Anda di halaman 1dari 10

PENGAKUAN IMAN

Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


(Disertai penjelasannya)

Majelis Pusat
Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia
2013
PENGAKUAN IMAN GSPDI

1. Aku percaya Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah


Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus, sepenuhnya benar dan
tidak dapat salah. Merupakan dasar yang lengkap bagi iman dan
kehidupan.
2. Aku percaya Allah yang esa, Pencipta, Penguasa, Pemelihara langit
dan bumi, yang menyatakan diri-Nya dalam tiga Pribadi, yaitu Bapa,
Putra dan Roh Kudus.
3. Aku percaya Yesus Kristus, yang telah turun ke dunia, dilahirkan dari
(oleh) Roh Kudus oleh (lewat) anak perawan Maria, hidup tanpa dosa,
mati disalib untuk menebus dosa manusia, dikuburkan dan bangkit
kembali dalam tubuh kemuliaan, naik ke surga dan duduk di sebelah
kanan Allah Bapa sebagai Tuhan, Juruselamat dan Pengantara
manusia.
4. Aku percaya semua manusia berdosa, sehingga kehilangan kemuliaan
Allah. Satu-satunya cara untuk selamat adalah dengan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
5. Aku percaya Baptisan Roh Kudus yang ditandai oleh berbicara dengan
bahasa-bahasa sebagaimana diberikan Roh Kudus, dan
Karunia-karunia Roh Kudus, buah Roh, serta jabatan-jabatan gerejawi
sebagaimana ditulis dalam Perjanjian Baru.
6. Aku percaya Baptisan air secara selam di dalam Nama Bapa, Putra dan
Roh Kudus ;
Perjamuan Tuhan sebagai peringatan akan kematian Kristus di kayu
salib ;
Gereja yang kudus dan am, yang ada untuk melaksanakan Amanat
Agung Kristus, yaitu memberitakan Injil kepada segala suku bangsa.
7. Aku percaya pada Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali,
kebangkitan orang-orang percaya, Pengangkatan Gereja serta
pemerintahan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun bersama-sama
dengan orang-orang benar.
Pada penghukuman kekal, yang merupakan bagian dari Iblis dan
orang-orang yang namanya tidak tercatat dalam Kitab Kehidupan.
PENJELASAN PENGAKUAN IMAN
GEREJA SIDANG PANTEKOSTA DI INDONESIA

Pengakuan Iman
“Pengakuan” Berdasarkan Roma 10:9-10 “Sebab jika kamu mengaku dengan
mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.” ; Matius 10:32, “Setiap orang yang
mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku
yang di sorga.” Dan pengakuan Petrus dalam Matius 16:15-16.
Pengakuan Iman adalah pernyataan sikap iman yang ditunjukkan melalui
perkataan, diakui di hadapan umum oleh seseorang ataupun bersama-sama
dalam persekutuan orang-orang yang sama-sama mengaku. Seperti terlihat pada
saat Yosua menyatakan imannya dan diikuti oleh seluruh bangsa Israel (Yosua
24:15-24). Inilah yang menjadi dasar dibuatnya Pengakuan Iman oleh Gereja
Sidang Pantekosta Di Indonesia.
Pengakuan Iman juga adalah ringkasan dari semua pokok kepercayaan
Kekristenan dan dasar dari semua doktrin yang dipegang oleh sebuah sinode
gereja. Maka dari itu, sebuah pengakuan iman haruslah mencerminkan
pandangan umum sinode mengenai doktrin dasar kekristenan.
Dari Pengakuan Imannya, Sinode dapat mengembangkannya menjadi sebuah
pandangan yang lebih luas mengenai pemahamannya terhadap doktrin-doktrin
Alkitab tersebut, menetapkannya menjadi batasan-batasan berbagai penafsiran
dan mengajarkannya di Sekolah Alkitab atau Sekolah Tinggi Teologi milik Sinode.
Mengingat pentingnya Pengakuan Iman dalam penjabaran doktrin, maka, dengan
rendah hati kami mencoba untuk merancang sebuah Pengakuan Iman yang baru
yang dirasa lebih mencerminkan doktrin-doktrin tersebut dibanding Pengakuan
Iman yang lama.
Ketujuh Point Pengakuan Iman Revisi mewakili Doktrin-Doktrin utama
Kekristenan yang dianut oleh GSPDI, yaitu :
Point 1 berbicara mengenai Doktrin tentang Alkitab (Bibliologi)
Point 2 berbicara mengenai Doktrin tentang Allah (Teologi Proper) dan
Tritunggal.
Point 3 berbicara mengenai Doktrin tentang Yesus Kristus (Kristologi)
Point 4 berbicara mengenai Doktrin tentang Dosa (Hamartologi) dan
Doktrin tentang Keselamatan (Soteriologi)
Point 5 berbicara mengenai Doktrin tentang Roh Kudus (Pneumatologi)
Point 6 berbicara mengenai Doktrin tentang Gereja (Ekklesiologi)
Point 7 berbicara mengenai Doktrin tentang Kedatangan Kristus kedua kali
/ Akhir Zaman (Eskatologi)
Penjelasan Point 1 Pengakuan Iman GSPDI
Aku percaya Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah
yang diilhamkan oleh Roh Kudus, sepenuhnya benar dan tidak dapat salah.
Merupakan dasar yang lengkap bagi iman dan kehidupan.

Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


mengenai Doktrin tentang Alkitab (Bibliologi).
GSPDI percaya bahwa 66 (enam puluh enam) kitab dalam Alkitab, yaitu Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah. Alkitab bukan hanya berisi Firman
Allah, sehingga manusia dapat menentukan yang mana Firman Allah dan bagian
yang hanya merupakan buah pikiran manusiawi dari penulisnya.
GSPDI percaya bahwa setiap detail dalam Alkitab adalah Firman Allah yang
diilhamkan oleh Roh Kudus kepada setiap penulisnya. Sebagaimana kata Yunani
dari “diilhamkan” yang terdapat di 2 Timotius 3:16 adalah “theopneustos”, yang
apabila diterjemahkan secara harfiah berarti “dihembuskan nafas Allah”. Dengan
nafas ilahi dan kuasa, Roh Kudus menggerakkan hati para penulis Alkitab dengan
begitu teliti, sehingga hasilnya dengan tepat mencerminkan tujuan Allah sendiri.
Roh Kudus menuntun mereka untuk memilih kata-kata yang tepat untuk
mengungkapkan pemikiran itu (bd. Keluaran 4:12,15) dan Ia juga menerangi
pikiran orang yang membaca kata-kata itu sedemikian rupa sehingga pembaca
dapat memahami kebenaran tersebut sama seperti yang Allah kehendaki (Efesus
1:17). Jadi, baik pikiran maupun bahasa dari Alkitab merupakan penyataan dan
diilhamkan. Seperti ditegaskan di dalam 2 Petrus 1:20-21. Alkitab sudah lengkap,
sehingga tidak perlu dan tidak boleh ditambah atau dikurangi. (Wahyu 22:18-19).
Karena itu, Alkitab pastilah sepenuhnya benar dan tidak dapat salah. Alkitab
bersifat ‘inerrancy’ (bebas dari kesalahan) dan ‘infallibility’ (tak mungkin
bersalah). Ini berlaku untuk seluruh isi Alkitab, termasuk wahyunya dan fakta-
faktanya yang tepat. Alkitab adalah kebenaran (2 Samuel 7:28; Mazmur 119:160;
Yohanes 17:17,19; Kolose 1:5). Di dalam Alkitab Allah menyatakan diriNya,
sehingga apabila manusia hendak mencari Allah, manusia dapat menemukannya
dalam Alkitab. Ini jugalah yang menjadi dasar kepercayaan GSPDI bahwa Alkitab
merupakan dasar yang lengkap bagi iman dan kehidupan, khususnya kehidupan
orang-orang percaya.

Penjelasan Point 2 Pengakuan Iman GSPDI


Aku percaya Allah yang esa, Pencipta, Penguasa, Pemelihara langit dan bumi,
yang menyatakan diri-Nya dalam tiga Pribadi, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


mengenai Doktrin tentang Allah (Teologi Proper) dan Tritunggal.
GSPDI Percaya bahwa hanya ada satu Allah, Allah yang esa, tidak pernah dan
tidak akan pernah ada Allah lagi selain dari Dia. (Ulangan 6:4; Yesaya 43:10),
Keberadaan Nya tidak mampu disangkal oleh manusia (Mazmur 19:1-5; Roma
1:19-20), Dialah Pencipta, Penguasa, Pemelihara Langit & Bumi (Kejadian 1;
Kejadian 14:19; Kolose 1:16; Kolose 2:10; 1 Timotius 6:15; Wahyu 6:10; Ayub
10:12; 1 Petrus 2:25) Allah menyatakan DiriNya dalam tiga Pribadi, yaitu : Allah
Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. (Matius 28:19; Yohanes 14:16-17; 2
Korintus 13:13) Perbedaan dalam keesaan Allah ini tidak dapat dijelaskan dengan
kata-kata, karena tidak dapat dimengerti dan tidak terpahami (Matius 11:25-27;
Yohanes 1:18; 15:26; 17:11,21; 1 Yohanes 1:3). Allah Bapa bukanlah Allah Anak
dan Allah Anak bukanlah Allah Roh Kudus (bd. Mazmur 110:1; 51:13). Namun
ketiganya adalah satu dalam ke-AllahanNya. Maka hanya ada satu Allah, Allah
yang esa (lih. Ulangan 6:4; Zakharia 14:9; 1 Timotius 1:17). Allah yang kita
sembah adalah Allah yang hidup (Ulangan 5:26; Yosua 3:10; Mazmur 42:3;
Yeremia 10:10; Matius 16:16; Kisah Rasul 14:15; 2 Korintus 3:3; 1 Tesalonika 1:9;
Ibrani 9:14; Wahyu 15:7) Allah itu Roh, Ia nyata namun tidak memiliki tubuh,
tidak dapat dilihat dan tidak dibatasi ruang dan waktu (Kejadian 1:2; Ayub 33:4;
Matius 3:16; Yohanes 4:24; 2 Korintus 3:17; 1 Timotius 1:17; 6:16).
Sekalipun tidak dapat dilihat, Ia bukan semata-mata uap atau kekuatan tanpa
Pribadi, Ia adalah Roh yang berpribadi. Karena Ia berpribadi, Ia memiliki sifat.
Sifat inilah yang serupa (tentu saja pada kadar yang sangat jauh lebih tinggi)
dengan manusia. Yaitu : Mahakuasa (Kejadian 17:1; Mazmur 50:1; 2 Korintus
6:18; Lukas 22:69; Wahyu 1:8), Mahahadir (Mazmur 139:7-10), Mahatahu (1
Samuel 2:3; Ayub 37:16). Selain itu juga Kasih (1 Yohanes 4:8,16; Kisah Para Rasul
20:24), Kudus (Mazmur 99:9; Yesaya 6:3; Wahyu 4:8), Adil dan Benar (Ulangan
32:4; Mazmur 71:19; Daniel 4:37; Wahyu 15:3).

Penjelasan Point 3 Pengakuan Iman GSPDI


Aku percaya Yesus Kristus, yang telah turun ke dunia, dilahirkan dari (oleh) Roh
Kudus oleh (lewat) anak perawan Maria, hidup tanpa dosa, mati disalib untuk
menebus dosa manusia, dikuburkan dan bangkit kembali dalam tubuh
kemuliaan, naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai
Tuhan, Juruselamat dan Pengantara manusia.

Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


mengenai Doktrin tentang Tuhan Yesus Kristus (Kristologi).
GSPDI percaya pada Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup (Matius 16:16),
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan (Ibrani 1:3). Ia adalah
Firman, yang adalah Allah sendiri, berinkarnasi (menjelma) menjadi manusia
(Yohanes 1:1,14; Roma 8:3), lahir dari anak dara, bukan karena proses alami
(lewat persetubuhan manusia), melainkan karena kuasa Roh Kudus. (Matius 1:23;
Lukas 1:26-35), Ia sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Namun sebagai
manusia, Ia hidup tanpa dosa (Ibrani 7:26; 1 Petrus 2:22), melakukan berbagai
mujizat dan tanda ajaib (Matius 11:20; 13:54; Kisah Para Rasul 2:22; 10:38). Ia
mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia (1 Korintus 15:3; 2 Korintus
5:21), namun di hari ketiga, Ia bangkit secara jasmani dari antara orang mati dan
mengalahkan maut (Matius 28:6; Lukas 24:39; 1 Korintus 15:4). Setelah bangkit
dengan tubuh kemuliaan (lih. Markus 26:12; Lukas 24:31,36; Yohanes 20:19) Ia
naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Markus 16:19; Lukas 24:51;
Roma 8:34; Kolose 3:1; Ibrani 1:3; 1 Petrus 3:22) sebagai Tuhan (Kisah Para Rasul
2:36; 4:33; 15:11; 16:31; 28:31; 1 Tesalonika 1:12) dan Juruselamat (Kisah Para
Rasul 4:12; 15:11; 16:31; Roma 5:9; 10:9) yang membela kita (Roma 8:34) dan
Pengantara Allah dengan manusia (1 Timotius 2:5; Ibrani 7:25; 1 Yohanes 2:1). Ia
menyediakan tempat bagi setiap orang percaya (Yohanes 14:2-3)
Yesus adalah penggenapan dari berbagai nubuatan mengenai Mesias di
Perjanjian Lama diantaranya Kejadian 3:15; Yesaya 7:14; 9:5; 53:1-12. Ia adalah
pemegang jabatan Nabi (lih. Yesaya 42:1-7; Yesaya 11:2; 61:1), Imam (lih. Ibrani
4:14; 8:3) dan Raja (lih. Yesaya 9:5; Wahyu 5:12-13; 11:15). Kerajaan-Nya tidak
akan pernah berakhir (Lukas 1:33).

Penjelasan Point 4 Pengakuan Iman GSPDI


Aku percaya semua manusia berdosa, sehingga kehilangan kemuliaan Allah.
Satu-satunya cara untuk selamat adalah dengan menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


mengenai Doktrin tentang Dosa (Hamartologi) dan Doktrin tentang
Keselamatan (Soteriologi).
GSPDI percaya bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang sempurna dan bebas
dari dosa, diciptakan seturut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Namun
karena dosa manusia pertama – Adam dan Hawa – (Kejadian 3) semua manusia
menjadi berdosa (Roma 5:12,18; 1 Korintus 15:22) dan melanggar hukum Allah (1
Yohanes 3:4). Dosalah yang membuat manusia terpisah dari Allah (Yesaya 59:2),
kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), harus menghadapi maut (Roma 6:23)
dan dihakimi (Ibrani 9:27).
Manusia tidak dapat menemui Allah dengan cara apapun (amal, kebaikan,
ibadah, dll) (lih. Yohanes 1:18; 1 Yohanes 4:12), tidak ada seorangpun yang dapat
memenuhi standar kesucian Allah (Roma 3:11-12; Mazmur14:3; 143:2).
Selama Perjanjian Lama, Allah mengatur suatu cara bagi bangsa Israel untuk
mendapatkan pengampunan dosa, yaitu dengan mempersembahkan korban
bakaran atau korban darah di bawah pengawasan Imam, yaitu hewan (lembu,
kambing domba, burung tekukur atau burung merpati) yang tidak bercacat (lih.
Imamat 4-5). Penumpahan darah adalah bagian yang penting dari korban-korban
tersebut, sebab “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23), dan darah itu
menggambarkan nyawa yang dicurahkan dalam kematian (Imamat 17:11, bd
Ibrani 9:22). Namun korban yang dilakukan di Perjanjian Lama itu hanya bersifat
sementara dan tidak sempurna (Ibrani 10:4,11).
Namun syukur kepada Allah, Karena Kasih-Nya yang menginginkan agar semua
orang dapat diselamatkan (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9), Ia mengaruniakan Yesus
untuk turun ke dunia, mati untuk menebus dosa manusia (Yohanes 3:16),
sehingga barangsiapa yang percaya kepadaNya mendapatkan korban yang
sempurna dan tidak perlu lagi mempersembahkan korban seperti dalam
Perjanjian Lama (lih. Ibrani 9:11-14). Lewat Yesus, manusia didamaikan dengan
Allah. Pendamaian adalah terjemahan dari kata Ibrani “kôpher”, yang dapat
diterjemahkan sebagai “harga tebusan” atau “menutupi dengan harga”. Dalam
pendamaian, korban tidak dipersembahkan karena kesalahannya sendiri,
melainkan kesalahan orang lain. Kristus tidak mati karena dosaNya sendiri,
karena Ia tidak berdosa (1 Petrus 2:22), tapi karena kesalahan kita (Yesaya 53:5;
Yohanes 15:13; Roma 5:8; 1 Korintus 15:3).
Sebagaimana dosa telah datang ke dunia karena satu orang, maka pengorbanan
Kristus pun cukup untuk menebus orang-orang yang percaya kepadaNya dari
dosa (Roma 5:15). Penebusan Kristus di kayu salib memenuhi semua tuntutan.
Hanya Kristus yang mampu melakukan semua itu, maka dari itu, keselamatan
hanya bisa didapat melalui Tuhan Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 4:12; Markus
16:16). Barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan
beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16), diperdamaikan dengan Allah (Yohanes 14:6;
Roma 5:10; 2 Korintus 5:18) dan menerima pengampunan dengan cuma-cuma
(Yohanes 1:29; 2 Korintus 5:19; Efesus 1:7; Ibrani 9:22-28; Wahyu 1:5) dan tidak
perlu mengalami “kematian kedua” yakni pemisahan kekal dari Allah dalam
lautan api (bd. Ibrani 2:14-15; Wahyu 2:11; 20:14-15).
Keselamatan adalah anugerah (2 Korintus 8:9). Sesuatu yang tidak layak untuk
kita terima, namun diberikan juga kepada kita. Bukan karena perbuatan, tapi
semata-mata hanya karena kasih karunia Allah (Yohanes 3:16; Roma 5:20,21;
Titus 2:11; Yohanes 1:16-17). Keselamatan itu bisa didapat dengan percaya
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dengan kata lain lahir baru
(Yohanes 3:3).

Penjelasan Point 5 Pengakuan Iman GSPDI


Aku percaya Baptisan Roh Kudus yang ditandai oleh berbicara dengan bahasa-
bahasa sebagaimana diberikan Roh Kudus, dan
Karunia-karunia Roh Kudus, buah Roh, serta jabatan-jabatan gerejawi
sebagaimana ditulis dalam Perjanjian Baru.

Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


mengenai Doktrin tentang Roh Kudus (Pneumatologi).
GSPDI percaya pada Pribadi ketiga dari Tritunggal, yaitu Allah Roh Kudus. Sebagai
Penolong yang dijanjikan Allah Bapa & Tuhan Yesus (Yoel 2:28; Yohanes 14:16;
Lukas 24:19). Roh Kudus memberikan kuasa kepada orang percaya (Kisah Para
Rasul 1:8). Ia adalah Penghibur (Yohanes 16:7) Memampukan manusia untuk
mengerti Rahasia Allah (1 Korintus 2:10-11) dan berdoa untuk orang-orang kudus
(Roma 8:27).
Sebagai Pribadi, Roh Kudus memiliki pikiran (bd. Kisah Para Rasul 15:28),
mempunyai perasaan (lih. Efesus 4:30), mempunyai kehendak (1 Korintus 12:11;
bd. Galatia 5:25), Ia dapat berbicara (Kisah Para Rasul 10:19-20; Wahyu
2:7,11,17,29; 3:6,13,22), dapat dihina, dihujat (Matius 12:31-32) dan dapat
dipadamkan (1 Tesalonika 5:19).
Setiap orang percaya berhak dan harus dengan bersungguh-sungguh
mengharapkan dan menantikan janji Bapa, yaitu dibaptis dengan Roh Kudus
(Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16; 24:49; Yohanes 1:33; Kisah Para Rasul 1:5).
Pengalaman ini jelas berbeda dengan pengalaman lahir baru, dan hanya dialami
setelah seseorang lahir baru (Kisah Para Rasul 8:12-17; 10:44-46; 11:14-16; 15-7-
9). Pada saat seseorang lahir baru, ia “dimeteraikan” dengan Roh Kudus (Efesus
1:13-14), namun saat baptisan Roh Kudus, seseorang akan “dipenuhi” Roh Kudus.
Dengan baptisan Roh Kudus muncul pengalaman-pengalaman seperti kepenuhan
Roh yang melimpah (Yohanes 7:37-39; Kisah Para Rasul 4:8), rasa hormat yang
dalam kepada Allah (Kisah Para Rasul 2:43; Ibrani 12:28), Semakin bertekun
dalam pelayanannya kepada Allah (Kisah Para Rasul 2:42,46; 14:22). Baptisan Roh
Kudus adalah karunia yang diberikan Tuhan, jadi adalah Kedaulatan Roh untuk
memberikan karunia ini kepada orang yang sungguh-sungguh menanti dan
meminta di dalam doa dan dengan iman.
GSPDI percaya bahwa bukti lahiriah (tanda) awal pada baptisan Roh Kudus adalah
berkata-kata dengan bahasa-bahasa sebagaimana diberikan oleh Roh Kudus,
Penerimaan ini dapat dilakukan baik dengan atau tanpa penumpangan tangan
(lih. Kisah Para Rasul 2:4; 4:31; 8:17; 10:44; 19:6). Ini juga merupakan tanda yang
dikatakan Tuhan Yesus dalam Markus 16:17.
GSPDI percaya pada Karunia-Karunia Roh Kudus (1 Korintus 12:8-10) yang
dikaruniakan kepada masing-masing orang untuk kepentingan bersama, buah
Roh (Galatia 5:22:23) sebagai bukti dari pimpinan Roh Kudus di dalam orang yang
hidup oleh Roh (Galatia 5:25; bd ay. 16-18). Juga kepada jabatan-jabatan
gerejawi untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus (Gereja) (Efesus 4:11-12).

Penjelasan Point 6 Pengakuan Iman GSPDI


Aku percaya Baptisan air secara selam di dalam Nama Bapa, Putra dan Roh
Kudus;
Perjamuan Tuhan sebagai peringatan akan kematian Kristus di kayu salib;
Gereja yang kudus dan am, yang ada untuk melaksanakan Amanat Agung
Kristus, yaitu memberitakan Injil kepada segala suku bangsa.

Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia


mengenai Doktrin tentang Gereja (Ekklesiologi).
GSPDI percaya pada kedua Sakramen dalam Gereja, yaitu Sakramen Baptisan Air
dan Sakramen Perjamuan Kudus adalah perintah Tuhan.
Baptisan Air adalah bagian dari Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (lih. Matius
28:18-20; Markus 16:15-16). Baptisan Air dilayankan kepada mereka yang mau
sungguh-sungguh percaya, sebagai bukti pertobatan yang disaksikan di
hadapan banyak orang; bukan untuk maksud lain atau sekedar memenuhi syarat
tertentu. Dengan Baptisan Air, seseorang disatukan dengan Kristus di dalam
kematian-Nya dan Kebangkitan-Nya. (Roma 6:3-4; Kolose 2:12).
Sebagaimana kata asli dari Baptis, yaitu “Baptizo”, yang berarti “menyelamkan,
memasukkan, menenggelamkan atau mencelupkan ke dalam air” (to immerse, to
dip or to plung under water). maka cara yang benar dalam Baptisan adalah
dengan cara selam, membenamkan seseorang seluruhnya ke dalam air, lalu
mengangkatnya kembali (bandingkan dengan baptisan Tuhan Yesus dalam
Markus 1:10, terdapat kata “Ia keluar dari air”, dan baptisan sida-sida Etiopia
dalam Kisah Para Rasul 8:38-39, terdapat kata “turun ke dalam air” dan “keluar
dari air”).
Sedangkan Perjamuan Tuhan adalah makan dan minum tubuh dan darah Kristus
sebagai tanda persekutuan dengan tubuh Kristus (1 Korintus 11:20). Perjamuan
Tuhan adalah perintah dan ketetapan dari Tuhan Yesus sendiri untuk
dilaksanakan dalam Ibadah sebagai peringatan akan Kristus (Lukas 22:19-20),
sebagai tanda pemberitaan kematian Kristus sampai Ia datang kembali (1
Korintus 11:25-26). Tidak ada peraturan khusus mengenai berapa kali seharusnya
Perjamuan Tuhan diadakan (bd. Kisah Para Rasul 2:42; 1 Korintus 11:26). Adalah
keliru jika kita mengatakan bahwa roti dan anggur dalam Perjamuan Tuhan
hanyalah ‘lambang’ dari Tubuh dan Darah Kristus, sebab Tuhan sendiri saat
mengambil roti dan anggur berkata “inilah tubuhKu” dan “inilah darahKu”, bukan
sekedar ‘lambang’. (lih. Markus 14:22-25; 1 Korintus 11:23-25). Perjamuan Tuhan
juga adalah tanda Perjanjian Baru. Tanda Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus
sendiri, dan di dalam Perjamuan, Yesus berkata, “Cawan ini adalah Perjanjian
Baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Lukas 22:20).
Perjamuan Tuhan dilayankan kepada semua orang yang telah lahir baru dan
percaya, namun hendaknya masing-masing orang menguji dirinya sendiri
sebelum mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan yang kudus. (1 Korintus
11:27-28)
(Penjelasan lain disertai Pedoman Pelaksanaannya, baca Pedoman Pelayanan
GSPDI)
GSPDI percaya bahwa Gereja yang sejati bukanlah Gedung Gereja, melainkan
Persekutuan dari orang-orang yang percaya, dengan kata lain, Gereja adalah
Tubuh Kristus (1 Korintus 12:27; Efesus 4:12), Kristus adalah Kepalanya (Efesus
1:22-23) Setiap orang percaya adalah bagian dari Jemaat yang am dan Gereja
Anak-anak Sulung, yang terdaftar di surga (Ibrani 12:23).
Tugas utama Gereja adalah untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus
Kristus, memberitakan Injil kepada segala suku bangsa di dunia (Matius 28:19-20;
Markus 16:15-16; Kisah Para Rasul 1:8). Selain itu, Gereja juga memiliki tujuan
untuk melayani Allah dan membangun orang-orang kudus (Tubuh Kristus) (Efesus
4:11-12; 1 Korintus 14:12).
Gereja juga digambarkan sebagai “Mempelai Wanita Kristus” (2 Korintus 11:2;
Efesus 5:25-27; Wahyu 19:7; 21:2; 22:17), sebagai “Keluarga Allah, yakni Jemaat
dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15;
lihat juga Efesus 2:19), sebagai “ladang” Allah dan “bangunan” Allah (1 Korintus
3:9).

Penjelasan Point 7 Pengakuan Iman GSPDI


Aku percaya pada Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali,
kebangkitan orang-orang percaya, Pengangkatan Gereja serta pemerintahan
Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun bersama-sama dengan orang-orang benar.
Pada penghukuman kekal, yang merupakan bagian dari Iblis dan orang-orang
yang namanya tidak tercatat dalam Kitab Kehidupan.
Point ini menjelaskan pandangan Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia
mengenai Doktrin tentang Akhir Zaman (Eskatologi).
GSPDI percaya pada kedatangan Kristus yang kedua kali (Yohanes 14:2-3) dengan
cara yang sama seperti Ia terangkat ke surga (Kisah Para Rasul 1:11). Ini telah
dinubuatkan sejak Perjanjian Lama (lih. Daniel 7:3; Zakharia 14:4; Maleakhi 3:1-
2), dan lebih khusus lagi diberitakan di Perjanjian Baru (lih. Matius 24; 25; Markus
13; Lukas 21; Kitab Wahyu). Tidak ada yang dapat memprediksi kedatangan-Nya
yang kedua kali (Matius 24:36; 2 Petrus 3:10). Namun pada saat Ia datang untuk
kedua kalinya, Ia akan datang dengan kuat kuasa dan segala kemuliaan (Matius
24:30), bersama para malaikat (2 Tesalonika 1:7). Ia datang sebagai Mempelai
Laki-laki (Wahyu 21:9) dan Gereja sebagai Mempelai WanitaNya. Kedatangan-
Nya yang kedua akan disaksikan oleh semua mata di dunia (Wahyu 1:7). Orang-
orang percaya yang sudah meninggal akan dibangkitkan, lalu bersama orang-
orang percaya yang masih hidup akan diberikan tubuh yang baru dan diangkat ke
awan-awan untuk menyongsong kedatangan-Nya (1 Tesalonika 4:13-17)
Kedatangan-Nya yang kedua kali adalah untuk menjemput umat tebusan-Nya
(Yohanes 14:3) dan menghakimi semua orang (Yudas 15; 1 Petrus 4:5; Ibrani
4:13). Pada kedatangan-Nya yang kedua, Tuhan Yesus juga akan menetapkan
Kerajaan-Nya di bumi. Dia yang akan memerintah bersama-sama orang-orang
percaya selama seribu tahun (Wahyu 20:4; 2 Timotius 2:12)
Inilah yang menjadi sumber pengharapan setiap orang percaya untuk
memurnikan imannya (1 Petrus 1:7) dan setia sampai akhir (Matius 24:13,44; 1
Yohanes 2:28)
GSPDI juga percaya bahwa setiap orang yang tidak mengakui Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat akan dibangkitkan pada akhir kerajaan seribu
tahun, namun untuk mendapatkan penghukuman yang kekal bersama dengan
Iblis dan setan-setannya yaitu dilemparkan ke dalam lautan api yang tak
berkesudahan (Matius 25:41,46; Kisah Para Rasul 24:15; Wahyu 20:7-15).

Penyusun

AB. Massie & AM. Massie

Anda mungkin juga menyukai