Anda di halaman 1dari 12

Pertama-tama perlu kita ketahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang disebut sebagai New Age

Movement (NAM), baru setelah itu kita bahas mengenai yoga dan reiki. Menurut Paus Yohanes
Paulus II dalam bukunya “Crossing the Treshold of Hope“, NAM sebetulnya memiliki
kemiripan dengan heresi/ ajaran sesat di abad pertama yaitu Gnosticism. Gnosticism kuno
sebenarnya telah ada sebelum Kristus. Gnosticism tidak secara khusus mempunyai hirarki dan
lembaga yang jelas, tetapi ia ‘menyusup’ pada agama-agama yang sudah ada, menggunakan
struktur agama tersebut sambil mengaburkan apa yang menjadi kepercayaan agama tersebut dan
ajaran aliran Gnosticism sendiri. Hal serupa terjadi pada NAM. Ciri-ciri Gnosticsm yang
mencoba merasuki iman Kristiani:

1. Percaya pada Allah yang sama sekali tak dapat diketahui oleh orang biasa, kecuali
dengan pengetahuan rahasia (‘gnosis‘). Allah ini memancarkan allah yunior (aeons) yang
menjembatani antara dunia material dan Allah. Salah satu dari allah yunior ini disebut
Demiurge (allah pencipta). Demiurge ini menciptakan dunia material.
2. Demiurge ini menciptakan dunia material yang jahat. Jadi kejahatan bukan akibat dosa
asal, tapi karena pengaruh dunia material.
3. Menurut para gnostics, Yesus adalah salah satu dari allah yunior ini. Karena para gnostics
itu membenci tubuh/ dunia material, maka mereka menolak Inkarnasi (Allah menjelma
menjadi manusia/ mengambil bentuk tubuh manusia) dan kehadiran Kristus yang nyata
dalam Ekaristi. Menurut mereka, Yesus datang untuk membebaskan manusia dari
pengaruh Demiurge.
4. Karena membenci tubuh yang berupa materi, maka pengajaran yang mereka tawarkan
adalah ‘pembebasan’ dari tubuh, melalui praktek Gnosticism.
5. Bagi mereka, pengajaran Yesus hanya diberikan kepada sebagian pengikut-Nya, dan
keselamatan diperoleh bukan dengan rahmat Tuhan, melainkan dengan mempelajari
‘pengetahuan rahasia’ tersebut.

Pada jaman para rasul, sudah ada pengaruh Gnosticism yang ingin ‘mengaburkan’ kebenaran
Injil. Maka pada surat kepada jemaat di Kolose Rasul Paulus memperingati mereka untuk tidak
mengikuti ‘roh-roh dunia’/ cosmic powers (Kol 2:8), dan Rasul Yohanes juga memperingatkan
jemaat terhadap ajaran sesat yang tidak mengakui bahwa Kristus adalah Allah yang menjelma
menjadi manusia (1Yoh 4:2).

Sekarang ini prinsip Gnosticism terdapat dalam NAM, yang sesungguhnya berakar dari agama-
agama Timur, terutama Hindu Pantheism dan Buddha. Kepercayaan NAM adalah bahwa segala
sesuatu adalah Satu (Brahman) dan Satu adalah Tuhan. Dunia yang kita ketahui sekarang adalah
ilusi. Jadi tujuan hidup bagi penganut NAM adalah untuk menemukan kesatuan dan keilahian di
dalam segala sesuatu. Maka tujuan dari latihan rohani NAM adalah untuk menemukan keilahian
dalam setiap orang, bahwa setiap kita adalah Tuhan! Maka setiap kita akan kehilangan jati diri
sebagai individu, dan terserap di dalam kesatuan yang disebut Nirwana. Kesatuan tersebut bukan
pribadi, namun suatu Energi universal. Jadi Allah di sini digambarkan sebagai Energi.

Bagaimana mengatur/ mengarahkan ‘energi’ inilah yang diajarkan oleh reiki, dan juga
sesungguhnya oleh yoga, dengan aneka gerakan. Pada tahap awal, mempelajari gerakan-gerakan
ini sepertinya tidak berbahaya, namun pada tahap lanjut mengarah kepada suatu meditasi
pengosongan diri dan mantra-mantra tertentu. Praktek seperti demikian tidak sesuai dengan
ajaran Kristiani, dan karenanya sesungguhnya tidak boleh diikuti oleh umat Katolik.
Sesungguhnya mengikuti gerakan yoga sebatas olah raga tidak menjadi masalah, asalkan jangan
sampai mendalami ke tahap yang lebih dalam. Namun jika dapat dihindari, tentunya hal itu lebih
baik; sebab sesungguhnya dapat saja dipilih bentuk olah raga yang lain yang tidak mengarah
kepada NAM. Karena semakin yoga/ reiki dituruti, semakin ada tingkatan tertentu yang jika
diikuti terus tidak sesuai dengan iman Katolik, sebab:

1. Kita percaya bahwa Allah bukan merupakan “Energi”, tetapi merupakan “Pribadi” dalam
hal ini Pribadi Trinitas Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Jangan lupa bahwa
bagaimanapun dashyatnya energi, tetaplah kapasitasnya berada di bawah mahluk
spiritual. Jadi adalah semacam kontradiksi, jika manusia diciptakan oleh “energi”, yang
tidak dapat berpikir, tak dapat merasa, apalagi mengasihi. Bagi kita, tidak mungkin
manusia yang merupakan mahluk spiritual diciptakan oleh “Energi”, berdasarkan prinsip
akal sehat, bahwa tidak mungkin sesuatu yang lebih rendah menciptakan yang lebih
tinggi, atau seseorang tak mungkin memberikan sesuatu yang tidak lebih dahulu
dipunyainya. (Lihat artikel: Bagaimana membuktikan bahwa Tuhan itu ada)
2. NAM percaya akan adanya kesatuan yang abstrak, yang mengarah pada tidak adanya
individu lagi, tidak ada lagi perbedaan antara yang jahat dan baik, semua dipandang
sebagai ilusi. Hitler akan dipandang sama saja dengan Bunda Teresa. Tentu saja hal ini
bertentangan dengan akal sehat; dan sama saja dengan menolak akal sehat.
3. Iman Kristiani tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh (dunia material) itu jahat (evil),
bahkan dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus (lihat 1 Kor 6:19; 3:16). Maka
ajaran NAM agar kita membebaskan diri dari tubuh adalah sesuatu yang tidak sesuai
dengan iman Kristen.
4. Iman Kristiani malah mengajarkan kebangkitan badan pada akhir jaman nanti, di mana
tubuh akan bersatu kembali dengan jiwa. Jadi ajaran NAM berupa ‘pembebasan’ manusia
dari tubuh sebagai prinsip keselamatan juga tidak sesuai dengan ajaran iman Kristen.
5. Dengan mengikuti latihan-latihan NAM, seperti yoga dan reiki, apalagi jika mencapai
tingkatan tertentu, maka pusat dan fokus latihan rohani adalah diri sendiri, dan bukannya
Allah. Jika pada awalnya mungkin seolah-olah diperbolehkan untuk merenungkan Allah,
namun pada tahap tertentu tidak demikian lagi halnya.
6. Tanpa disadari, mereka yang mengikuti latihan-latihan tersebut akan lebih mengandalkan
latihan pengaturan ‘energi’ tersebut daripada bersandar pada doa dan menimba kekuatan
dari Tuhan sendiri.

Saya menganjurkan, jika ada orang Katolik yang tertarik melakukan meditasi, silakan
mempelajari meditasi yang diajarkan oleh Para Orang Kudus yang sesuai dengan tradisi iman
Katolik, seperti meditasi ala St. Theresia dari Avila, St. Franciskus de Sales, atau St. Ignatius
dari Loyola, dan St. Yohanes Salib. Fokus meditasi tersebut adalah Allah dan bukan
“mengosongkan diri”. Meditasi yang dianjurkan Gereja adalah meditasi dengan merenungkan
Sabda Allah, yang disebut “Lectio divina”, atau sering juga dikenal dengan sebutan ‘berdoa
dengan Sabda Tuhan’. Meditasi ini jelas berbeda dengan meditasi ala NAM.

Pihak Vatikan pernah mengeluarkan dokumen mengenai tanggaan Gereja terhadap New Age
Movement, yang pada dasarnya menolak paham NAM tersebut, dan aneka bentuk penggabungan
antara NAM dan iman Kristiani. Silakan membaca dokumen-nya di sini: Pontifical Council for
Culture, Pontifical Council for Inter-religious Dialogue, Jesus Christ the Bearer of the Water of
Life: A Christian reflection on the “New Age”(silakan klik) dan Presentations of Holy See’s
document on “New Age”. (silakan klik)

Yoga diketahui dapat memberikan efek rasa nyaman dan ketenangan. Banyak kebudayaan yang
menerima yoga, bahkan dalam lingkungan Kristen. Namun, bolehkah orang Kristen melakukan
yoga, mengingat adanya dasar-dasar Hindu di dalam praktek tersebut?

Untuk mendalami masalah yoga dan hubungannya dengan kekristenan, Laura Bagby dari
CBN.com mewawancarai Laurette Willis. Laurette telah terlibat dalam yoga dan gerakan Zaman
Baru (New Age) selama 22 tahun, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk melepaskan ajaran
tersebut dan mengikut Yesus Kristus. Laurette kini menjadi pelatih kebugaran tubuh yang
mengembangkan PraiseMoves, yang ia sebut sebagai “pengganti yoga bagi orang Kristen”.
Dalam latihan rutinnya, Laurette selalu menyertakan ayat-ayat Alkitab.

Mengapa kita harus waspada terhadap yoga

Banyak orang (terutama kaum Barat) yang memuji yoga karena dianggap memberikan kesehatan
dan ketenangan batin, namun mereka tidak paham asal-usul praktek ini.

Menurut Laurette, ada bahaya mengintai di balik yoga. “Yoga mengandung postur-postur atau
posisi tubuh yang dirancang untuk ditujukan bagi 330 juta dewa-dewi Hindu. Demikian juga
postur tubuh dalam yoga—semua posisi itu berfungsi sebagai penyembahan kepada dewa-dewi.
Jika Anda melakukan postur-postur tertentu, teknik bernafas, dan meditasi, maka Anda akan
diterima oleh dewa/dewi. Ini benar-benar berbahaya,” kata Laurette.

Ada salah satu pelatih PraiseMoves yang pernah berkunjung ke India selama 3 bulan. Selama
berjalan-jalan di sana, dia seringkali menyaksikan orang-orang melakukan yoga di pinggir jalan
sambil berhadapan dengan patung dewa-dewi.

“ [kitab]0Roma12:1-2[/kitab] mengatakan, kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai


persembahan yang hidup kepada Allah,” imbuh Laurette. “Namun dalam yoga kita melakukan
postur tertentu untuk mempersembahkan diri kepada 330 juta dewa-dewi, dan ini mengerikan.
Jadi, seharusnya kita menghindar dari penyembahan terhadap berhala
([kitab]kisah15:29[/kitab]).”
Dalam yoga, terdapat sebuah tindakan bernama pernafasan pranayama. Kata ‘prana’ berasal dari
kata Hindu yang berarti ‘kekuatan kehidupan’—konsep yang sama untuk kata ‘chi’ dalam
beberapa seni bela diri. Pernafasan yoga digunakan untuk memanipulasi energi kehidupan
tersebut, dan menurut Laurette ini mengandung resiko.

“Ini membahayakan. Jika kita yang telah dibasuh oleh darah Yesus melakukan hal tersebut,
maka kita tidak menjadi tandingan bagi musuh di daerah tersebut. Maksudku adalah, seperti apa
yang Paulus katakan dalam [kitab]efesu2:2[/kitab], bahwa Setan adalah penguasa kerajaan
angkasa. Pernafasan di dalam yoga tidak berkaitan dengan oksigen.”

Hal ketiga yang harus diwaspadai dalam yoga adalah konsep ‘mengosongkan pikiran’ yang
bertentangan dengan pengajaran kekristenan. Laurette menjelaskan, “Kita ditransformasi melalui
pembaharuan pikiran, bukan pengosongan.”

Saat pikiran dikosongkan, pelaku yoga akan mengalami perjalanan astral (astral travel), dimana
mereka akan benar-benar meninggalkan tubuh jasmani mereka. “Saya dulu bertanya-tanya, saat
saya meninggalkan tubuh saya, siapa atau apa yang akan tinggal di dalamnya?” ungkap Laurette.
Orang Kristen seharusnya ingat bahwa ada Roh Kudus yang berdiam di dalamnya.

Yoga membuka pintu bagi "yang lain"

Sebelum mengenal Yesus, Laurette dan keluarganya tidak pernah mendengar pesan tentang
keselamatan. “Kami tidak mengetahui tentang hidup Kristen yang berkemenangan,” ujarnya.
“Kami tidak berhati-hati akan penipuan yang terkandung dalam yoga dan hubungannya dengan
Hinduisme. Yoga tampak begitu spiritual waktu itu, sehingga dia bisa memenuhi kehampaan
dalam jiwa kami.”

“Aku telah menemukan bahwa setiap bagian kehidupan kita yang tidak diberikan kepada
kekuasaan Yesus Kristus, akan menjadi pintu terbuka bagi musuh… Kalau aku mengingatnya
lagi, praktek yoga telah menjadi pintu terbuka untuk kami masuk ke dalam New Age. Kami
mulai mempraktekkan Edgar Cayce, papan Ouija, kristal, dsb,” lanjut Laurette.

Kontroversi 'Yoga Kristen'

Bisakah yoga dan asal-asal religiusnya dipisahkan? Sejumlah pemerhati masalah yoga ketimuran
telah mencari jawabannya melalui hatha yoga, karena hatha yoga dianggap latihan fisik yang
fleksibel tanpa berhubungan dengan spiritual. Namun Laurette menegaskan bahwa yoga dan
Hinduisme tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Di samping itu, tidak ada yang namanya yoga
Kristen.

"Yoga Kristen adalah sebuah oksimoron--sesuatu yang saling bertentangan satu sama lain," kata
Laurette. "Sama saja seperti mengatakan penganut Buddha Kristen atau Hindu Kristen. Apa yang
sebagian orang sedang lakukan adalah berusaha menjadikan yoga sebagai kekristenan. Bahkan
orang Hindu sendiri mengatakan bahwa itu tidak bisa dilakukan," lanjutnya.

Laurette meninggalkan yoga dan New Age saat ia bertemu Kristus pada bulan April 1987. Ia
juga melepaskan diri dari keterikatan alkohol yang digelutinya sejak berusia 13 tahun. "Apa yang
saya cari selama ini melalui New Age, metafisika, dan okultisme, saya temukan di Alkitab--yaitu
hikmat Allah. Saya tidak pernah tahu ada begitu banyak hal di Alkitab," kata Laurette.

Dengan pemahaman mengenai yoga seperti ini, orang Kristen seharusnya memikirkan ulang
sebelum melakukan yoga. Namun, jika Anda sebagai orang Kristen merasa baik-baik saja untuk
melakukan yoga karena Anda cukup kuat untuk tidak menjadi korban penipuan spiritual/rohani
dan Anda menikmati benefitnya bagi kesehatan, Laurette tetap memohon agar itu dipikirkan
dengan serius. Bagaimanapun juga, Anda harus mempertimbangkan orang yang lahir baru atau
Kristen yang imannya lebih lemah, saat mereka melihat Anda melakukan yoga. Jika Anda
melakukan yoga atau mengikuti klub kelas yoga, mereka akan terinspirasi untuk melakukannya
juga, dan itu kemungkinan membuat mereka menjauh dari Tuhan.

Bolehkah Melakukan Yoga?

Forum Tanya-Jawab: Paulus, Jakarta

Tanya: Banyak orang sudah menerima dan mem-praktekkan yoga, termasuk sebagian orang
Kristen. Mereka berpendapat bahwa tidak ada yang salah dalam yoga, apalagi yoga sangat baik
untuk kesehatan, bahkan dapat memberikan efek rasa aman dan nyaman. Sebagian orang Kristen
mempraktekkan dengan dalih hanya latihan tanpa mengikuti mistik dan meditasi yoga. Namun,
bolehkah orang Kristen melakukan Yoga?
Jawab: Yoga berasal dari kata yuj dalam bahasa Sanskerta kuno, artinya union atau penyatuan,
yaitu menyatukan diri dengan alam dan menyatukan diri dengan Maha Pencipta, Brahman. Yoga
telah dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 3000 tahun, berawal dari ajaran lisan sebuah
agama yang kemudian dituliskan terperinci oleh Maharsi Patahnyali seorang filsuf pada abad ke
2 M. Praktek Yoga dengan bermacam-macam sikap tubuh dan latihan-latihan yang beraneka
ragam, memimpin seseorang kepada pembebasan diri sendiri dan kesadaran keallahan. Yoga
bukanlah sekadar meditasi, latihan pernapasan, berbagai latihan gerakan akrobatik, atau
melakukan olah postur tubuh yang sulit, tetapi merupakan salah satu jalan keselamatan dalam
agama tersebut, yaitu suatu cara untuk mencapai "moksa atau kelepasan". Sesuai dengan tradisi
agama tersebut, yoga adalah latihan fisik dan mental yang menyatukan diri seseorang dengan
dewa-dewi. Yoga juga diminati dan diajarkan oleh Gerakan Zaman Baru atau New Age
Movement.
Yoga memang dianggap memberikan keuntungan dalam hal fisik dan rohani, namun juga dapat
menyebabkan masalah yang serius. Menurut Laurette Willis yang pernah terlibat praktek yoga
dan New Age Movement selama 22 tahun mengatakan bahwa ada bahaya-bahaya terhadap iman
seseorang kepada Kristus dalam melakukan yoga. Pertama, yoga mengandung gerakan postur
atau posisi tubuh yang dirancang untuk ditujukan bagi 330 juta dewa-dewi. Semua gerakan dan
posisi tubuh berfungsi sebagai penyembahan kepada dewa-dewi. Kedua, dalam yoga terdapat
praktek pernapasan pranayama. Kata "prana" berarti kekuatan kehidupan. Pernapasan pranayama
merupakan cara untuk mengontrol energi mistis dalam tubuh. Jika seseorang mampu mengontrol
energi secara sempurna, maka dia akan menjadi mahahadir dan mahakuasa. Jiwanya dapat
berada di mana saja dan melakukan apa saja. Ketiga, konsep "mengosongkan pikiran" dalam
meditasi. Sasaran dari latihan yoga adalah untuk membangun Kundalini atau kekuatan dewi ular,
yaitu "kekuatan ilahi yang sedang tidur dalam diri manusia".
Praktek yoga baik gerakan, pernapasan, maupun meditasi, pada dasarnya bertentangan dengan
Alkitab. Yoga tidak berpusat kepada Tuhan, melainkan pada diri sendiri, yakni manusia dapat
menyatu dengan Tuhan, menyamai Tuhan, dan memiliki kesadaran maupun pengalaman sebagai
Tuhan. Namun, Alkitab menegaskan bahwa manusia sangat terbatas, bergantung pada kehendak
Tuhan (Yak. 4:15), dan manusia berpusat pada Kristus. Orang Kristen tidak membutuhkan yoga
untuk memperoleh keselamatan, sebab Kristus jaminan keselamatan (Yoh 14:6; Kis 4:12).
Memang ada manfaat dalam melakukan yoga, seperti menjadi terapi dari berbagai macam
penyakit dan untuk kesehatan tubuh. Namun, harus waspada dengan filsafat dan ajaran yang
mendasari praktek Yoga (Kol 2:8). Sebaiknya kita melakukan olahraga yang lainnya saja, dan
jika ingin memperoleh ketenangan pikiran, milikilah iman dan persekutuan dengan Tuhan (Mzm
62). Melakukan yoga dapat menjerat pikiran dan hati kita kepada mengandalkan kekuatan
manusia (Yer 17:5).

enai hipnotis biasanya berkaitan dengan sebuah kejahatan. Misalnya: orang yang ditepuk dari
belakang lalu menjadi tidak sadar dan kemudian dikuras hartanya. Nah, bagaimana dengan
hypnotherapy?

Sekilas Tentang Hypnosis


Hypnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran
direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar, di mana
tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas
hidup. Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan
dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu
yang mengalami hypnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya juga dengan
berbagai stimulus yang diberikan oleh terapis.
Terapi hypnosis (hypnotherapy) kini merupakan fenomena ilmiah, namun hingga kini masih
belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja hypnotherapy.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hypnotherapy menstimulir otak untuk melepaskan
neurotransmiter, zat kimia yang terdapat di otak, encephalin dan endhorphin yang berfungsi
untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau
gejala fisik lainnya.

Sementara menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi di Caring Cross medical
School, London, guna menginduksi otak dilakukan dengan mem-provokasi otak kiri untuk non-
aktif dan memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak secara
keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada suatu hal secara monoton
menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah tidak ada hal penting yang perlu
diperhatikan).

Secara umum mekanisme kerja hypnotherapy sangat terkait dengan aktivitas otak manusia.
Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan melalui gelombang otak
yang dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electroenchepalograph). Berikut diuraikan
berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait:

Beta (14-25 Hz)(normal);


Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan
kecemasan, ketidaknyamanan, kondisi lawan/lari. Gelombang otak ini muncul ketika manusia
sadar dan sedang bekerja/beraktivitas.

Alpha (8-13 Hz)(meditatif);


Relaksasi, pembelajaran super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi
serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, awal mengakses pikiran bawah sadar (unconscious).
Gelombang otak ini muncul ketika manusia berada dalam kondisi relaksasi.

Theta (4-7 Hz)( meditatif);


Tidur bermimpi (tidur REM/Rapid Eye Movement), peningkatan produksi catecholamines
(sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional,
berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang
dipelajari,hypnogogic imagery, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar
(unconscious). Gelombang otak ini muncul ketika manusia berada dalam kondisi setengah sadar,
melamun.

Delta (0,5-3 Hz)(tidur dalam);


Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada
sensasi fisik, akses ke pikiran bawah sadar (unconscious) dan memberikan sensasi yang sangat
mendalam ketika diinduksi dengan Holosinc. Gelombang otak ini muncul ketika manusia berada
dalam kondisi tidur lelap.

Hypnotherapy
Hypnotherapy adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis. Kata "hypnosis" adalah
kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem
syaraf". Orang yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yaitu mudah disugesti,
diperintah. Hypnotherapy sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan,
sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress,
manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi.

Hypnosis secara perlahan telah menunjukkan keberadaannya seiring dengan semakin


meningkatnya penerimaan pada dunia medis. Hypnosis banyak digunakan dibidang seperti
pengobatan dan olahraga untuk mengubah mekanisme otak manusia dalam menginterprestasikan
pengalaman dan menghasilkan perubahan pada persepsi dan tingkah laku. Aplikasi hypnosis
untuk tujuan perbaikan (therapeutic) dikenal sebagai hypnotherapy.

Hypnotherapy telah terbukti memiliki beragam kegunaan untuk mengatasi berbagai


permasalahan yang berkenaan dengan emosi dan perilaku. Bahkan beberapa kasus medis serius
seperti kanker dan serangan jantung, hypnotherapy mempercepat pemulihan kondisi seorang
penderita. Hal ini sangat dimungkinkan karena hypnotherapy diarahkan untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan memprogram ulang penyikapan individu terhadap penyakit yang
dideritanya.

Hypnosis sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan kecemasan,
ketegangan, depresi, phobia dan dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti
ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Dengan memberi sugesti, seseorang terapis
dapat membangun berbagai kondisi emosional positif berkenaan dengan menjadi seorang bukan
perokok dan penolakan terhadap rasa ataupun aroma rokok.

Khusus untuk phobia, hypnotherapy digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil
alih kontrol individu atas dirinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu gambaran
nyata tentang kondisi yang menyebabkan phobia namun individu tetap dalam kondisi relax,
sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang reaksi mereka pada kondisi yang
menyebabkan phobia menjadi normal dan respon yang lebih tenang.

Hypnotherapy dapat digunakan untuk membawa orang mundur ke masa lampau atau Past Life
Regression untuk mengobati trauma dengan memberikan kesempatan untuk merubah “fokus”
perhatian.

Hypnotherapy juga dapat digunakan untuk meningkatkan optimalitas pembelajaran. Berkaitan


dengan pembelajaran, hypnotherapy dapat aplikasikan untuk meningkatkan daya ingat,
kreativitas, fokus, merubuhkan tembok batasan mental (self limiting mental block) dan lainnya.

Hypnotherapy = Occultism?
Banyak yang meragukan dan menganggap Hypnotherapy adalah bentuk occultism (okultisme)
yang paling modern saat ini karena tampilannya begitu logis dan bisa diterima oleh science (ilmu
pengetahuan). Mereka menganggap ilmu ini bekerja di area yang namanya “Jiwa” bagian
manusia yang tidak kasat mata, tempatnya roh.
Hypnosis tentu dapat diselewengkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan dapat
dipakai untuk melakukan kejahatan. Jadi kalau “Jiwa” itu kosong atau sakit akan mudah
diintervensi, diinduksi, sugesti, dsb, Hasilnya dengan atau tanpa ijin si pasien pun sang ahli
hypnosis bisa memerintahkan/memaksa si pasien untuk turun dalam keadaan tidur (tidak sadar)
karena kekuatan hypnosis itu lebih besar dari roh pasien yang kosong jiwanya.

Iman Kristen
Dari paparan di atas, kita tahu bahwa Hypnotherapy banyak digunakan untuk mengobati
masalah psikologis atau kejiwaan. Lalu apa yang bisa memulihkan dan menyegarkan Jiwa
menurut iman Kristen? Mazmur 19:8-9 berkata;

8 Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
9 Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat
mata bercahaya.

Jadi penuhilah ‘jiwa’ kita dengan Firman dengan mengundang Yesus Kristus yang adalah
‘Taurat yang Hidup’ itu sebagai Tuhan dan Juruslamat masuk ke dalam hati, pikiran dan jiwa.
Dalam Yohanes 15:1-8 Tuhan Yesus bersabda;

1 ''Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.


2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak
dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu
tidak dapat berbuat apa-apa.
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan
menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu
dibakar.
7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan
dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.''

Jelas sekali Tuhan Yesus menjanjikan, apa saja yang kita minta akan kita peroleh termasuk
‘kesembuhan’, asal dengan syarat; kita harus tinggal di dalam-Nya dan Dia di dalam kita.

Pdt. Anthony L Tobing


--------------
Hipnosis atau dikenal dengan praktik hipnotis di dalam masyarakat, merupakan hal yang cukup populer
dari era modern sampai saat ini. Hipnosis sangat dikenal di dalam dunia kedokteran atau psikologi.
Biasanya hipnosis digunakan sebagai anesti, pengganti obat bius, seperti operasi gigi dan dapat
digunakan di dalam proses melahirkan. Di dalam dunia psikologi, hipnosis digunakan oleh psikiater
untuk mencari tahu memori-memori masa lalu dari pasien dan memberikan terapi dengan memberikan
sugesti yang positif kepada pasien, seperti mengobati fobia, latah, kecanduan dan lain-lain. Selain di
dunia medis, hipnosis juga dipopulerkan di dalam dunia hiburan. Di Indonesia, ada beberapa acara
televisi yang memperbolehkan hipnosis untuk pertunjukkan hiburan, seperti acara dari Uya Kuya, Romy
Rafael dan lain-lain. Di dalam penyelidikan, memang ada pendapat yang pro dan kontra mengenai
hubungan hipnosis dengan kuasa kegelapan, termasuk di dalam kalangan Kristen. Ada yang dengan
tegas melarang hipnosis karena praktik ini berhubungan dengan unsur-unsur kegelapan, okultisme, New
Age Movement atau dari agama-agama kuno, namun ada yang melihat hipnosis sebagai sesuatu yang
bermanfaat di dalam konseling dan tidak berkaitan langsung dengan kuasa kegelapan. Kemudian di sisi
lain, di dalam dunia sains, para ahli mengatakan hipnosis tidak mempunyai kaitan dengan hal gaib atau
mistik. Hipnosis dapat dijelaskan secara ilmiah dan hipnosis adalah sains. Namun ada pihak-pihak lain
yang mengatakan bahwa hipnosis adalah sains gadungan. Martin and Deidre Bobgan mengatakan "we
cannot call hypnosis a science, but we can say that it has been an integral part of the occult for
thousands of years." Jadi, ada anggapan yang berbeda-beda dan bertentangan mengenai hipnosis ini,
apakah ini sesuatu yang netral atau berkaitan dengan kuasa gelap? Oleh sebab itu, di dalam tulisan ini,
penulis akan menyelidiki hipnosis, khususnya yang digunakan di dalam dunia pengobatan yang diklaim
sebagai fenomena natural ini, maupun jenis hipnosis yang lain. Melalui penyelidikan, penulis akan
melihat kebenaran dari klaim tersebut dan apakah praktik ini bebas dari kaitan kuasa kegelapan dan apa
prinsip Alkitab yang harus kita pegang di dalam menanggapi fenomena ini.

Seringkali saya heran mengapa ada orang yang diculik kemudian bisa “jatuh cinta” kepada
penculiknya dan menjadi pengikutnya selama bertahun-tahun. Orang yang diculik itu bisa
menjadi seperti robot yang mau diperlakukan dengan semena-mena dan bahkan ada yang sampai
melahirkan anak dengan sang penculik. Banyak juga orang yang diculik kemudian tidak mau
berusaha untuk melarikan diri dan bahkan tidak mau memperkarakan penculiknya setelah polisi
menangkapnya. Fenomena ini dinamakan “Stockholm syndrome” dimana orang yang diculik
secara kejiwaan menjadi terikat kepada penculiknya. Memang manusia yang sebenarnya adalah
makhluk yang paling cerdas, bisa jatuh dalam penguasaan orang lain baik melalui pengaruh cinta
ataupun hipnosis.
Hipnosis (bahasa Inggris: hypnosis) adalah suatu kondisi mental atau hal yang memungkinkan
timbulnya peran imajinatif . Orang yang melakukan proses hipnosis (memberikan sugesti)
terhadap subjek disebut hipnotis (bahasa Inggris: hypnotist). Hipnosis biasanya disebabkan oleh
prosedur yang umumnya terdiri dari rangkaian instruksi awal dan sugesti. Penggunaan hipnosis
sebagai bentuk hiburan pentas dikenal sebagai stage hypnosis, sedangkan yang untuk terapi
disebut hypnoteraphy. Pada umumnya dalam hipnosis orang bisa dikuasai pikiran dan jwanya
oleh sang hipnotis untuk tujuan yang baik maupun yang buruk.

Dengan kemajuan zaman, seharang ini banyak orang yang mencari solusi alternatif atas berbagai
masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, hipnosis ditawarkan oleh mereka yang ahli kepada
orang-orang yang mengalami berbagai kesulitan hidup atau mereka yang terlibat dalam berbagai
kebiasaan yang buruk, seperti merokok atau pemakaian narkoba. Hipnosis dipopulerkan bagi
mereka yang menginginkan hidup yang bebas dari tekanan atau pengaruh buruk tanpa harus
bergulat jatuh-bangun untuk mengatasi persoalannya. Dalam hal ini, sudah tentu hipnosis hanya
bisa bekerja efektif pada orang yang mau percaya dan mau menyerahkan jiwa dan pikirannya
kepada sang hipnotis.

Banyak ahli hipnosis yang sekarang menjadi orang terkenal baik dalam pertunjukan ataupun
terapi kejiwaan. Selain itu ada juga orang Kristen yang menggunakan hipnosis untuk menolong
orang lain. Bagaimana pandangan Kristen akan hipnosis?

Ada orang yang beranggapan bahwa segala sesuatu yang bisa menghasilkan sesuatu yang
nampaknya bagus tentu berasal dari Tuhan. Tidak peduli caranya, asal hasilnya baik tentu Tuhan
suka. Benarkah begitu? Tentu tidak! Hipnosis memang nampaknya bisa membuat orang berubah
dari keadaan semula yang kurang baik menjadi apa yang terlihat baik. Semua itu tanpa
memerlukan hubungan yang benar dengan Tuhan Sang Pencipta. Manusia tidak perlu menyesali
perbuatannya, memohon ampun atas dosanya, meminta pertolongan Tuhan ataupun bertumbuh
dalam bimbingan Roh Kudus. Hipnosis bisa membuat hidup manusia yang kocar-kacir menjadi
mulus hanya dengan cara kejiwaan. Mereka yang mau berubah hidupnya tidak perlu lagi
bergantung kepada Tuhan.

Jika dipikirkan dalam-dalam, mereka yang melakukan hipnosis sebenarnya berusaha menguasai
pikiran dan kejiwaan orang lain sekalipun untuk sementara waktu. Seorang hipnotis mengambil
alih hak Tuhan untuk memimpin jiwa dan pikiran manusia dengan menggunakan teknik yang
membuat orang lain tunduk kepadanya. Dan jika orang Kristen membiarkan dirinya untuk
dikuasai oleh seorang hipnotis, itu berarti bahwa ia menyerahkan dirinya kepada seseorang dan
sudah menjadi hamba orang itu. Baik pelaku hipnosis dan orang yang menerima hipnosis
menghapus pengaruh dan peran Tuhan dari hidup manusia.

Manusia diciptakan Tuhan agar ia mau memuliakanNya. Manusia diciptakan Tuhan sebagai
makhluk yang sepenuhnya bergantung kepada Dia. Manusia seharusnya mempunyai hubungan
roh yang kuat dengan Penciptanya. Manusia seharusnya berkomunikasi dengan Tuhan secara
rohani. Bagaimana mungkin manusia kemudian memilih jalan pintas untuk mencapai sesuatu
tanpa melalui Dia? Bukankah itu suatu dosa?

Anda mungkin juga menyukai