Filsafat Pastoral
Spiritualitas Pendeta dan Pengaruhnya terhadap Pelayanan Pastoral
Menurut Aart Van Beek dalam bukunya yang berjudul “Pendampingan Pastoral”. Istilah
pastoral berasal dari kata “pastor” dalam Bahasa Latin atau dalam Bahasa Yunani disebut
“primen” yang artinya “gembala”. Secara tradisional dalam kehidupan gerejawi hal ini
merupakan tugas pendeta yang harus menjadi gembala bagi jemaat atau dombaNya. Istilah ini
dihubungkan dengan diri Yesus Kristus dan karyaNya sebagai “Pastor Sejati atau Gembala yang
Baik”.2 Istilah pastor dalam konotasi praktisnya berarti merawat atau memelihara. Sikap pastoral
harus mewarnai semua sendi pelayanan setiap orang sebagai orang-orang yang sudah dirawat
dan diasuh oleh Allah secara sungguh-sungguh. Penggembalaan adalah istilah struktural untuk
mempersiapkan rohaniawan untuk tugas pastoral atau tugas penggembalaan. Ada beberapa tipe
penggembalaan di masyarakat Kristen Indonesia, yakni:
Penggembalaan sebagai bentuk pembinaan, yaitu tugas membentuk watak seseorang dan
mendidik mereka menjadi murid Kristus yang baik.
1
J.B. Banawiratma, Spiritualitas Tranformatif, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hal. 57-58.
2
Aart Van Beek, Konseling Pastoral, (Semarang: Satya Wacana, 1987), hal. 10-12.
1
Jery Martin Ginting (0220180484)
Filsafat Pastoral
Penggembalaan sebagai pemberitaan firman Allah melalui pertemuan antar pribadi,
kelompok kecil, walaupun juga dilakukan dalam khotbah dan liturgi.
Penggembalaan sebagai pelayanan yang berhubungan dengan sakramen.
Penggembalaan sebagai pelayanan penyembuhan, yaitu pelayanan rohani yang
mengakibatkan penyembuhan fisik, dan lain-lain.
Penggembalaan adalah pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan sosial dan pelayanan.
Penggembalaan sebagai pelayanan dimana manusia yang terlibat dalam interaksi
menantikan dan menerima kehadiran dan partisipasi Tuhan Allah.
Penggembalaan sebagai sebagai konseling pastoral yang menggunakan teknik-teknik khusus
(ilmu-ilmu humaniora) khususnya psikologi.
Melalui analisa atas definisi spiritualitas dan penggembalaan beserta jenis-jenisnya, saya
membuat kesimpulan awal bahwa spiritualitas pendeta merupakan faktor penentu keberhasilan
pelayanan pastoral dikarenakan spiritualitas itu berasal dari Allah yang dianugerahkan melalui
Roh-Nya yang memampukan manusia (termasuk pendeta) untuk berkomunikasi dan merasakan
kedekatan dengan-Nya. Jika spiritualitas berkenaan dengan pekerjaan dan fungsi pelayanan:
pastoral, maka dapat diartikan sebagai daya kekuatan dari Roh Allah untuk melakukan
kehendak-Nya di tengah-tengah kehidupan manusia. Gereja, jemaat sebagai sarana Allah dalam
menghadirkan syalom, damai sejahtera-Nya di bumi ini menjadi dasar bagi pendeta dalam
mengimplementasikan tugas dan tanggungjawab panggilannya sebagai pelayan-Nya.