Anda di halaman 1dari 64

1.1.

Hakekat Tuhan dan KeberadaanNYA


Hosea 6:3 …mari sungguh sungguh kita mengenal Tuhan…

1. Hakikat Allah
A. Allah adalah Roh (Yoh 4:24 ; II Kor 3:17a)
B. Allah itu hidup (Yos 3:10 ; Maz 84:3)
C. Allah itu berkepribadian (Kej 18:19 ; Maz 103:8-14 ; Kej 6:6)
D. Allah itu kekal (Kej 21:33 ; Yes 40:28)

2. Sifat-Sifat Allah

A. Sifat-sifat Non Moral


◦1. Maha hadir – Omnipresent (Maz 139:7-9;
◦    Roma 10:6-8)
◦2. Maha tahu – Omniscient (Yes 46:10 ; Maz 147:5)
◦3. Maha kuasa – Omnipotent (Yes 45:11-13;  Kisah 4:24-31)
◦4. Tidak berubah – Immutable (Ibr 13:8)

B. Sifat-sifat Moral
1. Kudus (Imamat 11:44-45 ; 1 Petrus 1:15-16 ; Wahyu 4:8)
2. Benar dan adil (Ulangan 32:3-4; Yoh 17:3)
3. Kasih (1 Yoh 4:18 ; II Kor 13:11)

3. Ketritunggalan Allah

Trinitas………Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus

Pewahyuan Alkitab tentang Ketritunggalan Allah :

1. Elohim ……..(Kej 1:1)

2. Kita…..jamak (Kej 1:28 ; 3:22 )

3. Roh Tuhan (Roh Kudus) ada pada-Ku ; (Anak) oleh  


karena Tuhan (Bapa) . (Yes 61:1)

4. Suara Bapa di surga, kehadiran Anak Allah di 


Sungai Yordan, dan Roh Kudus turun seperti 
burung merpati, dalam peristiwa Yesus dibaptis 
(Matius 3:16-17)

5. Kesetaraan dari Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam 


Amanat Agung dan kesaksian disorga (Mat 28:19 ; 
1Yoh 5:7)
4 Kehadiran dan peranan Allah dalam Perjanjian lama

A. Nama-namanya
    -  Yahweh (Lord/Tuhan)=Yehovah (Kel 3:13-14)
    -  Adonai  (lord/Tuhan) Bahasa Ibrani (Kel 4:10-12)
    -  Elohim  (God/Allah) artinya Dia yang perkasa (Yes  54:5 ; Yer 32:37)
B. Dia dikenal karena
    - Keperkasaannya : (kej 17:1 ; Yes 9:5)
       El Shaddai      = Allah yang Mahakuasa
       El Gibbor        = Allah yang Perkasa
       Yehovah Nissi = Tuhan adalah Panji-panjiku
    - Kasih-Nya (Kel 17:6-7 ; Kel 15:26; Maz 23:1)
       Yehovah Yireh    = Tuhan yang menyediakan
       Yehovah Rapha   = Tuhan yang menyembuhkan
       Yehovah Shalom = Tuhan adalah damai sejahtera
       Yehovah Shammah = Tuhan hadir
       Yehovah Roi = Tuhan adalah gembalaku
     -Kebenaran dan Keadilan-Nya (Yer 23:6 ; Maz 7:12)
      Yehovah Tsidkenu = Tuhan adalah benaran kita

5.Kehadiran dan peranan Allah dalam perjanjian baru

1. Yesus Kristus (Yoh 1:1, 4 ; Mat 1:21)


2. Dia dikenal sebagai :
- Juru Selamat (Yes 60:16 ; Lukas 1:47)
- Anak Domba Allah (Yoh 1:29; Wah 5:12)
- Penasehat Ajaib, Raja damai (Yes 9:5-6 ; 1 Tesalonika 5:23)
- Raja diatas segala Raja (1 Tim 6:15; Wah 17:14)
- Singa dari Yehuda (Wah 5:5)
1.2. Pandangan tentang Tuhan Dalam Agama Suku
Agama Kaharingan: Penciptaan Alam, Tuhan dan Suku Dayak
Kaharingan dan suku Dayak di Kalimantan adalah satu kesatuan yang tak dipisahkan. Menurut
orang Dayak, agama Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan. Sejak Ranying Hatalla Langit
(Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan alam semesta.

NUSANTARA

Selasa, 25 Feb 2014 13:41 WIB

Author

Antonius Eko

kaharingan, kalimantan

Kaharingan dan suku Dayak di Kalimantan adalah satu kesatuan yang tak dipisahkan. Menurut
orang Dayak, agama Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan. Sejak Ranying Hatalla Langit
(Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan alam semesta. 

Bagi mereka, Kaharingan sudah ada beribu-ribu tahun sebelum masuknya Hindu, Budha, Islam
dan Kristen. Istilah Kaharingan artinya tumbuh atau hidup, seperti dalam istilah danum
kaharingan (air kehidupan), maksudnya agama suku atau kepercayaan yang hidup dan tumbuh
secara turun temurun dan dihayati oleh masyarakat Dayak di Kalimantan. 

Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur Margaretha Setting
menuturkan Kaharingan diyakini oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Selatan, Tengah dan
Timur. 
“Mereka menggambarkan keyakinan ini dalam upacara-upacara atau ritual penghormatan
terhadap leluhur, alam maupun roh yang maha tinggi. Kalau menurut saya itu adalah Tuhan
dalam bentuk dan pemahaman yang berbeda,” ungkap Margaretha. 

Keselarasan Dengan Agama Baru 

Datangnya agama-agama baru membuat Kaharingan dipandang sebagai agama lama, agama
kuno atau agama nenek moyang. Meski demikian, penganut Kaharingan merasa tak disaingi oleh
agama-agama baru tersebut. 

Kata Margaretha, masyarakat Dayak punya pengalaman religius tersendiri pada Sang Pencipta.
Semua orang, tambahnya, mendapat pengalaman yang berbeda dalam memahami Tuhannya.
Itulah yang dialami orang Kaharingan. Jadi mereka memahami Tuhannya sebagai alam,
lingkungan dan tindakan-tindakan baik terhadap sesamanya. Itulah sebabnya pada awalnya
keyakinan Kaharingan bisa sejalan dengan agama-agama lain. 

“Agama asli dimana pun, penghormatan terhadap Sang Khalik begitu tinggi. Masyarakat adat
memahami Tuhan sangat dalam. Mereka menghormati seluruh ciptaannya, salah satunya alam
dan lingkungan sekitar.” 

Tahun 1945, pendudukan Jepang mengajukan Kaharingan sebagai penyebutan agama Dayak.
Saat itu Kaharingan mendapat penghargaan dan kedudukan yang tinggi. Bahkan untuk mencari
dukungan, Jepang mengaitkan Kaharingan dengan Agama Shinto. 

Kaharingan mempunyai tempat ibadah yang dinamakan Balai Basarah atau Balai Kaharingan.
Kitab suci agama mereka adalah Panaturan dan dan buku-buku agama lain, seperti Talatah
Basarah (Kumpulan Doa), Tawar (petunjuk tata cara meminta pertolongan Tuhan dengan
upacara menabur beras), dan sebagainya.
Dekat Dengan Alam 

Kedekatan dengan alam menjadi ciri paling kuat di agama-agama adat. Penganut Kaharingan tak
mau membuka hutan tanpa meminta izin kepada roh-roh yang ada hutan. Hal inilah yang
membuat hutan tetap terjaga keasliannya, karena mereka tak berani sembarang membabat
pohon. 

“Salah satu contoh, ketika mereka membuka hutan, mereka membuat upacara permisi kepada
seluruh jiwa yang ada di hutan. Jadi proses itu, mereka memberi kesempatan roh-roh pergi.
Mereka juga memberi tempat baru untuk roh-roh itu sebelum hutannya dibuka. Mereka juga
meminta izin pada Tuhan juga supaya ketika menggunakan tanah ada restu dari Sang Pencipta,
sehingga tanahnya memberi hasil yang maksimal,” papar Margaretha. 

Kepercayaan Kaharingan dimasukkan dalam kategori Hindu, karena ada persamaan dalam
penggunaan sesaji dalam ritual keagamaan, yang dalam agama Hindu disebut Yadnya. Namun
penggolongan inilah yang kelak memunculkan diskriminasi bagi penganut Kaharingan.
1.3. Konsep Tentang Tuhan Dalam Kekristenan
Dalam memahami rumusan mengenai Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab, hendaknya kita
tidak membuat padanan atau perbandingan dengan ajaran di luar Alkitab. Pengertian Tuhan
dalam Kekristenan sangat unik. Tidak sama dengan agama samawi manapun.
Mencampuradukkan pengertian mengenai Tuhan dari ajaran di luar Alkitab akan sangat
mengacaukan pemikiran kita mengenai Tuhan yang benar. Kita harus hanya menerima satu
sumber sebagai landasan pemikiran dan doktrin mengenai Tuhan, yaitu Alkitab. Banyak orang
Kristen berpikir bahwa Tuhan agama-agama lain sama dengan agama Kristen. Jawabnya
mestinya jelas dan tegas: Tidak. Sebab di dalam Allah (Elohim) ada Allah Anak (Yesus),
sedangkan mereka tidak mengerti, tidak mengenal apalagi menerima-Nya. Oleh sebab itu kita
harus benar-benar eksklusif dalam memahami kata Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Yesus yang
adalah penguasa satu-satunya yang dipercaya Bapa menciptakan langit dan bumi serta
memerintah atau mengelolanya.

Alkitab adalah satu-satunya kitab suci yang kita akui, percayai dan terima sebagai wahyu Allah
yang diberikan Tuhan kepada Musa pada tahun 1440 sM, jauh sebelum ada agama-agama
monotheisme atau agama samawi yang besar seperti agama Kristen dan Islam. Agama Kristen
sudah ada sejak abad pertama (tahun 30), sedangkan agama Islam 600-700 tahun kemudian.
Harus diakui bahwa agama samawi pertama, yang artinya dari wahyu Allah, adalah agama Musa
atau Yudaisme. Kekristenan berakar penuh pada agama Yudaisme ini (agama orang Yahudi atau
Agama Musa), tanpa merubah kitabnya sama sekali. Kemudian orang Kristen memiliki
tambahan dari kitab Perjanjian Baru. Berkenaan dengan hal tersebut juga perlu ditegaskan bahwa
sesungguhnya tidak mungkin bisa dilakukan dialog mengenai Tuhan dengan kepercayaan lain
yang dapat menghasilkan “win win solution”, karena masing-masing agama memiliki sudut
pandang yang sudah sangat berbeda. Apalagi berkenaan dengan ke-Tuhanan Yesus, sulit mereka
menerima-Nya.

Dalam Kekristenan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan adalah hal yang mutlak. Jika tidak,
seluruh bangunan iman Kristen runtuh. Contoh kasus misalnya dalam salah satu keyakinan
terumuskan mengenai Tuhan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Allah di sini adalah sosok
yang diakui sebagai yang menciptakan langit dan bumi. Sedangkan bagi orang percaya Allah,
yang dipercayai menciptakan langit dan bumi adalah Allah (Elohim) yang di dalamnya ada
Pribadi Bapa dan Anak. Bapa sebagai kepala Kristus, dan Kristus sebagai pencipta dan pelaksana
pemerintahan. Allah Anak inilah yang disebut Tuhan, bukan Bapa. Bapa sebagai Kepala dari
Kristus (Allah Anak yang diurapi).

Kalimat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah tidak bisa menjadi landasan atau dasar untuk
menilai Allah Tritunggal dalam Kekristenan. Harus ada kesamaan pengertian dulu mengenai apa
yang dimaksud dengan Allah dan apa yang dimaksud dengan Tuhan. Kebingungan banyak orang
Kristen dalam memahami Tritunggal dikarenakan gagalnya usaha untuk merelasikan keberadaan
Allah (Elohim) dengan rumusan mengenai Allah di luar Alkitab yang kita tidak tahu dari mana
akarnya. Kalau Allah yang dipahami oleh orang percaya adalah Allah yang dipahami oleh kitab
Perjanjian Lama, yaitu kitabnya orang Yahudi. Dari kitab itu juga kita mengenal penciptaan alam
semesta, Adam dan Hawa, Nuh dan air bahnya, Abraham, Musa, Daud, Salomo dan semua kisah
mengenai nabi-nabi. Semua nabi-nabi tersebut adalah orang-orang Yahudi, kecuali Nuh (kalau
Nuh dianggap sebagai nabi).

Orang percaya harus merasa cukup (sufficientia) dengan kitab suci yang telah dikanonkan
(diakui resmi sebagai Firman Tuhan). Karena memang demikian kenyataannya, bahwa Alkitab
kita yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sudah cukup mengungkapkan mengenai
eksistensi Allah dan Tuhan. Untuk ini, dalam menggali rahasia mengenai pribadi Allah, tidak
perlu bantuan kitab manapun selain Alkitab dalam terang pimpinan Roh Kudus. Kalau ada
pandangan seakan-akan Alkitab belum cukup mewahyukan mengenai Allah, kita harus menolak
dengan tegas. Kita tidak mengakui sama sekali ada wahyu Allah selain Alkitab (Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru).

Dalam Perjanjian Lama kita menemukan kata Adonai (‫ )אֲד ָֹ֗ני‬untuk menyebut atau melafalkan
kata atau nama Yahwe (‫)י ְהוָ ֛ה‬. Pada masa-masa tertentu mereka tidak menyebut nama Yahwe,
sebab nama itu dianggap sangat sakral. Mereka sungguh-sungguh dengan fanatiknya
menganggap kata itu begitu kudus dan agung. Bibir manusia dianggap tidak pantas
menyebutkannya. Kata Adonai ini berarti my Master (tuanku), berasal dari kata Adon. Kata adon
menunjuk status seorang yang memerintah atau seseorang yang berkuasa atas budak-budak.
Adonai dipahami sebagai Tuan dari banyak tuan-tuan. Tuan di atas segala tuan, yang juga sama
dengan Raja di atas banyak raja.

Kata Yahwe diakui sebagai nama Allah Israel, sedangkan kata Adonai adalah sebutan untuk
Yahwe yang diakui sebagai Majikan, Tuan, Sang Penguasa dan yang sejajar atau sama dengan
kedudukan Raja. Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa Tuhan berduka dan marah kepada
bangsa Israel yang mendesak Samuel untuk memiliki raja, sebab sesungguhnya Allah (Elohim)
sendiri itulah Raja mereka (1Sam. 8:1-22). Tentu saja dalam hal ini yang dimaksud dengan Raja
Israel adalah Allah Anak sebagai penerima mandat untuk memerintah dari Bapa. Kitab Mikha
5:1-2 mengatakan bahwa pemerintahan-Nya sudah ada sejak zaman purbakala, sejak zaman
dahulu kala.

Dalam pernyataan Tuhan Yesus juga sangat jelas bahwa diri-Nya sudah memiliki kemuliaan
sebelum dunia dijadikan. Ia memiliki kesetaraan dengan Allah (Theos ; Flp. 2:5-7). Kesetaraan
ini artinya Allah Anak ada di dalam Lembaga Ilahi yang disebut Elohim. Kalau dikatakan bahwa
Yesus sehakikat dengan Allah Bapa -seperti teori banyak teolog-, maka jika hakikat tersebut
berbicara mengenai unsur ke-Allahan adalah benar sekali Yesus sehakikat dengan Bapa.
Sehakikat dalam dalam arti berstatus sebagai Allah dalam Lembaga Ilahi (Elohim). Tetapi dalam
strata atau hierarki, Allah Anak tidak pernah sejajar dengan Bapa. Bapa adalah kepala Kristus,
dan Kristus sebagai Tuhan yang diberi kepercayaan mengelola alam semesta ini. Jadi,
permintaan bangsa Israel adanya seorang raja yang memerintah mereka secara politis berarti
menolak seutuhnya keberadaan Allah Anak mewakili Yahwe sebagai Raja mereka.

Dalam hal di atas kita menemukan bahwa fungsi Raja juga merangkap sebagai imam atau
berorientasi pada wilayah keagamaan dalam hubungannya dengan Allah. Raja mereka
sebenarnya adalah Allah Anak yang juga telah menjadi imam menurut peraturan Melkisedek
(Ibr. 5:6-10). Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; Ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati
dia. Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya,
Melkisedek pertama-tama berarti raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera
(Ibr. 7:2).

Adapun kalau di Perjanjian Baru kita temukan kata “Kurios” (κύριος), kata ini ditujukan bagi
Tuhan Yesus. Kata ini sejajar dengan kata Adonai. Kata Kurios berarti tuan, majikan atau
penguasa. Murid-murid dan pengikut Tuhan Yesus menggunakan gelar ini untuk dikenakan bagi
Tuhan Yesus. Harus jujur diakui bahwa sebutan Kurios baru ada sesudah zaman Tuhan Yesus,
atau setelah Tuhan Yesus naik ke surga.

Pengenaan gelar ini bagi Tuhan Yesus menimbulkan kecurigaan kekuasaan Romawi terhadap
orang Kristen yang dianggap bisa memicu pemberontakan, sebab mereka memiliki kaisar lain
selain kaisar Roma. Hal ini menjadi salah satu pemicu penganiayaan terhadap orang Kristen pada
zaman itu. Tetapi murid-murid tetap bersikukuh dengan panggilan tersebut. Panggilan Tuhan
(Adonai dan Kurios) untuk Yesus Kristus memiliki makna yang sangat penting dalam menyoroti
keberadaan Allah. Hal ini merupakan jantung masalah yang harus dipahami untuk memecahkan
misteri mengenai Allah. Ketika kita bisa memperlakukan Yesus Kristus sebagai Tuhan bagi
Allah Bapa, maka kekusutan misteri mengenai Allah Tritunggal dalam pikiran kita bisa dapat
diurai lebih mudah.
1.4. Konsep Tritunggal Dalam Iman Kristen

Dalam pandangan Kristen baik menurut Denominasi Gereja Katolik, Gereja Protestant, dan
Gereja Ortodoks, Tuhan adalah suatu hakikat tunggal yang dinyatakan dalam tiga pribadi yang
berbeda yaitu Bapa, Anak dan Roh.

Dalam pandangan ajaran Kristen segala daya upaya manusia untuk menjelaskan pribadi Tuhan
akan berakhir sebagai sebuah misteri belaka. Namun iman Kristen mengenal Tuhan dengan tiga
pribadi namun satu hakikat ini lewat perjalanan panjang bangsa Israel sampai pada masa Yesus.

Dalam Kitab Kejadian 1: 1-3 dikatakan: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu
jadi. Iman Kristen memandang Pribadi Allah yang Menciptakan, FirmanNya dan Roh Allah
adalah tiga pribadi yang berbeda namun satu hakikat.

Sedikit berbeda dengan iman Yahudi yang memandang baik Firman dan Roh adalah satu bagian
di dalam Pribadi Allah yang Tunggal saja. Iman Kristen juga disebut sebagai monoteisme
trinitarian sedangkan iman Yahudi disebut monoteisme unitarian.
Pandangan Kristen mengenai tiga pribadi satu hakikat ini sangat dipengaruhi oleh perjalanan
hidup dan karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Sebab menurut Kitab Injil
Yohanes 1:1-3, 10-11 dikatakan: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.

Dalam pandangan iman Kristen Yesus adalah Firman Allah seperti yang tertulis dalam Kitab
Kejadian yang juga bersama dengan Allah saat penciptaan dunia, yang menjadi manusia. Oleh
karena itu iman Kristen menggelari Yesus sebagai Anak Allah. Istilah Anak Allah ini dipakai
untuk menyatakan pribadi Yesus yang adalah manusia sepenuhnya namun berasal dari Allah dan
keluar dari padanya. Yesus dipandang sebagai salah satu bagian dari diri Allah yang berhakikat
tunggal itu sebagai Firman Allah. Yesus dipandang sebagai sepenuhnya Allah sebab Ia adalah
Firman, dan sekaligus sepenuhnya Manusia sebab ia lahir dari rahim seorang manusia tidak
dijadikan dengan sendirinya.

Gambaran mengenai Tuhan dalam iman Kristen dinyatakan lewat tiga pribadi yang berada dalam
satu hakikat ini yang dikonsepkan secara manusiawi, agar dapat dicerna oleh otak manusia yang
tidak akan bisa dengan sepenuhnya memahami Tuhan yang sepenuhnya adalah misteri ini
sebagai Tritunggal atau Trinitas.

Istilah "Trinitas" sendiri baru muncul tiga abad setelah masa para rasul. Oleh karena itu kata
"Trinitas" tidak akan ditemukan dalam Alkitab. Sebab Trinitas secara harfiah bukanlah nama
Tuhan. Trinitas hanya sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan kemanunggalan Bapa,
Anak dan Roh di dalam Allah.
1.5. Pengakuan Iman Kristen

Pengakuan Iman Rasuli (Latin: Symbolum


Apostolorum atau Symbolum Apostolicum), kadang disebut Kredo Rasuli atau Kredo Para
Rasul, adalah salah satu dari kredo yang secara luas diterima dan diakui oleh Gereja-
gereja Kristen, khususnya Gereja-gereja yang berakar dalam tradisi Barat. Di kalangan Gereja
Katolik Roma, kredo ini disebut Syahadat Para Rasul.

Menurut Katekismus Heidelberg, Pengakuan Iman Rasuli terbagi atas tiga bagian utama yaitu
pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. Yang kedua mengenai Allah Anak dan
penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita.

Penyebutan paling awal dari ungkapan "Pengakuan Iman Rasuli" muncul dalam surat tahun 390
M dari sebuah sinode di Milan dan mungkin telah dikaitkan dengan kepercayaan, diterima secara
luas pada abad ke-4, bahwa, di bawah inspirasi Roh Kudus, masing-masing Dua Belas Rasul
menyumbangkan sebuah artikel untuk dua belas artikel dari kredo..

Bukti historis konkret yang tertua tentang keberadaan kredo ini adalah sepucuk surat dari Konsili
Milano (390 M) kepada Paus Siricius yang bunyinya demikian:

"Bila engkau tidak memuji ajaran-ajaran para imam ... biarlah pujian itu setidak-tidaknya
diberikan kepada  Symbolum Apostolorum  yang selalu dilestarikan oleh Gereja Roma dan akan
tetap dipertahankan agar tidak dilanggar."

Kredo ini paling banyak digunakan dalam ibadah orang-orang Kristen di Barat. Catholic
Encyclopedia memuat pembahasan terinci tentang asal usul Pengakuan Iman Rasul ini.

Kredo ini adalah rumusan ajaran dasar Gereja perdana, yang dibuat berdasarkan amanat agung
Yesus untuk menjadikan segala bangsa muridnya, membaptiskan mereka dalam nama Bapa,
Putra dan Roh Kudus (Matius 28:18-20). Karena itu, dari kredo ini kelihatan bahwa doktrin
sentralnya adalah Tritunggal dan Allah sang Pencipta.

Pada masa ketika kebanyakan umat Kristen masih buta huruf, pengulangan secara lisan
Pengakuan Iman Rasul ini seiring dengan Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa
Titah) membantu melestarikan dan menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat.
Pengakuan Iman Rasul tidak memiliki peran di Gereja Ortodoks Timur.

Versi tertulis yang paling awal kemungkinan adalah Kredo Tanya Jawab Hipolitus (sekitar 215
M). Versi yang sekarang pertama kali ditemukan di dalam tulisan-tulisan Caesarius dari Arles
(wafat 542). Pengakuan Iman Rasul ini rupanya digunakan sebagai ringkasan ajaran Kristen
untuk calon-calon baptisan di gereja-gereja Roma. Oleh karena itu dikenal juga
sebagai Symbolum Romanum (Roman Symbol). Dalam versi Hipolitus, Pengakuan Iman ini
diberikan dalam bentuk tanya jawab dengan calon baptisan yang kemudian mengakui bahwa
mereka percaya tiap pernyataan.

Versi Protestan
Pengakuan Iman Rasuli

Aku percaya kepada Allah,

Bapa yang Mahakuasa,

Khalik langit dan bumi

Aku percaya kepada Yesus Kristus,

Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita

Yang dikandung dari Roh Kudus,

lahir dari anak dara Maria

Yang menderita¹

di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,

disalibkan, mati dan dikuburkan,

turun ke dalam kerajaan maut

Pada hari yang ketiga bangkit pula

dari antara orang mati

Naik ke surga,

duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa,

Dan akan datang dari sana

untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.


Aku percaya kepada Roh Kudus,

gereja yang kudus dan am,²

persekutuan orang kudus

pengampunan dosa

kebangkitan tubuh

dan hidup yang kekal. Amin

Dari Pengakuan Iman di atas kita lihat unsur-unsur Aqidah Iman itu secara garis besar. Atas
landasan isi yang sudah secara garis besar dikandung dalam pengakuan Iman ini pula kita akan
memperdalam makna Aqidah Iman Rasuliah secara rinci. Untuk itulah mari kita bahas rincian
kandungan dan tema-tema aqidah yang ada dalam Pengakuan Iman (Syahadat) Kristiani itu.

Rumusan ini disebut Pengakuan karena berbentuk suatu pernyataan “Aku” dan disebut
Pengakuan Iman karena si “Aku” ini menyatakan “Percaya” (Beriman). Dalam bahasa Arab
disebut “Syahadat” dari kata “Asyhadu” artinya “Aku mengaku” atau “Aku Bersaksi”. Dan
orang yang bersaksi atau mengaku ini disebut “Syahid”.

Bentuk dari Pengakuan Iman ini dapat kita katakan sebagai bentuk pengakuan yang ber-pola-kan
Tritunggal, yaitu:

a. Butir 1. Mengenai Allah, Bapa dan KaryaNya. b. Butir 2 – 7 mengenai Yesus Kristus (Firman
Allah) dan KaryaNya. c. Butir 8 -12 mengenai Roh Kudus (Roh Allah) dan KaryaNya.

Dengan demikian Pengakuan Iman ini adalah Pengakuan kepada: Allah Yang Esa (Bapa),
FirmanNya yang kekal (Putra), dan RohNya sendiri yang berada di dalam diri Allah (Roh
Kudus). Keyakinan akan Tritunggal Maha Kudus (Allah Yang Esa memiliki Firman dan Roh
Yang Kekal) itu menjadi kesimpulan dari semua akidah Iman Kristen, salah mengerti makna
Tritunggal Maha Kudus itu akan mengacaukan pengertian kita akan akidah kebenaran itu sendiri.

Dari kedua belas butir Pengakuan Iman ini, butir-butir mengenai Yesus Kristus jauh lebih
banyak dibanding dengan butir-butir yang lain, yaitu 6 butir (dari butir 2 s/d butir 7), disusul oleh
butir-2 mengenai Roh Kudus; 5 butir (dari butir 8 s/d 12). Ini menunjukkan sentralitas Yesus
Kristus dalam Iman Kristen, dan pentingnya Roh Kudus dalam pengalaman kehidupan Kristen.
Dikatakan pengalaman, karena karya Roh Kudus bertalian langsung dengan eksistensi Kristen
yaitu: Sakramen (Baptisan), Gereja dan Kebangkitan serta Kehidupan Kekal.

Dalam Yesus Kristuslah secara obyektif manusisa diselamatkan: Turun dari Sorga, Menjelma,
Disalibkan, Dikuburkan, Bangkit, Naik ke Sorga dan Datang untuk kali yang kedua.

Namun dalam Roh Kuduslah keselamatan yang bersifat historis (di bawah pemerintahan Pontius
Politus) dan realistis (telah turun, telah disalibkan, telah bangkit, telah naik ke sorga) itu menjadi
pengalaman subyektif manusia melalui menyatu dengan kematian dang kebangkitan Kristus
dalam Baptisan dan menghayati makna kehidupan baru itu dalam Gereja. sehingga oleh Roh
Kudus yang sama itu, manusia manunggal dengan kehidupan, kebangkitan Kristus (“kebangkitan
orang-orang mati”) untuk akhirnya masuk dalam kehidupan Ilahi yang dinyatakan dalam langit
baru dan bumi baru (“kehidupan zaman yang akan datang”).

¹Sebagian versi hanya mengatakan "Yang menderita", tanpa "sengsara", dengan pertimbangan
bahwa sengsara dengan sendirinya mengandung arti penderitaan.

²Katolik di sini berarti semesta dan universal, arti yang sama dengan kata am yang digunakan
dalam versi Protestan.

³Versi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), yang merupakan terjemahan harafiah dari


"carnis resurrectionem" (bahasa Latin) atau "σαρκος ανάστασιν" (sarkos anastasin) (bahasa
Yunani). Sebagian gereja menggunakan terjemahan "kebangkitan tubuh" atau "kebangkitan
orang mati" (versi Gereja Kristen Indonesia/GKI). Versi ini berdasarkan Pengakuan Iman Rasuli
di Kidung Jemaat terbitan Yamuger PGI.

2.1. Nubuat PL dan Penggenapan Kelahiran Yesus Kristus


1. Latar Belakang kelahiran Yesus dalam kitab Perjanjian Lama

a.  Kejadian 3: 14-15

b.  Roma 6:23

c.  Dari Kejadian – Maleakhi, penuh dengan pengharapan akan datangnya Mesias.

d.  Berbagai nubuatan tentang kelahiran, pekerjaan keselamatan, kematian dan kebangkitan
Mesias digenapi di Perjanjian Baru.

2. Latar Belakang Kelahiran Yesus dalam Perjanjian Baru

Nubuatan dalam Perjanjian Lama, yakni kedatangan Juruselamat - Mesias ( Yesaya 19:20 ;
49:26) digenapi dalam Perjanjian Baru dengan pemberitaan bahwa Juruselamat sudah datang
melalui kelahiran Yesus Kristus. (Luk 1:47, 2:11; Yoh 4:42; Kis 5:31; 1 Yoh 4:14; Yudas 25) 

3. Kelahiran Yesus Kristus dan Masa Kanak-kanak

Seluruh isi Perjanjian Baru merupakan “Penggenapan”

Dalam Injil Matius ada 12 kali istilah penggenapan dituliskan (Matius 1:22, 2:15, 2:17, 2:23,
4:14, 8:17, 12:17, 13:14, 13:35, 21:4, 26:65 dan 27:9) juga dalam Luk 4:21 dan Yoh 1:45

Kedatangan Kristus merupakan suasana baru sebab dengan itu Allah menggenapi perjanjian-Nya
kepada umat manusia. Sebelum Kristus datang, Allah mengutus seorang nabi Yohanes, anak
pasangan Zakharia dan Elisabet (Lukas 1:5-25, 57-80)
Kelahiran Yohanes pembaptis berselang 6 bulan sebelum kelahiran Yesus Kristus (Lukas 1:36).
Injil Lukas menerangkan secara rinci persiapan kelahiran Yesus Kristus Juruselamat dunia. 

 Luk 2:8-20 ; Matius 1:18-25 Tuhan sendiri membuat rencana keselamatan Allah bagi manusia
yang telah jatuh dalam dosa., maka status Yesus Kristus adalah Penebus Dosa atau Juru selamat
dunia.

4. Pekerjaan Yesus Kristus

Pelayanan yang dilakukan Tuhan Yesus didahului dengan persiapan-persiapan yang sangat
matang, antara lain :

a. Pembaptisan-Nya

    Matius 3:13-17 ; Markus 1:9-11 ; Lukas 3:21-22 dan      

    Yohanes 1:29-34

Baptisan Yesus mempunyai 2 arti yakni :

1.Memenuhi semua kebenaran. Baptis adalah tanda pembasuhan dosa. Yesus bertugas untuk
memikul segala kesalahan dan hukuman dosa bagi manusia. Baptis menggambarkan pekerjaan
Yesus. 
2.Sebagai penahbisan menjadi Nabi, Iman dan Raja. Yoh 1:36

b. Pencobaan-Nya

    Matius 4:1-11 ; Markus  1:12-13 ; Lukas  4:1-13

Sesudah dibaptis, Yesus digoda iblis di padang belantara.

Godaan ini penting karena 2 alasan :

1.Bagi iblis, ia ingin mencoba mengalahkan Yesus dengan jalan kompromi atau damai.
2.Bagi Yesus, pada permulaan pelayanan-Nya sudah harus jelas bahwa Yesus menang dari iblis.

Ada 3 macam pencobaan :

1.Agar Yesus mengubah batu menjadi roti


2.Agar Yesus menjatuhkan diri dari atap Bait Suci
3.Agar Yesus mau menyembah iblis dengan imbalan.

C. Mengumpulkan para murid

    Matius 4:18-22 ; 10:1-4 ; Markus 1:16-20 ; Lukas 5:1-11 ;   Yohanes 1:35-51
Para murid dipanggil untuk mempersiapkan mereka dalam melakukan Misi Kerajaan Allah.

Mereka adalah :

1.Simon Petrus (saudara Andreas, anak Yunus)


2.Andreas (mantan murid Yohanes Pembaptis)
3.Yakobus
4.Yohanes (Anak Zebedeus, mantan murid Yohanes Pembaptis, bergelar Boarnerges=anak
geledek)
5.Filipus (Orang Betsaida, satu desa dengan Andreas dan Petrus).
6.Matius (mantan pemungut cukai, nama lain Lewi)
7.Tomas (disebut juga Didimus)
8.Natanael (Teman Filipus, juga disebut Bartolomeus)

9. Yakobus (Anak Alfeus) 

10. Simon (mantan anggota gerakan bawah tanah melawan penjajah Romawi, yakni gerakan
Zelot, yang kemudian dikenal dengan nama Simon Silots es).

11. Yudas (Anak Yakobus, juga disebut Tadeus)

12. Yudas (orang dari Iskariot yang kemudian dikenal dengan nama Yudas Iskariot, yang kelak
menghianati Yesus.

  Semua murid ini mula-mula diutus untuk menginjili orang Israel dan Yahudi, tetapi kemudian
mereka menginjili orang-orang non Yahudi dan seluruh bangsa. Jumlah 12 ini mengingatkan
pada jumlah suku Israel dan dapat digambarkan sebagai Bapa Rohani orang-orang percaya.

d. Mukjizat Yang Menyertai Yesus ketika melakukan pekerjaan-Nya.

Mukjizat pertama yang dilakukan Yesus adalah mengubah air menjadi anggur (Yoh 2:1-11)
maknanya bahwa Yesus dapat mengubah dunia yang kacau menjadi damai; Menyembuhkan
orang lumpuh (Luk 5:17-26); Menyembuhkan orang sakit kusta (Mat 8:1-4);

Menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, mengusir setan yang merasuki orang  (Matius 8:28-
34); Menghentikan angin ribut (Matius 8:23-27); Menghidupkan orang mati (Lukas 7:11-17).
Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah sumber kehidupan dan pengampunan. Dia
berkuasa atas penyakit dan berkuasa memperbaharui hidup manusia.

  Mukjizat lainnya adalah memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, bahkan
kelebihannya ada 12 bakul (Matius 12:13-21; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:1-13;

  Mukjizat ini menjadikan orang yakin bahwa Yesus adalah Nabi yang telah lama dinantikan
untuk membebaskan mereka dari penjajahan, baik secara jasmani (penjajahan imperium
Romanum) maupun secara rohani (penjajahan iblis) karena dosa.
2.2. Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus
1. Kesengsaraan dan kematianNYA

  Tanda-tanda yang menyertai kesengsaraan dan kematian Yesus antara lain dimuliakan di atas
gunung sekaligus pernyataan ulang agar diingat bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang
diharapkan manusia (Matius 17:1-13).

Yesus adalah anak Allah, Yesus akan mengalami kesengsara dan akan bangkit pada hari ketiga.
Demikian juga ketika masuk Yerusalem menjelang Paskah, Dia disambut dengan luar biasa
(Matius 21:1-11 ; Lukas 19:29-38).  Yesus Kristus juga diminyaki  (Yoh. 12:1-11) sebagai
lambang kematian sekaligus kebangkitan-Nya.

Di Yerusalem, Yesus Kristus menyediakan dan memimpin perjamuan Paskah sekaligus


perjamuan malam terakhir menjelang kesengsaraan dan kematian-Nya (Lukas 22:7-23; Yohanes
13:1-35). Disinilah Tuhan Yesus menetapkan peraturan Perjamuan Kudus atau Ekaristi (Matius
26:20-29;  Markus 14:17-25; Yohanes 13:21-30; bandingkan dengan 1 Korintus 11:23-25),
sehingga kemudian semua gereja di dunia secara berkala melaksanakannya dalam kaitannya
dengan sakramen, khususnya Perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Dari tempat perjamuan
Paskah dan Perjamuan Akhir, Tuhan Yesus dengan para murid dan rombongan menuju Taman
Getsemani. Dalam perjalanan itu, Yesus membahas penyangkalan Petrus dan kesengsaraan serta
kematian-Nya yang segera akan tiba.

Mengapa harus Yesus :

1.Menggenapi  nubuatan (Yesaya 53:3-10)


2.DarahNya tidak bercela (1 Petrus 1:19)
3.Dia tidak Berdosa (2 Kor 5:21)
4.Rencana Bapa bagi Dunia (Kis 2:22-23)
Makna Salib Kristus

1.Meneguhkan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus.     (Kis 2:36)


2.Taurat digenapi dan Perjanjian Baru dimulai.           (Ibr 10:9)
3.Oleh kematian-Nya Kuasa Iblis dimusnahkan           (Ibr 2:14) 

•Ada beberapa tanda alam yang menyertai kematian-Nya :


•1. Mulai jam dua belas sampai jam tiga waktu setempat, matahari gelap (Gerhana total)
•2. Tirai Bait Allah di Yerusalem robek dan terbelah dua dari atas ke bawah
•3. Gempa bumi terjadi
•4. Kubur terbuka dan orang-orang suci yang telah mati bangkit dan masuk Yerusalem.

        Bukti kematian Yesus, lambung-Nya ditikam dengan tombak dan segera mengalirlah darah
yang telah menggumpal dan air (Yoh 19:34). Darah dan air (Hemoglobin dan serum)
membuktikan kematian total atau kematian klinis, sesuai dengan nubuatan para nabi (Mazmur
35:21 ; Zakharia12:10)

•2. Kebangkitan-Nya
•Kebangkitan Yesus Kristus ini menyebabkan pro dan kontra di antara para murid Yesus sendiri.
Namun akhirnya mereka semua percaya karena Tuhan Yesus telah menemui  mereka dengan
menampakkan diri (Matius  28:1-10; Lukas 24:1-12; 19-35; 36-49; Yoh 20:1-13; 19-31).
•8 Pertukaran besar di kayu salib :
1.Hukuman – Penebusan (2 Kor 5:21)
2.Penyakit – Kesembuhan (Yes 53:4 ; Mat 8:17)
3.Bersalah – Dibenarkan (2 Kor 5:21)
4.Maut – Hidup (Roma 6:23)
5.Miskin – Kaya (2 Kor 8:9)
6.Dipermalukan – Dimuliakan (Ibr 12:2) 

7. Penolakan – Penerimaan (Mat 27:46)

8. Kutuk – Berkat (Galatia 3:13-14)

Hidup Dalam Kuasa Kebangkitan Kristus :

         Kebangkitan Tuhan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah korban yang bekenan kepada
Bapa dan Dialah Imam Besar Agung. Dampaknya adalah :

1. Oleh kebangkitan-Nya maut dikalahkan sehingga ia tidak  lagi berkuasa atas kita (1 Kor
15:21)

2. Kita memiliki pengharapan Eskatologis (1 Tes 4:16-17)

3.  Menghidupi prinsip kuasa kebangkitan, yaitu keberanian untuk mempercayai bahwa Allah
sanggup memulihkan setiap aspek dari hidup kita sekalipun kelihatannya sudah tidak mungin
diselamatkan (Ibrani 11:17-19) 
2.3. Kuasa Kebangkitan Yesus Kristus
Kuasa Kebangkitan Kristus : Kita Menjadi Pemenang

"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku
akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." (Filipi 3:10-11).  Sejak Adam dan Hawa
jatuh ke dalam dosa, hubungan dengan Allah terputus, keadaan rohani manusia yang sebenarnya
telah mati dan perlu penebusan atas dosa manusia agar hubungan dengan Allah dapat dipulihkan.
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah," (Roma 3:23).
Syukur kepada Allah bahwa Dia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus
Kristus, agar kita semua yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang
kekal (Yohanes 3:16). Selain menerima keselamatan dari Kristus, kita juga menerima kuasa
kebangkitan-Nya. Kuasa kebangkitan-Nyalah yang akan menyembuhkan kita dari sakit penyakit,
memberi kekuatan kepada yang lemah, memberi jalan keluar atas setiap masalah, mengadakan
mukjizat dengan menjadikan yang tidak ada menjadi ada dan mengalahkan setiap pekerjaan si
Iblis.

Bagaimana agar kita dapat hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus? : 1. "namun aku hidup, tetapi
bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20a).
Rasul Paulus telah menyalibkan segala keinginan daging dan segala hawa nafsunya di dalam
dirinya. Walaupun dibesarkan dan hidup sebagai orang terpelajar dan mengetahui serta
menguasai banyak hal, tetapi dia menanggalkan segala keberadaannya dan membiarkan Kristus
menguasai hidupnya.

Segala hal yang sebelumnya dia anggap berharga, justru dia anggap sampah oleh karena
pengenalannya akan Kristus. Pengenalan akan Kristus menjadi prioritas utama dalam hidupnya
sehingga Tuhan memimpin dan menuntun hidupnya, serta memakai kehidupan Paulus dengan
luar biasa. Biarkan Kristus yang hidup dan menjadi raja dalam hidup kita. Singkirkan segala
keangkuhan dan kesombongan hidup kita agar Kristus dapat menjadi nyata dalam hidup kita.
Tuhan akan membawa kita masuk ke dalam rencana-Nya yang indah dan memakai kehidupan
kita menjadi saksi dan teladan bagi banyak orang.

2. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5). Inilah kunci bagaimana Yesus dapat menanggalkan segala ke-
Allah-an-Nya untuk menjadi manusia, merendahkan diri-Nya, rela dihina, direndahkan, disiksa,
dan bahkan sampai mati di kayu salib yang diperuntukkan bagi orang-orang jahat. Keinginan-
Nya sebagai manusia dinyatakan-Nya pada saat Dia berdoa di taman Getsemani.

Dia berdoa kepada Allah Bapa agar melalukan cawan yang harus diminum-Nya. Akan tetapi,
Dia juga berdoa supaya bukan kehendak-Nya sendiri yang jadi, melainkan kehendak Bapa di
surga. Hiduplah dalam firman Tuhan, dan biarkan Kristus menguasai dan menuntun hidup kita.
Belajarlah peka akan kehendak Bapa dalam hidup kita. Latihlah kepekaan dengan lebih banyak
lagi membaca dan merenungkan firman Tuhan. Dengan begitu, kita akan lebih mengerti lagi
pikiran dan perasaan dari Kristus.

Cobaan yang begitu berat, perselisihan, pertengkaran, segala kekecewaan, dan berbagai masalah
apa pun dapat diatasi ketika kita memakai pikiran dan perasaan Kristus. Kita dapat menjalani
kehidupan ini dengan penuh semangat. Hidup kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Kita
juga tidak lagi mementingkan diri sendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan orang lain,
sama seperti Kristus yang rela berkorban bagi manusia.

3. "Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya." (1 Korintus 15:27a).


Kebangkitan Kristus sekaligus mendeklarasikan bahwa kematian dan maut tidak dapat
menguasai diri-Nya. Kebangkitan-Nya dari kubur menyatakan bahwa Kristus dapat
menaklukkan kuasa maut. "... Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku
telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci
maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:17b-18). Iblis adalah bapa penipu, dan dia akan selalu
menipu kita dengan segala tipu muslihatnya. Iblis tidak suka jika kita menerima keselamatan dari
surga, dan dia akan berusaha dengan segala cara untuk dapat menarik kita untuk jatuh kembali
kepada dosa.

Segala tuduhan yang muncul dari dalam pikiran kita merupakan salah satu cara Iblis agar kita
tidak menggunakan kuasa yang telah diberikan kepada kita (Kisah Para Rasul 1:8). Iblis akan
selalu membuat kita merasa tidak layak dan kalah dalam setiap pergumulan kita. Jangan mau
diperdaya oleh Iblis karena Yesus Kristus telah menang untuk memberi kita kemenangan. Cukup
satu kali saja karya salib Kristus, dan kita menjadi menang untuk selamanya. Singkirkan segala
keraguan dan tudingan yang muncul dalam pikiran kita, yakinlah dan gunakan kuasa yang telah
diberikan kepada kita untuk mengalahkan musuh sehingga kita dapat berkata, "Hai Iblis, kau
tidak berhak lagi menganggu hidupku!"

"... Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di
manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:54b-55).  Kebangkitan Kristus memberikan kita
keselamatan sekaligus kuasa untuk menjalani hidup ini sebagai pemenang. Mari raih
kemenangan itu dengan hidup berjalan bersama Kristus. Haleluya! 

[e-Leadership / www.pelitahidup.com 
2.4. Makna Kebangkitan Yesus Kristus Bagi Orang Percaya
Apakah yang seandainya terjadi bila Yesus Kristus tidak bangkit?
Alkitab berkata bahwa sia-sialah pemberitaan Injil Kristus bila Ia tidak bangkit dari kematian
dan sia-sialah juga iman semua orang yang percaya kepada-Nya.  Namun, syukur kepada Allah
sebab Tuhan Yesus sudah bangkit dari kematian dan kebangkitan-Nya itu memberikan arti dalam
kehidupan kita.
Apakah makna kebangkitan Kristus?
1. Kita tidak takut menghadapi maut, sebab maut telah dikalahkan. 
Kebangkitan Yesus Kristus mengandung arti bahwa Ia telah mengalahkan kematian.
1 Korintus 15:55 berkata: ” Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah
sengatmu?”
Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang
telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Adam, manusia pertama, membawa seluruh manusia ke dalam maut oleh karena dosa, tetapi
Yesus Kristus telah membawa seluruh manusia kepada kehidupan kekal melalui kebangkitan-
Nya.  Barangsiapa percaya kepada-Nya akan beroleh hidup yang kekal.
Oleh karena maut telah dikalahkan, maka kita yang percaya kepada-Nya tidak perlu lagi takut
akan kematian.  Kematian merupakan suatu keuntungan, karena kematian tubuh jasmani ini
membawa kita kepada kehidupan kekal di dalam kerajaan sorga.
2. Kita hidup dalam kuasa Allah, sebab segala Kuasa di Sorga dan di bumi ada pada
Yesus.
Dalam Injil Matius 28:18,  Yesus berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di bumi.” dan sesudahnya Tuhan Yesus memberikan perintah Amanat Agung kepada murid-
murid.
Yesus adalah penguasa atas segala sesuatu, dan kuasa itu Ia berikan juga kepada para murid dan
segenap orang percaya untuk memanifestasikan kuasa Allah dalam kehidupan mereka untuk
menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan.
Sembuhkan yang sakit, bangkitkan orang mati, tahirkan orang kusta, usirlah setan-setan, itulah
perintah Tuhan kepada kita untuk memakai kuasa Tuhan dalam pelayanan.
Kuasa Tuhan Yesus kita pakai untuk berperang melawan roh-roh jahat yaitu kuasa iblis yang
bekerja di dunia ini.
Oleh karena itu, marilah kita berjalan dalam kuasa Allah dan memakai kuasa itu dalam
kehidupan kita, supaya kita berkemenangan.
Semua tantangan, pergumulan dan apapun masalah bahkan kuasa iblis tidak akan dapat
mengalahkan kita sebab ada kuasa Tuhan dalam hidup kita oleh kebangkitan-Nya.
3. Kita mengalami perubahan hidup secara rohani.
Roma 6:5-5 berkata demikian: “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-
Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Kita telah dipersatukan dengan kematian-Nya dan juga kebangkitan-Nya.  Dipersatukan dengan
kematian-Nya berarti bahwa kita telah mati bagi dosa dan semua keinginan dosa.  Dipersatukan
dengan kebangkitan-Nya berarti bahwa kita hidup dalam hidup yang baru yaitu kehidupan bagi
Tuhan.
Hidup kita sekarang ini bukanlah milik kita lagi, melainkan hidup yang dipersembahkan bagi
Tuhan karena memang adalah milik Tuhan.  Jadi, sebagai milik Tuhan maka kita harus hidup
dalam kehendak Tuhan yang sempurna, berbuah-buah secara rohani, dan tidak lagi hidup dalam
tabiat dan kebiasaan dosa.
4. Kita bersemangat dalam melayani Tuhan.
Dalam Injil Yohanes 21 diceritakan bagaimana para murid sedang mencari ikan dan disitu Tuhan
Yesus menampakkan diri kepada mereka semua. Perlu kita ketahui bahwa penampakan Yesus
bukanlah penampakan hantu, tetapi penampakan akan tubuh kebangkitan Tuhan.  Tubuh-Nya
yang bangkit itulah yang nampak kepada para murid.
Para murid yang tadinya merasa patah semangat karena Tuhan Yesus disalib dan mati, kembali
dibangkitkan semangatnya oleh kebangkitan Tuhan Yesus.  Ia sudah bangkit dan oleh karena itu,
kita harus bersemangat dalam melayani Tuhan, dan setia sampai mati. Para rasul begitu
bersemangat memberitakan berita kebangkitan dan penebusan Yesus bagi semua manusia, dan
mereka tetap bersemangat meskipun banyak tantangan dan bahkan aniaya. Bagaimana dengan
kita? masih semangatkah kita melayani dan mengiring Tuhan?  Arahkan mata iman kita kepada
Yesus, dan tanggalkan semua dosa dan kekuatiran serta keinginan duniawi, dan bangkitlah lagi
untuk selalu semangat melayani Tuhan.
Sungguh kita bersukacita oleh karena kebangkitan Tuhan Yesus merupakan kemenangan kita.
Kebangkitan-Nya juga memberikan kita pengharapan dan jaminan yang pasti  akan kehidupan
kekal bersama Tuhan dalam kerajaan surga.
Haleluya!
2.5. Kebangkitan Kristus dan Kepastian Hidup Orang
Percaya
Lagu tersebut merupakan lagu kemenangan yang diciptakan oleh Pdt. Charles Wesley. Lagu itu
digubah berdasarkan kebenaran Alkitab yang tidak tergoyahkan. Mengapa? Saya memberikan
beberapa catatan penting.

 1. Mari kita sadari bahwa berita kebangkitan Kristus merupakan keunikan dan keistimewaan
Kekristenan  yang tidak dapat disangkal. Berita itu tidak dapat disejajarkan dengan agama dan
kepercayaan mana pun.  Karena itu, nampaknya ada kelompok yang mencoba menggugat dan
meragukan ajaran  tersebut. Mereka menuntut bukti-bukti yang menurut mereka meyakinkan.

 2. Namun, apakah kebangkitan Kristus perlu dibuktikan?  Sebelum seseorang membuktikannya,
perlu kita perhatikan bahwa masalah  penolakan kepada kebangkitan Yesus, bukanlah karena
kekurangan bukti,  tetapi terletak kepada kurangnya kemauan dan kemampuan mengimani semua
informasi yang ada. 

 3. Ini adalah satu kenyataan yang tidak  dapat disangkal, bahwa seluruh Perjanjian Baru ditulis
dari perspektif  kebangkitan Yesus Kristus. Sebenarnya, apa yang dituliskan oleh  penulis-
penulis Perjanjian Baru, khususnya Matius, Markus, Lukas dan  Yohanes merupakan bukti nyata
dan konkrit, sesuai dengan fakta dan  realita yang mereka alami sendiri. 

 4. Fakta-fakta itu juga yang  disodorkan oleh rasul Paulus dalam 1Kor.15, yaitu satu pasal  yang
sedemikian jelas dan gamblang menguraikan fakta kebangkitan Kristus  serta implikasi dari
kebangkitan tersebut. 

 5. Namun apa yang  terjadi? Cukup banyak orang yang tetap tidak mampu menerimanya.
Sebaliknya, mereka mencoba membangun  teori baru, sesuai dengan apa yang  mereka 'imani'
untuk melawan fakta kebangkitan tersebut. Sebagai contoh adalah teori halusinasi, atau mayat
Yesus dicuri, dan sejenisnya. Itulah yang  dicoba dilakukan oleh segelintir filsuf dan teolog
radikal, seperti  David Hume dan Gerd Ludemann.

Ludemann, professor Perjanjian Baru dari  Universitas Gottingen -yang pemikirannya


dipengaruhi oleh David Hume-  menolak peristiwa kebangkitan Kristus tsb. Karena itu, dalam
bukunya  What really happened to Jesus? A Historical Approach to the  Resurrection, dia
menulis: "We can no longer take the statements about  the resurrection of Jesus literally... the
tomb of Jesus was not empty,  but full, and his body did not disappear but rotted away." (hal.
134-5).

Jadi, masalah kebangkitan, sekali lagi, adalah masalah beriman atau  kegagalan untuk percaya.

 Dasar yang Kokoh

 6. Berbeda  dengan Gerd Ludemann tersebut di atas, banyak ahli yang menerima dan
mensyukuri kebangkitan Yesus tersebut. Kita dapat menyebut sejumlah nama  ahli atau 'raksasa'
teologia yang menerima kebangkitan Yesus Kristus  tersebut.

Sebagai contoh adalah seorang teolog besar dan terkenal dari  Inggris, N.T, Wright. Dalam
bukunya setebal bantal itu dia menegaskan  bahwa kebangkitan Kristus yang bersifat tubuh
merupakan pusat iman dan  perilaku dari orang Kristen mula-mula. (The Resurrection of
the Son of   God, 685).

 7. Demikian juga, William Lane Crage pada kesempatan  debat terbuka dengan Gerd
Ludemann, tanggal 18-9-1997, di St Thomas More  Society of Boston College, menegaskan
bahwa laporan keempat Injil dapat  dipercaya (Assessing the New Testament Evidence for the
Historicity of  the Resurrection of Jesus).

Bahkan, seorang non Kristen Yahudi -yang  ahli dalam Perjanjian Baru- yaitu Pinchas Lapide
dalam bukunya The  Resurrection of Jesus: A Jewish Perspective  telah menyatakan bahwa dia
percaya bahwa Yesus dari Nasaret bangkit secara tubuh dari maut. 

 8. Jika demikian halnya, apa makna kebangkitan tersebut bagi kita orang  percaya? Barangkali,
seorang anggota jemaat yang cukup kritis dapat  bertanya, "Sekiranya Yesus benar-benar
dibangkitkan, apa hubungannya  dengan saya? Toh, yang bangkit adalah Kristus, dan bukan
saya".

Untuk itu,  kita dapat mengutip kalimat Yesus sendiri sebelum kematian dan  kebangkitanNya.
"Karena Aku hidup, dan kamupun akan hidup" (Yoh.14:19b).  

 9. Jadi, dari pernyataan Yesus tsb jelas sekali adanya hubungan  yang erat antara kebangkitan
Yesus dan kebangkitan orang percaya.  Sebagaimana rasul Paulus juga menegaskan bahwa
Yesus menjadi yang  pertama bangkit, "Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang
menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya" (1Kor.15:23). 
 10.  Perlu kita perhatikan bahwa sekalipun di dalam agama-agama lain kita  menemukan ajaran
yang kelihatannya sama dengan Kekristenan, namun  dalam  hal kebangkitan, ada perbedaan
yang sangat mendasar. Di mana  perbedaannya?

Memang agama lain juga mengajarkan tentang adanya  keselamatan dan kebangkitan orang mati.
Artinya, agama lain juga  mengajarkan adanya kehidupan setelah kematian. Tetapi yang menjadi
pertanyaan besar adalah siapakah dari mereka yang telah bangkit?

Siapakah dari pendiri-pendiri agama tsb yang telah bangkit? Jawabnya,  tidak ada. Jika belum
ada yang bangkit, lalu apa dasarnya umat dari  agama-agama tsb mengimani dan berharap
kepada kebangkitan setelah  kematian? 

 11. Bagaimana dengan kekristenan? Kebangkitan bukan  sekedar ide, tetapi fakta dan realita.
Kritus telah bangkit. Itulah  sebabnya kita mengerti bahwa rasul Paulus menuliskan berita
kebangkitan  itu merupakan hal yan sangat penting, (1Kor.15:3-4), di mana hal itu  menjadi dasar
yang kokoh dan jaminan pasti  bagi kebangkitan orang  percaya (ay.12 dstnya).

Itu menjadi kekuatan menjalani hari esok. Kebangkitan Kristus kembali membuktikan
bahwa Dia adalah Allah yang sanggup mengalahkan maut. Tidak ada yang dapat disejajarkan
dengan Dia (Yohanes 10:18b). Kebangkitan Kristus juga menjadi dasar yang kokoh
untuk mempercayai Alkitab. Perjanjian Lama telah menubuatkan berita yang 'tidak mungkin'
secara akal dan pengalaman itu (Yesaya 25:8)

 Demikian juga,  dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sendiri telah menubuatkan
kebangkitanNya berkali-kali, minimal empat kali (Matius 16:21; 17:22-23;20:19; 26:1-2).
Karena itu, kebangkitan Kristus juga mendorong umat untuk hidup kudus dan benar, tidak
menikmati dosa (1Korintus 15:32-34).

Akhirnya, Kebangkitan Kristus juga  memberi motivasi yang sangat kuat untuk
mengabarkan Injil, Kabar Baik, Kabar Keselamatan. Itu sebabnya, keempat Injil: Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes mengakhiri kisah Kristus dengan Amanat Agung (contoh, Matius
28:16-20).

Hal itu bertujuan, bukan Kristenisasi, tetapi agar berita pengampunan dosa, hidup kekal yang
telah diberikan oleh Tuhan Yesus dialami oleh semua orang berdosa, tanpa kecuali (Yohanes
3:16).

 12. Berita kebangkitan Kristus itulah yang dialami oleh Gary Habermas, seorang yang
menerima gelar  doktor dari Emmanuel College, Oxford dengan disertasi kebangkitan. Pada
tahun 1995, Habermas sangat terpukul dan sedih akibat kepergian Debbie,  istrinya yang
meninggal akibat penyakit kanker.

Tiga tahun kemudian,  Habermas menulis: "Kehilangan istri saya adalah pengalaman paling
menyakitkan yang pernah saya hadapi. Namun jika kebangkitan Kristus  dapat  menolong saya
melewatinya, itu dapat menolong saya melewati apa  saja. Itu bagus untuk tahun 30 Masehi, itu
bagus untuk tahun 1995 -ketika Debbie meninggal- dan itu bagus untuk waktu-waktu
seterusnya" (Lee  Strobel: The Case for Christ, 327).

 13. Kiranya pengalaman  Habermas itu juga menjadi pengalaman kita, sehingga segala macam
kesulitan, tantangan, jalan buntu bahkan ketidakmungkinan yang kita  hadapi, di dalam kuasa
kebangkitanNya, kita sanggup menghadapinya.

Bukankah Kebangkitan itu sendiri adalah ketidakmungkinan yang menjadi  mungkin?  Bersama
rasul Paulus, mari kita serukan "Yang kukehendaki  adalah mengenal Dia dan KUASA
KEBANGKITANNYA" (Fil.3:10).

3.1. Pandangan Umum dan Pandangan Alkitab


1. Pendahuluan

Pertanyaan “Siapakah saya?” selalu diajukan oleh setiap orang terhadap dirinya sendiri. Jawaban
atas pertanyaan ini pasti beragam bergantung dari sudut pandang ke-ilmuan (anthropologi,
sosiologi, psikologi, dsb.), juga dari pemahaman global (world-view) dan latar belakang
pengalaman hidup orang yang bersangkutan.
Jawaban atas pertanyaan itu akan menentukan sikap hidup, perkataan, dan per-buatan kita sehari-
hari. Sikap-sikap seperti rendah diri atau percaya diri, homoseksual atau heteroseksual,
overacting atau normal, dipengaruhi oleh citra dirinya.
Kita harus memiliki jawaban yang benar seperti yang memang dimaksudkan oleh Tuhan Allah
karena Dia adalah Pencipta kita. Alkitab adalah Firman Allah yang me-nyatakan dengan jelas
siapakah kita manusia, dan yang secara khusus berada di dalam Kristus.

2. Pandangan Umum

Dalam pandangan umum, manusia dikatakan berharga dan keberadaannya diakui orang lain
apabila ia memiliki kelebihan tertentu atau telah mencapai prestasi tertentu. Orang-orang yang
tampan dan cantik, sexy, pandai dan cerdas, kaya, kuat, bertubuh atletis dan kelebihan lainnya
mendapatkan tempat di hati masyarakat. Tetapi orang-orang yang berwajah biasa, terlalu gemuk
atau kurus, bodoh, miskin, lemah, sakit-sakitan, menyandang cacat, dan kekurangan lainnya,
sama sekali diabaikan.
Penolakan semacam ini membuat manusia berusaha sekuat tenaga untuk meng-atasi segala
kelemahannya. Itu tidak sepenuhnya salah sepanjang tidak menggunakan cara-cara yang salah
dan tidak terpuji. Tidak jarang orang memanipulasi dirinya agar tampil lebih menarik,
menggunakan aji pelet untuk menarik perhatian lawan jenis, mencari pesugihan agar menjadi
kaya, membeli ijazah dan gelar, dan sebagainya.
Mereka yang gagal mencapai itu semua kemudian lari kepada penyalahgunaan obat terlarang,
rendah diri, menutup diri, bahkan mengakhiri hidupnya secara tragis.

3. Pandangan Alkitab
Inilah citra diri yang benar dan sehat bagi kita yang ada di dalam Kristus:

1. Ciptaan Tuhan Allah yang segambar dan serupa dengan Allah sendiri (Kej. 1:26)
2. Diperlengkapi dengan berbagai kemampuan untuk menaklukkan bumi (Kej. 1:28)
3. Unik, berbeda satu dari yang lain, dan ditempatkan di berbagai belahan dunia (Kisah
17:26-28)
4. Ciptaan baru di dalam Yesus Kristus (2 Kor. 5:17)
5. Bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri (1 Pet. 2:9)
6. Anak-anak Allah yang berhak mewarisi janji-janji Allah (Roma 8:17)
7. Bait Roh Kudus (1 Kor. 3:16; 6:19-20)
8. Pilihan Allah untuk menjadi kawan sekerja Allah sendiri (1 Kor. 1:26-29; 3:9)
9. Terang Dunia dan Garam Dunia (Mat. 5:13-16)
10. Anggota Tubuh Kristus dengan berbagai talenta yang beragam (1 Kor. 12:11).

4. Bentuk Praktis

Setelah kita memahami keberadaan kita di dalam Yesus Kristus menurut apa yang dikatakan
Alkitab, selanjutnya secara praktis kita dapat mengambil langkah-langkah berikut:

1. Bersyukur kepada Tuhan untuk keberadaan kita sebagai ciptaan-Nya … sebagaimana


adanya, termasuk cacat yang disandang (2 Kor. 12:7)
2. Tidak iri melihat keberadaan orang lain, tetapi mengakuinya secara sportif
3. Berpikir positif dengan memfokuskan diri pada kelebihan yang diberikan Tuhan kepada
kita. Tuhan menerima kita … apa adanya (Kel. 4:2)
4. Meningkatkan potensi yang Tuhan berikan dengan cara yang benar, seperti: belajar
dengan tekun, menambah pengetahuan dan informasi, ber-olahraga, memgatur pola
makan, dan sebagainya.
5. Mengobarkan berbagai talenta yang Tuhan berikan dalam berbagai bentuk pelayanan.
Tidak ada pelayanan “rendahan” di hadapan Tuhan. Semua pelayanan dibutuhkan dalam
Tubuh Kristus.
6. Menolong orang lain memiliki citra diri yang sehat (Ibr. 12:12).

5. Kesimpulan

Dengan memiliki citra diri yang sehat, kita dapat memuliakan Tuhan, selalu ber-syukur dan
memiliki kerinduan mempersembahkan apa yang ada untuk melayani Tuhan, bahkan mampu
menolong orang lain agar memiliki citra diri yang sehat pula. Jangan menjadi serupa dengan
dunia ini, melainkan hidup menurut kehendak Allah (Roma 12:2).
3.2. Membangun Citra diri
Membangun Citra Diri

Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri kita sebenarnya. Ia juga
merupakan konsep diri tentang individu (Maxwell Maltz dalam Ranjit Singh Malhi,2005, Enhancing
Personal Quality). Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan
dan kegagalan, pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya secara
obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita.

        Menurut Mahali (2005),riset menunjukan bahwa kepribadian kita merupakan manifestasi sisi luar
dari citra diri kita. Semua kegiatan dan perasaan selalu taatasas dengan hal itu. Ia semacam pilot dan
sistem bimbingan otomatis yang mengendalikan dan memprogramkan kita apakah akan berhasil atau
gagal mencapai tujuan tertentu. Citra diri sangat dipengaruhi oleh performa kita sendiri. Sementara citra
diri memengaruhi perilaku dan perilaku memengaruhi performa. Citra diri dapat membatasi prestasi
kita; apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Dengan kata lain kita dibatasi hanya oleh keterbatasan
citra diri.

        Citra diri positif seseorang membuat dirinya berharga di mata orang lain. Contohnya antara lain
citra tentang kejujuran, ketegasan, wibawa, dan sikap tanpa kompromi dengan ketidakadilan. Orang
yang memiliki citra diri seperti itu relatif mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Simpati
orang lain selalu tertuju padanya. Akibat lanjutannya citra diri memacu antusias hidup yang
bersangkutan.
        Sementara itu banyak dari kita yang gagal mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik karena
lemahnya (negatif) citra diri kita. Jadi bukannya karena faktor kurangnya kemampuan dan bakat. Citra
diri yang lemah akan berakibat lanjut pada harga diri yang lemah. Mereka yang tergolong seperti ini
selalu merasa dirinya tidak bernilai dalam mengarungi kehidupan. Motivasi dan semangat hidupnya pun
rendah. Selalu dikungkung perasaan gagal. Mereka merasa menjadi korban masa lalu yang tidak sukses.
Dan tidak jarang orang lain bakal menegurnya, ”mengapa anda selalu merasa canggung berhadapan
dengan orang lain”?

        Untuk mengembalikan citra diri yang rendah, yang pertama sebaiknya kita rajin mengevaluasi diri.
Pahamilah unsur-unsur penting yang membentuk diri kita sebenarnya. Apa kekuatan dan kelemahan diri
kita? Seberapa jauh kita meyakini diri kita sendiri. Kemudian ”lawanlah” setiap citra diri kita yang
lemah.Kurangilah aspek-aspek yang menyebabkan citra diri kita lemah dengan cara memahami mana
perilaku baik dan mana yang buruk. Ubahlah citra diri lemah menjadi citra yang kuat lewat upaya
berpikir sukses ketimbang berpikir gagal. Dengan kata lain jangan rendah diri. Tidak ada salahnya kita
membuat daftar pemikiran negatif dan positif yang ditulis dalam kartu.Lalu secara periodik tengok dan
renungkanlah makna setiap isi daftar tersebut dari perspektif yang baru. Tentunya untuk membangun
citra diri dalam kehidupan nyata. Pada gilirannya jadikanlah diri kita sebagai sahabat terbaik bagi semua
orang.

 Pengertian Citra Diri

Gambaran umum tentang diri kita. Mirip kumpulan foto dalam berbagai Situasi (saat sendiri, bersama
orang lain, dahulu dan sekarang). Citra Diri juga merupakan Kesimpulan dari pandangan kita dalam
berbagai peran (sebagai anak, Mahasiswa, staff, manager) atau merupakan Pandangan kita tentang
watak kepribadian yang kita rasa ada pada kita (setia, jujur, bersahabat, judes, dll).

CITRA DIRI = Pandangan yang kita buat tentang diri kita sendiri

A. Konsep Diri dan Nilai Diri

Nilai diri adalah pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai
pribadi.

Nilai diri melibatkan penilaian dan evaluasi diri.Misalnya sukses atau tidak, kompeten atau tidak
Nilai diri ibarat PAPAN NAMA yang kita pampang di diri kita, sehingga orang lain bisa melihatnya, sebab
nilai diri memantul pada sikap tubuh, ekspresi wajah, nada suara, dan perilaku kita.
Orang lain akan menilai dan memperlakukan diri kita sesuai dengan kita sendiri menilai diri kita
Orang lain akan menghargai diri kita sejauh kita menghargai diri kita sendiri

Tanda-Tanda Nilai Diri yang Rendah

 Rasa Kepekaan yang berlebihan


 Rasa kebencian yang membara
 Obsesi bekerja keras, tanpa mempedulikan orang lain
 Menutupi perasaan, baik negatif maupun positif
M Perfeksionis, maunya serba sempurna
 Keinginan berlebih untuk menyenangkan orang lain
 Kaku (tidak fleksibel)
 Suka marah – marah
 Depresif (perasaan marah terhadap diri sendiri)

B. Konsep Diri dan Percaya Diri

Percaya Diri tidak sama dengan Egoisme atau kesombongan

Percaya Diri :

Sikap mau menerima diri sendiri apa adanya, menghargai diri sendiri, bangga terhadap diri sendiri dan
percaya terhadap kemampuan diri sendiri, berani mengakui siapa dirinya serta bahagia dan bersyukur
atas diri sendiri.

Egoisme :

Sikap mementingkan diri sendiri, menuntut bahwa orang diri kita harus didahulukan melebihi orang lain.
Egoisme tidak peduli pada orang lain

Kesombongan Diri :

Sikap menunjukkan atau menonjolkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada pada dirinya.

 C. Aku Cerdas (I am Smart)

Howard Gardner penemu Multiple Intelligences, mengatakan semua anak cerdas, tidak ada yang bodoh
apalagi idiot. Tetapi masyarakat hanya memandang dan mendewakan dua kecerdasan saja, yaitu
kecerdasan bahasa dan logika-matematis.

7  Kecerdasan dan Bentuknya

 Kecerdasan musik*, kemampuan membedakan pola titi nada, melodi, ritme dan nada

 Kecerdasan logika-matematika,* kemampuan untuk menghitung, mengukur, dan


mempertimbangkan proposisi dan melakukan hipotesa serta menyelesaikan operasi-operasi
matematis

 Kecerdasan Gerakan Badan atau Kinestetik*, kemampuan untuk menggerakkan obyek dan
ketrampilan fisik halus

 Kecerdasan Bahasa*, kemampuan untuk berpikir dlm bentuk kata dan menggunakan bahasa utk
mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks

 Kecerdasan Visual Spasial atau Ruang,* kemampuan untuk berpikir dalam tiga dimensi,
mengenali detail suatu obyek, dan mengekspresikannya dalam bentuk gambar atau lukisan

 Kecerdasan Antarpribadi atau Sosial,* kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan


orang lain, bekerjasama secara efektif

 Kecerdasan Intrapribadi,* kemampuan untuk membuat persepsi akurat tentang diri sendiri, dan
menggunakan pengetahuan itu untuk mengarahkan diri sendiri secara efektif
John Powell,
 Untuk bertumbuh & berkembang, kita perlu memangun citra diri yang positif

 Diri kita tidak seburuk yang kita sangka, sehingga kita perlu menelusuri akar
atau sumber yang menyebabkan citra kita yg negatif, terutama pengalaman masa kecil

 Perasaan yang sering menghantui kita : aku tidak berharga dan tidak pantasü dicintai sebab kita merasa
diri bukan siapa-siapa

 Persepsi bahwa diri kita sebagai seseorang yang berharga dan pantasü dicintai penting untuk
pengembangan diri kita. Keyakinan bahwa kita adalah seseorang yang berharga dan pantas dicintai
membentuk kepercayaan diri kita

 Persepsi positif tentang diri kita juga berpengaruh pada relasi kita denganü orang lain

3.3. Berdamai Dengan Diri Sendiri


Berdamai dengan Diri Sendiri

• Kalau mau jujur, kita semua merasa tidak puas dengan diri kita. Ada seribu satu alasan yg kita
ungkapkan

• Ada jurang antara yang kita harapkan atau yang idealkan tentang diri kita dengan kenyataannya.

• Ini menyebabkan perang di dalam diri kita.

• Kita perlu berdamai dengan diri kita = menerima diri (bersikap Realistis)

John Powell, mengatakan ada dua pribadi dalam diri kita

o Sisi buruk, terluka, marah, menjengkelkan

o Sisi baik, penuh perhatian, cinta kasih, kebaikan, pengertian

Unsur – unsur yang membentuk Citra Diri :

a. Keluarga, dari orang tua, kita menerima pengaruh keturunan terhadap


kepribadian misalnya : tubuh, kecerdasan, watak, pola pendidikan

b.Masyarakat, media-media yg menyediakan berbagai macam informasi serta norma yg berlaku di


masyarakat umum mempengaruhi pola pikir dan perilaku kita yang berdampak pada pembentukan
konsep diri

c.Teman Sebaya, ungkapan-ungkapan yg digunakan yg digunakan, perlakuan & penilaian oleh teman


menjadi acuan dlm menilai diri sendiri. Perbedaan-perbedaan antar pertemanan sering menjadi tolak
ukur yg penting dlm menbangun konsep diri

d.Pengalaman dalam kehidupan selanjutnya, mis : pengalaman berhasil atau gagal, dicintai atau dijauhi
orang.
Kabar baiknya !!! Citra Diri bukanlah bawaan, sesuatu yang diwariskan atau ditentukan secara biologis.
Citra diri berkaitan dengan pikiran kita, maka citra diri dapat berubah dan berkembang menuju yang
positif asal kita mau mengupayakannya.

Pembentukan citra diri merupakan gabungan dari potensi diri yang dirumuskan dalam IQ,  EQ, dan SQ
(Intuititive Ability  dan Value  ) yang dipengaruhi oleh latar belakang (motif dan citra) juga dipengaruhi
oleh dimensi waktu yang nantinya akan menghasilkan Visi (Wisdom dan Irfan). Secara sederhana
pembentukan citra diri dan konsep diri dapat digambarkan sebagai berikut:

Citra diri pada awalnya merupakan konsep diri yang digabungkan dengan peran sosial seseorang. Dari
konsep diri inilah, kemudian terbentuk sikap dan perilaku  diri seseorang. Hasil pembentukan citra diri
ini secara kasat mata dapat dilihat dari pola perilaku atau kebiasaan kita yang merupakan gabungan dari
keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Konsep gabungan ini yang kemudian dikenal dengan
kompetensi.

Konsep pola perilaku ini secara signifikan ditentukan oleh apa yang  seseorang pikirkan  mengenai
pikiran orang lain terhadapnya. Jadi penekananya adalah pentingnya respon orang lain yang
diinterpretasikan secara subjektif sebagai sumber data primer mengenai diri sendiri.

Perwujudan dan pembentukan citra diri dilakukan untuk bisa mengenali diri sendiri dan
membedakannya dengan orang lain. Kesadaran seperti ini tidak hanya  berlaku secara individual saja
tetapi dalam wujud kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil, selalu mempunyai
identitas kelompok yang berbeda dengan crowd (kerumunan). Sebagai  contoh, satu bangsa misalnya
Indonesia mempunyai lambang-lambang kenegaraan, bendera merah putih yang membedakannya
dengan bangsa lain, Lagu Indonesia Raya, Burung Garuda, dan sebagainya yang kesemuanya merupakan 
atau menandakan identitas  diri.

Salah satu tolak ukur dalam konsep diri adalah penghargaan diri yaitu perasaan anda mengenai nilai diri
(self worth). Penghargaan diri dapat dikaitkan dengan penampilan fisik, kecerdasan, sifat, dan
sebagainya dalam keanggotaan kelompok yang kesemuanya bersifat subjektif. Boleh jadi tidak ada
kaitan sama sekali antara keadaan sesungguhnya dengan perasaan mengenai nilai diri sendiri
(Sternberg dan Kolligian, 1990).

Jika kita yakin diri kita bernilai dan berharga, maka cara membawa diri, putusan yang kita buat, harapan-
harapan kita, akan mencerminkan penilaian tersebut dan orang lain pun cenderung melihat kita dengan
cara yang sama. Jika kita  berhasil memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan kita, kita tidak
akan membiarkannya jatuh sekalipun orang lain meragukan kemampuan kita. Kita akan menggunakan
setiap kesempatan untuk memperbaiki diri dan tidak akan membiarkan orang lain menjatuhkannya. 
Orang yang percaya diri sendiri mengetahui betul keterbatasan dirinya dan bekerja sebatas
kemampuannya. Mereka mempelajari cara-cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki kelemahan
tanpa harus terpuruk ke dalamnya.
Jangan remehkan kemampuan diri kamu, nanti kamu akan diremehkan oleh kemampuan itu sendiri.
Jangan berpuas diri hanya menjadi orang nomor dua, jadilah nomor satu

(Masrukhul Amri)

3.4. Citra Diri: Jadilah Seperti Yang Kau Pikirkan


Anda adalah apa yang anda pikirkan mengenai diri anda

Ingatlah selalu bahwa orang lain melihat kedalam diri kita sama seperti apa yang kita lihat ke dalam diri
kita.

Jadi, kalau kita:

·         menganggap diri kita sebagai mahasiswi yang tidak pintar, maka orang lain juga akan
menganggap diri kita tidak pintar.

·         menganggap diri kita sebagai orang yang tidak menarik, maka orang lain juga akan menganggap
diri kita tidak menarik.

·         menganggap diri kita sebagai seorang sekretaris yang tidak cekatan, maka orang lain juga akan
menganggap diri kita sebagai sekretaris tidak cekatan.

Sebaliknya, jika kita:

·         menganggap diri kita sebagai manusia yang penuh percaya diri, maka orang lain juga akan
menganggap diri kita sebagai manusia yang penuh percaya diri.

·         menganggap diri kita sebagai orang yang layak diperhitungkan, maka orang lain juga akan
menganggap diri kita layak diperhitungkan.

·         menganggap diri kita sebagai sekretaris yang profesional, maka orang lain juga akan
menganggap kita seorang sekretaris yang profesional.

David J Schwartz menyatakan bahwa:

Cara Anda berpikir menentukan cara Anda bertindak


Untuk mendapatkan respek dari orang lain, anda terlebih dahulu harus berpikir bahwa anda layak
mendapatkan respek. Dan semakin besar respek yang anda miliki untuk diri anda, semakin besar pula
respek yang diberikan orang lain kepada anda.

Jadi ringkasnya:

1.      Tampil penting; ini membantu Anda berpikir penting. Penampilan Anda berbicara kepada Anda.
Percayalah, penampilan ini mengangkat semangat Anda dan membangun kepercayaan Anda.
Penampilan Anda berbicara kepada orang lain. Pastikan penampilan Anda mengatakan, ’ini dia orang
penting; pandai, berhasil dan dapat diandalkan’.

2.      Berpikirlah pekerjaan Anda penting; maka Anda akan melaksanakan pekerjaan Anda jauh lebih
baik. Kalau Anda berpikir bahwa tugas-tugas perkuliahan adalah penting, maka yakinlah bahwa Anda
akan mengerjakan sebaik-baiknya.

3.      Beri diri Anda percakapan pendek pemberi semangat beberapa kali sehari. Misalnya; “Pada saat
ujian nanti saya akan mendapatkan nilai yang paling baik” atau “saya bisa menyelesaikan kuliah tepat
waktu”.

4.      Di dalam semua situasi kehidupan, bertanyalah kepada diri sendiri, ’Apakah ini cara orang penting
berpikir?” kemudian taati jawabannya.

Menurut Anis Mata, ada tiga tingkatan konsep diri yaitu :

1.      Aku diri: Aku seperti yang aku pahami.

Ini adalah cara kita mempersepsi diri. Setiap kita memiliki pemahaman seperti itu adanya. Ada
pemahaman yang terbentuk secara tidak sadar, tetapi setiap kita mengetahui, bahwa kita ini seperti
yang kita pahami.

2.      Aku Sosial: Aku seperti yang dipahami oleh orang lain yang ada di sekitar aku. Cara orang
memahami kita juga mempengaruhi diri sendiri.

3.      Aku Ideal: Aku yang aku inginkan.

Ada orang yang begitu kuat keyakinan tentang aku idealnya. Aku idealnya yang tidak memiliki korelasi
yang kuat dengan aku diri disebut pemimpi.
3.5. Faktor-faktor Pembangun Citra Diri Seseorang
Se

Citra Diri 

merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri sebagai makhluk yang
berfisik, sehingga citra diri sering dikaitkan dengan karakteristik-karakteristik fisik termasuk di
dalamnya penampilan seseorang secara umum, ukuran tubuh, cara berpakaian, model rambut dan
pemakaian kosmetik. Burns (1993)

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi citra diri seseorang ?


Proses mencari tahu bagaimana citra diri individu akan sangat menentukan citra diri individu
tersebut menjadi positif atau negatif. Jika prosesnya ternyata positif, terdapat faktor yang
mendorongnya untuk tetap seperti itu. Brown (1998) mengungkapkan faktor-faktor tersebut
adalah :

Faktor Perilaku

1. Perhatian selektif (selective attention) terhadap masukan yang mendukung citra


diri individu. Individu cenderung memilah-milah, masukan mana yang ingin
diperhatikanya.
2. Melumpuhkan diri sendiri, individu memunculkan sendiri perilaku tertentu yang
mengeluarkan kekurangannya.
3. Pemilihan tugas yang memperlihatkan usaha positif. Individu cenderung lebih
melihat masukan yang bersifat menunjukkan kelebihan mereka, daripada kemampuan
mereka sebenarnya (kemampuan yang kurang baik).
4. Bukti yang memperjelas perilaku mencari info strategis, individu cenderung
menghindari situasi dimana kekurangannya dapat terlihat dan individu cenderung
mencari masukan untuk hal yang mudah diperbaiki dari hasil kemampuan mereka.

Faktor Sosial

1. Interaksi Selektif, individu bisa memilih dengan siapa ia ingin bergaul.


2. Perbandingan Sosial yang bias, individu cenderung membandingkan dirinya dengan
orang lain yang menurutnya lebih rendah kemampuanya daripada dirinya.

James K.Van fleet (1997) merupakan tokoh terkemuka dalam bidang psikologi teknik motivasi.
Mengidentifikasikan citra diri yang positif dan negatif, yaitu :

Citra Diri Positif

1. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.


2. Berorientasi pada ambisi yang kuat dan mampu menentukan sasaran hidup.
3. Terorganisir dengan baik dan efisien (tidak terombang-ambing lagi tanpa tujuan dari hari
ke hari).
4. Bersikap mampu.
5. Memiliki kepribadian yang menyenangkan.
6. Mampu mengendalikan diri.

Citra Diri Negatif

1. Merasa rendah diri.
2. Kurang memiliki dorongan dan semangat hidup.
3. Lebih suka menunda waktu.
4. Memiliki landasan yang pesimistik dan emosi negatif.
5. Pemalu dan menyendiri (karena mendapat kritik dari orang lain, hinaan dan ejekan dari
teman).
6. Hanya memiliki kepuasan sendiri.

Manfaat Mengenali Berbagai Karakter Manusia


Dalam dunia pergaulan, baik itu dengan teman, rekan kerja hingga pasangan, penting bagi kita
untuk memahami 4 kepribadian ini. Dengan memahami kepribadian orang lain, tentunya akan
sangat membantu kita dalam berbagai hal. Menurut saya pribadi, setidaknya ada  manfaat yang
bisa kita dapatkan dengan memahami kepribadian orang-orang di sekitar kita. Manfaat tersebut
antara lain:
   
Mengurangi konflik
Misalnya seorang suami yang melankolis ternyata memiliki istri yang sanguinis. Dua
kepribadian ini jelas bertolak belakang. Suami yang melankolis ingin semua serba teratur di
rumahnya. Sementara istri yang cenderung sanguinis mungkin tidak terlalu telaten dengan urusan
rumah tangga. Nah dengan memahami kepribadian pasangan ini, tentunya akan mengurangi
konflik yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Suami mungkin bisa lebih bersabar
sementara istri bisa lebih berusaha lebih teratur.

Membantu dalam menyelesaikan masalah 


Dalam lingkungan pergaulan, kadang kita tidak bisa menghindari konflik yang terjadi. Entah
konflik dengan pasangan, rekan kerja hingga sahabat. Nah, setiap orang tentunya memiliki
caranya sendiri saat terlibat konflik. Mungkin ada yang lebih memilih diam namun ada juga yang
memilih menghadapi konflik secara frontal. Jika kita bisa memahami kepribadian orang lain,
tentunya kita bisa memilih bagaimana cara menyelesaikan masalah jika terjadi konflik dengan
orang lain.

Memudahkan dalam membaca situasi di dunia kerja


Dalam dunia kerja, pastinya kita akan dihadapkan dengan berbagai macam tipe karyawan. Jika
dikaitkan dengan kepribadian, mereka dengan kepribadian plegmatis mungkin akan terkesan
sebagai karyawan yang santai dan tidak banyak tingkah. Sementara mereka dengan kepribadian
koleris bisa menjadi rekan kerja yang menyebalkan karena suka memerintah. Nah, dengan
memahami kepribadian rekan kerja, tentunya akan memudahkan kita dalam membaca situasi
kantor, terutama jika dihadapkan dengan pekerjaan yang memerlukan kerja sama tim.

Membantu dalam proses pengasuhan anak


Dalam urusan parenting, memahami kepribadian anak pastinya akan sangat membantu dalam
pemilihan pola pengasuhannya. Anak dengan kepribadian koleris pasti berbeda dengan anak
dengan kepribadian melankolis. Jika seorang ibu sudah memahami bagaimana kepribadian
anaknya, tentunya akan memudahkan saat menghadapi kondisi anak yang sedang tantrum,
merajuk hingga saat mereka sakit.
 
Karier/ Pekerjaan Yang Sesuai untuk Tiap Karakter
Manusia
Tipe kepribadian bisa dibagi menjadi empat, yaitu sanguinis, melankolis, koleris, dan plegmatis.
Demi meraih karier terbaik, Anda disarankan menjalani pekerjaan yang sesuai dengan
kepribadian tersebut.

Nah, untuk mengungkap pekerjaan apa yang cocok untuk Anda, simak di bawah ini pilihan
karier berdasarkan empat kepribadian manusia.

1. Sanguinis

Tipe sanguinis terdiri dari orang-orang yang pandai bergaul. Mereka percaya diri, senang
berbicara, serta bisa menjadi sosok teman yang menyenangkan. Hal ini membuat mereka cocok
dengan pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain.

 Public Relations (PR)

Tanggung jawab seorang PR adalah menjaga reputasi perusahaan di depan masyarakat. Untuk
itu, perusahaan butuh orang-orang dengan karakter sanguinis untuk mengisi posisi ini.

 Marketing atau Sales

Meski sebenarnya merupakan dua profesi yang berbeda, namun di beberapa perusahaan
Marketing dan Sales dianggap sama, yakni mempromosikan dan menawarkan produk atau jasa
kepada calon konsumen. Tentunya untuk bisa menjalani tugas ini dibutuhkan karakter-karakter
sanguinis dalam diri Anda.

 Entertainer

Untuk menjadi seniman yang penampilannya ditonton publik, Anda harus punya kepercayaan
diri yang tinggi. Nah, kelebihan ini biasanya dimiliki oleh seorang sanguinis karena, bagaimana
Anda mampu menghibur orang lain jika Anda tidak cukup pede?

2. Melankolis

Seorang melankolis merupakan kebalikan dari sanguinis. Ia tidak terlalu banyak bersosialisasi
atau cenderung introver. Meski demikian, ia merupakan seorang pengamat yang baik.
Karenanya, orang melankolis lebih cocok dengan pekerjaan-pekerjaan berikut:
 Penulis

Seorang penulis lebih banyak bermain dengan ide dan riset. Orang sanguinis dipastikan tidak
akan nyaman dengan pekerjaan ini karena hanya berkutat dengan data dan tulisan. Tapi jika
Anda orang yang melankolis, pilihan karier satu ini bisa menjadi pertimbangan Anda.

 Analis

Kemampuan seorang melankolis dalam melakukan analisis dan riset yang mendalam bisa
menjadi modal bagi dia untuk melakoni profesi analis. Contohnya, analis pasar yang dituntut
untuk mampu mengumpulkan dan mengolah data, tanpa diharuskan melakukan banyak interaksi
dengan orang lain.

 Akuntan

Sebagai Akuntan, sebagian waktu Anda dihabiskan dengan menghadapi angka-angka di layar
komputer. Jika Anda mudah merasa bosan serta tidak memiliki karakter yang fokus dan teliti
seperti si melankolis, ada baiknya Anda berpikir ulang untuk menjalani profesi ini.

3. Koleris

Orang dengan tipe kepribadian koleris biasanya dominan. Sifat dasarnya adalah mengatur.
Umumnya orang-orang koleris adalah pekerja keras dan selalu menyibukkan diri dengan
berbagai kegiatan. Pekerjaan atau posisi mereka dalam pekerjaan pun biasanya menantang.

 Pengusaha

Tidak semua orang punya keinginan menjadi pengusaha. Apalagi pekerjaan ini cukup berisiko
serta belum tentu memberikan penghasilan yang tetap setiap bulannya. Namun, seorang koleris
justru melihat ini sebagai tantangan sehingga banyak dari mereka yang memilih karier sebagai
pengusaha.

 Pemimpin perusahaan

Jiwa memimpin yang dimiliki seorang koleris akan memudahkan jalannya untuk menduduki
jabatan tinggi di sebuah perusahaan. Sifatnya yang mendominasi membuatnya disegani oleh
orang-orang di lingkungan kerja.

 Motivator

Seorang koleris biasanya punya pengaruh yang kuat dalam kelompoknya. Itulah mengapa selain
sebagai pemimpin, sifat ini juga bisa menjadikannya sebagai motivator yang andal, karena apa
yang disampaikan atau dicontohkan olehnya mampu meyakinkan orang lain.
4. Plegmatis

Orang dengan tipe yang terakhir ini bisa dibilang merupakan pribadi yang tenang dan penyabar.
Orang plegmatis juga merupakan pendengar yang baik. Ia adalah sosok yang bisa diandalkan
sehingga sangat cocok dengan pekerjaan-pekerjaan berikut:

 Layanan pelanggan

Layanan pelanggan memegang peranan penting dalam menangani keluhan konsumen.


Konsumen tentunya berharap didengarkan serta mendapatkan solusi atas keluhannya. Sosok
plegmatis bisa mengisi posisi ini karena sifatnya yang mampu menenangkan.

 Guru

Menjadi tenaga pengajar tidak hanya menuntut ilmu pengetahuan dan gelar, tapi juga kesabaran
ekstra. Anda harus memahami karakter dan tingkah laku anak-anak yang beragam.
Beruntungnya bagi orang-orang plegmatis ini adalah keahlian mereka.

 Konselor

Anda tentu ingat dengan guru BK alias guru bimbingan konseling saat di bangku sekolah dulu.
Salah satu tugas pokok guru BK adalah menangani permasalahan para peserta didik yang
otomatis menuntut karakter-karakter seorang plegmatis.

Jadi, apa karier yang sesuai dengan kepribadian Anda?

Apapun pilihan karier serta perusahaan yang Anda tuju, pastikan untuk selalu mencari
informasinya terlebih dahulu di Jobplanet. Di sana, Anda bisa membandingkan berbagai
perusahaan, mulai dari budayanya, jenjang karier, hingga gaji dan keuntungan.
Membangun Karakter Kristen Yang Kuat
1.     Pengertian Karakter Kristen

Karakter sebagai, “tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lainnya” (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Karakter adalah istilah
psikologis yang menunjuk kepada “sifat khas yang dimiliki oleh individu yang membedakannya
dari individu lainnya”. Jadi, pada dasarnya karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada
kepribadian seseorang. Sedangkan Kristen adalah sebutan bagi seseorang yang telah menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-
ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, karakter Kristen disebut juga sifat-
sifat Kristen, yaitu kualitas rohani yang dimiliki seorang Kristen.

2.   Pembentukan Karakter

Setiap pribadi dikenali melalui sifat-sifat (karakter) yang khas baginya. Pembentukan pribadi
mencakup kombinasi dari beberapa unsur yang tidak mungkin dapat dihindari, yaitu unsur
Pembawaan dari lahir, unsur lingkungan, dan kebiasaan. 

(1) Unsur Pembawaan dari lahir adalah unsur-unsur yang dibawa (diwariskan) dari orang tua
melalui proses kelahiran, seperti keadaan fisik, intelektual, emosional, temperamen dan spiritual;

 (2) Unsur lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam membentuk karakter
dari pribadi seseorang. Unsur lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan tradisi
dan budaya, serta lingkungan alamiah (tempat tinggal); 

(3) Unsur kebiasaan adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang terus menerus dilakukan
menjadi suatu keyakinan atau keharusan. Kebiasaan-kebiasan ini akan turut membetuk karakter
seseorang.

PENTINGNYA KARAKTER KRISTEN

Alasan penting mengapa kita perlu mengajarkan dan menampilkan karakter Kristen adalah:
Kemerosotan moral. Karena saat ini sudah begitu luas kalangan yang merasakan terjadinya
kemerosotan moral. Pengajaran karakter adalah suatu perlawanan terhadap kemerosotan moral
dan terhadap modernisasi. Dalam zaman globalisasi dari modern saat ini kita semakin menyadari
berbagai aturan moral yang berbeda dari berbagai budaya yang berbeda. Saat ini kita hidup
disuatu zaman perjumpaan global dan keragaman budaya, dan itu membutuhkan kemampuan
untuk beradaptasi. Karakter dibentuk oleh orang-orang lain yang menjadi model  yang kita ikuti.
Orang tua, guru, pembina, pelatih yang menjadi model atau teladan bagi kita turut membentuk
karakter kita. Dengan dituntun atau mengikuti dan meneladani para model atau sosok lain yang
layak diteladani kita belajar mengenali dan mewujudkan berbagai kebiasaan, dan keterampilan
emosional dan intelektual yang dinyatakan oleh berbagai kebajikan.

Kita mengetahui bahwa identitas orang Kristen dikenal lewat dua kualitas yang secara jelas
dinyatakan sebagai “garam” dan “terang” dunia (Matius 5:13,14). Kedua hal  ini mengacu
kepada “perbedaan” dan “pengaruh” hal ini dapat diartikan yaitu bahwa orang Kristen secara
harus memikul beban moral secara konsisten dan konsekuen. Lebih jauh  ini bukan sekedar
penegasan, tetapi merupakan sebuah panggilan bagi orang Kristen untuk melibatkan diri dan
memberi solusi dalam masalah-masalah dunia ini tanpa harus menjadi duniawi.

Jika garam menjadi tawar maka ia tidak berguna (Matius 5:13). Dan jika terang disembunyikan
di bawah gantang maka ia tidak dapat menerangi semua orang (Matius 5:15). Karena itu,
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”     (Matius 5:16). Oleh
karenanya “perbuatan yang baik” menunjuk kepada perbuatan baik dalam pengertian moral,
kualitas dan manfaat. Dengan demikian, perbuatan baik adalah cermin dari kualitas karakter
seseorang.

Dari pemaparan di atas bisa dipastikan bahwa Seksi Bimas Kristen Kantor Kementerian Agama
Kota Ambon merasa pentingnya karakter hidup Kristen, “Hal ini merupakan tugas dan fungsi
akhir dari pendidikan Kristen”. Selanjutnya “Kita sebagai orang Kristen, selain memberikan
hidup kepada orang-orang yang kita didik, kita juga membentuk karakter diluar Hidup ini
merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang kita kabarkan, melalui Injil yang kita
tegaskan sebagai pusat iman.
Karena itu, Pemazmur mengingatkan kita “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mamur 90:12). Pada saat seseorang menjadi cukup
dewasa untuk menyadari betapa singkatnya hidup ini, maka ia mulai sadar betapa berharganya
seandainya ia telah belajar lebih awal untuk menjadi bijaksana dalam kehidupan. Paulus
menasihati, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari
ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti
kehendak Tuhan” (Efesus 5:15-17). Jika kita berusaha sungguh-sungguh untuk memiliki hikmat
dari Allah, kita akan lebih mampu meningkatkan kualitas diri, mengembangkan karakter dan
nilai-nilai yang mengalir dari hidup baru yang telah ditanamkan Allah dalam kita. Karakter kita
akan menjadi karakter yang saleh sehingga orang lain senang melihatnya, dan memuliakan Allah
(Matius 5:16).

“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak
baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan
buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” (Matius
7:17-18)
Sepuluh (10) Karakter Kristen Sesuai Alkitab
Untuk memenuhi karakter sebagai kepemimpinan Kristen harus memenuhi standar untuk
menjadi karakter yang beriman dan saleh dan tetap akan sesuai dengan jalan kebenaran Allah
pada prinsip gereja terhadap politik. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan kepemimpian Kristen
maka diharuskan untuk mulai mengembangkan karakter yang saleh yang ada pada orang
kebanyakan untuk menghidupkan sisi kemanusiaan dan kepemimpinan yang bisa mereka
lakukan sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab.

Adanya problematikan di masa sekrang dan banyak membuat ajaran dan nilai-nilai kerohanian
yang dimiliki setiap orang dengan melakukan kejahatan sesuai dengan sejarah agama kristen.
Banyak yang menuduh bahwa dengan apa yang telah terjadi sesuainya harus sesuai dengan bukti
dan fakta-fakta yang telah di tentukan.di dalam artikel terlebih menekankan bahwa Alkitab
tersebut akan selalu mengingatkan beberapa sektor yang memiliki karakter yang buruk akan
memperoleh kembangan pada hari-hari akhir. (Baca 2 Timotius 3:1-5)

Karakter kristen sejati akan membuat kita melihat dari cara pandang yang berbeda, untuk dapat
melihat roh zaman ini dan akan melihat bagaimana roh tersebut akan diwujudkan melalui adanya
tingkah laku, cara berfikir dan bagaimana gaya hidup kita. Berikut adalah daftar karakter Kristen
sejati yang akan menolong kita untuk mencapai karakter kepemimpinan dan akan mengajarkan
kita untuk bercermin akan bagaimana tingkah kita selama ini. Artikel ini jelas akan menjelaskan
dan menjabarkan tentang karakter kristen sejati yang harus kita semua terapkan dalam hidup kita
dan menjadi tujuan hidup orang kristen.

1. Tulus

Untuk melewati banyak bahaya yang ada disekeliling kita ini, maka kita harus memiliki rasa
takut yang sehat dalam menjalani hari-hari kita. Kita harus hidup disertai dengan kehidupan yang
benar-benar berubah dan memiliki pembaruan akal budi dan dapat mempercayai Allah setiap
hari. Harus memiliki sikap yang tulus tanpa memiliki gaya hidup yang munafik yang biasanya
akan melihat orang yang akan terlihat saleh dan rohani tetapi pada kenyataannya tidak disertai
dengan kehidupan yang berubah. Kita harus membatasi kemunafikan dan menggantinya dengan
ketulusan untuk menghindari dari kebohongan yang telah tersebar di sekeliling kehidupan kita
mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen.

2. Kasih
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes
4:8)

“kasihilah Tuhanmu, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihinilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.”(Lukas 10:2)

Hidup penuh kasih adalah kehidupan yang diberikan oleh Alkitab. Egoisme dan egosentris
adalah gambaran bagi orang yang memiliki perilaku yang umum saat seseorang mulai mencintai
sendiri. Untuk memulai hidup penuh kasih jangan tinggalkan untuk tetap mengasihi Tuhan dan
mengasihi sesamamu dan akan mengerti kenikmatan yang besar daripada mencintai Allah

3. Menghormati

Di dalam kehidupan kita tidak pernah hidup sendiri dan pastinya akan saling membutuhkan.
Sehingga pentingnya ada rasa saling menghormati satu sama lain. Allah memerintahkan kita
untuk menaati dan menghormati sesamanya terutama orang tua kita. Bahkan Allah berjanji untuk
memberkati ketika kita menghormati orangtua kita (efensus 6:2-3). kita harus tunduk kepada
pemerintah dan harus menghormati semua orang apabila ingin dhormati, dan apabila kita
melakukannya dengan cara yang benar maka kita telat menyenanglan Allah (1 Petrus 13-27).

4. Murah hati

Tuhan berfirman bahwa orang yang murah hati akan memiliki banyak kelimpahan dan apabila
menabur dengan murah hati maka kita juga akan menuainya dengan kemurahan hati juga.

“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi
minum.” (Amsal 11:25). ketamakan yang merupakan sifat yang cukup banyak dimiliki oleh
banyak orang. Terkadang semua yang melatarbelakangi adalah uang, bahkan orang-orang ini
terlalu mencintai uang sehingga menimbulkan sifat tamak didalam dirinya.

5. Rendah hati

Ketika kita merendahkan hati di hadapan Tuhan, Ia akan meninggikan kita (Yakobus 4:10). kita
haruslah bermegahan hanya saat kita di dalam Tuhan atau segala kemegahan yang kita lakukan
harus ada di dalam Tuhan (Mazmur 34:2). “Allah menentang orang yang congkak, tetapi
mengasihani orang yang rendah hati.” (Yakobus 4:6)

6. Murni
7. Memberikan semangat
8. Setia
9. Bersyukur
10. Memiliki iman yang sejati

Demikian penjelasan mengenai karakter Kristen sejati untuk menjadi cerminan perlikau kita.
Pada intinya semua karakter dari kehidupan Kristen haruslah dimiliki oleh semua orang yang
memang percaya kepada Tuhan, di dalam keadaan apapun dan dimanapun dia. Haruslah
senantiasa untuk membawa kematian Yesus dalam tubuh kita agar kehidupan Yesus nyata di
dalam tubuh kita. Salah satu yang harus selalu diingat adalah sebesar apapun masalah yang
dihadapi, percayalah bahwa semuanya dapat dilewati bersama Tuhan. Karena Firman Tuhan
mengatakan bahwa “Dalam segala kami ditindas, namun tidak hancur terjepit; kami habis akal,
namun tidak putus asa’ kami dianiaya, namun tidak ditinggalakn sendirian, kami dihempaskan,
namun tidak binas (ayat 9-10).

5.1.Moralitas dan Etika Kristen


*Moral: sikap & prilaku serta norma umum masyarakat
•Yang bermoral yang bersikap & prilaku sesuai norma norma umum masyarakat
•Etika tidak hanya menyangkut sikap dan prilaku tetapi juga motivasi dan keadaan batin, agama
yg mendasari sikap dan prilaku tsb.

* ETIKA: MENYANGKUT SOAL RUMIT/ PEMILIHAN KONFLIK/BUKAN HITAM DG


PUTIH/ TP ABU-ABU DG ABU-ABU

  * ETIKA TDK STATIS TP DINAMIS/BKN DAFTAR MATI TTG BOLEH ATAU TDK
DAN BAIK ATAU BURUK DARI ALKITAB

     * ETIKA KRISTEN DGN KRITIS ANALISA

  DAFTAR ITU KARENA IA BERHADAPAN DNG LINGKUNGAN YG HIDUP/BERUBAH

  * ETIKA KRISTEN BEDA DG ETIKA HEDONISME, UTILITAARISME, VITALISME

ALKITAB NORMA ETIKA KRISTEN

  * MANUSIA SEGAMBAR DGN ALLAH-NORMA UTAMA      BENAR ATAU SALAH


ADALAH KEHENDAK ALLAH

  * ALKITAB BERISI KEHENDAK ALLAH

  * MEMAHAMI KEHENDAK ALLAH DLM ALKITAB:

  - Latar belakang bagian Alkitab yg dipelajari

  - Pengajaran ttg kehendak Allah pd pembaca dulu

  - Pengajaran ttg kehendak Allah pd pembaca kini

  * 3 NORMA UTAMA DR ALK: 10 PT, P.IMAN, DOA BK


Kehendak Allah dalam Alkitab bukan datfar mati tentang benar atau salah baik atau buruk.
BENARKAH??????????

•1 Kor.11.4-6, 14-15
•Bagi jemaat Korintus tdk etis  perempuan tdk bertudung/berambut pendek
•Dasar dr Alk. Kej.2.18-23) dng pengajaran I Kor.11.8-9 ttg laki-laki yg butuh perempuan.
•Situasi umum masyarakat hal itu tidak pantas, bkn kesaksian yg baik, tp dandanan pelacur
•Kis.15.1-2, Kis 16: 19-21; 1 Kor.10.25-32.
•Bagi jemaat mula-mula tdk etis memakan daging yg dipersembahkan pd berhala
•Bagi jemaat Korintus etis memakan daging yg dipersembahkan pd berhala
•Dasar Alk. Mzm.26.1 & Situasi umum masy Kor: semua dg dipers pd berhala
•Catatan: hati nurani (sendiri & org) & tdk jadi batu sandungan.

DUNIA MODERN:

TANTANGAN BAGI SIKAP & PRILAKU ETIS

-----------------------------------------------------------------

MODERNISASI, di gelombang 1 hasilkan tekhnologi canggih di sektor pertanian, gelombang 2


industri, gelombang 3 tekhnologi informatika

MODERNISASI, akibatkan pergeseran2 dlm hidup masyarakat, masyarakat industri jadi


masyarakat informasi, terjadi ketegangan antara kultur lokal dg gaya hidup global, teknologi
paksa tp pilihan jadi  teknologi banyak pilihan
5.2. Umat Kristen Di Tengah Era Post Modern
Era Post Modern yang dimulai pada tahun 1990-an ditandai dengan kebangkitan semu agama-
agama di seluruh dunia. Kejujuran eksistensialistik (kejujuran tanpa etika dan standar kebenaran
mutlak dari agama) yang telah memberikan pukulan yang begitu berat pada inti iman (yang
selama ini menghidupi dan menjadi identitas agama) telah memaksa agama-agama besar untuk
mengubah misi mereka di tengah dunia ini. Tiba-tiba terjadi suatu konsensus bahwa agama tidak
lagi berbicara tentang kemutlakan doktrin, tradisi dan ajaran jalan keselamatan. Agama sekarang
mempunyai peran baru di masyarakat yaitu "transformasi", yang sebenarnya merupakan
manifestasi baru dari peran sosial di tengah dunia yang makin membutuhkan perdamaian,
keadilan dan cinta kasih. Dalam peran inilah, agama dipaksa mengadopsi jiwa toleransi dari
spirit relativisme. Suatu kondisi yang membuat kehadiran umat Kristen di zaman ini menjadi
dilema.

Pada setiap periode sejarah, umat Kristen menghadapi tantangan kesaksian yang berbeda. Pada
era Modem (mulai dengan revolusi Perancis tahun 1789 s.d. runtuhnya tembok Berlin di tahun
1989), dengan munculnya Romanticism, Rationalism, Empiricism dan Existentialism, umat
Kristen ditantang untuk membenahi imannya. Di tengah tekanan Biblical Criticism (Kritik
Alkitab) yang mempertanyakan kembali setiap bagian inti iman, umat Kristen mengalami
kegagalan dan mencoba menyembunyikan diri dengan melarikan diri dari realitas serta masuk
masuk ke dalam permainan religious art and culture. Biblical Criticism dengan pertanyaan-
pertanyaan yang tak mungkin terjawab secara memuaskan telah memecah belah kesatuan tubuh
Kristus. Sebagian terpaksa menyerah dan mengintegrasikan imannya dengan filsafat-filsafat
zamannya. Dan sebagian lagi mencoba menipu diri sendiri dengan mengabaikan pertanyaan-
pertanyaan zamannya dan mengembangkan jenis baru dari tingkah laku rohani yang "pada
dirinya sendiri" memberikan kepuasan batiniah. Itulah yang disebut art and culture. Maka
lahirlah Neo-Pentecostalism atau Charismatic Movements dengan 1001 macam manifestasi
"tingkah laku rohani yang baru", yang seolah-olah dapat memenuhi kebutuhan rohani di tengah
era Modern yang telah menggoncangkan setiap sendi iman.

Di tengah kebingungan peran ini, umat Kristen tidak lagi berpikir secara Kristen. Apa yang
menjadi inti iman tidak lagi menentukan sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya. Meskipun
mengakui kepentingan mutlak dari inkarnasi Anak Allah misalnya, dalam hati muncul kejujuran
eksistensialistik yang mengatakan, "Kalaupun aku tidak percaya akan inkarnasi Anak Alah, itu
pun tidak mengubah apa-apa." Skandal ini berlaku dalam hubungan dengan hampir setiap unsur
iman Kristen. Akibatnya, kepercayaan akan Allah Tritunggal, penebusan dosa melalui darah
Kristus, dsb hanya menjadi simbol-simbol agama yang mati, yang sebenarnya tidak menentukan
apa-apa. Kelompok Neo-Pentecostalism mengatakan bahwa yang terpenting adalah pengalaman
rohani yang memuaskan, dan kelompok yang lain menegaskan bahwa yang terpenting adalah
mengerti makna dari unsur-unsur iman tersebut untuk zaman ini. Bagi kelompok yang kedua ini,
hakekat Allah (Tritunggal), inkarnasi Anak Allah, penebusan dosa, dsb hanyalah simbol-simbol
iman. Apakah itu betul-betul nil dan historical itu tidak penting, karena yang terpenting adalah
"apakah makna dari hal-hal tersebut bagi kita sekarang ini".

5.3. Belajar Dari Kegagalan Umat Kristen di Era Modern


Pada era Modern, hampir setiap teolog besar (seperti Karl Barth dan Paul Tillich) berpikir
dengan orientasi filsafat zamannya. Mereka mencoba memakai bahasa dan pikiran zamannya
untuk mengkomunikasikan iman Kristen, tetapi mereka gagal untuk dapat memelihara inti iman
tersebut. Di tangan mereka, inti iman Kristen berubah menjadi simbol-simbol yang kosong, yang
makna dan beritanya sama saja dengan makna dan berita yang ada dalam setiap agama besar di
dunia ini. Benarlah yang dikatakan oleh Harry Blamires bahwa "There is no longer a Christian
mind... The Christian mind has succumbed to the secular drift with a degree of weakness
unmatched in Christian History" (The Christian Mind, London: SPCK, 1963, pp. vii, 3).
Dengan kegagalan-kegagalan di era Modern, umat Kristen memasuki era Post Modem dengan
kekaburan akan jati din atau identitas. Dan itu ditandai a.I. dengan:

Pertama, kecenderungan untuk menjadi anti intelektualisme. Anti intelektualisme tidak sama
dengan anti kemajuan ilmu pengetahuan. Banyak orang Kristen yang berpendidikan tinggi dan
menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan tapi tetap berjiwa anti intelektualisme. Dalam
hidup mereka, "inteiek" dalam arti yang sesungguhnya tidak dipakai sebagaimana mestinya.
Mungkin mereka dapat berpikir tentang berbagai ilmu, tapi pikiran tersebut tidak pernah
diperbaharui dan dipakai untuk menjadi wadah dari "mind of God/pikiran "Allah".

Bekas duta besar Amerika Serikat, Charles Malik telah mensinyalir kecenderungan ini. Dalam
pidatonya pada saat peresmian gedung Billy Graham Center di Wheaton College, tahun 1980,
beliau mengatakan: "I must be frank with you; the greatest danger besetting Christianity is the
danger of anti-intellectualism. The mind as to its greatest and deepest reaches is not care for
enough." (The Two Tasks. Downers Grove, III: Inter Varsity, 1980, pp.33). Pikiran orang-orang
percaya dengan segala potensinya tak pernah benar-benar dipelihara dan dikembangkan sesuai
dengan kebutuhannya. Pembaharuan mind/akal budi sebagai bagian integral dari persembahan
yang diperkenan Allah (Roma 12:1-2) tak pernah dikerjakan benar-benar.
Akibatnya, segala kekayaan dan rahasia surgawi yang disediakan Allah (Yoh 15:15) tak pernah
dipahami dan dihayati untuk direalisasikan dalam dan melalui kehidupan orang-orang percaya.
Tidak heran jikalau di tengah era Post Modern ini, umat Kristen kehilangan jati diri dan
mengalami kebingungan role (role confusion) tak tahu persis apa yang menjadi panggilan Allah
bagi dirinya.

Kedua, kecenderungan untuk menjadi apatis dan masa bodoh terhadap inti iman. Benih-benih
yang sudah ditabur di era Modern sekarang bertumbuh dan berbuah di era Post Modern. Banyak
orang Kristen tidak menyadah bahwa di dalam batin mereka inti iman mereka sudah hampir
lenyap. Pengenalan dan pergaulan pribadi dengan Allah yang seharusnya menjadi inti iman
sudah diganti dengan "cara (manifestasi iman yang baru) untuk mendapatkan pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pribadi". Mengherankan sekali betapa keinginan dan kebutuhan untuk
mengenal dan bergaul dengan Allah secara pribadi makin lama makin lenyap. Kebutuhan dan
keinginan pribadi menjadi begitu penting sampai umat Kristen tidak lagi mempedulikan apakah
hubungan dan pergaulan mereka dengan Allah masih hidup dan terus menerus berkembang.

Dalam bukunya, Finding God, psikolog Kristen Larry Crabb mensinyalir gejala ini dan
mengatakan dengan tepat sekali bahwa, "In today's world we have shifted away from finding
God toward finding ourselves. Fondness for ourselves has become the highest virtue... Feeling
better has become more important to us than finding God "(Grand Rapids, Zondervan, 1993, pp.
15-17).

Gejala seperti ini makin lama akan menjadi makin parah, karena Post Modern spirit telah
mengubah Allah menjadi "simbol iman agama". Akibatnya manusia menjadi makin tidak peduli
terhadap pribadi Allah dan pergaulan dengan-Nya. Yang terpenting adalah bagaimana memakai
simbol-simbol tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadinya. Di tengah
pergumulan dan persoalan-persoalan hidup ini, Allah hanyalah sarana untuk menyelesaikannya.
Orang tidak lagi bersedia bergumul untuk mendapatkan pengenalan yang dalam akan kehendak
dan pribadi Allah.

Kekristenan menghadapi krisis. Mailah kita saling menguatkan dan mendoakan dalam
menghadapi semua tantangan ini. Tuhan kiranya memberkati pelayanan kita semua.
5.4. Keluarga Kristen di Era Post Modern
Keluarga adalah institusi terkecil yang membangun sebuah masyarakat, namun juga sekaligus
yang mengalami tantangan yang paling besar seiring dengan perkembangan zaman. Secara
global, regional, maupun nasional, angka kasus perceraian dan rumah tangga dengan orang tua
tunggal terus meningkat. Hal ini semakin terlihat nyata di kota-kota besar dimana kohesifitas
masyarakatnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan di kota kecil atau bahkan di pedesaan.
Kehidupan di kota besar yang begitu penuh dengan kesibukan dan persaingan yang semakin
tinggi, menciptakan pribadi-pribadi yang semakin individualitis. Orang cenderung mencari
kesenangan dan kebahagiaannya sendiri, sehingga ketika hal ini diperhadapkan dengan
kehidupan di dalam pernikahan maka akan menimbulkan masalah yang cukup besar.

Peningkatan angka perceraian yang berakibat pada meningkatnya jumlah orang tua tunggal
kemudian berdampak pada generasi penerus (anak-anak). Hilangnya figur ayah atau ibu pada
anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal akan berefek pada perkembangan kepribadian dan
psikologis anak. Tantangan ini bahkan menjadi semakin bertambah di dalam keluarga Kristen.
Karena selain pergumulan untuk menjaga keutuhan dan keintiman, keluarga Kristen juga
menghadapi tantangan untuk tetap menjaga nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan di tengah
perubahan budaya dan gaya hidup modern saat ini. Kuatnya arus perubahan buadaya dan gaya
hidup ini tanpa terasa mulai mengguncang nilai-nilai dan tujuan keluarga yang ditetapkan Allah
pada mulanya. Sebagai contoh, pandangan relativisme yang berkembang di masyarakat modern
akhir-akhir ini, secara perlahan mulai masuk ke dalam keluarga. Pandangan ini mengatakan
bahwa di dunia ini tidak ada hal yang absolut, termasuk nilai kebenaran Firman Tuhan. Hal ini
adalah ancaman besar pada iman Kristen, terutama pada keluarga-keluarga Kristen.

Secara spesifik, kita akan melihat tantangan/ancaman apa saja yang dihadapi oleh keluarga
Kristen di era modern ini dan bagaimana kita dapat meresponi hal ini.
5.5. Tantangan Tantangan Bagi Keluarga Kristen Di Era
Post Modern

Perceraian
Seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa peningkatan angka perceraian yang cukup
fantastis akhir-akhir ini. Saat ini, keputusan untuk berpisah/bercerai mulai menjadi opsi yang
dapat diterima, bahkan tidak jarang mendapatkan dukungan. Komitmen di dalam janji nikah
bukan lagi dianggap sebagai sesuatu yang sakral, tapi lebih kepada seremonial.

Sikap masyarakat yang lebih permisif terhadap kasus perceraian, tidak berarti menghilangkan
efek dari perceraian yang begitu merusak, baik bagi kedua belah pihak yang bercerai, maupun
terhadap anak-anak mereka. Anak-anak dari orang tua yang bercerai memiliki kecenderungan
lebih tinggi untuk mengalami kegagalan dalam hal akademis dan menjadi anak yang bermasalah.
Itu sebabnya ketika Yesus mengatakan, “Apa yang dipersatukan Allah, tidak dapat dipisahkan
oleh manusia,” bukanlah suatu perintah yang tanpa alasan.

Sebagai orang percaya, kita harus selalu mengingat komitmen yang kita ucapkan di dalam janji
nikah kita. Ini adalah sebuah komitmen yang mengandung perjanjian (covenant) yang kudus.
Sadarilah bahwa pasangan kita adalah manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan dalam hal-
hal tertentu, dan seringkali keterbatasannya itu membuatnya gagal untuk mengatasi tekanan-
tekanan yang dihadapinya.

Materialisme
Di zaman modern ini, kita seakan-akan digiring kepada kehidupan yang serba meteriaslistik. Hal
ini sangat berbahaya bagi keluarga-keluarga Kristen. Mungkin orang tua hanya ingin
memberikan kepada anak-anak mereka sesuatu yang mampu mereka berikan. Tetapi ketika hal
ini mulai menjadi tidak terkendali, maka secara perlahan akan dapat menggeser fokus keluarga
yang tadinya tertuju kepada Allah menjadi kepada materi.

Firman Tuhan mengajarkan kita untuk memberi. Ini bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah
perintah yang harus dijalani oleh setiap orang percaya. Ajarkan anak-anak untuk mengembalikan
perpuluhan mereka sejak dini. Jangan lihat jumlahnya yang mungkin terasa tidak seberapa, tetapi
efek dari mengembalikan perpuluhan ini akan membentuk kebiasaan memberi pada diri anak-
anak Anda. Memberi adalah obat penawar yang paling ampuh bagi materialisme. Sebagai orang
tua, demonstrasikan kebiasaan Anda untuk memberi di hadapan anak-anak Anda dan ajarkan
kepada mereka untuk itu. Saat anak Anda mengalami sukacita dalam memberi, maka Anda
sudah membebaskan anak Anda dari cengkeraman materialisme.

Pengaruh Media
Masalah yang di hadapi oleh keluarga karena pengaruh media bukan hanya karena secara moral
apa yang ditayangkan di media saat ini lebih buruk dari masa-masa sebelumnya. Lebih daripada
itu, media saat ini lebih menggambarkan karakter dan tindakan moral yang rusak itu justru
sebagai pahlawan. Media menggambarkan pelanggaran hukum justru layak untuk dilakukan.

Pengaruh ini bisa mengendap-endap masuk ke dalam kehidupan keluarga Kristen, secara
perlahan menggerogoti landasan iman, kebenaran dan moral yang ditetapkan Allah bagi hidup
orang percaya. Itu sebabnya, penting bagi kita untuk memiliki mezbah keluarga. Waktu dimana
setiap anggota keluarga bukan hanya sekedar membaca Firman, tetapi juga merenungkan dan
mendiskusikannya, agar keluarga kita dapat memiliki dasar yang semakin kuat di dalam Kristus.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menonton acara televisi favorit atau film kesukaan kita. Tetapi
sebelum kita melakukannya, pastikan kita memiliki pemahaman dan iman yang teguh pada
kebenaran Firman Allah sehingga tidak akan hanyut terbawa arus perubahan budaya yang
ditawarkan melalui media saat ini.

Budaya Anti-Kekristenan
Budaya dimana kita hidup sekarang ini sebagai orang percaya adalah budaya yang sama sekali
tidak bersahabat. Di era milenial ini, kemerosotan moral semakin nyata, ketidakpedulian antar
sesama semakin mendekati titik nadir, kebahagiaan dan kesenangan diri sendiri menjadi hal yang
utama dalam kehidupan manusia. Hal ini adalah kekuatan penghancur yang dapat menggilas
habis keluarga-keluarga Kristen.

Firman Tuhan mengajarkan keluarga adalah tentang kasih, tentang komitmen dan saling
memahami; bukan tentang kesenangan diri sendiri. Dengan menempatkan Tuhan sebagai yang
terutama di dalam hidup kita, itu berarti kita membangun hubungan secara vertikal dengan Allah
yang kemudian akan berefek pada hubungan secara horisontal di antara anggota keluarga. Kita
belajar untuk hidup bersama dengan kerendahan hati dan saling mengasihi.

Masih banyak hal-hal lain lagi yang sedang mengintai banyak pernikahan dan keluarga Kristen
saat ini. Itu sebabnya, penting bagi kita untuk selalu hidup melekat kepada Tuhan, Sang Pokok
Anggur itu, agar keluarga kita dapat menjadi keluarga yang tumbuh dengan baik dalam
kebenaran Firman Tuhan serta menghasilkan buah. Kita perlu memiliki kerelaan untuk dibentuk
dan dibersihkan oleh Tuhan sebagai sebuah keluarga. Mungkin ada hal-hal yang selama ini perlu
Anda buang dari hidup Anda, atau sebaliknya, bisa juga ada hal-hal yang justru perlu Anda
bangun dan kembangkan di dalam diri Anda agar kehidupan pernikahan dan keluarga Anda
semakin kuat berakar di dalam kebenaran Firman Tuhan.

Keluarga Kristen dituntut bukan hanya untuk memiliki standar yang berbeda dengan dunia,
tetapi lebih daripada itu, keluarga Kristen dituntut untuk memiliki standar yang lebih tinggi,
yaitu standar kebenaran Allah. Menerapkan prinsip-prinsip Firman Allah di dalam keluarga akan
menolong kita untuk menghadapi tantangan-tantangan di era milenial ini. Ingatlah bahwa Allah
ingin kita hidup bahagia dan juga memiliki keluarga yang bahagia. 

6.1. Pengertian IPTEK


IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.  Ilmu adalah pengetahuan dan
yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi, menghasilkan
kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan menerangkan
gejala-gejala tertentu. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi menurut para ahli sebagai berkut:

a.       Karl Pearson mengatakan, ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.

b.      Ashley Montagu mengatakan ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem
yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prisnsip hal yang
sedang dikaji.

            Sedangkan teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti pekerjaan, dan
logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang
industri.

            Jadi ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus yang tetap, dan teknologi
merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. IPTEK
saling berkaitan, jika tidak ada ilmu pengetahuan, maka teknologi pun tidak akan ada.
6.2. Sejarah dan Pengaruh Gadget
Sejarah Gadget

Perkembangan gadget dari masa ke masa dimulai dari perangkat yang bernama Handphone yang
dikembangkan dari Telephone. HP pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1947.
Generasi gadget dimulai dari generasi ke 0 (OG) disebut dengan radio HT (Handy Talky),
generasi 1(1G) mulai menuju ke masa kini dengan penggunaan telephone seluler yang memiliki
antena tetapi terlalu berat dengan jangkauan terbatas dan masih dengan signal analog. Generasi
kedua, sudah muncul signal digital pada tahun 1990 dengan dua jaringan nirkabel yaitu GSM di
Eropa dan CDMA di A.S. Ditambah fitur yang canggih seperti pesan suara, panggilan tunggu
dan SMS. Bentuk telepon selular lebih kecil dan ringan. Generasi ke 3 (3G), internet sudah ada
digenggaman pada generasi ini, dengan jangkauan yang luas sampai ke seluruh dunia dapat
berkomunikasi dengan videocall karena sudah dilengkapi dengan kamera yang menjurus pada
multimedia. Generasi ke 4 (4G), hp pada masa generasi ini disebut smartphone sangat dekat
dengan manusia dan sebagian pekerjaan manusia dapat dibantu.

Pengaruh Gadget

Gadget adalah kemajuan teknologi yang banyak digandrungi orang dari semua kalangan usia.
Gadget dalam berbagai kemasan dan perkembangan yang menarik membuat setiap orang ingin
memilikinya. Munculnya aplikasi-aplikasi dalam fitur gadget (handphone) yang memberikan
kemudahan dalam menembus batas yang dahulu tidak mungkin.

1.       Dampak positif

a.       Mendapatkan informasi yang cepat

b.      Membantu dalam berkomunikasi

c.       Bisnis online yang banyak memberi keuntungan karena dapat melakukan transaksi dagang
tanpa bertatapan muka dengan unsur saling percaya.
d.      Informasi pendidikan dan lowongan pekerjaan baik swasta dan pemerintah mudah di akses
(didapat)

e.      Memudahkan dalam mencari nyanyian rohani ataupun umum dalam bentuk apa saja
termasuk video.

f.        Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru

 2.       Dampak Negatif

a.       Pemberian informasi, tanggapan, berita-berita yang belum tentu kebenarannya (hoax) lalu
memunculkan banyak kesalahpahaman karena berita yang simpangsiur seperti peristiwa yang
sekarang sedang ramai kasus gubernur DKI non aktif.

b.      Jika terlalu lama akan membuat punggung dan mata terasa sakit.

c.       Membuang waktu

d.      Menimbulkan CLBK (cinta lama belum kelar/cinta lama bersemi kembali).

e.      Penggunaan handphone di dalam gereja saat ibadah yang tujuan pertamanya membuka
aplikasi Alkitab namun lama kelamaan membuka aplikasi lain seperti FB, WA, IG, Path, dll.

Dunia Pendidikan pun tidak lepas dari sentuhan-sentuhan teknologi canggih, baik untuk
mengoptimalkan pembelajaran peserta didiknya maupun untuk kelengkapan fasilitas dan sarana
pendukung penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Kemajuan-kemajuan teknologi
informasi pada saat ini telah mengubah proses pembelajaran di sejumlah institusi pendidikan.
Hal ini tidak dapat dipahami karena informasi sudah menjadi indicator bagi kualitas seseorang.
Kedekatan dengan sumber informasi akan memudahkan untuk mengakses informasi yang
diperlukan. Lembaga pendidikan yang memiliki kelengkapan sumber informasi menjadi harapan
dan bahkan banyak diminati oleh anggota masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan
pendidikan.
6.3. IPTEK dalam Pandangan Alkitab
Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan sudah ada IPTEK.
Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu Firman Allah dan teknologi juga berasal dari Tuhan
yang dikembangkan melalui manusia.

      Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cerminan sikap kristiani
yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagaimana
tertulis dalam Kejadian 1:28.

“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertamba
banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.”

      Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mandat Allah
yang pertama untuk beranak cucu dan bertambah banyak manusia di bumi, dan berkuasa atas
ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang melahirkan di pikiran
manusia bagaiamana mereka dapat menguasai bumi sesuai yang dikehendaki Allah. Dan
pengetahuan  untuk melahirkan teknologi itu terdapat dalam Amsal 1:7a

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”

      IPTEK dalam pandangan Alkitab dapat ditemukan dalam Amsal 1:5, “baiklah orang bijak
mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan
pertimbangan”.  Berdasarkan kutipan ayat ini maka dituntut untuk setiap pribadi orang percaya
(sebutan lain bagi orang Krisen) menjadi bijak dalam mendengar lalu menjadi orang yang suka
belajar (menambah ilmu). Sehingga kecanggihan gadget tidak disikapi dengan negatif namun
dengan pertimbangan yang bijak. Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk kebutuhan
dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebab Tuhan sendiri yang memberikan pengertian dan
pengetahuan, keahlian, dalam berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel.35:31). Sebagai mitra
Allah maka manusia diberi kemampuan untuk mengetahui namun tetap dalam rasa hormat dan
tunduk terhadap otoritas Allah Sang Pencipta (Ams.1:7). Iman Kristen memberikan dasar kepada
kita untuk menerima perkembangan IPTEK yang ada dalam iman Kristen yang menjadi dasar
IPTEK adalah Tuhan. Mengutip perkataan Albert Einstein ‘ilmu tanpa agama adalah buta dan
agama tanpa ilmu lumpuh’ (religion without science is blind and science without religion is
lame).

6.4. IPTEK Dalam Pandangan Iman Kristen


Alkitab mengatakan, “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang
yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat
bahwa Allah sebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri,
menambah ilmu dan pengertian. Kita sebagai orang Kristen tetap menerima segala kemajuan
IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan. Hal ini berarti bahwa kita
tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.

1.      Iptek bagi kemuliaan Allah

            Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya
untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah
memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala
pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk
membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya
(ayat 31). Melalui ayat tersebut kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah
Allah. Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).

            Iman Kristen memberikan dasar kepada kita untuk menerima perkembangan iptek yang
ada. Dalam Iman Kristen yang menjadi dasar iptek adalah Tuhan dan hikmat dari Tuhan menjadi
pegangan bagi kita supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan karena iptek, seperti yang dikatakan
dalam Amsal1:7. Sehingga kita sebagai orang Kristen yang memiliki Iman Kristiani haru
menerima kemajuan iptek. Menerima dalam hal ini harus selaras dengan apa yang di firmankan
Tuhan dalam Alkitab. Karena jika kita menolak iptek, sama saja kita menolak firman Tuhan.
Sebab dikatakan dalam firman Tuhan,

“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan” (Ams 1:5)
            Jadi, dalam konteks ini kita sebagai orang Kristen tetap menerima segala kemajuan
IPTEK yang ada dengan dasar Iman Kristen, yaitu takut akan Tuhan. Maksudnya dengan
menghormati Tuhan dan taat kepada Tuhan. Manusia memang diciptakan Tuhan dengan
kemampuan untuk mengembangkan teknologi. Dan Iman Kristen berperan sebagai penyaring
mana yang baik dan buruk dalam perkembangan teknologi tersebut. Sehingga nantinya
perkembangan suatu Ilmu Pengetahuan dapat mendorong kita juga untuk lebih mendekatkan diri
dengan Tuhan, bukan justru menjauhkan kita dari Tuhan.

6.5. Sikap Yang Benar dalam Menghadapi IPTEK


Bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi perkembangan IPTEK? Apakah kita harus
menerima IPTEK dengan tangan terbuka?Ataukah kita harus menolak IPTEK demi
pemeliharaan iman kita akan Yesus Kristus? Menerima atau Menolak

Amsal 1 : 5

`“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan.”

            Dari ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa
mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan
pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian yang kita
dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan
sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas akal budi, kepandaian, kecerdasan dan
talenta yang dianugerahkanNya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan
IPTEK, dan menolak IPTEK berarti melanggar firman Tuhan.

Dalam Kejadian 1: 27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya)
yaitu untuk menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia
membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk memeriksa
alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan alam semesta. Untuk itu,
manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi orang beriman, melainkan sebagai jalan
untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat
memanfaatkan sains sebagai saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.

Beberapa fakta mengenai hubungan teknologi dan iman :

1.      Teknologi adalah tugas


            Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat suatu
penemuan harus menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi, sehingga setiap
temuan yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam semesta pada umumnya, dan
manusia pada khususnya. Pembuatan suatu teknologi yang memusnahkan umat manusia sangat
bertentangan dengan mandat yang diberikan oleh Tuhan

2.      Teknologi dan moral

            Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan
bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab,
yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan teknologi. Alkitab berisi
perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan manusia. Sehingga, dalam pemanfaatannya,
teknologi harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yang merupakan sumber moral  untuk
menghindari penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.

3.      Teknologi dan mujizat

            Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin, hari ini,
maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara teknologi senantiasa
berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu memberikan suatu kepastian bagi
manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap
orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.

            Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita di dalam menghadapi perkembangan IPTEK.
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Jadi, kita harus memanfaatkan IPTEK dengan
berlandaskan rasa takut akan Tuhan. Iblis seringkali memanfaatkan IPTEK sebagai sarana untuk
mencobai iman kita. Internet, ponsel, televisi, mobil, dll dapat membuat kita jatuh ke dalam
pencobaan. Apabila kita memiliki rasa takut akan Tuhan, di dalam hati kita selalu dipenuhi oleh
kuasa Roh Kudus sehingga kita tidak akan terjerumus ke dalam penggunaan IPTEK secara
negatif, malah kita akan menggunakan IPTEK bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi
kesejahteraan sesama manusia. Misalnya, seseorang ilmuwan yang hatinya dipenuhi oleh rasa
takut akan Tuhan tidak akan membuat senjata yang akan memusnahkan umat manusia, misalnya
senjata pemusnah massal atau nuklir. Walaupun, karyanya tersebut akan dibeli dengan harga
yang sangat mahal, hatinya tidak akan tergiur dengan perkara duniawi tersebut karena pikirannya
selalu dipenuhi oleh Roh Kudus. Ia akan senantiasa mengingat kebenaran firman Tuhan yang
menyatakan bahwa Allah memberikan amanat illahi bagi manusia untuk menaklukkan dan
menguasai bumi. Itu berarti, ia pun harus mengusahakan kesejahteraan bagi sesamanya, maupun
bagi seluruh makhluk di bumi.

            Sebaliknya, ilmuwan yang hatinya dipenuhi rasa takut akan Tuhan akan menciptakan
suatu obat-obatan yang murah untuk menyembuhkan penyakit yang langka. Talenta yang
dimilikinya tersalur dengan baik bagi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan nama Tuhan.

            Efesus 6: 10-17 memberi bekal untuk menghadapi tipu muslihat Iblis yang seringkali
memanfaatkan IPTEK sebagai sarananya.
4.      Perisai iman dan ketopong keselamatan

            Dengan keyakinan iman bahwa kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan maka kita
telah menjadimilik Kristus seutuhnya. Iman kita menjadi perisai yang melindungi kita sehingga
si jahat tidak akandapat mengambil kita dari pada-Nya. Ketika kita berada dalam posisi sulit
dalam pencobaan, kita tahudan yakin Tuhan akan menyelamatkan kita karena kita adalah milik-
Nya. Kita juga harus yakin bahwa hidup kita berharga di mata Allah, karena Kristus telah rela
mati di kayu salib demi menebus dosa kita. Oleh karena kita berharga di mata Allah, kita harus
hidup kudus, sama seperti Allah juga kudus, dan kita tidak boleh menodai kekudusan kita dengan
hal-hal yang fana.

5. Pedang Roh

a. Firman Allah

            Firman Allah menjadi pelita bagi kita saat berjalan dalam dunia yang semakin gelap.
Alkitab berisi perkataan Allah yang hidup. Membaca Firman Tuhan membuat kita semakin
mengerti akan kehendakNya dan semakin menggiatkan pengenalan kita akan Tuhan. Jika kita
menghayati dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari , Firman Tuhan akan tertanam dalam
hati kita dan menjadi senjata bagi kita untuk melawan godaan-godaan dari si jahat, karena
kebenaran Firman Tuhan adalah fillter yang paling baik bagi kita untuk menerima pengaruh-
pengaruh dari luar, termasuk kecanggihan teknologi. Firman Tuhan berisi apa yang boleh/ tidak
boleh kita lakukan. Misalnya, dalam Keluaran 20:14 tertulis jelas “Jangan Berzinah”. Oleh
karena itu, kita tidak boleh memanfaatkan IPTEK secara negatif, dengan membuka gambar/
video porno yang dapat meracuni hati dan pikiran kita dan membuat kita akhirnya jatuh ke dalam
dosa zinah.  Bahkan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam akan bertumbuh
dan berbuah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mazmur 1: 1-3). Orang yang sungguh
sungguh merenungkan dan melakukan firman Tuhan bukan hanya menjaga dirinya dari dosa tapi
juga menjadi saluran berkatbagi orang lain

b. Berdoa

            Berdoa merupakan cara berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Dengan berdoa
kitamengundang campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Doa seperti peperangan roh, Roh
Tuhanbekerja melawan si jahat, sementara kita diberi kekuatan untuk tetap bertahan dalam
pencobaandengan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan. Oleh karena itu ketika kita berdoa,
kita harus meminta supaya hati, pikiran, dan perbuatan kita senantiasa dijagai dan dilingkupi
oleh Roh Kudus agar kita dijauhkan dari godaan dan perbuatan dosa dan hidup kita senantiasa
seturut dengan kehendakNya.

Amsal 3:5

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri”
            Kita tidak boleh sombong atas pengetahuan dan akal budi yang kita miliki karena
semuanya itu hanya merupakan pemberian Allah, bukan hasil usaha kita sendiri. Kesombongan
akan kehebatan IPTEK berakibat pada perasaan tidak memerlukan Allah. Artinya, IPTEK-lah
yang akan menjadi allah kita, atau kita telah diperhamba oleh IPTEK. Dapat juga terjadi, kita
tetap memerlukan Allah, akan tetapi Allah kita tempatkan hanya sebagai pembantu atau
pelengkap saja. Kita menempatkan Allah sebagai ban cadangan. Padahal, iman Kristen
mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah anugerah Allah (solagratia). Anugerah itu hanya dapat
diterima oleh karena iman (solafide). Karena itu, selain takut akan Allah, kita juga tidak boleh
sombong dengan IPTEK yang kita telah kembangkan, karena IPTEK itu sendiri adalah anugerah
dari Allah.

Memang, IPTEK telah banyak mempermudah kehidupan umat manusia dalam segala bidang.
Namun kita harus senantiasa mengingat bahwa semuanya itu berasal dari Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi, sehingga kita harus tetap percaya dan beriman teguh kepada
Tuhan. Satu hal yang tidak dapat kita pungkiri, kita tetap memerlukan Tuhan dalam hidup kita.
Allah adalah sumber kehidupan. Kecanggihan entertainment  saat ini mungkin mampu
memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi hidup kita, namun itu semua sifatnya sementara,
tidak seperti sukacita dan kedamaian sorgawi yang Allah berikan atas hidup kita.[11]
6.6. Pemanfaatan IPTEK Sebagai Sarana Memuliakan
Tuhan
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk
membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi
mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk
membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat
mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya. Tuhan
juga telah menanamkan dalam hati mereka dengan kemampuan untuk mengajar dan memenuhi
hati mereka dengan keahlian untuk membuat pekerjaan-pekerjaan seorang ahli, yakni sebagai
pelaksana segala pekerjaan dan perancang segala sesuatu.

Sama seperti Allah yang telah memberikan pengetahuan dan keahlian bagi orang Israel yang
dipilihnya, untuk melaksanakan tugas membangun bait Allah, kita pun juga dipilih oleh Allah,
dan dikaruniai dengan kepandaian, kecerdasan, dan akal budi untuk melaksanakan pekerjaan
yang kudus bagi kemuliaan nama Allah. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih, kemuliaan nama Tuhan pun harus semakin termasyur. Kita harus memanfaatkan setiap
talenta yang kita miliki bagi kemuliaan nama Tuhan. Misalnya, bagi setiap kita yang dikaruniai
kemampuan lebih dalam bidang komputer dan internet, kita bisa melakukan video editting yang
berisi suatu kesaksian mengenai kasih Allah, dan mengupload video tersebut di Youtube,
sehingga setiap orang dapat menyaksikan kasih Allah dan video tersebut dapat menjadi berkat
bagi setiap orang yang menontonnya, atau kita bisa men-share ayat-ayat firman Tuhan melalui
status di Facebook, sehingga memberkati setiap orang yang membacanya. Melalui ayat ini kita
tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semuaitu dipakai untuk
melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).

Catatan Kritis
Teknologi yang memiliki tujuan membantu dan mempermudah manusia dalam memecahkan
persoalan terus-menerus meningkat baik jenis, kuantitas maupun kualitasnya. Dengan
menggunakan teknologi manusia dapat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan tertenu, bahkan
lebih cepat, biaya relatif rendah, dan dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak. Pada masa
sekarang orang dapat memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan,
berkomunikasi yang muda walaupun dalam jarak jauh, dan mengisi waktu luang dengan
permainan yang menantang. Bahkan yang lebih bahaya lagi apabila disalahgunakan ketika
beribadah. Kenyataannya manusia pada masa modern sekarang sudah hampir tidak lepas dari
teknologi untuk membantu dalam kehidupannya.

Dalam permasalahan tersebut Gereja harus bijak dalam menyikapi permasalahan gadget
dikalangan umat. Pandangan gereja yang menganggap bahwa teknologi itu jahat adalah
pandangan di masa lampau[12]. Gereja harus hadir untuk membawa terang dan pencerahan bagi
umat sebab gadget juga masuk dalam kehidupan gerejawi. Itulah sebabnya maka PAK dalam
gereja dalam berupa metode guna pencegahan ke arah penggunaan gadget yang negatif dan
berlebihan. Di awal penciptaan Tuhan sudah memberikan otoritas tertinggi kepada manusia
dibandingkan ciptaan lainnya (Kejadian 2:27-28). Otoritas tersebut harus dilaksanakan dengan
baik. Metode yang bisa diterapkan antara lain:

–      Gereja menanamkan dampak sisi positif dan negatif penggunaan gadget dalam bentuk
pengajaran yang bertahap.

–      Terapi Gadget dengan pengarahan  yang konsisten dan maksimal (seperti menon-aktifkan
hp saat beribadah dan tidak membuka aplikasi Alkitab dari gadget melainkan dari Alkitab yang
tercetak)

–      Gereja memberikan konseling pastoral kepada jemaat yang kecanduan gadget.

Anda mungkin juga menyukai