Anda di halaman 1dari 3

Citra Pendeta

Berbicara tentang pendeta, berarti kita berbicara tentang jabatan pelayanan


yang dilakukan oleh gereja dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemberi
pendidikan, pengajaran dan pembinaan di dalam Keluarga, Gereja, dan Bangsa.
Sebagai pelayanan yang berfungsi khusus bagi pelaksana Tri panggilan Gereja.
Pelayanan adalah fungsi yang hakiki dari semua gereja selaku persekutuan orang
yang percaya. Dalam pelaksaan tersebut terpatri suatu sikap hidup yang bukan
untuk dirinya sendiri dan juga bukan untuk lingkungannya yang terbatas sifatnya,
melainkan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk semua dan dalam
lingkungan yang lebih luas dan bersifat menyeluruh.
Menjadi seorang pendeta adalah suatu tugas yang sangat berat. Pendeta
bukan saja bergomul dengan manusia atau jemaat yang membutuhkan
pertolongan, hiburan, juga bergomul dengan Firman Allah yang menjadi dasar
pemberitaan pendeta. Melihat keberadaan pendeta ini, maka pendeta dituntut
untuk memiliki kepribadian yang baik yang seturut dengan Firman Allah. Karena
dengan memiliki kepribadian atau tingkah laku yang baik maka pendeta tersebut
akan dihormati, dihargai, dipercaya dan dapat dijadikan sebagai teladan. Sehingga
tujuan pendeta untuk membangun jemaat dalam iman, dalam pengharapan, dan
kasih akan tercapai dengan baik.
Menurut kelompok untuk dapat menjadi seorang pendeta yang baik, maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Pendeta harus menjadi teladan


Seorang pendeta adalah seseorang yang mengenal Yesus Kristus. Jadi
suksesnya seorang pendeta dalam tugas dan tanggung jawab ditengah-tengah
jemaat tergantung dari sikap pelayanan serta kehidupannya sehari-hari dengan
mencerminkan sifat dan tingkah laku Tuhan Yesus sebagai Gembala yang Agung.
Seorang pendeta hendaknya sadar bahwa tugasnya bukan hanya berkhotbah atau
menyediakan renungan tetapi harus keluar juga untuk melihat dan mencari tahu
bagaimana situasi dan keadaan jemaat. Selain itu mempunyai hati yang terbuka
terhadap semua anggota jemaat, memiliki pengetahuan yang luas, disiplin serta
mempunyai semangat pelayanan yang tinggi. Kesetian dan sikap demikian yang
dituntut oleh Yesus terhadap para pendeta, sehingga mereka dapat menjadi teladan
bagi Gereja, Jemaat, dan Masyarakat. Teladan itu baik dalam pribadi maupun
dalam pelayanan sehari-hari.

2. Tanpa noda (tak bercacat) atau menekankan pada moralitas


Seorang pendeta disiplin, dituntut untuk dapat membentuk pola hidup yang
semakin sesuai dengan pola hidup Kristus artinya pola hidup pendeta adalah pola
hidup Kristus.

3. Memiliki citra diri Kristus dalam kehidupannya


Seorang pendeta harus mencerminkan citra diri Kristus, karena Yesus
sebagai suatu dasar pijakan yang kokoh bagi pemberitaan citra diri yang harus
melambangkan Kristus dengan mengunakan kekudusan diri sekaligus kekudusan
jemaat.
4. Taat
Seorang pendeta harus memiliki ketaatan kepada kehendak Allah di dalam
seluruh kehidupannya yang mengandung penyerahan secara total dengan
penyerahan hati yang semakin nyata dalam kehidupannya. Di mana seluruh
kehidupannya menjadi kepujian dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Agar apa yang
Allah inginkan dalam kehidupan pendeta dapat terlaksana.

5. Memiliki type kepemimpinan yang demokratis dan kharismatik


Seorang pendeta harus menjadi pemimpin yang demokratis artinya semua
kebijaksanaan dimusyawarahkan, sedangkan kepemimpinan kharismatik adalah
kepemimpinan berdasarkan kewibawaan yang bersumber kepada kepribadian dan
kekuatan rohani.

6. Disiplin
Seorang pendeta adalah orang yang menyerahkan dirinya secara sukarela
dengan belajar untuk mentaati disiplin yang berasal dari luar dirinya, tetapi
kemudian menaklukan dirinya sendiri yang keras dari dalam. Seorang pendeta
yang harus disiplin untuk rela menerima orang lain seperti halnya memberi
kepada orang lain.

7. Keberanian
Seorang pendeta dituntut untuk memiliki keberanian moral dan keberanian
fisik. Keberanian adalah sifat pikiran yang memungkinkan orang untuk
menghadapi bahaya atau kesukaran dengan keteguhan tanpa rasa takut atau kecil
hati.

8. Rendah hati
Kerendahan hati seorang pendeta sama seperti kerohaniannya, harus
menjadi sifat yang bertumbuh. Kita dapat mengambil contoh kerendahan hati
Paulus yang semakin bertambah dengan berlalunya waktu.

9. Sabar
Untuk menjadi seorang pendeta yang baik diperlukan sifat kesabaran yang
besar. Kesabaran adalah kesanggupan untuk bertahan dengan berani dan
berkemenangan, yaitu kesanggupan yang memungkinkan seseorang melampaui
masa krisis dengan tabah, dan dengan gembira.

10. Bijaksana dan Diplomatis


Bijaksana didefenisikan sebagai upaya dalam memahami berdasarkan
intuisi, terutama upaya memahami secara cepat dan halus mengenai apa yang
cocok untuk dilakukan atau dikatakan, terutama satu cita rasa yang halus untuk
tidak melukai perasaan orang lain, diplomasi adalah ketangkasan dan
keterampilan menanggani urusan apa pun.

11. Dipenuhi Roh Kudus


Dipenuhi Roh berarti dikendalikan oleh Roh atas segala akal, emosi, dan
kemauan atau kekuatan tubuh semua diserahkan kepadaNya untuk mencapai
tujuan Allah. Di bawah kendali Roh Kudus maka pendeta mampu menjalankan
pelayanannya.
Berdasarkan uraian di atas maka peran dan fungsi pendeta itu berarti ia
mempunyai tugas mengembalakan jemaatnya, memelihara, dan menjaganya.
Supaya anggota jemaat tetap terpelihara sebagai anak domba Allah. Maka setiap
pendeta harus mempunyai sikap moral sebagai mana yang dijelaskan di atas,
sebab moralitas adalah manifestasi iman seorang percaya. Seperti rasul Yakobus
mengatakan “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakikatnya adalah mati”. (Yak 2:17 ; bdn 1 Tim 3:3).

Penutup
Untuk bisa menjadi pendeta yang baik dan tak bercacat adalah bukan suatu
hal yang mudah karena kita adalah manusia biasa yang penuh dengan dosa dan
kekurangan. Dengan pikiran manusia kita mustahil mampu menjadi pendeta yang
ideal dan tak bercacat, tetapi dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah
yang dipimpin oleh Roh Kudus dan adanya keinginan dari dalam diri kita sendiri,
maka kita mampu untuk mewujudkannya. Untuk dapat menyerahkan diri kepada
pimpinan Allah dan dipenuhi Roh Kudus, seorang pendeta harus sadar inilah
kehendak Allah bagi hidupnya. Pendeta juga harus menyerahkan dirinya kepada
Allah setiap hari.
Dalam mewujudkan citra pendeta ada banyak tantangan yang harus
dihadapi baik dari dalam diri pendeta itu sendiri maupun dari luar dirinya. Jangan
merasa putus asa atas tantangan atau kesulitanyang dihadapi karena Tuhan ingin
mejadikan kita seperti yang dikehendakinya. Mungkin kita akan menerima kritik
dan keluhan dari orang, karena posisi kita sebagai pendeta. Segala sesuatunya
tidak akan berjalan seperti yang kita inginkan atau rencanakan, tetapi akan
terdapat konflik dan masalah pribadi. Dan bisa saja sewaktu kita akan mudah
untuk berkata “saya mundur”. Tetapi buanglah kata-kata itu dari kamus kita
sekarang ini juga, jangan pernah mundur. Karena semuanya adalah sebuah proses
yang harus kita jalani untuk mencapai suatu kesempurnaan iman.

Anda mungkin juga menyukai