Anda di halaman 1dari 7

Makna Religius

Sikap-Sikap Tubuh
dalam Agama-Agama

A.Agama KRISTEN
Cek link berikut:
https://tuhanyesus.org/tata-cara-ibadah-gereja-pentakosta
https://selisip.com/2018/09/posisi-tubuh-dalam-ibadah/

B. Agama KATOLIK
Sumber: PUMR Art 42-43
“Tata Gerak dalam Perayaan Liturgis”
42. Tata gerak dan sikap tubuh imam, diakon, para pelayan, dan jemaat
haruslah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga: (1) seluruh perayaan
memancarkan keindahan dan sekaligus kesederhanaan yang anggun; (2)
makna aneka bagian perayaan dipahami secara tepat dan penuh; dan (3)
partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan. Oleh karena itu, ketentuan hukum
liturgi dan tradisi Ritus Romawi serta kesejahteraan rohani umat Allah
harus lebih diutamakan daripada selera pribadi dan pilihan yang
serampangan.
Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang
berhimpun untuk merayakan Liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama
mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula.

43. Umat hendaknya berdiri:


a. dari awal nyanyian pembuka, atau selama perarakan masuk menuju
altar sampai dengan doa pembuka selesai;
b. pada waktu melagukan bait pengantar Injil (dengan atau tanpa alleluya);
c. pada waktu Injil dimaklumkan;
d. selama syahadat;
e. selama doa umat;
f. dari ajakan “Berdoalah, Saudara-Saudari...” sebelum doa persiapan
persembahan sampai akhir perayaan Ekaristi, kecuali pada saat-saat yang
disebut di bawah ini.

Umat hendaknya duduk:


a. selama bacaan-bacaan sebelum Injil dan selama mazmur tanggapan;
b. selama homili;
c. selama persiapan persembahan;
d. selama saat hening sesudah komuni.

Umat berlutut pada saat konsekrasi, kecuali kalau ada masalah kesehatan atau
tempat ibadat tidak mengizinkan, entah karena banyaknya umat yang hadir,
entah karena sebab-sebab lain. Mereka yang tidak berlutut pada saat
konsekrasi hendaknya membungkuk khidmat pada saat imam berlutut sesudah
konsekrasi.

C. Agama BUDDHA

Sumber: Ditthisampano, Budi Utomo et al. 2015. Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . (hlm 52 dst.)

“Meditasi”

1) Pengertian Meditasi
Meditasi (bhavana) berarti pengembangan dan pembersihan batin. Istilah lain meditasi
berarti pemusatan pikiran pada suatu objek. Meditasi yang benar (samma samadhi) adalah
pemusatan pikiran pada objek yang dapat menghilangkan kekotoran batin saat pikiran
bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik.

2) Macam Meditasi
Meditasi terdiri atas dua macam pengembangan batin yaitu: pengembangan ketenangan
batin (samatha bhavana) dan pengembangan pandangan terang (vipassana bhavana).
Samatha Bhavana merupakan pengembangan batin dengan konsentrasi yang kuat pada
objek. Tujuan Samatha bhavana untuk memperoleh ketenangan batin. Sedangkan Vipassana
Bhavana berarti menyadari, mengamati setiap timbul serta lenyapnya jasmani dan batin
secara berkesinambungan. Makna secara mendalam Vipassana melihat ke dalam diri secara
jernih atau terang, melihat setiap unsur sebagai sesuatu yang berbeda dan terpisah, serta
menembus sehingga memahami realitas.

3) Praktik Meditasi
Dalam bermeditasi, ada beberap sikap yang mesti jadi perhatian: duduk, berdiri, berjalan, dan
berbaring (perhatikan gambar).
D. Agama ISLAM

“Rakaat dalam Sholat”


Cek link ini:
https://www.brilio.net/serius/makna-gerakan-sholat-dan-manfaatnya-dalam-islam-200821n.html

E. Agama HINDU
Sumber: Paramarta, I Wayan et al. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (hlm. 2)

“Yoga”
Secara etimologi, kata yoga berasal dari yud, yang artinya menggabungkan atau
hubungan, yakni hubungan yang harmonis dengan objek yoga. Dalam patanjali
Yogasutra, yang dikutip oleh Tim Fia (2006:6), menguraikan bahwa; “yogas citta
vrtti nirodhah”, artinya, mengendalikan gerak-gerik pikiran, atau cara untuk
mengendalikan tingkah pola pikiran yang cenderung liar, bias, dan lekat
terpesona oleh aneka ragam objek (yang dikhayalkan) memberi nikmat. Objek
keinginan yang dipikirkan memberi rasa nikmat itu lebih sering kita pandang
ada di luar diri. Maka kita selalu mencari. Bagi sang yogi inilah pangkal
kemalangan manusia.

Asana
Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak
mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada
siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relaks, asalkan dapat menguatkan
konsentrasi dan pikiran, dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat
sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat
berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistem syaraf sehingga terhindar
dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relaks antara lain silasana
(bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (bersimpuh, menduduki tumit) bagi wanita,
dengan punggung yang lurus dan tangan berada di atas kedua paha, telapak
tangan menghadap ke atas.

F. Agama KONGHUCU
Cek link berikut:
https://haloedukasi.com/tata-cara-berdoa-agama-konghucu

Anda mungkin juga menyukai