Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ASTUTY LABORA PURBA

NIM : 3183331001

KELAS : A REGULER 2018

JURUSAN : PENDIDIKAN GEOGRAFI

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

1. Jelaskanlah dengan landasan alkitab bagaimana proses agama dilembagakan dan


mengapa agama itu didirikan atau dilembagakan?
Jawab:

Agama, sebagai lembaga “rohani” sebenarnya mengajarkan kebaikan bagi manusia. Ada
ajaran atau doktrin tentang Tuhan dan tentu Tuhan yang baik, yang diikuti oleh ibadah
atau ritual yang baik pula bagi manusia, dan yang utama juga adalah ajaran moral-etis,
yang menuntun orang untuk hidup baik bagi diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain. Namun demikian, masih banyak umat yang lebih mengutamakan doktrin dan
ritual formal. (Lih. “Ritualisme Masih Jadi Panglima Hidup Beragama”). Oleh kalangan
tertentu, doktrin atau ajaran dan ritual dipahami secara eksklusif dan absolut. Apa yang
dipahami dianggap sebagai kebenaran mutlak, dan konsekuensinya, yang berbeda
dianggap salah dan pantas dihukum. Paradigma “radikalisme ortodoks” biasanya
menghasilkan kelompok ekstrem dan militan yang menghalalkan tindakan kekerasan atau
teroris untuk membela ajaran-agama dan melindungi lingkungan atau komunitasnya.
Paradigma ini akan mewujud dalam tindakan kekerasan jika bertemu dengan fungsi
psikologis agama dan kondisi sosial-ekonomi-politik masyarakat.

Secara psikologis, agama berfungsi sebagai “wadah” penampung curahan hati umat. Ia
menjadi tempat pelampiasan emosi: senang, susah, galau, gelisah, takut, kecewa, kesal
dan marah, yang diakibatkan oleh keadaan hidup.Emosi manusia itu tidak berbahaya atau
tidak akan berwujud kekerasan jika dilampiaskan di dalam agama sebatas relasi personal
dengan Tuhan seperti di dalam ritual doa, meditasi atau puasa, atau hanya di dalam
komunitas dengan ritualnya sendiri. Juga jika kondisi atau relasi sosial baik dan
harmonis, ekonomi baik dan tidak menimbulkan sentimen atau kecemburuan, dan peran
negara tegas dengan menghargai hukum.

Tetapi sebaliknya, jika agama baik dalam ranah personal maupun komunal tidak dapat
menampung curahan emosi umat, serta kondisi sosial-ekonomi-politik masyarakat buruk,
maka emosi itu akan tertumpah dan mewujud dalam konflik dan kekerasan. Jika tidak ada
sasaran pihak luar, itu terjadi di dalam komunitas, tetapi jika ada pihak lain yang lemah
secara sosial politik maka merekalah yang menjadi sasaran dan korban. Letak bahaya
agama adalah ketika paradigma radikalisme ortodoks diterapkan dalam hubungan dengan
umat aliran atau agama lain dan emosi-kemarahan karena kondisi hidup umat tidak
tertampung dalam agamanya, serta didukung oleh buruknya kondisi sosial-ekonomi-
politik masyarakat.

2. Buatlah suatu apologi (pembelaan iman) terhadap teori atheism yang menyangkal dan
menolak keberadaan Allah?
Jawab:
Atheis atau Humanis Sekular dalam pandangan mereka sendiri berbeda satu-sama lain,
tetapi mereka setuju dalam satu poin, mereka semua menyangkal akan adanya Allah dan
menentang Kekristenan yang Alkitabiah. Inilah hasil dari kepercayaan mereka. Daud
menulis: “Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya:
"Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik”
(Mazmur 14:1).
3. Doktrin tritunggal adalah hal yang paling mendasar dalam iman Kristen. Jelaskan secara
lengkap keberadaan Allah dalam konsep tritunggal dengan bukti alkitab
Jawab:

Dalam doktrin Trinitaris, Allah hadir sebagai tiga pribadi atau hipostasis, tetapi
satu hakikat, memiliki satu kodrat ilahi tunggal. Anggota-anggota Trinitas sama dalam
kesetaraan dan kekekalan, satu dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak.
Sebagaimana dinyatakan dalam Kredo Athanasius, Bapa tidak diciptakan, Putra tidak
diciptakan, dan Roh Kudus tidak diciptakan, dan Ketiganya adalah kekal (abadi) tanpa
awal mula. "Bapa dan Putra dan Roh Kudus" bukan nama-nama bagian yang berbeda dari
Allah, tetapi satu nama Allah karena terdapat tiga pribadi di dalam Allah sebagai satu
entitas. Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing pribadi
dipahami memiliki kodrat atau esensi yang identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang
memiliki kemiripan
Bagi kalangan Trinitaris, penekanan pada kata "Kita" di Kejadian 1:26 adalah mengenai
pluralitas dalam Ketuhanan, dan Kejadian 1:27 berbicara mengenai persekutuan dalam
Esensi ilahi. Salah satu kemungkinan interpretasi atas Kejadian 1:26 adalah bahwa relasi
Allah dalam Trinitas tercermin dalam manusia melalui relasi yang ideal antara suami dan
istri, dua pribadi yang menjadi "satu daging", sebagaimana dijelaskan kemudian dalam
penciptaan Hawa di.Kej. 2:18-24

4. Carilah 5 ayat alkitab masing- masing yang membuktikan Bapa adalah Allah, Yesus
adalah Allah, Roh kudus adalah Allah
Jawab:
a) Matius 3:16-17

3:16 Sesudah Dibaptis, Yesus Segera Keluar Dari Air Dan Pada Waktu Itu Juga
Langit Terbuka Dan Ia Melihat Roh Allah Seperti Burung Merpati Turun Ke Atas-
Nya,

3:17 Lalu Terdengarlah Suara Dari Surga (Allah Bapa) Yang Mengatakan, "Inilah
Anak-Ku Yang Terkasih, Kepada-Nyalah Aku Berkenan."

b) Matius 28:19
Karena Itu, Pergilah, Jadikanlah Semua Bangsa Murid-Ku Dan Baptislah Mereka
Dalam Nama (Onoma=Bentuk Tunggal) Bapa Dan Anak Dan Roh Kudus, (Ketiga
Pribadi Itu Setingkat Namun Satu=Nama Dalam Bentuk Tunggal)
c) Markus 1:10-11
1:10 Pada Saat Ia (Yesus) Keluar Dari Air, Langsung Ia Melihat Langit Terkoyak,
Dan Roh Seperti Burung Merpati Turun Ke Atas-Nya. (Roh Kudus)
1:11 Lalu Terdengarlah Suara Dari Surga, "Engkaulah Anak-Ku Yang Terkasih,
Kepada-Mulah Aku Berkenan." (Bapa)
d) Markus 12:36
12:36 Daud Sendiri Oleh Pimpinan Roh Kudus Berkata: Tuhan (Bapa) Telah
Berfirman Kepada Tuanku (Yesus): Duduklah Di Sebelah Kanan-Ku (Yesus Duduk
Di Sebelah Kanan Bapa), Sampai Musuh-Musuh-Mu Kutaruh Di Bawah Kaki-Mu.
e) Lukas 1:35
1:35 Jawab Malaikat Itu Kepadanya, "Roh Kudus Akan Turun Atasmu Dan
Kuasa Allah Yang Mahatinggi Akan Menaungi Engkau; Sebab Itu Anak Yang Akan
Kaulahirkan Itu Akan Disebut Kudus, Anak Allah (Yesus).

5. Sebutkan dan jelaskan fungsi agama dalam kehidupan manusia


Jawab:

1.Fungsi Edukatif; ajaran agama yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus
dipatuhi; ajaran agama berfungsi menyuruh dan melarang. Dan karena unsur suruhan dan
larangan ini telah membimbing pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan
baik mnurut ajaran agama masing-masing;
2.Fungsi Penyelamat; keselamatan yang diberikan mencakup dua alam, yakni dunia dan
akhirat.
3.Fungsi Pendamaian; melalui tuntunan agama orang yang bersalah atau berdosa dapat
mencapai kedamaian batin, misalnya dengan cara bertobat, pencucian atau penebusan
dosa;
4.Fungsi Social Control; ajaran agama yang berfungsi sebagai norma dapat menjadi
pengawasan sosial secara individu maupun kelompok;
5.Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas; secara psikologis penganut agama yang sama akan
merasa memiliki kesamaan dan satu kesatuan; hal ini akan membina rasa solidaritas yang
bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan;
6.Fungsi Transformatif, ajaran agama dapat merubah seseorang/kelompok menjadi
kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya;
7.Fungsi Kreatif; ajaran agama mendorong seseorang/kelompok untuk bekerja produktif
bukan saja untuk kepentingan pribadi maupun orang lain, melakukan inovasi dan
penemuan baru;
8.Fungsi Sublimatif; ajaran agama mengkusudkan segala usaha manusia, selama tidak
bertentangan dgn norma agama, bila dilakukan dengan tulis lillahi ta’ala maka termasuk
ibadah

6. Bacalah Yohannes 3:1-6, jelaskan pengertian dilahirkan kembali


Jawab:
Istilah ”dilahirkan kembali” memaksudkan dimulainya hubungan antara Allah dan
seseorang yang dilahirkan kembali. (Yohanes 3:3, 7) Allah mengadopsi mereka yang
dilahirkan kembali sebagai anak-anak-Nya. (Roma 8:15, 16; Galatia 4:5; 1 Yohanes 3:1)
Sama seperti seorang anak yang diadopsi secara resmi, status orang yang dilahirkan
kembali akan berubah. Mereka akan menjadi anggota keluarga Allah.—2 Korintus 6:18.
7. Jelaskan peristiwa kejatuhan manusia dalam dosa dan akibat apa saja yang ditimbulkan
oleh dosa tersebut, jawab dengan bukti alkitab
Jawab:

Proses yang melaluinya umat manusia menjadi fana di atas bumi ini. Ketika
Adam dan Hawa memakan buah terlarang, mereka menjadi fana, yaitu, tunduk
pada dosa dan kematian. Adam menjadi “daging pertama” di atas bumi (Musa
3:7). Wahyu zaman akhir menjadikan jelas bahwa Kejatuhan adalah suatu berkat
dan bahwa Adam dan Hawa hendaknya dihormati sebagai orang tua pertama
seluruh umat manusia.
Kejatuhan adalah langkah yang perlu dalam kemajuan manusia. Karena Allah
tahu bahwa Kejatuhan akan terjadi, Dia telah merencanakan di kehidupan prafana
seorang Juruselamat. Yesus Kristus datang pada pertengahan zaman untuk
mendamaikan kejatuhan Adam dan juga dosa-dosa individu manusia dengan
syarat pertobatan manusia.
1. Pada hari engkau makan darinya engkau pastilah akan mati, Kej. 2:17 (Musa
3:17).
2. Dia mengambil buah darinya, dan makan, Kej. 3:6 (Musa 4:12).
3. Seperti dalam Adam semua orang mati, demikian pula di dalam Kristus
akanlah semua orang dijadikan hidup, 1 Kor. 15:22.
4. Seluruh umat manusia berada dalam keadaan yang tersesat dan yang
terjatuh, 1 Ne. 10:6.
5. Jalan dipersiapkan sejak kejatuhan manusia, 2 Ne. 2:4.
6. Setelah Adam dan Hawa makan buah terlarang, mereka dihalau dari Taman
Eden, 2 Ne. 2:19.
7. Adam jatuh agar manusia boleh ada, 2 Ne. 2:15–26.
8. Manusia alami adalah musuh bagi Allah, dan telah demikian sejak kejatuhan
Adam, Mosia 3:19.
9. Harun mengajar ayah Lamoni tentang Kejatuhan, Alma 22:12–14.
10. Mestilah ada suatu pendamaian dibuat atau kalau tidak seluruh umat manusia
terjatuh dan tersesat, Alma 34:9.
8. Bacalah roma 12:2, jelaskanlah ayat ini secara lengkap yang hubungannya dengan
kehidupan moral seseorang, jelaskan dengan ayat pendukung
Jawab:

1) Kita harus sadar bahwa sistem dunia ini jahat adanya (Kis 2:40; Gal 1:4) dan di bawah
pemerintahan Iblis (Yoh 12:31; 1Yoh 5:19;

2) Kita harus bersikap tegas terhadap segala cara yang berlaku dan populer dari roh dunia
sambil memberitakan kebenaran kekal dan standar kebenaran Firman Allah demi Kristus
(1Kor 1:17-24).

3) Kita harus membenci kejahatan, mengasihi yang benar (ayat Rom 12:9; 1Yoh 2:15-17;

Ibr 1:9]dan menolak untuk berserah pada aneka macam keduniawian di sekitar gereja,
seperti keserakahan, mementingkan diri, pemikiran humanistik, siasat-siasat politik, iri
hati, kebencian, dendam, kecemaran, bahasa yang tidak senonoh, hiburan duniawi,
pakaian yang tidak sopan, kedursilaan, narkotika, minuman keras dan persekutuan
dengan orang duniawi.

4) Pikiran kita harus diselaraskan dengan cara Allah (1Kor 2:16; Fili 2:5) dengan
membaca serta merenungkan Firman-Nya (Mazm 119:11,148; Yoh 8:31-32; 15:7).
Rencana dan cita-cita kita harus ditentukan oleh kebenaran sorgawi dan abadi, bukan
oleh zaman yang jahat, sekular, dan sementara.

9. Jelaskan dasar moral Kristen dengan dasar alkitab dengan penerapannya


Jawab:
Moralitas mempengaruhi orang lain juga. Saudara dapat melihatnya melalui contoh-
contoh dalam Firman Allah yang memperlihatkan nilai dari menerapkan standar-standar
moral Allah dan akibat dari mengabaikannya. (Kejadian 39:1-9, 21;Yosua 7:1-25)
Saudara juga dapat menemukan nasihat tegas mengenai moralitas seperti, ”Inilah yang
Allah kehendaki, yaitu agar kamu menjadi suci, menjauhkan diri dari percabulan; agar
kamu masing-masing mengetahui bagaimana mengendalikan bejananya sendiri dengan
mengingat kesucian dan kehormatan, dengan tidak melampiaskan nafsu seksual yang
tamak seperti halnya bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; agar tidak seorang pun
melakukan tindakan yang dapat mencelakakan dan melanggar hak-hak saudaranya dalam
perkara ini, . . . sebab Allah memanggil kita, bukan atas dasar kenajisan tetapi
sehubungan dengan kesucian.”—1 Tesalonika 4:3-7.
10. Jelaskan arti kesegambaran manusia dengan rupa Allah, jawaban didukung dengan ayat
alkitab
Jawab:
Pada hari terakhir dari penciptaan, Allah berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26).
Dengan demikian, Allah mengakhiri pekerjaanNya dengan satu “sentuhan pribadi.” Allah
membentuk manusia dari debu tanah dan memberinya hidup dengan menghembuskan
nafasNya sendiri (Kejadian 2:7). Dengan demikian, manusia memiliki keunikan
dibanding dengan ciptaan-ciptaan lainnya, yaitu memiliki bagian materi (tubuh) dan non-
materi (jiwa/roh).

Memiliki “gambar” atau “rupa” Allah, dalam pengertian yang paling sederhana, berarti
manusia dibuat menyerupai Allah.

Adam tidak serupa dengan Allah dalam arti memiliki darah dan daging. Alkitab berkata
bahwa “Allah itu Roh” (Yohanes 4:24) dan karena itu memiliki keberadaan tanpa tubuh.
Namun, tubuh Adam mencerminkan hidup Allah karena diciptakan dengan kesehatan
yang sempurna dan tidak tunduk kepada kematian.

Gambar Allah menunjuk pada bagian non-material dari manusia. Hal ini membedakan
manusia dari binatang dan memampukan manusia mengemban “kekuasaan,”
sebagaimana direncanakan Allah (Kejadian 1:28), dan memampukan manusia
berkomunikasi dengan PenciptaNya. Keserupaan ini termasuk dalam hal mental, moral
dan sosial.

Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak –
dengan kata lain, manusia dapat menggunakan pikirannya dan bisa memilih. Ini adalah
refleksi dari akal budi dan kebebasan Allah.

Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan,
menikmati simponi, menjumlahkan hitungan, atau menamai binatang peliharaan, dia
menyatakan fakta bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Secara moral, manusia diciptakan dalam kebenaran dan kepolosan yang sempurna, suatu
refleksi dari kesucian Allah. Allah melihat semua yang diciptakanNya (termasuk
manusia) dan mengatakan, “sangat baik” (Kejadian 1:31). Hati nurani kita atau “kompas
moral” itu sisa dari keadaan yang asli itu.
Ketika seseorang menaati hukum, berbalik dari kejahatan, memuji kelakuan baik, atau
merasa bersalah, orang itu meneguhkan fakta bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Secara sosial, manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan ketritunggalan
Allah dan kasihNya. Di taman Eden, relasi manusia yang terutama itu dengan Allah
(Kejadian 3:8 menyiratkan persekutuan dengan Allah), dan Allah menciptakan
perempuan pertama karena "tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja” (Kejadian
2:18).

Setiap kali seseorang menikah, berteman, memeluk anak kecil, mengikuti kebaktian, dia
menyatakan bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Karena diciptakan menurut gambar Allah, Adam memiliki kebebasan untuk memilih.
Meskipun dia diberikan pribadi yang suci, Adam memilih berdosa dan memberontak
melawan PenciptaNya. Dengan berbuat demikian, dia mencemarkan gambar Allah yang
ada dalam diriNya, dan mewariskan keserupaan yang rusak itu pada semua keturunannya,
termasuk kita (Roma 5:12).

Saat ini, kita masih memiliki gambar Allah (Yakobus 3:9), namun harus menanggung
bekas-bekas dosa. Secara mental, moral, sosial dan fisik, kita memperlihatkan efek-efek
dari dosa.

Kabar baiknya, ketika Allah menebus seseorang, Dia mulai memulihkan gambar Allah
yang asli itu, menciptakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah
di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24; lihat pula Kolose
3:10).

Anda mungkin juga menyukai