Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan 12

Pajak Pertambahan Nilai – PPN ( Barang dan Jasa) dan


Pajak Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM)
Pengertian Umum

PPN adalah Pajak atas


Konsumsi Barang atau jasa

Di Dalam Daerah
Pabean
OLEH

Orang Pribadi
Badan
BARANG KENA PAJAK (BKP)

Barang

BARANG ADALAH

BARANG BARANG TIDAK


BERWUJUD BERWUJUD

BARANG CONTOH :
BERGERAK • HAK ATAS MEREK
DAGANG
• HAK PATEN
• HAK CIPTA
BARANG TIDAK
BERGERAK
Pengecualian BKP

•Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang didapatkan langsung dari
sumber barang tersebut. Misal: minyak mentah, gas bumi (tidak termasuk elpiji),
panas bumi, asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batubara sebelum
diproses menjadi briket, biji besi, biji timah, biji emas dan biji tembaga.
• Barang kebutuhan pokok yang memang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh
masyarakat. Contohnya: beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging
segar tanpa diolah, telur, susu, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
•Makanan dan minuman yang disajikan di restoran, hotel, warung, rumah makan,
dan semacamnya yang meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di
tempat atau tidak. Termasuk di dalamnya makanan dan minuman yang diserahkan
pengusaha jasa tata boga atau katering. Objek tersebut tidak dikenakan PPN
dimaksudkan agar tidak ada pemungutan pajak ganda karena objek ini merupakan
objek pajak daerah.
• Uang, surat berharga, dan emas batangan
JASA KENA PAJAK (JKP)

Jasa
SETIAP KEGIATAN PELAYANAN BERDASARKAN SUATU
PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM ,YANG MENYEBABKAN

• SUATU BARANG
• FASILITAS
• KEMUDAHAN
• HAK

TERSEDIA UNTUK DIPAKAI


TERMASUK

JASA YG DILAKUKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG


KARENA PESANAN ATAU PERMINTAANDGN BAHAN &
ATAS PETUNJUK DARI PEMESANTERMASUK
JASA KENA PAJAK (JKP)

SETIAP KEGIATAN PELAYANAN TERMASUK JASA YG DILAKUKAN


BERDASARKAN SUATUPERIKATAN UNTUK MENGHASILKAN
/PERBUATAN HUKUM YG BARANGKARENA PESANAN ATAU
MENYEBABKANSUATU BARANG PERMINTAAN DGN BAHAN
/FASILITAS/KEMUDAHAN /HAK DAN/ATAU PETUNJUK DARI
TERSEDIAUNTUK DIPAKAI PEMESAN

YANG DIKENAKAN
PAJAK BERDASARKAN
UU PPN
Pengecualian JKP
1 Jasa pelayanan kesehatan medis
2. Jasa pelayanan sosial
3. Jasa pengiriman perangko dan surat
4. Jasa asuransi
5. Jasa keuangan
6. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
7. Jasa pendidikan
8. Jasa keagamaan.
9. Jasa penyelenggaraan kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak
tontonan
10. Jasa penyiaran yang bukan iklan.
11. Jasa angkutan umum di darat dan udara
12. Bidang perhotelan
13. Jasa di bidang tenaga kerja
14. Jasa penyediaan tempat parkir
15. Jasa katering
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

Pengusaha
ORANG PRIBADI BADAN

DALAM KEGIATAN USAHA


ATAU PEKERJAANNYA

• MENGHASILKAN BARANG;
• MENGIMPOR BARANG;
• MENGEKSPOR BARANG;
• MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
• MELAKUKAN USAHA JASA;-
• MEMANFAATKAN BARANG TIDAK
BERWUJUD / JASA DARI LUAR DAERAH
PABEAN.
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

PENGUSAHA

YANG MELAKUKAN
PENYERAHAN BPK/JKP

YANG DIKENAKAN PAJAK


BERDASARKAN UU PPN

TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL,


KECUALIPENGUSAHA KECIL YANG MEMILIH UNTUK
DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK (BKP)

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK


ADALAH :SETIAP KEGIATAN PENYERAHAN
BARANG KENA PAJAK
 

YANG DIKENAKAN
PAJAKBERDASARKAN
UU PPN
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK

• Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian


• Pengalihan BKP karena satu perjanjian sewa beli dan atau
perjanjian sewa guna usaha (leasing)
• Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang
• Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas BKP
• BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaa
• Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan BKP antarcabang.
• Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi.
• Penyerahan BKP oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam
rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan
prinsip syariah yang penyerahannya dianggap langsung dari
PKP kepada pihak yang membutuhkan BKP
OBYEK PPN

Impor BKP
Penyerahan BKP Penyerahan JKP

Pemanfaatan BKP
di daerah pabean OBYEK PPN Pemanfaatan JKP

Ekspor BKP berwujud Ekspor JKP


Ekspor BKP tidak
berwujud

Dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak


PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ( PPnBM)
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang
tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk
menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.

Barang-barang yang tergolong mewah dan harus dikenai PPnBM ialah:


• Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok
• Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
• Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi
• Barang yang dikonsumsi hanya untuk menunjukkan status atau kelas sosial
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan terhadap beberapa barang
berikut:
• Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tergolong mewah dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan BKP tergolong mewah di dalam daerah
pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
• Impor barang kena pajak yang tergolong mewah.
DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP)

HARGA JUAL

PENGGANTIAN YANG DIPAKAI


SEBAGAI
NILAI IMPOR DASAR UNTUK
MENGHITUNG
PAJAK YANG
NILAI EKSPOR TERUTANG

NILAI LAIN YANG


DITETAPKAN MENKEU
TARIF PPN

Tarif Pajak Pertambahan Nilai


Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10%.
Sedangkan Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas:

a) Ekspor BKP Berwujud


b) Ekspor JKP
c) Ekspor BKP Tidak Berwujud
TARIF PPnBM

Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah


Menurut Pasal 8 Undang-Undang No. 42 Tahun 2009, tarif pajak penjualan atas
barang mewah ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi sebesar 200%.
Jika pengusaha melakukan ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
maka akan dikenai pajak dengan tarif sebesar 0% .PPnBM, tarifnya
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu:
• Tarif 10% untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, alat rumah tangga,
hunian mewah, alat pendingin, televisi, minuman non-alkohol.
• Tarif 20% untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, peralatan olahraga
impor, berbagai jenis permadani, alat fotografi dan barang sanitary.
• Tarif 25% untuk kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar solar,
misalnya minibus, combi, pick up.
• Tarif 35% untuk minuman bebas alkohol, batu kristal, barang berbahan kulit
impor, barang pecah belah, bus.
Cara Menghitung PPN
Perhitungan PPN yang terutang dilakukan dengan cara mengalikan tarif pajak
dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). ​Proses perhitungan tersebut dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
 
PPN = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif PPN

Contoh:

Toko Pink menjual kacamata sebanyak 50 biji dengan harga satuannya


sebesar Rp 200.000. Berapakah PPN terutang Toko Pink yang wajib
disetorkan ?

Jawab:

Total DPP atas penjualan 50 kacamata X Rp 200.000 = Rp 10.000.000


Pajak Penambahan Nilai  = 10% X Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000
Jadi, PPN terutang yang wajib disetorkan Toko Pink adalah Rp 1.000.000
Cara Menghitung PPNBm

PPnBM = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif PPN

Contoh soal: 

Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong
Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00 Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah tersebut selain dikenai PPN juga dikenai PPnBM misalnya
dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah tersebut adalah:
• Dasar Pengenaan Pajak = Rp 5.000.000,00
• PPN = 10% x Rp5.000.000,00
= Rp500.000,00
• PPn BM = 20% x Rp5.000.000,00
= Rp1.000.000,00
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai