Anda di halaman 1dari 5

Bahan Saat Teduh ke 12

□ Hari Pertama

1. Doa: Tuhan Allah Maha Esa, kami bersyukur boleh mengenal, menyembah Engkau karena Engkau
telah menyatakan diri-Mu dalam firman-Mu. Hanya Engkau patut kami sembah, percaya dan taati.
Kiranya perenungan hari ini mengakarkan iman percaya kami kepada-Mu. Amin.

2. Baca: Ulangan 6:4; Markus 12:29

3. Renungan:

Pengakuan iman bahwa Allah Esa adanya bukan datang dari manusia tetapi pemberianAllah sendiri.
Meski ada kecenderungan kita ingin mengerti atau merasa atau mengalami dulu sesuatu baru
percaya, menyangkut diri Allah yang ada di atas keberadaan kita sebagai makhluk, mutlak butuh
penyataan dari pihak Allah. Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru,
Allahmenyatakan diri sebagai Esa adanya. Maka kita yang percaya kepada Allah, menyembah hanya
kepada Dia, percaya penuh kepada Dia saja dalam firman-firman dan perbuatan-perbuatan-Nya
yang ajaib, taat penuh kepada kehendak-Nya. Kita tidak boleh menyimpang memercayai ilah atau
allah lain -- apa pun dan dari mana / siapa pun.

4. Resapi:

- Bagaimana supaya pengenalan akan satu-satunya Allah yang benar dan hidup itu makin kuat dan
nyata dalam diri Anda? Selalu percaya penuh kepada Tuhan, menerapakan iman kita dalam
keseharian kita dan selalu taat kepada segala firman dan kehendak Tuhan.

- Apa saja konsep tentang Allah dari budaya sekitar kita yang tidak sesuai penyataan-Nya ini dalam

Alkitab? Jika menyangkut tentang konsep pandangan Allah di mata Budaya, saya kurang tau…

5. Doa: Respons dan Doa Anda lainnya: - terimakasih buat kasih setiaMu sepanjang hidup kami
yang kami selalu kami rasakan.
- Terimakasih selalu Bersama kami karena hanya Tuhanlah yang menjadi tempat kami
berharap.
- Isi hati dan pikiran kami dengan hal yang baik Tuhan supaya kehidupan kami menjadi berkat

□ Hari Kedua

1. Doa:

Bersyukur bahwa melalui Yesus Kristus kita boleh mengenal Allah dan memiliki hubungan yang riil
dengan Allah.

2. Baca: 1 Timotius 2:5-6; Yohanes 14:6b.

3. Renungan:

Hanya ada satu Allah dan hanya ada satu pengantara antara Allah dan manusia yaitu Yesus Kristus.
Pertama ayat ini menegaskan bahwa bukan apa pun seperti materi, teknologi, manusia hebat,
malaikat, dlsb. yang sungguh Allah adanya dan yang patut kita sembah, percayai, taati dan kasihi
sepenuh hati kecuali Allah saja. Kedua untuk dapat mengenal Allah yang satu-satunya ini hanya ada
satu pengantara yang sungguh dapat memberikan pengampunan-pendamaian dan menciptakan
hubungan riil-harmonis antara manusia dan Allah, yaitu manusia Yesus Kristus. Kita menyadari
bahwa yang berhak mengampuni haruslah ia yang kepadanya kita bersalah, maka yang dapat
mengampuni dan menciptakan pendamaian antara Allah dan manusia haruslah Allah sejati. Kita juga
perlu pengantara yang benarbenar dapat mewakili kita karena memiliki sifat, pengalaman,
pencobaan sebagaimana yang dialami manusia namun tanpa dosa. Hanya manusia Yesus Kristus
yang sungguh menggenapi kebutuhan ini.

Itulah sebab hanya Ia satu-satunya pengantara untuk kita berdamai-berhubungan dengan satu-
satunya Allah yang sejati.

4. Resapi:

- Adakah hal-hal yang Anda tempatkan setingkat Allah dalam kehidupan yang perlu Anda lepaskan?
Tidak ada

- Apa saja dari hidup dan perbuatan Yesus yang berkesan bagi Anda dan berdampak dalam hubungan
Anda dengan Allah? Tuhan Yesus yang selalu menerima kita dalam keadaan apapun dan
selalu memberikan kita jalan terbaik dalam rancangannya. Ia tak pernah bersikap tidak
adil kepada setiap umatnya.

5. Doa: Respons dan Doa Anda lainnya: tuhan terimakasih atas berkat dan karunia mu dalam
keseharian dan penyertaan mu dalam hidup kami. Sertailah kami selalu dlam keseharian dan
perncanaan kami ya bapa

□ Hari Ketiga

1. Doa:

Bersyukur bahwa Roh Kudus bekerja meneruskan-menerapkan karya-karya Yesus Kristus di dalam
dunia ini. Mohon Roh Kudus memberikan pencerahan untuk mengenal Dia dengan benar.

2. Baca: Yohanes 14:16-17

3. Renungan:

Ada dua kata dalam bahasa yang dipakai dalam Perjanjian Baru untuk "lain." Yang pertama adalah
lain jenis -- heteros; yang kedua adalah lain dari yang sama jenisnya -- allos. Yang dipakai dalam
ucapan Tuhan Yesus untuk Roh Kudus di sini adalah pengertian yang kedua. Berarti sesudah
YesusKristus merampungkan karya penyelamatan melalui kehidupan-kematian-kebangkitan-
kenaikan-Nya, Ia dan Bapa mengutus Pribadi yang lain dari yang setara dengan Bapa dan Anak
yaitu Roh Kudus. Itu sebabnya Ia disebut juga dengan nama-nama yang menyiratkan sifat dan karya
Bapa dan Anak, yaitu Roh Penghibur, Roh Kebenaran, Roh Kudus, Roh Penolong, Pensyafaat, dst. Roh
Kudus mendiami orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk mengerjakan proses kelanjutan dari
penyelamatan dalam Yesus Kristus. Ia menguduskan, Ia mengingatkan dan mengajarkan isi Alkitab, Ia
menegur dalam hati nurani, Ia menguatkan dan menolong dalam kehidupan doa kita.

4. Resapi:

- Seriil apakah kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan Anda? Ingat beberapa hal nyata bukti bahwa Ia
hadir dalam kehidupan Anda. Roh kudus rill hadir di kehidupan saya, Ia selalu membantu saya dalam
segala pencobaan dengan cara yang terbaik dan pasti.
- Roh menyertai, memurnikan hidup, menguatkan pembaruan hidup, memberikan karunia-karunia

pelayanan, dlsb. Apa dari berbagai karya Roh yang kini sangat Anda butuhkan?

5. Doa: Respons dan Doa Anda lainnya:

□ Hari Keempat

1. Doa: Bersyukur bahwa Tuhan Allah berkenan menyelamatkan kita dan menyatakan siapa diri-Nya
kepada kita. Mohon agar kebenaran tentang Pribadi-pribadi Allah Tritunggal boleh menolong Anda
mengalami Dia dalam kerohanian dan keseharian Anda juga.

2. Baca: Kejadian 1:26; 2:24


3. Renungan: Ada yang unik dalam cara Alkitab menyatakan Allah. Dalam kisah penciptaan di
Kejadian
1, ada tiga yang disebut mencipta: Allah mencipta, Firman mencipta dan Roh mencipta. Ketika Allah
akan menciptakan manusia, Ia menyebut diri-Nya sebagai "Kita" dengan kata kerja untuk orang
kesatu tunggal (seharusnya untuk orang kesatu jamak) -- "kekeliruan" ini menunjukkan bahwa nas ini
hendak menyatakan bahwa dalam penciptaan ada kejamakan Allah yang berunding dan bertindak
dalam kesatuan yang serasi yang menghasilkan manusia. Lalu ketika bicara tentang Adam dan Hawa
akan menjadi satu daging, "satu" yang dipakai sama dengan "Esa" untuk diri Allah -- lagi-lagi
menunjukkan bahwa ke-esa-an Allah menunjuk bukan pada satu seperti bilangan tetapi satu dalam
arti kesatuan yang serasi.

Dengan kata lain, manusia berasal dari Allah relasi-kasih adanya, itu sebabnya dalam hubungan antar
manusia khususnya suami-istri dimungkinkan-diharapkan juga terjadi hubungan pribadi-pribadi yang
berbeda namun serasi menyatu.

4. Resapi:

- Dalam sikap takjub menyembah, resapi bahwa Allah adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Renungkan
bagaimana serasinya ketiga Pribadi Allah ini dalam kekekalan, dalam karya mencipta dan dalam karya
penyelamatan:

- Ketika memikirkan tentang diri Allah sikap apakah harus ada pada kita manusia? Bagaimana kita

menempatkan akal di hadapan Tuhan?

5. Doa: Respons dan Doa Anda lainnya:


□ Hari Kelima

1. Doa: Kiranya ada kesan takjub, menyembah, bertobat dan siap diutus di hadapan Allah Tritunggal.

2. Baca: Yesaya 6:1-8

3. Renungan:

Pertama baik untuk kita perhatikan ha-hal mengenai Allah dalam nas ini, sesudah itu kedua kita akan
perhatikan beberapa kesan dan respons Yesaya terhadap Allah yang patut juga terdapat dalam
kehidupan kita. Tentang diri Allah, perhatikan beberapa hal ini. Kesatu Ia dilukiskan bertakhta dari
ketinggian surgawi sampai menjejak ke kerendahan dunia ini. Ia memerintah, mengendali segala
sesuatu. Kedua, kepada-Nya para makhluk surgawi menyampaikan penyembahan -- ucapan-
pujianpenghormatan: Kudus, Kudus, Kuduslah. Penting kita perhatikan bahwa tiga kali pujian
"Kudus" diucapkan, yang dalam terang Perjanjian Baru berarti ditujukan kepada Ketiga Pribadi dalam
Ke- Allahan. Dan ini menjelaskan mengapa Allah bicara tentang diri-Nya dalam bentuk majemuk:
"Kita" (ay. 8 -- lihat terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari dan terjemahan-terjemahan Inggris
yang lebih tepat: Siapa akan Ku utus, siapa akan menjadi pembawa berita Kita?). Kedua perhatikan
pengalaman Yesaya. Di hadapan penyataan kemuliaan Allah itu, ia menyadari keberdosaannya
-- khususnya menyangkut lidah yang sering menjadi ungkapan keadaan hati, dan sangat penting
dalam pelayanan seorang nabi.

Sesudah dilayani dengan penyucian, ia disanggupkan untuk merespons pertanyaan Tuhan Allah
untuk menjadi misionaris-Nya, utusan-Nya kepada orang zaman itu. Bukankah semua kebenaran
indah dan dahsyat ini juga harus menjadi pengalaman kita berhadapan dengan kebenaran tentang
ketritunggalan Allah?

4. Resapi:

- Pemurnian hidup apa yang Anda perlu di hadapan ketritunggalan Allah?

- Sampai kini Ia ingin jadikan orang percaya utusan-Nya. Dalam konteks apa dan bagaimana Anda kini
adalah utusan Allah?

5. Doa: Respons dan Doa Anda lainnya:

Anda mungkin juga menyukai