Anda di halaman 1dari 104

PERTEMUAN 1

PengantarHukum Tata Negara


PengantarHukum Tata Negara

I.             Kedudukan hukum tata negara dalam kurikulum Fakultas Hukum

Gelombangpasang Era Reformasi di Indonesia padatahun 1998


telahmendorongberlangsungnyaperubahanbesarsistemdanpraktikketatanegaraan
Indonesia. Sejak Era Reformasi, kehidupanketatanegaraan Indonesia menjadidinamis.

Fondasipentingdinamisasiketatanegaraantersebutadalah reformasikonstitusi yang
memungkinkanperubahanatauamandemenUndang-UndangDasar 1945.
Sebelumdilakukanperubahan, jumlahbutirketentuan yang tercakupdalamnaskahUndang-
UndangDasar 1945 yang asliyaituhanyaterdiridari 71 butirketentuan.
Setelahdilakukanperubahansebanyakempat kali dalamsaturangkaian proses
perubahandaritahun 1999 hinggatahun 2002, butirketentuandalamUndang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 melonjakdrastismenjadi 199 butir. Dari 199
butirketentuantersebut, hanya 25 butirketentuan yang berasaldarinaskahasli yang
disahkanolehPanitiaPersiapanKemerdekaan Indonesia padatanggal 18 Agustus 1945.
Sebanyak 174 butirketentuanselebihnyaataulebihdari 300 persenadalahketentuan yang
barusamasekali.

Padasisi lain, dibentuknyaMahkamahKonstitusiRepublik Indonesia (MKRI) sejaktahun 2003,


yang merupakanprodukperubahanUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, berperanpentingmendinamisasikehidupanketatanegaraan Indonesia.
Melaluikewenangan yang dimilikinya, MKRI
sebagaiperadilantatanegaramemberilapanganempirikbagipraktikyudisial di bidangHukum
Tata Negara. Sebelumberdirinya MKRI, Hukum Tata Negara
tidakmemilikilahanpraktikkecualipraktiknonyudisial di lingkunganlembagapolitik. Kehadiran
MKRI
memungkinkanberbagaipihakdariberbagailatarbelakangmengajukanpermohonanperkaraunt
ukmendapatkanputusandariMajelis Hakim Konstitusiataspersoalanketatanegaraan yang
merekahadapi.

AtasdasaritulahHukum Tata Negara Indonesia berkembangpesatdariwaktukewaktu.


Perkembangankehidupanketatanegaraan Indonesia
dewasainimulaimenggeserpraktikHukum Tata Negara
dariarahorientasiterlalupolitiskearahorientasi yang lebihpraktis.
PerkembanganinimenunjukkanbahwaHukum Tata Negara
menempatiposisipentingdalamkehidupanbernegara di Indonesia saatini.
Seiringdenganbangkitnyakesadarankonstitusional di kalanganwarganegara Indonesia,
antara lain sebagaimanatercermindaribanyaknyapermohonanperkara di MKRI,
kemudianmunculkebutuhanakanHukum Tata Negara yang berorientasilebihteknis-yuridis.
BidangHukum Tata Negara yang sebelum Era Reformasirelatifkurangpopulerbaik di
kalanganmahasiswahukum, mahasiswapadaumumnya, maupunmasyarakatluas,
kinimulaidisadarisebagaibidanghukum yang pentingdiketahuiolehberbagaikalangan.
InikemudianmenciptakankebutuhanpengetahuanHukum Tata Negara di
kalanganmasyarakatumum. Program KursusHukum Tata
Negara inidirancangkhususuntukmemenuhikebutuhantersebut, terutamabagikalangan yang
tidakberlatarbelakangpendidikanHukum Tata Negara.

II.         Peristilahandanpengertianhukumtatanegara

Hukum Tata Negara padadasarnyaadalahhukum yang


mengaturorganisasikekuasaansuatunegarabesertasegalaaspek yang
berkaitandenganorganisasinegaratersebut.
SehubungandenganitudalamlingkunganHukumKetatanegaraandikenalberbagaiistilahyaitu :

Di Belandaumumnyamemakaiistilah “staatsrech” yang dibagimenjadistaatsrech in


ruimerezin (dalamartiluas) danstaatsrech In engerezin (dalamartiluas). Staatsrech in
ruimerezin adalahHukum Negara. Sedangkan staatsrech in engerezin adalahhukum yang
membedakanHukum Tata Negara dariHukumAdministrasi Negara, Hukum Tata Usaha
Negara atauHukum Tata Pemerintah.

Di Inggrispadaumumnyamemakaiistilah “Contitusional Law”,


penggunaanistilahtersebutdidasarkanatasalasanbahwadalamHukum Tata Negara
unsurkonstitusi yang lebihmenonjol.

Di Perancis orang mempergunakanistilah “Droit Constitutionnel” yang di lawankandengan


“Droit Administrative”, dimanatitiktolaknyaadalahuntukmembedakanantaraHukum Tata
Negara denganHukumAministrasi Negara.

Sedangkan di Jermanmempergunakanistilah Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara


dan Verwassungsrecht: HukumAdministrasinegara.

Berikutdefinisi-definisihukumtatanegaramenurutbeberapaahli:

J.H.A Logemann

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturorganisasinegara. Het staatsrechtals het


rechtdatbetrekkingheeft op de staat -die gezagsorganisatie- blijktdusfunctie, dat is
staatsrechtelijkgesproken het amb, alskernbegrip, alsbouwsteentehebben. BagiLogemann,
jabatanmerupakanpengertianyuridisdarifungsi, sedangkanfungsimerupakanpengertian yang
bersifatsosiologis. Olehkarenanegaramerupakanorganisasi yang terdiriatasfungsi-
fungsidalamhubungannyasatudengan yang lain
maupundalamkeseluruhannyamakadalampengertianyuridisnegaramerupakanorganisasijab
atanatau yang disebutnya ambtenorganisatie.

Van Vollenhoven

Hukum Tata Negara adalahHukum Tata Negara yang


mengatursemuamasyarakathukumatasandanmasyarakatHukumbawahanmenuruttingkatan
nyadandarimasing-masingitumenentukanwilayahlingkunganmasyarakatnya.
danakhirnyamenentukanbadan-badandanfungsinyamasing-masing yang
berkuasadalamlingkunganmasyarakathukumitusertamenentukansususnandanwewenangb
adan-badantersebut.

Scholten

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturorganisasidaripada Negara.


Kesimpulannya, bahwadalamorganisasinegaraitutelahdicakupbagaimanakedudukan organ-
organ dalamnegaraitu, hubungan, hakdankewajiban, sertatugasnyamasing-masing.

Van der Pot

Hukum Tata Negara adalahperaturan-peraturan yang menentukanbadan-badan yang


diperlukansertawewenangmasing-masing, hubungannyasatudengan yang lain
danhubungandenganindividu yang lain.

Apeldoorn

Hukum Tata Negara dalamartisempit yang


samaartinyadenganistilahhukumtatanegaradalamartisempit,
adalahuntukmembedakannyadenganhukumnegaradalamartiluas, yang
meliputihukumtatanegaradanhukumadministrasinegaraitusendiri.

Wade and Phillips

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturalat-alatperlengkapannegara,


tugasnyadanhubunganantaraalatpelengkapnegaraitu. Dalambukunya yang berjudul
“Constitusional law” yang terbitpadatahun 1936

Paton George Whitecross


Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturalat-alatperlengkapannegara, tugasnya
,wewenangdanhubunganantaraalatpelengkapnegaraitu. Dalambukunya “textbook of
Jurisprudence” yang merumuskanbahwaConstutional Law deals with the ultimate question
of distribution of legal power and the fungctions of the organ of the state.

A.V.Dicey

Hukum Tata Negara adalahhukum yang


terletakpadapembagiankekuasaandalamnegaradanpelaksanaan yang
tertinggidalamsuatunegara. Dalambukunya “An introduction the study of the law of the
consrtitution”.

J. Maurice Duverger

Hukum Tata Negara adalahsalahsatucabangdarihukumprivat yang


mengaturorganisasidanfungsi-fungsipolitiksuatulembaganagara.

R. Kranenburg

Hukum Tata Negara meliputihukummengenaisusunanhukumdari Negara terdapatdalam


UUD.

Utrecht

Hukum Tata Negara mempelajarikewajibansosialdankekuasaanpejabat-pejabat Negara.

KusumadiPudjosewojo

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturbentuknegara (kesatuanatau federal),


danbentukpemerintahan (kerajaanataurepublik), yang menunjukanmasyarakatHukum yang
atasanmaupunyangbawahan, besertatingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang
selanjutnyamengesahkanwilayahdanlingkunganrakyatdarimasyarakat-
masyarakathukumitudanakhirnyamenunjukanalat-alatperlengkapan (yang
memegangkekuasaanpenguasa) darimasyarakathukumitu,besertasusunan
(terdiridariseorangatausejumlah orang), wewenang,
tingkatanimbangdaridanantaraalatperlengkapanitu.

J.R. Stellinga

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturwewenangdankewajiban-keawajibanalat-


alatperlengkapan Negara, mengaturhak, dankewajibanwarga Negara.

L.J. Apeldorn
Pengertian Negara mempunyaibeberapaarti :

·  Negara dalamartipenguasa, yaituadanya orang-orang yang


memegangkekuasaandalampersekutuanrakyat yang mendiamisuatudaerah.

·  Negara dalamartipersekutuanrakyatyaituadanyasuatubangsa yang


hidupdalamsatudaerah, dibawahkekuasaanmenurutkaidah-kaidahhukum

·  Negara
dalamartiwilayahtertentuyaituadanyasuatudaerahtempatberdiamnyasuatubangsadibawake
kuasaan.

·  Negara dalamartiKasatauFikusyaituadanyahartakekayaan yang


dipegangolehpenguasauntukkepentinganumum.

Setelahmempelajarirumusan-rumusandefinisitentangHukum Tata Negara


dariberbagaisumbertersebut di atas, dapatdiketahuibahwatidakadakesatuanpendapat di
antara para ahlimengenaihalini. Dari pendapat yang beragamtersebut,
kitadapatmengetahuibahwasebenarnya:

1.       Hukum Tata Negara adalahsalahsatucabangilmuhukum, yaituhukumkenegaraan yang


berada di ranahhukumpublik

2.       Definisihukumtatanegaratelahdikembangkanoleh para ahli,


sehinggatidakhanyamencakupkejianmengenai organ negara,
fungsidanmekanismehubunganantar organ negaraitu, tetapimencakup pula persoalan-
persoalan yang terkaitmekanismehubunganantar organ-organ negaradenganwarganegara

3.       Hukumtatanegaratidakhanyamerupakansebagai recht atauhukumdanapalagisebagai 
wet ataunormahukumtertulis, tetapijugamerupakansebagai lehre atauteori,
sehinggapengertiannyamencakupapa yang disebutsebagaiverfassungrecht
(hukumkonstitusi) dansekaligusverfassunglehre (teorikonstitusi)

4.       Hukumtatanegaradalamartiluasmencakupbaikhukum yang
mempelajarinegaradalamkeadaandiam (staat in rust)
maupunmempelajarinegaradalamkeadaanbergerak (staat in beweging)

Dari definisi-definisitersebutdapatditarikkesimpulan :
Hukum Tata Negara adalahsekumpulanperaturan yang mengaturorganisasidaripadanegara,
hubunganantaraalatperlengkapannegaradalamgarisvertikaldan horizontal
sertakedudukanwarganegaradanhak-hakazasinya.

III. ManfaatHukum Tata Negara

ManfaatHukum Tata Negara

1.     Menyebarluaskanpengertian-pengertianbaru yang terkandungdalamUndang-


UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca-amandemen.

2.     Mendorongmunculnyakesadaranwarganegara Indonesia
akanhakdankewajibanasasinyasebagaisubjekHukum Tata Negara Indonesia
berdasarkanUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.     Membantu para pemulamemahamigarisbesarruanglingkupilmupengetahuanHukum


Tata Negara.

4.     Mengakrabkanmasyarakat Indonesia denganpengetahuanHukum Tata Negara.

5.     MendorongperkembanganlebihlanjutstudiHukum Tata Negara di Indonesia.

NamundalammendalamiHukum Tata Negara,


kitaharuskembalimemahamiterlebihdahulugarisbesarnyafungsihukumada 4
tahapsebagaiberikur :

1.   Fungsihukumsebagaialatketertibandanketeraturanmasyarakat

2.   Fungsihukumsebagaisaranauntukmewujudkankeadilansosiallahirbatin

3.   Fungsihukumsebagaisaranapenggerakpembangunan

4.   Fungsikritisdarihuku, yaitudayakerjahukumtidaksemata-
matamelakukanpengawasanpadaaparaturpenegakhukumtermasuk di dalamnya

Hakikatnya, yang mempunyaitujuanadalahmanusia. Dengandemikian,


hukumadalahalatmanusiauntukmencapaitujuannya. Dalamhubunganini,
untukmenciptakantatatertibmasyarakat. Akan tetapi,
karenamanusiadanhukumtidakdipisah-pisahkan, makadikatakandengan tujuanhukum.

 
Tujuanhukum adalahketertibanmasyarakat. Hukumdiperlakukanuntukpenghidupan di
dalammasyarakat demi kebaikandanketenteramanbersama.
Hukummengutamakanmasyarakatbukanperseoranganataugolongan. Hukum pun
menjagadanmelindungihak-haksertamenentukankewajiban-kewajibananggotamasyarakat,
agar terciptasuatukehidupanmasyarakat yang teratur, damai, adil, danmakmur.

Berkenaandengantujuanhukum, terbagi 3 (tiga) teori, yaitu :

·     EthischeTheori

Menurutteoriini, tujuanhukumhanyaditempatkanpadaperwujudankeadilan yang


semaksimalmungkindalamtatatertibmasyarakat. Pendapatdemikiansudahterkenalsejak
zaman Aristoteles yang mengajarkan, bahwa yang
dimaksuddengankeadilanbukanlahkeadilan yang mutlak.
Keadilantidaksamadenganpersamaan, tetapiberartikeseimbangan. Artinya, tiap orang
dapatterjaminuntukmemperolehbagiannyasesuaidenganjasanya, daninilah yang
dinamakan keadilandistributif.

·     UtiliteisTheori

Menurutteoriini,
tujuanhukumialahkemanfaatanataukebahagiaanmasyarakatataumanusiasemata-mata.
Para penggantinya, J. Bentham, J. Austin, dan J.S. Mills bersemboyan : "the greatest
happiness for the greatest number".

·     GemengdeTheori (teorigabungan)

Menurutteoriini, tujuanhukumialahbukanhanyakeadilan, tetapijugakemanfaatan : Justice et


utilities. Penganutaliraninidiantaranya J. Schrasset,
berpendapatbahwabilamanaunsurkeadilansaja yang diperhatikan,
makahasilnyahanyalahketentuan-ketentuan yang memenuhikeadilanmutlak (absolute
justice), tetapitidakdapatmemenuhituntutan-tuntutandalampergaulansehari-hari.

PERTEMUAN 2

I.             Kedudukan hukum tata negara dalam kurikulum Fakultas Hukum

Gelombangpasang Era Reformasi di Indonesia padatahun 1998


telahmendorongberlangsungnyaperubahanbesarsistemdanpraktikketatanegaraan
Indonesia. Sejak Era Reformasi, kehidupanketatanegaraan Indonesia menjadidinamis.
Fondasipentingdinamisasiketatanegaraantersebutadalah reformasikonstitusi yang
memungkinkanperubahanatauamandemenUndang-UndangDasar 1945.
Sebelumdilakukanperubahan, jumlahbutirketentuan yang tercakupdalamnaskahUndang-
UndangDasar 1945 yang asliyaituhanyaterdiridari 71 butirketentuan.
Setelahdilakukanperubahansebanyakempat kali dalamsaturangkaian proses
perubahandaritahun 1999 hinggatahun 2002, butirketentuandalamUndang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 melonjakdrastismenjadi 199 butir. Dari 199
butirketentuantersebut, hanya 25 butirketentuan yang berasaldarinaskahasli yang
disahkanolehPanitiaPersiapanKemerdekaan Indonesia padatanggal 18 Agustus 1945.
Sebanyak 174 butirketentuanselebihnyaataulebihdari 300 persenadalahketentuan yang
barusamasekali.

Padasisi lain, dibentuknyaMahkamahKonstitusiRepublik Indonesia (MKRI) sejaktahun 2003,


yang merupakanprodukperubahanUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, berperanpentingmendinamisasikehidupanketatanegaraan Indonesia.
Melaluikewenangan yang dimilikinya, MKRI
sebagaiperadilantatanegaramemberilapanganempirikbagipraktikyudisial di bidangHukum
Tata Negara. Sebelumberdirinya MKRI, Hukum Tata Negara
tidakmemilikilahanpraktikkecualipraktiknonyudisial di lingkunganlembagapolitik. Kehadiran
MKRI
memungkinkanberbagaipihakdariberbagailatarbelakangmengajukanpermohonanperkaraunt
ukmendapatkanputusandariMajelis Hakim Konstitusiataspersoalanketatanegaraan yang
merekahadapi.

AtasdasaritulahHukum Tata Negara Indonesia berkembangpesatdariwaktukewaktu.


Perkembangankehidupanketatanegaraan Indonesia
dewasainimulaimenggeserpraktikHukum Tata Negara
dariarahorientasiterlalupolitiskearahorientasi yang lebihpraktis.
PerkembanganinimenunjukkanbahwaHukum Tata Negara
menempatiposisipentingdalamkehidupanbernegara di Indonesia saatini.

Seiringdenganbangkitnyakesadarankonstitusional di kalanganwarganegara Indonesia,


antara lain sebagaimanatercermindaribanyaknyapermohonanperkara di MKRI,
kemudianmunculkebutuhanakanHukum Tata Negara yang berorientasilebihteknis-yuridis.
BidangHukum Tata Negara yang sebelum Era Reformasirelatifkurangpopulerbaik di
kalanganmahasiswahukum, mahasiswapadaumumnya, maupunmasyarakatluas,
kinimulaidisadarisebagaibidanghukum yang pentingdiketahuiolehberbagaikalangan.
InikemudianmenciptakankebutuhanpengetahuanHukum Tata Negara di
kalanganmasyarakatumum. Program KursusHukum Tata
Negara inidirancangkhususuntukmemenuhikebutuhantersebut, terutamabagikalangan yang
tidakberlatarbelakangpendidikanHukum Tata Negara.

II.         Peristilahandanpengertianhukumtatanegara
Hukum Tata Negara padadasarnyaadalahhukum yang
mengaturorganisasikekuasaansuatunegarabesertasegalaaspek yang
berkaitandenganorganisasinegaratersebut.
SehubungandenganitudalamlingkunganHukumKetatanegaraandikenalberbagaiistilahyaitu :

Di Belandaumumnyamemakaiistilah “staatsrech” yang dibagimenjadistaatsrech in


ruimerezin (dalamartiluas) danstaatsrech In engerezin (dalamartiluas). Staatsrech in
ruimerezin adalahHukum Negara. Sedangkan staatsrech in engerezin adalahhukum yang
membedakanHukum Tata Negara dariHukumAdministrasi Negara, Hukum Tata Usaha
Negara atauHukum Tata Pemerintah.

Di Inggrispadaumumnyamemakaiistilah “Contitusional Law”,


penggunaanistilahtersebutdidasarkanatasalasanbahwadalamHukum Tata Negara
unsurkonstitusi yang lebihmenonjol.

Di Perancis orang mempergunakanistilah “Droit Constitutionnel” yang di lawankandengan


“Droit Administrative”, dimanatitiktolaknyaadalahuntukmembedakanantaraHukum Tata
Negara denganHukumAministrasi Negara.

Sedangkan di Jermanmempergunakanistilah Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara


dan Verwassungsrecht: HukumAdministrasinegara.

Berikutdefinisi-definisihukumtatanegaramenurutbeberapaahli:

J.H.A Logemann

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturorganisasinegara. Het staatsrechtals het


rechtdatbetrekkingheeft op de staat -die gezagsorganisatie- blijktdusfunctie, dat is
staatsrechtelijkgesproken het amb, alskernbegrip, alsbouwsteentehebben. BagiLogemann,
jabatanmerupakanpengertianyuridisdarifungsi, sedangkanfungsimerupakanpengertian yang
bersifatsosiologis. Olehkarenanegaramerupakanorganisasi yang terdiriatasfungsi-
fungsidalamhubungannyasatudengan yang lain
maupundalamkeseluruhannyamakadalampengertianyuridisnegaramerupakanorganisasijab
atanatau yang disebutnya ambtenorganisatie.

Van Vollenhoven

Hukum Tata Negara adalahHukum Tata Negara yang


mengatursemuamasyarakathukumatasandanmasyarakatHukumbawahanmenuruttingkatan
nyadandarimasing-masingitumenentukanwilayahlingkunganmasyarakatnya.
danakhirnyamenentukanbadan-badandanfungsinyamasing-masing yang
berkuasadalamlingkunganmasyarakathukumitusertamenentukansususnandanwewenangb
adan-badantersebut.

Scholten

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturorganisasidaripada Negara.


Kesimpulannya, bahwadalamorganisasinegaraitutelahdicakupbagaimanakedudukan organ-
organ dalamnegaraitu, hubungan, hakdankewajiban, sertatugasnyamasing-masing.

Van der Pot

Hukum Tata Negara adalahperaturan-peraturan yang menentukanbadan-badan yang


diperlukansertawewenangmasing-masing, hubungannyasatudengan yang lain
danhubungandenganindividu yang lain.

Apeldoorn

Hukum Tata Negara dalamartisempit yang


samaartinyadenganistilahhukumtatanegaradalamartisempit,
adalahuntukmembedakannyadenganhukumnegaradalamartiluas, yang
meliputihukumtatanegaradanhukumadministrasinegaraitusendiri.

Wade and Phillips

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturalat-alatperlengkapannegara,


tugasnyadanhubunganantaraalatpelengkapnegaraitu. Dalambukunya yang berjudul
“Constitusional law” yang terbitpadatahun 1936

Paton George Whitecross

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturalat-alatperlengkapannegara, tugasnya


,wewenangdanhubunganantaraalatpelengkapnegaraitu. Dalambukunya “textbook of
Jurisprudence” yang merumuskanbahwaConstutional Law deals with the ultimate question
of distribution of legal power and the fungctions of the organ of the state.

A.V.Dicey

Hukum Tata Negara adalahhukum yang


terletakpadapembagiankekuasaandalamnegaradanpelaksanaan yang
tertinggidalamsuatunegara. Dalambukunya “An introduction the study of the law of the
consrtitution”.

J. Maurice Duverger
Hukum Tata Negara adalahsalahsatucabangdarihukumprivat yang
mengaturorganisasidanfungsi-fungsipolitiksuatulembaganagara.

R. Kranenburg

Hukum Tata Negara meliputihukummengenaisusunanhukumdari Negara terdapatdalam


UUD.

Utrecht

Hukum Tata Negara mempelajarikewajibansosialdankekuasaanpejabat-pejabat Negara.

KusumadiPudjosewojo

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturbentuknegara (kesatuanatau federal),


danbentukpemerintahan (kerajaanataurepublik), yang menunjukanmasyarakatHukum yang
atasanmaupunyangbawahan, besertatingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang
selanjutnyamengesahkanwilayahdanlingkunganrakyatdarimasyarakat-
masyarakathukumitudanakhirnyamenunjukanalat-alatperlengkapan (yang
memegangkekuasaanpenguasa) darimasyarakathukumitu,besertasusunan
(terdiridariseorangatausejumlah orang), wewenang,
tingkatanimbangdaridanantaraalatperlengkapanitu.

J.R. Stellinga

Hukum Tata Negara adalahhukum yang mengaturwewenangdankewajiban-keawajibanalat-


alatperlengkapan Negara, mengaturhak, dankewajibanwarga Negara.

L.J. Apeldorn

Pengertian Negara mempunyaibeberapaarti :

·  Negara dalamartipenguasa, yaituadanya orang-orang yang


memegangkekuasaandalampersekutuanrakyat yang mendiamisuatudaerah.

·  Negara dalamartipersekutuanrakyatyaituadanyasuatubangsa yang


hidupdalamsatudaerah, dibawahkekuasaanmenurutkaidah-kaidahhukum

·  Negara
dalamartiwilayahtertentuyaituadanyasuatudaerahtempatberdiamnyasuatubangsadibawake
kuasaan.
·  Negara dalamartiKasatauFikusyaituadanyahartakekayaan yang
dipegangolehpenguasauntukkepentinganumum.

Setelahmempelajarirumusan-rumusandefinisitentangHukum Tata Negara


dariberbagaisumbertersebut di atas, dapatdiketahuibahwatidakadakesatuanpendapat di
antara para ahlimengenaihalini. Dari pendapat yang beragamtersebut,
kitadapatmengetahuibahwasebenarnya:

1.       Hukum Tata Negara adalahsalahsatucabangilmuhukum, yaituhukumkenegaraan yang


berada di ranahhukumpublik

2.       Definisihukumtatanegaratelahdikembangkanoleh para ahli,


sehinggatidakhanyamencakupkejianmengenai organ negara,
fungsidanmekanismehubunganantar organ negaraitu, tetapimencakup pula persoalan-
persoalan yang terkaitmekanismehubunganantar organ-organ negaradenganwarganegara

3.       Hukumtatanegaratidakhanyamerupakansebagai recht atauhukumdanapalagisebagai 
wet ataunormahukumtertulis, tetapijugamerupakansebagai lehre atauteori,
sehinggapengertiannyamencakupapa yang disebutsebagaiverfassungrecht
(hukumkonstitusi) dansekaligusverfassunglehre (teorikonstitusi)

4.       Hukumtatanegaradalamartiluasmencakupbaikhukum yang
mempelajarinegaradalamkeadaandiam (staat in rust)
maupunmempelajarinegaradalamkeadaanbergerak (staat in beweging)

Dari definisi-definisitersebutdapatditarikkesimpulan :

Hukum Tata Negara adalahsekumpulanperaturan yang mengaturorganisasidaripadanegara,


hubunganantaraalatperlengkapannegaradalamgarisvertikaldan horizontal
sertakedudukanwarganegaradanhak-hakazasinya.

III. ManfaatHukum Tata Negara

ManfaatHukum Tata Negara

1.     Menyebarluaskanpengertian-pengertianbaru yang terkandungdalamUndang-


UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca-amandemen.

2.     Mendorongmunculnyakesadaranwarganegara Indonesia
akanhakdankewajibanasasinyasebagaisubjekHukum Tata Negara Indonesia
berdasarkanUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.     Membantu para pemulamemahamigarisbesarruanglingkupilmupengetahuanHukum
Tata Negara.

4.     Mengakrabkanmasyarakat Indonesia denganpengetahuanHukum Tata Negara.

5.     MendorongperkembanganlebihlanjutstudiHukum Tata Negara di Indonesia.

NamundalammendalamiHukum Tata Negara,


kitaharuskembalimemahamiterlebihdahulugarisbesarnyafungsihukumada 4
tahapsebagaiberikur :

1.   Fungsihukumsebagaialatketertibandanketeraturanmasyarakat

2.   Fungsihukumsebagaisaranauntukmewujudkankeadilansosiallahirbatin

3.   Fungsihukumsebagaisaranapenggerakpembangunan

4.   Fungsikritisdarihuku, yaitudayakerjahukumtidaksemata-
matamelakukanpengawasanpadaaparaturpenegakhukumtermasuk di dalamnya

Hakikatnya, yang mempunyaitujuanadalahmanusia. Dengandemikian,


hukumadalahalatmanusiauntukmencapaitujuannya. Dalamhubunganini,
untukmenciptakantatatertibmasyarakat. Akan tetapi,
karenamanusiadanhukumtidakdipisah-pisahkan, makadikatakandengan tujuanhukum.

Tujuanhukum adalahketertibanmasyarakat. Hukumdiperlakukanuntukpenghidupan di
dalammasyarakat demi kebaikandanketenteramanbersama.
Hukummengutamakanmasyarakatbukanperseoranganataugolongan. Hukum pun
menjagadanmelindungihak-haksertamenentukankewajiban-kewajibananggotamasyarakat,
agar terciptasuatukehidupanmasyarakat yang teratur, damai, adil, danmakmur.

Berkenaandengantujuanhukum, terbagi 3 (tiga) teori, yaitu :

·     EthischeTheori

Menurutteoriini, tujuanhukumhanyaditempatkanpadaperwujudankeadilan yang


semaksimalmungkindalamtatatertibmasyarakat. Pendapatdemikiansudahterkenalsejak
zaman Aristoteles yang mengajarkan, bahwa yang
dimaksuddengankeadilanbukanlahkeadilan yang mutlak.
Keadilantidaksamadenganpersamaan, tetapiberartikeseimbangan. Artinya, tiap orang
dapatterjaminuntukmemperolehbagiannyasesuaidenganjasanya, daninilah yang
dinamakan keadilandistributif.

·     UtiliteisTheori

Menurutteoriini,
tujuanhukumialahkemanfaatanataukebahagiaanmasyarakatataumanusiasemata-mata.
Para penggantinya, J. Bentham, J. Austin, dan J.S. Mills bersemboyan : "the greatest
happiness for the greatest number".

·     GemengdeTheori (teorigabungan)

Menurutteoriini, tujuanhukumialahbukanhanyakeadilan, tetapijugakemanfaatan : Justice et


utilities. Penganutaliraninidiantaranya J. Schrasset,
berpendapatbahwabilamanaunsurkeadilansaja yang diperhatikan,
makahasilnyahanyalahketentuan-ketentuan yang memenuhikeadilanmutlak (absolute
justice), tetapitidakdapatmemenuhituntutan-tuntutandalampergaulansehari-hari.

Kedudukan HTN dalamSistematikaHukumBelanda


Hukumtatanegara atauhukumkonstitusiberurusandengankonstitusidanstrukturNegeriBelanda.
Hukumtatanegaramelibatkankekuasaanlembaga-lembagademokrasi,
penyelenggaraanpemilihanumum, danpembagiankekuasaanantarapemerintahpusatdandaerah.
Sepertihalnyapelaksanaan di banyakyurisdiksihukumsipildanberbedadenganpelaksanaan di
negara-negaraseperti Amerika Serikat, pelaksanaanhukumtatanegaraNegeriBelandaadalahbahwa
para hakim tidakdiperkenankanuntukmenentukankekonstitusionalansuatuhukum yang dibuatoleh
legislator (pemerintahdanparlemenketikabekerjasama).

Kedudukan HTN menurutSistematikaIlmuHukum Indonesia


KedudukanHukum Tata Negara dalamSistemHukum Nasional dapatdilihatdalamaturan-
aturanhukumdalamsuatunegarabersama-samasecarakeseluruhan yang
isisnyamerupakantatanan yang disebut Tata Hukum. Salah satu di antara Tata
Hukumituadalah Tata Hukum yang mengaturKetatanegaraan. Diantaraaturan-aturanhukum
yang berlakudalamsatunegaraterdapatkaitanatauhubungan, sehinggaterbentukmekanisme,
sistemsecaranasional yang kemudianmembentuksistemhukumnasional.

Aturan-aturanhukumdalamsuatunegarabersama-
samasecarakeseluruhanmerupakantatanan yang disebut Tata Hukum. Salah satu di antara
Tata Hukumituadalah Tata Hukum yang mengaturKetatanegaraan. Diantaraaturan-
aturanhukum yang berlakudalamsatunegaraterdapatkaitanatauhubungan,
sehinggaterbentukmekanisme, sistemsecaranasional yang
kemudianmembentuksistemhukumnasional.

Hukum Tata Negara termasukdalamdanmerupakansalahsatubagianhukumpublik.


Sebagaibagiandarihukumpublik, hukumtatanegaratermasukhukum yang
mengaturkepentinganumum, mengaturhubunganhukumantaranegaradenganalat-
alatperlengkapannya, danantaranegaradenganperseorangan yang
menyangkuthakdankewajibanwarganegaranya. Jadi, dalamsisitemhukumnasional yang
berlaku, hukumtatanegaramerupakanbagiantidakterpisahkandarikeseluruhanaturanhukum.
Bahkandapatdikatanbahwahukumtatanegaraadalahhukum yang
menentukanarahperjalanankehidupannegara, atauhukum yang mengemudikannegara.

3.     Kedudukan Hukum Tata Negara denganHukumAdministrasi Negara

Keduacabangilmuinimempunyaikaitan yang sangateratkarenamerupakansatubagian.


Namun, terdapatduakelompokberbedapendapat yang satudenganlainnya:

1.    KelompokPertama

Kelompokpertamainimembedakanhukumtatanegaradenganhukumadministrasinegaradeng
ansangattajam. Penganutteoriini, diantaranya Van Vollenhoven, Oppenheim, Logemann,
danStellinga.

a.    Van Vollenhoven

Perbedaandikemukakansecarayuridisprinsipiildankonsekuen. Prinsipiilberarti,
antarahukumtatanegaradanhukumadministrasinegaraterdapatperbedaan yang
tajamkarenadalammencaridasarperbedaan yang
bersangkutantidakmenghubungkannyadengan factor diluarhukum,
tetapididalamsifatdanhakikathukumitusendiri.

b.    Oppenheim

Hukumtatanegarasamadengannegaradalamkeadaantidakbergerak.
Sedangkanhukumadministrasinegaraadalahsekumpulanperaturanhukum yang
mengikatbadan-badannegarabaik yang tinggimaupun yang rendah. 3

c.    J.A. Logemann

Membedakansecaratajam, hukumdalamartisempit (staatsrecht in engerezin)


meliputin persoonleer dan gebiedsleer. Hukumadministrasinegara (administratiefrecht)
meliputiajaranmengenaihubunganhukum  leer der rechtbetrekkingen.
d.    J.R. Stellinga

Hukumtatanegaraadalahhukum yang mengaturhakdankewajibanwarganegara.


Sedangkanhukumadministrasinegaraadalahhukum yang
mengaturcarapelaksanaanwewenanghakdankewajibantersebutdalamhukumtatanegara.

2.    KelompokKedua

Kelompokkeduatidakmembedakanhukumtatanegaradenganhukumadministrasinegarasecar
atidaktajam. PenganutteoriiniadalahKranenburg, Van der Pot, danVegting.

a.    Kraneburg

Perbedaanantarahukumtatanegaradenganhukumadministrasinegaratidakprinsipiil.
Sehinggalebihtepatdisamakandenganhukumperdatadanhukumdagang.

b.    Van der Pot

Menurut Van der Pot,


perbedaanantarahukumtatanegaradenganhukumadministrasinegaratidakmembawaakibath
ukum.

c.    Vegting

MenurutVegting, hukumtatanegaradanhukumadministrasinegarapenyelidikannyasama.
Olehkarenaitu, tidakprinsipiilperbedaannya

PERTEMUAN 3

ObjekPenyelidikan HTN
OBJEK PENYELIDIKAN HTN

Rumusandari para SarjanatentangObjekPenyelidikanIlmu HTN :

 1.     PROF. BURKENSL
Ilmu HTN dimanaobjekpenyelidikannyadalam SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
dalamnegarasebagaimanadistrukturkandalamhukum. PengambilanKeputusan (Beslissing
System).

Contoh : Presidendan Wakil Presidendilpilihlangsungolehrakyat (Pasal 6A (1) UUD 1945):


Kedaulatan di tanganrakyatdandilakukanmenurut UUD (Pasal 1 (2) UUD 1945).

BURKENS jugamengatakandengansyarat-syaratpencalonanPresidendan Wakil


Presidenharusseorangwarganegara Indonesia
sejakkelahirannyadantidakpernahmenerimakewargaannegara lain, dan ....
Sehatrohanidanjasmani, danseterusnya.  Syarat-syaratuntukitudiaturlebihlanjutdengan UU.
Pendapat Prof. Burkensditentangoleh Prof.
Belinfanteakantetapikeduanyamempunyaikesamaan.

2.     PROF. BELINFANTE

Ilmu HTN objekpendekatannyaadalah SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SAMA,


akantetapiadanya DISTRUKTURKAN dan TIDAK DISTRUKTURKAN dalamhukum.  Kemudian
Prof Belinfantejugamengemukakantentang yang tidakditemukandalam HTN/UUD yaitu:
TidakDistrukturkan, misalnya :

·       Presidensetelahdipiliholehrakyatkemudianmembentukkabinet

·       Kepadasiapacalon-calonmenteriitudiajukan, dan lain- lain.


Tetapiadalahmerupakantugas STAATSBOEFERNAAR  (Pemberhenti HTN)
untukmewujudkanpelaksanaanhukumitu:

1.     Dalamhukumtertulis

2.     Dalamhukumtidaktertulis

3.     Dalamjurispurdensi (keputusanpengadilan) yang mempunyaikekuatanhukum yang


pasti (NEBIS IN IDEM) untukdilaksanakan.

PROF. BELINFANTE mengemukakanbahwasistem  pengambilankeputusan yang


tidakdistrukturkandalamhukumkarena HTN memuataturan-aturan yang
mengaturhubunganantarmanusia.

Contoh: SistemPengambilanKeputusan yang TidakDistrukturkan di Belanda :

·       PembentukanKabinet di Belanda
·       Menganutsistem Multi Partai

·       Kabinetatau Dean Menteri (Pemerintah)


bertanggungjawabkepadaParlemendanapabilakabinetmendapat MOSI TIDAK PERCAYA
dariparlemenmakakabinetharusmenyerahkanmandatnya,
dimanamandatitudiserahkankepadaRatu/raja (sebagaiKepala Negara).
Istilahinikabinetdalamkeadaan DOMISIONER: kabinet yang
jatuhdapatmelakukanpekerjaanrutinnyaakantetapitidakbolehmengambilkeputusan yang
mendasar.

·       LaluRatu (Kepala Negara) mendiskusikandengan para pembantu-


pembantunyaataupenasehatmembicarakansiapa yang
akanditunjukkansebagaipembentukkabinetdanwewenang yang menunjukadalahratu.

·       Kebiasaan di Belanda yang diangkatadalahpemimpinpartaipolitik yang


menyebabkanjatuhnyakabinet.

·       PembentukKabinetsetelahditujukandalamwaktu yang singkatsudahmembentukkabinet

·       Langkah-langkahdiambilsesudahdibentukkabinetadalah

1.     Pembentukankabinetharusberkonsultasidenganpartai- partaipolitik.

2.     Mengadakanpembicaraan-pembicaraandenganpartaipolitikmengenaisesuatupendapat-
pendapatmengenai program kerja.

3.     Pembentukankabinetberkerjasamadenganpartai-partaipolitik di belandatidakada 1⁄2


(setengah) daripartaipolitik yang menguasaidisebutKabinetKoalisi.

4.     PembentukanKabinetdanpartai-partaipolitikmembicarakan program-program yang


akandilaksanakansetelahmenghasilkansatu program yang terbaik, kemudianmemilih PM
danmenteri-menterinya. DONNER, ObjekIlmu HTN adalahPenerobosan Negara OlehHukum.
Artinyanegaraharusdipisahkandenganhukumatausebaliknya. Masalah HTN
itumengenaipenerobosanhukumkepadanegara.
Sebelumnyakitaharusmengetahuinegaraituapa?

MenurutLogemann, negaraadalahorganisasikekuasaan, disebutorganisasikekuasaan,


karenadalamnegaraadalembaga-lembaganegaraseperti MPR, DPR, DPD, Presiden, DPK, MA,
MK, KY.
Kekuasaanituapadanmengapanegaradianggapmempunyaikekuasaan?
Kekuasaanadalahkemampuanuntukmempengaruhidanmemaksakankehendaknyaataumeng
endalikanpihak lain ataukelompok lain.

Di dalamnegaraada 2 (dua) LingkupKekuasaan, yaitu :

1.     Supra strukturpolitik, misalnyaLegislatif, eksekutif, danYudikatif. Menurut UUD 1945:


MPR, DPR, DPD, PRESIDEN, BPK, MA, MK, KY

2.     Infra strukturpolitik, yaitu :

a)  Partaipolitik

b)  Tokohmasyarakat

c)  Golongankepentingan

d)  Golonganpenekan

e)  Media: elektronikdancetak

f)  Budayapolitikatauperilakupolitikrakyat

g)  Hubunganantarasipil/militerantarnegara

h)  Dan lain-lain

3.     Menurut Lord Acton (pakarpolitik): “Power Tends To Corrupt, Absolute Power Corrupts
To Absolutely”
artinyakekuasaanitucenderungbersalahgunaataumempunyaikecenderungandisalahgunakan
oleh yang memegangkekuasaan. Sehinggauntukmembatasikekuasaanharuslahdiciptakan
HUKUM/UUD sebagai: Cara PembatasanKekuasaan, yaitu :

1.     Masing-masingjabatanditentukandengantugasdanwewenangsertahak-haknya yang
jelas. Misalnya: TugasdanWewenangPresidenapa. DPR tugasdanwewenangapa? Dan lain-
lain. Hal inidilihatdari ISI nya.

2.     Pembatasankekuasaandilihatdarisegi WAKTU,
jadisetiapjabatannegaraharusdibatasi/ditentukandengan masa waktunya. Misalnya:
Presiden Indonesia masa jabatannya 5 tahundanhanyadapatdipilihsekalilagi (duaperiode).
Presiden Amerika Serikat masa jabatannya 4 tahunhanyauntukduaperiode; Presiden Filipina
masa jabatan 7 tahundanhanyasatuperiode.

4.     PROF. HIRSCH BALIN, yang dibicarakanbukanobjekilmu HTN


akantetapiobjekkonstitusitidakmenyatakanilmunya. Menurutbeliau,
bahwahukumkonstitusiadalahlebihsempitdari HTN, dan HTN termasukkedalamkonstitusi.
HTN dalamartiluassamadengan HTN dalamartisempit + HTP + HAN.
Kemudianbeliaumengatakanbahwahal-hal yang diluarkonstitusi (UUD)
tidaktermasukobjekpenyidikanconstitutionalrechtadalahaturan yang
menjadikonstitusiitusendiri. HTN sebagaikaidah-kaidahhukum yang
mempunyaiobyekpembahasan, yaitu :

1).  Obyekumum

         2).  Obyekkhusus

Obyekumum→kaidah yang
mengaturnegarapadaumumnyaApabiladalamilmunegaradipelajaripengertianpokoktentangn
egaradengantidakterikatkepadasuatunegaratertentu, melainkannegaradalampengertian
yang abstrak. Makadalamhukumtatanegarakitasudahmempelajarisuatunegaratertentu.
Negara inilah yang menjadiobyekumumdariHukum Tata Negara.
Misalnyaapabilakitabicaratentang Negara Indonesia makaobyekumumdariHukum Tata
Negara yang kitamaksudadalah Negara Indonesia
itusendiribukannegaradalamartiabstrakpadawaktumempelajarinegaradalam masa
kuliahilmunegara.

Obyekkhusus→kaidah yang mengaturtentangorganisasinegarapadakhususnya.

Obyekkhusus HTN ialahsusunankekuasaan yang terdapat di dalamnegara. Hal


iniberhubungandengankeberadaannegarasebagaisuatuorganisasikekuasaan.
Sebagaimanadikemukakanoleh Prof. Sumantri, SH yang berbunyi “Negara
adalahorganisasikekuasaan, dengandemikianmakaobyekkhusus HTN denganperkataan lain
adalahsusunankeorganisasiansuatunegara yang tertentu”. Jaditegasnyasecarakhusus,
kitamempelajarisusunansuatuorganisasinegara.

Sebabnyaadalah di dalamnegaraituterdapatduapusatkekuasaan, yaitupusatkepuasanpada :


1) Supratukturataususunanatas
2) Infrastuktur

SUPRATUKTUR

Supratukturpolitikadalahistilah yang menunjukkan/mengandungartistrukturatas. Di


dalamsupratukturiniterdapatlembaga-lembaganegarasepertibadaneksekutif,
badanlegislatif, badanyudikatif, dan lain-lain
badannegarasesuaidengansusunanlembaganegara yang diaturdalam UU/konstitusinegara
yang bersangkutan. Jadilembaga-lembaganegaraitudipandangsebagaipusat-
pusatkekuasaandalamnegara, dengandemikian MPR, Presiden, DPR, BPK, MA dan DPA
dapatkitapandang pula sebagaipusat-pusatkekuasaan Negara RI, padatingkatsupratuktur.

Kekuasaan yang dimilikiolehmasing-masinglembaganegara, adalahberbeda.


Jadidapatkitakatakan MPR adalahpusatkekuasaankostitutif.
Presidenadalahpusatkekuasaan/legislatif, DPR adalahpusatkekuasaanlegislatif, BPK
adalahpusatkekuasaaninspektif. DPA adalahpusatkekuasaankonsulatifdan MA
adalahpusatkekuasaankehakiman.

INSFRASTUKTUR

Infrastrukturpolitikadalahkehidupanpolitikrakyat yang merupakandasarbagisupratuktur.


Infrastrukturinimeliputibeberapaunsur/komponen/bagiandari :

1)  Sistemkepartaian/partaipolitik

2)  Kelompok-kelompokkepentingan

3)  Kelompok-kelompokpenekan

4)  Tokoh-tokohpolitik (lokal/nasional)

5)  Alatkomunikasipolitik (televisi, radio, suratkabar, dan lain- lain)

6) Budaya/perilakupolitikrakyat

7) Hubunganantarasipil/militerantarnegara
8) Dan lain-lain

MetodePendekatan HTN
METODE PENDEKATAN DALAM HUKUM TATA NEGARA

Dalamilmupengetahuanadaduahalpentingapabilakitahendakmempelajarisesuatubidangilmu
yang tertentu.
Keduahaltersebutialahmengenaiobyekdanmengenaimetodependekatanterhadapobyek.
Jikabidangilmu yang akankitapelajariadalahbidangilmuhukum, makatentusajaobyek yang
dibahasadalahkaidah- kaidahhukumnyaterutamakaidah-kaidahhukumpositifnyayaituhukum
yang berlakupadasuatuwaktudantempat yang tertentu.
Untukmendekatiobyekinimakadapatdipakaibeberapamacammetodeataucarapendekatan.
Pertama-tama kitabisamempelajarisuatuketentuanmenurutsusunanteksatauredaksinya.
Dari redaksiitumakakitadapatmengetahuiapasesungguhnyaisiketentuanitu.

Acapkalicarasepertiinikurangmemuaskan,
sehinggakitaperlumelakukanpembahasandenganmetodeataucara lain. Salah
satucaraialahdenganmempelajarisejarahterbentuknyaperaturan-peraturantersebut.
Kalaudengancarasepertiinihasilnyamasihtetapkurangmemuaskan, makadapat pula
dilakukancara lain lagiyaitudengancaramemperbandingkanapa yang dipelajaridenganhal
yang sama yang diaturolehdandaridalamperaturan yang lain. Di dalam HTN
adatigametodependekatan, yang dipakaiyaitu :

1. Metodeyuridis formal

2. Metodeyuridishistoris

3. Metodeyuridiskomperatif (metodeperbandingan)

MetodeYuridis Formal

Metodeyuridis formal adalahsalahsatumetodeataucarapendekatan yang


menitikberatkankepadamakna yang akandipelajari. Metodeyuridis formal
iniadalahmetodeutama yang lazimdipakai di dalamsemuabidanghukum.
Olehkarenaitudalamhubungannyadenganbidang HTN, makametodeyuridis formal inidapat
pula kitapakaisebagaimetodependekatanterhadapobyek yang akankitapelajariyaitukaidah-
kaidah HTN positif. SebagaicontohmisalnyakitainginmempelajariPasal 6 ayat (2) UUD 1945
(sebelumdiamandemen) yang menyatakan “Presidendan Wakil
Presidendipilihdandiangkatdengansuaraterbanyak”. Pasal 6A (1) UUD 1945
(sudahamandemen): “Presidendandan Wakil
Presidendipilihdalamsatupasangansecaralangsungolehrakyat”.
Apabilakitamemakaimetodeyuridis formal yang kitapelajariadalahapaisipasalitu. Dari
sinilahkitadapatmenarikpengertianapa yang dikehendakiolehbunyi/redaksipasalini.

MetodeYuridisHistoris (MetodeSejarah)

Adakalanyahasil yang dicapaidenganmetodependekatanyuridis formal tidakjelas,


sehinggatidakdapatdiketahuiapapengertian yang dikandungdidalamsuatuketentuan.
Olehsebabitudapatdipakaimetode lain yaitumetodeyuridishistoris.
Denganmetodeinikitamempelajarisejarahterbentuknyaketentuan di maksud.
MisalnyasebagaicontohkitaambilPasal 6 ayat 1 UUD 1945 (sebelumdiamandemen) yang
menyatakanbahwa “ Presidenadalah orang Indonesia asli”. SedangdalamPasal 6 (1) UUD
1945 (sudahamandemen): “CalonPresidendan Wakil Presidenharusseorangwarganegara
Indonesia sejakleahirannyadantidakpernahmenerimakewarganegaraan lain
karenakehendaknyasendiri, tidakpernahmengkhianatinegara,
sertamampusecararohanidanjasmaniuntukmelaksanakantugasdankewajibansebagaiPresid
endan Wakil Presiden.

MetodeYuridisKomperatif

Metodeyuridiskomperatifinimaksudnyaadalahuntukmemberikanpenjelasansesuatudenganc
aramemperbandingkan. Misalnyasebagaicontoh, dalamPasal 7 UU 1945 disebutkanbahwa
“Presidenmempunyai masa jabatan lima tahundansesudahnyadapatdipilihkembali.
“Untukmemahamimaksudpasalinidanuntuklebihjelaslagi,
makakitadapatmemperbandingkanpasalinidenganpasal yang mengaturhal yang
samadalamkonstitusinegara lain, misalnya Amerika SerikatdanPhilipina. Dalamkonstitusi
Amerika Serikat. Masa jabatanPresidenadalahadanyabatasan masa batasan/kekuasaan.
Pembatasankekuasaanadalahdianggapperlukarenaadanyakecenderunganbagisipemegang
kekuasaanuntukmenyelewengkankekuasaannyasepertidikatakanolehLoard Acton, “Power
tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely”, yang artinyabahwa,
“kekuasaancenderungdisalahgunakan, kekuasaan yang mutlakpastidiselewengkan.

Dalamhubungannyadenganpembatasankekuasaaniniadaduacara yang
dapatditambahyaitu :

1. Membatasikekuasaanmenurutwaktunya

2. Membatasikekuasaanmenurutisinya

 
Pembatasankekuasaanmenurutwaktunya, misalnyaadalahPasal 7 UUD 1945
(sebelumdiamandemen) yaitupembatasankekuasaanPresidenselama lima
tahundansesudahnyabisadipilihkembali. Pasal 7 UUD 1945 (setelahamandemen) :
“Presidendan Wakil Presidenmemegangjabatanselama lima tahun,
dansesudahnyadidapatdipilihkembalidalamjabatan yang sama, hanyauntuksatu kali masa
jabatan”.

Pembatasankekuasaanmenurutisinya, misalnyaialahseperti yang


telahdikemukakanolehteoriMontesqiuyaituadapembatasankekuasaandimanakekuasaanlegi
slatifhanyadiberikewenanganuntukmembuatundang-undangsaja.
Sedangkanuntukmelakukanundang-undangitutidakdiberikankepadakekuasaanlegislatif,
melainkandiserahkankepadakekuasaaneksekutif. Demikian pula
dengankekuasaanuntukmenindaksetiappelanggaranterhadapundang-undang,
tidakdiberikankepadakekuasaaneksekutif, namundiserahkankepadakekuasaanyudikatif.

Dalamprakteknyaketigametodependekatan yang disebuttaditepatdiberlakukanbersama-


samasecaratersendiri. Apabilakitamempelajariilmuhukum,
kitamenerimaperbandinganhukumituatasHukumPublikdanHukum Private. Di
dalamhukumPublikantara lain termasukbidangHukumTatanegara,
HukumPidanadanHukumAdministrasi Negara. SedangkankedalamHukum Private
biasanyadisebutkanmeliputiHukumPerikatan, HukumKekeluargaan, HukumDagang,
HukumAgraria, HukumPerburuhandan lain-lain sebagainya.

PERTEMUAN 4

Hubungan HTN DenganIlmuPolitik


HubunganHukum Tata Negara denganIlmuPolitik.

Hukum Tata Negara mempelajariperaturan-peraturanhukum yang


mengaturorganisasikekuasaan Negara,
sedangkanIlmuPolitikmempelajarikekuasaandilihatdariaspekperilakukekuasaantersebut.
SetiapprodukUndang-Undangmerupakanhasildari proses
politikataukeputusanpolitikkarenasetiapUndang-
UndangpadahakekatnyadisusundandibentukolehLembaga-Lembagapolitik,
sedangkanHukum Tata Negara melihatUndang-Undangadalahprodukhukum yang
dibentukolehalat-alatperlengkapan.

Negara yang diberiwewenangmelaluiprosedurdantatacara yang


sudahditetapkanolehHukum Tata Negara. Dengan kata lain IlmuPolitikmelahirkanmanusia-
manusiaHukum Tata Negara sebaliknyaHukum Tata Negara
merumuskandasardariperilakupolitik/kekuasaan.

MenurutBarrents, Hukum Tata Negara ibaratsebagaikerangkamanusia,


sedangkanIlmuPolitikdiibaratkansebagaidaging yang membalutkerangkatersebut.

 Hukum Tata Negara mempelajari :

·         peraturan-peraturanhukum yang mengaturorganisasikekuasaannegara.

IlmuPolitikmempelajari :

·         kekuasaandilihatdariaspekperilakukekuasaantersebut.

Setiapundang-undangdisusundandibentukolehlembaga-lembagapolitik (lembagalegislatif),
sehinggadapatdikatakanbahwasetiapundang-undangmerupakanhasildarikeputusanpolitik.
Hukum Tata Negara melihatundang-undangsebagaiprodukhukum yang dibuatolehalat-
alatperlegkapannegara yang diberikewewenanganmelaluiprosedurdantatacara yang
telahditetapkanolehHukum Tata Negara. IlmuPolitikmelahirkanmanusia-manusiaHukum
Tata Negara, sedangkanHukum Tata Negara
merumuskandasardariperilakupolitikataukekuasaan. HubunganantaraHukum Tata Negara
danIlmuPolitikdinyatakanjugaoleh :

·         J. Barrents dalambukunya yang berjudul 'De Wetenschap der Politiek', menyebutkan 


bahwahubungankeduabidangilmutersebutadalahHukum Tata Negara
ibaratsebagaikerangkamanusia, sedangkanIlmuPolitikdiibaratkansebagaidaging yang
membalutkerangkatersebut.

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menjelaskanbahwapertautanantaraHukum Tata


Negara
danIlmuPolitikdisebabkankarenaIlmuPolitikdiperlukanuntukmengetahuilatarbelakangdarisu
atuperundang-undangan. Di sampingkeputusan-keputusanpolitikmerupakanperistiwa yang
banyakpegaruhnyaterhadapHukum Tata Negara.
Hubungan HTN denganHukumAdministrasi Negara
HubunganHukum Tata Negara denganHukumAdministrasi Negara

HukumAdministrasi Negara merupakanbagiandariHukum Tata Negara dalamartiluas,


sedangkandalamartisempitHukumAdministrasi Negara
adalahsisanyasetelahdikurangiolehHukum Tata Negara. Hukum Tata Negara adalahhukum
yang meliputihakdankewajibanmanusia, personifikasi, tanggungjawab,
lahirdanhilangnyahaksertakewajibantersebuthak-hakorganisasibatasan-
batasandanwewenang.

HukumAdministrasi Negara adalah yang mempelajarijenisbentuksertaakibathukum yang


dilakukanpejabatdalammelakukantugasnya.

MenurutBudimanSinaga, mengenaiperbedaanantaraHukum Tata Negara


denganHukumAdministrasi Negara terdapatbanyakpendapat. Secarasederhana, Hukum
Tata Negara membahasnegaradalamkeadaandiamsedangkanHukumAdministrasi Negara
membahasnegaradalamkeadaanbergerak. Pengertianbergerak di sinimemangbetul-
betulbergerak, misalnyamengenaisebuahKeputusan Tata Usaha Negara.
Keputusanituharusdiserahkan/dikirimkandariPejabat Tata Usaha Negara kepadaseseorang.

Hukum Tata Negara (HTN)


praktismempelajarimengenaikededukandankewenangansertatugas-tugasdaripadaLembaga
Negara sertamekanismekeberadaannya, akantetapiHukumAdministrasi Negara (HAN) lah
yang mengaturataumempelajari, apatugas-tugas yang harus di jalaniolehLembaga Negara
tersebutsehinggaterwujudlahcita-citaBangsadan Negara Indonesia.

SebagaimanadisebutkanbahwadalamartiluasHukum Tata Negara


meliputijugaHukumAdministrasi Negara. Di antara para
ahlihukummasihterdapatperbedaanmengenaihubunganantaraHukum Tata Negara
denganHukumAdministrasi Negara. Perbedaanpendapat di antara para
ahlihukumitudapatdikelompokkanmenjadiduabagian, yaitu :

a. yang membedakanHukum Tata Negara danHukumAdministrasi Negara secaraprinsipiil.


Menurutpenganutkelompokinihaltersebutkarenakeduailmupengetahuanhukumtersebutmen
urutmerekadapatdibagisecaratajambaikmengenaisistematikamaupunmengenaiisinya.
Penganutkelompokiniadalah :
·         van Vollenhoven. perbedaandikemukakansecarayuridisprinsipiildankonsekuen.
PrinsipiilberartiantaraHukum Tata Negara  danHukumAdministrasi Negara
terdapatperbedaan yang sangattajamkarenadalammencaridasarperbedaan yang
bersangkutantidakmenghubungkannya  denganfaktor di luarhukum, tetapi di
dalamsifatdanhakekathukumitusendiri.

·         Oppenheim. Hukum Tata Negara samadengannegaradalamkeadaantidakbergerak.


SedangkanHukumAdministrasi Negara adalahsekumpulanperaturannukum yang
mengikatbadan-badannegarabaik yang tinggimaupun yang rendah.

·         J.A. Logemann. Membedakansecaratajam,


hukumdalamartisempitmeliputipersoonleerdangebiedsleer. HukumAdministrasi Negara
(administratiefrecht) meliputiajaranmengenaihubunganhukum leer der rechtbetrekkingen.

·         J.R. Stellingga. Hukum Tata Negara merupakanhukum yang


mengaturhakdankewajibanwarganegara. SedangkanHukumAdministrasi Negara
adalahhukum yang
mengaturcarapelaksanaanwewenanghakdankewajibantersebutdalamHukum Tata Negara.

b. yang beranggapanbahwa di antaraHukum Tata Negara danHukumAdministrasi Negara


tidakadaperbedaan yang asasi/tidakprinsipiil,
melainkanhanyakarenapertimbanganmanfaatsaja.
Sebagaimanamenurutteoriresidu, bahwaHukumAdministrasi Negara merupakanHukum
Tata Negara dalamarti yang sempit. Penganutkelompokiniadalah :

·         Kraneburg. PerbedaanantarHukum Tata Negara denganHukumAdministrasi Negara


tidakprinsipiilsehinggalebihtepatdisamakandenganhukumperdatadanhukumdagang.

·         Van der Pot. PerbedaanantaraHukum Tata Negara denganHukumAdministrasi Negara


tidakmembawaakibathukum.

·         Vegting. ObyekpenyelidikanHukum Tata Negara danHukumAdministrasi Negara


sama. Olehkarenanyaperbedaannyatidakprinsipiil, hanyadaricarapendekatannya.

Hubungan HTN denganHukumKenegaraan Lain


1. HubunganHukum Tata Negara denganIlmu Negara.

Keduabidangilmutersebut, Hukum Tata Negara danIlmu Negara mempunyaihubungan yang


sangatdekat, dimanaIlmu Negara memberikandasar-dasarteoritiskepadaHukum Tata
Negara, sedangkanHukum Tata Negara merupakankonkretisasidariteori-teoriIlmu Negara. 

Ilmu Negara mempelajari :


·         negaradalampengertian yang abstrak,
maksudnyaadalahtidakterikatolehwaktudantempat.

·         nonsep-konsepdanteori-teorimengenainegarasertahakekatnegara.

Hukum Tata Negara mempelajari :

·         negaradalampengertian yang konkret, maksudnyaadalahnegara yang


terikatwaktudantempat.

·         negaradarisegistruktur.

·         hukumpositif yang berlakudalamsuatunegara.

Ilmu Negara adalahdasardalampenyelenggaraanpraktekketatanegaraan yang


diaturdalamHukum Tata Negara.

2. HubunganHukum Tata Negara denganHukumInternasional.


Hukum Tata Negara mengaturhubungannegaradenganwarganegaranyadanpihak-pihak lain
di dalamwilayahnegara. SedangkanHukumInternasional, menurut C. Parry dalambukunya
yang berjudul 'Manual of Public International Law'
mengatakanbahwaHubunganInternasionalberkaitandenganhubunganluarnegerisuatunegar
adengannegara lain.
Keduabidangilmutersebutmemperhatikanmengenaimasalahpengaturannilai-nilai yang
dimilikiolehsuatunegara modern.
PadaprinsipnyasistemHukum Tata Negara danHukumInternasionalberlakupada level yang
berbeda, tetapisatucabangpentingdariHukum Tata Negara adalahhukumnasional yang
berhubungandengankekuasaanpemerintahuntukmengadakanperjanjianinternasionaldengan
negara-negara lain yang menimbulkankewajiban-kewajibaninternasionalbaru.
Menurut George Jellineck dan Zorm penganutpaham monism, yang terkenaldenganSelbsi-
limitation theorie, berpendapatbahwaHukumInternasionalitutidak lain
daripadaHukumInternasional yang mengaturhubunganluarsuatunegara.
HubunganInternasionalbukansuatu yang lebihtinggi yang mempunyaikekuatanmengikat di
luarkemauannegara.
DengandemikianterlihatjelasbahwaHukum Tata Negara
danHukumInternasionalmemilikihubungan yang salingmembutuhkan, di manaHukum Tata
Negara memilikifungsi-fungsi yang bermanfaatbagipenerapanHukumInternasional,
demikiansebaliknyaHukumInterbasionaljugamemilikifungsi-
fungsipentingbagipenerapanHukum Tata Negara.
3. HubunganHukum Tata Negara denganSistemHukum Nasional.
Keseluruhanaturan  hukumdalamsuatu  negaramerupakantatanan yang disebut Tata
Hukum. Salah satudari Tata Hukumituadalah Tata Hukum yang
mengaturtentangKetatanegaraan. Di antaraaturan-aturanhukum yang
berlakudalamsuatunegaraterdapathubungansehinggaterbentukmekanisme,
sistemsecaranasional yang kemudian  membentuksistemhukumnasional.
Hukum Tata Negara termasukhukum yang mengaturkepentinganumum (hukumpublik),
mengaturhubunganhukumantaranegaradenganalat-alatperlengkapannya,
danantaranegaradenganperseorangan yang menyangkuthakdankewajibanwarganegaranya.
Jadidalamsistemhukumnasional yang berlaku, Hukum Tata Negara merupakanbagian yang
tidakterpisahkandarikeseluruhanaturanhukum. DapatdikatakanbahwaHukum Tata Negara
adalahhukum yang menentukanarahperjalanankehidupannegara.

PERTEMUAN 5

Sumber-sumberHukum Tata Negara


SumberhukumdalambahasaInggrisadalah source of law. Perkataan “sumberhukum”
itusebenarnyaberbedadariperkataan “dasarhukum”, “landasanhukum” ataupun
“payunghukum”. Dasarhukumataupunlandasanhukumadalah legal basis atau legal ground,
yaitunormahukum yang
mendasarisuatutindakanatauperbuatanhukumtertentusehinggadapatdianggapsahataudapa
tdibenarkansecarahukum. Sedangkan, perkataan “sumberhukum”
lebihmenunjukkepadapengertiantempatdarimanaasal-
muasalsuatunilaiataunormatertentuberasal.

Hans Kelsendalambukunya “General Theory of Law and State”


menyatakanbahwaistilahsumberhukumitu (sources of law)
dapatmengandungbanyakpengertian, karenasifatnya yang figurative and highly ambiguous.

Pertama, yang lazimnyadipahamisebagai sources of law ada 2 (dua) macam,


yaitu custom dan statute. Kedua, sources of law
jugadapatdikaitkandengancarauntukmenilaialasanatau the reason for the validity of law.
Ketiga, sources of law jugadipakaiuntukhal-hal yang bersifat non-juridis, sepertinorma
moral, etika, prinsip-prinsippolitik, ataupunpendapat para ahli, dansebagainya yang
dapatmempengaruhipembentukansuatunormahukum, sehinggadapat pula
disebutsebagaisumberhukumatau the sources of the law.

 
Sumberhukumdapatdibedakanantara yang bersifat formal (source of law in formal sense)
dan material (source of law in material sense). Setiapnegaramemilki system hukum yang
berbeda-bedasehinggasumberhukum yang digunakanberbeda pula. Namun,
khususdalamhukumtatanegarapadaumumnya yang bisadiakuisebagaisumberhukumada
lima, yaitu: Undang-UndangDasardanperaturanperundang-undangantertulis;
yurisprudensiperadilan; konvensiketatanegaraan; hukuminternasionaltertentu;
dandoktinilmuhukumtatanegara. Seperti di Indonesia, ada lima sumber-
sumberhukumtatanegara yang berlaku.

Sumber-SumberHukum Tata Negara, yaitu:

1.     Undang-UndangDasardanperaturanperundang-undangantertulis

Undang-UndangDasaradalahhukumdasar yang berlaku di suatunegara.


Hukuminitidakmengaturhal- hal yang terperincimelainkanhanyamenjabarkanprinsip-prinsip
yang menjadidasarperaturan-peraturanlainnya. Undang-
UndangDasarmerupakannaskahkonstitusi yang tertulisdalamsatukodifikasi. Indonesia
memilikiUndang- UndangDasar 1945 sebagaihukumdasar, yang
manasebelumnyapernahberubah-ubah. Pertamanaskahnyaberupa UUD 1945
periodepertamadaritahun 1945 sampai 1949. Periodekeduakonstitusi RIS tahun 1949.
Ketiga, UUDS 1950. Keempat, UUD 1945 periodekeduatahun 1959 sampai 1999. Kelima,
UUD 1945 periodeketigatahun 1999 sampai 2000. Keenam, UUD 1945
periodekeempattahun 2000 sampai 2001. Ketujuh, UUD 1945 periodekelimatahun 2001-
2002 danterakhir UUD 1945 periodekeenamtahun 2002 sampaisekarang.
Peraturanperundang- undanganadalahperaturantertulis yang
dibentukolehlembaganegaraataupejabat yang berwenangdanmengikatsecaraumum.
Indonesia memilikiperaturanperundang-undang yang diaturdalam UU No 12 tahun 2011
pasal 7. Sebagaimanadijelaskansebagaiberikut:

a.     Undang-UndangDasar 1945

b.     Ketetapan MPR

DalamPasal 3 UUD 1945 ditentukanbahwaMajelisPermusyawaratan Rakyat


menetapkanUndang-UndangDasardanGaris-GarisBesarHaluan Negara.
Denganistilahmenetapkantersebutmaka orang berkesimpulan, bahwaprodukhukum yang
dibentukoleh MPR disebutKetetapan MPR.  KetetapanMajelisPermusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia nomor: I/MPR/2003 tentangPeninjauanTerhadapMateridan Status
HukumKetetapanMajelisPermusyawaratan Rakyat
SementaradanKetetapanMajelisPermusyawaratan Rakyat Tahun 1960
sampaidenganTahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003”.

c.     Undang-undang/peraturanpemerintahpenggantiundang- undang

Undang-undangmengandungduapengertian, yaitu :

1.     undang-undangdalamarti

materiel : peraturan yang berlakuumumdandibuatolehpenguasa,


baikpemerintahpusatmaupunpemerintahdaerah.

2.     undang-undangdalamarti formal : keputusantertulis yang dibentukdalamarti formal


sebagaisumberhukumdapatdilihatpadaPasal 5 ayat (1) danpasal 20 ayat (1) UUD 1945.

d.     PeraturanPemerintah

UUD 1945
memberikewenangankepadapresidenuntukmenetapkanPeraturanPemerintahgunamelaksan
akanundang-undang yang dibentukpresidendengan DPR.
DalamhaliniberartitidakmungkinbagipresidenmenetapkanPeraturanPemerintahsebelumada
undang-undangnya, sebaliknyasuatuundang-
undangtidakberlakuefektiftanpaadanyaPeraturanPemerintah.
ContohPeraturanPemerintahNomor 38 Tahun 2007
tentangPembagianUrusanPemerintahanantaraPemerintah, Pemerintahan Daerah
ProvinsidanPemerintahanKabupaten/Kota.

e.     PeraturanPresiden

PeraturanPresidenadalahperaturanperundang-undangan yang dibuatolehpresiden.


Materimuatannyaadalahmateri yang diperintahkanolehUndang-
Undangataumateriuntukmelaksanakanperaturanpemerintah

f.     Peraturan Daerah ProvinsiPeraturan Daerah ProvinsiadalahPeraturanPerundang-


undangan yang dibentukolehDewanPerwakilan Rakyat Daerah Provinsi

g.     Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Peraturan Daerah Kabupaten/Kota


adalahPeraturanPerundang- undangan yang dibentukolehDewanPerwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota persetujuanBupati/Walikota.

2.     Yurisprudensiperadilan
IstilahYurisprudensi, berasalbahasa Latin, yaitudari kata “jurisprudentia” yang
berartipengetahuanhukum. Kata
yurisprudensisebagaiistilahteknisperadilansamaartinyadengan kata” jurisprudentie”
dalambahasaBelandadan “jurisprudence” dalambahasaPerancis,
yaituperadilantetapatauhukumperadilan. ( PurnadiPurbacaraka , dkk, 1995: 121 )
DalamKamusBesar Bahasa Indonesia ( 2001:1278 ) kata yurisprudensidiartikan:
ajaranhukummelaluiperadilan; himpunanputusan hakim.

3.     Konvensi ketatanegaraan

Konvensi-konvensiketatanegaraan (Conventions of the Constitution) yang


berlakudandihormatidalamkehidupanketatanegaraan,
walaupuntakdapatdipaksakanolehpengadilanapabilaterjadipelanggaranterhadapnya.
Dari apa yang dikemukakanoleh AV Dicey
tersebutjelaslahbahwakonvensiketatanegaraanharusmemenuhi cirri-cirisebagaiberikut

a. Konvensiituberkenaandenganhal-haldalambidangketatanegaraan

b. Konvensitumbuh, berlaku, diikutidandihormatidalampraktikpenyelenggaraan Negara

c. Konvensisebagaibagiandarikonstitusi,
apabilaadapelanggaranterhadapnyatakdapatdiadiliolehbadanpengadilan

4.     Hukuminternasionaltertentu

Hukum public internasionalsecaraumumdianggapmenjadi sumberhukumtatanegara.


Meskipunsama- samamenjadikannegaraselakusubjekhukumsebagaiobyekkajiannya,
antarahukumtatanegaradenganhukuminternasional public
jelasdapatdibedakansatusamalainnya. Hukumtatanegaradarisegiinternalnya,
sedangkanhukuminternasionalmelihatnegaradarihubunganeksternalnyadengansubyek-
sebyek

negara lain. Contohnya:

a. KonvensiWina 1961 TentangHubungan Diplomatic.

b. KonvensiWina 1969 TentangHubunganKonsuler.

c. Konvensi New York 1969 TentangMisiKhusus.


d. KonvensiWina 1975 TentangPerwakilan Negara PadaOrganisasiInternasional.

5.     Doktinilmuhukumtatanegara.

Sumberhukumdapatdibedakanantara yang bersifat formal (source of law in formal sense)


dan material (source of law in material sense). hukumtatanegarapadaumumnya yang
bisadiakuisebagaisumberhukumada lima, yaitu: Undang-
UndangDasardanperaturanperundang-undangantertulis; yurisprudensiperadilan;
konvensiketatanegaraan; hukuminternasionaltertentu; dandoktinilmuhukumtatanegara.

SumberHukum Tata Negara di Indonesia


SumberHukum Tata Negara di Indonesia, Yaitu:

1.        SumberMateriildan Formal

Pandanganhidupbangsa Indonesia terangkumdalamperumusansila-silapancasila yang


dijadikanfalsafahhidupbernegaraberdasarkan UUD 1945.
Sebagaipandanganhidupbangsadanfalsafahbernegara,
pancasilaitumerupakansumberhukumdalamartimateriil yang tidaksajamenjiwai,
tetapibahkanharusdilaksanakandantercerminolehdandalamsetiapperaturanhukum
Indonesia. Olehkarenaitu, hukum Indonesia haruslahberdasarKetuhanan Yang MahaEsa,
berkemanusiaan yang adildanberadab, merupakanfaktorpemersatubangsa,
bersifatkerakyatan, danmenjaminkeadilansosialbagiseluruhrakyat Indonesia.
Pancasilamerupakanalatpengujiuntuksetiapperaturanhukum yang berlaku,
apakahbertentanganatautidakdengannilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengandemikian, bahwasetiapperaturanhukum yang
bertentangandenganpancasilatidakbolehberlaku.

Dalambentukformalnya, nilai-nilaipancasilaitutercantumdalamperumusanUndang-
Undangdasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaihukumtertulis yang tertinggi
di Republik Indonesia. Namun di sampingitu, sumberhukum formal
itutidakhanyaterbataskepada yang tertulissaja. UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
hanyalahsalahsatubentuk yang tertulisdarinormadasaratauhukumdasar yang
bersifattertinggiitu. Di samping, hukumdasar yang tertulisdalamnaskah UUD 1945, ada pula
hukumdasarataukonstitusi yang sifatnyatidaktertulis.

2.        PeraturanDasardan Norma Dasar


Konstitusiadalahhukumdasar, normadasar, dansekaligus paling
tinggikedudukannyadalamsistembernegara. Namun, sebagaihukum,
konstitusiitusendiritidakselalubersifattertulis (geschrevenconstitutie atau written
constitution). Konstitusi yang bersifattertulisbiasadisebutdenganundang-
undangdasarsebagaikonstitusidalamartisempit, sedangkan yang
tidaktertulismerupakankonstitusidalamarti yang luas. Bagi Hans Kelsen, grund
norm itulahkonstitusi, sedangkanperaturanperundang-undanganberisi general and abstract
norms sehinggaPancasiladanPembukaan UUD 1945 tidakdapatdilihatsebagaisesuatu yang
terpisahdaripasal-pasal UUD 1945 itusendiri. Keduanyatercakupdalampengertian UUD 1945
sebagaikonstitusi yang tertulis yang berisi grund norms. Tentusaja, di samping UUD 1945
sebagaikonstitusitertulis, ada pula konstitusi yang tidaktertulis yang
hidupdalamkedasaranhukumdanpraktikpenyelenggaran Negara yang
diidealkansebagaibagiandaripengertiankonstitusidalamartiluassehinggajugamerupakannor
ma-normadasaratau grund norms yang mengikatsebagaibagiandarikonstitusi.

3.        Peraturan Perundang-undangan

Peraturanperundang-undanganadalahperaturantertulis yang berisinorma-normahukum yang


mengikatuntukumum, baik yang ditetapkanoleh legislator maupunoleh regulator
ataulembaga-lembagapelaksanaundang-undang yang
mendapatkewenangandelegasidariundang-undanguntukmenetapkanperaturan-
peraturantertentumenurutperaturan yang berlaku. Produklegislatifatauproduk legislator
yang di maksud di siniadalahperaturan yang berbentukundang-undang,
dibentukolehDewanPerwakilan Rakyat (DPR), danpembahasannyadilakukanbersama-
samadenganPresiden/Pemerintahuntukmendapatkanpersetujuanbersama yang
akhirnyasetelahmendapatpersetujuanbersamaakandisahkanolehPresidendandiundangkans
ebagaimanamestinyaatasperintahPresiden. Untukundang-undangtertentu,
pembahasanbersamadilakukandenganmelibatkan pula perananDewanPerwakilan Daerah
(DPD).

a.        Undang-undang (UU)

b.        Perpu (PeraturanPemerintahPengganti UU)

c.        Ketetapan MPR/S

Sampaisaatiniada 8 ketetapan MPR yang masihberlakumengikatumum, yaitu:

(1)    Ketetapan MPRS nomor XXV/MPRS/1996 tentangpembubaran PKI,


PernyataanSebagaiOrganisasiTerlarang di Seluruh Wilayah Negara RI bagi PKI
danLaranganSetiapKegiatanuntukMenyebabkanatauMengembangkanFahamatauAjaranKo
munis/Marxisme-Leninismedinyatakantetapberlaku,
denganketentuanseluruhketentuandalamketetpaan MPRS-RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini,
kedepandiberlakukandenganberkeadilandanmenghormatihukum, prinsipdemokrasi,
danhakasasimanusia.

(2)    Ketetapan MPR-RI Nomor XVI/MPR/1998


tentangPolitikEkonomidalamRangkaDemokrasiEkonomi.

(3)    Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1996 TentangPengangkatanPahlawanAmpera


yang tetapberlakudenganmenghargaiPahlawanAmpera yang
telahditetapkanhinggaterbentuknya UU tentangpemberiangelar, tandajasa, dan lain-lain
tandakehormatan.

(4)    Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 TentangPenyelenggara Negara yang


BersihdanBebas KKN  sampaiterlaksananyaseluruhketentuandalamketetapantersebut.

(5)    Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentangEtikadanKehidupanBerbangsa

(6)    Ketetapan MPR Nomor VII/ MPR/2001 TentangVisi Indonesia Masa Depan.

(7)    Ketatapan MPR Nomor VIII/ MPR/2001


TentangRekomendasiArahKebijakanPemberantasandanPencegahan KKN
sampaiTerlaksananyaseluruhketentuandalamketetapantersebut.

(8)    Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001


TentangPembaruanAgrariadanPengelolaanSumberDayaAlamsampaiterlaksananyaketentua
ndalamketetapantersebut.

d.      Peraturanpemerintah.

e.       PeraturanPresiden

f      Peraturan Daerah (Perda)

g.      PeraturanPelaksanaanlainnya

Di masa awalOrdebarudulu, yang


dimaksuddenganperaturanpelaksanaanlainnyaadalahbentuk-bentukperaturan yang
adasetelahketetapan MPRS No.XX/MPRS/1996,
danharusbersumberkepadaperaturanperundangan yang lebihtinggi. Umpamanya,
PeraturanMenteri, PeraturanKepalaBadan, PeraturanLembaga,
PeraturanKomisi PemilihanUmum (KPU), dansebagainya.
 

4.        KonvensiKetatanegaraan

Sebagaisumberhukumkonvensimenurut A.V. Dicey, mempunyai


beberapabentukdandibedakandanhukumkonstitusiantara lain berupa  pengertian-
pengertian, kebiasaan-kebiasaan, praktek-praktek, asas-asas yang
berkaitandenganketatanegaraan yang tidakdapatdipaksakan.

Menurut UUD 1945 konvensidiartikansebagaiaturan-aturandasar yang


timbuldanterpeliharadalampraktek-praktekpenyelenggaraannegara, meskipuntidaktertulis.
Diakui, UUD adalahsebagaihukumdasar yang tertulisdisamping UUD yang
tidaktertulisyaitukonvensi.

Konvensiinimempunyaikekuatan yang samadenganundangundang,


karenaditerimadandijalankan,
bahkankonvensiinidapatmenggeserperaturanperaturanhukumtertulis.

5.        Traktat (Perjanjian)

Yang
terakhirmenjadisumberdarihukumtatanegaraadalahtraktatatauperjanjianinternasional. Perja
njianInternasional (BilatralMaupunMultilatral) yang TerkaitdenganHukumTatanegaraSuatu
Negara. PerjanjianInternasional (BilatralmaupunMultilatral) yang terkaitdenganHukum Tata
Negara Indonesia. Misalnya: TraktatAsean, UDHR PBB.

Perjanjian-perjanjianantar Negara menurut UUD 1945 pasal 11 dibuatolehpresidenRepublik


Indonesia sebagaiKepala Negara. Di dalampraktekmenurut yang lazim di
duniainternasionalmungkinjugadiadakanolehseorangkuasapenuhatasnamaPresiden.

Bagaimanacaramengadakanperjanjianitu, danbagaimanaberlakusertahapusnya,
diaturolehhukuminternasional.

Perjanjianantar Negara yang merupakan sumberhukumtata Negara Indonesia di


antaranyaialah:

a.       Yang mengenailuasdanbatas-bataswilayah;
b.      Yang mengenaidwikewarganegaraan, yakniperjanjianantaraRepublik Indonesia
danRepublik Rakyat Tiongkok.

PERTEMUAN 6

Macam-macamKekuasaan Negara menurut Para Ahli


Sebuahnegaratentumemilikisuatusistempemerintahan yang berdaulatdandisegani di dunia.
Negara Indonesia
memilikikekuasaandalammengaturseluruhrakyatnyadalamrangkamencapaikesejahteraand
ankeadilansosialpenduduknya.

Kekuasaannegaradijadikansebagaikewenangannegaradalammenjalankansistempemerintah
an.

Pemerintahandalamartiluasadalahsegalaurusan yang
dilakukanolehnegaradalamrangkamenyelenggarakankesejahteraanrakyatdankepentinganne
gara. 

Ada duateori yang menjadikandasarpembagiankekuasaansebuahnegara.


Tujuandariadanyapembagiankekuasaan agar tidakterjadikekuasaan yang
absolutdanadanyapenyebarantugasnegarasehinggalebihefisiendanefektif.

TriasPolitica

1. John Locke dalambukunya yang berjudul 'Two Treaties of Goverment' mengusulkan agar
membagikekuasaannegaramenjaditigatipekekuasaanyaitu:

a. Kekuasaanlegislatif, merupakankekuasaanuntukmembuatdanmenyusunundang-undang.

b. Kekuasaaneksekutif, merupakankekuasaannegarauntukmelaksanakanundang-
undangberikutpelanggaranterhadapundang-undang.

c. Kekuasaanfederatif, yaitukekuasaanuntukmelaksanakanhubunganluarnegeri.

2. Montesquieu denganteori 'TriasPolitica' membagikekuasaankedalamtigamacamyaitu:

a. Kekuasaanlegislatif, yaitukekuasaanuntukmembuatdanmembentukundang-undang.
b. Kekuasaaneksekutif, yaitukekuasaan  untukmelaksanakanundang-undang.

c. Kekuasaanyudikatif, yaitukekuasaanuntukmempertahankanundang-
undangtermasukkekuasaanuntukmengadilisetiappelanggaranterhadapundang-
undangolehwarganegara.

Locke dan Montesquieu


memilikikesamaankonseptentangkekuasaanlegislatifnamunkonseplainnyayaitueksekutifda
nyudikatifpunyaperbedaanmendasaryaitu:

a. Locke, menilaieksekutifmerupakankekuasaan yang


mencakupkekuaaanyudikatifkarenamengadiliituberartimelaksanakanundang-undang,
sementarakekuasaanfederatifmerupakankekuasaanuntukmelakukanhubunganluarnegeri
yang beridirisendiri.

b. Montesquieu,
kekuasaaneksekutifmencakupkekuasaanfederatifkarenamelakukanhubunganluarnegeriitut
ermasukkekuasaaneksekutifsementarakekuasaanyudikatifharusmerupakankekuasaan
yang berdirisendiridanterpisahdarieksekutif.

c. Padakenyataannyasejarahmenunjukkanbahwapembagiankekuasaan yang dikemukaan


Montesquieu lebihditerimadanbanyakdiaplikasikanolehberbagainegaratermasuk Indonesia.

KonsepPembagianKekuasaan di Indonesia
KonsepPembagianKekuasaan di Indonesia

Pemisahankekuasaan (separation of powers) danpembagiankekuasaan (divisions of power)

merupakanduaistilah yang memilikipengertian 


berbedaPemisahankekuasaanberartikekuasaannegaraituterpisah-pisahdalam 
beberapabagian, baikmengenaiorgannyamaupunfungsinya. Dengan kata lain,
lembagapemegangkekuasaannegara yang meliputilembagalegislatif,
eksekutifdanyudikatifmerupakanlembaga yang terpisahsatusamalainnya, 
berdirisendiritanpamemerlukankoordinasidankerjasama.
Setiaplembagamenjalanfungsinyamasing-masing.

Contohnegara yang menganutmekanisme  pemisahankekuasaanadalah Amerika Serikat. 


pembagiankekuasaan, kekuasaannegaraitumemangdibagi-bagidalam  beberapabagian
(legislatif, eksekutifdanyudikatif), tetapitidakdipisahkan. Hal
inimembawakonsekuensibahwadiantarabagian-
bagianitudimungkinkanadakoordinasiataukerjasama.
Mekanismepembagianinibanyaksekalidilakukanolehbanyaknegara di dunia, termasuk
Indonesia. Mekanismepembagiankekuasaan di Indonesia diatursepenuhnya di dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penerapanpembagiankekuasaan di Indonesia terdiriatasduabagian,


yaitupembagiankekuasaansecara horizontal dan pembagiankekuasaansecaravertikal.
Pembagiankekuasaansecara horizontal yaitupembagiankekuasaanmenurutfungsilembaga
-lembagatertentu (legislatif, eksekutifdanyudikatif),
sedangkanpembagiankekuasaansecaravertikalmerupakanpembagiankekuasaanmenuruttin
gkatnya, yaitupembagiankekuasaanantarabeberapatingkatanpemerintahan.

Pembagiankekuasaan horizontal
padatingkatpemerintahanpusatmengalamipergeseransetelahterjadinyaperubahan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menjadienamkekuasaannegarayaitukekuasaankonstitutif, kekuasaaneksekutif,
kekuasaanlegislatif, kekuasaanyudikatif, eksaminatif/inspektifdankekuasaanmoneter.
Sedangkanpembagiankekuasaan horizontal
padatingkatpemerintahandaerahberlangsungantaralembaga-lembagadaerah yang
sederajat, yaituantaraPemerintah Daerah (prov/kab/kota) danDewanPerwakilan Rakyat
Daerah (DPRD prov/kab/kota).

Pembagiankekuasaansecaravertikalberlangsungantarapemerintahanpusatdanpemerintaha
ndaerah (pemerintahanprovinsidanpemerintahankabupaten/kota).

Pembagiankekuasaansecara horizontal
Pembagiankekuasaansecara horizontal

Pembagiankekuasaansecara horizontal yaitupembagiankekuasaanmenurutfungsilembaga-


lembagatertentu (legislatif, eksekutifdanyudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara horizontal pembagiankekuasaannegara di
lakukanpadatingkatanpemerintahanpusatdanpemerintahandaerah.

Pembagiankekuasaanpadatingkatanpemerintahanpusatberlangsungantaralembaga-
lembaganegara yang sederajat.
Pembagiankekuasaanpadatingkatpemerintahanpusatmengalamipergeseransetelahterjadin
yaperubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran yang
dimaksudadalahpergeseranklasifikasikekuasaannegara yang
umumnyaterdiriatastigajeniskekuasaan (legislatif, eksekutifdanyudikatif)
menjadienamkekuasaannegara, yaitu:
1)       Kekuasaankonstitutif  yaitukekuasaanuntukmengubahdanmenetapkanUndang-
UndangDasar. KekuasaaninidijalankanolehMajelisPermusyawaratan Rakyat
sebagaimanaditegaskandalamPasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakanbahwaMajelis  Permusyawaratan Rakyat
berwenangmengubahdanmenetapkanUndang-UndangDasar.

2)       Kekuasaaneksekutif yaitukekuasaanuntukmenjalankanundang-
undangdanpenyelenggaraanpemerintahan Negara.
KekuasaaninidipegangolehPresidensebagaimanaditegaskandalamPasal 4 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakanbahwaPresidenRepublik
Indonesia memegangkekuasaanpemerintahanmenurutUndang-UndangDasar.

3)       Kekuasaanlegislatif yaitukekuasaanuntukmembentukundang-undang.
KekuasaaninidipegangolehDewanPerwakilan Rakyat sebagaimanaditegaskandalamPasal
20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakanbahwaDewanPerwakilan Rakyat memegangkekuasaanmembentukundang-
undang

4)       Kekuasaanyudikatif ataudisebutkekuasaankehakiman,
yaitukekuasaanuntukmenyelenggarakan  peradilangunamenegakkanhukumdankeadilan.
KekuasaaninidipegangolehMahkamahAgungdanMahkamahKonstitusisebagaimanaditegas
kandalamPasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakanbahwaKekuasaankehakimandilakukanolehsebuahMahkamahAgungdanbadanp
eradilan yang berada di bawahnyadalamlingkunganperadilanumum, lingkunganperadilan
agama, lingkunganperadilanmiliter, lingkunganperadilantatausahanegara, danoleh 
sebuahMahkamahKonstitusi.

5)       Kekuasaaneksaminatif/inspektif yaitukekuasaan yang
berhubungandenganpenyelenggaraanpemeriksaanataspengelolaandantanggungjawabtenta
ngkeuangannegara.
KekuasaaninidijalankanolehBadanPemeriksaKeuangansebagaimanaditegaskandalamPasal
23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakanbahwauntukmemeriksa 
pengelolaandantanggungjawabtentangkeuangannegaradiadakansatu 
BadanPemeriksaKeuangan yang bebasdanmandiri.

6)       Kekuasaanmoneter yaitukekuasaanuntukmenetapkandanmelaksanakankebijakanmo
neter, mengaturdanmenjagakelancaransistempembayaran, sertamemeliharakestabilannilai
rupiah. Kekuasaaninidijalankanoleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia
sebagaimanaditegaskandalamPasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan  bahwanegaramemilikisuatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggungjawab, danindepedensinyadiaturdalamundang-undang.
Pembagiankekuasaansecaravertikal
Pembagiankekuasaansecaravertikal

 Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakanbahwa Negara
KesatuanRepublik Indonesia dibagiatasdaerah-
daerahprovinsidandaerahprovinsiitudibagiataskabupatendankota, yang tiap-tiapprovinsi,
kabupaten, dankotaitumempunyaipemerintahandaerah, yang diaturdenganundang-undang.

Berdasarkanketentuantersebut, pembagiankekuasaansecaravertikal di negara Indonesia


berlangsungantarapemerintahanpusatdanpemerintahandaerah
(pemerintahanprovinsidanpemerintahankabupaten/kota).
Padapemerintahandaerahberlangsung pula pembagiankekuasaansecaravertikal yang
ditentukanolehpemerintahanpusat.
Hubunganantarapemerintahanprovinsidanpemerintahankabupaten/kotaterjalindengankoor
dinasi,
pembinaandanpengawasanolehPemerintahanPusatdalambidangadministrasidankewilayah
an.

Pembagiankekuasaansecaravertikalmunculsebagaikonsekuensidariditerapkannyaasasdese
ntralisasi di Negara KesatuanRepublik Indonesia. Denganasastersebut,
PemerintahPusatmenyerahkanwewenangpemerintahankepadapemerintahdaerahotonom
(provinsidankabupaten/kota) untukmengurusdanmengatursendiriurusanpemerintahan di
daerahnya, kecualiurusanpemerintahan yang menjadikewenanganPemerintahPusat,
yaitukewenangan yang berkaitandenganpolitikluarnegeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
agama, moneterdan fiskal.22

Hal tersebutditegaskandalamPasal 18 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakanPemerintahdaerahmenjalankanotonomiseluas-luasnya,
kecualiurusanpemerintahan yang olehundang-
undangditentukansebagaiurusanPemerintahPusat.

Pemberianotonomikepadadaerahbertujuanmeningkatkandayagunadanhasilgunapenyeleng
garaanpemerintahan di daerah,
terutamadalampelaksanaankepadamasyarakatmaupunmeningkatkankestabilanpolitikdank
esatuanbangsa.

PERTEMUAN 7

PendahuluansertaKonteksdanPeranKonstitusi
a. Pendahuluan
Konstitusi yang tertulisdimilikiolehhampirsebagianbesarnegara modern dankonstitusiada di
seluruhnegara yang demokratis.
Konstitusimenjadidasarnegarakarenaitukonstitusimemuatvisidantujuanbernegarasertajuga
mengemukakanprinsipdanaturandasar yang mengaturtatakehidupanberbangsa, bernegara,
danbermasyarakat.

Pengaturanberbagaiprinsip yang sangatmendasar di


dalamsuatukonstitusiseyogianyabersifatdurabelkarenadapatmenjangkaukebutuhan masa
datang yang jauh di
depansertajugaharussenantiasakontekstualdankompatibeldengankebutuhandandinamikap
erkembangan yang terjadi di dalamnegaradimaksud. Padatitikinilah,
perubahanataureformasisuatukonsitusimenjadisuatukebutuhandanhal yang
tidakdapatdielakkan.

Salah satuinstrumenpenting yang


utamadalamsistemkekuasaansuatunegaraadalahkekuasaankehakiman. Instrumendan sub
sistemkekuasaandimaksudharussenantiasadijagakemandiriannyadanditingkatkanakuntabil
itasnya di hadapandandalamkaitannyadengan organ dari sub-
sistemcabangkekuasaanlainnyauntuksebesar-besarnyakepentinganrakyat.

Upayadantindakan di atasditujukan agar


kekuasaankehakimandapatmenjalankanfungsidanwewenangnyauntukmewujudkancita-
citadantujuannegara, melindungihak-hakdasarwarganegara,
mengontrolpotensipenyalahgunaanwewenangdarikekuasaan,
danmenyelesaikansengketaantarwarganegaramaupunantarlembaganegaradanpemerintaha
n.

B. KonteksdanPeranKonstitusi

Padauraian di
atastelahdikemukakanbahwasetiapnegaramemilikikonstitusidansebagianbesarnyakonstitu
sidimaksudbersifattertulis. Michael J Perry menyatakan “...Constitution ... shall be the
supreme Law of the Land ...”. Konstitusidalam the usual text book jugadisebutsebagai
“fundamental norm or basic law” danjugadidefinisikansebagai “the concrete, collective
condition of political unity and social order of a particular state”.

Bilamanaditelaahlebihlanjut, suatukonstitusimemuatsemacam “power map” yang


merumuskanbagaimana organ dansistemkekuasaanberkerja. Eric Barendtmenyatakan “...
‘power map’ ...its function is to organize politicl authority ... so it cannot be used
oppressiveyl or arbitrarily ...”. Secaraumumsuatukonstitusimemuatbeberapahalpenting
yang lazimdiatur, yaitu:
kesatu, rumusanmengenaicita-cita, tujuandanhal-hal yang berkaitancarapencapaiannya,
selainmengenaisimbol, lambang, batasdanletaknegara:

kedua, hal-hal yang berkaitandenganhakdasaratauprinsiphakasasimanusia yang


menjadihakdarisetiapwarganegara yang wajibdilindungiolehnegara;

ketiga, pokokpikirandanperumusanmengenaisistemhukum,
sistemkekuasaandanpemerintahan, fahamdemokrasisertasistemdanmekanisme check and
balances kekuasaan;

keempat, pengaturanmengenai organ,


perandanlingkupkewenangandariinstrumenkekuasaan.
Olehkarenaituakandirumuskanapasaja organ daninstrumenpentingkekuasaannegara,
apasajatugasdanwewenangsuatulembaganegara,
bagaimanamekanismedantatahubunganantarasuatu organ
denganinstrumenlainnyadalammembentuksistemkekuasaan;

kelima, proseduratautatacaradanmekanisme yang mengaturhubungan,


pelaksanaandanpengusahaanhalpentingtertentu di dalamnegaraseperti:
pengelolaansumberdayaalamdanmengaturmekanismepemilihankepalapemerintahan;

Di dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


telahdikemukakansecarategassepertitersebutpadaPasal 1 ayat (3) menyatakan “Negara
Indonesia adalahnegarahukum”, danPasal 1 ayat (2) menyatakan “kedaulatanberada di
tanganrakyatdandilaksanakanmenurutUndangUndangDasar”.

Negara hukum yang


didasarkanataskedaulatanrakyattersebutadalahdasarsuatusistemdariPemerintah Negara
Republik Indonesia yang mempunyaitujuan “melindungisegenapbangsa Indonesia
danseluruhtumpahdarah Indonesia danuntukmemajukankesejahteraanumum,
mencerdaskankehidupanbangsadanikutmelaksanakanketertibanduniaberdasarkan ...
dankeadilansosial ...” sesuaidenganpembukaankonstitusi.

Uraian di atashendakmenegaskan,
negarahukumharusdidasarkanpadakedaulatanrakyatdanditujukanuntukkepentinganperlindu
ngansegenapbangsasertamewujudkankesejahteraan. Konsep, kerangkateoritik,
sertaprinsipnegarahukum yang antara lain meliputi: asaslegalitas, persamaandalamhukum,
pembatasankekuasaan, perlindunganhakasasi, peradilan yang
bebasdantidakmemihakseyogianyaditujukanuntukmelindungikepentinganrakyat.

Padakonteksitu, organ kekuasaan,


termasukkekuasaankehakimantidakhanyadipersyaratkanharusmerupakankekuasaan yang
bebasdantidakmemihaksaja,
tetapijugaharusberpihakdanbertujuanuntukmelindungikepentingandarirakyat sang
pemilikkedaulatan. Montesquieu sebagai French Jurist di dalam The Spirit of the Laws
(1748) mengemukakan ide constitutionalism yang dihubungkan the separation of powers
dalamkaitannyadengankekuasaankehakimanmenyatakan “... the judiciary should be
independent of the legislature and executive ...”.

ReformasiKonstitusi
C. ReformasiKonstitusi

Jikadilakukananalisisdalamperspektifsejarahmakasetidaknyaada 3 (tiga)
gelombangperubahankonstitusi yang pernahterjadidalampembentukankonstitusi di dunia,
yaitumisalnyaantara lain:

1.     Padaperiodekolonialisme. Padakurunwaktutersebut,
kekuatandansistemkekuasaandarinegarapenjajahtelahmemaksakankekuasaannyapadaseti
apnegarajajahannyauntukmenggunakanhukum yang
berasaldanberpihakpadakepentinganpenjajah. Inilahperiodeawalperubahanhukum di
sebagianbesarnegarajajahanpadaperiode zaman penjajahan. Pada masa itu,
tatahukumdantatahubunganantarwarganegaradilakukandenganmenggunakansistemdanhu
kumkekuasaandaripenjajah. Negara yang dijajah “dipaksa” untuktunduk di
bawahaturankonstitusipenjajah yang sebagiannyadiatursecaraeksepsional. Hak
“bumiputera” berbedadenganwarganegaraBelandaataupunkaumningratnya. Hal
inidapatdilihatdalamperiodepenjajahanBelandaatas Indonesia, ataupunnegara-negara yang
beradadalampenjajahanInggris;

2.     Padadekadesekitartahun 1940 an.


Padaperiodeiniterjadiperlawanandarinegarajajahanuntukmembebaskandirinyadarikekuasaa
npenjajahmulaiterjadidansebagiannyaberhasilmendeklarasikanpembebasannyamenjadineg
ara yang merdeka. Dalamkurunwaktuini, terjadiperubahankonstitusikarenanegara yang
merdekamulaimelakukanreformasikonstitusinya agar sesuaidengankepentingannyasendiri.
Perubahankonstitusiditujukanuntukmemberikan “moral authority or legitimacy”
padaawalkemerdekaanbangsadimaksudgunamembedakannyadaridandengankonstitusipen
jajahnya. Tentusaja, adabeberapanegara yang mendapatkankemerdekaannyatidakmelalui
proses revolusisehinggaterjadilah proses
adaptasiatautransplantasisistemkekuasaannegarapenjajahkepadanegarajajahannyadengan
berbagaimodifikasitertentu yang kemudiankelakdirumuskandalamkonstitusi. Hal
inidapatdilihat di hampirsebagianbesarnegara Commonwealth; 

3.     Padaperiodetahun 1990 an. Padakenyataanya, di sebagianbesarnegara yang


semulaberhasilmembebaskandirinyadarikekuasaankolonialismesecaraperlahanberubahme
njadinegara yang otoriter. Para penguasa yang
semuladiberikanmandatuntukmenjalankankekuasaan demi danuntuksepenuh-
penuhnyakepentinganrakyattelahmenjadikekuasaannyaituuntukkepentingansendiridanatau
bersamakelompoknyasaja. Penguasadimaksudtelahmemegangkekuasaanselama 2 hingga
4 dekadesertamerekatelahmemberikanjustifikasimunculnyagerakanmasyarakatkritis yang
akhirnyamembesarmenjadigerakansosial yang
mempunyaituntutanuntukmembebaskanmasyarakatdarikekuasaanotoriter. Negara yang
mengalami proses revolusidimaksudbiasanyamelakukanperubahan yang signifikan di
dalammenatasistemkekuasaannyamelaluiperubahankonstitusi. Hal inidapatdilihat di
berbagainegaraseperti: Korea Selatan, Afrika Selatan, Philipina, dantermasuk Indonesia. 

Di dalamsejarahketatanegaraan Indonesia, setidaknyaada 2 (dua)


periodeperubahankonstitusi, yaitu: pertama, perubahankonstitusipascakemerdekaan, di
sepanjangperiodeOrde Lama dansebelum masa Ordebaru. Konstitusidimaksudadalah UUD
Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudiandigantidengan UUD Republik Indonesia
Serikatdanselanjutnyadiubahdengan UUD SementaraRepbublik Indonesia,
danpadaakhirnyakembalilagike UUD Republik Indonesia Tahun 1945; kedua,
perubahankonstitusi di akhirperiodeOrdeBarudan/atau di awalperiodeOrdeReformasi. Ada
sekitar 4 (empat) kali amandemen, yaitupadatahun 1999 hinggatahun 2002.
Konstitusihasilamandemendimaksud yang hinggakinimenjadidasarnegara yang
biasadisebutsebagai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Di dalamperspektiflainnya, konstitusi Indonesia dapatdikualifikasisebagai rigid constitution


karena “wholly” unamandable. Lebih-lebihbiladikaitkandenganadanya
“kesepakatandankonsennsus”
untuktidakmengubahpembukaankonstitusiatauhaltertentudan/atauprosedurperubahankons
titusidiatursedemikiansulitnya.

 Konstitusi Indonesia sebelumamandemendapatdikualifikasisebagaikonstitusi yang sangat


“pendek” karenamemuat 37 buahpasalsaja, kendatipascaamandemenberubahmenjadi 81
pasalditambah 3 pasalaturanperadlihandan 2 pasalaturantambahan,
biladibandingkandenganKonstitusiJerman yang memuat 146 pasalatauKonstitusi India
yang memuatsekitar 400 an pasal.

PerubahanKonstitusidanReformasi di BidangKekuasaanKehakiman
d. PerubahanKonstitusidanReformasi di BidangKekuasaanKehakiman

Perubahankonstitusibiasanyamempunyaipengaruhterhadappolahubungankekuasaan di
antara organ kekuasaan, termasukkekuasaankehakiman. Secaraumum,
suatukonstitusimemuatprinsip yang menolakpemusatankekuasaan. Eric
Barendtmenyatakan “the principle is concerned with the avoidance of concentration of
power ... the each branch of goverment – legislature, executive, and judiciary – is able to
check and exercise of power by the others ...”.
Padakonteksperubahankonstitusi di Indonesia sepertitelahdiuraikan di
atassesungguhnyaperubahandimaksudmempunyaipengaruhdankaitaneratdengansistemke
kuasaankehakiman.

Uraian di
bawahiniakanmenjelaskanpengaruhdankaitaneratantaraperubahankonstitusidengansistem
kekuasaankehakimanmelaluikajianpadarumusan yang tersebutdalam UUD Tahun 1945
sebelumdanpascaamandemendihubungkandenganajaranTriasPolitika.
Analisisjugamengkaji, apakahsistemkekuasaan di Indonesia
menganutpemisahankekuasaanataukahpembagiankekuasaan.
Berdasarkantelaahantersebutbarukemudianakandihubungkandengansistemkekuasaankeha
kiman.

Hal lain yang jugaakanmenjadiobjekkajianadalah, problem


dandinamikadalampenerapankekuasaankehakimanpascaamandemen UUD Tahun 1945
karenapadakonstitusiamandemen,
kekuasaankehakimandilaksanakanolehMahkamahAgungdanMahkamahKonstitusi,
sertaadanyalembagaKomisiYudisial yang menjadibagiandarisistemkekuasaankehakiman.

Ada 2 (dua) perdebatanutamadalamkaitanantara UUD 1945 denganTriasPolitika.


Sebagiankalanganmenyatakanbahwa UUD 1945
tidakmenganutsistemTriasPolitikakarenapadadasarnya organ negaratidakhanyameliputi:
legislatif, eksekutif, danyudikatifsaja. UUD 1945 sebelumamandemenjugamengenal organ
negara yang biasadisebutsebagaiBadanPemeriksaKeuangan (BPK)
danDewanPertimbanganAgung (DPA).

Pascareformasidansepertitersebut di dalamamandemenkonstitusidalam UUD Tahun 1945,


kiniadabeberapa organ negaralainnyaseperti: suatulembaga bank sentral,
suatukomisipemilihanumum, alatnegara yang
menjagakeamanandanketertibandanalatnegara yang bertugasmempertahankan,
melindungi, memeliharakeutuhandankedaulatannegara.

Ada pendapatlainnya yang menyatakan, rumusan UUD Tahun 1945


dapatdikualifikasimenganutajaranTriasPolitikakarena organ
negaraterpentinghanyalahlembagalegislatif, eksekutif, danyudikatif. Organ
negaralainnyatidakdisebutsebagai organ negarautamasehingga UUD 1945
dikualifikasisebagaimenganutajaranTriasPolitika.

Pascaamandemen UUD Tahun 1945, lembagalegislatiftidakhanyameliputi:


DewanPerwakilan Rakyat (DPR) danDewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
sajatetapiDewanPerwakilan Daerah (DPD).
LembagaYudikatiftidakhanyamenyebutkanbahwakekuasaankehakimandilakukanolehsebua
hMahkamahAgungdansebuahMahkamahKonstitusisertaadanyalembaga yang
disebutsebagaiKomisiYudisial.

Kendatitidakmenjadisalahsatuperdebatanutamatetapiacapkalidiajukanpertanyaan,
apakahsistemkekuasaan di Indonsiamenganutsistemkekuasaan yang didasarkanpada
“pembagian” kekuasaan, ataukah “pemisahan “ kekuasaan. Secaraumum, ahlitatanegara di
Indonesia menganutpendapat yang menyatakanbahwasistemkekuasaan di Indonesia
sepertidirumuskan di dalamkonstitusiadalah “pembagian” kekuasaan.

Jikapendapat di
atasdikaitkandandiletakkandengandandalamkontekskekuasaankehakimanmakaakantimbul
pertanyaan, apakahkekuasaanMahkamahAgungdanMahkamahKonstitusiadalahkekuasaan
yang didasarkanataspembagiankekuasaanataukahkekuasaan yang
terpisahdarikekuasaanlainnya.

Pada UUD Tahun 1945 sebelumamandemendikemukakan


“kekuasaankehakimandilakukansebuahMahkamahAgungdan lain-lain
badankehakimanmenurutundang-undang”. Lebihlanjutdikemukakan
“susunandankekuasaanbadan-badankehakimanitudiaturdenganundang-undang.

Ketentuanpasal di atashanyamenjelaskan, siapa yang


menjelaskankekuasaankehakimandengantetapmembukapeluangadanyalembaga lain yang
jugadapatmenjalankankekuasaankehakiman. Selainitu, rumusanpasal di
atastidaksecarategasmengaturdanmenjelaskanbahwakekuasaankehakimanadalahkekuasa
an yang
terpisahdarikekuasaanlainnyakarenasusunandankedudukannyadiserahkanpengaturannyad
enganundang-undang.

Padasituasisedemikian,
eksekutifdanlegislatifmempunyaipotensidanmemilikikeleluasaanuntukmanafsirkandanmer
umuskankekuasaankehakimanmenurutinterpretasinyasendiridan/ataukekuasaankehakima
n yang berpihakpadakepentingannyasendiri.

Ada perbedaan yang


cukuptegasjikamembandingkanrumusanpasalkekuasaankehakimanmenurut UUD Tahun
1945 dengankonstitusipascaamandemen. Rumusanpasal yang dikemukakan di dalam UUD
tahun 1945 pascaamandemenmenyatakansecarategas
“kekuasaankehakimanmerupakankekuasaan yang
merdekauntukmenyelenggarakanperadilangunamenegakkanhukumdankeadilan”.

Pasaldimaksudmenjelaskansifatdantujuandaripenyelenggaraankekuasaankehakiman, yaitu:
kekuasaan yang merdekagunamenegakkanhukumsertakeadilan. Frasa kata “kekuasaan
yang merdeka”
dalampasaltersebutmemperlihatkandansekaligusmenegaskanbahwakekuasaankehakiman
adalahsuatukekuasaan yang terpisahdaricabangkekuasaanlainnya.

Pasal 24 ayat (2) jugatelahmengemukakan,


siapapenyelenggarakekuasaankehakimankarenapasaldimaksudmenyatakan,
kekuasaankehakimandilakukanolehsebuahMahkamahAgungdanbadanperadilan yang
berada di bawahnyadalamlingkunganperadilanumum, agama, militer, tatausahanegara,
danolehsebuahMahkamahKonstitusi.

Penyebutan yang
tegastentangsiapapenyelenggarakekuasaankehakimanmembuatkejelasan,
siapakahlembaga yang melaksanakankekuasaankehakiman. Kendatipundemikian,
konstitusijugamenyatakan “badan-badan lain yang
fungsinyaberkaitandengankekuasaankehakimandiaturdalamundang-undang”.

Frasasepertidikemukakan di atasakanmenarikjikadikaitkandenganlembagaKomisiYudisial
yang dikemukakansecaraeksplisitdidalamPasal 24B UUD 1945.
Tugaswewenangkomisimempunyaihubungandanberkaitaneratdenganlembaga yang
menjalankankekuasaankehakiman, yaitu: MahkamahAgungdanbadan-badanperadilan yang
berada di bawahnyasertaMahkamahKonstitusi. Tugasdanwewenangdimaksudadalah:
kesatu, mengusulkanpengangkatan hakim agung; dankedua,
menjagadanmenegakkankehormatankeluhuranmartabat, sertaperilaku hakim.

Pertanyaan yang perludiajukanuntukmendapatkankajian,


apakahKomisiYudisialdapatdikualifikasisebagaisalahsatubadandarikekuasaankehakiman?
Ketentuan yang mengaturperihalKomisiYudisialberada di dalam Bab IX,
KekuasaanKehakiman UUD Tahun 1945; ataukah, KomisiYudisialadalahsebuahbadan yang
fungsinyaberkaitandengankekuasaankehakimansesuaidenganrumusanwewenangnyaseper
titelahdikemukakan di atas.

JikadiasumsikanbahwaKomisiYudisialsebuahbadan yang
berkaitandengankekuasaankehakimandenganwewenangtertentu, pertanyaanlainnya yang
perludiajukan, apakahkonstitusimemberikanlegitimasipadaundang-
undanguntukmerumuskantatacaradanmekanismekerjapelaksanaanwewenangtersebut di
dalamsuatuundang-undang?

PadaPasal 24B ayat (4) UUD Tahun 1945 dikemukakan “susunan,


kedudukandankeanggotaanKomisiYudisialdiaturdenganundang-undang”.
Jikaberpijaksecara rigid dariapa yang dikemukakan di
dalamkonstitusimakapasaldimaksudmenjelaskanbahwa yang perludirumuskan di
dalamsebuahundang-undangberkaitandenganKomisiYudisialadalahmengenaisusunan,
kedudukan, dankeanggotaankomisitetapitidakdikemukakan agar diaturhal yang
berkaitandengantatacaradanmekanismekerjasertapelaksanaanwewenangkomisiataumeng
enaihallainnya di dalamsuatuundang-undang.

Jikainterpretasi rigid yang


sangatlegalistikitudigunakanmakaKomisiYudisialtidakdapatmelaksanakantugasdanwewen
angnyakarenakonstitusitidakcukupmengaturpelaksanaantugasdanwewenangkomisi.
Seyogianyaadaundang-undangyanagmengaturtatacara, mekanismepelaksanaantugas,
danwewenangKomisiYudisial agar
tidakterjadibenturandanbahkankonflikdenganlembagakekuasaankehakimanlainnya. De
facto, materidanmekanismepengawasanmasihbelumdapatdiselesaikansecara “tuntas”
antaraMahkamahAgung, MahkamahKonstitusi, danKomisiYudisial.

Berdasarkanseluruhuraian di atasmakadapatdikemukakanbeberapahal,
yaitusebagaiberikut:

1.     Indonesia telahbeberapa kali mengalamiperubahankonstitusidan di


setiapperubahankonstitusidimaksudterjadiperubahanrumusanpasal yang
berkaitandengankekuasaankehakiman.
Setidaknyahalinidapatdilihatdarifaktaperubahanpasaldanbagiankekuasaankehakimanantar
a yang dirumuskan di dalam UUD Tahun 1945 sebelumamandemendanpascaamandemen; 

2.     Perubahanrumusanpasalsepertitersebut di dalam UUD Tahun 1945 pascaamandemen,


sepertidirumuskandalamPasal 24, Pasal 24A, Pasal 24B danPasal 24C
memperlihatkanadanyaperbaikanrumusanpasal yang
mempunyaitujuanuntukmenjadikankekuasaankehakimansebagaikekuasaan yang
merdekadengantujuanmenegakkanhukumdankeadilan;

3.     Perbaikan lain yang dirumuskandalam UUD Tahun 1945 meliputi: kesatu,


menjelaskansiapasaja yang melakukankekuasaankehakiman; kedua,
apasajawewenangdariMahkamahAgung, MahkamahKonstitusidanKomisiYudisial; ketiga,
adanyaperntahuntukmerumuskansusunan, kedudukandankeanggotaandiatur di
dalamundang-undang; keempat, hukum acara
dariMahkamahAgungdanMahkamahKonstitusijugadimintauntukdiatur di
dalamsuatuundang-undang;

GagasanPerubahanKonstitusidalamPerspektifKekuasaanKehakiman
E. GagasanPerubahanKonstitusidalamPerspektifKekuasaanKehakiman 

Kendatipuntelahdilakukanperubahan yang
cukupsignifikandalampengaturanhalichwalkekuasaankehakiman di dalam UUD tahun 1945
pascaamandemen, masihditemukanbeberapahallainnya yang
dapatmengakibatkantidakdapatdilaksanakannyakekuasaankehakimansecaraterhormatdan
bermartabatdenganakuntabilitas yang tinggi.

PubliktelahmengetahuidanmahfumbahwapadaperiodeOrde lama
danOrdeBaruadamasalahutama yang
dihadapiolehkekuasaankehakimanberkenaandenganintervensikekuasaandankepentinganpo
litiksertaeksekutif. Intervensidimaksuddilakukanmelalui:

kesatu,
kedudukanmahkamahditempatkansebagaibagiandariinstrumenkekuasaanpolitikOrde Lama
untukmenjalankanpolitik “revolusioner” darikekuasaan;

kedua, padaperiodeOrdeBaru,
mahkamahtidaklagisecaraeksplisitmenjadibagiandarikepentingantetapiada “kontrolpolitik”
terhadaptugasdanwewenangmahkamah. Kontroldmaksudantara lain meliputi:
mekanismerekruitmen hakim agung, pemilihandanpengangkatanketuamahkamah,
kontroleksekutifataspromosidanmutasi para hakim di lingkunganmahkamah,
politikanggaran yang disusundandirumuskandengancampurtangan yang
cukupintensifdaribirokrasipemerintahan;

PascaOrdeBaru, masalahutamasepertidiuraikan di
atastidaklagisepenuhnyadapatdidesakkankepadamahkamahkarenaadanyarumusanpasal di
dalamkonstitusi yang cukuptegas yang menyatakankekuasaankehakimanadalahkekuasaan
yang merdekauntukmenyelenggarakanperadilan. De facto,
MahkamahAgungpadasaatinisudah: kesatu,
dapatmelakukanpromosidanmutasisecaramandiritanpacampurtanganlagidaribirokrasi;
kedua, Ketuadan Wakil
KetuaMahkamahAgungmaupunMahkamahKonstitusidipilihdaridanoleh hakim agungdan
hakim konstitusisendiri; ketiga,
mahkamahdapatmenyusundanmerumuskansecaramandirianggaran yang
diperlukanuntukmenjalankantugas, fungsi, danwewenangnya.

Kendatiadaperubahan yang
menjagadanmewujudkaneksistensidanprinsipdasarkekuasaankehakiman,
publikmasihmerasakanadanyafakta yang memperlihatkan,
kekuasaankehakimanbelumsepenuh-penuhnyamenjaditerhormat, bermartabat,
danmempunyaistandarkinerjadenganakuntabilitas yang tinggi.

Tentusaja, pendapatpubliktersebuttidakdapatmenafikkanberbagaiupaya yang


terusmenerusdilakukanolehmahkamahdanjajarannya. Ada beberapafakta yang
senantiasadiajukanolehsebagianpublikuntukmendukungalasandanargumentasituntutannya
yang secarasepihak, yaitudenganmenyatakanantara lain:
1.     Peradilan yang sederhana,
cepatdanbiayaringanbelumsepenuhnyadapatditerapkansecaraabsolut.
Tunggakanperkarabelumdapatdiselesaikansecaratuntas, di
sampingbegitubanyaknyajumlahperkara yang
diterimaolehMahkamahAgunguntukdiselesaikan. Faktainiberbandingterbalikdengan proses
yang terjadi di MahkamahKonstitusi yang sudahmenerapkanprinsipsederhana, cepat,
danbiayaringandalammenanganiperkara-perkara yang menjaditugasdanwewenangnya;

2.     Publikbelumsecaraluasbisamendapatkanaksesinfomasiterhadap proses
dantahapanperadilandarisuatuperkara yang diajukannya, khususnya di tingkat banding
dankasasi. Tidakjelasnyatahapan proses danwaktupenyelesaianperkaramembuat para
justiabelmenjadi “gamang” danbertanya-tanya,
apakahkasusnyasedangatausudahditanganiolehpengadilan, baikpadatingkatan banding
maupunmahkamah. Di sisilainnya, mahkamahjugatelahmengeluarkanSuratEdaran yang
mengaturtentangaksesinformasi; 

3.     Proses peradilan yang memungkinkanbelumdapatdiwujudkanperadilan yang


bersihdenganakuntabilitas yang tinggi. Padasaatini, mahkamahdanpengadilan di
bawahnyamempunyaikeleluasaanuntukmenggunakankewenangannyasecarabebas.
Independensi yang absoluttanpadisertaikontrol yang
baiktidakakanmenghasilkanakuntabilitas, bahkanpotensialmemunculkanpotensi abuse of
power;. Secaraumumhendakdikatakanbahwahal yang paling
subtildarikekuasaankehakimanadalahadanyajaminankekuasaan yang
merdekadalammenjalankankekuasaanperadilan.
Tidakadakekuasaankehakimanjikaindependensidalammenjalankanwewenangnya
“dirampok” ataumudah “diintervensi”. PeriodeOrde lama
danOrdeBarumenjadimenjadipelajaranpentingketikakekuasaankehakimandijadikanbagiand
arikepentingankekuasaanrevolusidan/atauPresidenpunyakekuasaanuntukmenentukansiapa
yang dapatmenjadi hakim agungdanketuaMahakamahAgung.

4.     Ada beberapaputusanpengadilan yang


mendapatsorotanpublikkarenabertentangandengan rasa keadilanmasyarakat.
Bandingkansaja, putusan yang menyangkutnenekMinah, Jaksa Esther yang
menggelapkanbarangbuktinarkobadanputusanGayusTambunan yang
divonisbebaspadahaldiketahuimeneriumagratifikasihampirsekitar 25 miliar rupiah.
Sebalikyajugaadaputusan yang diapresiasipublik, sepertiputusandalamkasusPritaMulyasari.

5.     Adanyasinayaelemen yang diajukanaktivis anti korupsi yang


mensinyaliradanyatendensiputusanpengadilandalamkasus-kasuskorupsi yang
hukumannyaringandanbahkansebagiannyadibebaskan. ICW
merilisberitabahwaputusandenganhukumanpercobaan,
sanksinyaringandanmalahdibebaskan;
Berbagaiuraian yang dikemukakan di atasmemperlihatkantantangan lain yang kinimuncul
yang
ditengaraidapatmengakibatkantidakdapatdilaksanakannyakekuasaankehakimansecaraterh
ormatdanbermartabatdenganakuntabilitas yang tinggigunamenegakkanhukumdankeadilan.

Padaakhirnya,
tantangandimaksudmunculdariberbagaifaktadalampenerapankekuasaankehakimantelahdin
ilaimasyarakatbahwaperadilanbelumsepenuhnyadapatditegakkansesuaidengantujuandarik
ekuasaankehakimanyaitumenegakkanhukumdankeadilan.

Jikafakta di atasdikajisecaramendalammakaperludiajukansuatupertanyaankritis,
apakahfaktapenerapan proses peradilan di atasadalah problem penegakanhukum,
dantidakberkaitanlangsungdenganrumusanpasal yang telahdikemukakan di dalam UUD
Tahun 1945 pascaamandemen?

Begitupunhalnyadenganadanyafakta yang menegaskan, independensi yang


absolutternyatapotensialmenciptakanpenyalahgunaankekuasaanatau abuse of power
sepertitelahdikemukakan di atas. Ketidakprofesionalan,
kesengajaanmelakukantindakankoruptif, dankesewenang-wenangandapatberlindung di
balikindependensisehinggatidakhanyamerugikan para justiabelsaja,
tetapijugamerusakmartabatdankehormatan hakim dankekuasaankehakimanitusendiri.

Itusebabnyapertanyaan yang
perludiajukandenganadanyadiskursuspublikdanadanyatuntutan yang kianmenguat,
apakahindependensiharusdilekatkandandiletakkanjugadalamprinsipakuntabilitassehinggak
ekuasaankehakimanseyogianyasebagaikekuasaan yang merdekadanakuntabel.

Independensiharusditegakkansebagaisatusisikoinmatauang yang
disertaiakuntabilitaspadasisilainnya. Hal itudimaksudkan agar independensi yang
disertaiakuntabilitasdapatsecarasignifikanmeminimalisasisuatupotensi yang
menyebabkanterjadinyaanarkismedantindakankoruptif.

Berdasarkanseluruhuraian di
atasmakaadakebutuhanuntukmeningkatkankualitaskekuasaankehakiman. Salah satucara
yang tersediaadalahmelakukanamandemenkonstitusidanuntukitudiusulkanbeberapahal,
yaitu:

1.     Konstitusiharusmerumuskansecarategasdanjelasprinsipakuntabilitas.
Prinsipdimaksudmenjadiprinsip yang
sangatpentingdalammenjalankankekuasaankehakimanbersama-
samadenganprinsipindependensi. Terbuka
peluanguntukmenegaskanperlunyaprinsipprofesional, jujur,
danadilsebagaiprinsipdasardalammenjalankankekuasaankehakimankarenapenyelenggaraa
npemilusajasesuaikonstitusiharusdilakukansecarajujurdanadilselainlangsung, umum,
bebasdanrahasiaapalagibilamelaksanakankekuasaankehakiman.

2.     KomisiYudisialdalamsistemkekuasaankehakiman.
ApakahKomisiYudisialhendakdiletakkansebagaisalahsatubadandarikekuasaankehakiman
yang menjalankanfungsipengawasan, selaintugasdanwewenanglainnya yang dirumuskan;
ataukah, KomisiYudisialhanyalahsebuahbadan yang
berkaitandengankekuasaankehakimansaja;

3.     Konstitusiseyogianyamengaturprinsipmekanismepelaksanaanwewenangdarilembaga
yang berada di dalamkekuasaankehakiman, yaitu di antaraMahkamahAgung,
MahkamahKonstitusi, danKomisiYudisial. Misalnyasaja,
apakahKomisiYudusialjugapunyawewenanguntukmenjagadanmenegakkankehormatan,
keluhuranmartabatdanperilaku hakim konstitusi;
danapakahpelaksanaanwewenangKomisiYudisial di atashanyadenganfokus di
bidangetikdanperilaku yang
tidakberkaitanlangsungdenganpelaksanaankewenanganmengadiliataukahpadahal-
haltertentudapat “masuk”.
PERTEMUAN 9

9.1 (PengertiandanBentuk Negara)


A.          Pengertian Negara

Negara adalahsuatuorganisasidiantarasekelompokataubeberapamanusia yang bersama-


samamendiamisuatuwilayahteritoirtertentudenganmengakuisuatupemerintahan yang
mengurustatatertibdankeselamatansekelompokataubeberapakelompokmanusia.

Bentuknegaramenyatakansususnandanorganisasinegarasecarakeseluruhan,
mengenaistrukturnegara yang meliputisegenapunsur-unsurnyayaitudaerah,
bangsadanpemerintahannya.

B.          Bentuk Negara

1)     Republic

Dikatakan Negara berbentukRepublik,


apabilamekanismepenentuankepalanegaranyadilakukanmelaluhipemilihan
(langsungataumelaluimajelis) denganperiodisasi masa jabatanyangatelahditentukan.
Sedangkanmengenaipengambilankeputusan di dalamnegaradilakukandalamsebuah forum
majelis yang mencerminkanrepresentasirakyat.
2)     Monarchie

Negara itudikatakanberbentukkerajaan (monarkhi) apabilapenentuankepalanegara  


Berdasarkanprinsippewarisan alias turuntemurun,
danpengambilankeputusannyadilakukantidakmelalui forum majelis yang
merepresentasikankepentinganrakyat.

3)     Aristokrasi (oligarki)

Adalahnegaradenganpemerintahaan yang pimpinantertingginyaterletakditanganbeberapa


orang,  biasanyaterletakpadagolonganfoedal, golongan yang berkuasa
(aligoartinyabeberapa).

4)     Demokrasi

ialahsuatunegaradenganpemerintahan yang pimpinantertinggiterletak di tanganrakyat.


Meliputi:  DemokrasilangsungdanDemokrasitidaklangsung.

Ciri-ciripokokpemerintahandemokratis

a.     Pemerintahanberdasarkankehendakdankepentinganrakyatbanyak, denganciri-


ciritambahan:

·         konstitusional, yaitubahwaprinsip-prinsipkekuasaan,
kehendakdankepentinganrakyatdiaturdanditetapkandalamkonstitusi;

·         perwakilan, yaitubahwapelaksanaankedaulatanrakyatdiwakilkankepadabeberapa
orang;

·         pemilihanumum, yaitukegiatanpolitikuntukmemilihanggota-anggotaparlemen;

·         kepartaian, yaitubahwapartaipolitikadalah media


atausaranaantaradalampraktikpelaksanaandemokrasi

b.    Adanyapemisahanataupembagiankekuasaan, misalnyapembagian/


pemisahankekuasaaneksekutif, legislatifdanyudikatif.

c.    Adanyatanggungjawabdaripelaksanakegiatanpemerintahan.
 

5)     Autokrasi

adalahsuatunegara yang dipimpinolehkekuasaannegara, yang


berdasarkanataspandanganautoriteirnegara. Di
manapengangkatanataupenunjukankepalanegaratidakmenggunakansistempewarisan
(sebagaimananegaramonarkhidenganasasketidaksamaanwalaupuntidaksamapersis)
tetapisetiap orang berhakmendudukijabatankepalanegara
(sebagaimananegararepublikdenganasaskesamaanwalaupuntidaksamapersis).

9.2 (SusunanPemerintahan)
C.          SusunanPemerintahan

1.     Negara serikat (federasi)

FederasiberasaldaribahasalatinFoedus, yang berartiperjanjianataupersetujuan.


Federasiadalahbentuktengah, suatubentukkompromistisantarakonfederasi yang
hubunganyatidakeratdengan Negara kesatuan yang sangatkukuhikatannya.

Menurut C.F. Strong dalambukunya, diperlukanduasyaratuntukmewujudkan Negara


federasi, antara lain: Harusadasemacamperasaannasionaldiantaraanggotakesatuan-
kesatuan  politik yang hendakberfederasitersebut. Dan harusadakeinginandarianggota-
anggotakesatuan-kesatuanpolitikituakankesatuandanpersatuankarenaapabilaanggota-
anggotaitumenginginkankesatuan, makabukanfederasi yang dibentuk, melainkan Negara
kesatuan.

Adapunciri-ciri Negara federasiyaitu:

1)    Adanyasupremasikonstitusifederasi.

2)    Adanyapemencarankekuasaanantara Negara federal denagan Negara bagian.

3)    Adanyasuatukekuasaantertinggi yang bertugasmenyelesaikansengketa-sengketa yang


mungkintimbulantara Negara federal dengan Negara bagian.

Negara Serikatadalahnegarabersusunanjamak, terdiriatasbeberapanegarabagian yang


masing-masingtidakberdaulat. Kendatinegara-negarabagianbolehmemilikikonstitusisendiri,
kepalanegarasendiri, parlemensendiri, dankabinetsendiri, yang
berdaulatdalamnegaraserikatadalahgabungannegara-negarabagian yang disebutnegara
federal. Setiapnegarabagianbebasmelakukantindakankedalam,
asaltakbertentangandengankonstitusi federal. Tindakankeluar (hubungandengannegara
lain) hanyadapatdilakukanoleh  pemerintah federal.

Ciri-cirinegaraserikat/ federal:

1.  tiapnegarabagianmemilikikepalanegara, parlemen, dewanmenteri (kabinet) demi


kepentingannegarabagian;

2.  tiapnegarabagianbolehmembuatkonstitusisendiri,
tetapitidakbolehbertentangandengankonstitusinegaraserikat;

3.  hubunganantarapemerintah federal (pusat) denganrakyatdiaturmelaluinegarabagian,


kecualidalamhaltertentu yang kewenangannyatelahdiserahkansecaralangsungkepada 
pemerintah federal.

Dalampraktikkenegaraan, jarangdijumpaisebutanjabatankepalanegarabagian
(lazimnyadisebutgubernurnegarabagian). Pembagiankekuasaanantarapemerintah federal
dengannegara  bagianditentukanolehnegarabagian, sehinggakegiatanpemerintah federal
adalahhalikhwalkenegaraanselebihnya (residuary power ).

Padaumumnyakekuasaan yang dilimpahkannegara-negarabagiankepadapemerintah federal


meliputi:

1.  hal-hal yang menyangkutkedudukannegarasebagaisubyekhukuminternasional, misalnya:


masalahdaerah, kewarganegaraandanperwakilandiplomatik;

2.  hal-hal yang mutlakmengenaikeselamatannegara, pertahanandankeamanannasional, 


perangdandamai;

3.  hal-haltentangkonstitusidanorganisasipemerintah federal sertaazas-


azaspokokhukummaupunorganisasiperadilanselamadipandangperluolehpemerintahpusat,
misalnya: mengenaimasalahuji material konstitusinegarabagian;
4.  hal-haltentanguangdankeuangan, beayapenyelenggaraanpemerintahan federal,
misalnya: halpajak, beacukai, monopoli, matauang (moneter);

5.  hal-haltentangkepentinganbersamaantarnegarabagian, misalnya: masalahpos,


telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakannegaraserikat yang satudengan yang lain adalah:

1.    carapembagiankekuasaanantarapemerintah federal danpemerintahnegarabagian;

2.    badan yang berwenanguntukmenyelesaikanperselisihan yang timbulantarapemerintah


federal denganpemerintahnegarabagian.

2.     Negara kesatuan 

Negara kesatuandisebutjugadenganunisterismeataueenbeisaat, ialahsuatunegara yang 


berbedadanberdaulat, dimanadiseluruhnegara yang berkuasahanyalahsatupemerintahan
(pusat) yang mengaturseluruhdaerah. Negara Kesatuanadalahnegarabersusunantunggal,
yaknikekuasaanuntukmengaturseluruhdaerahnyaada di tanganpemerintahpusat.
Pemerintahpusatmemegangkedaulatansepenuhnya,  baikkedalammaupunkeluar.
Hubunganantarapemerintahpusatdenganrakyatdandaerahnyadapatdijalankansecaralangsu
ng. Dalamnegarakesatuanhanyaadasatukonstitusi, satukepalanegara, satudewanmenteri
(kabinet), dansatuparlemen. Demikian pula denganpemerintahan, yaitupemerintahpusatlah
yang memegangwewenangtertinggidalamsegalaaspek  pemerintahan.
Ciriutamanegarakesatuanadalahsupremasiparlemenpusatdantiadanyabadan- badan lain
yang berdaulat.

Negara kesatuandapatdibedakanmenjadiduamacamsistem, yaitu: 1.Sentralisasi, dan


2.Desentralisasi.

Dalamnegarakesatuanbersistemsentralisasi,
semuahaldiaturdandiurusolehpemerintahpusat,
sedangkandaerahhanyamenjalankanperintah-perintahdanperaturan-
peraturandaripemerintah  pusat. Daerah tidakberwewenangmembuatperaturan-
peraturansendiridanataumengurusrumahtangganyasendiri.
Keuntungansistemsentralisasi:

1. adanyakeseragaman (uniformitas) peraturan di seluruhwilayahnegara;

2.adanya kesederhanaanhukum, karenahanyaadasatulembaga yang


berwenangmembuatnya;

3.penghasilan daerahdapatdigunakanuntukkepentinganseluruhwilayahnegara.

Kerugiansistemsentralisasi:

1.  bertumpuknyapekerjaanpemerintahpusat, sehinggaseringmenghambatkelancaran 


jalannyapemerintahan;

2. peraturan/ kebijakandaripusatseringtidaksesuaidengankeadaan/ kebutuhandaerah;

3. daerah-daerahlebihbersifatpasif,
menungguperintahdaripusatsehinggamelemahkansendi-
sendipemerintahandemokratiskarenakurangnyainisiatifdarirakyat;

4.  rakyat di daerahkurangmendapatkankesempatanuntukmemikirkandanbertanggung 


jawabtentangdaerahnya;

5.  keputusan-keputusanpemerintahpusatseringterlambat.
Dalamnegarakesatuanbersistemdesentralisasi,
daerahdiberikekuasaanuntukmengaturrumahtangganyasendiri (otonomi, swatantra).
Untukmenampungaspirasirakyat di daerah, terdapat  parlemendaerah. Meskipundemikian,
pemerintahpusattetapmemegangkekuasaantertinggi.

 Keuntungansistemdesentralisasi:

1.  pembangunandaerahakanberkembangsesuaidengancirikhasdaerahitusendiri;

2.  peraturandankebijakan di daerahsesuaidengankebutuhandankondisidaerahitusendiri;

3.  tidakbertumpuknyapekerjaanpemerintahpusat,
sehinggapemerintahandapatberjalanlancar;

4.  partisipasidantanggungjawabmasyarakatterhadapdaerahnyaakanmeningkat;
5. penghematanbiaya, karenasebagianditanggungsendiriolehdaerah.
Sedangkankerugiansistemdesentralisasiadalahketidakseragamanperaturandankebijakanse
rtakemajuanpembangunan.

Perbedaan Negara Kesatuandan Negara Federasi

1. Negara Kesatuan

Negara inijugadisebutnegaraUnitaris. Ditinjaudarisegisusunannya,


negarakesatuanadalahnegara yang tidaktersusundaripadabeberapanegara,
sepertihalnyadalamnegarafederasi, melainkannegaraitusifatnyatunggal,
artinyahanyaadasatunegara, tidakadanegara di dalamnegara. jadidengandemikian di
dalamnegarakesatuanitujugahanyaadasatu  pemerintahan, yaitupemerintahanpusat yang
mempunyaikekuasaanatauwewenangtertinggidalamsegalalapanganpemerintahan.
Pemerintahanpusatinilah yang
padatingkatterakhirdantertinggidapatmemutuskansegalasesuatu di dalamnegaratersebut.

SistemDesentralisasi

Tetapikadang-kadang di dalamnegarakesatuaninidiadakanpembagiandaerah, di
manadalamtiap-tiapdaerahituterdapatorganisasikenegaraan yang tegaksendiri.
Pembagiandaerahtersebutmisalnyapembagiandalamdaerah-daerah : Tingkat I, Tingkat II,
Tingkat III, yang  berhakmengaturdanmengurusrumahtangganyasendiri. Dan yang padatiap-
tiapdaerahtersebutmempunyaipemerintahansendiri, yang di sebutpemerintahdaerah.
Tetapikitaharusingatbahwapemerintahandaerahinitidakmempunyaikekuasaanatauwewena
ng yang tertinggimengenaiapapundalamlapanganpemerintahan.
karenadalamtingkatterakhirdantertinggi  putusan-putusandalamlapanganpemerintahanitu
yang wewenangmengadakanadalah  pemerintahanpusat.

Negara kesatuan yang menyelenggarakanpembagiandaerahsepertitersebut di


atasdisebutnegarakesatuan yang didesentralisasikan.
Sedangkansebaliknyanegarakesatuan yang
tidakmeyelenggarakanpembagiandaerahdisebutnegarakesatuan yang disentralisasikan,
tetapinegarabiasanyajugamengadakanpembagiandaerahdalamdaerah-daerahadministrasi.

 
2. Negara Federasi

Negara federasiadalahnegara yang tersusundaripadabeberapanegara yang semula 


berdirisendiri-sendiri, yang kemudiannegara-negaraitumengadakanikatankerjasama yang
efektif, tetapi di sampingitu, negara-negaratersebutmasinginginmemilikiwewenang-
wewenang yang dapat di urussendiri. Jadi di sinitidaklahsemuaurusanitudiserahkankepada 
pemerintahangabungannya, ataupemerintah federal,
tetapimasihadabeberapaurusantertentu yang tetap di urussendiri. Biasanya yang
diserahkanituyaitu : urusan-urusan yang diserahkanolehpemerintahnegara-
negarabagiankepadapemerintahan federal, adalahurusan-urusan yang
menyangkutkepentingan-kepentinganbersamadaripadasemuanegara-
negarabagiantersebut, misalnyaurusankeuangan, urusanangkutanbersenjata,
urusanpertahanandansebagaisemacamitu.

Hal ini di maksudkanuntukmenjagasampaiterjadikesimpang-siuran,


sertasupayaadakesatuan, karenaituadalahmenentukanhidup-matinyanegaratersebut.
MakatepatlahkiranyakalauDicymenggambarkannegarafederasiitusebagaisuatu 
perakalanuntukmengadakansuatuperaduanantarakesatuandankekuatannasionaldengan 
pengertianbahwanegar-negarabagianitumasihtetapmemilikihak-haknya.
Sepertitelahdikatakan di atas, bahwanegarafederasiituaddalahnegara yang terdiriatas 
penggabungandaripadabeberapanegara yang semulaberdirisendiri.

Olehkarenaitu di
dalamnegarafederasitersebutkitadapatadanyaduamacampemerintahanyaitu,

1.Pemerintahan federal.

Iniadalah yang merupakanpemerintahangabungan-gabungannya,


ataupemerintahanikatannya, ataupemerintahanpusatnya.

2.Pemerintah negarabagian

Jadinegara-negaritu yang semulaberdirisendiri, di dalamnegarafederasitersebut 


bergabungmenjadisatuikatan, denganmaksuduntukmengadakankerjasamaantarnegar-
negaratersebut demi kepentinganmerekabersama, dan di
sampingitumasihadakebebasanhak-hakkenegaraandaripadanegara-negarabagianitusendiri.

9.3 (SistemPemerintahandanMacam-macamnya)
 D.          SistemPemerintahan
Sistempemerintahanmerupakangabungandariduaistilahyaitu “sistem” dan “pemerintahan”.
Menurut Carl J. Friedrich, sistemadalahsuatukeseluruhanterdiridaribeberapa  bagian yang
mempunyaihubunganfungsionalbaikantarabagian-
bagianmaupunhubunganfungsionalterhadapkeseluruhannya,
sehinggahubunganitumenimbulkansuatuketergantunganantarabagian-bagian yang
akibatnyajikasalahsatubagiantidakbekerjadenganbaikmemengaruhikeseluruhanitu.
Adapunpemerintahandalamartiluasadalahsegalaunsur yang
dilakukanolehnegaradalammenyelenggarakankesejahteraanrakyatnyadankepentingannegar
asendiri.

SedangkanmenurutdoktrinHukum Tata Negara yang biasanyatertuang di dalamkonstitusi,


sistempemerintahannegaradapatdibagimenjadi 3 pengertian, yaitu:

1.       Sistempemerintahannegaradalamarti paling luas, yaknitatanan yang


berupastrukturdarisatunegaradenganmenitikberatkanpadahubunganantarnegaradenganrak
yat.

2.       Sistempemerintahannegaradalamartiluas, yaknisuatutatananataustruktur 


pemerintahannegara yang bertitiktolakdarihubunganantarasemua organ negara,
termasukhubunganantarapemerintahanpusat (Central Governmeent) denganbagian- bagian
yang terdapat di dalamnegara di tingkatlokal (Local Government).

 3.      Sistempemerintahannegaradalamartisempit, yaknisuatutatananatausetruktur 


pemerintahan yang bertitiktolakdarihubungansebagian orang negaraditingkatpusat,
khususnyahubunganantaraeksekutifdanlegislatif.

E.          Macam-macamSistemPemerintahan

Ada 3 macamsistempemerintahan

a. Sistempemerintahanparlementer

 
Sistempemerintahanparlementermerupakansistempemerintahandimanahubunganantaraek
sekutifdanbadanperwakilan (legislatif) sangaterat.

Ciri-cirisistempemerintahanparlementer, antara lain:

 1.    Kabinet yang


dipimpinolehperdanamenteridibentukolehatauatasdasarkekuatandanataukekuatan-
kekuatan yang menguasaiparlemen.

 2.   Para anggotakabinetmungkinseluruhnyaatau para


anggotakabinetmungkinseluruhanggotaparlemen,
atautidakseluruhnyadanmungkinseluruhnyabukananggota  parlemen.

 3.   Kabinetdenganketuanya (eksekutif) bertanggungjawabkepadaparlemen (legislatif).

 4.   Sebagaiimbangandapatdijatuhkannyakabinet, makakepalanegara (presiden: raja


atauratu) dengan saran ataunasehatperdanamenteridapatmembubarkanparlemen.

 5.  
Kekuasaankehakimansecaraprinsipiltidakdigantungkankepadalembagaeksekutifdanlegislat
if, haliniuntukmencegahintimidasidanintervensilembaga lain.

 b.   Sistempresidensiil

 Sistempemerintahanpresidensiiladalahsuatupemerintahan di
manakedudukaneksekutiftidak  bertanggungjawabkepadabadanperwakilanrakyat, dengan
kata lain kekuasaaneksekutif  berada di luarpengawasan (langsung) parlemen.

Karakteristiksistempemerintahanpresidensiil, yaitu:

 1. Presidenadalahkepalaeksekutif yang memimpinkabinetnya yang


semuadiangkatolehnyadanbertanggungjawabolehnya.

 2. Presidentidakdipiliholehbadanlegislatif, tetapidipilholehsejumlahpemilih.

 3. Presidentidakbertanggungjawabkepadabadanlegislatifdantidakdapatdijatuhkanoleh 
badanlegislatif.
 4. Sebagaiimbangannya, presidentidakdapatmembubarkanbadanlegislatif.

c.     Sistempemerintahan quasi

Sistempemerintahan quasi
padahakikatnyamerupakanbentukvariasidarisistempemerintahan 
parlemendansistempemerintahanpresidensiil. Hal inidisebabkansituasidankondisi yang 
berbedasehinggamelahirkanbentuk-bentuksemuanya.

d.    Sistempemerintahan referendum

Sistem referendum merupakanbentukvariasidarisistem quasi (quasi presidensiil)


dansistem  presidensiilmurni. Tugasmembuatundang-
undangberadadibawahpengawasanrakyat yang mempunyaihakpilih,
pengawsanitudilakukandalambentuk referendum.

PERTEMUAN 10

10.1 (AsasKekeluargaandanAsasKedaulatan Rakyat)


Asas-AsasHukum Tata Negara

1. AsasKekeluargaan

Asaskekeluargaanterdapat di dalamPasal 33 danpenjelasan UUD 1945. Ide


mengenaiasaskekeluargaandicantumkandalam UUD 1945 berasaldari Prof.
Soepomodalampidatonyatanggal 31 Mei 1945 ketikadiadakanSidang BPUPKI di Jakarta.
StaatsideIntegralistikdaribangsa Indonesia terlihatdarisifattata Negara Indonesia
ialahpemimpin yang bersatujiwadenganrakyatdan para
pejabatnegarasenantiasawajibmemegangteguhpersatuankeseimbangandalammasyarakat.
Menurut H.M. Koesnoe,
dalambahasaJawaasasinidisebutasaskerakyatanatauasaskebersamaan,
kebrayatandalambahasa Indonesia menjadikerakyatan.

Ide asaskekeluargaankemudiandiusulkandalamperencanaan UUD RI oleh Prof. Mr.


Soepomodalamsidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945. Ide
tersebutkemudianberhasildituangkandalam UUD 1945.
PerumusanasaskekeluargaandapatdilihatbaikdalamPembukaanmaupundalamBatangTubu
h UUD 1945. DalamPembukaan:
AleniaPertama : “... kemerdekaanituadalahhaksegalabangsa ...”.

AleniaKedua : “...mengantarkanrakyat Indonesia kedepan ...”.

AleniaKetiga : “... dengandidorongolehkeinginanluhur ...”.

AleniaKeempat : “... membentuksuatuPemerintah Negara Indonesia yang melindungi ...”.

DalamBatangTubuh UUD NRI 1945, yaknipadaPasal 33 ayat (1) yang tegas-


tegasmenyatakanasaskekeluargaan. Dalampasalitudisebutkan:
“Perekonomiandisusunsebagaiusahabersamaberdasarkanasaskekeluargaan”.
Menurutpengertiannegaraintegralistik, sebagaibangsa yang teratur, sebagaipersatuanrakyat
yang tersusun, makapadadasarnyatidakakanadadualismeantarastaatdanindividu”.
Tidakakanadapertentanganantarasusunan “staat” dansusunanhukumindividu.
PascaPerubahan UUD NRI 1945 Dalampelaksanaannya,
semangatkekeluargaanitudapatdiketahui pula padahal-halsepertiberikut: (1) Cara
pengambilankeputusan yang dilakukandalamlembagaMajelis-Permusyawaratanrakyat
(MPR), DewanPerwakilan Rakyat (DPR) danlembaga-lembagalainnya.
(2)HubungankerjasamaantaraPresidendan DPR dalamrangkapenyusunanUndang-undang.
Penjelasannyasebagaiberikut:

1) Cara Pengambilankeputusan

Cara pengambilankeputusanbersumberpadasila ke-4 Pancasila yang


tertuangpadapembukaanaleniakeempat: “Kerakyatan yang
dipimpinolehhikmahkebijaksanaandalampermusyawaratanperwakilan”. Cara
sepertiinidisebutmusyawarahmufakat yang berartikepuasan yang
diambiladalahhasilkesepakatanbersama. Ataudengan kata lain,
mufakatberartipersetujuanbulatataukesepakatanbersama.
Menyadaribahwakemungkinanmufakatakanmengalamikesukarankarenaheterogennyamasy
arakat Indonesia, makaalternatif lain
untukmegambilkeputusansepertidirumuskandalamPasal 2 ayat (3), Pasal6 ayat (2)
danPasal 37, yaitubahwaMajelisPermusyawaratan Rakyat
menetapkandengansuaraterbanyak. AdapundalamHukum Tata Negara, adajenis-
jeniskeputusansuaraterbanyaksebagaiberikut.

(a) Suaraterbanyaksederhana (simple mayority). Keputusandiperolehapabila yang


setujulebihbanyakdari yang tidaksetujudan yang setujusekurang-kurangnya 1/2 + 1.

(b)Suaraterbanyakmutlak (absolute mayority). Suara yang setujujauhlebihbanyakdaripada


yang tidaksetuju.
(c) Suaraterbanyakditentukan (qualified mayority). UUD atau UU
atauperaturantatatertibsuatulembaganegaramenentukanbahwakeputusanadalahsahapabila
memenuhisyarat-syarat yang ditentukan.

(d)Suaraterbanyakrelatif. Inibisaterjadijikadalampemilihanpresidendan wakil presidencalon


yang dijauhkanlebihdaridua orang
sehinggasalahseorangakanmendapatsuararelatiflebihbanyakdari yang lainnya.

Keduacaratersebutmasing-masingmemunyaikebaikandankeburukan yang dapatdisimak di


bawahini.

- MusyawarahMufakat.

Kebaikan : Semuapihakmerasaterlibat, dihargaipendapatnya, keputusan yang diambiladalah

bagiandarikepentingannya.

Keburukan : Pemecahanmasalahmemakanwaktu lama, dapatterjadi dictator minoritas di


manapihakminoritas yang
tidaksetujumemungkinkandapatmemaksakanpengambilankeputusan.

- SuaraTerbanyak.

Kebaikan :Memakanwaktu yang relatiflebihpendek.

Keburukan :TimbulDiktatorMayoritas.
Pihakmayoritasmemaksakankehendaknyasehinggagolonganminoritastidakmemunyaikese
mpatanbilagolonganminoritastidaksetuju.

2) HubunganKerjaSamaantaraPresidendan DPR

DalampembentukanUndang-Undang, sebagaimanadiaturdalamPasal 5 ayat (1) jo. Pasal 20


UUD NRI 1945 (Hubungankerjasamaitutampak di mana wakil
pemerintahakanselalubermusyawarahdengan DPR dalam proses
pembicaraanpenyusunanUndang-Undang).

2. AsasKedaulatan Rakyat

Istilahkedaulatandipergunakandalamberbagaipengertian.
Pengertianberdaulatditujukanpadanegara-negara yang berhakmenentukanurusannyasendiri,
baikmasalah-masalahdalamnegerimaupunmasalah-
masalahluarnegeritanpaadacampurtangannegara lain.
Pengertiankedaulatanadalahwewenang yang tertinggi yang menentukansegalawewenang
yang adadalamsuatunegara. Kata inimerupakanterjemahandari Sovereignty (Inggris),
Souvereiniteit (Belanda), souvereinete (Prancis), suvranus (Italia) dandalambahasa Latin
dikenaldenganistilahSupranus yang berarti “yang tertinggi”. Jean Bodindalambukunya “Six
Livre de la Republika” adalah yang pertama-tama
mengartikanbahwakedaulatanadalahtidakdipecahpecah, asli,
permanendansempurnaatautidakterbatas. Takterbatasartinyatidakadakekuasaan lain yang
lebihtinggi yang
dapatmembatasikekuasaantersebutpermanenberartiabaditetapsepanjangnegaraituada.
Konsepitudisebutjugakonsepnegaramonistis.

DalamIlmu Negara, masalahkedaulatan yang


mempermasalahkanlegitimasisumberkekuasaannegara,
melahirkanteorikedaulatanyaituteorikedaulatanTuhandenganpenganut Thomas Aquinas
danAgustinus, kedaulatannegarapenganutnya Jean BodindanJellinek,
KedaulatanHukumpenganutnyaKrabbedankedaulatan Rakyat dipeloporioleh J.J. Rousseau.
Menurut J.J. Rousseau dalampemikirantentangasalmuasalnegara,
manusiadalamkeadaanalamiah, dalamkeadaanadanegara (in state of nature) asalnyabaik.
Akan tetapidalamkeadaanalambebas, manusia yang asalnyabaikiturusakolehperadaban,
karenaitudalamkeadaanalambebas orang memerlukanjaminankeselamatan.
Lantasmerekamenyelenggarakanperjanjianmasyarakatuntukmembentuknegaradalambuku
nya “du contract social”. Dalamperjanjianmasyarakat,
rakyattidakmenyerahkankekuasaankepadapenguasa,
tetapikepadarakyatsendirisebagaisatukeseluruhan.
Penguasamenjalankankekuasaanbukankarenahaknyasendiri.

Dalam UUDNRI 1945, asasinidinyatakansecarategasdalam:

a) Pembukaan, yaknipadarumusan “...Negara Republik Indonesia

berkedaulatan Rakyat ....kerakyatan yang dipimpinoleh .... permusyawaratanperwakilan ....”.

b) BatangTubuhyakni di dalamPasal 1 ayat (2) UUD 1945 PraAmandemen yang


berbunyi,”Kedaulatanberada di tanganrakyatdandilaksanakanmenurut UUD”. Pasal 2 ayat
(1) yang berbunyi, ”MPR terdiriatasanggota....” maupunpasal-pasal yang lain seperti

Pasal 3, Pasal 5 ayat (1), Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22C,

Pasal 23 ayat (1), Pasal 28, sertaPasal 37.

Hubunganasaskedaulatandenganpemiluterlihatdariartikedaulatan yang
berartiwewenanguntukmenentukanwewenang yang berada di
bawahnyasehinggadalamasaskedaulatanrakyat, rakyatlah yang
berdaulatdanmenentukansegalawewenangdalam Negara.
Asaskedaulatanrakyatdisebutjugaasasdemokrasi. Terdapatduabentukdemokrasi,
yaknidemokrasilangsungdandemokrasitidaklangsungataudemokrasiperwakilan.
Adapunsyarat-syaratdari representative government under the Rule of Law yakni:

(1) Proteksikonstitusional.

(2) Pengadilan-pengadilan yang bebasdantidakmemihak.

(3) Pemilihan-pemilihan yang bebas.

(4) Kebebasanmenyatakanpendapat.

(5) Kebebasanberserikatdantugasoposisi.

(6) Pendidikan civics.

10.2 (AsasPembagianKekuasaandanAsas Negara Hukum)


3. AsasPembagianKekuasaan

Pembagiankekuasaanberbedadenganpemisahankekuasaan.
Pemisahankekuasaanberartikekuasaanterpisahtanpaadahubunganantarasatudengan yang
lainnya. Sedangkanpembagianberartikekuasaanterbagiatasbeberapabagian,
tetapitidakterpisahdanmempuyaihubunganantarasatudengan yang lainnya.
Pencetusteoripemisahankekuasaanadalah John Locke dalambukunya “Two Treaties on
Civil Government” yang memisahkanantaralegislatif, eksekutifdanfederatif.
Diilhamipendapat John Locke, Montesquieu dalambukunya “L’ esprit des Lois”
mengemukakanbahwadalamsetiappemerintahan,
terdapattigajeniskekuasaanyaitueksekutif, legislatifdanyudikatif.

Dalampraktikketatanegaraan, tidakmungkinuntukmelaksanakanajarantriaspoliticamurni.
Prof. Ivor Jennings, dalambukunya “The Law and the Constitution”,
membedakanpengertianpemisahankekuasaandalam:

I. PemisahanKekuasaandalamarti material.
Yaknipemisahandalamartipembagiankekuasaandenganmempertahankansecarategaspemb
agiantugas-tugasketatanegaraanantaraeksekutif, legislative danyudikatif. Hal
inidisebutpemisahankekuasaan (Separation of Power).

II. PemisahanKekuasaandalamarti formal. Yaknipembagiankekuasaan yang


tidakdipertahankandengantegas. Inilah yang disebutPembagiankekuasaan (Division of
power).
Setelahamandemen UUD 1945, Indonesia memilikikecenderunganmenganut
“pemisahankekuasaan” dengandiintroduksikannyaasas checks and balances system.
Amerika Serikatmenganutasaspemisahankekuasaanantaralegislatif, eksekutifdanyudikatif,
namunpemisahankekuasaaninihanyaberlakupadasituasikhusus, yaknijika Veto
PresidenditolakolehKongres. Namunsecarakonstitusional, KongresdapatmembuatUndang-
UndangtanpapersetujuanPresiden. Akan tetapi, dalamkeadaanbiasa,
PresidendapatmencampuriurusanKongres. DalamhalUndang-Undang yang
telahdisetujuiolehKongrestetapiPresidentidakmelaksanakannya, Presidendapatmengajukan
veto terhadapUndang-Undangtersebut. Padaumumnya, kongresselalumemperhatikan veto
daripresiden. Padahal, kongresmemilikikekuasaanpenuhuntukmenentukanapakah veto
presidenditerimaatauditolak. Inilahsistempengawasandankeseimbangan (checks and
balances system) dalamkonstitusi Amerika Serikat, antaralegislatif, yudikatif, eksekutif yang
salingmengimbangidansalingmengawasi.

Di Indonesia, asaspemisahankekuasaandengansistem checks and balances


berartibahwakekuasaan yang
diberikankepadalembagalembaganegaraolehpembuatUndang-
UndangDasardipandangsebagai balances (keseimbangan),
dansebaliknyakewajibanpenerimakekuasaanuntukmempertanggungjawabkankepadapemb
erikekuasaandipandangsebagai checks (pengawasan). Olehkarenaitu,
hubunganantarapemberikekuasaandanpenerimakekuasaanterdapathubunganpengawasan
badanpemberikekuasaanterhadapbadanpenerimakekuasaan.

Dalam UUD NRI 1945, halitutampakpada:

a. Dalam proses pembuatanUndang-Undang, yaitutampakpadaPasal 5 Ayat (1) UUD NRI


1945 yang berbunyi, ”Presidenmemegangkekuasaanmembentuk UU denganpersetujuan
DPR”, jugaPasal 20 Ayat (1) UUD NRI 1945 yang berbunyi,”DPR
memegangkekuasaanmembentukUndang-undang”, danPasal 21 UUD NRI 1945 yang
berbunyi,”Anggota DPR berhakmengajukanusulanrancanganUndang-Undang”.

b. Pemberhentianpresiden, yaitupadaPasal 4 ayat (1) UUD NRI 1945 yang


berbunyi,”PresidenmemegangkekuasaanpemerintahanmenurutUndang-UndangDasar”
(kewenanganatributif) menunjukanbukanpelimpahanoleh MPR,
sehinggapresidentidakdapatdiberhentikanoleh MPR,
namunadaperkecualianapabiladipandangmelakukanpelanggaranhukumsesuaidenganPasal
7A UUD NRI 1945 yang berbunyi,”Presidendan/Wakil Presidendapatdiberhentikandalam
masa jabatannyaoleh MPR atasusul DPR
baikapabilatelahterbuktimelakukanpelanggaranhukum....” danmenurutPasal 24C Ayat (2)
pendapat DPR
tersebutharusdisampaikandahulukepadaMahkamahKonstitusisertamekanismepemberhenti
anharusberdasarkanPasal 7B UUD NRI 1945.
c. PengangkatanMenteri, bahwasanyaUndang-UndangDasarmenganutsistempresidensial di
manaPresidenmemunyaikekuasaanuntukmengangkatdanmemberhentikanmenteri. Pasal
17 ayat (2) UUD NRI 1945 berbunyi,”Menteri-
MenteriitudiangkatdandiberhentikanolehPresiden.”

d. PengujianterhadapUndang-Undang yang nampakdalamPasal 24C ayat (1) UUD NRI 1945


yang berbunyi, “MahkamahKonstitusiberwenangmengadilipadatingkatpertamadanterakhir
yang putusannyabersifat final untukmenguji UU terhadap UUD....”

Selainitu, setelahamandemen UUD 1945, kekuasaan Negara dilaksanakan:

1.      Kekuasaaneksekutif yang dilaksanakanolehPresiden. Pasal 4 ayat (l) UUD NRI 1945


berbunyi,”Presiden RI memegangkekuasaanpemerintahanmenurutUndang-UndangDasar.”

2.       KekuasaanLegislatif yang dilaksanakanolehPresidendan DPR. Pasal 5 ayat (1) UUD


NRI 1945 berbunyi,”PresidenmemegangkekuasaanmembentukUndang-
Undangdenganpersetujuan DPR”, Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945 yang berbunyi, “DPR
memegangkekuasaanmembentukUndang-Undang” danPasal 21 UUD NRI 1945 yang
berbunyi, “Anggota DPR berhakmengajukanusulanrancanganUndang-Undang”.
PascaPerubahan UUD NRI 1945

4. Asas Negara Hukum

Negara hukumadalahnegara yang berdiri di atashukum yang


menjaminkeadilankepadawarganegaranya.
Keadilanmerupakansyaratbagiterciptanyakebahagiaanhidupbagaiwarganegaranya.
Dalamsejarahketatanegaraan, selanjutnyadikenalnegarahukumsempitsebagaiajarandari
Immanuel Kant dan Fichte. Negara hukum liberal
ataunegarahukumdalamartisempitdikenaldua (2) unsur, yakni:

a. PerlindunganterhadapHakAsasiManusia.

b. Pemisahankekuasaan.

Padanegarahukumformil, unsur-unsurnyabertambahmenjadiempatunsuryakni:

a. PerlindunganterhadapHakAsasiManusia.

b. Pemisahankekuasaan.

c. SetiaptindakanpemerintahdidasarkanatasUndang-Undang.
d. Adanyaperadilanadministrasi yang berdirisendiri.

The Rule of Law dikenalkanoleh A.V. Dicey, yang meliputi 3 unsur, yakni:

a. Supremasihukum.

b. Persamaankedudukandanhukumbagisetiap orang.

c. KonstitusibukansumberHakAsasiManusiajikaHakAsasi

Manusiadituangkandalamkonstitusihanyasebagaipenegasan. Negara
hukumdicirikantigahal, yakni:

a. Pengakuandanperlindungan HAM yang mengandungpersamaan

dalambidangpolitik, hukum, sosial, ekonomidankebudayaan.

b. Peradilan yang bebasdantidakmemihak.

c. Legalitasdalamsegalabentuknya.

UUD 1945 menunjukkanbahwa Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ituterlihatdalam:

a. Pembukaan UUD NRI 1945 yakniAleniaPertama yang berbunyi,”Bahwasesungguhnya ....


perikeadilan”. AleniaKeduayangberbunyi,”Dan perjuanganpergerakan ....adildanmakmur.”,
sertaAleniaKeempat yang berbunyi,”Kata keadilansosialdankemanusiaan yang
adildanberadab”.

b. DalamBatangTubuh UUD NRI 1945 yaknidalamPasal 1 ayat (3), Pasal 4, Pasal 9, Pasal 24,
Pasal 27, sertaPasal 28.

PEERTEMUAN 11

11.1 (SISTEM PEMERINTAHAN DI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG)


SISTEM PEMERINTAHAN DI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG
Dalam UUD NRI 1945 Pasal 18 (1) tertulisbahwanegarakesatuanRepublik Indonesia
dibagiatasdaerah-
daerahprovinsidandaerahProvinsiitudibagiatasbeberapakabapuatendankota, yang tiap-
tiapprovinsi, kabupaten, dankotaitumempunyaipemerintahandaerah, yang di
aturdenganundangundang.

Hirarkhidanpengertinpemerintahan, yaitu :

1.   Provinsi

          Provinsiataupropinsiadalahnamasebuahpembagianwilayahadministratif di
bawahwilayahnasional. Kata inimerupakan kata pungutandaribahasaBelanda “provincie”
yang berasaldaribahasa Latin danpertamakalinyadigunakan di KekaisaranRomawi.
Merekamembagiwilayahkekuasaanmerekaatas
(peringkatkeduadariseluruhkepresidensialsetelahkekuasaanpresiden)”provinciae”.
Kemungkinan kata iniberasaldari kata “provincia”, yang berartidaerahkekuasaan.
Kemungkinanbesariniterdiridari kata-kata “pro” (di depan) dan “vincia” (dihubungkan).
Dalampembagianadministratif, Indonesia terdiriatasprovinsi, yang
dikepalaiolehseoranggubernur.

2.   Kabupaten

          Kabupatenadalahpembagianwilayahadministratif di Indonesia setelahprovinsi, yang


dipimpinolehseorangbupati. Selainkabupaten,
pembagianwilayahadministratifsetelahprovinsiadalahkota. Secaraumum,
baikkabupatendankotamemilikiwewenang yang sama.
Kabupatenbukanlahbawahandariprovinsi,
karenaitubupatiatauwalikotatidakbertanggungjawabkepadagubernur.
Kabupatenmaupunkotamerupakandaerahotonom yang
diberiwewenangmengaturdanmengurusurusanpemerintahannyasendiri.

3.   Kota

          Kota, menurutdefinisi universal, adalahsebuah area urban yang


berbedadaridesaataupunkampungberdasarkanukurannya, kepadatanpenduduk,
kepentingan, atau status hukum. Dalamkonteksadministrasipemerintahan di Indonesia,
kotaadalahpembagianwilayahadministratif di Indonesia setelahprovinsi, yang
dipimpinolehseorangwalikota.

4.   Kecamatan

          Kecamatanadalahpembagianwilayahadministratif di Indonesia di


bawahkabupatenataukota. Kecamatanterdiriatasdesa-desaataukelurahan-kelurahan.
Dalamkonteksotonomidaerah di Indonesia, KecamatanmerupakanPerangkat Daerah
Kabupatenatau Kota yang mempunyaiwilayahkerjatertentu yang
dipimpinolehseorangCamat. Istilah “Kecamatan” di provinsiNanggroe Aceh Darussalam
disebutjugadengan “Sagoe Cut” sedangkan di Papua disebutdenganistilah “Distrik”.

5.   Kelurahan

          Kelurahanadalahpembagianwilayahadministratif di Indonesia di bawahkecamatan.


Dalamkonteksotonomidaerah di Indonesia,
KelurahanmerupakanwilayahkerjaLurahsebagaiPerangkat Daerah Kabupatenataukota.
KelurahandipimpinolehseorangLurah.

          Kelurahanmerupakan unit pemerintahanterkecilsetingkatdengandesa.


Berbedadengandesa, kelurahanmemilikihakmengaturwilayahnyalebihterbatas.
Dalamperkembangannya, sebuahdesadapatditingkatkanstatusnyamenjadikelurahan.

6.   Desa

          Desa, atauudik, menurutdefinisi universal, adalahsebuahaglomerasipermukiman di


area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilahdesaadalahpembagianwilayahadministratif di
Indonesia di bawahkecamatan, yang dipimpinolehKepalaDesa, sedangkan di Kutai Barat,
Kalimantan TimurdisebutKepalaKampungatauPetinggi.

SejakdiberlakukannyaotonomidaerahIstilahdesadapatdisebutdengannama lain, misalnya di


Sumatera Barat (nagari), Papua, Kutai Barat, Kalimantan Timurdenganistilah (kampung).

  MenurutPeraturanPemerintahNomor 57 Tahun 2005 tentangDesa,


disebutbahwaDesaadalahkesatuanmasyarakathukum yang memilikibatas-bataswilayah
yang berwenanguntukmengaturdanmenguruskepentinganmasyarakatsetempat,
berdasarkanasal-usuldanadatistiadatsetempat yang
diakuidandihormatidalamsistemPemerintahan Negara KesatuanRepublik Indonesia.
KewenangandesaadalahMenyelenggarakanurusanpemerintahan yang
sudahadaberdasarkanhakasalusuldesa. Menyelenggarakanurusanpemerintahan yang
menjadikewenangankabupaten/kota yang diserahkanpengaturannyakepadadesa,
yakniurusanpemerintahan yang secaralangsungdapatmeningkatkanpelayananmasyarakat.
TugaspembantuandariPemerintah, PemerintahProvinsi, danPemerintahKabupaten/Kota
Urusanpemerintahanlainnya yang diserahkankepadadesa.

  KepalaDesamerupakanpimpinanpenyelenggaraanpemerintahandesaberdasarkankebijakan
yang ditetapkanbersamaBadanPermusyawaratanDesa (BPD). Masa
jabatanKepalaDesaadalah 6 tahun, dandapatdiperpanjanglagiuntuksatu kali masa jabatan.
KepalaDesajugamemilikiwewenangmenetapkanPeraturanDesa yang
telahmendapatpersetujuanbersama.
KewenangandesaadalahMenyelenggarakanurusanpemerintahan yang
sudahadaberdasarkanhakasalusuldesa. Menyelenggarakanurusanpemerintahan yang
menjadikewenangankabupaten/kota yang diserahkanpengaturannyakepadadesa,
yakniurusanpemerintahan yang secaralangsungdapatmeningkatkanpelayananmasyarakat.
TugaspembantuandariPemerintah, PemerintahProvinsi, danPemerintahKabupaten/Kota
Urusanpemerintahanlainnya yang diserahkankepadadesa.
KepalaDesadipilihlangsungmelaluiPemilihanKepalaDesa (Pilkades)
olehpendudukdesasetempat. Syarat-
syaratmenjadicalonKepalaDesasesuaiPeraturanPemerintah No. 72 Tahun 2005
sebagaiberikut :

a.    BertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa

b.   SetiakepadaPacasilasebagaidasarnegara, UUD 1945 dankepada NKRI, sertaPemerintah

c.    Berpendidikan paling rendah SLTP atausederajat

d.   Berusia paling rendah 25 tahun

e.    BersediadicalonkanmenjadiKepalaDesa

f.     Pendudukdesasetempat

g.    Tidakpernahdihukumkarenamelakukantindakpidanakejahatandenganhukuman paling
singkat 5 tahun

h.   Tidakdicabuthakpilihnya

i.     BelumpernahmenjabatKepalaDesa paling lama 10 tahunatau 2 kali masa jabatan

j.     Memenuhisyarat lain yang diaturPerdaKab/Kota

PerangkatDesabertugasmembantuKepalaDesadalammelaksanakantugasdanwewenangnya
. Salah satuperangkatdesaadalahSekretarisDesa, yang diisidariPegawaiNegeriSipil.
SekretarisDesadiangkatolehSekretaris Daerah Kabupaten/Kota atasnamaBupati/Walikota.
PerangkatDesalainnyadiangkatolehKepalaDesadaripendudukdesa, yang
ditetapkandenganKeputusanKepalaDesa.

          BadanPermusyawaratanDesa (BPD)


merupakanlembagaperwujudandemokrasidalampenyelenggaraanpemerintahandesa.
Anggota BPD adalah wakil
daripendudukdesabersangkutanberdasarkanketerwakilanwilayah. Anggota BPD
terdiridariKetuaRukunWarga, pemangkuadat, golonganprofesi, pemuka agama
dantokohataupemukamasyarakatlainnya. Masa jabatananggota BPD adalah 6
tahundandapatdiangkat/diusulkankembaliuntuk 1 kali masa jabatanberikutnya.
PimpinandanAnggota BPD
tidakdiperbolehkanmerangkapjabatansebagaiKepalaDesadanPerangkatDesa. BPD
berfungsimenetapkanPeraturanDesabersamaKepalaDesa,
menampungdanmenyalurkanaspirasimasyarakat.

          KeuanganDesa. Penyelenggaraanurusanpemerintahandesa yang


menjadikewenangandesadidanaidariAnggaranPendapatandanBelanjaDesa (APB Desa),
bantuanpemerintahdanbantuanpemerintahdaerah.
Penyelenggaraanurusanpemerintahdaerah yang
diselenggarakanolehpemerintahdesadidanaidari APBD. Penyelenggaraanurusanpemerintah
yang diselenggarakanolehpemerintahdesa. SumberPendapatanDesaterdiriatas :

a.    PendapatanAsliDesa, antara lain terdiridarihasilusahadesa, hasilkekayaandesa


(sepertitanahkasdesa, pasardesa, bangunandesa)

b.   Hasilswadayadanpartisipasi, hasilgotongroyongBagihasilPajak Daerah Kabupaten/Kota

c.    Bagiandari Dana PerimbanganKeuanganPusatdan Daerah

d.   BantuankeuangandariPemerintah, PemerintahProvinsi, danPemerintahKabupaten/Kota


dalamrangkapelaksanaanurusanpemerintahan;

e.    Hibahdansumbangandaripihakketiga yang tidakmengikat.

APB DesaterdiriatasbagianPendapatanDesa, BelanjaDesadanPembiayaan. Rancangan APB


Desadibahasdalammusyawarahperencanaanpembangunandesa. KepalaDesabersama BPD
menetapkan APB DesasetiaptahundenganPeraturanDesa.

          LembagaKemasyarakatan. Di desadapatdibentuklembagakemasyarakatan,


yaknilembaga yang
dibentukolehmasyarakatsesuaidengankebutuhandanmerupakanmitrapemerintahdesadala
mmemberdayakanmasyarakat. LembagakemasyarakatanditetapkandenganPeraturanDesa.
Salah
satufungsilembagakemasyarakatanadalahsebagaipenampungandanpenyaluranaspirasima
syarakatdalampembangunan.
HubungankerjaantaralembagakemasyarakatandenganPemerintahanDesabersifatkemitraan,
konsultatifdankoordinatif.

          PembentukanDesaatasprakarsamasyarakatdenganmemperhatikanasal-
usuldesadankondisisosialbudayamasyarakatsetempat.
Pembentukandesadapatberupapenggabunganbeberapadesa, ataubagiandesa yang
bersandingan, ataupemekarandarisatudesamenjadiduadesaataulebih,
ataupembentukandesa di luardesa yang telahada.
DesadapatdiubahataudisesuaikanstatusnyamenjadikelurahanberdasarkanprakarsaPemerin
tahDesabersama BPD denganmemperhatikan saran danpendapatmasyarakatsetempat.
Desa yang berubahmenjadiKelurahan, LurahdanPerangkatnyadiisidaripegawainegerisipil.

Desa yang berubahstatusnyamenjadiKelurahan,


kekayaannyamenjadikekayaandaerahdandikelolaolehkelurahan yang
bersangkutanuntukkepentinganmasyarakatsetempat.

RukunWarga (RW) adalahpembagianwilayah di Indonesia di bawah Dusun atauLingkungan.


RukunWargabukanlahtermasukpembagianadministrasipemerintahan,
danpembentukannyaadalahmelaluimusyawarahmasyarakatsetempatdalamrangkapelayana
nkemasyarakatan yang ditetapkanolehDesaatauKelurahan.

RukunWargadipimpinolehKetua RW yang dipiliholehwarganya.


DewasainibanyakPemilihanKetua RW di Indonesia yang
dimodelmiripdenganPemilihanPresidenatauPemilihanKepala Daerah,
dimanaterdapatkampanyedanpemungutansuara. Sebuah RW terdiriatassejumlah

RukunTetangga (RT) adalahpembagianwilayah di Indonesia di bawahRukunWarga.


RukunTetanggabukanlahtermasukpembagianadministrasipemerintahan,
danpembentukannyaadalahmelaluimusyawarahmasyarakatsetempatdalamrangkapelayana
nkemasyarakatan yang ditetapkanolehDesaatauKelurahan.
RukunTetanggadipimpinolehKetua RT yang dipiliholehwarganya. Sebuah RT
terdiriatassejumlahrumah (kepalakeluarga).

11.2 (PengaturanPemerintahan Daerah)


PengaturanPemerintahandaerah

Prinsip Negara Kesatuandalam UUD 1945 sebelu di


amandemenditentukandenganregasdalamPasal 1 ayat (1)
dandipertegaslagidalampenjelasanPasal 18 yang berbunyisebagaiberikut: “Olehkarena
Negara Indonesia itusuatu”eenheidstaat”, maka Indonesia
tidakakanmempunyaidaerahdalamlingkungannya yang bersifat” staat” juga. Daerah
Indonesia akandibagidalamdaerah-daerahprovinsidandaerahprovinsiakan di bagi-bagi pula
dalamdaerah-daerah yang lebihkecil.

Daerah inibersifatotonum (streekdan locale rechtgemeenschaps) ataubersifat


administrative belaka, semuamenurutaturan yang ditetapkandenganundang-undang”.
Prinsipinitetapdipegangdalam UUD NRI 1945, dimanaPenjelasan UUD 1945
dihapusdansubstansinyadituangkandalamBatangTubuh UUD BAB VI PEMERINTAH
DAERAH sebagaiberikut.

Pasal 18

(1) Negara KesatuanRepublik Indonesia dibagiatasdaerah-


daerahprovinsidandaerahprovinsiitudibagiataskabupatendankota, yang tiap-tiapprovinsi,
kabupaten, dankotaitumempunyaipemerintahandaerah, yang diaturdenganundang-undang.

(2) Pemerintahandaerahprovinsi, daerahkabupaten,


dankotamengaturdanmengurussendiriurusanpemerintahanmenurutasasotonomidantugasp
embantuan.

(3) Pemerintahandaerahprovinsi, daerahkabupaten, dankotamemilikiDewanPerwakilan


Rakyat Daerah yang anggotaanggotanyadipilihmelaluipemilihanumum.

(4) Gubernur, BupatidanWalikotamasing-masingsebagaiKepalaPemerintah Daerah Provinsi,


Kabupatendan Kota dipilihsecarademokratis

(5) Pemerintahdaerahmenjalankanotonomiseluas-luasnya, kecualiurusanpemerintahan


yang olehundang-undangditentukansebagaiurusanPemerintahPusat.

(6) Pemerintahandaerahberhakmenetapkanperaturandaerahdanperaturan-peraturan lain


untukmelaksanakanotonomidantugaspembantuan.

(7) Susunandantatacarapenyelenggaraanpemerintahandaerahdiaturdalamundang-undang.

Pasal 18A

(1) Hubunganwewenangantarapemerintahpusatdanpemerintahdaerahprovinsi, kabupaten,


dankotaatauantaraprovinsidankabupatendankota, diaturdenganUndang-
undangdenganmemperhatikankekhususandankeragamandaerah.

(2) Hubungankeuangan, pelayananumum,


pemanfatansumberdayaalamdansumberdayalainnyaantarapemerintahpusatdanpemerintah
andaerahdiaturdandilaksanakansecaraadildanselarasberdasarkanundang-undang.

Pasal 18B

(1) Negara mengakuidanmenghormatisatuan-satuanpemerintahandaerah yang


bersifatkhususataubersifatistimewa yang diaturdenganUndang-undang.
(2) Negara mengakuidanmenghormatikesatuan-kesatuanmasyarakathukumadatsertahak-
haktradisonalnyasepanjangmasihhidupdansesuaidenganperkembanganmasyarakatdanprin
sip Negara KesatuanRepublik Indonesia, yang diaturdalamundang-undang.

11.3 (Asas-asasPenyelenggaraanPemerintahan di Daerah)


Asas-asasPenyelenggaraanPemerintahan di Daerah

Logemannmenyatakanbahwanegaraadalahorganisasijabatanjabatan,
strukturjabatandalamsebuahnegaramemilikihubungan horizontal maupunvertikal.
Pembagianjabatansecara horizontal akanmelahirkansistempemerintahan,
sedangkanpembagianjabatansecara vertical
berkaitaneratdenganhubunganpemerintahpusatdenganpemerintahan di daerah,
sehinggaakanmenyangkutsistempemerintahan di daerah.
Hubunganvertikalinidiselenggarakandenganasasdekonsentrasi,
asasdesentralisasidanasasmedebewindatautugaspembantuan.

Asasdesentralisasiadalah: lawandariasassentralisasi. Asassentralisasisuatuasas yang


memusatkanseluruhkebijakan Negara
ataukewenanganmengaturadapadapemerintahpusatsampaipadamasalahsekecil-kecilnya.
Tidakadapenyerahanwewenanguntukmengaturpadaaparatur di daerah. Sebaliknya,
padaasasdesentralisasi yang artinyatidaksentralisasi,
berartiadapenyerahanwewenanguntukmengaturberdasarkaninisiatifaparatpemerintahdaera
h. Kewenanganuntukmengaturinilahdisebutdenganotonomi.

Desentralisasiberartiadapenyerahanwewenangkepadaaparatdaerahdaerahotonum, yang
intinyaadalahpembagiankekuasaan. Daerah otonom (Gemeente)
merupakansuatupersekutuanpenduduk yang
disatukanolehhubungansetempatatausedaerah, yang memilikiciri-ciri:

1) Adanyawilayahataulingkungan yang lebihkecildaripadanegara.

2) Adanyapenduduk yang mencukupi

3) Adanyakepentingan-kepentingan yang
coraknyasukardibedakandengankepentingannegara

4) Adanyaorganisasi yang memadaiuntukmenyelenggarakankepentingan-kepentinganitu

5) Adanyakemampuanuntukmenyediakanbiaya yang diperlukan.

 
Kata otonomiberasaldari kata Latin auto = sendiri, nomoi =undang-undang,
sehinggaotonomidaerahberartimembuatundang-undangsendiri. Pengertianiniterlalusempit,
karenadalamkenyataanyapemerintahdaerahtidakhanyamembuatundangundangataumenjal
ankanfungsi legislative saja, melainkanmenjalankanfungsipenyelenggaraanpemerintahan
(eksekutip) daerah. Dilihatdarisejarahperkembanganpemerintahandaerah,
istilahdaerahotonomdisebutdengandaerahswatantradalam UU No.1 Tahun 1957 dan UU
No. 18 Tahun 1965, atauswaprajadalam UU No. 22 Tahun 1948, yang
berartimenyelenggarakanpemerintahansendiri. Tetapikemudiandalam UU No. 5 Tahun 1974
dan UU No.22 Tahun 1999 menggunakannamadaerahotonom., dengan UU No. 32 Tahun
2004 disebutProvinsidandaerah yang lebihkecildisebutKabupaten/Kota.

Asasdekonsentrasiadalahlawandariasaskonsentrasi.
Asaskonsentrasiberartiseluruhpenyelenggaraanadministrasipemerintahandiselenggarakan
olehpemerintahpusat yang berkedudukan di ibukotanegara. Semuadiselenggarakan di
pusat. Sedangkandekonsentrasiartinyatidakkonsentrasi, yang
berartidalammenyelenggarakanpemerintahan,
pemerintahpusatmenempatkanpejabatpejabatnya di daerah yang
bertugassebagaitanganpemerintahpusat di daerah. Inti
daridekonsentrasiadalahpelimpahantugaspenyelenggaraanatauadministrasisaja,
bukanpenyerahanwewenang.

Asasmedebewindatautugaspembantuanadalahsuatuasas yang
memungkinkanpemerintahpusatuntukmemintabantuanaparatpemerintahdaerahotonomunt
ukmengurusataumelaksanakanurusanpemerintahpusat di daerah. Dengandemikian,
pemerintahdaerahotonomhanyabertugasmelaksanakansesuaidenganperintahataupetunjuk
pemerintahpusat.

Untuklebihjelasdapatmembedakanantaraasasdesentralisasidengandekonsentrasidanmede
bewind, dapatdilihatdariperbedaanciri-cirimasing-masingsebagaiberikut.

Ciri-ciriasasdesentralisasi:

1) Adanyapenyerahanwewenanguntukmengaturdanmengurusurusan-
urusantertentusebagaiurusanrumahtanggasendiri (hakotonomi).

2) Aparatur yang diserahiwewenangituadalahaparaturpemerintahdaerahotonom.

3) Penyelenggaraanurusan-
urusanotonomitudilakukanatasdasarinisiatifsendiriataukebijakanpemerintahdaerahotonom.

4) Hubunganantarapemerintahpusatdengandaerahotonomadalahhubunganpengawasan.
5) Sumberpembiayaanurusanotonomituadalahkeuangandaerahotonomitusendiri yang
dituangkandalamAnggaranPendapatandanBelanja Daerah (APBD).

Ciri-ciriasasDekonsentrasi:

1) Urusan yang diselenggarakanadalahurusanpemerintahpusat di daerah.

2) Aparat yang menyelenggarakanurusanituadalahpejabatpemerintahpusat yang ada di


daerah.

3) Sifatpenyelenggaraanituhanyamenjalankankebijaksanaanpemerintahpusat,
inisiatipadapadapemerintahpusat. Aparat di daerahhanyabersifat administrative belaka.

4) Hubunganantarapemerintahpusatdenganaparat di daerah

adalahhubunganmenjalankanperintah.

5) Sumberpembiayaanyaadalahdaripemerintahpusat (APBN)

Ciri-ciriMedebewind/ TugasPembantuan:

1) Urusan yang diselenggarakanadalahurusanpemerintahpusat.

2) Yang ditugaskanadalahpemerintahdaerahotonom.

3) Dalampenyelenggaraanurusanituberdasarkanpetunjukpemerintahpusat.

4) Hubunganantara yang memberitugasdan yang


ditugaskanadalahhubunganmenjalankanpemerintah.

5) Sumberpembiayaanurusantersebutberasaldari yang memberitugas, dan yang


ditugasiberkewajibanmemberipertanggungjawaban.
Ketigaasaspenyelenggaraanpemerintahansecaravertikaliniselaluadaterutamadalamnegara
yang memilikiwilayah yang luas, termasuk di Indonesia sejakkemerdekaansampaisekarang.
Yang kemungkinanberbeda-bedaadalah: padasubstansiwewenang yang
diserahkankepadapemerintahdaerahotonom. Hal iniberkaitandenganotonomidaerah.

PERTEMUAN 12
12.1 (Demokrasi)
 KonsepDemokrasi

Demokrasiadalahsuatubentukpemerintahanpolitik yang
kekuasaanpemerintahannyaberasaldarirakyat, baiksecaralangsungataumelaluiperwakilan.
IstilahdemokrasiberasaldaribahasaYunaniyaitu “demos” yang berarti “rakyat” dan “kratos”
yang berartikekuasaan. Istilahdemokrasipertama kali
diperkenalkanolehAristostelessebagaisuatubentukpemerintahan, yaitupemerintahan yang
menggariskanbahwakekuasaanberada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln
dalampidato Gettysburg nyamendefiniskandemokrasisebagaipemerintahandarirakyat,
olehrakyatdanuntukrakyat.
Dalamhaliniberartibahwakekuasaantertinggipemerintahandipegangolehrakyat.

Bentuk-bentukdemokrasi

Secaraumumterdapatduabentukdemokrasiyaitudemokrasilangsungdandemokrasiperwakila
n (taklangsung). Berikutpenjelasantentangduahaltersebut :

Demokrasilangsungmerupakansuatubentukdemokrasidimanasetiaprakyatmewakilidirinyas
endiridalammemilihsuatukebijakansehinggamerekamemilihpengaruhlangsungterhadapkea
daanpolitik yang terjadi. Di era modern,
sisteminitidakpraktiskarenaumumnyasuatupopulasinegaracukupbesardanmengumpulkans
eluruhrakyatkedalamsatu forum tidaklahmudah, selainitusisteminimenuntutpartisipasi yang
tinggidarirakyat, sedangkanrakyat modern
cenderungtidakmemilikiwaktuuntukmempelajarisetiappermasalahanpolitik yang terjadi di
dalamnegara.

Demokrasiperwakilan (tidaklangsung) merupakandemokrasi yang


dilakukanolehmasyarakatdalamsetiappemilihanumumuntukmenyampaikanpendapatdanme
ngambilkeputusanbagimereka.

 
Prinsip-prinsipDemokrasi

Prinsipdemokrasidanprasyaratberdirinyanegarademokrasitelahterakomodasidalamkonstitu
si Negara KesatuanRepulik Indonesia. Prinsip-
prinsipdemokrasidapatditinjaudaripendapatAlmadudi yang kemudiandikenaldengan “soko
guru demokrasi”. MenurutAlmadudi, prinsipdemokrasiadalah :

1.   Kedaulatanrakyat.

2.   Pemerintahanberdasarkanpersetujuandari yang diperintah.

3.   KekuasaanMayoritas.

4.   Hak-hakminoritas.

5.   JaminanHakAsasiManusia (HAM).

6.   Pemilihan yang adil, bebas, danjujur.

7.   Persamaan di depanhukum.

8.   Proses hukum yang wajar.

9.   Pembatasanpemerintahsecarakontitusional.

10.  Pluralismeekonomi, politik, dansosial.

11.  Nilai-nilaitoleransi, pragtisme, kerjasama, danmufakat.

12.2 (BentukDemokrasidalamPemerintahan Negara)


12.2 BentukDemokrasidalamPemerintahan Negara

Ada duabentukdemokrasidalamsebuahpemerintahannegara, yaitu :

 
PemerintahanMonarki (monarkimutlak, monarkikonstitusional, monarkiparlementer).
MonarkiberasaldaribahasaYunani. Monos yang artinyaSatudanArcheinartinyaPemerintah,
jadidapat di artikansebagaisejenispemerintahandalamsuatunegara yang di pimpinolehsatu
orang (raja). Monarkidibagikedalam 3 jenisyaitu :

1.   MonarkiMutlak : Monarki yang bentukpemerintahansuatunegaranyadipimpinoleh raja


danbentukkekuasaannyatidakterbatas.

2.   MonarkiKonstitusional : Monarki yang bentukpemerintahansuatunegaranyadipimpinoleh


raja namunkekuasaan raja dibatasiolehkonstitusi.

3.   MonarkiParlementer : Monarki yang bentukpemerintahansuatunegaranyadipimpinoleh


raja namunkekuasaannya yang tertinggiberadaditanganparlemen.

    PemerintahanRepublik, berasaldaribahasalatin RES yang artinyapemerintahandan


PUBLICA yang berartirakyat. Dengandemikiandapatdiartikansebagaipemerintahan yang
dijalankanolehdanuntukkepentingan orang banyak.

Menurut John Locke, kekuasaanpemerintahannegaradipisahkanmenjaditiga, yaitu :

1.   KekuasaanLegislatif (kekuasaanuntukmembuatundang-undang yang


dijalankanolehparlemen).

2.   KekuasaanEksekutif (kekuasaanuntukmenjalankanundang-undang yang


dijalankanolehpemerintahan).

3.   KekuasaanFederatif (kekuasaanuntukmenyatakanperangdandamaidantindakan-
tindakanlainnyadenganluarnegeri).

4.   SedangkanKekuasaanYudikatif (mengadili) merupakanbagiandarikekuasaaneksekutif.

 
KemudianmenurutMontesque (TriasPolitica)
menyatakanbahwakekuasaannegaraharusdibagidandilaksanakanolehtiga orang ataubadan
yang berbeda-bedadanterpisahsatusamalainnya (independent/berdirisendiri) yaitu :

    BadanLegislatif : Kekuasaanmembuatundang-undang.

    BadanEksekutif : Kekuasaanmenjalankanundang-undang.

  BadanYudikatif : Kekuasaanuntukmengawasijalannyapelaksanaanundang-undang.

KlasifikasiSistemPemerintahan

Dalamsistemkepartaiandikenaladanyatigasistemkepartaian, yaitusistem multi partai


(polyparty system), sistemduapartai (biparty system), dansistemsatupartai (monoparty
system). Sistempengisianjabatandilakukaanolehpemegangkekuasaannegara,
hubunganantarpemegangkekuasaannegara, terutamaantaraeksekutifdanlegislatif.

Mengenai model sistempemerintahannegara, adaempatmacam, yaitu :

    Sistempemerintahandiktator (borjuisdanproletar).

    Sistempemerintahanparlementer.

    Sistempemerintahanpresidensial, dan

    Sistempemerintahancampuran.

Ciri-ciriPemerintahanDemokratis

Ciri-ciridarisistempemerintahan yang demokratisdalamsuatunegara, adalah :


 

    Adanyaketerlibatanwarganegara (rakyat) dalampengambilankeputusanpolitik,


baiksecaralangsungatauperwakilan.

    Adanyapersamaanhakbagiseluruhwarganegaradalamsegalabidang.

    Adanyakebebasandankemerdekaanbagiseluruhwarganegara.

    Adanyapemilihanumumuntukmemilih wakil rakyat.

KonsepDemokrasiRepublik Indonesia

Seperti yang kitaketahui, konsepdemokrasisudahberkembangsejak 200 tahun yang lalu.


Konsepinitelahdiperkenalkanoleh Plato danAristostelesdenganisyaratuntukpenuhhati-
hatipadasaathendakmenggunakankonsepdemokrasiini. Menurutmereka,
demokrasiitumemilikiduasisi yang sangatberbeda. Disatusisisangatbaik, namundisisi lain
jugadapatmenjadisangatkejam.

Mungkin Indonesia menjadisalahsatupenganutsistemdemokrasi yang


telahmerasakansecaranyata  apa yang di khawatirkanoleh Plato danAristosteles.
Konsepdemokrasisangatmendewakankebebasan,
sehinggapadaakhirnyanantitidakmustahildapatmenimbulkananarki. Olehsebabitu, yang
diperlukandisiniadalahbagaimanamekanisme yang paling
tepatuntukmengontrolkonsepdemokrasi yang adapadasaatini.

Dalampenerapannya, konsepdemokrasi di Negara KesatuanRepublik Indonesia


dapatdipandangsebagaisebuahmekanismedancita-
citauntukmewujudkansuatukehidupanberkelompok yang sesuaidenganapa yang
terdapatdalam UUD 1945 yang disebutkerakyatan.

Dapatdisimpulkanjugabahwakonsepdemokrasiataupemerintahanrakyat yang
diterapkandinegara Indonesia ituberdasarkanpadatigahal, yaitu :
 

Nilai-nilaifilsafahpancasilaataupemerintahandari, oleh, danuntukrakyatberdasarkansila-


silapancasila. Transformasinilai-nilaipancasilapadabentukdansistempemerintahan.
Merupakankonsekuensidankomitmenterhadapnilai-nilaipancasiladan UUD 1945.

PERTEMUAN 13

13.1 (Pengertian, TujuandanAsas)


Pengertian.

Pemilihanumum (Pemilu) adalahsalahsatucaradalamsistemdemokrasiuntukmemilih wakil-


wakil rakyat yang akan duduk di lembagaperwakilanrakyat,
sertasalahsatubentukpemenuhanhakasasiwarganegara di bidangpolitik.
Pemiludilaksanakanuntukmewujudkankedaulatanrakyat. Sebab,
rakyattidakmungkinmemerintahsecaralangsung. Karenaitu, diperlukancarauntukmemilih
wakil rakyatdalammemerintahsuatunegaraselamajangkawaktutertentu. Sesuaidengan UUD
1945 hasilamandemenpasal 22 E, penyelenggaraPemiluadalahsebuahorganisasimandiri
yang bernama KPU (KomisiPemilihanUmum).

TujuanPemilu

TujuanPemiluadalahuntukmemilih para wakil yang duduk dalampemerintahanatau DPR


(DewanPerwakilan Rakyat), DPD (DewanPerwakilan Daerah).
PemilujugabertujuanmemilihPresiden/Wakil Presiden, dan DPRD (DewanPerwakilan Rakyat
Daerah). DenganpenyelenggaraanPemilumenandakan,
bahwasistempemerintahankitamenganutsistemdemokrasi.

AsasPelaksanaanPemilu

Dalamasaspelaksanaannya, Pemiludilakukansecara :

·         Langsung;

·         Umum;

·         Bebas;

·         Rahasia;

·         Jujur;
·         Adil.

Konsep Negara hukumsejak zaman yunanikuno

Delikkonsepnomokrasi

Kekuasaan Negara dikehendakiolehnorma /


aturanidenomokrasiidentikdengankedaulatanhukumdalamperkembangannyakedaulatanhuk
ummenjelmamenjadikonsep Negara hukum. Konsep Negara
hukumEropaKontinentaldikembangkanoleh Immanuel Kant, Paul laband, Julius stahl.
Rechtstaatdalamtradisi Anglo Saxon dikembangkanolehA.V.Dicey (the rule of law). Negara
hukumformildan materiel. Maksuddari materiel ialah HTN
daruratyaitupenguasadapatbertindakdiluarketentuandalamkeadaandarurat. Contohkasus :
padasaatpresiden 3 republik Indonesia dilantik B.J Habibie dilantik.

Pengertianpartaipolitik

          Organisasi yang bersifatnasionaldandibentukolehsekelompokwarga Negara Indonesia


secarasukarelaatasdasarkesamaankehendakdancitacitauntukmemperjuangkankepentinga
nmasyarakatnya.

Fungsipartaipolitik  sebagai :

·         Saran sosialisasipolitikuntukmenanamkannilai – nilaikebangsaan;

·         Saranakomunikasipolitikuntukpenengahmasyarakatdanpenyaluraspirasi;

·         Saranapendidikanpolitikuntukmerangkulmasyarakatuntukaktifberpartisipasi;

·         Saranapartisipasipolitikuntukikutsertakegiatanpolitiknegara;

·         Saranapengaturkonflik;

·         Saranarekrutmenpolitiksebagaibatuloncatanuntukjabatanlebihtinggi.

Klasifikasipartaipolitikmenurut Maurice Duverger

·         System partaitunggal ;
·         System dwipartai (dihasilkandari system pemiludistrik);

·         System multi partai.

Berdasarkantujuandanorientasipartaipolitik :

·         Partaipolitikberanggotakanlapisan – lapisansosialdalammasyarakatcontoh :
kalanganatas, menengah, kebawah;

·         Partaipolitikberanggotakankalangankelompokkepentingantertentu;

·         Partaipolitikberanggotakanpemeluk agama tertentu;

·         Partaipolitikberanggotakankelompokbudayatertentu.

Berdasarkanasasdanorientasipartaipolitik :

· Pragmatis, yakni program yang takterikatkakupadadoktrindanideologitertentu;

· Doktriner / partaiasas, yaknisejumlah program konkretsebagaipenjabaranideologi;

· Kepentingan, yaknidibentukdandikelolaatasdasarkepentingantertentu.

  

Berdasarkansudutpandangsecaraumum

·         Partai Proto

Jenispartaipolitikinimerupakankarakterdasardaritipeawalpartaipolitik, yang
biasnyaadadalamlingkunganparlemenatau intra parlemen. Basis
pendukungnyaadalahkaummenengahkeatas, bentukorganisasidanideologinyasederhana.

13.2 (SejarahPemilihanUmum di Indonesia)


SejarahPemilihanUmum di Indonesia

Pestademokrasi yang diadakansetiap lima


tahunaninisudahsewajarnyadimanfaatkandenganbaik.
PemiluatauPemilihanumumselalumenjadiperhelatanpolitik yang
menimbulkangegapgempita. Berbagaimacamceritamunculdaripestademokrasiterbesar di
Indonesia ini. Indonesia sampaisejauhinitelahmenyelanggarakanPemilihanUmumsebanyak
11 kali. SejarahPemilu di Indonesia perluAndaketahuidenganbaik. Hal inibertujuan agar
Andalebihmenghargai proses PemilihanUmum di Indonesia,
sehinggaAndadapatmenggunakanhaksuaradengansebaik-baiknya.
BerikutadalahpenjelasansingkattentangSejarahPemilu di Indonesia.

1. Pemilu 1955

Pemilu 1955 diselenggarakandua kali berdasarkanamanat UU No. 7 Tahun 1953.


PenjelasandarikeduaPemilu yang diselenggarkanpadatahun 1955 adalah:

 Pemilupertamadilaksanakanpadatanggal 29 September 1955 untukmemilihanggota-


anggotaDewanPerwakilan Rakyat (DPR). PemilihanUmumpertamadiikutioleh 11
peserta yang terdiridari 36 partaipolitik, 34 organisasikemasyarakatan, dan 48
perorangan.
 PemilihanUmumkeduadilakukanpada 15 Desember 1955 untukmemilihanggota-
anggotaDewanKonstituante. PemilihanUmumkeduadiikutioleh 91 peserta yang
terdiridari 39 partaipolitik, 23 organisasikemasyarakatan, dan 29 perorangan.

Pemilu 1955 menggunakansistemproporsionalatausistemberimbang. Hal


iniberartibahwakursi yang
tersediadibagikankepadapartaipolitiksesuaidenganimbanganperolehansuara yang
didapatolehpartaipolitik. Padasisteminiwilayahnegaraadalahdaerahpemilihan. Namun,
karenawilayahnegara yang
terlaluluasmakadibagikanberdasarkandaerahpemilihandenganmembagisejumlahkursideng
anperbandinganjumlahpenduduk.

2. Pemilu 1971

Pemilu 1971 terjadipada Masa OrdeBaruberdasarkan UU No. 15 Tahun 1969.


PemilihanUmumkeduainidiselenggarakanpadatanggal 5 Juli 1971. Pemilu 1971
bertujuanmemilihanggotaDewanPerwakilan Rakyat (DPR)
dengansistemperwakilanberimbang (proporsional) denganstelseldaftar.
Jumlahpartaipolitiknasional yang mengikutiPemilihanUmum 1971 adalah 10
partaipolitiknasional. PartaipolitiktersebutterdiridariPartaiNadhalatulUlama, Partai Muslim
Indonesia, PartaiSerikat Islam Indonesia, PersatuanTarbiyahIslamiiah, PartaiNasionalis
Indonesia, Partai Kristen Indonesia, PartaiKatholik, PartaiIkatanPendukungKemerdekaan
Indonesia, PartaiMurba, danSekberGolonganKarya.

Hal yang sangatmembedakandenganPemilu 1955 adalah para


pejabatnegaradiharuskanbersikapnetral. Namunpadapraktiknya, para
pejabatpemerintahberpihakkepadasalahsatupesertapemiluyaituGolkar.
PembagiankursiPemilu 1971 jugaberbedadenganPemilu 1955, yaitusemuakursiterbagihabis
di setiapdaerahpemilihan.
3. Pemilu 1977 – 1997

Pemilupadaperiode 1977 – 1997 menggunakansistem yang samadenganPemilu 1971.


Pemilupada Masa OrdeBaruinidiawalipadatanggal 2 Mei 1977.
PadaPemiluperiodeiniterjadipeleburanataufusiparpolpesertaPemilu,
sehinggahanyadiikutioleh 3 partaipolitiknasionalyaitu:

 PartaiGolonganKarya
 PartaiPersatuan Pembangunan (PPP) yang merupakangabungandariPartai NU,
Parmusi, Perti, dan PSII. Baca jugaartikelmengenai sejarahPartai PPP.
 PartaiDemokrasi Indonesia (PDI) yang merupakangabungandari PNI, PartaiKatolik,
Parkindo, Partai IPKI, danPartaiMurba.

SetelahPemilu 1977, Pemiluberikutnyaselaludiselenggarakansetiap 5 tahunsekali. Hal lain


yang membedakanadalahsejakPemilu 1977 pesertanyajauhlebihsedikit,
yaituduapartaipolitikdanGolkar. Pemilupadaperiodeinipemenangnyaselalusama,
yaituGolkar.

4. Pemilu 1999

PersiapanPemilu 1999 tergolongsingkat, tetapiPemilutetapdilakukansesuaijadwalyaitu 7


Juni 1999. Pemilu 1999 merupakanpenandapemilihanpertamapada Masa
Reformasidandilakukanserentak di seluruh Indonesia. Pemilu 1999
jugamenandaikebangkitandemokrasi di Indonesia. Hal
initerbuktidaribanyaknyajumlahpeserta yang mengikutipemilihan, yaitusebanyak 48
partaipolitik.

Cara pembagiankursipadaPemilu kali


initetapmennggunakansistemproporsionaldenganmengikutivarian Roget. Hal
iniberartibahwasebuahpartaimemperolehkursiseimbangdengansuara yang diperolehnya di
daerahpemilihan. Namun, ada yang
berbedadengancarapenetapancalonterpilihdibandingkandenganPemiluperiodesebelumnya.
PadaPemilu kali ini,
calonterpilihditetapkanberdasarkansuaraterbesaratauterbanyakdaridaerahtempatseseoran
gdicalonkan. Hal iniberbedadengansejakPemilu 1977,
padasaatitunomorurutpertamadalamdaftarcalonpartaisecaraotomatisterpilihapabilapartaiit
umendapatkursi.

5. Pemilu 2004

PadaPemilu 2004, masyarakat  secaralangsungdapatmemilih DPR, DPD, DPRD, Presiden,


dan Wakil Presiden. Pemilu 2004 dilaksanakansecaraserentakpada 5 April 2004
untukmemilih 550 anggota DPR, 128 anggota DPD serta DPRD untukperiode 2004-2009.
PemilihanPresidendan Wakil Presiden RI dilaksanakanpada 5 Juli 2004 (Putaran I) dan 20
September 2004 (Putaran II). PemilihanPresidendan Wakil PresidenpadaPemilihanUmum
2004 dimenangkanolehSusiloBambangYudhoyono (Presiden) danJusufKalla (Wakil
Presiden).

Pemilu 2004 menunjukkankemajuandemokrasi di Indonesia.


Masyarakatdapatmemilihsecaralangsungdanbukanlagimelaluianggota MPR
sepertiPemilusebelumnya. Selainitu, Pemilu 2004
jugadiikutiolehbanyakpartaipolitikpesertaPemilu. PartaipesertaPemilu 2004
yakniPartaiBuruhSosialDemokrat; Partai Merdeka; PartaiPerhimpunan Indonesia Baru;
Partai Nasional BantengKemerdekaan; PartaiPersatuanNahdlatulUmmah Indonesia; Partai
Patriot Pancasila; PartaiSarikat Indonesia; PartaiPersatuan Daerah, PartaiPelopo; Partai
Nasional Indonesia Marhaenisme; PartaiKeadilandanPersatuan Indonesia,
danPartaiPenegakDemokrasi Indonesia. PartaiKaryaPeduliBangsa; PartaiPelopor;
PartaiPersatuanDemokrasiKebangsaan; PartaiDamai Sejahtera; PartaiBulanBintang;
PartaiPersatuan Pembangunan; PartaiDemokrat; PartaiAmanat Nasional;
PartaiKebangkitanBangsa; PartaiKeadilan Sejahtera; PartaiBintangReformasi;
PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan; danPartaiGolonganKarya.

6. Pemilu 2009

Pemilu 2009 adalahPemilihanUmumkeduasetelahPemilu 2004 yang


diikutidenganpemilihanlangsungPresidendan Wakil PresidenRepublik Indonesia.
Pasangancalonterpilihpadapemilihanpresidendan wakil presidenadalahpasangan yang
memperolehsuaralebihdari 50% darijumlahsuaradengansedikitinya 20% suara di
setiapprovinsi yang tersebar di lebihdari 50% jumlahprovinsi di Indonesia. PesertaPemilu
2009 untukpemilihananggota DPR, DPD, dan DPRD diikutioleh 44 partaipolitik, yaitu 3
partainasionaldan 6 partailokal Aceh. PemilihanPresidendan Wakil
PresidenpadaPemilihanUmum 2009 dimenangkanolehSusiloBambangYudhoyono
(Presiden) danBoediono (Wakil Presiden).

7. Pemilu 2014

Pemilu 2014 diselenggarakandua kali. Pemilupertamadilaksanakanpadatanggal 9 April


2014 dengantujuanpemilihan para anggotalegislatif. Pemilulegislatifinibertujuanmemilih
560 anggota DPR, 132 anggota DPD, dananggota DPRD Provinsimaupun DPRD Kabupaten/
Kota Se-Indonesia untukeperiode 2014-2019. Pemilukeduadilakukanpadatanggal 9 Juli
2014 dengantujuanpemilihanPresidendan Wakil Presiden. 
PemilihanPresidendiikutiolehduapasangcalonPresidendan Wakil
PresidenyaituPrabowoSubianto yang berpasangandenganHattaRajasadanJoko Widodo
yang berpasangandenganJusufKalla.
Pemilu 2014 diikutioleh 10 partaipolitik. PartaipolitiktersebutadalahPartaiAmanat Nasional
(PAN), PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), PartaiDemokrat, PartaiGerakan
Indonesia Raya (Gerindra), PartaiGolonganKarya (Golkar), PartaiHatiNurani Rakyat (Hanura),
PartaiKeadilan Sejahtera (PKS), PartaiKebangkitanBangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat
(Nasdem), danPartaiPersatuan Pembangunan (PPP). PemilihanPresidendan Wakil
PresidenpadaPemilihanUmum 2014 dimenangkanolehJoko Widodo (Presiden)
danJusufKalla (Wakil Presiden).

8. Pemilu 2019

Indonesia akankembalimenyelenggarakanPemilihanUmum di tahun 2019. PadaPemilu


2019 ada 16 partaipolitiknasional yang akanberpartisipasi.
KeenambelaspartaipolitiknasionaltersebutadalahPartaiAmanat Nasional (PAN);
PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP); PartaiDemokrat; PartaiGerakan Indonesia
Raya (Gerindra); PartaiGolonganKarya (Golkar); PartaiHatiNurani Rakyat (Hanura);
PartaiKeadilan Sejahtera (PKS); PartaiKebangkitanBangsa (PKB); Partai Nasional Demokrat
(Nasdem); PartaiPersatuan Pembangunan (PPP); PartaiPersatuan Indonesia (Perindo);
PartaiSolidaritas Indonesia (PSI); PartaiBeringinKarya (Berkarya); PartaiBulanBintang (PBB);
PartaiGerakanPerubahan Indonesia (Garuda); danPartaiKeadilandanPersatuan Indonesia
(PKPI); ditambah 4 partaipolitiklokal Aceh yaituPartai Aceh, PartaiSira, Partai Daerah Aceh,
danPartaiNanggroe Aceh.

Pemilu 2019
akandiselenggarakansecaraserentakantaraPemiluLegislatifdanPemiluPresidendan Wakil
Presiden, yaitudigelardalamsatuhari yang samatanggal 17 April 2019.
PasangancalonPresidendan Wakil Presiden yang
akanbertandingdalamPemilihanUmumPresiden 2019 adalahpasanganJoko Widodo
danMa’ruf Amin denganpasanganPrabowoSubiantodanSandiagaSalahuddin Uno.

Kesimpulan :

Pemilihanumum (Pemilu) adalahsalahsatucaradalamsistemdemokrasiuntukmemilih wakil-


wakil rakyat yang akan duduk di lembagaperwakilanrakyat,
sertasalahsatubentukpemenuhanhakasasiwarganegara di bidangpolitik.

TujuanPemiluadalahuntukmemilih para wakil yang duduk dalampemerintahanatau DPR


(DewanPerwakilan Rakyat), DPD (DewanPerwakilan Daerah).
PemilujugabertujuanmemilihPresiden/Wakil Presiden, dan DPRD (DewanPerwakilan Rakyat
Daerah).
Dalamasaspelaksanaannya, Pemiludilakukansecara : Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,
Jujurdan, Adil.

PERTEMUAN 14

14.1 (PengertianUmum)
WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

Sebelumdibahasprosedurkewarganegaraan Indonesia, akandikajiterlebihdahulumengenai


lima prosedurataumetodeperolehan status kewarganegaraan, yaitu :

1.   Citizenship by birth adalahpewarganegaraanberdasarkankelahiran di manasetiap orang


yang lahir di wilayahsuatunegara, dianggapsahsebagaiwarganegara yang bersangkutan.
Asas yang dianut di siniadalahius soli, yaitutempatkelahiranlah yang
menentukankewarganegaraanseseorang. Namundalampraktik,
halinijugatidakbersifatmutlak.

2.   Citizenship by descent adalahpewarganegaraanberdasarkanketurunan di
manaseseorang yang lahir di
luarwilayahsuatunegaradianggapsebagaiwarganegarakarenaketurunan, apabilapadawaktu
yang bersangkutandilahirkan, kedua orang tuanyaadalahwarganegaradarinegaratersebut.
Asas yang dipakaidisiniadalahiussanguinis, danhukumkewarganegaraan Indonesia
padapokoknyamenganutasasini, yaitumelaluigaris ayah.

3.   Citizenship by naturalization merupakanpewarganegaraan orang asing yang


ataskehendaksadarnyasendirimengajukanpermohonanuntukmenjadiwarganegaradenganm
emenuhisegalapersyaratan yang ditentukanuntukitu.

4.   Citizenship by registration, merupakanpewarganegaraanbagimereka yang


telahmemenuhisyarat-
syarattertentudianggapcukupdilakukanmelaluiproseduradministrasipendaftaran yang
lebihsederhanadibandingkandenganmetodenaturalisasi yang lebihrumit. Misalnya,
seseorangwanitaasing yang menikahdenganpriaberkewarganegaraan Indonesia,
haruslahdipandangmempunyaikasus yang berbedadariseseorang yang
secarasadardanataskehendaknyasendiriinginmenjadiwarga yang
secarasadardanataskehendaknyasendiriinginmenjadiwarganegara Indonesia
denganmenempuh proses naturalisasi. Untukkasusinidapatsajaditentukandalamundang-
undangbahwa proses pewarganegaraannyatidakharusmelaluiprosedurnaturalisasi,
melainkancukupmelalui proses registrasi. Dapat pula terjadi, seoranganakdari ayah
asingdanibuwarganegara Indonesia, setelahdewasamemilihkewarganegaraan Indonesia,
maka proses
pewarganegaraannyacukupdilakukanmelaluiproseduradministrasipendaftarandisertaisurat
pernyataankewarganegaraan.

5.   Citizenship by incorporation of territory yaitu proses


pewarganegaraankarenaterjadinyaperluasanwilayahnegara. Misalnyaketika Timor
TimurmenjadiwilayahnegaraRepublik Indonesia, maka proses pewarganegaraanwarga
Timor Timuritudilakukanmelaluiprosedur yang khususini. Sebenarnya, secarateknis,
metodeterakhirinidapatjugadisebutsebagaivariasimetodepewarganegaraanberdasarkanpen
daftaranatau ci Citizenship by registration seperti yang telahdiuraikan di atas.

KewarganeraanRepublik Indonesia

 Dasar

Undang-undang no. 12 tahun 2006 tentangKewarganegaraanRepublik Indonesia,


diundangkantanggal 1 Agustus 2006 dalamLembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 63.

SiapakahWarga Negara Indonesia?

Warga Negara Indonesia (selanjutnyadisingkat WNI) adalah:

·         “setiap orang yang berdasarkanperaturanperundang-


undangandan/atauberdasarkanperjanjianPemerintahRepublik Indonesia dengannegara lain
sebelumUndang-undang no. 12 tahun 2006 berlaku, telahmenjadiWarga Negara Indonesia”;

·         anak yang lahirdariperkawinan yang sahdari ayah danibu WNI;

·         anak yang lahirdariperkawinan yang sahdariseorang ayah WNI danibuWarga Negara


Asing ( selanjutnyadisingkat WNA )

·         anak yang lahirdariperkawinan yang sahdariseorang ayah WNA danibu WNI;

·         anak yang lahirdariperkawinan yang sahdariseorangseorangibu WNI,


tetapiayahnyatidakmemilikikewarganegaraanatauhukumnegaraasalayahnyatidakmemberik
ankewarganegaraankepadaanaktersebut;
·         anak yang lahirdalamtenggangwaktu 300
harisetelahayahnyameninggalduniadariperkawinan yang sahdanayahnyaituseorang WNI;

·         anak yang lahirdiluarperkawinan yang sahdariibu WNI;

·         anak yang lahirdiluarperkawinan yang sahdariibu WNA yang diakuiolehseorang ayah


WNI sebagaianaknyadanpengakuanitudilakukansebelumanaktersebutberusia 18
tahunataubelumkawin;

·         anak yang lahir di wilayahnegaraRepublik Indonesia yang padawaktulahirtidakjelas


status kewarganegaraan ayah danibunya;

·         anak yang barulahir yang ditemukandiwilayahnegaraRepublik Indonesia selama ayah


danibunyatidakdiketahui;

·         anak yang lahir di wilayahnegaraRepublik Indonesia apabila ayah


danibunyatidakmempunyaikewarganegaraanatautidakdiketahuikeberadaannya;

·         anak yang dilahirkan di luarwilayahnegaraRepublik Indonesia dari ayah danibu WNI


yang
karenaketentuandarinegaratempatanaktersebutdilahirkanmemberikankewarganegaraankep
adaanak yang bersangkutan;

·         anakdariseorang ayah atauibu yang


telahdikabulkanpermohonankewarganegaraannya, kemudian ayah
atauibunyameninggalduniasebelummengucapkansumpahataumenyatakanjanjisetia.

Selainitu, tetapdiakui pula sebagaiWarga Negara Indonesia bagi:

·         anak WNI yang lahir di luarperkawinan yang sah, belumberusia 18


tahundanbelumkawin, diakuisecarasaholehayahnya yang berkewarganegaraanasing;

·         anak WNI yang belumberusia 5


tahundiangkatsecarasahsebagaianakolehwarganegaraasingberdasarkanpenetapanpengadi
lan.

Kewarganegaraanjugadiperolehbagianaksebagaiberikut:

·         Anak yang belumberusia 18 tahunataubelumkawin, beradadanbertempattinggal di


wilayah RI, yang ayah atauibunyamemperolehkewarganegaraan Indonesia;
·         Anak WNA yang belumberusia 5 tahun yang
diangkatanaksecarasahmenurutpenetapanpengadilansebagaianakolehWarga Negara
Indonesia.

Disamping status kewarganegaraandiperolehmelaluicara di atas, dimungkinkan pula


perolehanKewarganegaraanRepublik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. WNA
yang kawinsecarasahdengan WNI dantelahtinggaldiwilayahnegaraRepublik Indonesia
sedikitnya 5 tahunberturut-turutatau 10 tahuntidakberturut-turut,
jugadapatmemperolehKewarganegaraan Indonesia
denganmenyampaikanpernyataanmenjadiwarganegaradihadapanPejabat yang berwenang.
Perolehankewarganegaraanmelaluikedua proses
initidakbolehmengakibatkanberkewarganegaraanganda.

Dwikewarganegaraanterbatas

Khususbagianaksebagaimanakriteriadiatas, dalamhal status Kewarganegaraan Indonesia


bagianaktersebutberakibatanakberkewarganegaraanganda, makasetelahberusia 18
tahunatausudahkawinanaktersebutharusmenyatakanmemilihsalahsatukewarganegaraanny
a. Pernyataaniniharusdisampaikansecaratertulisselambat-lambatnya 3 (tiga)
tahunsetelahanakberusia 18 tahunatausudahkawin (Pasal 60 PeraturanPemerintah no. 2
tahun 2007). Apabilaanaktersebuttidakmengajukanpernyataanmemilihkewarganegaraan
Indonesia, termasukakibatlali, makakewarganegaraan Indonesia-
nyamenjadigugursejakiaberusia 21 tahunatau 3 tahunsejakmenikah.
IadiwajibkanuntukmengembalikankepadaPemerintah RI segalakeputusan,
dokumenatausurat lain yang membuktikanidentitasanaksebagai WNI dalamwaktu 14
harisejakiakehilangankewarganegaraan Indonesia tersebut. (lihat Ps. 65 PP no. 2/2007)

KehilanganKewarganegaraan Indonesia

WNI kehilangankewarganegaraannyajika yang bersangkutan:

·         memperolehkewarganegaraan lain ataskemauannyasendiri;

·         tidakmenolakatautidakmelepaskankewarganegaraan lain, sedangkan orang yang


bersangkutanmendapatkesempatanuntukitu;

·         dinyatakanhilangkewarganegaraannyaolehPresidenataspermohonannyasendiri, yang
bersangkutansudahberusia 18 tahunatausudahkawin, bertempattinggal di luarnegeri,
dandengandinyatakanhilangkewarganegaraan RI tidakmenjaditanpakewarganegaraan;
·         masukkedalamdinastentaraasingtanpaizinterlebihdahuludariPresiden;
(tidakberlakubagimereka yang mengikuti program pendidikandinegara lain yang
mengharuskanwajibmiliter);

·         secarasukarelamasukdalamdinasnegaraasing, yang jabatandalamdinassemacamitu


di Indonesia sesuaiperaturanperundang-undanganhanyadapatdijabatoleh WNI;

·         secarasukarelamengangkatsumpahataumenyatakanjanjisetiakepadanegaraasingatau
bagiandarinegaraasingtersebut;

·         tidakdiwajibkantetapiturutsertadalampemilihansesuatu yang
besifatketatanegaraanuntuksuatunegaraasing;

·         mempunyaipasporatausuratbersifatpaspordarinegaraasingatausurat yang
dapatdiartikansebagaitandakewarganegaraan yang
masihberlakudarinegaralainatasnamanya; atau

·         bertempattinggal di luarwilayahnegaraRepublik Indonesia selama 5 (lima)


tahunterusmenerusbukandalamrangkadinasnegara, tanpaalasan yang
sahdandengansengajatidakmenyatakankeinginannyauntuktetapmenjadi WNI
sebelumjangkawaktu 5 tahunituberakhir, dansetiap 5 tahunberikutnya yang
bersangkutantidakmengajukanpernyataaningintetapmenjadi WNI kepadaPerwakilan RI yang
wilayahkerjanyameliputitempattinggal yang bersangkutanpadahalPerwakilan RI
tersebuttelahmemberitahukansecaratertuliskepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutantidakmenjaditanpakewarganegaraan.

Kehilangankewarganegaraan Indonesia dapatterjadi pula


akibatperkawinandikarenakanbekerjanyahukumkewarganegaraannegarapasangannyaterse
but. Bagimerekaini, jikaingintetapberkewarganegaraan Indonesia,
dapatmengajukanpernyataantertuliskepadaPejabatatauPerwakilan RI
kecualiberakibatberkewarganegaraanganda.

Dapatkahkembaliberkewarganegaraan RI

Seseorang yang kehilangankewarganegaraan RI


dapatmemperolehkembalikewarganegaraannyamelalui proses pewarganegaraan.
Khususbagimereka yang kehilangankewarganegaraan RI
akibatperkawinanataukarenatinggallebihdari 5 tahunsecaraterusmenerus di luarnegeri,
dapatmemperoleh status WNI melalui proses
memperolehkembalikewarganegaraantersendiri

Warganegaraadalahsalahsatuunsurdariadanyanegara di
sampingtigaunsurlainnyayaituwilayah, pemerintahandankedaulatan. Di Indonesia
dijelaskandalampasal 26 UUD 1945 bahwawarganegaraadalah orang-orang bangsa
Indonesia aslidan orang-orang bangsa lain yang disahkandenganundang-undangDasar
1945.

Warganegaradannegaramemilikiikatan yang
khususdalampengaturankedudukansertahubungan yang
terkaitdenganhakdankewajibansebagaiwarganegara.
Warganegaramemilikihakdankewajiban yang sifatnyafungsional,
yaituhubungankewajibandanhak yang salingtimbalbalikantarkeduanya.

Warganegaradapatdibedakanmenjadidua, yaitu:

a. Warganegaraasli (pribumi) yaituadalahpendudukaslidalamnegaratersebut. Misalnyasuku


Madura, sukuJawaadalahwarganegara Indonesia asli.

b. Warganegaraketurunanasing (non-pribumi), yaituwarganegaraasing yang


telahmenjadiwarganegara Indonesia asli. Misalnyawarganegara Indonesia
keturunanketurunan Arab, dansebagainya.

14.2 (AsasKewarganegaraan, HakdanKewajibanWarga Negara)


Asaskewarganegaraan:

a. Kelahiran: Ius Soli (tempatlahir), IusSanguinis (keturunan).

b. Perkawinan: kesatuanhukum, persatuanderajat.

Status kewarganegaraandibagimenjadi 3, yaitu:

a. Apatride: orang yang tidakmemiliki status kewarganegaraan

b. Bipatride: orang yang memiliki status kewarganegaraanrangkap


c. Multipatride: orang yang memiliki status
kewarganegaraanlebihdariduakewarganegaraan.

Seorangwarganegara Indonesia
dapatkehilangankewarganegaraannyaapabilasesorangtersebutmelakukansuatuperbuatan
yang telahdijelaskandalam Bab IV Pasal 23 UU No. 12 Tahun 2006
tentangkewarganegaraan.

Hakadalahkuasauntukmenerimaataumelakukansuatu yang
semestinyaditerimaataudilakukanmeluluolehpihaktertentudantidakdapatolehpihak lain
manapunjuga yang padaprinsipnyadapatdituntutsecarapaksaolehnya..

HakdanKewajibanmerupakansesuatu yang tidakdapatdipisahkan,


akantetapiterjadipertentangankarenahakdankewajibantidakseimbang.
Bahwasetiapwarganegaramemilikihakdankewajibanuntukmendapatkanpenghidupan yang
layak, tetapipadakenyataannyabanyakwarganegara yang
belummerasakankesejahteraandalammenjalanikehidupannya.
Semuaituterjadikarenapemerintahdan para
pejabattinggilebihbanyakmendahulukanhakdaripadakewajiban.
Padahalmenjadiseorangpejabatitutidakcukuphanyamemilikipangkatakantetapimerekaberke
wajibanuntukmemikirkandirisendiri. Jikakeadaannyasepertiini,
makatidakadakeseimbanganantarahakdankewajiban.
Jikakeseimbanganitutidakadaakanterjadikesenjangansosial yang berkepanjangan.

Untukmencapaikeseimbanganantarahakdankewajiban,
yaitudengancaramengetahuiposisidirikitasendiri.
Sebagaiseorangwarganegaraharustahuhakdankewajibannya.
Seorangpejabatataupemerintah pun harustahuakanhakdankewajibannya. Seperti yang
sudahtercantumdalamhukumdanaturan-aturan yang berlaku.
Jikahakdankewajibanseimbangdanterpenuhi,
makakehidupanmasyarakatakanamansejahtera. Hakdankewajiban di Indonesia
initidakakanpernahseimbang. Apabilamasyarakattidakbergerakuntukmerubahnya. Karena
para pejabattidakakanpernahmerubahnya, walaupunrakyatbanyakmenderitakarenahalini.
Merekalebihmemikirkanbagaimanamendapatkanmateridaripadamemikirkanrakyat,
sampaisaatinimasihbanyakrakyat yang belummendapatkanhaknya. Olehkarenaitu,
kitasebagaiwarganegara yang berdemokrasiharusbangundarimimpikita yang
burukinidanmerubahnyauntukmendapatkanhak-
hakdantaklupamelaksanakankewajibankitasebagairakyat Indonesia.

Sebagaimanatelahditetapkandalam UUD 1945 padapasal 28, yang


menetapkanbahwahakwarganegaradanpendudukuntukberserikatdanberkumpul,
mengeluarkanpikirandenganlisanmaupuntulisan, dansebagainya, syarat-
syaratakandiaturdalamundang-undang. Pasalinimencerminkanbahwanegara Indonesia
bersifatdemokrasi. Pada para pejabatdanpemerintahuntukbersiap-
siaphidupsetaradengankita. Harusmenjunjungbangsa Indonesia inikepadakehidupan yang
lebihbaikdanmaju. Yaitudenganmenjalankanhak-hakdankewajibandenganseimbang.
Denganmemperhatikanrakyat-rakyatkecil yang
selamainikurangmendapatkepeduliandantidakmendapatkanhak-haknya.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

1.  WujudHubunganWarga Negara dengan Negara


Wujudhubunganwarganegaradannegarapadaumumnyaberupaperanan (role).

2.  HakdanKewajibanWarga Negara Indonesia Hakkewajibanwarganegara Indonesia


tercantumdalampasal 27 sampaidenganpasal 34 UUD 1945.

HakWarga Negara Indonesia :

–   Hakataspekerjaandanpenghidupan yang layak :


“Tiapwarganegaraberhakataspekerjaandanpenghidupan yang layakbagikemanusiaan”
(pasal 27 ayat 2).

–   Hakuntukhidupdanmempertahankankehidupan: “setiap orang


berhakuntukhidupsertaberhakmempertahankanhidupdankehidupannya.”(pasal 28A).

–   Hakuntukmembentukkeluargadanmelanjutkanketurunanmelaluiperkawinan yang sah


(pasal 28B ayat 1).

–   Hakataskelangsunganhidup. “Setiapanakberhakataskelangsunganhidup, tumbuh,


danBerkembang”

–  
Hakuntukmengembangkandiridanmelaluipemenuhankebutuhandasarnyadanberhakmendap
atpendidikan, ilmupengetahuandanteknologi, senidanbudaya demi
meningkatkankualitashidupnya demi kesejahteraanhidupmanusia. (pasal 28C ayat 1)

–  
Hakuntukmemajukandirinyadalammemperjuangkanhaknyasecarakolektifuntukmembangun
masyarakat, bangsa, dannegaranya. (pasal 28C ayat 2).

–   Hakataspengakuan, jaminan, perlindungan, dankepastianhukum yang adilsertaperlakuan


yang sama di depanhukum.(pasal 28D ayat 1).

–   HakuntukmempunyaihakmilikpribadiHakuntukhidup, hakuntuktidakdisiksa,


hakkemerdekaanpikirandanhatinurani,hakberagama, hakuntuktidakdiperbudak,
hakuntukdiakuisebagaipribadi di hadapanhukum,
danhakuntuktidakdituntutatasdasarhukum yang berlakusurutadalahhakasasimanusia yang
tidakdapatdikurangidalamkeadaanapapun. (pasal 28I ayat 1).

KewajibanWarga Negara Indonesia  :

–   Wajibmenaatihukumdanpemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :


segalawarganegarabersamaankedudukannya di
dalamhukumdanpemerintahandanwajibmenjunjunghukumdanpemerintahanitudengantidak
adakecualinya.

–   Wajibikutsertadalamupayapembelaannegara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan  :


“setiapwarganegaraberhakdanwajibikutsertadalamupayapembelaannegara”.

–   Wajibmenghormatihakasasimanusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :Setiap


orang wajibmenghormatihakasaimanusia orang lain

–   Wajibtundukkepadapembatasan yang ditetapkandenganundang-undang. Pasal 28J ayat


2 menyatakan : “Dalammenjalankanhakdankebebasannya,setiap orang
wajibtundukkepadapembatasan yang ditetapkandenganundang-
undangdenganmaksuduntukmenjaminpengakuansertapenghormatanatashakkebebasan
orang lain danuntukmemenuhituntutan yang adilsesuaidenganpertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, danketertibanumumdalamsuatumasyarakatdemokratis.”

–   Wajibikutsertadalamusahapertahanandankeamanannegara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.


menyatakan: “tiap-
tiapwarganegaraberhakdanwajibikutsertadalamusahapertahanandankeamanannegara.”
 

HakdanKewajibantelahdicantumkandalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :

1.  Pasal 26, ayat (1), yang menjadiwarganegaraadalah orang-orang bangsa Indonesia
aslidan orang-orang bangsa lain yang disahkandenganundang-undangsebagaiwarganegara.
Dan padaayat (2), syarat-syaratmengenaikewarganegaraanditetapkandenganundang-
undang.

2.  Pasal 27, ayat (1), segalawarganegarabersamaandengankedudukannya di dalam

hukumdanpemerintahannya, wajibmenjunjunghukumdanpemerintahanitu. Padaayat (2),


taip-tiapwarganegaraberhakataspekerjaandanpenghidupan yang layakbagikemanusiaan.

3.  Pasal 28, kemerdekaanberserikatdanberkumpul, mengeluarkanpikirandenganlisan,


dansebagainyaditetapkandenganundang-undang.

4.  Pasal 30, ayat (1), hakdankewajibanwarganegarauntukikutsertadalampembelaannegara.


Dan ayat (2) menyatakanpengaturanlebihlanjutdiaturdenganundang-undang.

15.1 (Hak Asasi Manusia Bgn. I)


Hak asasi manusia (disingkat HAM, bahasa Inggris: human rights, bahasa Prancis: droits de
l'homme) adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi
manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal.
HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi,
saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan
kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk
menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah
dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi modern,
hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan
dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan
berpendapat), serta hak ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses
ke barang publik (seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas
kesehatan, atau hak atas perumahan).
Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut "dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar. Sementara
itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak asasi manusia
merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat. Ada pula yang
menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat
yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan
menyatakan bahwa hak asasi manusia hanya ada karena manusia mencetuskan dan
membicarakan konsep tersebut. Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi
manusia sendiri dapat dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan
biasanya harus ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam
suatu masyarakat demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam
keadaan darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum
mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku sebagai lex
specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh dikesampingkan dalam keadaan
apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan maupun penyiksaan.

Masyarakat kuno tidak mengenal konsep hak asasi manusia universal seperti halnya
masyarakat modern. Pelopor sebenarnya dari wacana hak asasi manusia adalah konsep hak
kodrati yang dikembangkan pada Abad Pencerahan, yang kemudian memengaruhi wacana
politik selama Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis. Konsep hak asasi manusia modern
muncul pada paruh kedua abad kedua puluh, terutama setelah dirumuskannya Pernyataan
Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia (PUHAM) di Paris pada tahun 1948. Semenjak itu,
hak asasi manusia telah mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi semacam kode
etik yang diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan hak asasi manusia di tingkat
internasional diawasi oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan badan-badan traktat
PBB seperti Komite Hak Asasi Manusia PBB dan Komite Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya,
sementara di tingkat regional, hak asasi manusia ditegakkan oleh Pengadilan Hak Asasi
Manusia Eropa, Pengadilan Hak Asasi Manusia Antar-Amerika, serta Pengadilan Hak Asasi
Manusia dan Hak Penduduk Afrika. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan
Politik (ICCPR) dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya (ICESCR) sendiri telah diratifikasi oleh hampir semua negara di dunia saat ini.

Upaya untuk menelusuri sejarah hak asasi manusia terganjal oleh perdebatan mengenai titik
awalnya. Secara umum dan abstrak, nilai-nilai yang mendasari hak asasi manusia
(seperti keadilan, kesetaraan, dan martabat) dapat ditemukan dalam berbagai masyarakat
dalam sejarah.Konsep-konsep yang terkait dengan hak asasi manusia sudah dapat ditelusuri
paling tidak semenjak dikeluarkannya Undang-Undang Hammurabi di Babilonia pada abad
ke-18 SM, dan juga dengan munculnya kitab-kitab agama. Apabila yang dijadikan tolok
ukur adalah sejarah gagasan bahwa semua manusia memiliki hak kodrati, konsep ini sudah
ada setidaknya dari zaman Yunani Kuno dengan munculnya pemikiran filsuf-
filsuf Stoikisme. Namun, klaim-klaim historis semacam ini telah menuai kritikan karena
dianggap menyamaratakan gagasan mengenai keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan
dengan konsep hak asasi manusia modern.

15.1 (Hak Asasi Manusia Bgn. II)


Apabila sejarah HAM yang ditelusuri adalah sejarah HAM modern yang ditegakkan secara
hukum di tingkat nasional dan internasional saat ini, dapat dikatakan bahwa sejarahnya
bermula dari piagam-piagam yang mencantumkan kebebasan-kebebasan yang melindungi
pemilik hak dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin, dan dokumen yang mungkin
bisa dianggap sebagai titik awalnya adalah Magna Carta di Kerajaan Inggris dari tahun
1215.Namun, Magna Carta pun masih dianggap bermasalah, karena dokumen ini hanya
melindungi para bangsawan yang kuat dari kekuasaan Raja Inggris.Maka dari itu, masa yang
dianggap sangat berpengaruh terhadap konsep HAM modern yang mencakup semua umat
manusia adalah Abad Pencerahan pada abad ke-18 dengan munculnya tulisan-tulisan
karya John Locke yang terkait dengan hukum kodrat.Pakar hak asasi manusia Eva
Brems bahkan membuat pernyataan yang lebih keras dalam bukunya yang berjudul Human
Rights: Universality and Diversity (2001) dengan menyatakan bahwa "Sumber rumusan hak
asasi manusia di tingkat internasional saat ini sulit untuk ditilik kembali ke masa sebelum
Abad Pencerahan, atau di tempat di luar Eropa dan Amerika. Gagasan
bahwa PUHAM berakar dari segala kebudayaan tidaklah lebih dari sekadar mitos."Pakar
HAM Jack Donnelly juga menulis bahwa "Tidak ada masyarakat, peradaban, atau budaya
sebelum abad ketujuhbelas (...) yang telah memiliki praktik, atau bahkan visi, yang banyak
didukung mengenai hak asasi manusia secara individual yang setara dan tak dapat dicabut."

Terdapat berbagai macam hak yang terkandung dalam instrumen-instrumen internasional,


seperti hak kesetaraan dan non-diskriminasi,hak untuk hidup, hak atas peradilan yang
jujur, kebebasan berserikat, kebebasan berkumpul, kebebasan berpikir, kebebasan
berekspresi, hak atas standar hidup yang layak, hak untuk memperoleh pendidikan, hak atas
pekerjaan, dan lain-lain. Meskipun hak asasi manusia pada hakikatnya bersifat utuh,
pengategorian dapat dilakukan atas dasar konseptual. Dalam penerapannya, hak asasi
manusia tetap tidak dapat dipecah-pecah dan harus dilihat secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai