6. Disiplin
Seorang pendeta adalah orang yang menyerahkan dirinya secara sukarela
dengan belajar untuk mentaati disiplin yang berasal dari luar dirinya, tetapi
kemudian menaklukan dirinya sendiri yang keras dari dalam. Seorang pendeta
yang harus disiplin untuk rela menerima orang lain seperti halnya memberi
kepada orang lain.
7. Keberanian
Seorang pendeta dituntut untuk memiliki keberanian moral dan keberanian
fisik. Keberanian adalah sifat pikiran yang memungkinkan orang untuk
menghadapi bahaya atau kesukaran dengan keteguhan tanpa rasa takut atau kecil
hati.
8. Rendah hati
Kerendahan hati seorang pendeta sama seperti kerohaniannya, harus
menjadi sifat yang bertumbuh. Kita dapat mengambil contoh kerendahan hati
Paulus yang semakin bertambah dengan berlalunya waktu.
9. Sabar
Untuk menjadi seorang pendeta yang baik diperlukan sifat kesabaran yang
besar. Kesabaran adalah kesanggupan untuk bertahan dengan berani dan
berkemenangan, yaitu kesanggupan yang memungkinkan seseorang melampaui
masa krisis dengan tabah, dan dengan gembira.
Penutup
Untuk bisa menjadi pendeta yang baik dan tak bercacat adalah bukan suatu
hal yang mudah karena kita adalah manusia biasa yang penuh dengan dosa dan
kekurangan. Dengan pikiran manusia kita mustahil mampu menjadi pendeta yang
ideal dan tak bercacat, tetapi dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah
yang dipimpin oleh Roh Kudus dan adanya keinginan dari dalam diri kita sendiri,
maka kita mampu untuk mewujudkannya. Untuk dapat menyerahkan diri kepada
pimpinan Allah dan dipenuhi Roh Kudus, seorang pendeta harus sadar inilah
kehendak Allah bagi hidupnya. Pendeta juga harus menyerahkan dirinya kepada
Allah setiap hari.
Dalam mewujudkan citra pendeta ada banyak tantangan yang harus
dihadapi baik dari dalam diri pendeta itu sendiri maupun dari luar dirinya. Jangan
merasa putus asa atas tantangan atau kesulitanyang dihadapi karena Tuhan ingin
mejadikan kita seperti yang dikehendakinya. Mungkin kita akan menerima kritik
dan keluhan dari orang, karena posisi kita sebagai pendeta. Segala sesuatunya
tidak akan berjalan seperti yang kita inginkan atau rencanakan, tetapi akan
terdapat konflik dan masalah pribadi. Dan bisa saja sewaktu kita akan mudah
untuk berkata “saya mundur”. Tetapi buanglah kata-kata itu dari kamus kita
sekarang ini juga, jangan pernah mundur. Karena semuanya adalah sebuah proses
yang harus kita jalani untuk mencapai suatu kesempurnaan iman.