Anda di halaman 1dari 14

 Yohanes Paulus II)

POPULAR

 Pujian dan Penyembahan dalam Persekutuan Doa


 Selamat Datang di Situs Carmelia.net
 Keluarga Adalah Gereja Kecil
 Pencurahan Roh Kudus
 Kematian dalam Pandangan Katolik

REKOMENDASI ARTIKEL

 Bagaimana Menerima Ekaristi dengan Baik


 Menjadi Seorang Murid Kristus yang Sejati
 Keunggulan Ekaristi dan Penetapan Misa Harian
 Karunia Roh Kudus dan Kepekaan Rohani
 Menghayati Ekaristi dan Adorasi Dalam Terang Ensiklik Ecclesia de Eucharistia
 Hiduplah dalam Perdamaian dengan Semua Orang
 Santa Margareta Maria Alacoque (Insan Hati Kudus Yesus)

KESAKSIAN

 Selalu Ada Kesempatan Kedua di Dalam Kristus


 Tuhan Menjamah Rumah Tangga Kami
 Kesaksian-kesaksian lain ...

WEB LINKS

 Website Resmi Putri Karmel dan Carmelitae Sancti Eliae


 Daughters of Carmel
 Komunitas Tritunggal Mahakudus
 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Shanti Bhuana

STATISTIK

Users

Articles

3343

Articles View Hits

4086696

We have 463 guests and no members online

POLLING

 Rekap Polling
 Polling Anda

Memahami Tubuhku (Menurut Paus Yohanes Paulus II)

 Print
 Email
Written by Rm. Albertus dari Trinitas, CSE
Published: 09 July 2009
Hits: 13483
User Rating: 5 / 5

Please Rate Vote 1 Vote 2 Vote 3 Vote


4 Vote 5
1.PENGANTAR
Tubuh manusia merupakan sebuah komunikasi. Kita bisa mengkomunikasikan
diri kita dengan segala apa yang ada dalam pikiran dan hati kita justeru dengan tubuh.
Tubuh berkaitan dengan siapa itu manusia. Saya bisa mengetahui si Linda, karena
saya tahu bentuk wajah, pinggul, tangan, dll, seperti ini.

Dalam konteks pembicaraan kita saat ini, kita mencoba memahami tubuh kita
masing-masing, dengan mengacu pada apa yang diajarkan mendiang Paus Yohanes
Paulus II. Paus ini membangun ajarannya ini dengan mengajak kita kembali ke kitab
suci, melihat rencana Allah pada awal mulanya kita diciptakan. Jadi pada kitab
kejadian.

Untuk mengantar kita memahami tubuh kita, Paus ingin mengajak anda
memikirkan apa arti hidup anda. Karena ketika kita sedikit menengok kehidupan kita
dewasa ini, banyak orang apalagi di kalangan kaum muda yang tidak bisa mengerti
apa arti hidupnya: siapakah aku, apa tujuan hidup aku, itu hampir tidak dipikirkan.
Atau pun mereka memikirkannya, tetapi mereka menempatkan arti hidup mereka
pada sesuatu yang salah. Mungkin anda bisa termasuk salahsatunya. Cobalah anda
memikirkannya saat ini, apa arti hidup anda. Apakah untuk bersenang-senang, untuk
seseorang atau untuk sesuatu, untuk mengejar prestasi, untuk keluarga, tidak tahu
sama sekali, atau untuk Allah?

Mengapa saya menanyakan hal ini? Ketika orang tidak memiliki arti hidup atau
salah menempatkannya, orang juga tidak akan mengerti tubuhnya atau
menyalahgunakan tubuhnya. Manakala orang hanya ingin bersenang-senang dalam
hidup ini, maka tubuhnya juga digunakan untuk menikmati kesenangannya. Jangan
heran orang menyerahkan tubuhnya hanya untuk kepuasan seks, makanan,
narkoba, dsbnya. Oleh karena itu, sangat perlu kita memiliki pemahaman yang baik
akan arti dan tujuan hidup kita, dengan demikian kita juga bisa memaknai tubuh kita.
Tubuh kita bukan untuk senang-senang atau untuk sesuatu yang sia-sia atau juga
sesuatu yang terbatas.

Dewasa ini anda dikepung dan diserang oleh berbagai macam tantangan dengan
segala macam pandangan yang menyesatkan hidup anda, terutama berkaitan dengan
tubuh anda. Tantangan yang paling besar adalah dari dunia telekomunikasi seperti
TV, Internet, HP, dll. Dari sana anda akan dibanjiri oleh tawaran-tawaran yang
kelihatannya menarik, tetapi sebenarnya sangat menyesatkan. Belum lagi
pandangan-pandangan yang diproduk oleh program-program alat komunikasi
tersebut yang kebanyakannya mengaburkan arti dan tujuan hidup anda. MTV
salahsatu stasiun televisi yang dengan terang-terangan mempromosikan budaya seks
sebagai sebuah dewa yang membuat hidup anda nikmat. Belum lagi sebuah
keksesatan besar yang kita temukan di sana bahwa MTV dengan program musiknya
terkadang banyak melecehkan Allah. MTV telah mengeksposkan seks sebagai barang
dan bukan sebagai sesuatu yang sakral. Seks dan Tuhan tidak lagi ditempatkan pada
tempatnya yang kudus. Seks dibuat sebagai dewa dan Tuhan dituduh sebagai
pengacau kesenangan dan kebebasan manusia. Dan ini jelas disodorkan MTV bagi
anda.

Ketika anda dihadapkan pada situasi seperti ini, bagaimana anda memaknai
tubuh anda? Bagaimana anda bisa memaknai hidup anda. Paus Yohanes Paulus II
membantu kita untuk menemukan kembali makna hidup kita. Paus menekankan
bahwa Kristus mengajarkan kepada kita bahwa makna hidup kita adalah untuk saling
mengasihi sama seperti Dia mengasihi kita. (Yoh 15:12). Salahsatu pengertian pokok
yang ditunjukan Paus disini adalah Allah telah menuliskan panggilan ini dalam tubuh
kita dengan menciptakan pria dan wanita dan dipanggilnya kita, pria dan
wanita, menjadi satu daging (Kej 2,24). Karena kita menemukan arti hidup kita
dalam saling mengasihi yang dikonkretkan dalam tubuh, maka tubuh kita juga harus
digunakan untuk mencintai Allah, sesama dan diri sendiri.

2. APA ITU AJARAN TUBUH


MENURUT YOHANES PAULUS II
Ajaran Paus Yohanes Paulus II tentang tubuh ini kita kenal saat ini dengan
Theology Of The Body (Teologi Tubuh). Ajarannya dikumpulkan dari rangkaian
ceramahnya dalam audiensi umum dengan umat setiap hari Rabu. Ada 129 ceramah
dalam kurun waktu dari 5 september 1979 sampai 28 November 1984. Rangkaian
ceramah ini terpotong karena pada 13 Mei 1981 Paus mengalami pencobaan
pembunuhan. Semua ceramahnya ini dikumpulkan dalam satu buku dengan judul
Theology Of The Body, yang juga menjadi booming saat ini.

Dalam kesempatan ini kita melihat apa itu tubuh menurut ajaran Yohanes Paulus
II atau dengan kata lain apa itu Theology Of The Body. (saya sengaja tidak
menggunakan kata Theology dalam judul tulisan ini, mengingat alergi anda terhadap
kata ini, pasti anda berkomentar, apalagi ini? Karena itu saya berusaha
membahasakannya secara lain). Lepas dari anda alergi dan begitu asing dengan
terminology Teology, tetapi saat ini kita mencoba bersama melihat makna Theology
of the body ini. Teology adalah ilmu tentang Tuhan. Dalam teologi kita menemukan
bahwa iman kita ini perlu mencari pengertiannya juga. Artinya iman kita ini perlu juga
didasari oleh pemahaman akal budi yang sehat.

Lalu Theology Of the Body itu


apa? Theology of the Body adalah
ilmu tentang Tuhan dalam kaitannya
dengan tubuh. Yang mau dikatakan
di sini bahwa tubuh manusia itu
adalah sebuah sakramen atau tanda
dan sarana kehadiran Allah. Allah itu
adalah realitas yang tidak kelihatan.
Satu-satunya cara yang
memungkinkan realitas Allah ini
kelihatan adalah dalam tubuh
manusia. Demikianlah tubuh
manusia itu menjadi penunjuk pada
realitas Allah yang tidak kelihatan
itu. Dengan kata lain, dalam
Theology of the body kita
mempelajari Allah yang
mewahyukan dirinya dalam tubuh
manusia. Yohanes Paulus II
mengatakan:
…tubuh sesungguhnya
mampu membuat terlihat apa
yang tidak kelihatan, yang
spiritual dan yang ilahi. Tubuh
telah diciptakan untuk
menyalurkan ke dalam dunia
yang kelihatan ini, misteri
yang tersembunyi sejak awal
dalam diri Allah…dan karena
itu tubuh menjadi tanda bagi
misteri itu. (TOB; 20 Februari
1980)
Yohanes Paulus II melihat tubuh
begitu penting. Melalui Theology of
the body, Yohanes Paulus II ingin
menjelaskan apa arti tubuh sebagai
sebuah tanda bagi seseorang dan
panggilannya untuk saling
memberikan diri
dan bagaimana tubuh menjadi
tempat penyataan diri Allah dan
rencanaNya bagi umat manusia.
Dengan demikian Yohanes Paulus II
membawa suatu perubahan besar di
tengah kebingungan kita memahami
tubuh dan seperti yang dikatakan
Rm.Deshi Ramadhani, SJ dalam
bukunya Lihatlah Tubuhku bahwa
Paus Yohanes Paulus II berusaha
membuka mata dunia pada satu hal
yang begitu parah tidak
diperhatikan lagi yaitu tubuh. Ia
menyerukan pada dunia agar
kembali belajar mengerti apa
artinya hidup sebagai manusia yang
bertubuh. Dan untuk mengubah
seluruh dunia, kita harus mulai
dengan mencoba mengerti diri kita
sendiri sebagai manusia yang
bertubuh; kita harus mulai
membuat perubahan dalam cara
anda, cara saya dan cara kita semua
memahami arti tubuh. Ia mengajak
semua orang untuk melihat secara
serius hal-hal yang berkaitan
dengan tubuh manusia dalam
hubungannnya dengan seksualitas
dan keinginan-keinginan, lamunan-
lamunan, dorongan-dorongan, serta
khayalan-khayalan seks kita semua.
Dalam Theology Of The Body memang secara khusus membahas tentang
seksualitas, tentang pria dan wanita. Paus Yohanes Paulus II merefleksikan tentang
seks dan pernikahan. Dalam ajarannya ini, Paus telah membuat suatu revolusi besar
tentang seks.

3.ISI POKOK
a. SEKSUALITAS
Seksualitas menjadi tema sentral dalam Theology Of The Body. Yohanes Paulus
II mengajak kita untuk melihat seks secara lain di tengah kebingungan kita saat ini
mengenai tubuh dan seksualitas manusia. Mengapa seks? Karena seks bukan saja
hanya soal seks. Cara kita memahami dan mengekspresikan seksualitas kita
bergantung pada keyakinan kita tentang siapakah diri kita, siapakah Tuhan, apa

Seks bukan soal apa


makna cinta, masyarakat dan dunia.

yang kita lakukan. Seks itu soal


siapakah kita. Seks adalah
panggilan, sarana luhur yang
memungkinkan terlaksananya
rencana Allah bagi manusia. Oleh
karena itu Yohanes Paulus II dalam
karyanya ini banyak merefleksikan
seks dan pernikahan. Dan baginya
dengan merefleksikan seks dan
persatuan pria dan wanita, kita
kembali menemukan makna hidup
kita yang paling mendalam yaitu
seperti yang diajarkan Kristus untuk
saling mengasihi sama seperti dia
mengasihi kita.
Dalam Theology Of The Body, Paus mengajak kita untuk memahami seks
dengan kembali pada kitab suci, bagaimana rencana awal Allah tentang seksualitas
dan tubuh kita. Allah menciptakan manusia dengan seksulitas dan tubuhnya sebagai
suatu yang indah dan mulia. Allah menciptakan kita dengan hasrat seksual adalah
sesuatu yang baik, dan hasrat seksual kita tidak hanya soal hormonal saja tetapi
secara mendalam sebagai yang indah. Hasrat seksual kita adalah pemberian Tuhan,
dan hasrat ini Dia berikan agar kita bersatu dengan orang lain. Allah menciptakan kita
pria dan wanita agar kita belajar untuk saling memberikan diri dalam cinta.
Kita melihat bagaimana rencana Allah pada mulanya berkaitan dengan tubuh
dan seks manusia. Paus mengawalinya dari perdebatan antara orang farisi dengan
Yesus berkaitan dengan perceraian (Mat 19). Menjawab pertanyaan, bolehkah
menceraikan isteri atau tidak, Yesus mengajak orang farisi untuk melihat apa yang
terjadi pada awal mula manusia diciptakan. Di sana Allah menciptakan manusia
serupa gambaranNya, “…Menurut gambar Allah diciptakannya dia, lelaki dan

Sebelum jatuh
perempuan diciptakannya mereka”(Kej 1:27).

ke dalam dosa, manusia pertama


berada dalam suatu kesatuan yang
indah. Mereka sungguh
berpartisipasi dalam cinta ilahi
Tuhan. Hal ini digambarkan dengan
indah oleh Yohanes Paulus II ketika
berbicara mengenai kesendirian
asali. Pertama kali manusia pertama
berada sendirian dan di antara
binatang yang ada, dia tidak
menemukan penolong yang
sepadan untuknya. Pengalaman
kesendirian (solitude) begitu
mencekam. Manusia pertama Adam
berada sendirian dan ia
mendambakan sebuah tubuh yang
lain, yang berbeda dengan tubuh
binatang di sekitarnya. Kemudian
Tuhan melihat hal ini: tidak baik
kalau manusia itu sendirian, baiklah
diciptakan penolong yang sepadan
baginya. Maka diciptakanNya
perempuan.
Dari hal ini kita bisa melihat poinnya bahwa seksualitas manusia berbeda
dengan binatang, sebab kalau sama pasti manusia menemukan penolong yang
sepadan di antara binatang itu. Tetapi Adam telah memberikan nama yang berbeda
pada binatang-binatang itu, dan ia sendiri seorang pribadi yang dipanggil untuk
mencinta dengan tubuhnya sebagai gambaran Allah. Dan segera sesudah perempuan
diciptakan ia akhirnya berseru: “ inilah tulang dari tulangku, daging dari dagingku.”
Akhirnya ia sebagai pribadi bisa menemukan cinta. Dari mana dia tahu hal itu? Karena
keduanya telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu (naked without shame).
Dia tahu wanita itu mencintainya dan kemudian mereka bersatu dalam suatu
hubungan yang begitu indah dan di sana tidak ditemukan suatu niat untuk saling
memaanfaatkan tubuh masing-masing. Hanya ada cinta dan ketulusan untuk saling
memberikan diri. Dalam ketelanjangan itu kita menemukan hati yang suci dan apa
yang dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II, arti nupsial tubuh yaitu makna tubuh

Dalam tubuh
untuk saling memberikan diri dalam perkawinan.

itu juga kita temukan suatu


kapasitas untuk mengekspresikan
cinta. Dan cinta yang tepat adalah
seseorang itu bisa memberikan diri
pada orang lain. Paus menekankan
di sini bahwa kalau kita sungguh
memiliki kehidupan dan cara
pandang yang baik terhadap
seksualitas, kita akan segera
menemukan makna hidup kita yang
penuh. Apa itu? Tidak lain adalah
perintah Yesus, “kasihilah
sesamamu yang lain, seperti aku
mengasihi kamu ( Yoh 15:12). Dan
bagaimana Yesus mengasihi kita?
Yesus katakan: “inilah tubuhku yang
kuserahkan bagimu.”
Allah menciptakan hasrat seksual kita justeru untuk mencintai orang lain seperti
cinta Tuhan bagi kita, dan bukan untuk memaanfaatkan orang lain. Bagi Yohanes
Paulus II lawan dari cinta adalah memaanfaatkan. Manakala seks dipandang hanya
sebatas nafsu (lust), di sanalah kita mulai menempatkan orang lain sebagai obyek
dan pasti tidak ada cinta di sana, yang ada hanya nafsu.
Di tengah segala krisis seksualitas saat ini, Paus memunculkan suatu terobosan
baru tentang seks. Di satu sisi kita melihat bahwa ada satu pandangan yang
menempatkan seks sebagai sesuatu yang kotor, rendah penghalang bagi usaha kita
mengejar kesucian. Jangan heran kalau kemudian orang enggan berbicara tentang
seks, apalagi membicarakannya dalam konteks pendidikan. Seks ditekan bahkan
dianggap rendah. Hal ini sempat muncul dalam tradisi spiritualitas kekristenan kita,
di mana mereka berpikir bahwa tubuh terutama seksualitas mereka bisa menjadi
penghalang bagi kehidupan spiritual. Bagi mereka roh itu baik dan tubuh jelek. Hal
ini bertumbuh cukup lama dan pandangan ini banyak juga dipengaruhi oleh
pandangan manikheisme yang memandang tubuh sesbagai sesuatu yang buruk dan
jahat.
Di sisi lain kita temukan juga bahwa dewasa ini banyak orang salah mengerti
tentang seks. Seks hanya dilihat sebagai nafsu. Jangan heran kalau kemudian kita
melihat bahwa banyak orang dijadikan obyek dari nafsu seks. Orang lain hanya
dianggap sebagai barang, kalau sudah puas dibuang saja. Dan yang lebih parah lagi,
seks kemudian menjadi produk yang diperdagangkan. Banyak iklan yang menjadikan
seks sebagai daya tarik utama untuk menjual barang, belum lagi film-film porno dan
situs-situs porno menjadi mesin uang yang besar saat ini. Banyak orang hidup hanya
untuk seks, just for sex. Orang sulit lagi membedakan antara cinta dan nafsu.
Semuanya itu akhirnya melahirkan budaya-budaya seperti seks bebas, homoseksual,
lesbianisme, paedofilia, aborsi, dan lain sebagainya.
Melihat hal di atas, Paus Yohanes Paulus II dengan tegas menyerukan bahwa
seks itu adalah kuasa untuk mencinta. Seks bukan hanya soal nafsu saja, tetapi
berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dan gereja
Khatolik tidak pernah menolak tubuh dan seksualitasnya. Allah telah menciptakan
manusia bertubuh dengan hasrat seksualnya sebagai suatu yang baik dan indah.
b. TUBUH PRIA DAN WANITA
Tubuh adalah sakramen, di mana Allah menyatakan dirinya dalam setiap tubuh
kita, pria dan wanita. Inilah yang menjadi penekanan utama Yohanes Paulus II dalam
ajarannya ini. Tanda kehadiran Allah di dalam tubuh manakala tubuh pria dan wanita
itu bersatu menjadi satu daging. Allah menciptakan pria dan wanita, karena itu pria
akan meninggalkan ayah ibunya dan pergi bersatu dengan isterinya menjadi satu
daging (bdk kej 2:24).
Panggilan menjadi satu daging kita temukan secara nyata dalam kebersatuan
kudus pria dan wanita dalam perkawinan. Ini suatu panggilan dasar di mana di dalam
persatuan itu pria dan wanita membentuk satu communio personarum (persatuan
pribadi-pribadi), di sana ada cinta dan pemberian diri. Yohanes Paulus II mengatakan:
“…manusia menjadi gambar Allah tidak hanya melalui kemanusiaannya, melainkan
juga melalui persatuan pribadi-pribadi yang sejak awal mula dibentuk oleh lelaki dan
perempuan…”(TOB;14 November 1979).
Sejak awal mula manusia memiliki keterarahan kepada persatuan dengan yang
lain. Yohanes Paulus II menggambarkan hal ini dengan mengungkapkan apa yang
dinamakan arti nupsial tubuh. Tubuh bagi Yohanes Paulus II memiliki arti nupsial.
Istilah ini secara khusus mengarah kepada perayaan pernikahan. Dalam arti ini tubuh
kita secara mendasar memiliki arti yang terus terarah pada pemberian diri yang penuh
dan bebas. Kita lihat hal ini pada manusia pertama bahwa yang menjadi ciri relasi
mereka adalah pemberian diri yang total bagi yang lain. Gambarannya dilukiskan
dengan mereka telanjang, tetapi mereka tidak malu. Setiap laki-laki dan setiap
perempuan dipanggil untuk melakukan pemberian diri yang total. Inilah panggilan
kita sejak awal. Ketika memberikan diri secara total dengan tubuh kita, ketika itulah
kita, pria dan wanita, mengungkapkan siapa diri kita sebenarnya.
Persatuan pria dan wanita oleh Yohanes Paulus II kembali ditekankan
sebagai gambaran dari persatuan Kristus dan GerejaNYa. Dan juga sebagai ikon dari
persatuan Allah Tritunggal, Bapa, Putera dan Roh kudus. Kebersatuan pria dan wanita
dalam perkawinan merupakan suau gambaran dari aliran cinta Allah Tritunggal. Allah
menciptakan pria dan wanita untuk menjadi gambaran cintaNya dengan pemberian
diri mereka satu sama lain. Di samping itu, persatuan pria dan wanita merupakan
gambaran dari persatuan Kristus dan gerejaNya. (bdk.Ef 5). Kristus adalah mempelai
pria dan gereja adalah mempelai wanita. Perkawinan bukan saja soal nafsu. Sebagai
sakramen, perkawinan merupakan symbol dari persatuan kristus dan gerejaNya.
Dalam hal ini, tubuh mempunyai makna yang mendalam untuk mengungkapkan cinta
Tuhan yang bebas, total, setia dan berbuah.

4. PENTINGNYA AJARAN INI


Ajaran Paus Yohanes Paulus II
dalam Theology Of The Body
memiliki kepentingan yang
mendesak bagi kita dewasa ini
sebab kita berada dalam zaman
yang mengalami kebingungan
terhadap realitas tubuh. Seperti
yang dikatakan di muka,
keberadaan kita sebagai manusia
ditentukan oleh tubuh, bahkan oleh
persetubuhan. Kita lahir dan ada di
dunia karena persetubuhan bapa
dan mama kita. Dan keberadaan
kita di dunia ini juga menentukan
keberadaan dan kehadiran orang
lain. Akar dari semua ini adalah
relasi suami isteri dalam keluarga.
Oleh karena itu, ajaran Yohanes
Paulus II berperanan penting untuk
membenahi keluarga. Dan memang
dalam Theology Of Body Yohanes
Paulus II mempunyai perhatian
yang banyak pada keluarga.
Keluarga merupakan komunitas
kecil yang menjadi dasar bagi kita
untuk belajar nilai-nilai kehidupan
dan kemudian untuk membagun
masyarakat dan dunia. Relasi suami
isteri menjadi dasar bagi suatu
kebudayaan dan etika peradaban.
Kalau keluarga rusak pasti
masyarakat dan dunia rusak.
Krisis-krisis seperti seks bebas, aborsi, perselingkuhan dan perceraian,
homoseksualitas, lesbiniasme, dll, secara langsung dan tidak langsung disebabkan
oleh kehidupan keluarga yang tidak bisa menjadi iklim yang baik bagi anak-anak
untuk mengalami cinta. Baru-baru ini surat kabar “suara pembaharuan” mengadakan
poling soal aborsi. Dan yang mencengangkan adalah banyak tindakan aborsi justeru
dilakukan oleh pasangan muda yang menganut tren seks bebas. Aborsi merupakan
fenomena global yang harus disikapi serius, coba bayangkan bahwa setiap tahun
terjadi 2 juta-2,6 juta kasus aborsi dan sepertiganya dilakukan oleh perempuan usia
15-24 tahun. Belum lagi angka perceraian yang terus meningkat. Dari hasil penelitian
yang terbaru dikatakan bahwa angka perceraian di dunia mencapai 1,3 per 1000
orang. Masalah-masalah seperti ini bisa kita atasi kalau kita terlebih dahulu
membenahi keluarga.

Kalau mau damai, harus dimulai


dari keluarga, lebih tepat, dari
persetubuhan. Seks
membangunkeluarga. Keluarga
membentuk dan membangun
masyarakat. Yohanes Paulus
katakan:
Bohong kalau kita berpikir
bisa membangun budaya
kehidupan bila kita tidak
menerima dan mengalami
seksualitas, cinta, dan seluruh
hidup sesuai dengan
maknanya yang sebenarnya
serta keterkaitan di antara
mereka.
Ajaran Yohanes Paulus II menjadi penting bagi kita karena membantu kita
melihat tubuh kita. Spiritualitas kristiani selalu dipraktikkan di dalam dan melalui
tubuh! Manusia itu kesatuan tubuh dan roh. Bukan roh yang terperangkap dalam
tubuh.! Yohanes Paulus II bersama gereja tidak pernah menolak dan merendahkan
tubuh. Bagi kita tubuh dan seksualitas di dalamnya adalah ciptaan Tuhan yang indah.
Dan bagi Paulus tubuh adalah bait Roh kudus. Paulus mau mengajak kita untuk
membuka tubuh kita kepada kehadiran Roh Kudus sehingga tubuhmu memuliakan
Allah. Oleh karena itu, kita harus menjaga tubuh kit dari segala noda yang mau
merusaknya

Anda mungkin juga menyukai