Identitas buku
Judul : Memperkenalkan Teologi Feminis
Penulis : Anne M. Clifford
Jumlah halaman : 445 halaman
Kota /tahun terbit : Maumere/2002
Penerbit : Ledalero
Bagian yang di bahas : Bab 1 “Mengapa” dan “Apa”-nya Teologi Feminis
Kristen. (Sub bab 4,5 dan 6).
Di sepanjang sejarah ada masa dimana perempuan sangat dipandang rendah,
dibedakan bahkan dianggap kurang sempurna. dalam hal kemanusiaan, kaum laki-
laki Christine de Pizan ( 1365-1430) merupakan seorang tokoh yang ingin bersuara
mengenai kaum perempuan dengan meyakinkan bahwa kaum perempuan adalah
insan Tuhan yang berharga, sama halnya dengan kaum laki-laki tanpa adanya
perbedaan. Pada tahun 1882 seorang perempuan dari Prancis, Hubertine Auclert
menggunakan istilah “feminisme” pertama. Demikianlah pembahasan sub bab di
awali.
2. Inti pemikiran
Gerakan-gerakan yang mencakup perbedaan-perbedaan sosial dan budaya antar
ras yang dulunya diabaikan, serta tentang perilaku manusia dan kesengsaraan yang
ditanggung bumi, adalah unsur-unsur yang membentuk gelombang ketiga
feminisme.Perhatian terhadap perbedaan, mendorong feminisme Eropa dan Ero-
Amerika meneruskan warisan gelombang kedua feminisme.
Injil merupakan hal yang harus dibawa dalam melakukan pelayanan agar
Injil dapat menyentuh setiap ranah kehidupan manusia. Namun kadang kala para
pemimpin dan teolog menggunakan Alkitab untuk melegalkan kejahatan-kejahatan
yang ada ditengah masyarakat.
Dalam tafsiran terhadap Alkitab mengenai perempuan misalnya Kej 2-3, selama
berabad-abad banyak teolog Kristen memperlakukan perempuan tidak hanya sebagai
makhluk yang berbeda namun juga cacat. Tertulianus (±160-225) mengatakan
bahwa perempuan adalah gerbang iblis. Augustinus (354-430) berpendapat bahwa
hanya lelakilah yang merupakan citra Allah, seorang perempuan adalah citra Allah
hanya bersama dengan suaminya. Kemudian Thomas Aquinas (1225-1274) yang
dipengaruhi oleh Aristoteles, menyebut perempuan sebagai makhluk “cacat” dan
“terkutuk”. Hal ini mengakibatkan kaum perempuan dikucilkan dari peran
kepemimpinan gereja.
Dalam kebaktian minggu, khotbah sangat jarang berpusat pada bacaan-bacaan yang
menampilkan perempuan alkitabiah dalam hal positif, teks Alkitab yang membahas
mengenai perempuan tidak dimuat dalam daftar bacaan. Dalam bahasa doa dan
nyanyian dalam liturgi pun tidak jauh berbeda. Patriarkat pun melegalkan berbagai
bentuk penindasan dengan Alkitab selain dari seksisme misalnya perbudakan.
Perdagangan budak juga menjadi hal yang biasa oleh orang-orang Eropa Barat dan
Eropa Amerika. Baru pada tahun 1839 Paus Gregorius XVI mengutuk perdagangan
budak walaupun kemudian banyak uskup Katolik di wilayah selatan Amerika Serikat
beranggapan kutukan itu tidak ada sangkutan dengan perbudakan di wilayah
mereka. Ada banyak bentuk ungakapan-ungkapan lain dari patriarkat.
Tanpa adanya upaya yang gigih untuk mengatasi berbagai macam hal yang
kontra dengan inti amanat Kristen, teologi tidak dapat dilaksanakan, begitulah
pengakuan dari teologi feminis. Tujuannya hanyalah untuk memajukan secara penuh
martabat kemanusiaan baik itu kaum perempuan maupun laki-laki yang tertindas,
baik itu kaum feminis, womanis, mujerista, atau latina atau sebutan apapun yang
mewakili kelompok-kelompok sosial lain di bumi ini. Demikianlah sasaran ini
hendak dicapai yang menjadi bagian penting bagi integritas maupun vitalitas agama
Kristen.
Tafsir feminis atas Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja menuntut curahan
perhatian pada apa yang membebaskan dan membelenggu kamu perempuan dan
laki-laki dampak-dampak patriakat. Sebenarnya bila ajaran gereja atau tafsir dalam
teks Kitab Suci dijadikan untuk mendeskriminasi maka itu merupakan kesalahan.
Karena Yesus sendiripun mengajarkan tentang kebenaran yang memerdekakan.
Lalu yang terakhir mengenai tindakan pembebasan, hal ini sangat menekankan
pentingnya tindakan kongkret yang secara efektif mengejawantahkan religius yang
menyuarakan kebenaran dan kearifan. Ia berupaya menciptakan masyarakat yang
lebih berkeadilan dan lebih sejalan dengan pemerintahan Allah melalui Yesus
Kristus dalam perkataan dan perbuatanNya merupakan sarana penting dari teologi-
teologi feminis Kristen.