PERTEMUAN 1
U N I V E R S I TA S MAH K O TA T R I C O M U N G G U L
1.1. Hakekat Tuhan dan KeberadaanNya
2. Sifat-Sifat Allah
A. Sifat-sifat Non Moral
◦1. Maha hadir – Omnipresent (Maz 139:7-9; Roma 10:6-8)
◦2. Maha tahu – Omniscient (Yes 46:10 ; Maz 147:5)
◦3. Maha kuasa – Omnipotent (Yes 45:11-13; Kisah 4:24-31)
◦4. Tidak berubah – Immutable (Ibr 13:8)
B. Sifat-sifat Moral
1. Kudus (Imamat 11:44-45 ; 1 Petrus 1:15-16 ; Wahyu 4:8)
2. Benar dan adil (Ulangan 32:3-4; Yoh 17:3)
3. Kasih (1 Yoh 4:18 ; II Kor 13:11)
3. Ketritunggalan Allah
A. Nama-namanya
- Yahweh (Lord/Tuhan)=Yehovah (Kel 3:13-14)
- Adonai (lord/Tuhan) Bahasa Ibrani (Kel 4:10-12)
- Elohim (God/Allah): Dia yang perkasa (Yes 54:5; Yer 32:37)
B. Dia dikenal karena
- Keperkasaannya : (kej 17:1 ; Yes 9:5)
El Shaddai = Allah yang Mahakuasa
El Gibbor = Allah yang Perkasa
Bagi mereka, Kaharingan sudah ada beribu-ribu tahun sebelum masuknya Hindu, Budha, Islam
dan Kristen. Istilah Kaharingan artinya tumbuh atau hidup, seperti dalam istilah danum kaharingan
(air kehidupan), maksudnya agama suku atau kepercayaan yang hidup dan tumbuh secara turun
temurun dan dihayati oleh masyarakat Dayak di Kalimantan.
Ugamo Malim
(bahasa Indonesia: Kepercayaan Malim) adalah sebuah aliran kepercayaan yang berasal dari
masyarakat Batak. Para penghayat aliran kepercayaan ini disebut sebagai seorang Parmalim.
Parmalim sebagian besar tersebar di Sumatra Utara, terutama di kawasan sekeliling Danau Toba,
seperti Samosir, Tapanuli Utara, Toba, Humbang Hasundutan, dan Simalungun.
Parmalim juga menyebar di daerah dengan populasi Batak lainnya, seperti di Tapanuli Tengah,
Tapanuli Selatan, Dairi, dan Pakpak Bharat. Parmalim meyakini satu Tuhan sebagai pencipta alam
semesta, disebut sebagai Mulajadi Nabolon (bahasa Indonesia: Sang Awal Penjadi Yang Agung).
Ugamo Malim merupakan kelanjutan sistem religi kuno yang telah lebih dahulu dianut oleh
masyarakat Batak jauh sebelum masuknya agama Protestan, Islam, dan Katolik. Sistem religi kuno
tersebut melekat dalam tata kehidupan masyarakatnya tanpa label "agama" layaknya agama-agama
terorganisasi lainnya di dunia.
Masyarakat Batak memaknai religiusitas dengan memperlakukan alam sebagai tumpuan hidup dan
anugrah Mulajadi Nabolon yang harus dijaga, baik sebagai sumber kehidupan bagi keberadaan dirinya
maupun sebagai sumber penghidupan bagi keberlangsungan hidupnya. Spiritualitas memelihara alam
ciptaaan dipadukan dengan rasa syukur dan berserah diri pada Mulajadi Nabaolon dan dipelihara
dengan ritual-ritual yang diselaraskan dengan kronologi kehidupan dan penghidupan.
Ugamo Malim – Sumut Agama Kaharingan – Suku Dayak
Kalimantan
1.3. Konsep Tentang Tuhan Dalam Kekristenan
Dalam memahami rumusan mengenai Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab, hendaknya kita tidak membuat
padanan atau perbandingan dengan ajaran di luar Alkitab. Pengertian Tuhan dalam Kekristenan sangat unik.
Tidak sama dengan agama samawi manapun. Mencampuradukkan pengertian mengenai Tuhan dari ajaran di
luar Alkitab akan sangat mengacaukan pemikiran kita mengenai Tuhan yang benar. Kita harus hanya menerima
satu sumber sebagai landasan pemikiran dan doktrin mengenai Tuhan, yaitu Alkitab. Banyak orang Kristen
berpikir bahwa Tuhan agama-agama lain sama dengan agama Kristen. Jawabnya mestinya jelas dan tegas:
Tidak.
Alkitab adalah satu-satunya kitab suci yang kita akui, percayai dan terima sebagai wahyu Allah yang diberikan
Tuhan kepada Musa pada tahun 1440 sM, jauh sebelum ada agama-agama monotheisme atau agama samawi
yang besar seperti agama Kristen dan Islam. Agama Kristen sudah ada sejak abad pertama (tahun 30),
sedangkan agama Islam 600-700 tahun kemudian. Harus diakui bahwa agama samawi pertama, yang artinya
dari wahyu Allah, adalah agama Musa atau Yudaisme. Kekristenan berakar penuh pada agama Yudaisme ini
(agama orang Yahudi atau Agama Musa), tanpa merubah kitabnya sama sekali.
Dalam Kekristenan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan adalah hal yang mutlak. Jika tidak, seluruh bangunan
iman Kristen runtuh. Allah, yang dipercayai menciptakan langit dan bumi adalah Allah (Elohim) yang di
dalamnya ada Pribadi Bapa dan Anak. Bapa sebagai kepala Kristus, dan Kristus sebagai pencipta dan
pelaksana pemerintahan. Allah Anak inilah yang disebut Tuhan, bukan Bapa. Bapa sebagai Kepala dari Kristus
(Allah Anak yang diurapi).
Dalam Perjanjian Lama kita menemukan kata Adonai ( )ֲא ֹדָ֗נ יuntuk menyebut atau melafalkan kata atau nama
Yahwe ()ְיהָ֛וה. Pada masa-masa tertentu mereka tidak menyebut nama Yahwe, sebab nama itu dianggap sangat
sakral. Mereka sungguh-sungguh dengan fanatiknya menganggap kata itu begitu kudus dan agung. Bibir
manusia dianggap tidak pantas menyebutkannya. Kata Adonai ini berarti my Master (tuanku), berasal dari kata
Adon. Kata adon menunjuk status seorang yang memerintah atau seseorang yang berkuasa atas budak-budak.
Adonai dipahami sebagai Tuan dari banyak tuan-tuan. Tuan di atas segala tuan, yang juga sama dengan Raja di
atas banyak raja.
Adapun kalau di Perjanjian Baru kita temukan kata “Kurios” (κύριος), kata ini ditujukan bagi Tuhan Yesus. Kata ini
sejajar dengan kata Adonai. Kata Kurios berarti tuan, majikan atau penguasa. Murid-murid dan pengikut Tuhan
Yesus menggunakan gelar ini untuk dikenakan bagi Tuhan Yesus. Harus jujur diakui bahwa sebutan Kurios baru
ada sesudah zaman Tuhan Yesus, atau setelah Tuhan Yesus naik ke surga.
Pengenaan gelar ini bagi Tuhan Yesus menimbulkan kecurigaan kekuasaan Romawi terhadap orang Kristen yang
dianggap bisa memicu pemberontakan, sebab mereka memiliki kaisar lain selain kaisar Roma. Hal ini menjadi
salah satu pemicu penganiayaan terhadap orang Kristen pada zaman itu. Tetapi murid-murid tetap bersikukuh
dengan panggilan tersebut. Panggilan Tuhan (Adonai dan Kurios) untuk Yesus Kristus memiliki makna yang
sangat penting dalam menyoroti keberadaan Allah. Hal ini merupakan jantung masalah yang harus dipahami
untuk memecahkan misteri mengenai Allah. Ketika kita bisa memperlakukan Yesus Kristus sebagai Tuhan bagi
Allah Bapa, maka kekusutan misteri mengenai Allah Tritunggal dalam pikiran kita bisa dapat diurai lebih mudah.
1.4. Konsep Tritunggal Dalam Iman Kristen
Konsep Tritunggal Dalam Iman Kristen
Dalam pandangan Kristen baik menurut Denominasi Gereja Katolik, Gereja
Protestant, dan Gereja Ortodoks, Tuhan adalah suatu hakikat tunggal yang
dinyatakan dalam tiga pribadi yang berbeda yaitu Bapa, Anak dan Roh.
Dalam pandangan ajaran Kristen segala daya upaya manusia untuk
menjelaskan pribadi Tuhan akan berakhir sebagai sebuah misteri belaka.
Namun iman Kristen mengenal Tuhan dengan tiga pribadi namun satu
hakikat ini lewat perjalanan panjang bangsa Israel sampai pada masa
Yesus.
Dalam Kitab Kejadian 1: 1-3 dikatakan: "Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Iman Kristen
memandang Pribadi Allah yang Menciptakan, FirmanNya dan Roh Allah
adalah tiga pribadi yang berbeda namun satu hakikat.
Istilah "Trinitas" sendiri baru muncul tiga abad setelah masa para rasul.
Oleh karena itu kata "Trinitas" tidak akan ditemukan dalam Alkitab. Sebab
Trinitas secara harfiah bukanlah nama Tuhan. Trinitas hanya sebuah
konsep yang digunakan untuk menjelaskan kemanunggalan Bapa, Anak
dan Roh di dalam Allah.
1.5. Kesimpulan: Hakekat Pengakuan Iman Kristen
THANK YOU