1 2
didasari oleh kekayaan kasih karunia Allah (ayat 7). Kata kasih melakukan dosa dan kejahatan, maka itu artinya ia tidak hidup selaras
karunia dalam bahasa Yunani dari kata Charis yang artinya dengan kasih karunia Allah. Karena itu, rasul Paulus menegaskan
kemurahan, kebaikan hati. Kasih karunia adalah pemberian Tuhan supaya keselamatan yang adalah kasih karunia Allah itu harus
secara cuma-cuma kepada kita. (bnd. Ef 2:8,9) Artinya bahwa dikerjakan dengan takut dan gentar (Fil 2:12), artinya bahwa manusia
anugerah itu diberikan atas inisiatif Allah sendiri sebagai pemberian harus hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Tetap teguh dan setia
kepada manusia, padahal manusia tidak pantas dan tidak layak untuk berada pada jalan-jalan Tuhan. Maka orang yang hidup dalam kasih
menerimanya. Jadi kasih karunia itu adalah pemberian atau anugerah karunia Tuhan, oleh tuntunan Roh Kudus mampu menjadikan
Tuhan semata, bukan hasil usaha manusia. Kasih karunia pernah hidupnya tanda kehadiran kemuliaan Tuhan di dunia.
diberikan salah satunya kepada Nuh sebagaimana tercatat dalam
Perjanjian Lama, Kejadian 6:8. Dikatakan disana,” tetapi Nuh PERTIMBANGAN HOMILETIS
mendapat kasih karunia dimata Tuhan”. Dan juga kepada Musa dalam - Tanpa kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita adalah orang
keluaran 33:12 & 16, atau kepada Maria dalam Lukas 1:28. Paulus yang akan binasa oleh karena dosa. Pengorbanan Tuhan Yesus yang
dalam bagian ini menjelaskan bahwa kasih karunia itu dihubungkan membuat kita diselamatkan dan dilayakan untuk memperoleh
dengan anugerah keselamatan dari Allah bagi manusia, karena kehidupan kekal bersama dengan Tuhan.Jika begitu besarnya kasih
manusia yang rusak dan cemar akibat dosa, dibenarkan oleh karya karunia Allah dalam hidup kita, apakah kita akan menyia-nyiakan
penebusan Allah dalam Kristus. Bahkan kekayaan kasih karunia itu kasih karunia Allah tersebut dengan hidup sembarangan? Marilah kita
sudah direncanakan dan ditetapkan-Nya dari semula (ayat 8-9), yang menjadi orang-orang yang terus menyadari dan menghargai kasih
penggenapannya terjadi di dalam karya Kristus yang mati dan bangkit karunia Allah bagi hidup kita. Hanya orang-orang yang dapat
bagi manusia (ayat 10). Oleh kasih karunia-Nya manusia diampuni, menyadari kasih karunia Tuhan akan menggunakan hidup untuk
dilayakkan menjadi anak-anak-Nya dan menikmati keselamatan serta kemuliaan Tuhan. Hidup untuk kemuliaan Tuhan bukan sekedar
kehidupan kekal. 3 berbicara melayani di gereja atau kegiatan keagamaan lainnya. 4
Namun hidup untuk kemuliaan Tuhan juga mengenai kehidupan
- Hidup dalam kekayaan kasih karunia Allah dengan tuntunan kuasa sehari-hari. Bagaimana kita menjalani kehidupan ini dalam kebenaran.
Roh Kudus (ayat 11 - 14). Orang yang menyadari kasih karunia Tuhan akan menjaga hati,
Dalam Roma 6:15 tertulis, “Jadi bagaimana? Apakah kita akan pikiran dan tingkah laku, selalu dapat mengucap syukur, membangun
berbuat dosa karena kita tidak berada dibawah hukum taurat tetapi kebiasaan untuk hidup kudus, lalu bekerja keras, mau berbagi dan
dibawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!. Semua orang yang percaya menjadi berkat untuk sesama. Inilah tandanya bahwa seseorang
kepada Tuhan Yesus Kristus, telah menerima kasih karunia Allah. hidup dalam kasih karunia Tuhan. Dia akan memanfaatkan dan
Karena itu, bagaimana hidup dalam kekayaan kasih karunia Tuhan mempergunakan segala sesuatu dalam kehidupannya untuk hormat
itu? Paulus dalam bagian ini mengingatkan jemaat di Efesus dan dan kemuliaan Tuhan. Sebab dia tahu dengan persis bahwa hidupnya
kepada semua orang percaya bahwa sesungguhnya orang yang semata-mata hanya karena kasih karunia Tuhan.
sudah menerima kasih karunia didalam Yesus Kristus, tidak lagi hidup
untuk dosa melainkan untuk Tuhan. Oleh karya Roh Kudus manusia - Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita
dimampukan untuk meresponi karya penebusan Tuhan itu dan adalah orang-orang yang beruntung dan berharga, karena
membebaskannya dari perbudakan dosa. Dalam galatia 5:13 tertulis, penebusan yang Tuhan Yesus kerjakan telah mengangkat identitas
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka kita menjadi anak-anak-Nya. Namun, identitas sebagai anak-anak
tetapi jangan kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai Allah ini mengharuskan kita untuk berlaku seperti layaknya Anak-anak
kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah Allah yang harus hidup sesuai kehendak Allah. Hidup yang bukan
seorang akan yang lain dalam kasih. Bila seseorang masih gemar menurut keinginan daging, melainkan hidup menurut Roh. Karena itu,
memulai perjalanan yang baru di tahun 2022 ini, marilah kita
melangkah di dalam kepastian bersama Tuhan selaku anak-anak-
Nya. Tetaplah percaya dan berserah pada Tuhan. Apapun yang akan
T ema minggu ini adalah “Percayalah kepada Yesus Sumber
Kehidupan”; Yesus sesungguhnya bukan saja sumber kehidupan
tetapi juga tujuan kehidupan. Itulah yang hendak ditekankan dalam Injil
terjadi dalam hidup, keluarga, pekerjaan di tahun ini mungkin kita tidak Yohanes. Percayalah kepada Yesus yang memberi kehidupan, hidup
tahu, tetapi dengan selalu mempercayakan hidup kita pada yang sejati, hidup yang kekal. Makna tema ini mau dihayati dan
penyertaan Tuhan pastilah ada jalan dan berkat yang tersedia. Tuhan dimanfetasikan dalam konteks perayaan perjamuan Kudus. Oleh karena
Allah telah menyatakan kasih karunia-Nya. Karena itu marilah kita itu, pertanyaan timbul, apakah teks bacaan Alkitab ini berkaitan dengan
hidup dalam kekayaan kasih karunia Allah itu dengan menjadi orang- perayaan pejamuan Kudus? Apakah sesungguhnya makna dan hakikat
orang yang tetap setia bekerja dan melayani. Selamat melangkah dari perayaan Perjamuan Kudus sebagai sakramen?
menapaki kehidupan di tahun baru dalam kepastian penyertaan kasih Yohanes 6:25-59 sebaiknya dibaca dalam konteks hari Sabat
Tuhan yang tidak pernah berkesudahan. dan Hari Raya Paskah (Yoh 5:1-6:71). Tema “hidup” sudah dikemukakan
dalam bab 3-4 dan makin diperkuat dalam bab 5-7, kemudian diikuti
- Silahkan dikembangkan khotbah ini sesuai konteks jemaat masing- dengan tema “terang” dalam bab 8-10. Motif “Hidup” dan “Terang” sudah
masing...Soli Deo Gloria. mucul sejak 1:4-9 (prolog). Namun demikian, , motif yang paling utama
dalam bab 5-10 adalah Yesus sebagai penggenapan perayaan-perayaan
Yahudi (Sabat, Paskah, Pondok Daun, Penahbisan Bait Allah).Aspek-
aspek penting dari perayaan-perayaan itu ditampakkan dalam perkataan
dan perbuatan Yesus.
Dalam bab 6 ini ditampilkan dua pemahaman tentang roti yang
memberi hidup. Dalam ayat 35-51a Yesus sendiri adalah roti kehidupan.
Orang yang percaya kepada Yesus, menyambut ajaran dan pekerjaan-
Nya sebagai penyataan Allah,memperoleh hidup yang kekal. Dalam ayat
51-b-58, diberi interpretassi tentang perjamuan Kudus, roti hidup yang
diberikan Yesus yakni daging-Nya untuk hidup dunia. Barangsiapa yang
makan daging-Nya dan minum darah-Nya, memiliki hidup yang kekal
5 6
7 8
kehidupan itu dipertentangkan dengan manna. Para leluhur yang pernah di dalam aku”(Gal 2:20). Daging dan darah dalam perjamuan Tuhan
makan manna, telah mati, tetapi semua orang yang makan roti yang turun bukanlah obat mujarab untuk melestarikan hidup. Akan tetapi, hidup kekal
dari surga, Firman menjadi daging, tidak akan mati. Dalam ayat 31-35, yang diberikan dalam perjamuan Kudus adalah hidup dalam persekutuan
kata “makan” belum diberi penekanan. Yang ditekankan di situ ialah dengan Yesus, hidup dalam relasi yang mendalam dengan Yesus. Hidup
percaya dan datang kepada Yesus yang adalah roti kehidupan. Di situ dalam relasi yang dalam dengan Yesus dalam perjamuan kudus berarti
belum tampak pemikiran tentang roti yang dimakan pada perjamuan turut
kudus. Baru ayat 50, dipakai kata “memakannya” sebagai bahasa Mendapat bagian dalam persekutuan dan kesatuan hidup Yesus sendiri
kiasan, yaitu percaya kepada Yesus sebagai Firman yang menyatakan dengan Bapa (ay.57). Allah disebut Bapa yang hidup karena Yesus hidup
Bapa dan memberi hidup, sekaligus mempersiapkan ayat 51-58 yang dengan dan bersama Bapa. Pertalian hidup Yesus dengan hidup kita
berbicara tentang makan daging-Ku (makan roti) dan minum darah-Ku dalam perjamuan kudus adalah juga turut mengambil bagian dalam hidup
yang lebih mengacu kepada perjamuan Tuhan. Bapa.
Dalam 51a, Yesus menyatakan diri sebagai roti yang hidup Dalam hubungan dengan perjamuan Tuhan itulah Yesus
(Living bread). Ayat-ayat sebelum berbicara tentang roti kehidupan Kembali mengangkat kiasan umum tentang diri-Nya dan keberadaan-Nya
(bread of life), yang artinya: roti yang memberi hidup. Roti yang hidup di dunia ini sebagai roti yang turun dari surga dan memberikan hidup
dalam ayat 51a mengacu kepada Yesus yang memberi daging-Nya untuk yang tak akan mati selama-lamanya (ay.58; 49-51a). Semua ini dikatakan
hidup dunia (ay.51). Kalimat ini mengingatkan kita kepada ucapan Yesus Yesus di Kapernaum (ayat 59).
pada perjamuan Tuhan dalam Injil-injil Sinoptik (Luk 22:19; Mrk 14:4).
Menurut ayat 51, Yesus memberi hidup dengan cara yang khusus, yaitu Pertimbangan Homiletis
memberi daging-Nya untuk dimakan dalam perjamuan Kudus, yakni Injil Yohanes tidak berkisah tentang perjamuan terakhir, Ketika
sebagai lambing penyerahan diri-Nya di salib untuk hidup dunia. Yesus memberi roti tubuh-Nya dan cawan darah-Nya kepada murid-
Perkataan “daging-Ku” menimbulkan reaksi yang keras dari murid-Nya seperti dalam Injil-injil Sinoptik. Namun, Injil Yohanes
pihak orang-orang Yahudi (ay.52) karena mereka memahaminya secara memperdalam makna perjamuan Tuhan dalam refleksinya. Yesus
harfiah sebagai kanibalisme (makan daging manusia). Menanggapi salah sebagai roti hidup bukan hanya sebagai kiasan umum tentang seluruh
pengertian ini, Yesus mempertajam penjelasannya tentang arti penting misi, perkataan dan perbuatan Yesus yang menyelamatkan dan
daging dan darah-Nya dalam perjamuan Tuhan (ay.53-55). menghidupkan kita, tetapi juga sebagai tubuh/daging-Nya dan darah-Nya.
Dalam ayat 53-55 Yesus mengulangi sampai tiga kali bahwa (Firman menjadi daging) yang diserahkan di salib untuk hidup dunia.
mereka harus makan daging-Nya untuk memperoleh hidup. Dan Ia juga Relasi dengan Yesus dalam perjamuan kudus adalah relasi kita dengan
menambahkan “minum darah-Nya”. Kata “daging dan darah” Firman yang menjadi manusia, berdarah-daging yang menyerahkan
menyatakan bahwa Anak (Yesus) telah hidup dalam daging dan darah, daging-Nya dan mencurahkan darah-Nya untuk hidup dunia. Dengan
menyerahkan diri-Nya, daging dan darah-Nya, dalam kematian yang demikian, relasi persekutuan dan persatuan kita dengan hidup Yesus
penuh kekerasan supaya orang hidup, mempunyai hidup kekal dan akan dalam perjamuan kudus juga berarti kita hidup dalam Dia dan Dia hidup
dibangkitkan pada akhir zaman (ay.53-54,57). Partisipasi dalam dalam kita, sehingga hidup sejati, hidup kekal, hidup kualitas yang
perjamuan Tuhan berarti telah turut mengambil bagian dalam hidup kekal diberikan-Nya terpantul dalam cara hidup yang penuh kasih bagi dunia
di dunia ini sekarang ini menuju kepenuhaaan hidup seama-lamanya (seluruh ciptaan-Nya), tidak hanya terpantul pada rutinitas ritus yang
pada kebangkitan di akhir zaman (ay.54). formalistik dan berorientasi pada keselamatan diri sendiri.
Dalam ayat 56-57 dijelaskan tentang kualitas hidup kekal itu. Perayaan Perjamuan Kudus adalah perayaan ucapan Syukur atas
Hidup kekal itu adalah hidup dalam relasi mendalam dengan Yesus : “ia karya Kristus, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, untuk
tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia”. Dalam Bahasa menyelamatkan seluruh ciptaan-Nya (hidup dunia). Ucapan syukur kita
Paulus, “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup hendaknya tidak tercermin hanya pada kegiatan ritus semata, tetapi
terutama penyerahan diri kita untuk mendarah-dagingkan karya Kristus di awal tahun baru ini menjadi keharusan dalam pemberitaan gereja yang
yang menyelamatkan dunia dalam hidup kita sekarang ini menunju tak boleh diabaikan. Tema minggu ini “Menghargai Kasih Setia Allah”
kepenuhannya pada hari kebangkitan-Nya di akhir zaman. Dengan tidak hanya secara implisit mengingatkan setiap orang percaya tentang
demikian, hidup kekal yang diberikan Yesus menjadi sungguh-sungguh kebaikan Tuhan Allah dalam penyertaanNya hingga di waktu ini, namun
nyata dalam hidup kita dewasa ini. juga mengandung tuntutan imperatif sebagai respon iman orang percaya
terhadap kasih setia Allah, sehingga ia tidak sama seperti orang fasik.
Selamat Berkhotbah, selamat memberitakan Firman Allah yang Kasih setia Allah pada Mazmur 36 digambarkan sedemikian rupa oleh
menjadi daging. Pemazmur untuk memperkenalkan secara mendalam pribadi Allah. Hal
tersebut diungkapkan oleh Pemazmur sebagai pengakuan imannya di
tengah realitas menghadapi orang fasik dan segala bentuk kejahatannya.
Pemazmur menggunakan disksi yang terdengar kasar untuk
menggambarkan kejahatan orang fasik, berbeda dengan
penggambarannya tentang Allah yang menggunakan diksi yang indah
dan bahasa yang lancar. Tujuannya, supaya orang percaya semakin
mengenal Tuhannya dan memilih jalan yang benar baginya. Demikianlah
ia menjadi orang benar dan berbeda dengan orang fasik.
Tafsiran
Mazmur 36 : 1-13 diawali dengan tujuan penyampaian Mazmur
ini yakni kepada pemimpin biduan. Lamnasseakh yakni orang yang
menyusun lagu-lagu dan memandu nyanyian (pemimpin koor). Mazmur
ini merupakan ungkapan puji-pujian dari Daud yang bersifat pengajaran.
Untuk itu, dua gambaran ditegaskan disini yaitu tentang kefasikan dan
kesalehan. Hal mana tentunya menjadi sebuah perbandingan bagi
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH pembaca dan pendengar guna menentukan pilihan bagi jalan hidup
Minggu, 16 9Januari 2022 mereka. Dua gambaran yang berbeda 10 tersebut telah membuat Mazmur
ini terbagi dua bagian yakni:
(Oleh : Sandra Pesiwarissa - Engko)
Pertama, ayat 2-5 tentang kefasikan manusia. Pada bagian, Daud
Nas Bacaan : Mazmur 36 : 1 - 13 melukiskan situasi orang yang hidup dalam dosa dan bagaimana upaya
Tema Bulanan : Penyertaan Tuhan Tidak Berkesudahan dosa membujuk rayunya untuk mengikuti apa yang dosa inginkan.
Tema Mingguan : Menghargai Kasih Setia Allah Kata “bertutur (bahasa Ibrani = neum)” dalam tradisi kitab nabi-nabi
dipakai dengan subjek Tuhan (Yer 23:31). Pemazmur menggunakan kata
Pengantar ini pada orang fasik untuk menunjukkan ketergantungannya pada dosa
K ini kita menapaki anak tangga minggu ketiga dari 52 minggu di tahun
baru 2022. Suasana perayaan masih terasa mewarnai kehidupan
kita. Berbagai bentuk ucapan selamat dari orang-orang terdekat hingga
yang menjadi tuhan baginya. Hati yang diidentikkan dengan hati nurani
sebagai ruang dalam diri manusia untuk mendengarkan suara Tuhan,
telah digantikan oleh orang fasik sebagai ruang untuk dosa berbicara.
yang jauh pun masih menyertai dan menyemangati. Tak salah jika Dosa dipersonifikasikan menjadi sosok yang memerintah di hati orang
nasihat dan binaan bagi pertumbuhan iman umat menapaki hari-harinya fasik, sehingga yang mengatur hidup orang fasik, merancang dan yang
mereka inginkan adalah dosa. Bujukan dan rayuan dosa begitu kuat, setia yang universal. Kasih setia Tuhan yang melampui segala batasan
sehingga orang fasik tidak terganggu juga kalau orang mendapati bagi seluruh makhluk, sehingga keadilan Tuhan pun tidak hanya berpihak
kesalahannya dan membencinya. Bagi orang fasik, yang penting dia pada sebagian orang, melainkan kepada seluruh makhluk dan alam
sendiri senang melakukan hal itu. Daud mencirikan karakter kefasikan ini semesta ini. Tuhan yang penuh dengan kasih setia selalu
sebagai wujud dari orang yang “berhenti berlaku bijaksana” (ayat 3) dan menyelamatkan, melindungi, memelihara dan menuntun kehidupan
“ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik” (ayat 4). Tempat tidur umatNya. Karena itu, orang yang menyerahkan seluruh hidupnya dalam
yang mestinya menjadi tempat baginya untuk membaringkan tubuh dan perlindungan Tuhan akan mengenyangkan dirinya dengan apapun yang
beristirahat tanpa gangguan apapun, serta merupakan bagian yang ia terima di tempat perlindungannya tersebut. Mereka akan mendapatkan
paling pribadi dari kehidupannya pun dipakai untuk merancang kejahatan. makanan dan minuman dari Tuhan. Sebab sebagai sumber hayat atau
Dengan demikian, dari keempat ayat yang ada (ayat 2-4), Daud sumber kehidupan, Tuhan menyediakannya dengan cuma-cuma kepada
memperlihatkan kefasikan hidup yang dinyatakan melalui penyangkalan orang-orang yang hidup mengenal Tuhan dan menyerahkan seluruh
terhadap nilai-nilai yang baik, bahkan menghina, melawan dan kehidupannya berada di jalan Tuhan. Daud menegaskan kehidupan yang
membuang nilai-nilai yang baik itu. Orang fasik tak sedikitpun ada rasa dimiliki dari Tuhan sama dengan terang yang Ia hadirkan bagi orang
takut kepada Allah, sehingga tidak hanya perbuatan, tapi juga perkataan benar.
bahkan pikiran orang fasik juga dipenuhi dengan kejahatan dan tipu daya. Pujian pada bagian kedua ini ditutup oleh Daud dengan menyatakan
Hal ini membuktikan bahwa orang fasik sesungguhnya memilih jalan nasib orang-orang fasik. Pernyataan ini secara tidak langsung
hidup yang menyangkali Allah (ayat 4 dan 5). Padahal kebencian akan mengungkapkan juga harapan Daud dalam mewujudkan karya kasih
dosa merupakan ciri hakiki dari sifat Allah (bnd Yer 44;4, Ams 6:16). setia Allah. Sebagai sebuah pengharapan eskatologis pada ayat 12 dan
13, Daud mengawalinya dengan kata “janganlah kiranya…”
Kedua, ayat 5-13 tentang pentingnya kasih setia Allah. Pada bagian ini,
Daud menunjukkan kekontrasan ungkapannya dengan bagian pertama. Pertimbangan Homiletik
Namun pada bagian ini ia menyandingkan kekontrasan kejahatan dan Kita telah dibimbing oleh nas bacaan awal tahun dari minggu
kebaikan itu dengan memposisikan Tuhan dan sifat-sifatNya yakni kasih pertama dan minggu kedua untuk memahami dan mengimani penyertaan
setia-Nya. Kita menemukan sebuah ciri yang menarik dari puji-pujian di Tuhan yang tidak berkesudahan dengan menekankan pada subjek Allah
dalam mazmur 36 yakni orang benar seperti berada di latar belakang. dan sifat-sifatNya yang kekal. Minggu ketiga pun masih dalam irama
Kita tidak secara langsung melihat orang benar, melainkan Tuhan yang binaan yang sama guna mendalami subjek Allah bagi orang benar. Untuk
yang benar dan Mahabaik. Daud tentunya tidak bermaksud menonjolkan itu, beberapa hal yang patut diperhatikan berdasarkan tafsiran yang telah
Tuhan dan mengabaikan kehadiran orang benar. Namun realitas hidup dilakukan, yakni:
yang dipaparkan oleh Daud pada bagian pertama merupakan suatu 1. Bahwa perjalanan hidup di tahun yang baru masih dipenuhi dengan
ancaman dan bahaya bagi orang yang ingin hidup benar. Karena itu, banyak rahasia. Namun sebagai orang percaya, kita wajib
cara yang paling ampuh untuk menghadapi dan memilih jalan yang menapakinya dengan iman kepada Tuhan yang tidak akan pernah
bertolak belakang dengan realitas tersebut harus dilakukan dengan berhenti menyatakan kasih setia-Nya kepada kita. Untuk itu, sekecil
meletakkan hakikat Allah dan karakteristikNya sebagai yang utama. apapun kebaikan yang kita temukan, nyanyikanlah syukur dan
Supaya jalan orang benar merupakan jalan dari orang yang mengenal saksikanlah Tuhan Allah dalam kehidupan kita. Hal mana sekaligus
11
Tuhan dengan baik. Orang yang kemudian mengagumi kasih setia dan sebagai wujud pengajaran iman12 kita kepada dunia ini. Itulah tanda
kebaikan Tuhan. “Kasih-Mu … setia-Mu … keadilan-Mu … hukumMu … pertama dari kita yang menghargai kasih setia Allah.
terang-Mu … merupakan diksi yang indah, yang dipakai oleh Daud untuk 2. Tantangan dan ancaman kehidupan tak dapat kita sangkali menjadi
menunjukkan sifat-sifat Allah yang tidak hanya dirasakan oleh Daud bagian dari perjalanan kehidupan yang penuh misteri ini. Kita tidak
secara personal, namun juga dinyatakan oleh Daud sebagai wujud kasih tahu apa, bagaimana dan kapan tantangan serta ancaman tersebut
datang menghampiri kita dan berapa lama kita berada di dalamnya.
Hal ini mungkin saja berasal dari orang-orang dan situasi buruk yang
berada di sekitar kita, termasuk di tengah kehidupan keluarga kita.
Mereka dan situasi tersebut merupakan kefasikan hidup atau
kejahatan yang ada berbarengan dengan kita. Kita dituntut untuk
bisa mengenal mereka dan situasi tersebut dengan jeli dan kritis,
supaya kita bisa menempatkan posisi kita dengan benar. Sekalipun
mereka dan situasi dimaksud ada dengan kita, namun kita tidak
sama dengan mereka dan terjerumus dan situasi yang ada itu. Itulah
tanda kedua dari kita yang menghargai kasih setia Allah. MATERI BIMBINGAN KHOTBAH
3. Menghargai kasih setia Allah haruslah menjadi gaya hidup kita 13 Minggu, 23 Januari 2022 14
sebagai orang benar. Itulah standing point kita sebagai wujud
pengakuan iman kita yang benar kepada Allah. Bentuk dari (Oleh Pdt. Janes Lorwens)
menghargai kasih setia Allah itu juga dapat dilakukan dengan
menyatakan kasih-Nya yang universal kepada sesama dan semua Nas Bacaan : Mazmur 19 : 1 - 15
ciptaanNya. Kasih yang tanpa batasan. Kasih yang tidak pilih- Tema Bulanan : Penyertaan Tuhan Tidak Berkesudahan
memilih. Kasih yang adil dan merata serta membawa damai Tema Mingguan : Ceritakanlah Kemuliaan Allah
sejahtera. Dengan demikian, kasih dan keadilan menjadi karakteristik
kita sebagai imago dei. Itulah tanda ketiga dari kita yang menghargai Pokok - Pokok Pikiran Khotbah:
kasih setia Allah 1. Mazmur ini merupakan nyanyian pujian yang melaluinya pemazmur
4. Silahkan kita menambahkan tanda-tanda lain yang dapat kita mengemukakan pengakuan akan kemuliaan Tuhan dan doa
nyatakan sebagai wujud bahwa kita menghargai kasih setia Allah di memohon pertolongan juga perlindungan-Nya. Pekerjaan Tuhan di
sepanjang tahun baru ini. alam semesta (ayat 1-7) dan Taurat (ayat 8-12) merupakan bukti
sekaligus dasar untuk mengakui kemuliaan Tuhan. Pengakuan
SELAMAT BERKHOTBAH! tentang kemuliaan Tuhan itulah yang memberanikan pemazmur
memanjatkan doa permohonannya (ayat 13-15). Doa permohonan
yang dipanjatkan pemazmur, sesungguhnya juga memuat ungkapan
pengakuan tentang kuasa Sang Ilahi (ayat 15). Oleh sebab itu
mazmur ini terdiri dari tiga unsur yakni; pengakuan lalu diikuti dengan
doa permohonan dan diakhiri dengan pengakuan. Ketiga unsur inilah
yang menjadi acuan pemberitaan hari ini.
2. Pengakuan tentang kemuliaan Tuhan diungkapkan pemazmur
sebagai buah refleksinya yang mendalam bahwa Dia yang kita
percaya itu berkuasa atas alam semesta. Alam semesta adalah
ciptaan Tuhan dan karena itu hanya Dia yang harus disembah, bukan
buatan tangan-Nya. Segala sesuatu yang Allah ciptakan bukan untuk
disembah tetapi sebagai sarana menceritakan kemuliaan-Nya. Cara
demikian dipakai pemazmur untuk juga mengungkapkan nilai sakral
dari alam. Alam diciptakan dengan tujuan yang luhur atau ilahi, yakni
untuk memuji penciptanya. Oleh sebab itu tak boleh dirusakan tetapi dalam keadaan bagaimana pun kita hidup. Karena itu, jalanilah hidup
dipelihara atau dilestarikan sebagai rumah kehidupan yang besar. dengan berpengharapan, sebab semesta tempat berada kita bukan
Semesta sebagai rumah kehidupan yang besar adalah tempat terbaik saja merupakan cerita dan berita tentang kemuliaan Allah, tetapi juga
kita menyaksikan cerita tentang kemuliaan Allah. Langit dan tanda serta bukti bahwa pernyertaan-Nya tidak berkesudahan. Selain
cakrawala berada di atas atau lebih tinggi dari bumi yang adalah itu pemazmur mengemukakan bahwa kemuliaan Sang ilahi juga
wilayah hidup manusia juga makhluk lainnya, namun keberadaannya terdapat dalam Taurat-Nya. Taurat Tuhan itu sempurna,
tidaklah melebihi tempat bersemayam Sang pencipta (bd ayat 2). menyegarkan jiwa, teguh, memberikan hikmat, tepat, menyukakan
Langit diciptakan untuk menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala hati, murni, membuat mata bercahaya, suci, tetap ada untuk
memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Cerita tentang kemuliaan Alah selamanya, benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, lebih
dan berita mengenai pekerjaan tangan-Nya disampaikan bukan manis dari pada madu, dan mendatangkan upah yang besar (ayat 8 -
dengan kata tetapi melalui keberadaan. Cerita dan berita akan 12). Makna Taurat Tuhan itu luhur dan mendalam, sebab melaluinya
kemuliaan pencipta dan penguasa jagad ini dapat dialami dan diimani kemuliaan Tuhan dinyatakan. Taurat sesungguhnya berarti ajaran,
melalui berbagai cara. Betapa pun hebatnya kemampuan manusia maksudnya ajaran Tuhan terdapat dalam perintah-perintah tertulis.
dalam berbicara, namun kata ternyata tidaklah cukup untuk Semua orang yang menaati ajaran Tuhan akan memperoleh
menyebutkan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah itu sempurna dan perlindungan dan berkat. Taurat Tuhan disejajarkan pemazmur
mustahil tertampung secara utuh dalam kata-kata manusia. Tugas dengan matahari karena alasan makna. Keduanya memiliki makna
menceritakan dan memberitakan kemuliaan Allah diemban oleh yang sejajar, bila panas matahari membawa kehidupan di dunia,
semua ciptaan. Menceritakan dan memberitakan kemuliaan Allah maka seperti itu pulalah ajaran Tuhan, “memberi hidup yang baru”
bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga melalui keberadaan. Inilah kepada umat Tuhan dan menjadi sumber bimbingan serta pengertian.
maksudnya perkataan pemazmur: tidak ada berita dan tidak ada kata, Kemuliaan Tuhan terwujud di dalam maknanya dan oleh sebab itu
suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpancar ke Taurat bukanlah beban melainkan kasih karunia. Terang matahari
seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi (bd ayat menerangi mata fisik dan semua hal yang bersifat bendawi tetapi
4 – 5b). Selain itu, menceritakan dan memberitakan kemuliaan Allah Taurat Tuhan memberi cahaya bagi matahati dan kehidupan
itu haruslah berlangsung terus menerus tidak boleh sewaktu-waktu kerohanian kita. Taurat Tuhan diperlukan agar terjadi pembaruan
atau bersifat sementara. Selama kehidupan masih berlangsung di dalam hidup. Hidup yang baru dialami orang beriman, kalau ia berada
semesta ini, maka kemuliaan Allah pasti terus diceritakan dan tanpa putus hubungan dengan sumber bimbingan yang memberikan
diberitakan. Berlangsungnya terjadi siang dan malam atau di pengertian itu. Taurat akan membuahkan kemilau kehidupan bagi
sepanjang bentangan kehidupan. Gagasan teologis ini dikemukakan orang beriman. Janganlah meragukan kebaikan Tuhan dalam hidup
pemazmur dalam ungkapan: hari meneruskan berita itu kepada hari, ini. Tuhan itu baik, kebaikan Ia nyatakan di alam semesta, tetapi juga
dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam (ayat 3). dalam keberadaan sebagai umat-Nya. Jadi maksud menjadi umat
Refleksi pemazmur tidak hanya terbatas pada langit dan cakrawa, tapi Tuhan itu adalah mengalami kebaikan-Nya. Kebaikan Tuhan
juga matahari (ayat 5c - 7). Tak ada kehidupan di bumi ini yang tak memenuhi dan melingkupi seluruh keberadaan kita, baik sebagai
berhubungan dengan matahari. Jadi ketiga unsur angkasa ini adalah bagian dari semesta maupun umat-Nya. Kita hidup karena kebaikan-
wujud kebaikan Allah. Oleh karena itu kita kembali diingatkan bahwa Nya dan terpanggil untuk memuliakan Dia.
selama semesta ini masih menjadi rumah besar kehidupan, maka 3. Doa permohonan adalah unsur kedua dari teks bacaan ini. Berdasar
penyertaan Tuhan tidak berkesudahan. Teks ini memberi inspirasi pada nyanyian pujian yang dengannya pemazmur mengungkapkan
untuk menjadikan keberadaan dan hidup kita sebagai kesempatan pengakuan tentang kemuliaan Tuhan, ia selanjutnya menyerukan doa
meceritakan dan memberitakan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah permohonan (ayat 13 – 15). Ia pertama-tama memohon supaya
hendaknya diceritakan bukan hanya dengan perkataan tapi juga Tuhan membebaskannya dari apa yang tidak disadarinya. Kesadaran
dengan sikap, perbuatan, dan karya. Kemuliaan Allah dapat dialami
15 16
manusia bersifat terbatas dan berkaitan dengan kesesatan. Artinya kita. Akhirnya pemazmur mengakhiri nyanyian pujiannya ini dengan
tanpa atau bila manusia hilang kesadaran, ia pasti tersesat. Manusia pengakuan. Ia mengakui Tuhan sebagai gunung batu dan
menjadi berarti dan berkenan pada Tuhan bila memiliki kesadaran. penebusnya. “Gunung batu” adalah ungkapan simbolik yang
Kesadaran penting sekali artinya, sebab tanpa itu manusia menjadi dipakainya untuk menyebutkan kekuatan dan kemampuan Allah
tidak berarti. Kita diingatkan bahwa seseorang menjadi tersesat melindungi umat-Nya (bd ayat 15). Tuhan diakui bukan saja sebagai
karena ketiadaan kesadaran. Sebab itu hidup harus dijalani dengan pelindung tetapi juga penebus. Pengakuan pemazmur kiranya juga
berhati-hati dan tetap menjaga agar tidak kehilangan kesadaran. menjadi pengakuan kita untuk menjalani sisa hari di bulan pertama
Kesadaran itu meliputi banyak aspek, tetapi yang utama adalah tahun ini. Teruslah menjalani hari-hari kehidupan sebagai kesempatan
tentang Tuhan. Selain itu manusia juga memerlukan kesadaran menceritakan dan memberitakan kemuliaan Tuhan. Belajarlah pada
tentang diri, keluarga, sosial dan alam. Bila seseorang memiliki semesta buatan tangan-Nya dan hiduplah mengikuti ajaran-Nya agar
kesadaran tentang Tuhan (kuasa dan kehadiran-Nya), maka ia akan hidupmu terhindar dari kesesatan dalam wujud apa pun. Teruslah
berdaya menghadapi kesukaran atau terhindar dari melakukan panjatkan doa permohonan dan yakinlah bahwa Tuhan adalah
kejahatan. Jadilah terus bermohon agar Tuhan tetap menjaga perlindungan yang membuat jiwa mu tenang. Amin.
kesadaran kita, sehingga terlepas dari kesesatan. Berhati-hatilah
karena kita bisa tersesat dengan kelebihan, kekayaan, jabatan,
kepintaran, kecantikan atau segala hal yang sesungguhnya
merupakan berkat. Kesukaran yang dialami pemazmur rupanya
tidak hanya yang bersumber dari dalam diri sendiri, namun juga dari
orang lain. Ia memohon agar Tuhan melindungi dirinya dari perlakuan
yang tak pantas dari orang lain. Marilah bayangkan bahwa jika
seseorang mendapat perlakuan yang tidak wajar dari orang lain,
maka ia dapat kemudian membalas dengan lebih kejam.
Kecenderungan perlakuan seperti itu dapat terjadi terutama kalau
seseorang merasa bahwa harga dirinya sudah “terinjak”. Karena itu
pemazmur memohon agar Tuhan membebaskannya dari
pelanggaran besar (bd ayat 14). Kisah seperti ini menegaskan bahwa
setiap orang pasti memiliki keterbatasan dan karena itu marilah kita
merendahkan diri dan memohon pertolongan Tuhan. Kita memohon
pertolongan dari Tuhan untuk menata hidup pribadi secara berkualitas
dan juga merawat relasi yang berdamai dengan orang lain.
Pemazmur memberi teladan mengatasi persoalan baik pribadi
maupun sosial dengan menjadikan doa permohonan sebagai cara
terbaik. Hendaklah hadapi dan atasi persoalan pribadi dan keluarga MATERI BIMBINGAN KHOTBAH
dengan bersungguh-sungguh memohon pertolongan dan belas 17 Minggu, 30 Januari 2022 18
kasihan Tuhan. Hindarilah mengatasi persoalan dengan cara-cara
yang tidak bermoral atau yang dilarang Tuhan. Usahakanlah untuk (Oleh Pdt. Monike Hukubun, D.Th)
memilih jalan damai dalam mengatasi persoalan dengan orang lain.
Hindarilah pertikaian atau membalas jahat dengan jahat apalagi Nas Bacaan : 2 Petrus 3 : 17 - 18
membalas dengan cara yang lebih kejam atau sadis. Berseru dan Tema Bulanan : Penyertaan Tuhan Tidak Berkesudahan
bermohonlah pada Tuhan sumber kehidupan yang maha mendengar.
Tema Mingguan : Berpegang Teguh dan Bertumbuh Dalam TUHAN gereja secara Am (umum) pada periode tahun 115-130 Masehi (abad 2
Masehi). Pada masa itu, gereja telah bertumbuh secara universal sebagai
1. Pendahuluan sebuah institusi dengan berbagai ajaran-ajaran resmi maupun peraturan-
peraturan tentang jabatan gereja, tugas-tugas pelayanan gereja, yang
Penjelasan nas
Apabila kita dapat mencermati dengan saksama perbedaan cara
menyajikan cerita antara Markus dan Lukas, maka pesan teks Lukas
akan dapat kita tangkap. Karena itu, berikut ini kita mencatat terutama
perbedaan antara Lukas dan Markus untuk menemukan penekanannya.
1. Konteks “dekat” dari Markus 1:16-20 adalah Yesus baru saja memulai
pekerjaan pekabaran Injil. Ia sedang berada di tahap-tahap awal
melaksanakan misi kerajaan Allah. Ia baru saja dibaptis oleh Yohanes
untuk tugas itu, Setelah melewati masa pencobaan, Ia kemudian
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH tampil di Galilea untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dengan
Minggu, 06 Februari
21 2022 22
proklamasi: “Waktunya telah genap, kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percaya kepada Injil” (Mrk. 1:14). Sesudah
(Oleh Pdt. Agustinus M. L. Batlajery) memanggil murid-murid yang pertama, Ia lalu memberitakan Injil
kerajaan Allah dengan melakukan mujizat yaitu mengusir roh jahat
Nas Bacaan : Lukas 5 : 1 - 11 dari seseorang.
Tema Bulanan : Kuasa Yesus Menghidupkan Sedangkan konteks “dekat” dari Lukas adalah sesudah Yesus
Tema Mingguan : Kuasa Yesus Mengubah Hidup menyembuhkan Ibu mertua Simon dan orang-orang lain, Ia pergi
memberitakan Injil di kota-kota lain, dalam rumah-rumah ibadah di
Pengantar Yudea (Luk.5:42-44).
1. Tuturan Lukas tentang peristiwa Yesus bersama murid-murid di pantai Jadi perbedaan konteks antara Markus dan Lukas terletak pada hal
danau Genesaret dalam Lukas 5:1-11 ini diberi judul “Penjala Ikan bahwa di Markus, pekerjaan pemberitaan Injil kerajaan Allah belumlah
Menjadi Penjala Manusia”. Tuturan yang kurang lebih sama kita mulai, baru pada tahap-tahap persiapan. Pada saat itu Yesus
jumpai pula dalam Markus 1:16-20 dan Matius 4:18-22, namun memanggil Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Sedangkan di
dengan judul lain yakni “Yesus Memanggil Murid-Murid Yang
Pertama”. Memang Markus adalah Injil yang tertua. Matius dan Lukas 1
Lihat diagram dalam buku Norman Perrin, The New Testament An
mengambil dari Markus, ditambah dengan sumber Q (Quelle), lalu Introduction (NewYork-Atlanta: Harcourt Brace Jovanovich, 1974), 10.
Lukas pekerjaan itu sudah sedang berjalan. Ia sudah masuk rumah f. Melihat “keajaiban besar” yang tak terkirakan itu, Simon
ibadah, melakukan mujizat penyembuhan, barulah sesudah itu Ia merespons dengan “Tuhan, pergilah dari padaku, aku ini
memanggil Simon, Yakobus dan Yohanes (Andreas tidak) untuk ikut seorang berdosa” (ayat. 8), tidak ada dalam Injil Markus. Simon
serta dalam pewartaan itu. Perbedaan ini bisa membuat kita mengerti tidak menyambut ‘berkat besar’ itu dengan sukacita, suatu sikap
pemberian tema khotbah nas ini yakni “Kuasa Yesus Mengubah yang seharusnya terhadap pengalaman seperti itu, melainkan
Hidup”. Tema ini bisa dimengerti pada satu sisi bahwa ‘Tuhan dengan penyesalan dosa. Rupanya Lukas melihat bahwa
berkuasa mengubah hidup seseorang’; namun pada sisi lain bisa kegagalan memperoleh ‘kehidupan’ disebabkan oleh dosanya.
berarti pula ‘Tuhan berkuasa menyediakan kehidupan dari ketiadaan Rupa-rupanya faham bahwa “dosa pangkal gagal”, masih kuat
kehidupan’. pada orang Yahudi dan Yunani zaman itu. Maka Lukas hendak
2. Kita mencatat beberapa hal yang membedakan Lukas dari Markus: menegaskan bahwa pikiran semacam itu tidak selamanya
a. “Sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak benar. Anugerah keselamatan Allah dikaruniakan tanpa
mendengarkan Firman Allah” (ayat. 1) tidak ada dalam Markus. memperhitungkan dosa. Para pemula dalam iman Kristen harus
Ini mengindikasikan pekerjaan pemberitaan Injil kerajaan Allah punya keyakinan seperti itu dalam menerima anugerah
sudah berjalan. Orang banyak telah disapa oleh berita Injil. keselamatan dari Allah. Keberdosaannya tidak menjadi
b. Di Lukas, nelayan-nelayan itu sudah selesai menjala ikan dan penghalang Allah menjumpai dia dan memberkati. Inilah hal
telah turun untuk membereskan jalanya (ayat. 2). Di Markus, ketiga yang mau Lukas tekankan. Karena itu, Yesus memanggil
mereka sedang menebarkan jala ketika Yesus melihatnya. Lagi- mereka dari penjala ikan menjadi penjala manusia dengan
lagi, di Lukas sudah jalan, di Markus baru mulai. pesan “Jangan takut” (ayat. 10).
c. Hal Yesus naik ke dalam perahu Simon, duduk di atasnya lalu g. Injil Lukas memang ditulis cukup jauh sesudah Markus.
“berkhotbah” (ayat. 3), tidak ada dalam Markus. Ini menunjukkan Masanya adalah ketika para rasul sedang gencar-gencarnya
sedang berjalannya pewartaan Injil Kerajaan Allah itu. melakukan pekabaran Injil sebagaimana tercermin dalam Kisah
d. Di Lukas, Yesus menyuruh Simon dkk pergi agak jauh dari Para Rasul. Maka, kedua kitab ini mencerminkan gerakan
pantai lalu menebarkan jala. Perintah ini diberikan setelah Simon pekabaran Injil yang sedang dikerjakan dengan penuh
dkk bercerita bahwa sudah semalam suntuk mereka menjala semangat oleh Paulus dan kawan-kawan, tetapi yang tidak
tapi tak satu pun ikan dapat ditangkap. Hal ini tidak ada dalam bebas dari tantangan, hambatan, kegagalan dan kesuksesan.
Markus. Kenyataan ini bisa diartikan bahwa bagi Lukas, dalam Oleh sebab itu menerapkan makna teks ini haruslah ke dalam
menjalankan tugas pewartaan Injil, kuasa Yesus dapat konteks kini gereja yang kurang lebih demikian pula.
menghadirkan ‘kehidupan’ dari dalam ‘ketiadaan hidup’. Bahwa
ketiadaan kehidupan (dalam arti luas, bukan nafas hidup saja), Pertimbangan Homiletik
menjadi sebuah tantangan yang bisa saja dihadapi kapan saja, 1. Bertolak dari imamat am orang percaya maka kita semua adalah
Tuhan sumber hidup bisa mengaruniakannya. Hemat saya, di pekabar Injil dalam posisi kita masing-masing. Bukan hanya
sini letak penekanan Lukas yang pertama. pelayan khusus melainkan seluruh warga gereja adalah
e. Hasil dari menebarkan jala kembali atas perintah Yesus adalah pemberita-pemberita Injil. Kita semua adalah “penjala manusia’
tertangkapnya banyak sekali ikan sehingga jala nyaris terkoyak dalam kapasitas dan konteks masing-masing. Dalam kesadaran
waktu ditarik saking beratnya (ayat. 6), tidak ada dalam Markus. itu, ketiga hal yang merupakan penekanan Lukas, sebagaimana
Ini dapat diartikan bahwa bagi Lukas, kegagalan dalam telah dikemukakan di atas kiranya menjadi penekanan kita
mewartakan Injil kerajaan Allah bukan akhir dari pekerjaan itu, dalam berkhotbah.
atau paling kurang, bukan mengindikasikan tidak akan 2. “Kuasa Yesus Mengubah Hidup” bisa berarti dua: pertama,
berhasilnya pekerjaan itu. Bila kenyataan itu diperhubungkan hidup kita bisa diubah oleh Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya.
kepada Yesus, dan Yesus bertindak dengan kuasa-Nya, maka Tetapi juga yang kedua, kuasa Yesus bisa menghadirkan
hasilnya pasti besar, tak disangka-sangka. Hemat saya, ini pula kehidupan di tengah-tengah ketiadaan kehidupan. Atau di
hal berikut/hal kedua yang Lukas mau tekankan. tengah-tengah kita nyaris tak memiliki kehidupan lagi. Kehidupan
di sini dalam arti yang lebih luas dari sekedar bernafas saja.
23 24
Perkembangkan dan perluas arti “kehidupan” di sini ke dalam Yesus yang Menyembuhkan”, itu berarti tema ini hendak berbicara
situasi-situasi atau contoh-contoh yang lebih konkrit. tentang kehidupan dan salah satu wujud kasih sayang yang Yesus
nyatakan melalui tindakan menyembuhkan untuk kehidupan
manusia. Tindakan Yesus menyembuhkan setidaknya termotivasi
oleh panggilan pengutusan yang Allah Bapa nyatakan kapada
Yesus. Bahwa Yesus diutus ke dunia melalui kelahiranNya semata-
mata karena kasih dan sayang Allah yang besar kepada dunia.
Makanya, dalam Injil Yohanes 3:16 menyebutkan “ Karena begitu
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH besar Kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan
Minggu, 13 Februari 2022 AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Jadi,
(Oleh: Pdt. Jannes Alexander Uhi) melalui tindakan menyembuhkan, Yesus mewujudkan kasih
sayangNya kepada umat manusia. Kata menyembuhkan berasal dari
Nas Bacaan : Matius 9 : 35 - 38 kata dasar “sembuh”.
Tema Bulanan : Kuasa Yesus Menghidupkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sembuh memiliki
Tema Mingguan : Kuasa Yesus Menyembuhkan dua arti, yaitu: menjadi sehat kembali, dan pulih. Dengan demikian
dalam tema “Kuasa Yesus yang Menyembuhkan” kita menemukan
Pokok - Pokok Khotbah: 25 efek yang sangat besar dan penting ketika Yesus menyembuhkan 26
1). Besok merupakan tanggal paling istimewa, apalagi bagi kawula seseorang, yaitu seseorang tidak saja menjadi sembuh dari sakit
muda, sebab tiap tahun pada tanggal 14 Februari telah dijadikan yang ia alami, namun lebih dari itu melalui kuasa Yesus yang
sebagai Hari Valentine (Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih menyembuhkan, seseorang juga mengalami pemulihan. Dalam
Sayang (HKS). Terlepas dari perbedaan sejarah munculnya kuasa Yesus yang menyembuhkan, orang yang disembuhkan
Velentine’s Day, namun setidaknya di Hari Kasih Sayang aspek yang tersebut dipulihkan dari keadaan yang tidak baik menjadi baik, dari
ditonjolkan adalah adanya praktek kasih sayang yang nyata dari keadaan berdosa menjadi bersih dari dosa, dari gagal menjadi
seseorang kepada orang lain, tanpa terkecuali. Alasannya, setiap sukses, dan seterusnya. Dari sinilah orang yang disembuhkan
orang berhak memperoleh kasih sayang dari orang lain. Mengapa mengalami hidup yang sesungguhnya, dan juga mengalami hidup
setiap orang harus menyatakan kasih sayang kepada orang lain? yang tidak untuk hari ini namun juga untuk hidup yang kekal (band.
Mengapa juga orang lain atau kita harus mendapat kasih sayang dari Yoh. 3:16). Sekali lagi, semuanya terjadi karena kasih sayang yang
sesama? Alasannya sederhana, namun sangat penting, yaitu karena sangat besar dari Tuhan Yesus kepada umat manusia demi
kita ada dan hidup dari kasih sayang, oleh kasih sayang, dan untuk kehidupan manusia kini dan nanti, di bumi maupun di sorga.
kasih sayang. Manusia tidak akan pernah hidup tanpa kasih sayang, 3). Teks minggu ini, Matius 9:35-38 merupakan sebagian dari cerita
bahkan tanpa kasih sayang manusia tidak akan pernah ada. Dalam Yesus menyembuhkan orang-orang yang mengikutiNya bersama
Bahasa yang lain mau disebutkan bahwa kasih sayang berefek para murid. Dapat dikatakan, bacaan Mat.9:35-38 merupakan
hadirnya kehidupan, dan karena itu melalui hidup, kasih sayang respons atas pernyataan orang Farisi dalam Mat.9:34 yang
mesti dihidupkan terus. Makanya dalam hidup ini jangan pernah mengatakan: “dengan kuasa penghulu setan, Ia (Yesus) mengusir
abaikan kasih sayang terhadap siapa pun, dalam bentuk apapun, setan”. Artinya, menurut orang Farisi tindakan Yesus
dan kapan pun. menyembuhkan orang dilakukan dengan menggunakan kuasa setan.
2). Ketika tema khotbah bulan Februari tentang “Kuasa Yesus Makanya melalui teks Mat.9:35-38 penulis Injil Matius
Menghidupkan”, dan tema minggu ini berbicara tentang “Kuasa mengungungkapkan kekuatan kuasa Yesus yang memampukan
Yesus dalam mengajar, berkhotbah, menyembuhkan, dan 7. Setinggi apapun jabatan seseorang, ia akan menjadi rendah
menguatkan para pengikutNya. Melalui teks ini kita dapat apabila tidak memberi tempat untuk Yesus berkuasa dan
menemukan beberapa hal: menguasai hidupnya.
a. Pertama, pelayanan Yesus tidak hanya terfokus pada satu 8. Sepintar/sepandai apapun seseorang, ia akan menjadi
tempat/wilayah, dan satu aspek kehidupan manusia. Ayat 35 bodoh jika tidak memberi tempat untuk Yesus berkuasa dan
tertulis “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; menguasai hidupnya. dll.
Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil b. Kedua, hal penting dari seluruh pelayanan Yesus adalah Ia
Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan melakukan semuanya dengan “hati”. Ayat 36 menyebutkan,
kelemahan”. Melalui ayat ini, ternyata Yesus melakukan “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas
pelayanan di banyak kota dan banyak desa. Itu berarti kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti
pelayanan Yesus tidak terfokus pada orang-orang yang domba yang tidak bergembala”. Dari ayat ini tampak bahwa orang-
berpendidikan tinggi dan berekonomi baik yakni di kota, namun orang yang mengikut Yesus mengalami kelelahan dan merasa
juga kepada mereka yang berpendidikan rendah dan diterlantarkan. Jika membaca ayat-ayat sebelumnya, maka akan
berekonomi rendah pula yaitu di desa. Selain itu, pelayanan dapat dimengerti bahwa mereka mengalami kelelahan karena
Yesus tidak hanya berwujud pada tindakan mengajar dan berbagai faktor. Kelelahan yang dialami berupa lelah secara fisik,
berkhotbah, namun juga menyembuhkan orang sakit serta tetapi juga secara rohani. Kelelahan fisik dialami karena berjalan
menguatkan orang yang lemah. Dengan demikian, melalui ayat mengikuti Yesus dari desa ke kota. Kelelahan rohani diakibatkan
35 ini kita dapat menemukan makna terdalam dari pelayanan oleh karena selama ini orang-orang yang mengikut Yesus dibebani
Yesus terhadap semua orang, baik di kota maupun di desa yaitu oleh ajaran-ajaran dari ahli Taurat dan orang Farisi yang
bahwa di dalam pelayananNya, Yesus hendak menyatakan membingungkan. Membingungkan sebab apa yang diajarkan
kuasa Allah yang dinyatakan kepada semua orang, kapan dan berbeda dengan yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang
dimana pun keberadaannya. Jika Yesus mengajar, berkhotbah, Farisi. Mereka juga kelelahan karena harus memenuhi seluruh
menyembuhkan dan menguatkan di kota atau pun di desa maka perintah Taurat dan menjauhi larangan yang terdapat di dalamnya.
sesungguhnya dalam pelayanan tersebut kuasa Yesus Penulis Injil Matius menyebut orang-orang yang demikian (lelah
dinyatakan kepada: semua orang yang hadir mendengar ajaran dan terlantar) bagaikan domba yang tidak bergembala. Apa
dan khotbahNya, juga semua orang sakit yang disembuhkan maksud pernyataan ini (orang lelah dan terlantar bagaikan domba
dan dikuatkan. tak bergembala)? Untuk menjawabnya kita perlu memahami
Dari sini dapat dimengerti bahwa: tentang domba. Domba adalah hewan yang secara budaya dekat
4. Manusia tidak akan bisa hidup dengan baik jika dalam dengan sejarah orang-orang Yahudi. Dalam Alkitab disebutkan
dirinya tidak diberi tempat untuk Yesus berkuasa dan bahwa hewan domba digunakan sebagai korban untuk
27 28
menguasai hidupnya. persembahan. Selain itu, domba merupakan simbol dari hewan
5. Sebanyak apapun kekayaan seseorang, ia tidak akan hidup yang tidak memiliki senjata untuk menyerang lawannya, berbeda
dengan tenang bila tidak memberi tempat dalam hidupnya dengan singa, ular, atau lainnya yang memiliki senjata utama untuk
untuk Yesus berkuasa dan menguasai hidupnya. menyerang lawannya. Kepada murid-muridNya, Yesus selalu
6. Sekuat apapun seseorang, ia akan menjadi lemah dan tidak mengatakan gembalakanlah domba-dombamu (lht, Yoh.21:15-17).
berdaya jika tidak memberi tempat untuk Yesus berkuasa Hal ini memberi pengertian bahwa domba adalah hewan yang
dan menguasai hidupnya. lemah dan selalu menjadi sasaran bagi hewan yang memiliki
senjata utama dan merasa kuat. Makanya, gembala harus selalu
berada bersama domba, sebab jika tidak domba-domba milik
gembalanya akan lapar karena tidak mendapat rumput untuk Yesus tentang kenyataan banyaknya orang yang lelah dan
makan yang diakibatkan oleh karena direbut hewan yang lain. terlantar, dsb. Artinya, Yesus hendak mengatakan kepada murid-
Domba-domba juga akan mengalami kelelahan sebab selalu muridNya bahwa bahwa orang lelah, terlantar, termasuk mereka
dikejar oleh hewan lainnya ketika merebut makanan/rumput. yang susah, menderita, sakit, miskin, dsb banyak dan ada di
Dombanya akan hilang atau lenyap karena sakit dan mengalami sekitar kita. Kalimat di ayat 37 dan 38 mau menegaskan tentang
kematian, atau dicuri serta diserang oleh binatang buas lainnya. panggilan untuk sesegera mungkin menolong mereka yang lelah,
Dengan demikian, pernyataan orang-orang lelah dan terlantar terlantar, dsb. Saatnya untuk mengangkat mereka yang susah,
bagaikan domba yang tidak bergembala memberi kesan, sekaligus menderita, lemah, lelah, lapar, miskin, berdosa, dsb keluar dari
pesan bahwa perhatian kepada mereka yang lemah, lelah, sakit, keadaan yang mereka alami. Jika tidak, mereka akan bertambah
lapar, miskin, terlantar, terkucilkan, dan sebagainya harus lelah, terus sakit, semakin lemah dan lapar, dan pada akhirnya
diutamakan dan ditingkatkan. Kasih sayang harus dicurahkan mengalami kematian. Ketika Yesus menyebutkan pekerja sedikit,
sepenuhnya kepada mereka yang mengalami keadaan tersebut lalu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, maka itu
(lemah, lelah, sakit, lapar, miskin, terlantar, terkucilkan, dll), dan itu menunjuk pada diri Allah Bapa. Yesus sedang menunjuk pada
harus lahir dari hati, tergerak oleh belas kasihan. Hati harus Allah sebagai tuan yang empunya tuaian. Allahlah yang
menjadi pusat untuk menyatakan kasih sayang, melakukan mempunyai orang banyak itu sebagai panen rohani.
tindakan menyembuhkan, dan melakukan segala hal untuk Keterpanggilan menjadi pelayan sebenarnya adalah pekerjaan
kehidupan sesama ciptaan Tuhan. Dari sini dapat dikatakan bahwa Allah yang mengirimnya. Allahlah yang mempunyai jemaat, bukan
membiarkan orang lelah tetap lelah, orang lapar tetap lapar, orang pelayan. Pelayan adalah pekerja, bukan pemilik. Allahlah pemilik
sakit tetap sakit, orang berdosa tetap berdosa, orang miskin tetap dari jemaat. Para murid diminta untuk meminta kepada Allah
miskin, orang susah tetap susah, dll berarti dalam diri orang supaya mengirim pekerja untuk pelayanan. Jadi, melalui ini Yesus
tersebut tidak ada rasa kasih sayang, dan itu pertanda pada ingin menegaskan bahwa orang-orang susah, lemah, lapar,
dirinya tidak memiliki hati. Otomatis, dalam dirinya tidak ada kuasa miskin, menderita, berdosa, dsb adalah milik Allah Pencipta, dan
Yesus, meskipun dia selalu berdoa menggunakan nama Yesus. karena itu Allah mengutus Yesus ke dunia untuk mengangkat dan
Yesus tidak akan menyatakan kuasaNya pada orang-orang yang membawa mereka keluar dari keadaan tersebut. Untuk
menggunakan nama Yesus jika di dalam hidupnya tidak pernah melaksanakan tugas tersebut juga, Yesus memanggil dan
tergerak hatinya ketika melihat orang lain susah, lelah, menderita, mengutus murid-muridNya. Kita juga dipakainya untuk melakukan
lapar, dsb. tugas tersebut. Untuk melakukan tugas mulia ini: menolong,
c. Ketiga, di bagian terakhir (ayat 37-38) Yesus mengatakan “Tuaian mengangkat dan membawa keluar orang-orang yang susah,
memang banyak tetapi pekerja sedikit, karena itu mintalah kepada lemah, lelah, sakit, miskin, tak berdaya, berdosa, dsb keluar dari
tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja- keadaan mereka, maka perlu untuk meminta kuasa Yesus.
pekerja untuk tuaian itu”. Tuaian memang banyak tetapi pekerja 4). Melalui tema “Kuasa Yesus yang Menyembuhkan”, maka Firman
sedikit menunjukkan bahwa saatnya untuk panen. Istilah ini Tuhan ini hendak menegaskan beberapa hal, yaitu:
berkaitan dengan dunia pertanian, yang artinya Jika tidak segera - Panggilan untuk menolong dan mambawa orang-orang yang
dipanen maka tuaian (hasil pertanian) akan membusuk, tidak mengalami kesusahan, penderitaan, kelaparan, kemiskinan,
berguna lagi, dan akan membusuk lalu dibuang atau dimusnahkan. ketidakadilan, sakit, dsb keluar dari keadaan mereka adalah
Ketika Yesus menggunakan alegori “tuaian memang banyak tetapi panggilan kita. Panggilan kita di sini tidak sebatas menyembuhkan
pekerja sedikit”, maka ini hendak menegaskan perlunya dari sakit, namun yang terpenting adalah mengalami pemulihan.
mengambil tindakan sesegera mungkin menolong mereka yang Dipulihkan dari sakit, dipulihkan dari keadaan susah, dipulihkan
lelah dan terlantar. Kata-kata Yesus ini merupakan penekanan dari situasi miskin, dipulihkan dari kondisi menderita, dsb.
- Ketika kita tidak melaksanakan panggilan ini, maka dalam diri kita
tidak memiliki hati. Hati adalah pusat bertumbuhnya rasa simpati,
empati, solidaritas/kepedulian, dan kasih sayang. Orang yang tidak
memiliki hati (tidak tergerak hatinya ketika melihat orang lain
susah) adalah “orang mati” yang masih bernyawa. Yesus tidak
menghendaki orang Kristen menjadi “orang mati” yang hanya
mempunyai nyawa tapi tidak peduli dengan orang yang susah,
menderita, lelah, lapar, dsb. Tanpa hati siapapun tidak akan bisa
menyatakan kasih sayang kepada orang lain. Ingat kita bisa tetap
ada dan hidup karena kasih sayang orang lain, dan orang lain pun
hanya bisa tetap hidup karena 29 kasih sayang kita. Hidup dan kasih 30
sayang bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dilepas-
pisahkan.
- Ada orang yang melakukan kebaikan, menolong orang susah,
miskin, dsb, namun hal itu dilakukan dengan motivasi yang lain:
pencitraan, ingin popular, menunjukkan kesombongan. Mereka
tidak melakukannya dari hati dan dengan hati. Ini sama halnya
dengan orang yang melakukan tindakan menyembuhkan orang MATERI BIMBINGAN KHOTBAH
sakit. Pertanyaannya dengan kuasa apakah mereka Minggu, 20 Februari 2022
melakukannya? Jika tidak dengan kuasa Yesus, maka perbuatan
baiknya sia-sia (tidak berarti dimata Tuhan), dan kesembuhan (Oleh: Pdt. Willem B Pariama)
orang yang sakit pun sia-sia.
- Demikian pokok-pokok ini dibuat. Silahkan ditambahkan atau Nas Bacaan : Matius 12 : 22 - 37
direvisi. Semoga bermanfaat. Tema Bulanan : Kuasa Yesus Menghidupkan
Tema Mingguan : Kuasa Yesus Mengalahkan Roh Jahat
Selamat berkhotbah… Tuhan Yesus memberkati.
1. PENGANTAR
PENGANTAR:
=============================
D i hari ini kita mulai memasuki minggu-minggu Sengsara Tuhan
Yesus yang akan berlangsung selama tujuh minggu ke depan
sampai pada perayaan Jumat Agung dan Paskah Kristus. Setiap kali kita
berada pada minggu-minggu Sengsara Tuhan Yesus ini, pertanyaan
sederhana yang dikemukakan bagi kita sebagai orang-orang percaya
“apa makna pengorbanan dan penderitaan Tuhan Yesus bagi kita baik
sebagai pribadi, keluarga maupun persekutuan”. Pertanyaan ini penting
ditengah situasi dan kondisi dunia sekarang ini dengan berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang terkhusus
digital informatika yang sangat menantang kehidupan orang percaya
dengan menawarkan berbagai kesenangan, kemudahan dan kenikmatan
yang jauh dari hal pengorbanan dan penderitaan. Memang harus diakui
bahwa kalau ditanya siapa yang mau menderita? pasti tidak ada orang
yang mau. Tetapi kalau penderitan itu terkait dengan panggilan kita
sebagai orang percaya, maka tentu kita harus siap menghadapi
penderitaan tersebut sebagai bagian dari jawaban iman kepada Tuhan
Yesus Juruselamat kita. Bukan saja soal kesiapan kita tetapi juga soal
keberanian untuk menghadapi penderitaan itu, sebagaimana tema
minggu kita “Hadapi Penderitaan Dengan Berani”.
Kata “berani” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “rasa yang masih terbiasa dengan gagasan mesias yang memiliki kuasa,
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan kemuliaan dan menaklukan lawan. Bagi Petrus gagasan tentang mesias
tantangan serta tidak takut”. Berarti setiap orang Kristen mesti siap dan yang menderita dan disalib adalah sebuah kemustahilan. Petrus sangat
percaya diri serta tidak takut untuk menderita dalam seluruh perjalanan terkejut dan tidak dapat menerima ucapan Tuhan Yesus, sebab yang ia
hidup berimannya bersama dengan Tuhan Yesus. Bukan saja berani lihat Gurunya memiliki kuasa dengan berbagai mujizat penyembuhan,
untuk menghadapi penderitaan, bahkan orang Kristen harus siap meneduhkan angin ribut, segala masalah berat dibereskan, bahkan orang
kehilangan nyawa demi imannya kepada Tuhan Yesus. Lawan dari kata mati dibangkitkan. Itulah sebabnya Petrus menarik Yesus ke samping
berani adalah takut. Kenyataan sekarang ini harus diakui bahwa banyak dan malah menegur Yesus, katanya “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan
orang takut dalam menghadapi penderitaan. Kebanyakan orang merasa hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”. Sikap Petrus yang
takut hidup susah dan menderita serta merasa kehilangan berbagai hal mencoba menghalangi Yesus demi melindungiNya seakan-akan
yang menyenangkan dalam menjalani kehidupan ini. Bahkan takut menunjukkan ketakutannya dalam menghadapi penderitaan dan
kehilangan nyawa sebagai hal yang paling penting ketika hal tersebut kematian. Sebab Petrus dan para murid sudah biasa membayangkan
diperhadapkan kepada siapapun. Untuk itu membahasnya kita akan seperti apa situasi mereka yang menderita akibat dijatuhi hukuman mati
mendalami bagian nas Alkitab Matius 16:21- 28. melalui jalan salib. Hukuman dengan cara di salib merupakan budaya
Romawi bagi para penjahat yang dijatuhi hukuman berat atau mati. Tiba-
tiba Yesus berpaling kepada Petrus dan menegurnya dengan keras
“enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau
KAJIAN TEKS: bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
Ayat 21 - 23. Nas kita terkait dengan bagian sebelumnya (ay.13-20) dipikirkan manusia”. Yesus menyampaikan teguran yang “keras” namun
yakni pengakuan Petrus tentang Yesus sebagai Mesias Anak Allah yang bukan dengan suara geram dan mata melotot penuh amarah. Yesus
hidup. Di akhir bagian ini, Yesus melarang para murid untuk tidak menyampaikannya dengan kesedihan hati yang mendalam. Mengapa
memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia adalah Mesias. Hal ini Yesus bersikap demikian? Sebab muncul lagi dihadapan Yesus kuasa
disebabkan cara berpikir para murid dalam pemahaman bahwa mesias iblis yang terus menghalangi misi pelayanan dan karya penyelamatanNya
yang datang akan menaklukan lawan-lawannya sebagai raja yang bagi dunia dan manusia dari dosa dan maut. Pencobaan iblis terhadap
memimpin peperangan dan menyapu habis orang-orang Romawi dari Yesus saat Ia menjalani puasa 40 hari di padang gurun (Mat.44:1-11;
Palestina dan memimpin Israel untuk berkuasa. Pemahaman para murid Mark.1:12-13; Luk.4:1-13) yang menggunakan jalan kekuasaan untuk
inilah secara perlahan mesti diluruskan dan disini Tuhan Yesus untuk mendapatkan makanan, materi dan mujizat. Jalan yang mudah dan
pertama kalinya menyatakan secara jelas tentang misi penyelamatanNya sangat menggiurkan serta terus menggoda. Berulang kali si pencoba
melalui jalan salib, walaupun sebelumnya Ia pernah mengajar dan secara melancarkan serangan. Pencobaan yang menawarkan situasi dan
samar-samar telah memberitahukan tentang kematian dan kondisi jauh dari penderitaan, kesengsaraan, sakit bahkan kematian.
kebangkitanNya (bd. Yoh. 2:19-22; Mat. 9:15.) Yesus mulai membuka Tidak seorangpun menginginkan salib, tidak seorangpun ingin mati
mata para murid terhadap fakta bahwa Ia akan menjalani jalan salib, dengan menderita. Bahkan di taman Getsemani, pencobaan yang sama
dimana Ia akan pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak datang kepada Yesus dengan menawarkan jalan lain, bukan jalan salib.
penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahi-ahli Taurat. Tuhan Yesus dengan keras menegur Petrus, sama halnya dengan
Ketiga kelompok ini, para tua-tua adalah orang-orang yang terhormat; tawaran iblis kepadaNya. Petrus menawarkan jalan untuk menghindar
imam-imam kepala sebagian besar terdiri dari orang saduki dan para ahli salib yang menjadi panggilan Tuhan Yesus dan setiap orang percaya
Taurat adalah orang Farisi. Mereka para pemimpin agama dari bangsa sampai akhir hayat (bd. Yoh.19:30). Pikiran Petrus bukan berasal dari
pilihan Allah Israel, yang toh juga menolak Yesus sebagai mesias Anak Allah tetapi dari manusia. Iblis adalah segala kuasa untuk melawan dan
Allah. Pernyataan Yesus ini ditanggapi dengan reaksi keras dari Petrus membelokkan kita dari jalan Allah. Iblis adalah setiap pengaruh yang
37 38
membuat kita takut untuk mengambil resiko jalan salib yang diletakkan untuk tunduk dan patuh dalam kepemimpinan dan kehendak Tuhan
Allah dihadapan kita. Iblis adalah segala kuasa yang membuat keinginan yang terwujud melalui pikiran, perkataan maupun perbuatan yang
kita sebagai manusia tidak sejalan dengan keinginan Allah (bd. Yes. 55 : terus mengikuti jalan Tuhan.
8). Pencobaan ini semakin berat dengan kenyataan bahwa Petrus yang Dari ketiga persyaratan ini, saat dilakukan dan diwujudkan dengan
menjadi bagian dari persekutuan para murid Yesus, dekat dengan Yesus sukacita maka orang akan menemukan arti dan makna hidup yang
dan disebut sebagai batu karang karena pengakuannya kepada Tuhan sesungguhnya dan bukan sekedar hidup dalam pengertian bernapas
Yesus sebagai mesias Anak Allah, seketika berubah menjadi batu saja. Hal tersebut terungkap melalui pernyataan Tuhan Yesus bahwa
sandungan yang menghalangi Yesus untuk misi penyelamatanNya. “siapa yang menyelamatkan nyawanya justru akan kehilangan nyawanya,
Namun kasih Tuhan Yesus yang besar kepada Petrus dengan namun yang kehilangan nyawanya karena Yesus dengan tiga
menegurnya agar Petrus menjadi sadar dan kembali menjadi murid yang persyaratan ini, maka ia akan memperolehnya. Artinya orang beriman
sejati. Teguran itupun untuk mengingatkan Petrus untuk menjadi batu mungkin saja akan mati tetapi kematiannya mengantarkannya kepada
karang yang teguh dan siap mati sebagai martir (bd. Yoh.21:15-19). kehidupan kekal. Sebaliknya orang yang meninggalkan imannya atau
menyangkal imannya untuk hidup namun ia hidup tetapi sesungguhnya ia
Ayat 24 - 26. Tuhan Yesus kembali mengingatkan para murid termasuk telah mati dalam kematian kekal. Hal ini menegaskan terhadap dua sisi
juga Petrus dengan pernyataan tentang resiko dari para murid dan setiap kehidupan; yang satu apabila dalam hidup ini, kita selalu mengejar
orang harus siap untuk menyangkal dirinya dan memikul salibnya serta keamanan, kenyamanan, kemudahan, kenikmatan dengan segala
mengikut Yesus. Peringatan dan ajaran ini berkali-kali Tuhan Yesus kekuatan hikmat dunia dan manusia serta untuk diri sendiri, maka kita
ingatkan kepada para muridNya (Mat.10:37-39; Mark.8:34-37; Luk.9:23- akan kehilangan hidup yang bermakna dan menuju kepada kebinasaan
27; 14:25-27; Yoh:12:25). Tuhan Yesus berkali-kali memperhadapkan kekal. Sedangkan pada sisi yang lain apabila kehidupan yang berdasar
setiap orang terhadap tantangan untuk menjadi murid Tuhan yang sejati kepada jalan Tuhan bagi kemanusian dan sesama, maka kehidupan
melalui tiga persyaratan ini: kekal adalah jaminannya sekalipun harus menghadapi berbagai
1. Menyangkal diri, adalah sikap dalam seluruh kehidupan di dunia ini tantangan, ancaman, penderitaan lahir bathin. Hal ini ditandai dari
dimana kita berkata “tidak” untuk diri sendiri dan “ya” kepada Allah. kesaksian hidup para pelayan dan orang percaya yang setia
Sikap hidup setiap orang yang selalu menempatkan dan menjadikan mengabdikan hidupnya demi pelayanan pekerjaan Tuhan dan
Allah sebagai yang pertama dan terutama. Sikap hidup setiap orang kemanusiaan. Mereka tidak takut menghadapi resiko kesulitan,
yang terus meneruskan menyelaraskan kehendaknya sesuai dengan tantangan, penderitaan bahkan kematian. Dengan berani mereka
kehendak Allah. menghadapi dan menjalani jalan salib itu. Mereka terus menjadi saksi
2. Memikul salib, artinya setiap orang harus memikul beban iman dengan membagi pengalamannya kepada semua orang sepanjang
pengorbanan. Hidup murid Tuhan Yesus adalah hidup melayani hidup mereka dan sejarah perjalanan orang beriman di dunia ini melalui
dengan pengorbanan. Harus menanggalkan ambisi pribadinya demi ketaatan dan kesetiaan berjalan bersama dengan Tuhan (bd. Ibrani 11).
melayani Tuhan. Tempat dimana ia bekerja, berusaha, mengabdi, Mereka tahu apa yang akan diperoleh yakni mendapatkan dan menikmati
melayani adalah tempat untuk memberikan yang terbesar dan terbaik kehidupan kekal, sekalipun harus menderita bahkan kehilangan nyawa.
untuk Tuhan, namun penghargaan yang kecil bagi dirinya bahkan
prestisenya tidak diakui. Ia harus mengorbankan waktu, kesenangan, Ayat 27 – 28. Bagian ini Tuhan Yesus memperingati para murid dan
kenyamanan demi melayani Tuhan melalui pelayanan kepada orang percaya tentang akan datangnya penghakiman yang tidak dapat
sesama manusia. Hidup yang lebih memperdulikan orang lain dihindari, dimana semua orang akan menghadapinya. Kehidupan yang
ketimbang dirinya sendiri. dijalani oleh setiap orang, siapapun dia akan berakhir pada penghakiman.
3. Mengikut Tuhan Yesus, setiap orang harus mewujudkan ketaatannya Dalam setiap bidang hidup dimana masing-masing orang bergelut
yang sepenuh hati kepada Tuhan Yesus. Hidup yang selalu konsisten didalamnya pasti akan ada perhitungannya. Kalau penegasan ini terkait
39 40
dengan panggilan untuk setia berjalan bersama dengn Yesus ataupun rajin beribadah, tetapi apakah dengan sungguh kita telah mengenal
tidak, pasti juga ada perhitungan dalam penghakiman akhir itu. Gambaran Tuhan Yesus dan menjawabNya untuk berjalan bersama dengan
bahwa orang yang takut mengambil jalan salib dengan berbagai alasan, berani, setia dan taat ?.
yang erat memeluk hidupnya bagi diri sendiri, untuk kenyamanan dan 2. Sebuah pencobaan yang semakin berat dan membuat kita tidak berani
keselamatannya sendiri, menurut ukuran surgawi orang tersebut telah untuk siap menghadapi tantangan iman dan penderitaan tatkala
gagal. Betapapun kaya, sukses dan makmur kelihatan orang itu. Tetapi datang dari orang-orang yang dekat dengan kita. Orang tua, suami,
orang yang melayani orang lain, hidupnya diberikan untuk orang lain, istri, anak-anak, sahabat yang mengajak dan menawarkan sesuatu
setia berjalan bersama dengan Yesus menyusuri jalan salib dengan hal yang mudah dan gampang serta terlihat baik dan masuk akal.
pengorbanan, penderitaan bahkan mati sekalipun pasti akan menerima Terkadang kita mengikuti anjuran dan ajakan mereka sebagai wujud
pujian surgawi dan upah dari Allah. Itu berarti kedua pilihan itu terus tanda mengasihi mereka. Padahal saat meletakkannya pada pikiran,
diperhadapkan dan menantang kita semua sebagai anak-anak Tuhan rencana dan jalan Tuhan, maka pilihan dan jalan tersebut membuat
yang terus berjalan dan mengembara dalam kehidupan di tengah dunia kita jauh dari Tuhan dan rencanaNya untuk menikmati kehidupan dan
yang penuh dengan dinamika hidup. Tentu terpulang bagi kita masing- keselamatan kekal.
masing untuk menentukan pilihan tersebut, apakah kita berani untuk 3. Keberanian kita dalam menjawab panggilan untuk ikut dan berjalan
mengambil resiko berjalan bersama dengan Tuhan dijalan salib ataukah bersama Yesus mesti diwujudkan melalui setiap usaha, pekerjaan,
kita takut menjalani jalan itu dengan berbagai alasan kita. Pilihan kita itu pengabdian serta pelayanan kita diberbagai bidang hidup sebagai
juga akan menentukan akhir dari sebuah perhitungan dalam talenta dari Tuhan yang terus diperlabakan di tengah dunia ini.
penghakiman kekal. Apa yang tabur, itu akan dituai. Menabur dalam Berjalan dalam pikiran, rencana dan kehendak Allah tentu membuat
kedagingan akan menuai kebinasaan, menabur dalam Roh akan menuai kita untuk tetap berani menghadapi apapun tantangan dan resiko dari
keselamatan. Semua telah terjadi bahwa Yesus mesti mengingatkan para panggilan iman mengikut Tuhan. Kita berani dan siap menghadapi
muridNya bahwa Ia harus ke Yerusalem dan menderita serta mati di apapun resikonya ketika kita berkata jujur, katakan “ya” kepada ya,
sana. Itu merupakan aib yang memalukan, tetapi aib itu bukanlah akhir dan tidak bersikap abu-abu alias tidak jelas dan plin-plan. Kita
tetapi awal untuk sebuah kehidupan baru, kehidupan kekal. Sesudah bersikap berani untuk bertindak adil dan benar ketika berhadapan
salib, datanglah kehidupan melalui kebangkitan. dengan keputusan-keputusan etis kemanusian. Kita bersikap berani
dalam keterbukaan dan transparan dalam tugas panggilan dan
PERTIMBANGAN HOMILETIS: pelayanan kita. Hal ini tentu berbeda dengan pikiran, rencana dan
1. Bagian nas ini dikotbahkan di minggu sengsara Tuhan Yesus yang kehendak kita sebagai manusia dengan segala keinginan yang begitu
pertama. Untuk kesekian kalinya kita semua sebagai pelayan dan kuat dan menggoda untuk kepentingan, kenyamanan, kemudahan
umat diingatkan tentang komitmen kita untuk setia, taat dan berani dan kesenangan bagi diri sendiri. Sehingga hal tersebut membuat
berjalan mengikut Tuhan. Sekalipun ada banyak tantangan, orang takut dan tidak berani bahkan menghindari dengan berbagai
persoalan, godaan, tawaran yang memudahkan dan menggiurkan alasan untuk berjalan dan mengikut Tuhan. Dalam situasi seperti ini,
untuk tidak memilih jalan itu. Sebagai manusia tentu bukanlah sebuah pentingnya intervensi kuasa Tuhan melalui tuntunan Roh Kudus bagi
hal yang mudah dan gampang, bahkan para murid, Petrus dan kita, sehingga pilihan untuk tetap mewujudkan panggilan menyangkal
teman-teman yang istilahnya “makan satu piring, tidor satu batal” diri, memikul salib dan mengikut Tuhan dapatlah kita menjawabnya
sangat dekat dekan Tuhan Yesus, toh butuh waktu dan proses dengan berani, setia dan taat. Hal penting ini bukan sebatas wacana
pencerahan bagi mereka untuk mengenal dan berjalan bersama semata, bukan pula sebatas nasehat untuk dikhotbahkan berulang-
dengan Tuhan Yesus. Artinya pencerahan bagi kita sebagai orang- ulang kepada orang lain, tetapi telah menjadi kekuatan Firman Allah
orang yang “dekat” dengan Tuhan Yesus dalam hal pelayanan yang perlu dan patut kita hidupi dan mengaktakannya melalui seluruh
sebagai orang-orang yang melayani di gereja, umat yang setia dan eksistensi kehidupan kita. Sebab jaminannya yakni tersedia mahkota
kehidupan bagi setiap orang yang telah memelihara iman sampai
pada akhir pertandingan hidup di dunia ini. (bd. 2 Tim. 4:7-8).
4. Keberanian untuk berjalan bersama Yesus sepanjang tahun baru
Penyelamatan itu berawal dari Kelahiran Yesus (Natal), PelayananNya,
2022 ini mesti juga menguatkan iman dan keyakinan kita semua
PenderitaanNya, KematianNya di Kayu salib, KebangkitanNya dari orang
bahwa kita tidak berjalan sendiri. PenyertaanNya sebagai Imanuel
mati (Paskah), kembalinya Yesus kepada BapaNya di sorga (Kenaikan),
akan menguatkan dan memampukan kita agar tetap setia dan taat
sampai dengan pencurahan Kuasa Roh Kudus (Pentakosta). Karya
melangkah menapaki hari-hari hidup dalam pergumulan pribadi,
Penyelamatan Allah itu tidak pernah berhenti, tetapi terus berlanjut
keluarga maupun persekutuan. Apapun tantangan dan resiko dari
sampai hari ini. Karya penyelamatan itu pula yang memungkinkan umat
jalan salib itu, namun dengan penuh pengharapan kepada Tuhan
Kristen hidup, berkarya, bersekutu, bersaksi dan melayani sebagai
Yesus serta melalui pengalaman hidup orang-orang beriman yang
orang-orang beriman kepada Tuhan Yesus.
tetap menjaga iman mereka akan menjadi penyemangat bagi kita
Dalam kesadaran seperti itu maka Perayaan minggu sengsara
untuk menyaksikannya kepada semua orang dan dunia ini.
Tuhan Yesus, pada satu sisi mengingatkan umat Kristen tentang
5. Bapak dan Ibu para pengkhotbah dapat menambahkan sesuai
beratnya jalan-jalan penderitaan yang harus dilalui Yesus, sebagai wujud
dengan konteks pergumulan Bapak dan Ibu masing-masing. Selamat
kesetiaanNya kepada BapaNya di sorga, demi misi penyelamatan bagi
melayani dalam memberitakan Firman Allah. Tuhan Yesus
manusia dan dunia. Dan pada sisi yang lain perayaan minggu sengsara
memberkati.-
Tuhan Yesus mengingatkan umat Kristen bahwa perjalanan hidup
mereka juga tidak akan lepas dari jalan-jalan penderitaan itu, dimana
MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (MS II)
penderitaan itu tak boleh mereduksi iman mereka pada Yesus.
Minggu, 0641Maret 2022 42
Sebaliknya Penderitaan Kristus itu mesti menjadi sumber kekuatan dan
pengharapan iman, untuk menghadirkan eksistensi mereka sebagai
(Oleh: Pdt. Jan. Z. Matatula) pengikut Kristus yang taat dan setia di jalan penderitaan.
Hal ini patut dikedepankan, sebab berbagai ancaman kehidupan
Nas Bacaan : Mazmur 91 : 1 - 16
yang berat, kadang menempatkan orang Kristen di dalam penderitaan,
Tema Bulanan : Penderitaan Meneguhkan & Menumbuhkan Iman
kesesakan, ketegangan, ketakutan dan kegelisahan. Menghadapi situasi
Tema Mingguan : Tuhan Tempat Perlindungan Dalam Kesesakan
seperti begitu, orang-orang percaya membutuhkan pelindung yang
mampu melindungi dan menyelamatkan hidup mereka dari ancaman
Pengantar:
kehidupan itu. Pertanyaannya adalah siapakah sosok pelindung yang
tepat yang dapat diandalkan oleh orang-orang percaya???
Pertanyaan ini dijawab melalui Tema mingguan yang
ditetapkan LPJ dalam ibadah minggu sengsara ke 2 ini yakni; “ Tuhan
tempat perlindungan dalam kesesakan”. Tema ini hendak menegaskan
H
bahwa dikala umat membutuhkan pelindung, yang mampu melindungi
ari minggu ini, umat Kristen di seluruh dunia merayakan minggu
dan menyelamatkan hidup mereka di tengah ancaman kehidupan itu,
sengsara Tuhan Yesus yang ke 2. Perayaan Minggu-Minggu
maka Allah dalam Kristus Yesus menghadirkan diri sebagai tempat
Sengsara Tuhan Yesus adalah bagian dari rangkaian Perayaan
perlindungan yang sempurna. Bahkan demi untuk melindungi manusia
Gerejawi, yang mengingatkan umat tentang Karya Penyelamatan Allah
dari kuasa dosa dan maut, Ia rela menderita dan mati di kayu disalib.
dalam Kristus Yesus bagi manusia dan dunia. Dimana Karya
Realitas inilah yang menjadi dasar bagi perayaan Minggu Sengsara yang batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku…”
kita rayakan saat ini. (ayat 3ab). Demikian pula dalam Mazmur 144, ketika pemazmur berkata;
Bagaimana wujud perlindungan Allah itu, mari kita belajar dari “…kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku
teks bacaan kita, Mazmur 90 : 1- 16, yang diberi Judul oleh Lembaga berlindung” (ayat 2b).
Alkitab Indonesia (LAI) Dalam Lindungan Allah. Pertanyaan kita adalah, apa yang menjadi dasar jaminan Tuhan
itu??? Dasarnya adalah keberadaan Tuhan yang diimani sebagai Allah
Memahami Teks Dalam Konteks Kita yang Mahatinggi dan Mahakuasa. Ungkapan Mahatinggi adalah sebutan
Bila teks ini ditelaah dengan baik, maka paling kurang ada 3 hal nama Allah yang berdiam di Yerusalem (kejadian 14:18) sebagai dewa
pokok yang hendak disampaikan sebagai bahan perenungan: tertinggi dalam panteon Kanaan. Sedangkan Yang Mahakuasa
1. Ajakan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan (Ayat 1 - 2) 43
(syahddai) memang sulit dilacak asal usulnya. Tetapi ungkapan 44
Teks ini diawali dengan sebuah ajakan yang disampaikan Mahakuasa dalam Alkitab selalu digunakan untuk menerangkan kuasa
kepada peziarah yang datang untuk berdoa atau beribadah di Bait Suci. Allah yang mampu melakukan berbagai mujizat, sama seperti ketika Allah
Memang, tidak dijelaskan identitas peziarah itu, dan apa yang menjadi berfirman saat menciptakan langit dan bumi. Karena itu ungkapan
pergumulannya saat itu secara eksplisit. Tetapi tentu peziarah itu sama Mahatinggi dan Mahakuasa yang digunakan secara paralel hendak
seperti orang beriman lainnya, dimana dalam ziarah hidupnya pasti menegaskan tentang eksistensi Allah sebagai Allah yang melebihi segala
diperhadapkan dengan banyak ancaman kehidupan. Karena itu Ia allah dan kuasaNya tidak terbatas, karena memang Ia adalah Pencipta
membutuhkan kekuatan yang mampu memberi pertolongan dan semesta dan yang mengontrol hidup semesta. Dalam kapasitasNya
perlindungan. Dan sebagai orang beriman, Bait Suci menjadi tempat bagi seperti itu, maka Allah sanggup memberi perlindungan bagi semua
peziarah menyampaikan pergumulan hidupnya dengan meminta ciptaanNya, termasuk peziarah yang datang ke Bait Suci untuk
pertolongan Tuhan. berdoa/beribadah.
Sebelum peziarah menyampaikan doanya pada Tuhan, Soalnya adalah peziarah harus memiliki kerinduan untuk
kepadanya disampaikan ajakan untuk menyerahkan diri kepada Tuhan. menyerahkan totalitas hidupnya dalam perlindungan Tuhan, baik siang
Hal itu dengan jelas terbaca dalam ayat 1 dan 2 teks bacaan kita. maupun malam. (bd. Ayat 1). Jadi menyerahkan hidupnya itu, bukan
Dalam ajakan ini dihadapkan bahwa bila peziarah ingin supaya sekedar datang dan bersujud dipelataran Bait Suci saja, tetapi dalam
hidupnya aman di tengah berbagai ancaman kehidupan, maka aktivitas hidup setiap hari.
menyerahkan diri kepada Tuhan menjadi pilihan satu-satunya. Atau
dengan kata lain hendak dihadapkan bahwa, Tuhan sanggup memberi Catatan Reflektif:
jaminan baginya dalam menghadapi setiap ancaman kehidupan itu.
Jaminan Tuhan itu diungkapkan melalui frase “Tempat perlindunganku
dan kubu pertahananku”. (ayat 2b). Artinya Tuhan akan menjadi tempat
perlindungan dan kubu pertahanan bagi orang-orang yang percaya
padaNya, dari berbagai bahaya.
Nada-nada perlindungan dan pertahanan ini kita temui juga 1. Bahwa rumah ibadah adalah tempat yang baik bagi setiap orang
dalam Mazmur 71, ketika pemazmur berkata; Jadilah bagiku gunung untuk berjumpa dengan Tuhan. Ini tidak dimaksudkan bahwa umat
tidak bisa berjumpa dengan Tuhan di luar rumah ibadah. Sebab saat tindakan kejahatan, yang dilukiskan dengan bahasa gambaran
pandemic covid 19 melanda dunia ini termasuk di Indonesia dan (metafora). Menurut petugas litugi, ancaman itu berasal dari pihak musuh
Maluku, setiap keluarga menggunakan rumahnya sendiri sebagai atau orang fasik yang ingin menghancurkan kehidupan orang benar.
rumah ibadah. Bahkan ketika rumah ibadah ditutup dan ibadah Pada sisi yang lain di bagian kedua ini, petugas liturgi juga
berlangsung di rumah-rumah muncul ungkapan; “satu mimbar gereja menghadapkan tentang proteksi Tuhan bagi orang percaya, dalam
ditutup, seribu mimbar gereja dibuka di rumah-rumah”. Tetapi rumah menghadapi ancaman kehidupan tersebut.
ibadah adalah tempat yang dikhususkan bagi setiap orang untuk Realitas ancaman itu disebutkan antara lain;
berjumpa dengan Tuhan. Jadi substansinya adalah berjumpa dengan (1). Jerat dan panah, yang adalah gambaran dari rencana jahat atau
Tuhan. Dalam kaitan itu maka di tengah berbagai kesibukan akibat rencana busuk, orang-orang fasik untuk mencelakai orang benar
aktifitas tugas dan kerja membangun hidup dan masa depan, jangan (ayat 3, 5).
lupa mencari dan berjumpa dengan Tuhan. (2). Penyakit sampar (ayat 6a).
2. Kita juga diingatkan bahwa sebagaimana peziarah diajak untuk (3). Penyakit menular (ayat 6b).
menyerahkan hidupnya pada Tuhan, maka kitapun diajak untuk Semua bentuk ancaman ini dapat mematikan dan menghancurkan hidup
menyerahkan diri dalam perlindungan Tuhan. Bahwa di dalam setiap orang termasuk peziarah dan karena itu sungguh menakutkan.
menghadapi berbagai ancaman kehidupan, datanglah pada Tuhan, Terhadap ancaman yang menakutkan seperti itu, petugas liturgi
sembahlah Dia dan sampaikan harapan-harapan kita kepadaNya, kemudian menghadapkan pula, berita yang meneguhkan pengharapan di
karena Ia sanggup memberi perlindungan dan perteduhan bagi hidup tengah ketakutan. Ia berkata kepada peziarah, supaya tidak perlu takut
kita. kepada jerat dan panah dari orang fasik yang terus mengintai. Tidak
perlu takut kepada penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap dan
penyakit menular yang mengamuk diwaktu petang. Karena semua
ancaman itu tidak akan mendekati kemahmu, apalagi menimpamu dan
menghancurkan hidupmu (bd. Ayat 10). Bahkan bila karena ancaman
dari orang fasik dan ancaman karena pandemic ( sampar dan penyakit
menular), membuat seribu orang rebah disisimu dan sepuluh ribu
disebelah kananmu, ancaman itu tak akan menimpamu. Justru
sebaliknya kau diberi kesempatan untuk menyaksikan ( menonton)
bagaimana orang-orang fasik ditimpa bencana itu. (ayat 7-8).
Pertanyaan kita adalah, apa alasan yang menjaminkan peziarah
tidak perlu takut??? Karena Tuhan memproteksi hidupnya. Proteksi itu
2. Realitas ancaman terhadap kehidupan dan Proteksi Tuhan terhadap dilakukan Tuhan dengan cara menempatkan diriNya sebagai pelindung
ancaman (Ayat 3 - 13) dan perteduhan. Jelasnya dikatakan; “Sebab Tuhan adalah tempat
Pada bagian kedua ini di satu sisi, petugas liturgi berbicara perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduhanmu”
langsung kepada peziarah tentang realitas ancaman terhadap kehidupan. (ayat 9). Hal ini disampaikan kembali seperti mengulangi apa yang
Ancaman terhadap kehidupan itu berwujud dalam berbagai bentuk disampaikan dalam bagian 1 (ayat 1-2) diatas, dengan tujuan untuk
meneguhkan keyakinan peziarah tentang hebatnya perlindungan Tuhan jabatan, orang-orang penting dan seterusnya. Bersandarlah dan
itu. berlindunglah hanya pada Tuhan Yesus saja.
Kemudian petugas liturgi itu menggambarkan perlindungan Tuhan
itu, dalam bentuk;
(a). Burung besar yang dengan sayapnya yang kekar siap
melindungimu, sebagai wujud kesetiaan Tuhan menjagamu (ayat
4).
(b). Kehadiran malaikat-malaikatNya yang akan menjaminkan Ingatlah bawah justru untuk melindungi kita dari ancaman kehidupan
perjalananmu, dimana malaikat itu akan menatangmu ditangan bahkan kematian, maka Yesus rela menderita dan mati di kayu salib.
mereka, sehingga kakimu tidak terantuk kepada batu (ayat 12). Ia memproteksi hidup kita dengan kematianNya. Ia menggantikan
Gambaran Tuhan sebagai burung besar dan kehadiran kita tergantung disalib karena dosa-dosa kita. Inilah sukacita kita
malaekat-malaikat Tuhan menegaskan tentang bentuk perlindungan atau setiap kali kita merayakan minggu-minggu sengsara itu.
penjagaan yang istimewa yang dijanjikan kepada peziarah. Bahkan
dengan perlindungan yang istimewa itu membuat ia sanggup
mengalahkan ancaman-ancaman 45 yang paling berat dan ganas yang 46
dilukiskan dengan ular tedung, ular naga dan singa. Jelasnya
disebutkan ; “Singa dan ular tedung akan kau langkahi, engkau akan
menginjak anak singa dan ular naga” (ayat 13).
Catatan Reflektif:
a) Realitas ancaman selalu saja ada disetiap waktu dan bagi setiap
orang. Ancaman itu berwujud dalam berbagai bentuk, bencana alam
dan bencana non alam, tetapi juga dari orang-orang yang membenci
hidup kita, pekerjaan kita, keluarga kita sehingga secara terang- 3. Janji Keselamatan dan Kesetiaan kepada Tuhan (Ayat 14 - 16)
terangan atau sembunyi-sembunyi mereka merancangkan kejahatan Seterusnya pada bagian ketiga ini, disuguhkan tentang hadirnya
untuk menghancurkan hidup kita. Maknailah semua realitas ancaman Tuhan dengan FirmanNya sebagai penutup Mazmur ini dan sekaligus
itu sebagai bagian dari jalan-jalan penderitaan yang harus dilalui menjadi klimaks dari mazmur ini. Firman Tuhan itu adalah janji
oleh setiap orang beriman. Jangan menghindar apalagi menyangkal keselamatan, dimana Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa Dia akan
imanmu karena penderitaan itu, sebab justru ditengah penderitaan menyelamatkan orang yang percaya kepadaNya dari segala bahaya.
itu, imanmu kepada Tuhan semakin tangguh. Syaratnya adalah orang percaya itu mesti melekatkan hatinya pada
b) Tuhan menjanjikan diriNya sebagai tempat perteduhan dan Tuhan. Kita tahu bahwa hati adalah pusat pengambilan keputusan. Jadi
perlindungan. Karena itu jangan bersandar pada kekuatan lain yang dengan melekatkan hati pada Tuhan, maka ia menyelaraskan hatinya
menurutmu mampu melindungimu, termasuk harta kekayaan, dengan hati Tuhan. Ia menyatukan hatinya dengan hati Tuhan. Sehingga
apa yang diputuskan dan dilakukan sejalan dengan apa yang Tuhan
kehendaki.
Dengan melekatkan hati pada Tuhan, maka ia sungguh-sungguh akan
mengarahkan seluruh hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Demikian pula dengan melekatkan hatinya dan tentu hidupnya pada
Tuhan, maka ia akan merasakan kasih dan berbagai berkat Tuhan dalam
hidupnya antara lain; (a). Tuhan akan menjawab setiap seruannya. (b).
Tuhan akan menyertainya dalam kesesakan sepanjang perjalanannya.
(c). Tuhan akan memuliakannya. Artinya memberkati orang itu dengan
memberikan keselamatan kepadanya. (d). Tuhan akan memberinya umur
panjang. Artinya hari-hari hidupnya akan diperpanjang oleh Tuhan.
Catatan reflektif:
1. Tuhan mengajak setiap orang percaya untuk tidak sekedar mengaku
percaya pada Tuhan, tetapi lebih dari itu, yaitu melekatkan hati pada
Tuhan. Sebab orang yang hanya percaya pada Tuhan bisa saja
melakukan hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi orang yang
melekatkan hati pada Tuhan, akan meletakan dan mengarahkan
seluruh hidupnya pada Tuhan, dan melakukan apa yang Tuhan
kehendaki.
2. Minggu sengsara Tuhan Yesus yang kedua ini mendorong kita untuk
selalu ingat bahwa Tuhan telah memberi bukan cuma hatiNya, tetapi
hidupNya bagi kita. Ia memberikan nyawaNya untuk melindungi hidup
kita, karena itu baiklah kita serahkan pula hati dan hidup kita untuk
menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain, sebagai wujud dari
perlindungan Tuhan bagi mereka.
Y esaya 66 ini termasuk dalam Trito Yesaya (56 - 66) yang berasal dari
zaman sesudah pembuangan Babel. Kondisi umat pada saat mereka
kembali dari pembuangan Babel ternyata tidak serta merta membuat
berkhotbah bahwa pembangunan Bait Suci adalah tuntutan utama untuk
kesejahteraan di dalam masyarakat sesudah pembuangan. Bait Suci
sangatlah penting bagi pembentukan moral komunitas, karena itu
kehidupan mereka bahagia dan sejahtera. Ketidakstabilan politik dan mengapa Hagai bersikeras memikirkan secara positif hal itu. Di pihak lain
ekonomi telah membuat umat mengalami penderitaan. Ketentraman yang Trito-Yesaya mengikuti langkah para nabi besar, termasuk Yesaya, lebih
diharapkan Hagai dan Zakharia ternyata hanya sebagian kecil saja yang menekankan tuntutan etis dari agama mereka daripada segala ritus yang
terwujud. Sememtara itu para imam menyalahgunakan kedudukan dilakukan umat di bait suci. Sebab inti dari suatu ibadah adalah umat
mereka ditengah penderitaan dan kemiskinan umat. Hal ini membuat berkumpul untuk menaikkan doa dan mendengarkan firman serta
umat frustrasi dan jatuh ke dalam penyembahan kepada dewa-dewa mempraktekkannya dalam hidup tiap-tiap hari, dan bukan terikat kepada
disamping Allah (praktek sinkritisme). Pada tahun-tahun yang gelap dan ritus keagamaan belaka dengan segala macam korban di dalam bait
frustrasi itu muncullah sang nabi (Trito Yesaya) untuk memastikan bahwa Allah. Karna itu maka nabi menegaskan, bahwa langit adalah takhta
Allah tetap mengasihi umat-Nya laksana seorang ibu yang mengasihi kemuliaan dan pemerintahan-Nya. Di sanalah Ia bersemayam,
anaknya dan bahwa Ia kini bersama-sama orang-orang yang remuk hati, dimuliakan dalam keagungan dan kekuasaan yang mahatinggi, di atas
dan pudar semangat frustrasi itu untuk membebaskan mereka segala puja dan pujian. Bumi adalah tumpuan kaki-Nya, di atasnya Ia
sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya sejak zaman dahulu. Khusus berdiri mengatur segala perkara-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.
pasal 66:1–14 bermaksud menghiburkan umat dengan berita Kehadiran Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Nabi juga
keselamatan yang akan datang seraya memberi peringatan kepada mengingatkan bahwa Tuhan tidak memerlukan rumah (bd. 2 Samuel 7:5-
mereka yang kurang setia bahwa Tuhan senantiasa mengasihi orang- 6; 1 Raja 8:16-27; Yer. 23:23-24) atau korban sembahan (bd. Yes. 40:16;
orang yang tetap setia ditengah penderitaan laksana seorang ibu Maz. 50:10-12) karena semua itu milik-Nya. Semuanya dijadikan dengan
mengasihi kanak-ananya sambill menghukum orang yang suka tangan-Nya sendiri (ay. 2). Allah tidak mementingkan syarat-syarat
memberontak. lahiriah; Ia lebih memihak kepada orang-orang yang tertekan dan
tertindas untuk menyelamatkan mereka. Ia memandang dan menerima
KAJIAN TEKS YESAYA 66 : 1 - 14 baik (bd. Maz. 10:14; Am. 5:22) orang-orang yang tertindas (bd. istilah itu
pada Yes. 58:7; 51:21; 54:11), yang patah semangatnya (bd. Yes. 57:15;
Ayat 1 - 2; Diawali dengan kiasan: (1a), “Langit adalah takhtaku” 61:3; 65:14) dan yang gentar di hadapan-Nya dan kepada firman-Nya
(biasanya takhta Allah berada di surga; bd.Maz. 11:4; 103:19; Yes. (bd. Kel. 19:18; 41:5).
40:22), “bumi adalah tumpuan kaki-Nya” (bukan lagi tabut; Maz. 32:7;
Ayat 3 - 4; Nabi menderetkan secara bersamaan bahan-bahan (yang Ayat 6; Pembalasan Allah nampak, seperti: bunyi kegemparan dari
halal) yang biasanya dibawa ke bait suci menjadi persembahan korban kota (alk.BIS. bunyi gemuruh); dan datangnya dari Bait Suci (BIS: Ada
bagi Allah (bd. Im. 2:2; 24:7) dengan bahan-bahan (yang haram) yang suara dari Rumahku;), oleh para penafsir “Bunyi kegemparan” ialah suara
dipersembahkan kepada dewa-dewa kafir (Yer.7:31; 19: 2-6; bd. keramaian seperti suara kumpulan orang yang besar jumlahnya” pasukan
Yeh.23:29; 2 Rj.16:3;21:6) untuk mengkritik cara beribadah umat yang perang “yang dipanggil” Tuhan untuk melawan mereka yang
tidak benar (menjijikkan) berdasarkan kemauan mereka sendiri dan memberontak” (bd. Yes. 13:4, 5); Tuhan menghadapi bangsa-bangsa
sekaligus menujukkan bahwa umat tidak lagi setia kepada Tuhan dan sebagai pahlawan perang (bd. Yes. 42:13). Suara-suara ini
firman-Nya. Bagi mereka, tidak ada bedanya mengorbankan sapi jantan mengumandangkan suara Tuhan, yang sedang melakukan pembalasan
dan mengorbankan manusia; mengorbankan anak domba dan kepada musuh-musuh-Nya, dan kepada orang-orang yang tidak mau
mematahkan leher anjing (suatu cara pembunuhan yang dianggap haram mendengarkan Dia dan mereka akan mendengar kembali suara
di Israel); mempersembahkan gandum dan mengorbankan darah babi; kengerian itu dalam bentuk jeritan yang mengerikan.
membakar kemenyan dan menyembah patung. Mereka menyangka
bahwa dengan praktek sinkritisme seperti itu mareka akan semakin Ayat 7 - 14; Bagian ini mengembangkan berita keselamatan
diberkati. Justeru cara beribadah seperti inilah yang tidak disukai oleh berdasarkan Yesaya 49:18-23 dan Yesaya 60-62 sesudah penghukuman
Tuhan (Ams.15:8) sehingga telah mendatangkan banyak bencana dalam dimana Yerusalem dikiaskan sebagai seorang ibu yang melahirkan anak-
kehidupan mereka. anak yang besar jumlahnya (bd. Bil.11:12). Keajaiban kelahiran itu
dilukiskan dari dua segi: baru saja ibu merasa sakit, sudah lahir
Ayat 5; Frasa “Hai kamu yang gentar kepada firman-Nya!” (5a); puteranya; bukan hanya satu dua anak yang dilahirkannya, melainkan
mengindikasikan, bahwa setelah Allah menyatakan penghakimannya bagi umat baru seluruhnya (ay.7-9). Hal semacam ini belum pernah didengar
61
orang-orang fasik (ay.1-4), nabi mengalihkan pembicaraannya kepada atau dilihat (bd. 40:21), tetapi Allah 62
sanggup melakukannya karena Tuhan
orang-orang yang gentar karena firman-Nya (bd. Alkitab BIS: “hai kamu sendiri akan menggenapkan apa yang sudah dibuat-Nya. Kiasan seperti
yang takut dan taat kepada-Nya”). Di sini, umat hendak dikuatkan, dihibur ini hendak menekankan bahwa akan datang masanya dimana Allah akan
dan dibesarkan hati karena mereka hidup takut dan taat kepada Allah, membangun suatu umat bagi diri-Nya di dunia ini, umat yang akan
bahkan menghormati nama-Nya dan percaya kepada Dia. Nabi ditambahkan berlimpah-limpah dalam waktu yang singkat. Umat baru
meyakinkan mereka bahwa Allah akan membela perkara mereka. Frasa: yang didirikan oleh Allah itu akan menikmati damai sejahtera (syalom)
“Saudara-saudaramu, yang membenci kamu telah berkata, baiklah Tuhan Allah yang tak henti-hentinya bagaikan sungai yang mengalir (ay.12, bd.
menyatakan kemuliaan-Nya, supaya kami melihat sukacitamu, supaya 48:18) sehingga menjamin kehidupan mereka sepanjang masa. Jaminan
mereka sendirilah yang mendapat malu”, frasa ini menunjuk bahwa pemeliharaan Allah atas umat-Nya yang dipulihkan itu begitu
orang-orang saleh/benar dilawan oleh sesama saudara mereka yaitu sempurnanya laksana seorang ibu yang penuh kasih, yang selalu
orang Yahudi yang sudah tidak setia kepada Allah dan yang mendua hati, menyediakan susu, memberi perhatian (menggendong dan membiarkan
yang menertawakan orang-orang yang menantikan sukacita yang bermain-main di pangkuan dan membuat mereka menikmati kasih
dijanjikan Allah itu (bd. Yes. 56:7; 60:15; 61:3, 7, 10; 65:13-14, 18-19; sayang-Nya (ay.11; bd. 48:14). Karena itu umat, terutama mereka yang
66:10 dan 35:1; 51:3) bahkan orang benar pun dikucilkan atau mengharapkan dinyatakannya kemuliaan Allah, yang takut akan Tuhan
disingkirkan. Namun Allah tidak berdiam ketika orang benar diperlakukan dan setia melakukan firman-Nya (ay.5); mereka yang tadinya berkabung
dengan sewenang-wenang. Allah segera bertindak membalas perlakuan karena Yerusalem (ay.10), diajak untuk menyambut berita keselamatan
sewenang-wenang itu dengan menyatakan kemuliaan kekuasaan-Nya itu dengan semeriah-meriahnya karena mereka telah mendapat bagian
dan kesukacitaan bagi orang benar, sehingga mereka yang mengejek dalam keselamatan yang berlimpah-limpah yang dianugerahkan Allah
orang benar itulah akan menjadi malu sendiri. bagi mereka. Dalam luapan sukacita yang besar itu mereka saling
mengajak seorang dengan yang lain untuk menyambut berita sukacita itu
karena Allah telah menyatakan rahmat-Nya bagi umat-Nya (yang disebut c) Rasa bersyukur dan bersukacita itu kiranya tidak kita maknai secara
hamba-hamba-Nya) dan penghukuman bagi musuh-musuh-Nya (ay. 14). pasif saja melainkan juga harus aktif dinyatakan dalam akta melalui
hidup yang saling menguatkan, menopang, dan saling berbagi
Pertimbangan Homiletik dengan sesama kita yang membutuhkan (susah dan menderita).
Materi ini dikhotbahkan pada minggu Sengsara Kristus yang ke-lima d) Dapat ditambahkan sesuai konteks masing-masingjemaat. Selamat
atau minggu Laetare, minggu dimana kita diajak untuk bersukacita atas berkhotbah.
segala rahmat dan kasih Allah dengan tema “Bersorak Dan Memuji Allah
Dalam Penderitaan”. Tema ini mengisyaratkan bahwa keselamatan yang
dari Allah itu telah kita terima melalui Kristus yang telah rela mengambil
Jalan Salib demi menebus dan menyelamatkan kita. Hal ini pulalah yang
menjadi dasar bagi kita bersorak dan memuji Allah. Untuk itu maka
beberapa hal kiranya menjadi perhatian kita:
a) Tema “Bersorak dan Pujilah Allah dalam penderitaan adalah ajakan
untuk bersyukur dan bersukacita. Kiranya rasa syukur dan sukacita ini
lahir dari penghayatan bahwa kita ini adalah orang berdosa yang
layak untuk menerima murka Allah namun karena kasih Allah yang
tak berhingga maka Kristus telah menggantikan kita untuk menerima
murka Allah itu supaya kita diselamatkan. Karena itu kita harus
menyambutnya dalam iman yang sungguh kepada Allah di dalam
Kristus. Penghayatan iman seperti ini tentu mengharuskan kita
menjadikan Allah di dalam Kristus sebagai yang utama dan terutama
bahkan pusat kehidupan kita sehingga hanya kepada-Nyalah kita
bergantung dan berserah. Sikap mendua hati sebagaimana yang
dikisahkan dalam perikop ini adalah sikap yang sangat tidak disukai
oleh Tuhan.
b) Hendaknya kita pahami bahwa ajakan untuk bersorak dan memuji
Allah dalam penderitaan bukan bermaksud agar kita bersukacita di
dalam setiap penderitaan yang kita alami, seolah-olah hidup dalam
penderitaan itu yang kita kejar. Ajakan untuk bersorak dan memuji
Allah dalam penderitaan ini didasarkan pada pemahaman iman kita
bahwa di dalam penderitaan yang 63
kita alami di dunia ini Tuhan tidak 64
meninggalkan kita sendirian. Tuhan justeru sangat peduli dengan kita
laksana seorang ibu yang mengasihi, melindungi, memelihara, dan
memberi rasa aman bahkan rela menderita bersama kita. Inilah yang
membuat iman kita semakin tahan uji di tengah tantangan dan
persoalan hidup sebesar dan seberat apa pun yang kita alami. Oleh
sebab itu maka hendaknya hidup kita senantiasa berpaut pada Tuhan
dan firman-Nya sehingga kita tidak jatuh ke dalam pencobaan. KATA PENGANTAR
P uji Tuhan atas kasih setia dan kemurahan-Nya kita boleh berjumpa
lagi di tahun 2022, setelah begitu banyak kesibukan umat dalam
rangka menyongsong dan merayakan Natal Kristus lalu mengakhiri tahun
Tema Minggu III: Menghargai Kasih Setia Allah;
Tema Minggu IV: Ceritakanlah Kemuliaan Allah;
Tema Minggu V: Berpegang Teguh dan Bertumbuh Dalam Tuhan
2021. Kini semuanya telah usai ditandai dengan beralihnya waktu dari
tahun 2021 ke 2022. Karena itu sebagai gereja, tak ada ungkapan indah
yang mesti dilafaskan kepada Allah dalam Yesus Kristus selain ungkapan
syukur dan terima kasih yang tak terhingga, atas tuntunan dan Bulan Februari: Kuasa Yesus Menghidupkan
penyertaan-Nya yang telah melibatkan Gereja Protestan Maluku di tapak Tema Minggu I : Kuasa Yesus Mengubah Hidup;
perjalanan yang baru di tahun 2022 ini. Tema Minggu II : Kuasa Yesus Menyembuhkan;
Sejalan dengan itu pula, LPJ GPM sebagai sebuah Lembaga Tema Minggu III: Kuasa Yesus Mengalahkan Roh Jahat;
Pembinaan merasa bersukacita dan berterima kasih atas kepercayaan Tema Minggu IV: Hadapi Penderitaan Dengan Berani (MS I)
Gereja. LPJ GPM telah melakukan tugas-tugas pembinaan keumatan
melalui materi-materi binaan seperti: SHK (Santapan Harian Keluarga), Bulan Maret: Penderitaan Meneguhkan dan Menumbuhkan Iman
BU (Bina Unit, Wadah/Organisasi) dan BK (Bimbingan Khotbah), juga Tema Minggu I : Tuhan Tempat Perlindungan Dalam Kesesakan (MS II)
telah memfasilitasi kegiatan-kegiatan pelayanan dalam berbagai bentuk Tema Minggu II : Kuatkanlah dan Teguhkanlah Hatimu (MS III)
(ceramah, pelatihan, dll) sesuai permintaan Klasis-klasis dan jemaat- Tema Minggu III: Lihatlah! Ditengah Pencobaan Kesetiaan Allah Selalu
jemaat sepanjang tahun 2021. Kegiatan pelayanan yang sama kembali Terbukti (MS IV)
digalakan di tahun pelayanan yang baru ini. Semoga partisipasi dan Tema Minggu IV: Bersorak Dan Memuji Allah Dalam Penderitaan (MS V
dukungan positif semua pihak, baik umat maupun pelayan dapat terus
ditingkatkan. Rumusan tema-tema diatas mengisayaratkan kepada para
Pada bulan Januari hingga Maret 2022 ini, LPJ GPM kembali pelayan dan umat agar tetap meyakini penyertaan Tuhan dalam
hadir berbagi dengan para pelayan yang tersebar di wilayah pelayanan kehidupan dan mau meneladani cinta kasih Tuhan yang telah menyertai
Gereja Protestan Maluku dan Maluku Utara dengan diterbitkannya buku di sepanjang tahun 2021 hingga di awal tahun pelayanan 2022.
Bina Jemaat edisi Bimbingan Khotbah sebagai sarana peningkatan mutu Cinta kasih Tuhan dan kuasa-Nya mesti menjadi warna hidup semua
pelayanan melalui Mimbar Pemberitaan. Berkaitan dengan itu, seluruh elemen gereja dalam upaya membangun secara internal gereja, antar
materi dalam buku Bimbingan Khotbah diarahkan dengan panduan Tema gereja, termasuk alam ciptaan Tuhan dapat tercipta secara utuh.
Bulanan dan Mingguan pada setiap bulannya. Berdasarkan Sub Tema Demikian pula dengan tema gumulan tentang kekuatan kuasa
tahun 2022 yang telah ditetapkan yakni “ Membangun Gereja Yang Yesus dalam penderitaan, diharapkan dapat mendorong dan
Memiliki Ketahanan dan Daya Juang Demi Kualitas Hidup Bersama Di meneguhkan para pelayan dan umat untuk kembali tergerak melihat
Tengah Pergumulan Pandemi Covid 19 dan Transformasi Digital”, maka realita penderitaan Kristus, sehingga usbu-usbu sengsara yang akan
untuk tiga bulan pertama (Januari - Maret), seluruh tema pembinaan akan dimulai pada bulan Februari akhir dapat menginspirasi kita semua untuk
diarahkan pada aspek membangun gereja. Pembangunan yang mempertahankan iman dan cinta kasih kendatipun mesti menemui
dimaksud tentu menyangkut totalitas aspek kehidupan bergereja, baik berbagai tantangan dan persoalan hidup termasuk pandemi covid-19 dan
fisik maupun sumber daya manusianya. transformasi digital.
Karena itu penjabaran Tema Bulan dan Mingguan pada setiap Pekerjaan penulisan materi-materi khotbah ini tidak hanya
bulan dirincikan sebagai berikut: dilakukan oleh para pelayan di LPJ GPM, melainkan melibatkan para
Bulan Januari: Penyertaan Tuhan Tidak Berkesudahan dosen Fakultas Teologi UKIM, MPH Sinode GPM dan para pendeta
Tema minggu I : Hidup Dalam Kekayaan Kasih Karunia Allah; lainnya di Lingkungan Klasis dan Jemaat. Atas semua bantuan dan
Tema Minggu II : Percayalah Kepada Yesus Sumber kehidupan;
kerjasama bapak/ibu, kami menyampaikan terima kasih dan Oleh : Pendeta Janes Lorwens 14
penghargaan yang tulus.
Terima kasih yang tulus juga kami ucapkan kepada para pelanggan setia Berpegang Teguh dan Bertumbuh Dalam Tuhan
(pribadi, jemaat, klasis) untuk kesediaan membeli materi-materi binaan 2 Petrus 3 : 17 - 18
LPJ GPM, bahkan kepada semua pihak yang menopang kami dalam
Oleh : Pendeta Monike Hukubun 18
mengemban tugas pelayanan yang tidak ringan ini.
Doa dan harapan kami, kiranya Tuhan Yesus Kristus selalu memberkati
setiap kita yang bekerja bagi pelayanan keumatan, agar mendatangkan Kuasa Yesus Mengubah Hidup
kebaikan dan berkat bagi banyak orang. Lukas 5 : 1 - 11
Selamat Tahun Baru 2022! Tahun yang penuh dengan Oleh : Pendeta A. M. L. Batlajery 22
kekayaan kasih karunia Tuhan. Syaloom!!!
Kuasa Yesus Menyembuhkan
LEMBAGA PEMBINAAN JEMAAT GPM Matius 9 : 35 - 38 25
Oleh : Pendeta Alex Uhy
DAFTAR ISI
i ii
Kuasa Yesus Mengalahkan Roh Jahat
Matius 12 : 22 - 37
Hal. Oleh : Pendeta W. B. Pariama
31
KATA PENGANTAR i
Hadapi Penderitaan Dengan Berani (MS I)
DAFTAR ISI iii Matius 16 : 21 - 28 iii
Oleh : Pendeta Brampie Hetharie 36
Hidup Dalam Kekayaan Kasih Karunia Allah Tuhan Tempat Perlindungan Dalam Kesesakan
Efesus 1 : 3 - 14 (MS II)
Oleh : Pendeta Yois Fabeat - Rooy 1 Mazmur 91 : 1 - 16
Oleh : Pendeta Jan. Z. Matatula 42
Percayalah Kepada Yesus Sumber Kehidupan
Yohanes 6 : 25 - 59 Kuatkanlah dan Teguhkanlah Hatimu (MS III)
Oleh : Pendeta H Talaway 5 Mazmur 27 : 1 - 14
Oleh : Pendeta Juliana Tuasella - K 48
Menghargai Kasih Setia Allah
Mazmur 36 : 1 - 13 Lihatlah! Di Tengah Pencobaan Kesetiaan Allah
Oleh : Pendeta Sandra Pessiwarisa - Engko 10 Selalu Terbukti (MS IV)
1 Korintus 10 : 1 - 13 54
Ceritakanlah Kemuliaaan Allah Oleh : Pendeta I. W. J. Hendriks
Mazmur 19 : 1 - 15
Bersorak dan Memuji Allah Dalam Penderitaan (MS 60
V)
Yesaya 66 : 1 - 14
Oleh : Pendeta Noor Refialy - Latupapua
iii iv