Allah. Doa bagi setiap raja dan pembesar, sehingga mereka
dapat hidup dengan segala kesalehan dan kehormatan. Dan kita dapat
hidup tenang dan tenteram. Namun khususnya adalah berdoa agar orang
lain dapat mengenal Tuhan dan hidup sesuai kehendak-Nya. Tidak
berhenti pada bersyafaat namun juga menyampaikan kesaksian kepada
orang-orang yang belum percaya kepada Kristus tersebut.
2. Bersaksi.
Allah menghendaki agar semua orang mendapatkan pengetahuan
akan kebenaran, bahwa Kristus Yesus telah menyerahkan hidup-Nya,
untuk menjadi pengantara antara Allah dan manusia. Berita yang
diberitakan adalah berita mengenai Allah yang Satu dan Juruselamat
hanya satu.
Memang secara khusus, ini adalah panggilan yang dikisahkan oleh
Paulus. Namun bukankah setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi
seseorang yang mewartakan Kristus? Misi Allah ini bukan hanya menjadi
panggilan yang diemban oleh Paulus namun juga setiap orang percaya.
Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk melakukan misi Allah dalam
sepanjang hidup kita.
STUDI PRIBADI: Sudahkah setiap kita menyadari panggilan kita sebagai seorang pewarta
Injil?

Berdoalah: Ya Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk dapat selalu mengingat


dan melakukan panggilan kami dalam mewartakan Injil-Mu, di manapun
Engkau telah menempatkan kami, Amin.
20
MINGGU
“Tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik,
seperti layaknya perempuan yang beribadah.”
DESEMBER 2020 (1 Timotius 2:10)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 2:8-15


Bacaan setahun: Mikha 1-3

KEHIDUPAN KRISTEN
S
urat 1 Timotius 2 memberi sebuah panduan mengenai relasi antara
pria dan wanita dalam pelayanan gereja. Laki-laki mengerjakan
tugas kepemimpinan sebagai cerminan dari Kristus, dan perempuan
sebagai mempelai wanita Allah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
bahwa pria diharapkan untuk berdoa dengan menadahkan tangan yang
suci, tanpa marah, dan tanpa perselisihan. Sebagai seorang pemimpin,
sebagaimana Kristus yang mengasihi jemaat, maka laki-laki pun tetap
harus bisa menguasai diri dan menjaga kekudusan hidupnya, sehingga dia
tetap dapat berdoa kepada Tuhan tanpa terhalang oleh dosa (ay. 8).
Dalam pertemuan jemaat, perempuan diharapkan untuk berdiam diri.
Hal ini bukan berarti tidak berbicara sama sekali, melainkan hidup dalam
ketenangan, bukan dalam pemberontakan untuk melawan otoritas yang
Tuhan telah tetapkan. Perempuan juga tidak diijinkan untuk mengajar.
Bagian ini memang menimbulkan kontroversi, namun kita tidak membahas
dalam bagian ini. Paulus menekankan agar perempuan berdiam diri dan
menerima ajaran dengan patuh (ay. 11); ajaran yang dimaksud ini tentu saja
berkaitan dengan teologia dan iman sejati di dalam Kristus.
Rupanya ada kejadian yang melatarbelakangi bagian ini sehingga
Paulus menekankan bahwa perempuan tidak diijinkan untuk mengajar dan
memerintah laki-laki. Kemungkinan dikarenakan ada beberapa perempuan
menyalahgunakan posisi kepemimpinan dan karena adanya beberapa
ajaran yang sesat yang mereka bawa masuk ke dalam gereja. Paulus juga
menekankan dalam ayat 15 bahwa perempuan diselamatkan karena
melahirkan anak, yang merujuk kepada kelahiran Mesias menjadi manusia
melalui seorang wanita. Hal ini menunjukkan keberhargaan seorang wanita
dalam karya keselamatan Allah karena wanita dilibatkan secara langsung
dalam proses kelahiran Kristus. Namun bukan berarti semua wanita yang
melahirkan secara otomatis diselamatkan, melainkan setiap wanita yang
memiliki iman kepada Kristus.

STUDI PRIBADI: Apakah Saudara sudah menjadi penatalayan & pewarta kabar kesukaan
dengan motivasi dan cara yang benar sehingga dapat menjadi berkat bagi orang lain?

Berdoalah: Tuhan, ajarlah kami untuk berhati-hati dalam mengerjakan setiap


pelayanan yang Tuhan percayakan, dengan tidak sembarangan menjalani
hidup dan menggunakan otoritas yang Tuhan berikan, Amin.
21
SENIN
“Benarlah perkataan ini:
Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat
DESEMBER 2020 menginginkan pekerjaan yang indah.” (1 Timotius 3:1)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 3:1-7


Bacaan setahun: Mikha 4-5

PEKERJAAN YANG INDAH


T
ahun ini, kekristenan, baik di dunia maupun di Indonesia dihebohkan
oleh kasus kegagalan moral dari pemimpin-pemimpin umat ternama.
Mereka adalah tokoh-tokoh yang cukup berpengaruh di bidangnya
masing-masing, bahkan salah satunya mengambil tema keluarga bahagia
sebagai tagline pelayanannya. Kegagalan moral mereka menyebabkan
banyak sekali orang tersandung dan menjadi semakin skeptis dengan
gereja dan kekristenan. Efek domino yang destruktif ini yang sebenarnya
ingin dicegah Rasul Paulus, ketika ia menuliskan perikop ini dalam suratnya
kepada Timotius.
Paulus menuliskan syarat-syarat bagi mereka yang ingin menjadi
penilik jemaat (episkopos). Pada masa itu, penilik jemaat adalah tuan
rumah penyelenggara ibadah. Jabatan inilah yang kemudian berkembang
menjadi jabatan penatua di dalam jemaat masa kini. Mereka adalah bagian
dari kepemimpinan jemaat setempat, bertugas tidak hanya menjadi tuan
rumah yang merawat jemaat, tetapi juga mengajar Firman Tuhan, dan
kehidupannya menjadi teladan bagi jemaat. Kedudukan dan tugas mereka
sangat penting dalam kehidupan berjemaat! Untuk itulah, Paulus
menyarankan kepada Timotius seperangkat persyaratan yang cukup berat
bagi calon penilik jemaat.
Secara umum, persyaratannya terbagi tiga: memiliki kehidupan moral
yang baik, sifat-sifat baik terhadap sesama, dan dewasa rohani. Syarat ini
penting karena perpaduan antara karakter, kemampuan kepemimpinan
dalam keluarga, dan reputasi yang baik menghindarkan dia dan jemaatnya
dari gugatan orang dan jerat si jahat. Dengan kelengkapan persyaratan ini
juga, diharapkan dapat menjadi pemimpin jemaat yang baik, yaitu keluarga
Allah. Tentu, kita tetap sangat membutuhkan belas kasih dan anugerah-Nya
untuk dapat mempertahankan hidup kudus yang berkenan di hadapan-Nya.
Pelayanan menjadi penilik jemaat/penatua adalah pekerjaan Tuhan
yang indah. Bersama dengan Sang Gembala Agung, kita dipercaya untuk
terlibat dalam pemeliharaan keluarga Allah.
STUDI PRIBADI: (1) Adakah syarat yang berat untuk menjadi penilik jemaat? (2) Ketika
TUHAN memilih kita untuk melayani, DIA akan melayakkan & memampukan. Percayakah?

Pokok Doa: Berdoa memohon agar Roh Kudus menolong kita untuk dapat
hidup kudus dan berkenan, sehingga kita siap ketika TUHAN meminta kita
untuk melayani-NYA melalui pelayanan yang indah menjadi penilik jemaat.
22
SELASA
“Karena mereka yang melayani dengan baik
beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman
kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.”
DESEMBER 2020 (1 Timotius 3:13)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 3:8-13


Bacaan setahun: Mikha 6-7

PENTINGNYA KESAKSIAN HIDUP


K
etika menulis renungan ini, saya sedang mendengarkan curahan
hati salah seorang pemusik gereja yang dulu pernah aktif melayani.
Dia memutuskan berhenti melayani karena tersandung dengan
sikap hidup pelayan Tuhan yang lebih senior. Para Diaken telah diangkat
oleh gereja menjadi bagian dari tim kepemimpinan seharusnya memiliki
keteladanan di dalam kehidupan, namun ternyata dalam kehidupan setiap
harinya, sangat beda. Integritas dalam pekerjaan patut dipertanyakan,
komitmen terhadap keluarga menjadi bahan pergunjingan.
Diaken, menurut surat Rasul Paulus kepada Timotius, adalah orang
yang ditunjuk untuk melaksanakan penatalayanan jemaat. Mereka ditunjuk
secara khusus untuk bekerjasama membantu penilik jemaat dalam
penyelenggaraan peribadatan dan memelihara keluarga Allah. Pelayanan
pengajaran dan pastoral menjadi efektif ketika dilaksanakan bersama oleh
penilik jemaat dibantu oleh para diaken. Bahkan di dalam perikop ini juga
disebutkan, bahwa para perempuan juga ditunjuk untuk menjadi diaken.
Seperti layaknya seorang penilik jemaat, syarat untuk menjadi diaken
pun sama sulitnya! Para diaken harus memiliki kehidupan moral yang baik,
sifat-sifat baik terhadap sesama, dan kedewasaan rohani teruji. Walaupun
diaken lebih banyak dilibatkan dalam hal praktis di luar pengambilan
keputusan, kepada mereka dituntut standar hidup yang kurang lebih sama
tingginya dengan syarat untuk menjadi penilik jemaat. Tingkah laku pribadi,
kualitas pelayanan, bahkan kondisi keluarga mereka yang terurus dengan
baik — menjadi hal yang harus diperhatikan oleh para diaken — meskipun
mereka “hanya” seorang pelaksana pelayanan, dan bukan pengambil
keputusan.
Mengapa Paulus menuntut agar hal ini diperhatikan oleh Timotius?
Jawabnya, tidak lain karena kemuliaan kasih dan kekudusan Allah haruslah
kita pantulkan secara cemerlang dan konsisten dalam hidup kita. Pantulan
Kristus yang hidup dalam kita memberikan keleluasaan untuk menyaksikan
kasih-NYA, Injil Tuhan Yesus yang ajaib dan hebat itu! Soli Deo Gloria!
STUDI PRIBADI: Besar atau kecil pelayanan, hal pertama yang harus diperhatikan adalah
kehidupan sehari-hari. Apakah hidup kita telah memancarkan kasih & kebenaran Tuhan?

Berdoalah: Mohon agar Roh Kudus menolong kita untuk hidup kudus dan
berkenan, sehingga kita tidak tersandung ataupun menyebabkan orang lain
tersandung untuk datang kepada Yesus. Tolonglah kami, Tuhan! Amin.
23
RABU
“Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia,
dibenarkan dalam Roh; ... diberitakan di antara bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
DESEMBER 2020 diangkat dalam kemuliaan.” (1 Timotius 3:16)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 3:14-16


Bacaan setahun: Nahum

KEAGUNGAN IBADAH KITA


D
i tengah masa pandemi ini, kebanyakan di antara kita beribadah
secara online di rumah masing-masing. Hal ini tentu tidak nyaman.
Kita tidak bisa berjumpa dengan saudara seiman dan ada banyak
gangguan yang mengganggu kita dalam beribadah. Namun sesungguhnya
ketika kita berbicara tentang ibadah, ibadah sesungguhnya bukan hanya
tentang pertemuan secara fisik di gedung ibadah secara fisik. Tetapi ibadah
terutama adalah tentang perjumpaan kita, umat Allah dengan Kristus.
Setelah berbicara tentang para pemimpin gereja di 1 Timotius 3:1-13,
Paulus berbicara tentang jemaat. Jemaat adalah tiang penopang dan
kehidupan gereja Tuhan. Bukan hanya kehadiran jemaat, tetapi terutama
kebenaran yang mendasari kehidupan jemaat dan kesaksian hidup jemaat
di tengah-tengah dunia. Oleh karena itulah kita harus beribadah, karena
setiap kali jemaat beribadah, jemaat diingatkan dan diinspirasi oleh karya
Kristus. Kristus berkorban dan menyatakan diri-Nya sebagai manusia, Ia
dibenarkan dan Ia dikenal di antara bangsa-bangsa. Berita inilah yang
seharusnya terus didengar oleh jemaat Tuhan dan mendorong kita untuk
hidup bagi Kristus dan mewartakan Dia, di mana pun juga. Inilah yang
seharusnya menjadi fokus dalam ibadah yang kita lakukan setiap minggu.
Kita bukan hanya bernyanyi dan melakukan rutinitas belaka. Lebih dari itu,
kita berjuang untuk mengenal Kristus lebih lagi dan diperlengkapi untuk
memberitakan Dia, Juruselamat kita yang hidup.
Di tengah segala keadaan ibadah kita, ingatlah bahwa Tuhan lah yang
kita cari dalam ibadah. Dialah yang seharusnya menguatkan, meneguhkan
dan menginspirasi hidup kita. Kita menjadi semakin serupa Kristus dan kita
mampu memberitakan Dia, baik melalui hidup kita maupun pemberitaan
Injil secara langsung. Allah melibatkan setiap kita di dalam pelebaran
Kerajaan-Nya. Beritakan Dia senantiasa di dalam hidup kita. Beribadahlah
dengan setia kepada-Nya.
STUDI PRIBADI: (1) Berdoalah agar Tuhan memberi kita hati yang mencari Dia setiap kali
kita beribadah. (2) Adakah saudara dan keluarga kita yang belum mengenal Tuhan?
Beritakanlah Injil kepada mereka.
Pokok Doa: Berdoa untuk setiap orang Kristen yang bergumul di dalam masa
pandemi ini, agar mereka tetap rajin beribadah dan mengandalkan Tuhan
setiap hari.
24
KAMIS
“Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna
dalam segala hal, karena mengandung janji,
baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
DESEMBER 2020 yang akan datang.” (1 Timotius 4:8)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 4:1-16


Bacaan setahun: Habakuk

KEHIDUPAN ROHANI YANG TERLATIH


M
emiliki tubuh yang sehat dan kuat adalah fokus utama kehidupan
kita hari ini. Di tengah segala sakit dan virus, kita harus menjaga
diri agar kita tidak tertular dan jatuh sakit. Ada banyak kegunaan
melatih tubuh kita dan berolahraga. Paulus dalam bagian firman Tuhan
yang kita renungkan pun berkata hal yang sama. Pada ayat 8a, Paulus
berkata bahwa “latihan badani terbatas gunanya.” Kata “terbatas gunanya”
dalam NIV diterjemahkan “of some value” dan NLT menerjemahkan “good.”
Dalam terjemahan yang lebih tepat, Paulus sesungguhnya berkata bahwa
latihan badani itu memiliki manfaat dan baik. Oleh karena itu, kita harus
menjaga tubuh kita dan kesehatannya.
Namun lebih dari itu, sesungguhnya ada hal yang lebih penting
daripada menjaga kesehatan tubuh kita, yakni melatih kehidupan rohani
kita. Latihan rohani adalah upaya yang kita lakukan untuk memiliki karakter
Kristus dan relasi yang dekat dengan Tuhan. Latihan rohani meliputi
kesetiaan kita untuk beribadah, bersaat teduh, meninggalkan dosa dan
memberitakan Injil. Paulus berkata ketika kita melatih kehidupan rohani
kita, hal itu akan bermanfaat bagi hidup masa kini maupun hidup yang akan
datang di dalam kekekalan (8b).
Melatih tubuh kita dan memiliki tubuh yang sehat adalah baik. Tetapi
jangan kita lupa, bahwa latihan rohani tidak kalah penting. Karena melalui
latihan rohani kita dapat menjadi berkat selama kita hidup di dunia ini,
maupun kita akan membawa hasilnya kepada kekekalan. Semua karakter
Kristus, kecintaan kita kepada Tuhan dan buah pelayanan kita akan kita
bawa di hadapan Kristus bahkan sampai kepada kekekalan. Janganlah kita
hanya fokus pada kehidupan kita di dunia. Terlebih kita harus senantiasa
bertekun membangun kehidupan rohani yang baik. Kehidupan rohani yang
baik memberkati sesama kita selama kita hidup dan melayani di dunia,
tetapi kehidupan rohani yang baik juga berfaedah bagi hidup di masa yang
akan datang, di dalam kekekalan bersama dengan Tuhan.
STUDI PRIBADI: (1) Adakah dosa menahun yang masih kita lakukan? Berdoalah, mohonlah
kekuatan Tuhan agar kita mampu meninggalkannya. (2) Adakah hidup kita semakin serupa
Kristus hari demi hari? Bacalah Injil, berdoalah agar Anda mampu hidup menyerupai Dia.
Pokok Doa: Doakanlah orang-orang Kristen di gereja Anda, agar mampu
menjadi terang dan kesaksian dalam ruang lingkup pekerjaan dan keluarga
mereka masing-masing.
25
JUMAT
“...tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda
sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu
dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu
DESEMBER 2020 dengan penuh kemurnian.” (1 Timotius 5:1, 2)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 5:1-2


Bacaan setahun: Zefanya

BAGAIMANA KITA MENEGUR?


D
alam bagian Firman Tuhan yang sudah kita baca hari ini, Paulus
mengajarkan kepada Timotius, anak rohaninya yang masih muda,
untuk memperhatikan orang-orang di sekitarnya, khususnya jemaat
yang ada di Efesus.
Sebagai seorang pemimpin muda, Timotius menghadapi sebuah
realita bahwa beberapa dari jemaat yang dilayaninya hidup tidak selaras
dengan Injil bahkan ada pengajaran yang menyesatkan jemaat. Untuk itu,
Timotius punya tugas penting untuk mengarahkan jemaat dan menegur
setiap kesalahan yang ada. Paulus tahu bahwa Timotius yang masih muda
belum memilik banyak pengalaman. Oleh sebab itu, Paulus memberitahu
Timotius bagaimana ia harus menegur setiap jemaat mulai dari yang muda
sampai yang tua, perempuan maupun pria.
Beginilah Timotius harus menegur: kepada para pria yang lebih tua,
Paulus mau agar Timotius menganggap mereka seperti bapanya dan
kepada peremuan yang tua, Timotius perlu memperlakukannya layaknya
seorang ibu. Kata bapa dan ibu yang digunakan di sini memilik arti orang
tua kandung. Dengan demikian ketika Timotius menegur mereka yang lebih
tua dari dia, maka teguran itu harus dengan rasa hormat layaknya seorang
anak menghormati orang tuanya. Demikian kepada pria yang lebih muda,
Timotius perlu menegur mereka layaknya menegur seorang saudara.
Kepada yang perempuan yang lebih muda, Paulus mau Timotius dengan
kemurnian menasihati mereka layaknya seorang adik. Nasihat yang penuh
kemurnian menolong orang terlepas dari kecemaran dosa yang
berhubungan dengan masalah seksual.
Sekarang kita diajarkan bagaimana kita harus berelasi dan menegur
orang yang lebih tua atau lebih muda dari kita. Intinya adalah menegur
dengan rasa hormat, penuh kasih dan kemurnian sebagaimana orang
percaya hidup layaknya sebagai keluarga Allah di dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.

STUDI PRIBADI: Prinsip apakah yang diajarkan Firman Tuhan untuk kita terapkan pada saat
kita ingin berelasi dengan orang lain?

Pokok Doa: Berdoalah agar kiranya Tuhan menolong setiap keluarga Tuhan
untuk boleh hidup saling menghormati dan juga mengasihi dalam berelasi
dengan sesamanya.
26
SABTU

“Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.”


DESEMBER 2020 (1 Timotius 5:3)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 5:3-16


Bacaan setahun: Hagai

SESAMA YANG PERLU DIPERHATIKAN


M
enarik sekali, dalam bagian ini rasul Paulus menyuruh Timotius
untuk melayani kaum yang seringkali diabaikan. Dalam sebuah
sistem masyarakat zaman itu, dikenal sistem patriarki dimana laki-
laki selalu lebih diutamakan daripada perempuan. Hal ini menyebabkan
kaum wanita, khususnya para janda seringkali diabaikan di dalam lingkup
masyarakat saat itu. Padahal kehidupan mereka sangatlah rentan terluka
karena hidup sebatang kara. Untuk alasan itulah, para janda perlu
diperhatikan secara khusus oleh jemaat Tuhan.
Berikut beberapa kelompok janda yang akan dijumpai Timotius di
Efesus: pertama, janda yang mempunyai anak atau cucu. Kedua, janda
yang ditinggalkan seorang diri. Ketiga, janda hidup mewah. Bagi janda
yang mempunyai anak atau cucu, maka yang paling utama memperhatikan
mereka adalah keluarganya (ay. 4). Kemudian janda yang seorang diri,
sangat perlu diperhatikan karena mereka hanya bergantung kepada Tuhan
(ay. 5). Terakhir janda yang hidup mewah, seharusnya mereka itulah yang
mengambil bagian untuk memperhatikan sesamanya sehingga mereka
hidup dengan tidak bercela (ay. 6, 7).
Janda yang sudah tua yang saat itu di atas usia 60 tahun, perlu sekali
diperhatikan jemaat (ay. 9, 10). Para janda yang di atas usia 60 tahun perlu
didaftarkan sehingga para janda muda yang masih bisa bekerja atau
bahkan menikah lagi, tidak membebani jemaat. Jemaat dapat membantu
para janda yang betul-betul hidup hanya bergantung pada Tuhan.
Saat ini di antara kita ada jemaat Tuhan yang membutuhkan perhatian
layaknya janda yang hidupnya hanya bergantung pada Tuhan. Jika mereka
ada di lingkup keluarga kita, maka sebagai anggota keluarga terdekatnya
tunjukkanlah kasih kita pada mereka. Jika orang yang perlu diperhatikan itu
bukan anggota keluarga, maka sebagai jemaat Tuhan bertolong-tolonglah
menanggung kesusahan. Bagi jemaat Tuhan yang hidup berkecukupan,
ingatlah untuk memperhatikan sesama kita. Tuhan terus memperhatikan
kita, sebab itu kita perlu memperhatikan sesama kita.
STUDI PRIBADI: Sebagaimana seorang janda yang hidup seorang diri (ay. 5), teladan apa
yang dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan kita sebagai jemaat Tuhan?

Pokok Doa: Berdoa, kiranya Tuhan mencukupkan setiap kebutuhan jemaat


Tuhan, khususnya di tengah-tengan pergumulan yang ada. Kiranya Tuhan
menguatkan iman, pengharapan, dan kasih setiap jemaat Tuhan.
27
MINGGU
“Janganlah lagi minum air saja,
melainkan tambahkanlah anggur sedikit,
berhubung pencernaanmu terganggu
DESEMBER 2020 dan tubuhmu sering lemah.” (1 Timotius 5:23)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 5:17-6:2a


Bacaan setahun: Zakharia 1-4

PENTINGNYA KESEHATAN JASMANI


P
aulus, dalam suratnya kepada anak rohaninya, Timotius, juga
berbicara tentang kesehatan jasmani dari anaknya itu. Paulus pun
mengingatkan betapa penting menjaga kesehatan jasmani, sama
pentingnya dengan memperhatikan sisi rohaninya.
Dua hal penting yang dapat menjadi perenungan di sini, adalah: (1)
Minum sedikit anggur tidak sama dengan peminum (1Tim. 3:3). “Peminum”
di sini artinya adalah orang yang kecanduan anggur dan minum terlalu
banyak anggur. Saat Paulus berkata: “jangan minum air saja, melainkan
tambahkanlah anggur sedikit...” bukan berarti mengganti air yang biasa
diminum dengan anggur; namun nasihat Paulus adalah menambahkan
anggur sebagai tambahan minuman Timotius; (2) Anggur dalam jumlah
sedikit berfungsi sebagai obat. Anggur di sini merupakan sarana untuk
menyembuhkan masalah pencernaan yang dialami Timotius, yang mana
Tiimotius bukan seorang peminum, karena peminum adalah seorang yang
mabuk oleh anggur dan mendatangkan hawa nafsu (Ef. 5:18); hal ini tentu
berbeda dengan minum sedikit anggur dalam bagian ini. “Anggur sedikit”
artinya anggur dalam takaran yang sedikit, yang cukup untuk pengobatan
bagi masalah pencernaan yang dialami Timotius. Anggur dalam jumlah
sedikit tidak akan mengakibatkan seseorang mabuk. Minum sedikit anggur
adalah berbeda dengan kebiasaan hidup masyarakat Efesus pada saat itu,
yang terbiasa minum sampai mabuk. Melalui ayat ini, Paulus mendorong
Timotius untuk mengusahakan yang terbaik, yang dapat ia lakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan jasmaninya, bukan hanya memperhatikan
kerohaniannya saja.
Sebagai orang percaya, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan
jasmani sama seperti kita menjaga kesehatan rohani. Memperhatikan jam
tidur, makanan yang kita makan serta melakukan olahraga sebagai bentuk
menjaga kesehatan jasmani dan mempersembahkan tubuh jasmani (Rm.
12:1) sebagai ibadah kepada Tuhan. Dengan tubuh jasmani yang sehat,
kita dapat melayani Tuhan dan melakukan pekerjaan Tuhan dengan efektif.
STUDI PRIBADI: Seberapa penting kesehatan jasmani seperti dinasihatkan Paulus kepada
Timotius? Bagaimana kita memperhatikan kesehatan jasmani yang Tuhan anugerahkan?

Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menolong setiap jemaat untuk menjaga
kesehatan jasmani yang masih ada sama pentingnya dengan kesehatan
rohani di hadapan Tuhan.
28
SENIN

”Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,


DESEMBER 2020 memberi keuntungan besar.” (1 Timotius 6:6)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 6:2b-10


Bacaan setahun: Zakharia 5-8

MERASA CUKUP DALAM TUUHAN


R
asa cukup dalam Kristus adalah salah satu bagian dari kesalehan
hidup yang Allah inginkan dimiliki oleh setiap anak-anak-Nya. Ayat 6
berkata, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar.” Dalam terjemahan lain: “Memang kesalehan itu kalau
disertai rasa cukup...” Merasa cukup dengan apa yang Tuhan telah berikan
merupakan salah satu bentuk kesalehan yang ada di dalam hati seorang
yang percaya kepada Kristus. Arti dari kesalehan itu adalah ketundukan
kepada Tuhan dan mengikuti apa yang menjadi keyakinan. Seorang yang
saleh tentunya adalah seorang yang hidup berkenan kepada Tuhan.
Cara menumbuhkan rasa cukup ini dikatakan dalam ayat 8, “Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah.” Artinya, asalkan kebutuhan hidup yang
paling utama dan mendasar disediakan oleh Allah, itu sudah cukup. Rasa
cukup didasari oleh iman kepada Allah yang selalu mencukupkan segala
keperluan setiap orang percaya (Flp. 4:19). Dan rasa cukup ini disertai
dengan kelimpahan secara rohani yang telah disediakan Allah dalam
Kristus (Yoh. 10:10). Secara jasmani dicukupi oleh Allah, namun secara
rohani justru berkelimpahan, itulah rasa cukup dalam Kristus. Kontras di
dalam ayat 9 memaparkan orang yang tidak pernah merasa cukup; mereka
adalah orang yang cinta uang (ay. 10), yang mana karena rasa tidak pernah
cukup yang dimilikinya, membawanya kepada kecelakaan, keruntuhan,
kebinasaan, bahkan penyimpangan dari iman kepada Kristus. Hal ini
adalah peringatan serius dari Paulus bagi setiap orang percaya di segala
zaman.
Rasa cukup dalam hati hanya dapat kita miliki apabila kita sungguh-
sungguh menundukkan diri dan segala keinginan kita hanya kepada
kehendak Tuhan. Mengucap syukur setiap hari bahkan setiap saat
merupakan salah satu disiplin rohani yang sangat baik, yang mana akan
menghindarkan kita dari rasa tidak cukup. Miliki rasa cukup dalam Tuhan,
dan yakinilah bahwa Kristus adalah harta rohani terbesar dan kekal yang
telah dianugerahkan Allah bagi kita (Mzm. 73:25-26).
STUDI PRIBADI: (1) Apakah rasa cukup dalam persepsi Anda tentang hidup ini? (2) Apakah
Anda merasa cukup dan bersyukur akan apa yang telah Allah percayakan kepada Anda?

Pokok Doa: Jadikanlah Mazmur 73:25-26 menjadi doa Saudara dan menjadi
kerinduan hati Saudara dalam setiap langkah hidup Saudara. Doakanlah
juga agar setiap jemaat merasa cukup dalam Tuhan dalam hidup ini.
29
SELASA
“Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,
kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran
DESEMBER 2020 dan kelembutan.” (1 Timotius 6:11)

Bacaan hari ini: 1 Timotius 6:11-21


Bacaan setahun: Zakharia 9-12

ARAH HIDUP YANG BENAR


P
ada bagian ini, Paulus memperingatkan Timotius untuk menjauhi
hal-hal tidak benar yang dilakukan dan dicari para pengajar sesat.
Sebaliknya sebagai manusia Allah, orang yang telah diselamatkan
dan dimiliki Allah, maka Timotius harus menjaga hidupnya kepada arah
yang benar. Bagaimanakah arah hidup yang benar itu?
Pertama adalah hendaknya Timotius mengejar dan mengusahakan
apa yang bernilai kekal dalam hidupnya. Apa sajakah itu? Dalam ayat 11
disebutkan mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan
kelembutan. Jangan meniru para pengajar palsu yang mengejar uang dan
popularitas yang fana. Kemudian Timotius dimotivasi untuk bertahan dalam
iman ketika menghadapi tantangan kehidupannya. Bertandinglah dalam
pertandingan iman yang baik, jangan sampai kalah ataupun meninggalkan
iman di dalam Kristus, yang berarti jangan biarkan hidup kekal yang
dianugerahkan Tuhan dilepaskan begitu saja. Kedua adalah Paulus
mengingatkan agar Timotius menjalani dengan serius hidupnya di dalam
Tuhan. Mengapa demikian? Hal pertama ini adalah panggilan dalam hidup
Timotius sebagai orang percaya dan pelayan Allah yang harus dihargai dan
dijalani dengan sungguh-sungguh dengan pertolongan Tuhan. Hal kedua
adalah, Paulus mengingatkan tentang kedatangan Kristus yang ke dua
kalinya yang jangan sampai dilupakan karena Dia datang kedua kali
sebagai hakim.
Hidup kita sebagai orang percaya yang telah diselamatkan di dalam
Kristus adalah sebuah hidup yang serius dan bukan main-main. Allah lah
yang telah menyelamatkan kita, dan bahkan memanggil kita untuk boleh
melayani-Nya. Karena itu, marilah kita hidup pada arah yang benar
sebagaimana yang diperingatkan firman Tuhan ini. Kita mengejar apa yang
bernilai kekal dan bukan kefanaan dunia ini. Kita bertahan dalam iman
kepada Kristus walau hidup ini tidak mudah. Sambil mengingat bahwa kita
sedang menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kiranya Allah
menolong dan menguatkan kita. Amin.
STUDI PRIBADI: Apa dua hal yang diingatkan Paulus kepada Timotius untuk hidup dalam
arah yang benar di dalam Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka menghargai karya
keselamatan dalam Kristus dengan bersandar hanya kepada Tuhan, untuk
setia mengiring Dia sampai akhir.
30
RABU
“Kepada Timotius, anakku yang kekasih:
kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera
dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita,
DESEMBER 2020 menyertai engkau.” (2 Timotius 1:2)

Bacaan hari ini: 2 Timotius 1:1-2


Bacaan setahun: Zakharia 13-14

MENDOAKAN SAUDARA SEIMAN


B
agian awal surat 2 Timotius ini adalah sebuah salam dan sekaligus
doa dari Paulus kepada Timotius, anak rohaninya. Para peneliti
Alkitab percaya bahwa 2 Timotius adalah surat terakhir yang ditulis
rasul Paulus menjelang akhir kehidupannya. Satu hal lagi, surat ini ditulis
ketika Paulus dalam penjara menantikan saat-saat akhir dia akan dihukum
mati karena imannya kepada Kristus.
Ada dua hal yang bisa dipelajari dari pembukaan surat ini. Pertama
adalah rasul Paulus tidak pernah meragukan identitas dan panggilannya
sebagai rasul Tuhan, bahkan ketika dalam penjara dan menjelang akhir
kehidupannya (ay. 1). Panggilan pelayanannya sebagai rasul adalah atas
kehendak Allah dan bukan karena kemauan dirinya, hal ini jelas sekali dari
peristiwa pertobatan dirinya (Kis. 9:1-18). Sebagai rasul, Paulus mendapat
tugas dari Tuhan untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus
Yesus, memberitakan Injil keselamatan. Apakah sebagai anak-anak Tuhan
saat ini kita juga diingatkan kembali akan identitas dan panggilan kita di
dalam Kristus? Sekalipun ada dalam kesulitan, kiranya kita terus dikuatkan
untuk menghidupi identitas dan panggilan kita sebagai pengikut Kristus dan
setia menjadi saksi-Nya.
Kedua adalah apa yang Paulus doakan bagi Timotius, yaitu agar kasih
karunia, rahmat, dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus boleh
menyertainya. Paulus mendoakan Timotius, walau dirinya dalam situasi
yang sulit dan tidak bisa saling bertemu untuk saling menguatkan. Dari sini,
kita boleh belajar untuk saling mendoakan satu sama lain walaupun berada
dalam situasi sulit dan tidak bisa bertemu. Doakan agar kasih karunia Allah,
kemurahan-Nya yang nyata dalam Kristus dan damai sejahtera-Nya yang
melampaui segala akal dan situasi, menyertai orang yang kita perhatikan
tersebut. Dengan kata lain, kita menyerahkan dia ke dalam tangan
pengasihan Tuhan yang sanggup memeliharanya melebihi kita, yang serba
sangat terbatas ini. Maka, mari kita terus berdoa dan saling mendoakan
dalam situasi kehidupan kita saat ini.

STUDI PRIBADI: Apa dua hal yang bisa kita pelajari dari pembukaan surat 2 Timotius ini?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar senantiasa dikuatkan dalam
kesulitan kehidupan mereka dengan saling mendoakan dan bersandar
kepada pertolongan Tuhan.
31
KAMIS
“Karena itulah kuperingatkan engkau
untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu
DESEMBER 2020 oleh penumpangan tanganku atasmu.” (2 Timotius 1:6)

Bacaan hari ini: 2 Timotius 1:3-18


Bacaan setahun: Maleakhi

MAJU TERUS PANTANG MUNDUR


P
ada bagian ini, Paulus memberikan motivasi kepada Timotius untuk
tetap setia melayani walau ada kesulitan yang dia hadapi. Paulus
mengingatkan Timotius untuk tetap setia dalam mengobarkan
karunia Allah yang diberikan kepada Timotius yang dikonfirmasi oleh
Paulus melalui penumpangan tangannya. Timotius juga diingatkan agar
jangan malu untuk hidup bersaksi bagi Tuhan dan bahkan jika harus ikut
menderita bagi Injil-Nya.
Hal pertama yang diingatkan Paulus adalah Allah menyertai kita,
bahkan memberikan kepada kita roh yang membangkitkan kekuatan, kasih
dan ketertiban (pengendalian diri), dan bukan roh ketakutan. Itu artinya kita
tidak perlu takut karena Allah akan memperlengkapi kita dengan apa yang
diperlukan, yaitu kekuatan dalam menjalani kesulitan, kasih untuk melayani
dan mengasihi orang lain, bahkan pengendalian diri ketika kita dicobai atau
menghadapi tantangan. Hal kedua adalah Paulus mengingatkan betapa
Allah begitu besar beranugerah dalam hidup Timotius melalui panggilan
kudus-Nya berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah
dikaruniakan dalam Kristus Yesus. Apa buktinya? Bagaimana Allah
memakai nenek dan ibunya yang membawa Timotius untuk mengenal
Kristus dan kemudian menerima panggilan pelayanan dan jaminan hidup
yang kekal dan tidak dapat binasa. Hal yang sama juga berlaku untuk kita,
bagaimana Allah dengan cara-Nya yang ajaib dan unik membawa kita
untuk mengenal-Nya dan menerima Kristus dalam hidup kita.
Sebagai penutup bagian ini, Paulus memberikan motivasi melalui
contoh kehidupannya sendiri dan bahkan menyebutkan tentang keluarga
Onesiforus yang sangat mengasihi Tuhan sebagai ingatan bahwa Timotius
tidak berjalan sendiri. Ada contoh kehidupan Paulus dan ada orang-orang
yang Allah sediakan untuk bersama dia, melayani Tuhan. Karena memang
Allah tidak memberikan roh ketakutan, tetapi roh kekuatan, kasih, dan
ketertiban sehingga kita bisa bersama-sama saling melayani dan saling
menguatkan di dalam Tuhan.
STUDI PRIBADI: Apa dua hal yang diingatkan Paulus kepada Timotius dan kita sebagai
ingatan agar setia mengikut dan melayani Tuhan?

Pokok Doa: Berdoa bagi jemaat agar Tuhan menolong dalam hidup bersama
boleh saling menguatkan, mengasihi, dan menjaga satu sama lain untuk
hidup setia bagi Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai