Anda di halaman 1dari 2

Bahan Diskusi Jumat, 21 Februari 2020

Hottua Naibaho & Ryan Tegar

Pneumatologi

Pneumatologi (Yun. Studi mengenai Roh) berbicara mengenai peranan Roh Kudus dalam
mewahyukan diri Allah, menumbuhkan iman, mendorong doa, tinggal di dalam gereja,
menganugerahi umat dengan berbagai macam kharisma, dan berkarya membawa segala sesuatu
kepada kepenuhannya dalam Kristus (Rm. 8:1-27; 1 Kor. 2:10-16).1 Sejak ada penciptaan,
Alkitab sudah berbicara tentang Roh yang adalah Allah sendiri dan yang melalui-Nya Allah
berkarya (bnd. Kej. 1:1-2). Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru telah mengisahkan
bagaimana peranan Roh dalam sejarah penyertaan Allah terhadap manusia; misalnya dalam
kisah Yosua, Otniel, Daud, dsb. Ada juga raja Saul yang ditinggalkan oleh Roh karena tidak
mengikuti bimbingan-Nya (1 Sam. 16:14). Sampai kepada kisah kelahiran Yesus yang mana
Maria mengandung dari Roh Kudus (Mat. 1:18; Luk. 1:35); pembaptisan Yesus oleh Yohanes
“Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya” (Mrk. 1:10).2

Secara etimologis, kata “roh” berasal dari bahasa Ibrani (ruach), Yunani (pneuma) dan
Arab (ruch). Dari akar kata tersebut, kita memperoleh pengertian bahwa roh dapat diterjemahkan
sebagai nafas, nyawa, semangat. Dengan kata lain, ditekankan bahwa Allah adalah Allah yang
bernafas, Allah yang hidup dan Allah yang bertindak dan Ia adalah sumber hidup dari segala
sesuatu (nesyama, nefesy chayya). Bilamana Allah ada, hadir, dan bertindak, di situ juga Roh-
Nya aktif, bekerja.3

Dalam pada itu, ada baiknya di dalam uraian ini, kita membatasi pokok pembahasan
mengenai Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya saja sebab kita akan menemukan beberapa istilah lain
paralel dengan Roh Kudus itu: Roh Allah, Roh Kristus, Roh Kebenaran, dsb. Tentunya, hal ini
dapat membuat kita berpikir bahwa Roh yang dimaksudkan adalah “Roh yang berbeda-beda satu
sama lain”, baik dalam wujud-Nya maupun dalam karya-karya-Nya.

Secara eksplisit dalam susunan Pengakuan Iman Rasuli, kita sepenuhnya percaya kepada
Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Perumusan lain dari bagian ini berbicara tentang Allah-di-
atas-kita (Allah Bapa), Allah-beserta-kita (Yesus Kristus), dan Allah-di-dalam-kita (Roh

1
G. O’Collins dan E. G. Farrugia, A Concise Dictionary of Theology, terj. L. Suharyo, (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1996), hal. 258.
2
H. Vorgrimler, Trinitas: Bapa, Firman, Roh Kudus, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2005), hal. 55-56.
3
J. L. Ch. Abineno, Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2007), hal. 5-8.

1
Bahan Diskusi Jumat, 21 Februari 2020
Hottua Naibaho & Ryan Tegar

Kudus). Dari perumusan ini, janganlah sekali-sekali kita salah-paham. Perlulah ditekankan
kembali bahwa Roh Kudus adalah Allah, bukan manusia dan bukan unsur rohani di dalam
manusia, dan bukan intipati yang hakiki dalam manusia. Roh Kudus datang dari pada Allah
kepada kita dan berkenan menciptakan bagi-Nya suatu tempat di dalam hati kita. Kepercayaan
Kristen bukan ditujukan “ke dalam”, melainkan “ke luar” diri manusia, yakni kepada Allah.
Percaya adalah hubungan pribadi kita manusia dengan Allah dan Allah sendirilah yang
menciptakan hubungan ini: itulah pekerjaan Roh Kudus, yang bersama-sama dengan Allah Bapa
dan Anak adalah Allah yang Satu dan Esa.4

Roh Kudus membuat kita menjadi milik Allah, menjadi kepunyaan Kristus. Di-dalam-
kita, Roh Kudus melawan diri dan hati kita sendiri (baca: kedagingan)--manusia lama ‘sarx’,
yang hidup menurut tubuh dan takluk kepada dosa (Rm. 7:14). Maka, oleh sebab itu kita
diingatkan, supaya jangan mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30), jangan berdusta kepada-Nya (bnd.
Kis. 5:13). Barangkali kita sudah pernah membaca atau mendengar tentang “dosa terhadap Roh
Kudus” (Mrk. 3:22-30; Mat. 12:22-32). Dosa yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sikap
orang dengan sadarnya tidak mau menerima anugerah, kasih karunia Allah. Roh Kudus juga
berperan sebagai ‘Sang Penglipur’ (Yun. Parakletos), yang datang dari Allah untuk memberi
nasihat dan penghiburan (Yoh. 14:16); Roh Kudus menciptakan Gereja yang menjadi alat Tuhan
untuk mengabarkan Injil, Euangelion. (Luk. 24:49; Kis. 1:8; Yoh. 15:26-27; 20-21-23; Why.
19:10). Pekerjaan Roh Kudus senantiasa ditujukan kepada kedatangan Kerajaan Allah, di dalam
sejarah dunia-sejarah keselamatan.5

4
G. C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015), hal. 335-336.
5
Ibid., hal.341-342.

Anda mungkin juga menyukai