AGAMA
Pengertian
Berasal dari bahasa Sansekerta, a yang berarti tidak, dan gam yang berarti
kacau. Jadi, agama berarti tidak kacau. Dalam bahasa Latin disebut religio, dari
kata religere yang berarti mengembalikan ikatan, mengikat kembali, dan
memperhatikan dengan seksama.
Istilah agama dapat diartikan sebagai tindakan manusia untuk
mengembalikan/memulihkan ikatan hubungan yang rusak antara manusia dan
Allah dengan memperhatikan kehendak Allah secara seksama.
Agama meliputi (lingkupnya):
1. Tindakan manusia untuk mengenal & mendekatkan diri kepada sesuatu
yang dipercayai menentukan keselamatan manusia.
2. Tindakan manusia untuk mengenal & mengikatkan diri pada kehendak
sesuatu atau tuntutan dari sesuatu yang dipercayai menentukan
keselamatannya.
3. System ajaran atau kepercayaan mengenai Allah, dunia kehidupan,
kematian, keselamatam dan wahyu; yang terhadapnya manusia
menyesuaikan dan mengikatkan diri.
4. Upacara-upacara / ritual
A. Definisi agama
Drs. D. Hendropuspito, O.C. Yaitu suatu jenis system social yang dibuat oleh
penganutnya yang berporos pada kekuatan nonempiris yang dipercayai dan
didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat
luas umumnya. Definisi ini mengandung unsur:
1. Agama adalah fenomena social, peristiwa kemasyarakatan, suatu system
yang dapat dianalisis sebab terdiri atas kaidah dan aturan yang dibuat
saling berkaitan dan terarah pada tujuan tertentu.
2. Berporos pada kekuatan nonempiris, berurusan dengan kekuatan dari
dunia luar yang lebih tinggi dari kekuatan manusia.
3. Manusia mendayagunakan kekuatan di atas untuk kepentingannya,
selamat di dunia dan sesudah kematiannya.
Thomas F. O. Dea. Yaitu pendayagunaan sarana supraempiris untuk maksud
nonempiris atau supraempiris. Ditujukan untuk kepentingan supraempiris saja,
sehingga seakan orang beragama itu hanya mementingkan kebahagiaan akhirat
dan lupa kebutuhan di dunia.
60
Secara umum, agama adalah lembaga yang mengatur kehidupan rohani manusia
atau ada yang mengartikan sebagai jalan hidup; di mana seluruh aktifitas lahirbatin pemeluk diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana makan, bergaul,
beribadah, dsb.
60
sanksi hukum untuk mencapai kebutuhan dasar yang berkenaan dengan dunia
supraempiris.
Dalam hidup keagamaan, terdapat serangkaian fungsi dan peran yang harus
dilaksanakan para fungsionarisnya, artinya petugas diangkat secara resmi dalam
status dan jabatan yang jelas dengan deskripsi yang jelas, agar tidak terjadi
tumpang tindih dan kesewenangan. Untuk itu diperlukan suatu institusi yang
berwenang mengaturnya. Tujuannya: mencegah perubahan-perubahan hakiki
mengenai isi dan penerapannya dari masa ke masa sehingga stabilitas dan
kontinuitas dapat terjamin dan cita-cita pendirinya dapat dinikmati banyak orang
sepanjang masa.
E. PERAN AGAMA
1. Konstruktif :
1.1. Memberikan rasa aman bagi pemeluknya, sehingga dapat
menyalurkan kebutuhannya untuk mendekatkan diri pada Tuhan,
melaksanakan cara mengungkapkan hubungan dengan Tuhan dan
sesama, serta mendapatkan pembinaan hidup keagamaan.
1.2. Sarana mengembangkan diri, melalui interaksi dan komunikasi
dengan sesamanya sehingga dapat mengembangkan diri dalam iman,
intelektual, ekonomi dan social.
1.3. Pemersatu umat.
2. Destruktif :
2.1Fanatisme golongan
Dalam hal ini sering agama membagai manusia dalam 2 kelompok,
yakni kelompok dalam (seagama) yang juga disebut kelompok kudus
atau suci, dan kelompok luar (tidak seagama) yang biasa disebut kafir,
tak beragama atau murtad. Hal ini menyebabkan tembok pemisah
yang membedakan-bedakan umat manusia.
2.2Melegalisasi konflik (intern dan extern), bukan mengatasi dan
menghapuskan.
2.3Kebutuhan atas wilayah tertentu sebagai tempat kelompok dalam
(territorial claim).
2.4Politisasi agama.
2.5Intoleransi dan rasa superior dalam ajaran, ibadah, tingkah laku dan
kehidupan social.
2.6Pemberian stigma pada kelompok tertentu.
F. AGAMA KRISTEN
Setelah masa penciptaan, muncullah peristiwa yang berdampak pada
penderitaan, yakni pemberontakan manusia terhadap Tuhan, dengan tidak
mematuhi perintahNya (Kej 3). Dosa yang dilakukan manusia berakibat
kecemaran dan putusnya hubungan manusia dengan Tuhan (Kej 3:14-15), dan
berakibat pada kematian (Roma 6:23). Dampak dosa itu adalah, manusia
cenderung memberontak dan melanggar aturan apapun.
PAK STIES 2013/2014
60
60
Tugas :
Buat paper yang menjelaskan peranan agama di tengah masyarakat dan
bagaimana nilai-nilai kekristenan dapat dinyatakan.
Pertemuan 2
KEPERCAYAAN KRISTEN TENTANG ALLAH
Plato berpendapat, Allah merupakan akal budi, sebab dari semua kebaikan di
alam semesta.
Aristoteles berkata, Allah adalah sumber segala keberadaan.
Spinoza mendefinisikan Allah sebagai Substansi yang mutlak dan universal,
Penyebab sejati dari segala sesuatu dan segala yang ada, dan bukan sekedar
Penyebab segala keberadaan, tetapi Allah sendiri merupakan segala keberadaan
sehingga setiap benda yang ada merupakan modifikasiNya saja.
Bagi Ficthe, Allah merupakan tatanan moral alam semesta yang benar-benar
bekerja dalam kehidupan.
Hegel menganggap bahwa Tuhan sepenuhnya roh, namun juga roh yang tanpa
kesadaran sampai roh itu menjadi sadar dalam akal dan pemikiran manusia. Dan
banyak lagi...
Semua hal dimulai dari Allah. Ia permulaan dan penghabisan (Wahyu 1:8), sumber
dan pemelihara semua hal. Apakah yang dapat diketahui manusia tentang
Allah ? Apakah hal-hal penting yang harus diketahui oleh orang Kristen ?
1. Kenyataan adanya Allah
Alkitab tidak bermaksud untuk membuktikan bahwa Allah itu ada, sebab Alkitab
menganggap dan menyatakan keberadaan Allah. Di permulaan Alkitab
menceritakan perbuatan Allah yang maha kuasa (Kej 1:1, Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi). Penulis Alkitab tidak pernah merasa perlu
membuktikan adanya Allah, mereka seperti kebanyakan orang sepanjang waktu
PAK STIES 2013/2014
60
merasakan adanya Allah. Justru mereka yang tidak percaya dinyatakan bodoh
(Maz 14:1).
Bagaimana manusia bisa mengenal Allah ?
Allah membuat manusia menyadari keberadaannya dengan 2 penyataan:
a. Umum, melalui alam semesta, sejarah dan hati nurani manusia
Seringkali orang kristen menyatakan penyataan alam tidak mencukupi,
seolah-olah terdapat cacat dalam pernyataan alam tentang Allah itu. Hal itu
terlihat dari bukti-bukti yang diberikan manusia untuk menyatakan
keberadaan Allah melalui alam.
1. Dari dunia yang demikian ajaib ini dan demikian dalam untuk dapat
diselidiki oleh pikiran manusia, juga faktor sebab-akibat didalamnya, kita
bisa berpendapat tentang kemungkinan adanya Penyebab Yang Luar
Biasa.
2. Kalau memperhatikan keteraturannya, bulan, bumi, matahari dan galaksi
berputar pada aturannya, pastilah ada Perancang Yang Memiliki
Intelegensia yang mengatur semua ini.
3. Pengaturan dunia dengan hukum-hukum moral yang menghindari
penghancuran terhadap manusia itu sendiri, pastilah adanya
kemungkinan Pemberi Hukum Moral.
Juga kemungkinan-kemungkinan argumentasi lainnya yang dapat diberikan.
Perpaduan dari berbagai macam argumentasi diatas dan argumentasi
lainnya, diharapkan dapat meyakinkan orang-orang yang belum percaya
akan adanya suatu kemungkinan eksistensi Allah. Kemudian orang kristen
dapat melangkah lebih lanjut lagi, kalau memang Allah itu ada /eksis, maka
ada kemungkinan Allah itu adalah Allah dari Alkitab.
Pembuktian seperti ini sepertinya memang benar. Ketika kemungkinan
eksistensi Allah telah terbukti, bukti-bukti lebih lanjut yang mendukung
bahwa Allah itu memang ada bisa diberikan. Dengan argumentasi ini maka,
syarat-syarat pembuktian Allah memang ada itu ditentukan oleh manusia itu
sendiri. Manusia yang mengukur, menilai, menentukan kemungkinan ada
atau tidaknya Allah. Apakah demikian? Apakah manusia bisa lebih tinggi dari
Allah dan menjadi penentu ada tidaknya Allah?
Seorang filsuf juga memberikan contoh sebagai berikut: Membuktikan Allah
itu ada, sulit sekali. Tetapi membuktikan Allah itu tidak ada, jauh-jauh lebih
sulit. Namun, alam sudah cukup menyatakan tentang Allah itu sendiri.
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka
tidak terdengar (Maz. 19:2-3)
60
60
4. Yesus Kristus
Keberadaan Kristus sebelum penjelmaan/ di masa lampau yang kekal, ditulis
dalam Yoh 1:1, bersama-sama dengan Allah... dan Ia adalah Allah. Ini terjadi
sebelum dunia ada (Yp 17:5). Ia dinamakan Firman (Yoh 1:1,14; Wah 19:13).
Bahkan turut serta dalam penciptaan (Yoh 1:3,10, 1 Kor 8:6, Kol 1:16-17).
Jelas bahwa Kristus terlibat dan menunjukkan diriNya sebagai pencipta,
pemelihara dan juga sasaran penciptaan.
Dalam keyakinan Kristen, Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi
manusia. Mengapa harus menjelma ?
a. Untuk mengukuhkan janji Allah (Kej 3:15, Yes 9:5, 7:14, dll)
b. Untuk menyatakan Bapa (Yoh 1:18, 14:9, Yoh 10:30, 17:22, dll)
c. Untuk menjadi imam besar manusia (Ibr 5:1-2,4-5, 2:10,17-18, dll)
d. Untuk menghapus dosa (Mar 10:45, 1 Yoh 3:5, dll)
e. Untuk membinasakan iblis (Ibr 2:14, Yoh 12:31, 14:30, dll)
f. Untuk memberikan teladan hidup (Mat 11:28, Fil 2:1-6, 1 Ptr 2:21, 1 Yoh 2:6,
dll)
Sekalipun lahir melalui perawan Maria dan berkembang normal sebagai
manusia (Luk 2:40), Ia tidak mengenal dosa (2 Kor 5:21, Ibr 7:26). Ia menjadi
sama dengan manusia (Flp 2:7) tapi tidak berdosa.
Mempelajari Kristus adalah hal sulit karena kepribadianNya yang unik. Namun
Ia sendiri menyatakan bahwa pengenalan yang benar akan Dia hanya akan
diperoleh melalui penyataan ilahi (Mat 11:27)
Yesus adalah teantropik (punya sifat manusiawi dan sifat ilahi) dimana kedua
sifatNya berjalan bersama. Ia punya kehendak Ilahi (mahakuasa), juga
kehendak manusiawi (tidak mau jatuh dalam dosa). Kesadaran Ilahi (Aku dan
Bapa adalah satu Yoh 10:30), kesadaran manusiawi (Aku haus Yoh 19:28).
Perpaduan 2 sifat itu disebut hipostatis, artinya satu cara berada yang pribadi.
Tidak bersatu dengan manusia, tapi dengan sifat manusia.
Dalam tujuan penjelmaan untuk menjadi teladan (Mat 11:28-29), watak Kristus
dapat menjadi patokan idaman dalam kehidupan Kristen. Di mana Ia hidup
kudus/suci (1 Ptr 2:22-23), kasihNya tulus (Yoh 15:9, Efs 5:2, 25, Rm 8:37-39),
rendah hati (Flp 2:5-8), lemah lembut (Mat 11:29, 2 Kor 10:1), tenang dalam
segala keadaan (Yes 53:3-4, Yoh 17:13), selalu berdoa (Mat 14:23, Luk 6:12),
bekerja tiada henti (Yoh 5:17, 9:4)
Evaluasi :
1. Bagaimana sdr menjelaskan adanya Allah kepada orang lain ?
2. Siapakah Yesus Kristus itu menurut keyakinan Sdr ?
60
Pertemuan 3
ALKITAB
I.
PENGERTIAN ALKITAB
Istilah Alkitab berasal dari kata "Al-Kitab" (bahasa Arab: )yang secara
sederhana berarti "buku" atau "kitab". Di negeri-negeri berbahasa Arab
sendiri Alkitab disebut sebagai "Al-Kitab Al-Muqaddas" (bahasa Arab:
- Kitab Suci). Penulisan dalam bahasa Indonesia selalu menuliskan
kata ini dengan menggunakan huruf kapital "A", sebagaimana dilakukan
60
juga untuk kitab-kitab suci agama-agama yang lain. Nama "Alkitab" sendiri
tidak muncul di dalam Alkitab.
Dalam bahasa Indonesia, untuk membedakan dengan Al-Qur'an, maka
umat Muslim kadang menyebut Alkitab Kristen dengan istilah Bibel atau
Injil. Istilah "bibel" pertama kali digunakan oleh Filo (20 SM 50 M) dan
Yosefus, yang menyebut Perjanjian Lama sebagai bibloi hirai. Hieronimus,
seorang Bapak Gereja yang disuruh oleh Paus Damaskus untuk merevisi
Alkitab Latin, berkali-kali menyebut Alkitab dengan nama "Biblia" yang
merupakan kata dari bahasa Latin yang berarti "buku" atau "kitab". Kata
Alkitab, dalam bahasa Inggris adalah "bible" yang berasal dari kata Yunani
"biblion" (tunggal) yang berarti "buku", atau "biblia" (jamak) yang berarti
"buku-buku". Alkitab dalam bahasa Inggris disebut the Bible (atau Holy
Bible - "Kitab Suci").
Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab Inl, yang diturunkan dari bahasa
Yunani (euangelion) yang berarti "Kabar Baik" atau "Berita
Kesukaan", yang merujuk pada 1 Peter 1:25 (BIS, TL, & Yunani). Injil dalam
bahasa Inggris disebut Gospel, dari bahasa Inggris Kuno gd-spell yang
berarti "kabar baik", yang merupakan terjemahan kata-per-kata dari
bahasa Yunani (eu- "baik", -angelion "kabar")
Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Alkitab adalah "nama kumpulan
kitab-kitab yang diakui sebagai kanonik dan diakui sebagai Firman Allah
oleh gereja Kristen." Kumpulan-kumpulan kitab tersebut terbagi menjadi 2
bagian besar, yaitu: Perjanjian Lama (39 kitab) Katolik ditambah 7 kitab
Apokrifa (deuterokanonika) dan Perjanjian Baru (27 kitab). Inti berita
dalam Perjanjian Lama adalah Allah memberikan janji keselamatan kepada
umat-Nya Israel, dan janji itu digenapi dalam Perjanjian Baru melalui diri
Tuhan Yesus Kristus.
Alkitab adalah Firman Tuhan Allah sendiri yang ditulis, yang berisi
pernyataan, janji, kehendak dan rencanaNya kepada manusia. Ada yang
60
memberi pengertian, bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis dalam
bahasa manusia oleh karena ilham (iluminasi/ penerangan) Roh Kudus.
II.
TUJUAN ALKITAB
Setiap kitab dari Alkitab mempunyai berita dan ceritera dengan latar
belakang dan waktu tertentu, setiap kitab menceriterakan tentang Allah
dan kebenaran-Nya serta manusia dan keberadaannya dalam waktu
tertentu dan di tempat tertentu, atau dengan kata lain Allah dan dan
kebenaran-Nya serta manusia dan keberadaannya terjadi dalam sejarah.
Tujuannya agar manusia mengenal Allah dan mengetahui rencana
keselamatan dari Allah, yang diwujudkan dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
III.
TERJADINYA ALKITAB
Alkitab tidak terjadi dengan sendirinya atau tiba-tiba jatuh dari langit
dalam sebuah bentuk dan bahasa tertentu disuatu tempat. Alkitab juga
tidak didiktekan hanya kepada seseorang khusus untuk kemudian ditulis.
Tetapi Alkitab terjadi dengan cukup rumit tapi sangat bisa dimengerti. Tim
LaHaye dalam bukunya yang berjudul Mempelajari Alkitab Secara Praktis
menyatakan pendapatnya mengenai susunan Alkitab sebagai berikut:
"Salah satu hal yang luar biasa mengenai Alkitab ialah susunannya
yang mengherankan. Tidak ada buku sedemikian rupa yang pernah
ditulis oleh manusia, sedemikian rupa karena Alkitab tidak ditulis
oleh seorang penulis dalam jangka waktu tertentu, melainkan ditulis
oleh 40 orang dalam jangka waktu selama 1600 tahun, namun
keseluruhannya menunjukkan suatu hasil karya dari suatu tangan
yang tidak pernah salah .... Sebagian besar dari antara mereka tidak
saling mengenal dan banyak di antaranya yang tidak mengetahui
bahwa ada orang-orang lain yang juga menulis."
A. Penulisan Alkitab
PAK STIES 2013/2014
60
60
60
Masehi dipergunakanlah
perkamen sebagai bahan
untuk menulis, tetapi sebelum itu orang menggunakan papyrus.
Perkamen lebih awet dari pada papyrus. Perkamen adalah kulit
binatang yang sudah diolah, makanya dapat tahan lama berabadabad lamanya. Tetapi papyrus dibuat dari hati batang papyrus.
Papyrus adalah tumbuh-tumbuhan sebagai teberau atau gelagah,
yang banyak tumbuh di dekat sungai Nil di Mesir. Papirus tidak dapat
tahan berlama-lama.
2. Penyusunan Alkitab
Alkitab yang kita pakai sekarang ini adalah Alkitab yang berisi kitab
kitab kanonik artinya kitab kitab yang diakui sebagai kitab kitab
yang berisi Firman Allah. Istilah kanonik berarti hasil kanonisasi, yaitu
suatu proses bagaimana buku-buku dari Alkitab itu menerima
persetujuan untuk diterima oleh pemimpin-pemimpin sidang.
Sejak abad ke-4 kata kann berarti 'ukuran' bagi iman Kristen. Jika
istilah ini dipakai bagi Alkitab, maka Alkitab dipercayai sebagai
'ukuran' bagi Iman dan Hidup orang Kristen. Proses pengkanonan
dilakukan oleh berpuluh-puluh ahli kitab suci dan bahasa yang
PAK STIES 2013/2014
60
60
PENUTUP
60
pola tingkah laku masa kini. Semua pengaruh itu bisa mengaburkan
pengertian kita terhadap keyakinan dan kebenaran iman. Kita sering tidak
menyadari bahwa hal yang kita anggap Alkitabiah sebenarnya tidak sesuai
dengan Alkitab itu sendiri. Sebaliknya, yang Alkitabiah justru kita abaikan.
Dengan mengenali Alkitab, kiranya semakin meningkatkan kecintaan pada
Alkitab dan kerinduan untuk mendalaminya sehingga menguatkan
panggilan keselamatan yang percaya.
Injil Barnabas
Injil Barnabas adalah Manuskrip kitab yang dibuat pada abad ke 16 (dalam bahasa
Italia dan Spanyol), namun banyak orang non Kristen mengira Barnabas adalah salah satu
murid Yesus, namun sebenarnya tidak. Injil barnabas adalah sebuah injil gnostik, tidak
diakui,karena, barnabas tidak pernah menulis kitab manapun. Kitab ini panjangnya lebih
kurang sama dengan keempat Injil (Perjanjian Baru) bersama-sama (naskah bahasa Italia yang
mengandung 222 pasal); sebagian besar memuat kisah tentang pelayanan Yesus, secara umum
sangat tidak selaras dengan laporan-laporan yang juga ditemukan dalam Injil-injil karena injil
Barnabas bukan lah manuscrib yang ditulis oleh para rasul Yesus seperti injil kanonik. Dalam
batas tertentu, kitab ini mengikuti penafsiran Islam tentang asal-usul Kristen; karena memang
penulisnya bukan dari kalangan kristen sehingga pengarang dan sejarah tekstualnya tetap
menjadi kontroversi yang berlanjut.
Injil Tomas
60
Injil Tomas, yang terlestarikan lengkap dalam sebuah manuskrip papirus berbahasa
Koptik, dan ditemukan pada 1945 di Nag Hammadi, Mesir, adalah sebuah kumpulan dari 114
ucapan yang diyakini berasal dari Yesus. Sebagian dari ucapan-ucapan itu ditemukan dalam
keempat Injil kanonik (Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes), namun
ucapan-ucapan yang lainnya tidak dikenal sebelum penemuan naskah ini.
Berbeda dengan keempat injil kanonik yang menggunakan laporan naratif tentang
kehidupan Yesus, Tomas mengambil bentuk yang kurang terstruktur dari kumpulan ucapan
yang berasal dari Yesus, dialog-dialog singkat dengan Yesus, dan ucapan-ucapan yang
dilaporkan oleh murid-muridnya kepada Didimus Yudas Tomas tanpa diletakkan dalam narasi
apa pun atau disusun ke dalam konteks filosofis atau retorika yang mana pun.
Injil Yudas
Injil Yudas adalah nama sebuah tulisan kuno yang berisi tentang Yudas Iskariot.[1]
Yudas Iskariot adalah seorang murid yang telah mengkhianati Yesus menurut catatan Alkitab.
[1]
Di dalam Injil Yudas, perspektif yang dipakai untuk melihat Yudas Iskariot amat berbeda
dari yang selama ini dikenal dari Alkitab.[1] Di dalam Injil Yudas, perbuatan Yudas
menyerahkan Yesus sehingga Yesus mati di kayu salib tidak dipandang negatif, melainkan
justru amat positif.[1] Yudas bahkan dipandang sebagai murid yang terutama di antara muridmurid lainnya karena perbuatannya itu.[1] Perbedaan tersebut amat wajar sebab Injil Yudas
merupakan tulisan dari kelompok Kristen Gnostik.[1] Pada awal perkembangan kekristenan
abad ke-1 dan ke-2 M, aliran Gnostik merupakan salah satu lawan dari kekristenan.[1][2]
60
Pertemuan 4
MANUSIA
I.
II.
60
kerohanian; yang karenanya manusia dapat mengenal Allah yang juga berpribadi,
berakal dan rohani.
Adam diciptakan suci dan bergaul erat dengan Allah. Manusia yang suci dapat
mencerminkan kesucian Allah. Manusia berkesusilaan berarti bahwa ia
mengetahui hal yang baik dan yang jahat dan ia bertanggung jawab atas
perbuatannya. Sebagai mahluk berakhlak, manusia diwajibkan melakukan yang
baik. Tetapi sebagai pribadi, ia bebas untuk memilih dan menentukan pilihan
hidupnya.
Segambar dengan Allah berarti bahwa segala sesuatu yang ada pada manusia
ada juga pada Allah. Tujuannya agar manusia mengenal Allah dan Allah dapat
bergaul dengan ciptaanNya. Manusia sebagai ciptaanNya dipanggil untuk
bersembahyang pada Penciptanya, mengasihi dan menaatinya.
Hal lain adalah agar manusia dapat memuliakan Allah dengan segala yang
diperbuatnya.
Allah tidak menciptakan manusia untuk berdiam diri. Di sinilah relasi manusia
dan ciptaan Allah yang lain terbangun, di mana manusia diperintahkan Allah
untuk berkuasa atas (menguasai) bumi dan segala mahluknya (Kej 1:26-28).
Manusia akan memuliakan Allah jika dalam menjalankan tugas ini bertanggung
jawab.
60
AKIBAT DOSA
Akibat dosa, rusaklah hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesamanya.
Secara garis besar, Kejadian 3:14-23 menyatakan akibat dosa manusia adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Manusia telah gagal, tetapi Allah tidak meninggalkan manusia tanpa harapan. Di
ayat 15, Allah mengatakan bahwa keturunan perempuan itu akan meremukkan
kepala si ular (iblis). Artinya Allah akan memberikan seorang juru selamat, yang
akan mengalahkan iblis dan menyelamatkan manusia.
V.
KEADAAN MANUSIA
Manusia semula diciptakan segambar dan serupa Allah (Imago Dei). Manusia
semula adalah citra Allah, namun tidak bisa mempertahankan keadaan,
keselarasan dengan Tuhan. Manusia tidak mau lagi terikat dengan Tuhan, dan
menggunakan kehendak bebasnya untuk melanggar hukum dan perintah Tuhan.
Setelah berbuat dosa, manusia dapat berbuat banyak namun semua
perbuatannya penuh dengan kesalahan. Manusia semakin kreatif, makin intens
dan makin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitasnya dalam
melakukan kesalahan. Namun, manusia tidak bisa membebaskan diri dan
menyelamatkan dirinya sendiri.
VI.
KESELAMATAN MANUSIA
Allah menyatakan perjanjian keselamatan kepada manusia melalui Yesus Kristus.
Yesus datang untuk menebus dosa, mengampuni manusia dan menyelamatkan
orang percaya, melalui kematian dan kebangkitanNya (Rm 5:19, Kol 1:20-22, Tit
2:14, Ibr 2:14-15, 1 Yoh 2:2).
Langkah yang harus dilakukan agar mengalami keselamatan adalah:
1. Sadar akan dosa (Rm 3:23, 6:23, Yak 4:17)
60
2. Bertobat berarti berbalik kembali, berbakti kembali pada Tuhan (Yes 10:2122, Luk 13:3)
3. Beriman pada Kristus. Beriman berarti menyerahkan segalanya kepada
Kristus (Kis 4:12)
VII. EVALUASI
1. Siapakah manusia itu menurut pendapat saudara sendiri ?
2. Apa yang mendorong manusia manusia masa kini berani berbuat dosa ?
3. Bagaimana agar manusia mengalami pemulihan hubungan dengan Allah ?
Pertemuan 5
GEREJA DAN TUGASNYA
Gereja sebagaimana kita kenal apakah dalam situasi nasional atau di
persekutuan Kristen setempat terkadang sulit untuk kita dapat melihat
persamaannya dengan citra Kristus, tetapi kendatipun banyak kelemahan gereja
dipersiapkan untuk menjadi agung dan indah dalam setiap kesaksian dan
palayanannya. Itu berarti ada komitmen orang percaya untuk sungguh-sungguh
kepada persekutuan dan ada kesediaan untuk ikut menanggung penderitaan
demi Injil dan demi pertumbuhan gereja itu sendiri.
Visi itu akan menguatkan tekad kita untuk memberikan waktu dan milik
kita, untuk mengarahkan daya dan doa, dan untuk berkarya sepanjang waktu
yang Tuhan berikan. Untuk itu kita pun harus memahami ketika hendak mencapai
PAK STIES 2013/2014
60
visi itu gereja pun harus nampak dalam panggilannya. Ada 3 tugas panggilan
gereja yang disebut dengan tri tugas gereja.
Untuk memahami tri tugas gereja kita mulai dengan pemahaman gereja.
Latar Belakang dan pengertian
Kata gereja berasal dari bahasa Portugis Igreya dan dalam bahasa Yunani
Ekklesia yang berarti jemaat yang dipanggil keluar dari dunia dan menjadi milik
Tuhan.
Pengertian gereja secara thelogis Alkitabiah ialah bahwa gereja (ekklesia) itu
adalah tubuh Kristus (Ef 1:22-23) dimana Kristus adalah kepala.
Gereja bukanlah kelompok manusia yang berdiri atas inisiatif sendiri,tetapi
Kristuslah yang dengan perantara Firman dan Roh mengumpulkan bagiNya
jemaat itu. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang di kumpulkan oleh
Kristus. Hari Pentakosta ketika Roh Kudus di curahkan menjadi hari lahirnya gereja
(Kis 2).
Tugas dan Panggilan gereja
Gereja yang hidup adalah gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di
dunia ini (Kis 1: 8). Gereja terpanggil untuk melaksanakan amanat agung Kristus
(Mat 28:16-20; Markus 16:15).
Menjadi saksi Kristus adalah tugas gereja dan warganya yang berlaku sepanjang
masa dan bukan hanya bersaksi (Marturia), tapi juga bersekutu (Koinonia) dan
melayani (Diakonia). Inilah yang disebut tri tugas gereja. Gereja terpanggil untuk
memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan
diselamatkan.
Gereja harus terbuka, dinamis,dialogis pada situasi perkembangan di
masyarakat dengan sikap positif,kristis,kreatif dan realistis. Gereja kelihatan
sebagai gereja apabila gereja tersebut nampak sebagai satu segitiga sama sisi
yang terdiri dari segi persekutuan,kesaksian dan pelayanan yang ketiganya tidak
dapat dipisahkan.
1. Koinonia (bersekutu)
Koinonia berasal dari bahasa Yunani Koinon yaitu : Koinonein artinya
bersekutu.
Koinonos artinya teman, sekutu. Koinonia artinya persekutuan. Kata : koinonia
baik dalam Alkitab, maupun dalam masyarakat Yunani pada waktu itu tidak
terbatas pada salah satu pengertian saja, melainkan mempunyai arti yang luas
sesuai dengan keadaan yang berlaku pada waktu itu dan situasi tertentu. Dalam
masyarakat Yunani kata koinonia seringkali dipakai untuk mengambarkan
hubungan manusia dengan ilah-ilah. Hubungan itu dibayangkan sebagai
hubungan antar teman (koinonos). Koinonein berarti bergaul secara akrab
dengan ilah-ilah, supaya mencapai hubungan mistik yang membawa kepada
kebahagiaan yang hebat.
Namun dalam Perjanjian Baru ada perubahan karena melalui Yesus Kristus
manusia dapat dipersatukan kembali dengan Allah. Dalam Kristus, Allah datang
dan menemui manusia.
Dalam PB kata Koinonia,mempunyai beberapa pengertian :
1. Mengambil bagian bersama-sama dengan orang lain dalam sesuatu.
60
Lukas 5 :10 waktu Tuhan Yesus menyuruh murid-murid menjala ikan, maka
mereka melaksanakan
perintah Tuhan. Mereka mendapat banyak ikan. Karena banyaknya mereka
semua harus mengambil bagian dalam hal menarik jala. Disini koinonia sebagai
persekutuan para pekerja
Dalam I Kor 10:16 arti persekutuan (koinonia) adalah mengambil bagian
dalam penderitaan dan kematian Yesus Kristus di dalam persekutuan
Perjamuan Kudus.
2. Memberi bagian kepada seseorang
Sebagai contoh untuk memahami kononia dalam lingkup ini, Filipi 4:15 (baca)
kata mengadakan perhitungan adalah terjemahan dari kata koinonein dalam
arti memberi bagian. Paulus memberi jemaat filipi bagian dalam mengabarkan
Injil,sedangkan jemaat Filipi tanpa diminta memberi Paulus bagian untuk
penghidupannya. Itulah salah satu segi dari persektuan yaitu saling memberi
bagian kepada orang lain.
3. Koinonia sebagai Persekutuan penuh (absolut)
Dalam Galatia 2:9, digambarkan bahwa Paulus dan Barnabas dengan
berjabatan tangan sebagai
tanda persekutuan diterima secara penuh dalam persekutuan yang dijadikan
oleh iman bersama
kepada Kristus. Tanda hubungan erat antara kedua belah pihak, bahwa
mereka bersekutu dalam
Kristus.
Jadi koinonia (persekutuan) mempunyai dasar dan tujuan yang berasal dari
Yesus Kristus. Dasar dan tujuan ini tidak dapat diganti dengan dasar dan tujuan
yang lain.jikalau persekutuan ini menganti dasar, yang sudah diletakkan oleh dan
di dalam Yesus Kristus maka persekutuan ini kehilangan hakekatnya dan secara
azasi bukan persekutuan (koinonia) lagi. Koinonia adalah persekutuan jemaat di
dalam Kristus, walaupun banyak anggota namun membentuk satu tubuh Kristus.
Di dalam Koinonia ini kita tidak hanya sekedar bersekutu, tetapi kita
mengabarkan Injil Kerajaan Allah melalui perkataan / kesaksian (Marturia)
maupun perbuatan /pelayanan (Diakonia) dimana saja kita berada.
2. Marturia
Berasal dari bahasa Yunani : Marturia = kesaksian. Marturein = bersaksi.
Marturein dalam Perjanjian Baru memberi arti antara lain:
1. memberi kesaksian tentang fakta atau kebenaran (Lukas 24:48 : Matius 23:31)
2. memberi kesaksian baik tentang seseorang (Lukas 4:22; Ibr 2:4)
3. membawakan khotbah untuk pekabaran Injil (Kis 23:11) disini bersaksi sebagai
istilah
pengutusan/pekabaran Injil.
Kita yang hidup sekarang ini memang bukanlah saksi mata dari karya
penyelamatan Yesus Kristus, tetapi kitalah saksi keyakinan, sehingga kehidupan
kitapun harus diwarnai dengan keyakinan itu. Dalam bentuk khotbah kita bisa
memberi kesaksian tetapi lebih dari itu kehidupan kita adalah khotbah yang
hidup.
PAK STIES 2013/2014
60
Allah mengutus anakNya Yesus Kristus, Kristus pun mengutus muridmuridNya kedalam dunia (Yoh 20:21), supaya kabar keselamatan (Injil)
diproklamirkan. Tugas ini diberikan Allah kepada setiap orang yang percaya
dengan karunia masing-masing, agar dapat diwujudkan dalam perkataan dan
perbuatan.
3. Diakonia (Pelayanan)
Berasal dari bahasa Yunani : Kata kerja Diakonein = melayani. Kata benda
Diakonia = pelayanan. Kata benda Diakonos = pelayan.
Dalam PB diakonein mempunyai arti sebenarnya melayani di meja (Lukas
17:8; Yoh 12:2). Disekitar meja sangat terasa perbedaan tingkat antara mereka
yang sementara makan yaitu orang besar dan mereka yang menanggalkan
jubahnya atau orang yang melayani meja. Yesus merubah secara total arti
melayani, karena Dia membalikkan hubungan antara melayani dan dilayani
(Lukas 22:26-30). Diantara murid-muridNya yang memimpin adalah Yesus yang
juga adalah diakonos (pelayan).
Arti kata diakonein sebagai melayani meja diperluas juga dengan
pemahaman mengumpul kan bahan makanan, menyiapkan makanan (Kis 6:2).
Diakonein artinya memperhambakan diri/ mengabdi. Disini artinya diperluas,
Yesus menyebut dalam Matius 25:42-44 pelbagai perbuatan seperti memberi
makan, minum,memberi penginapan,memberi pakaian, mengunjungi orang sakit
dan orang yang berada di penjara, itu diakonein. Diakonein = pelayanan ini
adalah maksud dan tujuan orang Kristen terhadap sesama manusia, sekaligus
juga menggambarkan bagaimana caranya
mengikut Kristus. Dari pandangan yang dasariah ini Yesus menyimpulkan
sehubungan dengan
sifatNya sendiri menurut Markus 19:43-45 dan matius 20:26-28, bahwa Anak
Manusia tidak
datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberi nyawaNya
sebagai tebusan bagi
banyak orang.
Diakonein sebagai cara hidup jemaat Kristus.
Dengan apa yang kita pahami dari bahasan diatas menjadi jelas maksud
dari melayani di dalam jemaat. Setiap karunia atau kharisma menurut I Petrus
4:10 merupakan pemberian yang
dipercayakan kepada setiap orang dengan maksud supaya mereka yang
mendapat karunia itu
memanfaatkannya dan mengunakan karunia yang Tuhan berikan untuk melayani.
Diakonein sebagai mengumpulkan persembahan/ kolekte
Pelayanan khusus yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan
Paulus adalah
pengumpulan dan penyerahan kolekte bagi orang kudus di Yeruselem (2 Kor
8:19). Pelayanan kasih ini adalah teladan sebagaimana orang Kristen saling
memperhatikan dan saling membantu
berdasarkan kasih Kristus.
Diakonein sebagai nama untuk pelayanan jabatan khusus.
Dalam I Tim 3:10,13 kata kerja Diakonein dipakai untuk nama jabatan
seorang syamas/
PAK STIES 2013/2014
60
syamaset/diaken.
Cara berdiakonia antara lain :
a.Diakonia sebagai pertolongan secangkir air atas nama Yesus.
Ada berbagai cara orang Kristen atau badan-badan gereja atau
lembaga Kristen didalam pelayanan pada sesama. Pelayanan ini
merupakaan pengaktaan kasih Kristus (membagi bahan makanan,
pakaian, obat dll). Prinsip motivasinya adalah mendemonstrasikan kasih
Kristus dalam perbuatan nyata. Pertolongan ini disebut dengan diakonia
kharitatif. Teologia secangkir air itu penting dalam rangka diakonia
jemaat tetapi itu hanya salah satu unsur saja dalam berdiakonia. Karena
pemahaman diakonia itu punya pengertian yang luas.
Ketaatan dan kerendahan hati gereja yang terdiri dari persekutuan
orang percaya hendaknya terwujud dalam pola penatalayanan dan
bukan pola tuan melainkan pola hamba, pola melayani. Yesus
menghendaki pelayanan kepadaNya terwujud dalam pelayanan kepada
orang-orang yang paling hina, terhadap merekalah gereja melayani.
b.Diakonia dan Pembangunan
Sisi lain diakonia adalah diakonia social yang berupa upaya untuk
membangun masyarakat yang bertanggung jawab. Itu berarti menuntut
keterlibatan jemaat dalam pembangunan, jadi diakonia adalah
pembangunan. Diakonia berarti sikap kritis kenabian gereja untuk
memulihkan dan meluruskan arah pembangunan yang keliru dan
mengangkat mereka yang tersisihkan dan terlupakan dalam
pembagunan.
Diakonia adalah pelayanan yang berjalan,berbicara, dan berbuat
bersama-sama dengan mereka yang hina. Diakonia adalah belajar
sambil berbuat di tengah-tengah kehinaan.
Dengan ulasan diatas, kita pun harus mampu untuk memahami tugas
panggilan gereja di dalam kehadirannya di dunia ini yakni Koinonia, Marturia dan
Diakonia. Ketiganya saling behubungan satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Tugas yang satu akan menjadi sempurna ketika berada di dalam
keterkaitannya dengan tugas yang lain, begitu juga sebaliknya. Kononia sebagai
persekutuan yang hidup harus menjalankan peran marturia dan diakonianya.
Tugas dan panggilan gereja menurut gereja Kristen meliputi Koinonia
(persekutuan), Marturia (Kesaksian), dan Diakonia (Pelayanan). Namun dalam
gereja Katolik, 2 (dua) tugas lagi yang dikenal dengan
Panca Tugas Gereja
1. Liturgi (Liturgia) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang
dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini berarti
mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja. Dalam
kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman.
Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui dan menyatakan
identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa,
simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam
bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti:
PAK STIES 2013/2014
60
Tugas:
60
Buat paper tentang tugas gereja yang baik dalam mewartakan sukacita
sorgawi, menurut pendapat sdr.
Pertemuan 6
KEBERAGAMAN GEREJA
Banyaknya denominasi dalam iman Kristen dapat ditelusuri kembali kepada
Reformasi Protestan, gerakan untuk mereformasi gereja Katolik Roma pada
abad 16, di mana dari gerakan ini lahir empat bagian atau tradisi utama
Protestanisme: Lutheran, Reformed, Anabaptis dan Anglikan. Dari keempat tradisi
ini, denominasi lainnya bertumbuh dalam abad-abad berikutnya.
Denominasi Lutheran dinamai menuruti Martin Luther dan mengikuti
pengajarannya. Metodis mendapat nama mereka karena pendiri mereka, John
Wesley terkenal dengan metode-metode untuk pertumbuhan rohani.
Presbiterian dinamakan berdasarkan pandangan mereka soal kepemimpinan
gereja kata Yunani untuk penatua adalah presbuteros. Orang-orang Baptis
mendapatkan nama mereka karena mereka selalu menekankan pentingnya
baptisan. Setiap denominasi memiliki doktrin atau penekanan yang sedikit
berbeda dari yang lainnya, misalnya: cara baptisan, Perjamuan Kudus bagi semua
orang atau hanya bagi mereka yang kesaksiannya dapat diteguhkan oleh para
pemimpin gereja, kedaulatan Allah vs kehendak bebas dalam soal keselamatan,
masa depan Israel dan gereja, peran perbuatan baik dalam keselamatan,
pengangkatan orang percaya pra-tribulasi vs pasca-tribulasi, karunia tandatanda ajaib dalam zaman modern, dan seterusnya. Inti dari perpecahan ini tidak
pernah soal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, melainkan perbedaan yang
tulus dari orang-orang yang saleh, sekalipun bukan tanpa cacat, orang-orang
60
1. Katolik
Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, (katholikos),
artinya "universal". Secara umum, sebutan Gereja Katolik merujuk pada Gereja
Katolik Roma. Kata Roma diatributkan pada Gereja ini karena Gereja Katolik
mengimani Paus yang berkedudukan di kota Roma, Italia sebagai kepala gereja
yang kelihatan, wakil Yesus Kristus di bumi, yang merupakan kepala utama gereja
yang tak kelihatan. Paus adalah penerus Petrus turun temurun yang tidak
terputuskan. Menurut tradisi gereja, Petrus menjadi uskup Roma dan menjadi
martir di sana. Gereja Katolik dengan penambahan kata Roma sendiri sebenarnya
tidak pernah menjadi nama resmi yang digunakan oleh Gereja Katolik. Gereja
Katolik adalah Gereja Kristen terbesar di dunia dan mengklaim memiliki semilyar
anggota, yakni kira-kira setengah dari seluruh umat Kristiani dan seperenam dari
populasi dunia.
Otoritas duniawi tertinggi Gereja ini dalam perkara iman, moral dan
pemerintahannya adalah Sri Paus, yang memegang otoritas tertinggi bersamasama Dewan Uskup, yang diketuainya. Komunitas Katolik terdiri atas seorang
pelayan umat tertahbis (rohaniwan) dan umat awam; baik rohaniwan maupun
umat awam dapat pula menjadi anggota dari komunitas-komunitas religius.
Gereja ini mendefinisikan bahwa misinya adalah memberitakan Injil Yesus
Kristus, memberikan pelayanan sakramen-sakramen dan melakukan karya amal.
Gereja ini menjalankan program-program dan lembaga-lembaga sosial di seluruh
dunia, termasuk juga sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah-rumah
sakit, misi-misi dan perumahan, serta organisasi-organisasi seperti Catholic Relief
Services, Caritas Internationalis dan Catholic Charities yang membantu kaum
papa, keluarga-keluarga, orang-orang jompo, dan orang-orang sakit.
Dengan sejarah yang membentang sepanjang dua ribu tahun, Gereja ini
adalah salah satu lembaga tertua di dunia dan telah berperan penting dalam
sejarah peradaban Barat sekurang-kurangnya sejak abad ke-4. Pada abad ke-11,
sebuah perpecahan besar, yang kadang-kadang disebut Skisma Akbar, terjadi
antara Kristianitas Timur dan Barat yang terutama diakibatkan oleh
ketidaksepahaman mengenai primasi kepausan. Gereja-Gereja Timur yang tetap
maupun yang kelak kembali menjalin persekutuan dengan Uskup Roma, Sri Paus,
membentuk Gereja-Gereja Katolik Timur, dan Gereja-Gereja yang tetap berada di
luar otoritas kepausan biasanya dikenal sebagai Gereja-Gereja Ortodoks Timur.
Pada abad ke-16, juga sebagai tanggapan atas bangkitnya Reformasi Protestan di
Eropa Barat, Gereja ini menyelenggarakan proses reformasi dan renovasi internal,
yang dikenal sebagai Kontra-Reformasi.
PAK STIES 2013/2014
60
Meskipun Gereja ini menyatakan bahwa dialah "Gereja yang satu, kudus,
katolik, dan apostolik," didirikan oleh Yesus Kristus, tempat orang dapat
menemukan kepenuhan sarana keselamatan, Gereja ini pun mengakui bahwa
Roh Kudus dapat menggunakan komunitas-komunitas Kristiani lainnya untuk
membawa orang menuju keselamatan. Gereja ini percaya bahwa dia dipanggil
oleh Roh Kudus untuk mengupayakan kesatuan antar segenap umat Kristiani,
sebuah gerakan yang dikenal sebagai ekumenisme. Tantangan-tantangan modern
yang dihadapi Gereja ini mencakup bangkitnya sekularisme dan penentangan
terhadap sikapnya mengenai aborsi, euthanasia, kontrasepsi, dan moralitas
seksual.
A. Keyakinan
Gereja Katolik meyakini bahwa hanya ada satu Allah saja, yang hadir dalam
tiga pribadi: Allah Bapa, Yesus Sang Putera, dan Roh Kudus. Infalibilitas kepausan,
Maria dikandung tanpa noda, Tradisi Gereja, Ekaristi, penghormatan orang-orang
kudus, serta dalam isu-isu yang berkaitan dengan anugerah, perbuatan baik, dan
keselamatan.
B. Sakramen
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus Kristus menginstitusikan tujuh
sakramen, tidak lebih dan tidak kurang, baik menurut Kitab Suci maupun Tradisi
Suci dan sejarah Gereja. Adapun sakramen yang diakui oleh Gereja Katolik Roma
sebagai berikut:
Baptis
Pengakuan dosa/Rekonsiliasi
Ekaristi
Penguatan/Krisma
Imamat
Pernikahan
60
Kitab Suci atau Alkitab Katolik, terdiri atas kitab-kitab yang sama dengan
yang terdapat dalam Perjanjian Lama versi Yunanidisebut pula Septuaginta
beserta ke-27 tulisan Perjanjian Baru yang terdapat dalam Codex Vaticanus dan
terdaftar dalam Surat Hari Raya yang ke-39 yang ditulis Athanasius. Seluruh kitab
tersebut merupakan ke-73 Kitab Suci Katolik, berbeda dengan banyak gereja
Protestan yang menggunakan 66 kitab saja. Kitab-kitab dan tulisan-tulisan yang
dianggap kanonik oleh Gereja Katolik tetapi tidak dianggap kanonik oleh
beberapa kelompok lainnya disebut juga kitab-kitab Deuterokanonika.
Tradisi Suci terdiri atas ajaran-ajaran yang menurut keyakinan Gereja telah
diwarisi dari zaman para Rasul. Kitab Suci beserta Tradisi Suci bersama-sama
disebut "deposit iman" (Bahasa Latin: depositum fidei). Deposit iman ini nantinya
ditafsirkan oleh Magisterium (dari kata magister dalam bahasa Latin yang artinya
"guru"), otoritas pengajaran Gereja Katolik, yangmelalui suksesi apostolik
dilaksanakan oleh Sri Paus dan uskup-uskup yang berada dalam kesatuan dengan
Sri Paus.
2. Protestanisme
Sola fide berpegang bahwa keselamatan yang datang hanya melalui iman
di dalam Yesus sebagai Kristus, bukan melalui perbuatan baik.
60
60
Pertemuan 7
MORALITAS KRISTEN
Moralitas berasal dari kata dasar moral berasal dari kata mos dan
mores. Kata mos berarti kebiasaan dan kata mores yang berarti kesusilaan
dari mos. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain-lain; akhlak budi pekerti; dan
susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani; bersemangat;
bergairah; berdisiplin dan sebagainya.
Moral secara etimologi (asal usul kata) diartikan:
a) Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada
kelompok
tertentu,
b) Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah
kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika.
Moralitas yang secara leksikal (berkaitan dng kata) dapat dipahami sebagai
suatu tata aturan yang mengatur pengertian baik atau buruk perbuatan
kemanusiaan, yang mana manusia dapat membedakan baik dan buruknya yang
boleh dilakukan dan larangan sekalipun dapat mewujudkannya, atau suatu azas
dan kaidah kesusilaan dalam hidup bermasyarakat.
Secara terminology (istilah/definisi)/batasan) moralitas diartikan oleh
berbagai tokoh dan aliran-aliran yang memiliki sudut pandang yang berbeda:
Franz Magnis Suseno : moralitas adalah keseluruhan norma-norma, nilai-nilai
dan sikap seseorang atau sebuah masyarakat. Menurutnya, moralitas adalah
sikap hati yang terungkap dalam perbuatan lahiriah (mengingat bahwa tindakan
merupakan ungkapan sepenuhnya dari hati), moralitas terdapat apabila orang
mengambil sikap yang baik karena Ia sadar akan kewajiban dan tanggung
jawabnya dan bukan ia mencari keuntungan. Moralitas sebagai sikap dan
perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.
W. Poespoprodjo : moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang
dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk
atau dengan kata lain moralitas mencakup pengertian tentang baik buruknya
perbuatan manusia.
Immanuel Kant : moralitas itu menyangkut hal baik dan buruk, yang dalam
bahasa Kant, apa yang baik pada diri sendiri, yang baik pada tiap pembatasan
sama sekali. Kebaikan moral adalah yang baik dari segala segi, tanpa
PAK STIES 2013/2014
60
pembatasan, jadi yang baik bukan hanya dari beberapa segi, melainkan baik
begitu saja atau baik secara mutlak.
Emile Durkheim : moralitas adalah suatu sistem kaidah atau norma mengenai
kaidah yang menentukan tingkah laku kita. Kaidah-kaidah tersebut menyatakan
bagaimana kita harus bertindak pada situasi tertentu. Dan bertindak secara tepat
tidak lain adalah taat secara tepat terhadap kaidah yang telah ditetapkan.
Dari pengertian tersebut, disimpulkan bahwa moralitas adalah suatu
ketentuan-ketentuan kesusilaan yang mengikat perilaku sosial manusia untuk
terwujudnya dinamisasi kehidupan di dunia, kaidah (norma-norma) itu ditetapkan
berdasarkan konsensus kolektif, yang pada dasarnya moral diterangkan
berdasarkan akal sehat yang objektif.
Moralitas Kristiani artinya : Ketentuan susila atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan etiket atau adat istiadat atau adat sopan santun yang
didasarkan atas ajaran iman Kristen yang bersumber dari Alkitab.
Fungsi moralitas
Empat alasan mengapa moralitas sangat perlu diperhatikan pada zaman
ini:
Pertama, masyarakat sekarang ini semakin pluralistik atau majemuk, baik
dari suku, daerah, agama yang berbeda-beda; demikian pula dalam bidang
moralitas. Kita berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral yang sering
saling bertentangan. Mana yang mau diikuti, apakah yang diterima dari orang tua
kita dahulu, moralitas tradisional desa, atau moralitas yang ditawarkan melalui
media massa ?
Kedua, masa transformasi (perubahan) masyarakat yang tanpa tanding.
Perubahan yang diakibatkan gelombang modernisasi merupakan kekuatan yang
menghantam semua segi kehidupan manusia. Kehidupan di kota sudah jauh
berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dalam transformasi ekonomi, sosial,
intelektual dan budaya itu nilai-nilai budaya tradisional ditantang semuanya.
Dalam situasi inilah etika membantu kita agar jangan kehilangan orientasi, dapat
membedakan antara apa yang hakiki dan apa yang boleh saja berubah, dan
dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap-sikap yang dapat kita
pertanggungjawabkan.
Ketiga, perubahan sosial budaya menawarkan ideologi-ideologi sebagai
obat penyelamat. Moral yang kuat dapat membuat kita sanggup untuk
menghadapi ideologi tersebut secara kritis dan objektif, dan untuk membentuk
penilaian kita sendiri, agar tidak terlalu mudah terpancing. Moralitas juga
membantu kita jangan naif atau ekstrem, yaitu jangan cepat-cepat memeluk
segala pandangan yang baru, tetapi juga jangan menolak nilai-nilai hanya karena
baru dan belum biasa.
60
Kejujuran
Dasar setiap usaha untuk menjadi orang kuat secara moral adalah
kejujuran. Tanpa kejujuran kita sebagai manusia tidak dapat maju selangkah pun
karena kita belum berani menjadi diri kita sendiri. Tanpa kejujuran keutamaankeutamaan moral lainnya kehilangan nilai mereka. Bersikap baik terhadap orang
lain, tetapi tanpa kejujuran, adalah kemunafikan dan sering beracun. Hal yang
sama berlaku bagi sikap tenggang rasa dan mawas diri: tanpa kejujuran dua sikap
itu tidak lebih dari sikap berhati-hati dengan tujuan untuk tidak ketahuan maksud
yang sebenarnya.
60
60
60
8. Lain lain :
1. Keadilan (Im 19:35-36, Ams 3:33, Ams 11:1).
Allah menyalahkan kelobaan, ketamakan, tipu daya, korupsi, cinta akan
uang/materi, dan segala ketidakadilan.
2. Kesucian (Efs 5:3-4, 1 Tim 5:22, 1 Kor 6:12-20)
Allah menyatakan murka terhadap segala percabulan atau kekejian. Orang
percaya harus menjalankan hidup yang membawa orang lain kepada
Kristus.
3. Perdamaian (Mat 5:9, Rm 12:18, Flp 2:14-15, 1 Tim 2:1-2).
Allah tidak menghendaki adanya pertengkaran, perselisihan, gerutu, dan
segala yang berhubungan dengan omelan, pelanggaran hukum dan
pemberontakan.
Dalam kenyataannya sikap-sikap tersebut memang sangatlah sulit untuk
diterapkan namun dengan adanya tekad yang bulat dan keyakinan yang mantap
serta senantiasa melatih diri untuk selalu mengamalkan dan memelihara sikapPAK STIES 2013/2014
60
sikap tersebut, maka dengan seiring berjalannya waktu sikap-sikap tersebut akan
mudah kita terapkan dengan sendirinya. Dan dengan demikian kita pasti akan
menjadi sosok pribadi yang memiliki etika dan moral yang mantap.
Pertemuan 8
ESKATOLOGI
(Peristiwa-peristiwa Akhir Jaman)
Istilah "eskatologi" (Yun, eschatos, terakhir) dipakai pertama kali pada abad
ke-19 di Jerman dalam rangka Teologi Sistematik untuk menunjuk pada doktrin tentang halhal terakhir (kematian, penghakiman, neraka, sorga) dimana yang terjadi pada masa itu
adalah tindakan Allah menghakimi dan menyelamatkan manusia, dan yang terjadi setelah itu
adalah masa keselamatan dan penghukuman yang abadi. Jadi Eskatologi bertumpu
pada kegiatan Allah di akhir zaman dan juga membahas mengenai perkembangan
pemahaman akan makna eskatologi itu sendiri dari waktu ke waktu.
Eskatologi dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni :
PAK STIES 2013/2014
60
1. Eskatologi Pribadi, yang membahas apa yang akan dialami oleh seorang
percaya sejak ia mengalami kematian jasmani sampai ia menerima
tubuh kebangkitannya.
2. Eskatologi Umum, yang membahas peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi, mulai dari kedatangan Kristus yang kedua sampai penciptaan
langit dan bumi yang baru.
Perjanjian Baru melihat eskatologi dalam dua aspek yaitu aspek futuris dan
present, di mana
keseluruahan PB bersatu dalam keyakinan bahwa dalam diri Yesus, zaman akhir
itu sudah mulai terwujud (eskaton). Orang yang menaruh kepercayaan pada
Yesus sudah memperoleh keselamatan eskatologis (segi sudah/present), namun
disadari bahwa penggenapan dalam kemuliaan belum terlihat. Jemaat di dunia
masih di tengah jalan menuju kedatangan hari Tuhan (segi belum/future). Yang
menarik adalah pengertian bahwa kebangkitan Yesus Kristus adalah sebagai awal
atau pendahuluan masa eskaton.
1. ESKATOLOGI PRIBADI
Eskatologi Pribadi, yang membahas kematian jasmani dan keadaan antara
saat kematian dan kebangkitan.
1. Kematian Jasmani
Kematian jasmani adalah terpisahnya jiwa dari tubuh dan merupakan
berakhirnya kehidupan jasmaniah. Dalam teologi, jiwa (sanskt. Jiva,
english. Soul, sinonim roh/akal) dipercaya hidup terus setelah seseorang
meninggal ataun mati. Kematian ini digambarkan sebagai:
a.
Perpisahan tubuh dengan jiwa (Pkh 12:7, Kis 7:59, Yak 2:26)
b.
Kehilangan jiwa atau nyawa (Mat 2:20, Mrk 3:4, Yoh 13:37)
c.
Kepergian (Luk 9:31, 2 Ptr 1:15)
Kematian jasmani bukanlah pemusnahan atau berhentinya keberadaan
seseorang, namun lebih tepat dikatakan sebagai perubahan hubungan
alami antara jiwa dengan tubuh yang terputus. Tubuh jasmani menjadi
rusak di dalam kubur (atau sejenisnya) dan menjadi debu kembali (Kej
3:19), sedangkan jiwa terus hidup. Kematian jasmani merupakan akibat
kematian rohani manusia (Rm 5:21, 6:23, 1 Kor 15:56) dan sesungguhnya
adalah sesuatu yang tidak wajar dalam jalan hidup manusia, karena
merupakan penghukuman (Rm 1:32, 5:16) dan menjadi musuh (yang
ditakuti) manusia.
Namun demikian, di dalam Kristus orang percaya tidak perlu lagi takut
pada kematian, sebab Dia sudah membebaskan dari maut itu (Ibr 2:14-15).
Bagi orang percaya kematian adalah pintu masuk ke hadapan Kristus. Ia
tinggal bersama Kristus (2 Kor 5:8, Fil 1:23) dan dikatakan tertidur di dalam
Yesus (1 Tes 4:14). Bertentangan sekali keadaan orang yang tidak percaya.
Mereka tidak memiliki pengharapan dan penghiburan. Mereka menghadapi
hukuman kekal dan dijauhkan dari hadirat Tuhan untuk selamanya (Yoh
3:36, 2 Tes 1:9, Why 20:10).
PAK STIES 2013/2014
60
60
bahwa orang yang tidak diselamatkan akan tetap ada selamalamanya (Pkh 12:7, Mat 25:46, Rm 2:5-10, Why 14:11). Juga
dikatakan berbagai tingkat hukuman, ini tak mungkin terjadi bilas
mereka dimusnahkan (Luk 12:47, Rm 2:12, Why 20:12).
e. Kekekalan bersyarat. Menurut ajaran ini, jiwa tidak diciptakan kekal,
tetapi menjadi kekal saat mengaku percaya kepada Yesus Kristus.
Sifat kekal itu pemberian Allah kepada mereka yang menanggapi
panggilanNya.
Sebagai kesimpulan, saat kematian jasmani, orang percaya
memasuki hadirat Tuhan. Ia tinggal dalam bersama Tuhan dalam
keadaan bahagia yang dialaminya secara sadar hingga saat
kebangkitan, saat ia menerima tubuh kemuliaan. Sebaliknya, saat
kematian orang yang tidak percaya akan memasuki masa penyiksaan
yang dialami secara sadar sampai saat kebangkitan, ia akan
dicampakkan ke dalam lautan api. Doktrin api penyucian, jiwa yang
tidur, pemusnahan dan kekekalan bersyarat tidak dapat dianggap
sebagai ajaran yang alkitabiah.
2. ESKATOLOGI UMUM
Peristiwa eskatologis umum di dahului dengan kedatangan Yesus Kristus
yang kedua kali, lalu disusul dengan berbagai peristiwa lainnya.
1. Kedatangan Yesus Kristus (Parousia). Istilah ini menunjuk pada
kunjungan seorang pejabat tinggi ke suatu wilayah kekuasaannya.
Dikatakan sejak kenaikanNya ke Sorga, Yesus berada di sebelah kanan
Allah dan satu saat nanti Ia akan mengunjungi bumi kembali, hadir
secara pribadi (Kis 1:11) di dalam kemuliaan dan kekuasaan-Nya
(Mat.24:27).
2. Bersamaan dengan kedatanganNya itu, terjadi pengangkatan (Yoh 14:3,
1 Kor 15:51-54, 1 Tes 4:14-17, 2 Tes 2:1) dan kebangkitkan orang-orang
mati yang berada dalam Kristus (1 Kor 15:23) serta pengubahan tubuh
kemuliaan (1 Tes 4:17, 1 Kor 15:51-52) untuk bersatu denganNya (2 Tes
2:1 bnd. Mat 24:31).
3. Penghancurkan si jahat (2 Tes 2:8 lih. Juga 1 Tes 2:19; 3:13; 4:15 dan
5:23).
4. Penghakiman orang percaya terhadap penggunaan talenta dan
kesempatan yang dipercayakan padanya selama hidup (Mat 25:14-30,
Luk 19:11-27, Mat 20:1-16). Orang percaya dihakimi menurut
perbuatan tersebut (2 Kor 5:10, Rm 14:12).
5. Pemberian pahala bagi orang percaya
Dalam masa akhir tersebut juga dikenal yang namanya masa kesengsaraan
atau masa pencobaan (Why 3:10) dan adanya kerajaan seribu tahun, di mana
manusia akan mengalami berbagai masalah besar yang menyengsarakan,
meliputi :
PAK STIES 2013/2014
60
60
Pelajaran 9
PANDANGAN KRISTIANI TERHADAP IPTEK DAN SENI
Diskusi :
1. Pandangan mahasiswa terhadap kloning, transplasi organ tubuh, abortus,
dll ?
2. Pandangan mahasiswa terhadap internet, hp, cctv, scanner, usg, mri, dll ?
3. Pandangan mahasiswa terhadap budaya nyadran, kenduren, bersih desa,
midadareni, dll ?
4.
Pengertian IPTEK dan Seni
Kamus Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkankan sebab dan akibat. Sementara itu, teknologi berarti
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dan seni memiliki arti karya
bermutu yang diciptakan dengan keahlian luar biasa. Jika dirangkum berarti
segala karya manusia untuk kelangsungan dan kenyamanan hidupnya berdasar
pengetahuannya secara logis dan bersistem.
manusia
dengan ide dan pemikiran yang telah dipulihkan oleh Allah atau ide dan
pemikiran yang tetap dalam dosa. Dua pengaruh ini akan tampak terlihat pada
tujuan dan karya-karya manusia dalam IPTEKS.
Yang mendasari lahirnya IPTEKS yaitu karena tanggung jawab yang
diberikan oleh Tuhan kepada Umat Manusia. Sebagaimana yang tertulis dalam
Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka :
Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,
berkuasalh atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap dibumi.
bisa menguasai bumi sesuai dengan kehendak Allah. Dan pengetahuan tentang
PAK STIES 2013/2014
60
teknologi terdapat dalam Amsal 1:7 Takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan:
Contoh perwujudan IPTEKS dalam sejarah manusia dalam Alkitab :
a). Bahtera Nuh
menyelamatkan
Nuh dan keluarganya serta semua binatang. Dimensi ruang, cara
pembuatan kapal
dan bahan telah ditentukan Allah. (Kejadian 6:14-15)
b). Pembuatan Kemah Suci (Keluaran 25:9),
Allah sendiri menjadi arsitek yang merancangkan ruang-ruang, dimensi
dan bahan untuk Kemah Suci (Keluaran 25). Kemudian kemuliaan Allah
memenuhi. Kemah suci (Keluaran 40:35).
c). Pembangunan Bait Suci dan Istana yang dibuat Salomo, (1
Raja-raja 7-8).
Dari beberapa contoh diatas, dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah
menghalangi atau menutup segala perkembangan IPTEK. Dan dalam contohcontoh ini bahwa setiap teknologi yang diciptakan selalu dikaitkan dengan
keselamatan dan maksud Allah bagi manusia dan dunia. Namun, di sisi lain Allah
juga menentang/setiap penciptaan teknologi yang hanya bermotifikasikan untuk
kebesaran diri, kelompok ataupun bangsa. Contohnya sebagai berikut :
a. Ketika Allah memporak-porandakan Babel ( Kejadian 11:1-9). Yang ditentang
Allah bukan pendirian kota atau menara Babel, tapi karena motivasi mereka
untuk yang mencari kedudukan dan ingin menyamai Allah (Kejadian 11:4)
b. Kemewahan Teknologi di zaman salomo yang menyebabkan Ia berbuat zinah
dan jatuh menyembah berhala (1Raja-raja 11:1-3).
c. Ketika murid-murid membanggakan bangunan Bait Suci, Yesus mengatakan
bahwa bangunan itu akan diruntuhkan. ( Matius 24:1-2).
d. Tuhan menentang penyalagunaan fungsi bait suci yang dibangun selama 46
tahun menjadi tempat berjualan(Yohanes 2:16).
IPTEKS bagi Kemuliaan Nama Tuhan
IPTEKS di buat untuk memuliakan nama Tuhan. Dalam Keluaran 35:30-36,
mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang dipilihnya untuk membuat
60
IPTEK
yang
dapat
digunakan
seperti
tv,
internet,
Efesus 6:10-20
memberi bekal buat kita untuk menghadapi tipu muslihat iblis yang seringkali
memanfaatkan IPTEKS
Ketopong Keselamatan dan Pedang Roh (ayat 17). Oleh karena itu, kita harus
manfaatkan IPTEKS dan talenta yang kita miliki, untuk kemuliaan nama Tuhan.
Sikap orang Kristen dalam Menghadapi perkembangan IPTEKS
Bagaimana
seharusnya
sikap
orang
Kristen
dalam
menyikapi
perkembangan IPTEKS?
Amsal 1:5, Berbunyi Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu
dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan. Dari
ayat ini Tuhan memerintahkan manusia untuk senantiasa mengembangkan ilmu
pengetahuan
yang
ada
dalam
dirinya
dan
terus
mencari
suatu
bahan
60
Pertemuan 10
PLURALISME (KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA)
60
Pluralisme Agama
Pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk berdasarkan sudut
pandang sosial. Pluralisme agama bisa dipahami dalam minimum tiga kategori.
a)
b)
c)
eutanasia, dll.
Kategori Teologi-Filosofi. Secara sederhana berarti agama-agama pada
hakekatnya setara,
sama-sama benar dan sama-sama menyelamatkan. Mungkin kalimat
yang lebih umum adalah banyak jalan menuju Roma. Semua agama
menuju pada Allah, hanya jalannya yang berbeda-beda.
60
60
beda, maka muncullah banyak agama. Hakekat dari semua agama adalah
sama, hanya tampilan luarnya yang berbeda.
Reaksi Destruktif dalam Pluralisme :
1) Fundamentalisme ; Suatu reaksi yang ingin menutup diri dengan cara
menolak kehadiran serta
hubungan dengan agama lain karena menganggap agamanya yang paling
benar. Sikap demikian biasanya disertai dengan fanatisme dan eksklusifisme.
2) Proselistisme : Pluralisme terjadi dalam perjumpaan dengan agama-agama
lain, dimana agama
seseorang Dipaksa atau Terpaksa berpindah pada keagamaan yang ditemui
atau sebaliknya.
3) Sinkritisme : Reaksi ini bersifat terbuka, dimana reaksi ini berusaha untuk
mencari hal-hal baik dari agama lain untuk dapat diikuti bersama dengan
agamanya sendiri.
Pluralisme Dalam Perspektif Kristen
Pluralisme
agama
memang
menjanjikan
perdamaian,
karena
ingin
60
eksklusivis.
d) Pluralisme Agama menghasilkan toleransi yang semu : Jika kita membangun
toleransi atas dasar
kepercayaan bahwa semua agama sama-sama benar, hal itu adalah toleransi
yang semu. Toleransi yang sejati muncul dalam kalimat berikut, Meskipun
saya tidak meyakini iman-kepercayaan Anda, meskipun iman Anda bukan
kebenaran bagi saya, saya sepenuhnya menerima keberadaan Anda. Saya
gembira bahwa Anda ada, saya bersedia belajar dari Anda, saya bersedia
bekerja sama dengan Anda.
60
3)
60
Orang Kristen perlu berani mengakui perkataan Yesus "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku. Sikap demikian bukanlah fanatik tetapi konsisten.
Fanatik adalah mempercayai sesuatu atau seseorang tanpa bersikap kritis
terhadapnya. Seseorang yang belum pernah belajar semua agama tetapi terburuburu mengatakan semua agama pada dasarnya sama justru adalah orang yang
fanatik terhadap pluralisme agama. Akhirnya, tentu saja kita perlu menerima
pluralisme agama secara sosial, tetapi pluralisme agama dalam kategori
teologi-filosofi harus kita tolak dengan tegas.
60
Pelajaran 11
Agama dan Masyarakat
60
60
60
60
60
60
60
taman. Berarti sejak semula tidak ada natur apapun yang tidak menyetujui
manusia harus bekerja dan ketika tidak bekerja maka kita sedang melanggar
natur kita. Jadi, kerja adalah baik bagi manusia, bukan saja karena melalui kerja
manusia dapat mengubah alam menjadi sumber pemenuhan kebutuhannya
melainkan karena melalui kerja manusia menjadi lebih manusiawi. Pada
hakikatnya kerja menjadi sebuah kebutuhan mendasar dari setiap orang yang
normal maupun cacat.
Sesuai dengan kasih karunia kerja manusia telah disucikan menjadi kerja
yang kekal, maksudnya bahwa kerja manusia bagi Allah adalah kerja yang
berdampak dalam kekekalan (Yoh 15:16). Dalam hal ini manusia diperkenan
menjadi kawan sekerja Allah. Inilah maksud dan tujuan kekal Allah menciptakan
manusia. Di tempat masing-masing sesuai dengan panggilan khusus yang
diemban anak-anakNya sebagai pedagang, arsitek, dokter, guru, petani dan lain
sebagainya semuanya memberi diri bagi kepentingan penerusan karya salib
Tuhan bagi dunia ini. Bila terjadi demikian maka kerja tidak lagi menjadi beban
dengan susah payah, kerja merupakan sukacita pengabdian bagi Tuhan. Ukuran
sukses kerja terletak pada: Apakah dengan hasil pekerjaan dan melakukan
pekerjaan tersebut nama Tuhan dipermuliakan dan pekerjaan Tuhan dalam
penerusan karya salib Tuhan diatas muka bumi ini didukung.
Secara tidak wajar manusia telah membagi pekerjaan menjadi yang
duniawi dan yang suci, tetapi Alkitab tidak mengatakan demikian. Pekerjaan
kita seharusnya menjadi tempat kita melayani Tuhan dan sesama. Tempat
kita bekerja harus merupakan tempat ibadah kita dan tempat kita menaruh pelita
kita untuk menjadi saksi. Kerja dimaksudkan untuk menjadi panggilan Tuhan dan
pelayanan.
Semua pekerjaan dianggap sebagai pelayanan kepada Tuhan, karena ada
yang membedakan pekerjaan yang suci (seperti: Pendeta, Gembala, Pastor,
dsbnya) dan pekerjaan sebagai guru, dokter, petani dan sebagainya sebagai yang
sekuler. Pada prinsipnya, semua jenis pekerjaan adalah kudus, sejauh
mereka lakukan dalam iman dan dalam ketaatan kepada Allah. Jadi semua
pekerjaan, baik yang suci dan sekuler, intelektual dan manual, sebagai caracara melayani Allah. Tempat kita bekerja harus merupakan tempat ibadah kita
dan tempat kita menaruh pelita kita untuk menjadi saksi.
Dalam Perjanjian Baru, kerja sangat dihargai lebih sebagai karakter utama
menjabat sebagai buruh manual: Yesus sebagai tukang kayu, beberapa murid
sebagai nelayan dan pemungut cukai, dan Paulus sebagai pembuat tenda. Yesus
diidentifikasi dengan pekerja bersama melalui perumpamaan-Nya. Juga, Kitab
Suci memerintahkan kerja keras bagi semua orang berbadan sehat dan mengutuk
kemalasan bahkan sambil berharap untuk segera kembali dramatis Yesus (Kolose
60
3:23;. 2 Tesalonika 3:10). Kristen memberi budak dan nilai pekerja sebagai orang
yang mencintai Allah .
4. Kerja Sebagai Anugerah
Jadi, kerja menurut konsep Alkitabiah merupakan suatu anugerah
bahkan mandat atau amanat yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagai
suatu ibadah kepadaNya dan sebagai bukti pelayanan manusia kepada
sesamanya. Sesuai dengan kasih karunia Allah, manusia diperkenankan oleh
Allah untuk menjadi kawan sekerja Allah, dalam arti bahwa manusia dapat
bekerja sama dengan Allah untuk melayani Dia karena segala sesuatu adalah dari
Dia, oleh Dia dan bagi kemuliaanNya.
Makna bekerja dalam budaya Ibrani memiliki nilai jauh di atas budaya
Yunani-Romawi. Dalam budaya Ibrani karya inteletual sama dengan kerja fisik.
Bahkan rabi yang mengajar juga bekerja untuk dukungan keuangan, seperti Yesus
(Markus 6:3) dan Paulus (Kisah 18:3). Menyeimbangkan intelektual dengan
keterampilan fisik, hampir setiap anak laki-laki Yahudi diajarkan bagaimana
bekerja dengan tangannya dalam perdagangan untuk mendukung dirinya sendiri
secara finansial.
Dalam pandangan Kristen tujuan kerja bukan gengsi dan kehormatan
walaupun menyetujui bahwa hasil pekerjaan adalah tujuan terpenting. Namun
harus dipahami bahwa hasil itu bukan dinikmati sendiri tetapi juga untuk
kebutuhan sesama dan masyarakat serta untuk memuliakan Tuhan. Manusia
diciptakan dan ditempatkan oleh Allah di dunia ini pertama-tama adalah untuk
menjalankan karya penyelamatan Allah. Manusia dijadikan Allah sebagai kawan
sekerja-Nya atau mitra kerja Allah.Karya penyelamatan Allah dijalankan oleh
manusia di dunia dalam segala hal yang berkenan kepada-Nya, termasuk bekerja.
Karena Allah sendiri bekerja, maka manusia bekerja menjalankan karya
penyelamatan Allah. Oleh karena itu kerja merupakan hal yang sangat penting
bagi manusia termasuk orang-orang Kristen.
Jadi hak atas pekerjaan merupakan suatu hak asasi manusia, sebagaimana
hak atas hidup. Hak atas kerja dimiliki manusia hanya karena dia adalah manusia.
Kerja melekat pada manusia karena Allah Pencipta adalah Pekerja, maka tak
seorangpun dapat merampasnya. Selanjutnya kerja merupakan perwujudan diri
manusia, melalui kerja manusia merealisasikan dirinya sebagai manusia dan
sekaligus membangun hidup dan lingkungannya yang lebih manusiawi dengan
tujuan memuliakan Tuhan.
5. Allah Yang Terus Bekerja
60
60
manusia dan menjadi lebih dari seorang manusia. Dapat pula disebut
bahwa kerja adalah tanda terima kasih manusia kepada Allah (pelayanan
kepada Allah), karena mereka dipanggil ke dalam kerajaan Allah melalui Kristus
dalam persekutuan dengan Allah.
Tujuan dari bekerja adalah untuk mencintai dan menyembah Allah,
untuk melayani orang lain, mengembangkan karakter, menyediakan
kebutuhan, serta mendapatkan keuangan untuk berinvestasi. Kerja bukan
hanya bertujuan untuk mendapatkan gaji, mengubah status, tapi ini adalah
tentang melayani manusia dan Allah, yang menetapkan kerja. Jadi, pengabdian
kepada Allah dan sesama memiliki tempat utama di atas pengabdian kepada diri
sendiri.
Tujuan bekerja dalam paradigma Kristiani ialah agar kita menjadi
seperti Kristus: dalam kesungguhan hati, konsistensi, dan tanggung jawab;
dalam kasih, solidaritas, dan keberanian; dalam kecerdasan, kreatifitas, dan
inovasi; serta dalam visi, konsekrasi, dan kesetiaan.
Dari perspektif teologi, makna dan tujuan hidup manusia hanya dapat
ditemukan secara penuh sejauh hidup kita mempunyai hubungan yang positif dan
produktif dengan Allah. Hidup yang bermakna dan hidup yang bertujuan hanya
dapat ditemukan secara penuh sejauh kita menyadari Allah sungguh-sungguh
menganggap penting hidup kita, dan tahu persis bahwa Allah menginginkan
sesuatu yang besar untuk dilakukan bersamaNya melalui hidup kita, untuk
kemuliaan Allah dan tujuan-tujuan kehidupan ini secara luas.
60
Pertemuan 13
Keluarga Kristen
60
Suami harus ingat bahwa Allah tidak secara langsung selalu berpihak
kepada suami. Allah pernah berkata kepada Abraham untuk melakukan apa kata
istrinya Sarah kepadanya (lihat Kejadian 21:10-12). Alkitab juga mencatat bahwa
Abigail tidak menaati suaminya yang bodoh, Nabal, dan menimbulkan bencana
(lihat 1 Samuel 25:2-38).
60
Allah adalah oknum yang menemukan seks, dan Ia menciptakan seks demi
kesenangan juga untuk menghasilkan keturunan. Tetapi, Alkitab tegas-tegas
berkata bahwa hubungan seks harus dinikmati hanya oleh mereka yang telah
menyatukan diri mereka dalam ikatan pernikahan seumur-hidup.
Hubungan seks tanpa ikatan pernikahan digolongkan sebagai perzinahan
atau perselingkuhan. Rasul Paulus menyatakan bahwa mereka yang melakukan
hal-hal itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah (lihat 1 Korintus 6:9-11). Walaupun
orang Kristen dapat dicobai dan berzinah atau berselingkuh, ia akan merasakan
hukuman dalam rohnya yang akan membawanya pada pertobatan.
Paulus juga memberikan beberapa petunjuk khusus tentang tanggungjawab seks kepada suami dan istri:
Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai
isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah
suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap
suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian
pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. Janganlah
kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara
waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu
hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai
kamu, karena kamu tidak tahan bertarak (1 Korintus 7:2-5).
Seks adalah karunia pemberian Allah, dan seks adalah hal yang suci atau
bukan dosa selama dalam batas-batas pernikahan. Paulus mendorong para
pasangan nikah Kristen untuk tetap terlibat dalam hubungan seks. Lagipula, kita
bisa temukan saran tersebut bagi para suami Kristen dalam kitab Amsal:
Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa
mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu
memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya (Amsal 5:1819).
Bila pasangan suami-istri Kristen ingin menikmati hubungan seks yang
saling memberi kepuasan, maka keduanya harus memahami bahwa ada
perbedaan besar karakter seksual antara pria dan wanita. Bila diperbandingkan,
kualitas seksual pria lebih bersifat fisik, sedangkan kualitas seksual wanita terkait
dengan emosinya. Secara seksual, pria mudah terangsang oleh stimulasi visual
(lihat Matius 5:28), sedangkan secara seksual wanita cenderung terangsang
melalui sentuhan (lihat 1 Korintus 7:1). Pria tertarik kepada wanita yang menarik
di matanya; sedangkan wanita cenderung tertarik kepada pria yang mereka
sanjung karena berbagai alasan, dibandingkan hanya daya-tarik fisik. Jadi, istri
yang bijak selalu memperhatikan hal terbaik yang bisa dilakukannya untuk
menyenangkan suaminya sepanjang waktu. Suami yang bijak menunjukkan
perhatiannya kepada istrinya setiap waktu dengan memberi pelukan dan
perhatian penuh, bukannya mengharapkan istrinya untuk tetap siap setiap saat
dalam sekejap di penghujung hari.
60
60
atau dua suami (artinya di sini wanita tidak boleh berpoliandri). Dan semua
pasangan dilarang berkhianat: Maleaki 2:16 Sebab Aku membenci perceraian,
firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan
kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah
berkhianat!
Pernikahan dalam keluarga Kristen :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
60
Pertemuan 14
Politik dan Hukum
A. PERSPEKTIF IMAN KRISTEN TERHADAP POLITIK
1. Pengertian Politik
Kata politik berasal dari kata Yunani, yaitu Polis yang diartikan sebagai
kota (city). Dalam perkembangan berikutnya, kota-kota memperluas diri atau
menyatukan diri dan kemudian disebut negara. Sebagai ilmu, politik merupakan
analisa tentang pemerintahan, proses-proses di dalamnya, bentuk-bentuk
organisasi, lembaga-lembaga dan tujuannya (William Ebenstein; Political Science,
1972. p.309). Dalam bentuk yang lebih operasional, politik merupakan
pembuatan keputusan yang dilakukan masyarakat; suatu pengambilan
keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan-kebijakan publik (Joice &William
Mitchel; Political Analysis and Public Policy, 1969. p.4).
Pendapat masyarakat mengenai definisi politik, diantaranya yaitu
menyatakan politik adalah proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang
mengikat bagi masyarakat/proses alokasi dan distribusi. Inti proses politik
adalah : Keputusan yang mengikat masyarakat, melibatkan sejumlah ketentuanketentuan politik (partai politik,kelompok, kepentingan, dan sebagainya) untuk
kepentingan dan kebaikan bersama.
PAK STIES 2013/2014
60
60
60
yang harus dimulai dari pasal 12, yaitu penyerahan diri kepada Allah (Roma 12:1,
2) sehingga tidak menjadi serupa dengan dunia. Dengan demikian pemerintah
dapat berperan sebagai hamba Allah (Roma 13:4). Di sinilah tugas dan tanggung
jawab gereja supaya memampukan pemerintah menjadi hamba Allah. Ini dapat
terjadi apabila orang kristen memenuhi panggilannya. Jadi sudah seharusnya kita
menjawab panggilan itu, untuk menjadi garam dan terang dunia, biar melalui diri
kita citra Kristus boleh terpancar sehingga semua orang memuji dan memuliakan
Allah.
6. Implikasi
Sikap orang kristen dalam kehidupan politik hendaknya didasari atas
penghayatan:
a. Kekuasaan sebagai anugerah Allah. Kekuasaan bukan sesuatu yang buruk,
jabatan dan kekuasaan dipandang sebagai kesempatan mengabdi kepada
rakyat dan Tuhan .
b. Keberpihakan kepada yang lemah. Para politikus kristen dipanggil karena
memiliki keberpihakan kepada yang lemah, karena kelompok masyarakat inilah
yang sering kali menjadi korban penindasan, ketidakadilan dan kesewenangwenangan. Keberpihakan mereka tidak boleh dilandasi oleh sentimen yang
bersifat primodial (suku, ras, atau agama).
c. Memiliki visi dan misi yang berorientasi pada rakyat dan kerajaan Allah. Visi
dan misi para politikus kristen hendaknya tidak hanya dibatasi oleh lingkup dan
waktu. Maksudnya kiprah dalam dunia politik tidak hanya dibatasi oleh
konstituennya saja (kelompok pemilihnya) ataupun jangka waktu memiliki
jabatan itu. Bahkan lebih jauh lagi para politikus kristen juga sekaligus adalah
agen-agen eskatologis dan seharusnya ikut serta dalam menghadirkan tandatanda Kerajaan Allah (keadilan, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan)
sampai dengan sepenuhnya.
d. Mendorong perubahan yang benar dalam masyarakat Indonesia. Para politikus
kristen hendaknya juga menjadi agen-agen perubahan. Untuk itu dibutuhkan
keteladanan sikap perilaku yang baik. Setiap politikus kristen harus berani
mengatakan tidak atas semua tawaran, bujukan, atau strategi-strategi yang
dapat membuat jatuh pada tindak korupsi, kolusi ataupun nepotisme; menjauhi
segala bentukpremanisme dan menegakkan hukum secara konsisten dan
konsekuen.
7. Sikap terhadap Pemerintah yang Salah Menggunakan Otoritas
Berkaitan dengan pemerintah, Roma 13:1-7 menyatakan bahwa
pemerintah adalah hamba Allah. Kekuasaan pemerintah berasal dari Allah, oleh
karena itu pemerintah wajib menjalankan kehendak Allah untuk mengupayakan
keamanan dan kesejahteraan rakyat. Maka titik tolak pelaksanaan tugas-tugas
pemerintah (hukum atau undang-undang) haruslah bersesuaian dengan
kehendak Allah. Sehubungan dengan itu, pemerintah berhak dan wajib
menjalankan hukuman kepada orang yang bersalah. Sebagai umat yang telah
mengenal kebenaran di dalam Kristus, tentunya setiap orang percaya bisa menilai
PAK STIES 2013/2014
60
apakah sesuatu itu benar atau tidak. Kematian Kristus adalah untuk
menghancurkan kerajaaan kegelapan dan menegakkan Kerajaan Allah, dan orang
Kristen dipanggil untuk menyatakan kehendak Allah dan memuliakan nama-Nya
dalam segala bidang kehidupan.
Orang kristen tidak boleh menyia-nyiakan perkara yang di bumi termasuk
kebangsaan. Kebangsaan itu tidak lahir dari si iblis, tetapi dari Tuhan Allah.
Kecintaan kepada bangsa itu tidak boleh dipisahkan dengan kecintaan hal kita.
Orang kristen mempunyai kewajiban yang lebih berat dalam perkara politik
daripada orang lain. Sebab di bidang politik dan pemerintahan, peran orang
kristen bukan semata-mata demi kesejahteraan bangsa, tetapi yang terutama
semuanya dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Otoritas yang berkuasa
ditunjuk oleh Tuhan adalah Rasul Paulus pernah membuat pernyataan yang jelas
mengenai bagaimana kita seharusnya berespon terhadap otoritas. Dalam hal ini
kita seharusnya berespon terhadap otoritas tiap-tiap orang harus takluk kepada
pemerintah yang di atasnya (Roma 13:1). Kita sebagai orang kristen tidak boleh
menentang otoritas yang sah didalam kehidupan kita. Sebab tidak ada
pemerintah yang tidak ditetapkan oleh Allah.
Jaman sekarang, penguasa memiliki reputasi negatif. Banyak pemimpin,
baik dalam Negara maupun kalangan sosial, salah menggunakan otoritas yang
dimiliki. Tidak heran rasa hormat terhadap otoritas tampak seperti kebodohan
yang naif. Namun kembali lagi, Tuhan mengatakan kalau kita harus menghormati
otoritas yang sah, tidak peduli bagaimanapun otoritas tersebut karena semua
otoritas berasal dari Tuhan. Bahkan dengan lebih tegas lagi, semua otoritas
ditetapkan oleh Allah.
60
60
60
60