Anda di halaman 1dari 5

CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS

Rekoleksi Meditasi Kristiani

Pada keesokkan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia
melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak Domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang
dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat,
bahwa mereka mengikuti Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka
kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: Marilah
dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka
tinggal bersama-sama dengan Dia; Waktu itu kira-kira pukul empat (Yoh 1:35-39).

PENGANTAR

Apa yang kita cari dalam Meditasi Kristiani? Pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan dari
Yesus pada para murid yang mengikuti-Nya yaitu: “Apa yang kau cari?” Bukannya menjawab,
para murid kemudian balik bertanya di mana Yesus tinggal, Yesus tidak menjawab secara
langsung, tetapi mengajak mereka melihat dan merasakan sendiri di mana dan bagaimana
tinggal bersama-Nya. Dalam meditasi Kristiani, kita diajak untuk mengalami pengalaman
tinggal dan hadir bersama Yesus di Bait Suci kediaman-Nya, yaitu tubuh kita. Tidak perlu
persis seperti para murid yaitu seharian (pk. 4 pm), cukup 20-30’, dua kali sehari. Bagaimana
bila dalam bermeditasi kita tidak merasakan kehadiran Tuhan? Dalam hal ini soal rasa tidak
penting, yang terpenting adalah kita selalu hadir di hadapan Tuhan, dengan demikian kita
dapat menjadi ciptaan baru karena selalu dekat dan ada bersama Dia.

PENDIRI MEDITASI KRISTIANI

Fr. John Main, OSB (1926-1982) adalah seorang dengan kehidupannya yang cukup singkat
namun berjasa dalam menemukan kembali meditasi dalam tradisi Kristiani. Ia adalah Pendiri
Meditasi Kristiani1. Ia mengenalkan cara doa kontemplatif yang praktis mudah dipraktekkan.
Tidak penting berapa lama masa hidup seseorang, jauh lebih penting bila dalam hidupnya
dipenuhi makna yang berarti, dimana bila dia menjadi tiada, orang akan merasa sangat
kehilangan dirinya. Tawaran kehidupan modern serta gaya konsumerisme membuat hidup
jaman sekarang menjadi hiruk pikuk serta banyak waktu menjadi terbuang untuk memilih dan
memikirkan hal-hal yg konsumeristis, hal yang membuat kehidupan kontemplatif tidak
mendapat tempat. Melalui Meditasi Kristiani diharapkan sedikitnya ada keseimbangan antara
dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sisi aktif dan kontemplatif: Maka kamu akan menimba
air dengan kegirangan dari Mata Air Keselamatan (bdk. Yes 12:30).

ARTI MEDITASI

Secara etimologis, kata meditasi berasal dari bahasa Latin (meditare: stare in medio yang berarti
berdiri / tinggal di tengah / pusat. Artinya, dalam meditasi pikiran tidak melompat ke masa
yang telah lampau ataupun ke masa yang akan datang, tetapi berada di saat ini tanpa berpikir
yang diartikan sebagai melamun. Demikianlah meditasi membawa pada Wholeness (utuh)

1
web-site : wccm. Org
menuju holiness (utuh tak terpecah pada masa lampau dan masa mendatang). Kata Yesus saat
menyembuhkan : ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Iman yang berada di
pusat/dalam diri (bdk. medicine berarti dari pusat/dalam) membawa kesembuhan, sehingga
meditasi dapat pula disangkutkan dengan penyembuhan dari dalam yang membawa pada
wholeness. Lalu, apakah meditasi Kristiani? Meditasi Kristiani adalah doa hening yang
mengarah pada kontemplasi, artinya persatuan dengan Kristus sampai pada Bapa. Kalau
kita berdoa, kita bersatu dengan Roh Kristus, kita dekat dengan Allah serta dekat dengan sifat-
sifat Allah dan dekat dengan ciptaanNya (sesama dan lingkungan hidup).

Sumur, pada kisah wanita samaria adalah lambang kedalaman hati.....

Lubuk hati kita seharusnya adalah hole – utuh, lingkaran penuh seperti dasar sumur, dimana kita
dapat berada berdua dengan Yesus, bukan dengan yang lainnya. Lalu dimana tempat istri,
suami, anak dll ? Bersatu dengan Yesus akan membuat pula persatuan dengan yang lain, itulah
sebabnya meditasi menciptakan komunitas, bersatu dengan Roh Kristus berarti bersatu dengan
Roh yang mempersatukan. Meditasi Kristiani selain bersifat personal juga sekaligus bersifat
komunal.

Dalam prosesnya Meditasi Kristiani bersifat kodrati dan adikodrati, yaitu pada awalnya perlu
usaha yang dilakukan manusia dalam menciptakan keheningan, tapi walau pada akhirnya
keheningan itu merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah.

Meditasi Kristiani pada puncaknya akan membuat transformasi berupa pengudusan, artinya
lekat bersatu dengan Allah yang kudus, mentransformasikan kita menjadi kudus pula. Inilah
yang menjadi panggilan hidup setiap orang Kristen, hidup kudus seperti Allah yang kudus.

Yang dihindari dari meditasi....

1. Jangan punya image bahwa orang yang bermeditasi itu orang suci, tinggal di biara dsb.
(Keheningan dari meditasi dapat di mana saja, juga di pasar yg ramai sekalipun)
2. Jangan punya keinginan sekecil apapun : keinginan akan menjadi bunga2 yang menutupi
permukaan air sumur sehingga kita tidak bisa melihat Yesus di dalamnya, keinginan adalah
selalu tentang hal yg indah atau menyenangkan sehingga di umpamakan dengan bunga.
3. Jangan menilai meditasi saya berhasil atau gagal (hal ini karena meditasi adalah mengenai
pelepasan bukan penerimaan)
4. Jangan memaksakan diri atau berupaya secara berlebihan. Jalankan upaya anda dengan
rileks dan mantap. (kita tidak bisa meraup keheningan dengan segala keterbatasan kita, kita
hanya dapat memberikan waktu kita untuknya, selanjutnya adalah anugrah dan belas kasihan
Allah)
5. Jangan terburu-buru. Sesuatu yang bermanfaat, pasti memerlukan waktu untuk
berkembang. Bersikaplah lembut terhadap diri anda sendiri.
6. Jangan melekat kepada apapun dan jangan menolak apapun: nyaman ataupun tidak
nyaman tetap berlatih meditasi selama 20-30’, hal ini akan melatih ketidakmelekatan.

Bila kehidupan doa diumpamakan sebagai sebuah roda, maka Meditasi Kristiani adalah salah
satu jari2 roda yang membawa pada pusat penggerak roda, yakni Kristus itu sendiri. Bila
Jalannya kehidupan diumpamakan digerakan oleh sebuah roda, maka seorang berada / bersatu
bersama Yesus di pusat penggerak roda, maka ia akan bergerak menggunakan pikiran Yesus
sendiri. Kebesaran hati akan terbentuk bila ada latihan yang membuat pikiran sejenak
beristirahat

Interaksi pancaran gelombang otak dengan irama mantera....

1. Mulai bermeditasi: pikiran sangat sibuk karena tidak ada objek, gelombang otak
pendek-pendek/rapat (gelombang beta : indikasi pikiran aktif bekerja, gelisah, emosi)
lalu mulai ada pengaruh datang dari irama teratur pembacaan mantra.
2. Tengah bermeditasi : pengaruh gelombang irama mantra, mempengaruhi gelombang
otak sehingga semakin tenang (gelombang alpha).
3. Masuk dalam keheningan: irama mantra menjadi gelombang kosmik berupa garis
lurus, begitu pula gelombang otakpun menjadi sangat tenang membentuk garis lurus
yang terhubung secara kosmik.

Itulah sebabnya dapat dimengerti mengapa orang akan lebih mudah masuk dalam keheningan
bila bermeditasi bersama, serta ada rasa keterhubungan antar meditator walaupun tidak pernah
bercakap sekalipun, bahkan mungkin tidak mengetahui nama. Adapun tingkat-tingkat
kesadaran pada manusia adalah :
1. The senses (indra perasa)
2. Intelelect (pikiran)
3. Creativity (kreativitas)
4. Intuttion (kepekaan perasaan/ suara hati)
5. Spirituality (spiritual)

Melalui meditasi kesadaran tingkat-tingkat yaitu pikiran (intellectual) diistirahatkan selama 20-
30 menit, karenanya dengan itu dapat terjadi peningkatan kesadaran pada tingkat kreatifitas,
intuisi (bisikan suara hati), spiritual (digerakkan dengan cara Allah memandang).

SIAPA SAJA YANG MELAKUKAN MEDITASI ?

Meditasi pada kalangan anak-anak lebih mudah diajarkan, karena anak-anak mudah
berhubungan dengan perasaan-perasaan pada tubuh. Orang-orang yang sudah terlatih meditasi
sejak kecil tidak mudah jatuh pada sikap hidup yang tidak baik. Hal demikian telah diterapkan
pada suatu sekolah dimana anak-anaknya datang dari keluarga yang tidak utuh atau tidak
lengkap akibat gaya hidup bersama orang dewasa yang mudah berpisah / berganti pasangan
bila tidak ada kecocokan. Metoda yang digunakan adalah meditasi terbimbing (guided
meditation). Mulanya anak-anak diajak menggerakkan badan kemudian bermeditasi, terlihat
bahwa anak-anak ini menjadi lebih tenang dan gembira.

MANUSIA DAN KEUTUHANNYA

Dalam diri manusia, memiliki tiga hal yang tidak dapat terpisahkan satu denga yang lainnya,

1. Body (tubuh) : merupakan alat untuk hadir, menyatakan keberadaannya. (TO LIVE 
yaitu :

2. Mind (pikiran) : alat untuk belajar agar dapat semakin dapat mengembangkan diri  for
survival)

learning and study (TO LEARN  growth and development)


3. Heart (perasaan) : alat untuk mencinta  sangat dipengaruhi dan tergantung oleh mind.
(TO LOVE  relationships)

Ketiga hal tersebut disinergikan pada dua hal, yakni Spirit dan Legacy. Spirit adalah alat untuk

LEGACY  meaning & contribution). Legacy itu adalah peninggalan / warisan akan kesan-
berhubungan dengan Allah yang Roh guna mendapat nilai-nilai kebenaran. (TO LEAVE A

kesan pada nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keindahan. Contoh dalam pekerjaan untuk manusia
yang utuh, ia akan mencari kepenuhan di dalam :
 Body: pay me fairly (bayaran yg sesuai dengan kontribusinya)
 Mind: use me creatively (penempatan posisi sesuai dengan bidang yang dikuasai)
 Heart : tread me kindly ( perlakuan yang baik, manusiawi)
 Spirit: in serving human needs in principled ways (pekerjaan yang membangun keberadaan
umat manusia, bukan yang menghancurkannya)

EMPAT MACAM KECERDASAN

Kecerdasan memiliki berbagai macam sisi dimana di masing-masing sisi tersebut memiliki

1. PHYSICAL  (body) kecerdasan tubuh : ciri : tubuh yang sehat dan berimbang 
fungsinya masing-masing. Sisi tersebut dibagi atas 4 macam, yaitu :

2. MENTAL  (mind) Kecerdasan otak / pikiran (IQ) : ciri : memilih, mengadili,


DISCIPLINE, pengaturan makan, istirahat, olah raga yang teratur.

membandingkan, memilah-milah, menang-kalah  otak kiri  VISION,

3. SOCIAL / EMOTIONAL  (heart) Kecerdasan emosi (EQ): ciri: tidak memilih, iklas,
pengembangan cara berfikir dalam melihat masalah.

merasa aman / tenang dalam situasi apapun, tidak mudah panik, dapat menguasai

mengemukakan pendapat).  otak kanan  PASSION pengaturan hasrat


perasaan, bijaksana, asertif (menerima serangan orang lain dengan tenang dan berani

4. KECERDASAN SPIRITUAL (SQ): pasrah total, damai di batin, persahabatan, cinta,

kekaguman dan rasa syukur, berbela rasa.  otak kanan  CONSCIENCE kesadaran.
merasa terhubung dengan Tuhan, sesama ciptaan, segala sesuatu menjadi sumber

KEBERADAAN MANUSIA :

Manusia hidup di dunia ini tidak hanya sekadar untuk hidup saja. Manusia di dalam hidupnya
mempunyai keberadaan untuk mencapai sebuah tujuan. Keberadaan tersebut ada 4, yakni :
 TO BE : dilihat sebagai ada sebagaimana adanya (lihat anak-anak yang menggunakan
namanya untuk mengatakan keberadaannya, tidak mengganti dengan ‘saya’ seperti
ketika keberadaan ego sudah mulai muncul).
 TO DO : dilihat seperti sebagai apa yang diperbuatnya
 TO HAVE : dilihat sebagai apa yang dimilikinya
 TO GET OR TO REACH : dilihat sebagai apa yang telah dicapai atau diraih

Meditasi membuat kita melihat segala sesuatu sebagai TO BE, hadir pada saat ini dalam
keadaan sadar, segala sesuatu dilihat ada sebagai mana adanya yang merupakan blessing /
berkat dari Allah (Pikiran dikendalikan oleh pikiran Allah = Kasih = positif). Sehingga meditasi
merupakan suatu pelepasan (dalam hal ini adalah ego, segala sesuatu yang berhubungan dengan
saya) dan bukan merupakan suatu pencapaian (hal yang ingin diraih).
Kisah berikut , menggambarkan seorang yang tindak tanduk dan cara berpikirnya digerakkan
oleh pikiran Allah yang positif :
Suatu hari seorang bapak yang rajin bermeditasi menerima paket hadiah dari tetangganya,
langsung putranya membuka hadiah tsb, ternyata isinya ... maaf.. kotoran kuda!! Betapa
marahnya putra itu, tapi bapaknya bereksi lain, ia sangat senang dengan hadiah itu karena ia
mendapat pupuk gratis, segera digunakannya untuk menyuburkan bunga-bunga mawar di
kebunnya, dimana kelak tetangga itupun dikirimi hadiah bunga mawar sebagai tanda
terimakasih.

Sering meditasi terganggu karena tidak ada keheningan, biang keladi hal tersebut sebenarnya
adalah pikiran yang sibuk bekerja melayani kepentingan ego, jika pikiran diistirahatkan maka
ego disingkirkan maka jati diri akan muncul dengan kendali dari Roh Kudus. Pikiran adalah
seperti pisau bermata dua, disatu sisi diperlukan untuk survive dilain sisi dapat menghalangi
kedamaian. Kedamaian hanya dapat dicapai melalui pengenalan akan Tuhan yang didapat
melalui persatuan denganNya dalam keheningan, sehingga perlu untuk mengistirahatkan
pikiran untuk menjadi dekat dengannya sebagai TO BE

Ada sebuah personifikasi mengenai pikiran, yaitu sebagai pelayan yang amat rajin dan tidak
bisa berhenti bekerja. Setiap kali selesai melakukan tugasnya, pelayan langsung menemui
majikannya untuk meminta pekerjaan baru, begitu gesit dan cekatannya dia sehingga ketika
majikan perlu beristirahat pelayan ini yang sebenarnya sangat membantu malah menjadi
gangguan karena sebentar-sebentar kembali meminta pekerjaan tanpa mengenal waktu.
Akhirnya majikan mendapat akal, si pelayan dimintanya untuk naik turun pohon kelapa selama
20-30 menit sementara ia akan beristirahat. Naik turun pohon kelapa merupakan simbol dari
membaca mantra di dalam hati selama bermeditasi, untuk menenangkan pikiran agar tidak
bulak balik datang mengganggu keheningan.

Pikiran selalu berhubungan dengan ego, sekalipun memikirkan orang lain, tetap saja karena
orang tersebut ada hubungannya dengan AKU, sehingga aku tidak lagi sebagai TO BE tapi
menjadi AKU, yaitu aku yang terbalut ego, padahal bersatu erat dengan Allah dalam
keheningan hanya bisa dilakukan oleh aku sebagai TO BE, sehingga pikiran sebagai sumber
ego perlu diistirahatkan agar pada akhirnya ego dapat dimatikan digantikan oleh pikiran Allah
sendiri.

Bacaan tentang Lazarus yang dibangkitkan, memperlihatkan cara 3 orang bersaudara itu
berelasi dengan Yesus yang juga merupakan cara kita dalam berelasi denganNya. Martha
penuh dengan kesibukkan, ia pergi menghampiri dan menyapa Yesus lengkap dengan keluhan,
harapan serta imannya, kemudian sibuk pula memanggilan dan memberitahukan Maria akan
kedatangan Tuhan, tapi Maria tetap diam di rumah, tidak pergi kemana-mana untuk meratap
seperti dikira banyak orang, Dia hanya diam menunggu saatnya Tuhan datang, barulah saat
Tuhan tiba, ia pergi menemuiNya dan meratap dikakiNya. Lazarus mengalami kematian fisik
sebagai symbol kematian ego bagi kita, lewat kematian itu ia dibangkitkankan dan dilepaskan
dari segala ikatan-ikatan, Lazarus hidup kembali menjadi manusia baru. Melewati kematiannya,
belengu dosa dilepaskan Kemuliaan Allah diperlihatkan.

Lusius Sinurat, S.S., M.Hum.

Anda mungkin juga menyukai