Anda di halaman 1dari 17

Kebatinan dan Injil

Dosen Pengampu : Pdt. Parobahan Nainggolan, M.Th


Disusun Oleh
 Diva Valentinta Arestu
 Putri Sihombing
 Boiko Gulo
 Vandly Rajagukguk
Pendahuluan
• Kebatinan adalah paham yang membentuk komunitas yang terdiri dari
sejumlah orang dari berbagai agamanya dan mengikatkan diri untuk bersepakat
dalam nilai-nilai kehidupan berdasarkan keyakinan batin. Aliran kebatinan ini
sudah berlangsung ratusan tahun di Indonesia dan melakukan secara aktif
pengamalan dan penghayatan religious dalam kehidupan bukan dalam bentuk
agamais.
• Injil dalam bahasa Yunani yaitu euangelion yang berarti kabar baik. Kata
“Injil” sendiri dalam Alkitab Perjanjian Baru menurut kepercayaan Kristen ada
4, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes.
Kajian Teori dari Topik Makalah
• Pengertian
A.Kebatinan
• Kebatinan adalah ajaran atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan
ketuhanan dapat dicapai dengan penglihatan batin. Pengertian kebatinan bersifat luas.
Kebatinan terutama berisi pengimanan seseorang terhadap apa yang dirasakannya didalam
batinnya. Tetapi seringkali orang memandang istilah kebatinan secara dangkal, atau
menyamaratakan semuanya sebagai aliran kepercayaan yang bertentangan dengan agama.
Pada zaman dulu kebatinan yang dilakukan ada 2 penggolongan yaitu:
• Kebatinan dan spiritual untuk tujuan kerohanian ( penghayatan ketuhanan)
• Kebatinan dan spiritual untuk tujuan keilmuan (kenuragan dan kesaktian gaib)
Contoh Aktivitas Kebatinan
1. Menyepi
Pengertian dalam kebatinan cukup anda luangkan waktu untuk berdiam diri, di
rumah, di kantor atau di manapun anda berada, untuk merasakan suasana
kebatinan,
2. Peka suasana batin.
Belajar peka terhadap bisikan-bisikan hati dan nurani, firasat tersebut, jangan
mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ngada, jangan
berilusi. Peka terhadap ilmiah yang mengalir di dalam pikiran dan rasa.
3. Peka Suasana alam dimanapun anda berada. Bila merasakan suatu roh halus atau
energi gaib, dengan getaran rasa di dada atau dengan merasakan getaran bila anda
sudah dapat merasakan susana alam di suatu tempat, mungkin anda juga akan
dapat dimanapun anda berada.
Injil

1. Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau
berita yang disampaikan Oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal usul penggunaan kata
“Injil” dalam Perjanjian Baru
2. Dalam pengertian yang lebih popular, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik
(Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian,
dan kebangkitan Yesus.
3. Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah “Injil” untuk menunjuk kepada sebuah
genre hipotesis dari sastra Kristen perdana.
Sejarah Aliran Kebatinan
Kebatinan adalah cara orang Indonesia mendapatkan kebahagiaan. Jika memang demikian,
mengapa aliran kebatinan muncul di Indonesia? Ada banyak pendapat yang diutarakan oleh peneliti
terkait latar belakang kemunculan aliran kebatinan di Indonesia diantaranya isu modernisme dan
globalisasi.
Pendapat senada pun diungkapkan oleh Selo Sumardjan. Menurutnya bahwa apabila terjadi
kegoncangan-kegoncangan yang luas dan lama di dalam kehidupan masyarakat, ilmu kebatinan di
rasakan keperluannya. Karena itu, timbulnya banyak aliran kebatinan itu justru ketika masyarakat
Indonesia mengalami kegoncangan karena tekanan jiwa yang meluas dalam waktu yang panjang
pada masa penjajahan.
Aliran-aliran kebatinan sampai saat ini masih dianggap sebagai bukan agama melainkan produk
manusia. Karena itu, kebatinan lebih tepat disebut kebudayaan spiritual atau kebudayaan batin.
Menurut pemerintah Indonesia, “Agama adalah system kepercayaan yang disusun berdasarkan
kitab suci memuat ajaran yang jelas, mempunyai nabi dan kitab suci”. Dari definisi ini, maka aliran
kebatinan tetap tidak diakui sebagai agama.
Penulis Kitab Injil
Kitab Injil

1. Injil Matius
Injil Matius adalah salah satu kitab injil di Perjanjian Baru. Sejumlah sarjana
Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis,
sedangkan ahli lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil
Markus.
Matius menulis injil ini untuk memberikan kepada sidang pembacanya
kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus, untuk meyakinkan
pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dinubuatkan oleh nabi-
nabi Perjanjian Lama yang sudah lama dinantikan dan untuk menunjukkan
bahwa Kerajaan Allah dinyatakan dalam Yesus Kristus dengan cara yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
2. Injil Markus
Penulis Injil ini adalah Markus, yang disebut juga Yohanes, kemenakan
Barnabas, rekan sekerja Paulus dan yang disebut Simon Petrus sebagai
anaknya atau murid terdekatnya.
Sebagaimana Injil Matius, Injil Markus tidak dituliskan sesuai kronologi
waktu yang teratur. Markus juga menggunakan istilah Anak Allah untuk
menyebut Tuhan Yesus.
3. Injil Lukas
Pada dasarnya susunan Injil Lukas serupa dengan susunan Injil Matius
dan Injil Markus. Ada pengantar, lalu narasi tentang karya Yesus. Tetapi,
susunan Injil Lukas tampaknya dikerjakan dengan rapi dan terencana
sekali. Berbeda dengan penulis Injil lain, Lukas sangat mementingkan
waktu dan tempat terwujudnya tahap-tahap sejarah penyelamatan.
4. Injil Yohanes
Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat di Perjanjian Baru. Kitab
ini termasuk dalam rangkaian Injil kanonik yang memiliki gaya dan struktur
yang membuatnya unik dan berbeda dengan ketiga Injil lain. Waktu
penulisan diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M
Maksud Injil ini ditulis adalah untuk melawan Gnostikisme dengan
mempertahankan suatu keyakinan. Yohanes menyatakan tujuan untuk
tulisannya dalam 20:31, yaitu “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah
Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya.”
Manfaat Praktis dari Topik Makalah

Manfaat kebatinan
1. Membuka indra keenam
2. Dapat mengetahui hati dan perasaan orang lain
3. Batin dapat lebih peka terhadap sesuatu hal
4. Kekebalan
Manfaat Membaca Kitab Suci/Alkitab

1. Membawa pada jalan keselamatan


2. Menjadikan kita Kristen yang kuat
3. Meyakinkan akan keselamatan yang telah kita terima
4. Memberikan sukacita
Kontribusi Kepada Gereja/Teologi

Sebagai orang Kristen, kita harus jeli dalam menganggapi hal yang berhubungan dengan kebatinan
seperti ini. Masih banyak yang menganggap bahwa kemampuan kebatinan atau ilmu batin ini ada
sejak lahir. Di bumi ini tidak ada seorang pun yang diberi anugerah melihat dunia gaib sesuka hati
setiap saat. Tuhan akan menunjukkan suatu penglihatan pada saat keadaan tertentu kepada manusia
yang dipilihnya jika Ia berkehendak.
Mari kita baca Alkitab Zakaria 3:1-2. Tuhan memberikan suatu penglihatan pada Zakaria yang
mana selain melihat Yosua dan malaikat Tuhan, iblis juga terlihat oleh Zakaria. Kesaksian dari
beberapa hamba Tuhan menyatakan sering mendapat penglihatan saat melakukan pelepasan kuasa
roh jahat dari dalam diri seseorang.
Dari hal ini seharusnya kita bisa memahami bahwa Tuhan memiliki maksud mengapa Dia tidak
membuka mata batin kita secara utuh. Tetapi meski demikian ada beberapa cara membuka
mata batin menurut Kristen yang bisa Anda coba dan pahami, yaitu:
1. Rajin Berdoa
Kebatinan menurut kristen yang pertama – tama adalah dengan membiasakan diri untuk
semakin rajin berdoa dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. . Dengan berdoa maka
Anda berusaha untuk melibatkan dan memasrahkan diri Anda kepada Tuhan dan membawa
Tuhan dalam segala kondisi kehidupan Anda. Doa yang dilakukan tentunya akan lebih baik
apabila dilakukan secara rutin dan terus menerus. Hambatan atau tantangan dari doa itu sendiri
mungkin adalah adanya beberapa aktifitas yang berbenturan dengan jadwal doa Anda, dan
Anda harus berusaha untuk mengatasinya.
2. Membaca dan Menghayati Isi dari Alkitab
Tentunya membaca Alkitab dan merefleksikan lalu membuat renungan singkat kristen saja tidaklah cukup.
Anda harus berusaha untuk melakukan dan mengaplikasikan apa yang telah Anda renungkan. Iman tanpa
perbuatan adalah mati, dan oleh karenanya maka cobalah untuk sedikit demi sedikit melakukan perbuatan –
perbuatan yang dikehendaki oleh Allah dan berusaha untuk menghindari perbuatan yang dilarang olehNya.
Cobalah untuk mengaplikasikan beberapa ajaran Tuhan yang berada pada Alkitab yang sudah Anda ketahui
terlebih dahulu yaitu misalnya mengenai hukum kasih tentang bagaimana kita mengasihi satu sama lain.
Barulah Anda mencoba membaca Alkitab secara rutin dan mempelajari firman – firman Allah lainnya dan
berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari Anda.
3. Berpuasa
Berpuasa adalah suatu kegiatan tahunan yang dimiliki oleh hampir semua agama yang kita ketahui. Dan seperti
yang kita ketahui, berpuasa membantu kita tidak hanya menahan haus dan lapar tetapi lebih dari itu. Dengan
berpuasa maka kita akan berusaha untuk menahan diri dari perbuatan, pikiran, atau perkataan – perkataan yang
jahat. Puasa menjadi cara membuka mata batin menurut kristen karena hal ini bisa membantu kepribadian
seseorang menjadi lebih baik. Untuk mencoba memulai kegiatan puasa maka Anda bisa mencoba puasa Anda
dengan baik dan menghayatinya dengan baik pula. Meski memang puasa identik dengan kata menahan diri
dimana Anda diharuskan untuk menahan diri dari segala keinginginan daging yang menyesatkan, hal ini secara
perlahan akan membantu membentuk diri Anda untuk tidak lagi dengan mudahnya mengikuti keinginan daging
dan terjebak didalam lubang dosa yang telah dibuat oleh sang iblis.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka kami menyimpulkan bahwa kebatinan adalah suatu
aliran yang menggunakan penglihatan batin sedangkan injil adalah kabar baik yang harus diberitakan
pada umat manusia. Kebatinan tidak selalu bersifat gaib, ada kebatinan yang tujuannya untuk
ketuhanan. Untuk membuka mata batin tersebut, bisa digunakan dengan cara rajin berdoa, membaca
dan menghayati isi Alkitab, dan berpuasa. Ada pun hubungan agama dengan kebatinan yaitu perilaku
berkebatinan,,dan Injil termasuk dalam perumpamaan bagi ayat firman yang telah ada pada perintah-
perintah yang telah di utus Tuhan bagi zaman sekarang. termasuk dalam agama, apapun agama dan
kepercayaannya, baik sekali dilakukan, supaya seseorang mengerti betul ajaran yang dianutnya,
supaya tidak dangkal pemahamannya, apalagi hanya memiliki kebijaksanaan untuk memilih yang baik
dan membuang yang tidak baik, sehingga kemudian dapat menjadi pribadi yang mengerti agama dan
kepercayaannya dengan benar dan mendalam, supaya tidak mudah dibodohi, dihasut, atau bahkan
diperdaya.

Anda mungkin juga menyukai