Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kekristenan, ada pokok pengajaran atau dogma yang sering menimbulkan

pertanyaan karena perbedaan pendapat baik dari kalangan awam maupun dari para

teolog sendiri. Salah satu pokok pengajaran itu yakni, konsep Trinitas dimana Allah

adalah pribadi Esa, namun beroknum tiga: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. C. J. Luthy

kemudian menjelaskan bahwa ketiga oknum tersebut sepenuhnya adalah Allah bukan

sebagian Allah.1 Artinya baik Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah sepenuhnya dan

tidak terbagi seperti analogi yang digambarkan pada umunya.2 Dari ketiga oknum

tersebut Roh Kudus sangat jarang dibahas dalam pengajaran kekristenan. Sedangkan

telah dijelaskan di atas bahwa Roh Kudus juga adalah sepenuhnya adalah Allah

(bandingkan 1 Korintus 2:10).3 Menurut Brill, doktrin mengenai Roh Kudus penting

sekali bagi jemaat Kristus, sebab Roh Kudus adalah oknum ilahi; Ia adalah Allah. 4 Roh

Kudus mewakili kehadiran Allah atas karya keselamatan yang telah dilaksanakan Yesus

Kristus untuk menggerakkan dan membaharui hidup seseorang dan menggemakan kasih

Allah itu (Abineno).5 Hoekema mengutip pengakuan Iman Westminster menjelaskan,

1
Christopher J. Luthy, Bahan Ajar STFT Jaffray Makassar Teologi Sistematika III; Soteriologi,
Kristologi dan Penumatologi (Makassar: STFT Jaffray, 2020), 63.
2
Analogi ini biasanya digambarkan sebagai lingkaran; Membagi oknum tersebut dalam gambar
lingkaran tersebut atau diluar lingkaran. Ada juga yang menggambarkan segitiga sama sisi, air, telur, dsb.
3
Ayat ini menunjukkan kepada pembaca, bahwa Roh Kudus penuh dengan identitas Allah
sehingga Ia bisa menyelidiki segala sesuatu bahkan yang tersembunyi dari Allah sekalipun.
4
J.W. Brill, Dasar yang Teguh (Bandung: Kalam Hidup, n.d), 147-148.
5
C.H. Abineno, Pokok-pokok Penting Dari Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990),
137.
1
2
6
“dalam konsep Penebusan satu-satunya pelaku efisien adalah Roh Kudus” (bandingkan

Yohanes 14:17; Roma 8:9; 1 Korintus 3:16; 2 Timotius 1:14). Stott merangkumnya

dengan mengatakan, Roh Kudus menyatakan Kristus kepada setiap orang dan untuk

membentuk Kristus di dalam setiap orang, dengan demikian orang-orang tersebut

bertumbuh semakin kuat dalam pengenalan akan Kristus dan di dalam keserupaan

dengan Dia (Efesus 1:7; 2 Korintus 3:18).”7 Oleh sebab itu, Roh Kudus sebagai oknum

dari pribadi Allah perlu untuk diketahui, dikenal dan terus diajarkan dalam pengajaran

kekristenan.

Namun, seperti yang disebut C.J. Luthy, Gereja saat ini telah memiliki cara atau

metode yang hebat dalam pelayanan, didukung teknologi yang baik, berbagai jenis

kepemimpinan yang berhasil dalam jemaat, dan dengan demikian Roh Kudus

“sepertinya tidak menjadi perlu lagi.”8 Ini masalah yang serius bagi orang kristen

sekarang ini. Keterbatasan jemaat mula-mula dalam pengetahuan tentang Roh Kudus

memang tidak dapat dibandingkan dengan jemaat sekarang ini. Namun, Jemaat mula-

mula benar-benar memiliki relasi yang intim bersama dengan Roh Kudus, sehingga

tidak mengeherankan baik para rasul maupun jemaat menikmati hidup yang dipimpin

oleh Roh Kudus (C.J. Luthy).9 Karya Roh Kudus dalam hidup setiap orang percaya

tersebut dapat dilihat dari konsep pengajaran tentang Baptisan oleh Roh dan Kepenuhan

Roh.

Itu sebabnya, dalam penulisan makalah ini, penulis merasa perlu membahas

“Baptisan Dalam Roh Kudus.”

6
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugerah (Surabaya: Momentum, 2006), 35.
Mengutip: Pengakuan Iman Westminster, IX, 3, yang terdapat di dalam The Confession of Faith of the
Presbyterian Church in the United States, edisi 1861 (Richmond: John Knox, 1956), 62.
7
John. R.W. Stott, Baptisan & Kepenuhan; Peranan dan karya Roh Kudus Masa Kini (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1984), 2.
8
Christopher J. Luthy, Bahan Ajar STFT Jaffray Makassar Teologi Sistematika III; Soteriologi,
Kristologi dan Penumatologi, 97.
9
Ibid., C.J. Luthy, 98.
3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Baptisme Dalam Roh Kudus

Apa itu baptisan? Ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh kaum

awam atau jemaat pada umumnya dalam mengikuti bimbingan katekisasi. Baptisan

adalah salah satu ciri khas dari kehidupan orang kristen. Baptisan dilakukan untuk

memproklamirkan keberadaan seseorang dari identitasnya yang tidak percaya kepada

Kristus yang menjadi pengikut Kristus. Baptisan adalah bagian dari amanat yang

disampaikan oleh Yesus ketika Ia hendak terangkat ke Surga, “...Baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”(Matius 28:19). Ini adalah pengertian

baptisan dalam hal praktis. Dalam ayat ini, Baptisan dari bahasa Yunani “Baptizo”

yang berarti, pembersihan akan noda atau dalam frasa teologisya dibersihkan dari dosa.

Itu adalah bentuk praktik yang menyatakan kepada orang bahwa orang yang dibaptis

tersebut telah mengambil komitmen menjadi pengikut Kristus. Namun, konsep baptisan

yang terpenting daripada itu adalah Baptisan Roh atau Baptisan Oleh atau Dalam Roh

Kudus.

Baptisan dalam Roh Kudus adalah karya Allah sepenuhya. Itu merupakan karya

Allah karena Ia sendiri melalui Anak-Nya, Yesus Kristus menjanjikan hal itu. Yesus

berkata Ia akan memberikan seorang penghibur (bandingkan Yohanes 14:26; 15:26;

16:7; Kisah Para Rasul 1:5). Penghibur itu adalah Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus

adalah untuk menyatakan kehendak Tuhan dalam rencana-Nya dalam karya penebusan.
4
Baptisan Roh adalah tindakan Allah membawa kita dari status lama sebagai seteru Allah

(karena dosa) untuk kemudian memiliki status baru yaitu anak-anak Allah (melalui

penebusan yang dilakukan Yesus kristus) (1 Petrus. 1:18,19,23). Itu sebabnya dalam 1

Korintus 12:13 menjelaskan deskripsi bahwa semua orang yang telah dibaptis dalam

Roh Kudus adalah satu tubuh di dalam Kristus.

Ayat lain yang menyinggung mengenai baptisan Roh Kudus dapat dijumpai

dalam Kisah Para Rasul 1:5. Ini bisa dikaitkan dengan perkataan Yesus sebelumnya

dalam Yohanes 20:22, ketika Yesus berkata, “Terimalah Roh Kudus.” Menurut C.J.

Luthy ayat ini sebenarnya menjelaskan bahwa ayat itu tidak berbicara mengenai murid-

murid telah menerima Roh Kudus, tetapi Yesus memberikan perintah kepada murid-

murid-Nya untuk mau menerima Roh Kudus.10 Oleh sebab itu, dalam Kisah Para Rasul

1:5 Ketika Yesus hendak naik ke Sorga, Yesus mengingatkan kembali murid-murid-

Nya bahwa mereka akan dibaptis oleh Roh Kudus. Sesuatu yang sering diulang-ulang

mengindikasikan itu adalah hal yang sangat penting.

Menurut hemat penulis, Baptisan dalam Roh Kudus adalah tindakan menerima

otoritas kuasa sebagai anak-anak Allah. Maksudnya adalah, kuasa untuk menyatakan

maksud dan melakukan perintah-perintah-Nya (1 Yohanes 2:3,5-6). Jika regenerasi

adalah tindakan Roh Kudus menghidupkan kembali kehidupan rohani yang telah mati,

maka baptisan Roh adalah tindakan di mana Roh Kudus memberikan kuasa (otoritas)

kepada orang yang telah diregenerasikan di dalam Yesus Kristus untuk memampukan

mereka bersaksi tentang Kristus (bandingkan Kisah Par Rasul 1:8). Baptisan dalam Roh

menunjukkan pekerjaan Allah telah dimulai didalam diri orang yang telah percaya.

Menurut Tjhung, Baptisan Roh adalah tindakan Roh Kudus atas setiap orang untuk

membuka pengalaman awal berjalan bersama dengan Kristus. Baptisan Roh


10
Christopher J. Luthy, Bahan Ajar STFT Jafrray Makassar Teologi Sistematika III; Soteriologi,
Kristologi dan Penumatologi (Makassar: STFT Jaffray, 2020), 109.
5
memberikan otoritas dalam melayani Kristus kepada tiap-tiap orang percaya, tetapi

tidak semuanya menerima otoritas (karunia) yang sama (Kisah Para Rasul 10:45;19:6; 1

Korintus 12:17-30).11 Dengan demikian, Baptisan Roh Kudus adalah bagian yang tidak

terpisahkan dalam perjalanan iman seorang yang telah percaya kepada Kristus. Semua

orang yang telah dibaptis dalam Roh Kudus, statusnya saat itu juga telah menjadi anak-

anak Allah. Bahkan Paulus menekankan bahwa orang yang tidak memiliki Roh Kristus,

ia bukan milik Kristus (lihat Roma 8:9). Jadi, Baptisan Roh hanya terjadi satu kali

dalam hidup seseorang. Itu sebabnya Baptisan Roh mengindikasikan seseorang telah

dilahirkan baru.

Pandangan Gereja Injili dan Gereja Pentakostal

Berkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus timbul pertanyaan untuk dijawab

sebagai isu yang penting dalam pengajaran. Mengapa di dalam Kisah Para Rasul, ada

orang yang mengalami pengalaman Roh Kudus yang kuat setelah mereka percaya?

Menurut Luthy, ada 3 teks yang bisa dilihat sebagai referensi dalam menjawab kasus

dari pertanyaan tersebut: Kisah Para Rasul 8:4-25; 10:34-48; 19:1-7. 12 Sebenarnya,

kehidupan kekristenan adalah berdasarkan hidup di dalam pimpinan Roh Kudus. Ini

adalah hal yang tidak bisa di sangkal lagi sebagai seorang yang mengaku kristen. Tidak

mungkin, orang kristen bertumbuh tanpa campur tangan daripada Roh Kudus yang telah

bekerja memberi kehidupan rohani yang baru itu. Intinya, orang kristen yang benar-

benar percaya dan mengalami baptisan Roh, akan mendapat pengalaman rohani yang

luar biasa dalam hidupnya bersama dengan Roh. Namun, untuk membahas lebih detail

lagi pertanyaan di atas, maka penulis akan membahasnya berdasarkan 2 pandangan

besar berikut, yaitu: Pandangan Gereja Injili dan Pandangan Gereja Pentakostal.
11
Tjhung Tek Kie, Parakletos; Pelajaran tentang Roh Sutji (Surabaya: The CFM Union Room
Book, n.d), 65.
12
Op.Cit.,Christopher J. Luthy
6

Gereja Pentakostal

Pandangan Gereja Pentakostal adalah melihat pengalaman rohani jemaaat mula-

mula sebagai bukti bahwa kehidupan orang percaya sesungguhnya adalah ketika bisa

hidup sama seperti jemaat mula-mula. Artinya bahwa, seseorang bisa disebut benar-

benar telah menerima baptisan Roh Kudus adalah ketika bisa melakukan mujizat atau

bernubuat atau berbahasa roh (bandingan Kisah Para Rasul 8:4-25; I Korintus 14:1-39).

Pandangan ini, sifatnya memaksakan seseorang untuk harus bisa berbahasa roh

contohnya, atau bernubuat. Dalam implementasi iman orang percaya, tidak semua orang

bisa melakukan mujizat yang sama (1 Korintus 12:1-31). Pemahaman gereja Pentakosta

berdasarkan Kisah Para Rasul, dilihat sebagai sebuah perintah dan tentunya berindikasi

bahwa itu harus terjadi secara terus-menerus sebagai orang yang telah dibaptis oleh Roh

Kudus. Sebenarnya, genre Kisah Para Rasul adalah sejarah (Luthy).13 Dengan

demikian, yang terjadi dalam jemat mula-mula menggambarkan bahwa pekerjaan Roh

Kudus dalam hidup seseorang adalah benar-benar sesuatu yang luar biasa bukan hal

yang biasa. Tidak heran, gereja Pentakostal sangat terkenal dengan rupa-rupa karunia

(bandinkan I Korintus 12:4-11). Dalam hal ini, karunia berbahasa Roh kemudian

mengambil posisi yang sentral dalam pelaksanaan ibadah gereja Pentakostal. Stott

menekankan bahwa, yang penting adalah Kristus yang menjadi pusat (sentral) daripada

pelayanan yang dilakukan. Roh Allah bekerja menjamah hati setiap orang.14

Gereja Injili

Berbeda dengan pandangan gereja Pentakosta, pandangan Gereja Injili justru

melihat bahwa apa yang terjadi di dalam Kisah para Rasul adalah kejadian yang luar

Christopher J. Luthy., 106.


13

John R.W. Stott, Baptisan & Kepenuhan; Peranan dan Karya Roh Kudus Masa Kini (Jakarta:
14

BPK Gunung Mulia, 1984), xi.


7
biasa, yang mana jemaat sekarang tidak harus sama seperti jemaat mula-mula (persis,

mirip). Akan tetapi, apa yang terjadi di dalam jemaat mula-mula mewakili tujuan yang

semula akan penyertaan-Nya atas orang-orang yang datang dan percaya kepada-Nya

(Kisah Para Rasul 19:1-7). Baptisan Roh terjadi sebagai tujuan memperlengkapi jemaat

untuk melayani Tuhan. Menurut C.J. Luthy, keberadaan bahasa roh dalam Kisah Para

Rasul 10:34-38 menunjukkan bahwa Roh Kudus memimpin mereka untuk memahami

maksud dan tujuan Allah dan menunjukkan bahwa keselamatan berlaku untuk semua

orang atau bangsa (Kisah Para Rasul 10:44-45). Gereja Injili lebih kepada bagaimana

karya Roh Kudus itu menolong dan memampukan orang percaya mencapai keserupaan

dengan Kristus (Galatia. 5:16; Yohanes 14:26).

Kepenuhan Roh Dalam Roh Kudus

Sudah dijelaskan sebelumnya mengenai orang-orang yang mengalami perubahan

hidup setelah mereka percaya melalui karya Roh Kudus. Pada pembahasan ini, akan

menjelaskan mengenai arti dari kepenuhan Roh. Baptisan dalam Roh Kudus berbeda

dari Kepenuhan dalam Roh. Baptisan Roh Kudus telah dijelaskan bahwa, itu terjadi

pada saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus dan pada saat itu juga terlibat didalam

anggota tubuh Kristus (bandingkan 1 Korintus 12:13) dengan demikian, Baptisan Roh

terjadi hanya satu kali seumur hidup. Berbeda dengan baptisan dalam Roh Kudus,

kepenuhan Roh Kudus itu sebagai akibat dari Baptisan Roh Kudus. Lukas 4:1 berbicara

mengenai pencobaan yang Yesus jalani di padang gurun oleh iblis. Ayat ini

menjelaskan bahwa Yesus saat itu penuh dengan Roh Kudus, dan dapat dilihat pada

pasal sebelumnya bahwa Yesus baru selesai dibaptis oleh Yohanes (sebagai simbol).

Pada saat itu juga, kehadiran Bapa dalam suara dan Roh Kudus dalam rupa burung

merpati membuktikan perkataan Yohanes sebelumnya mengenai dasar baptisannya


8
(Lukas 3:16;21-22). Kepenuhan Roh terjadi bersamaan pada awal menerima Baptisan

Roh, namun selanjutnya itu harus terus diperbaharui itulah yang disebut sebagai proses

kepenuhan roh.

Menurut Boeker, “Frasa Kepenuhan Roh dalam alkitab merupakan kata benda

dan memiliki makna teologis yang bersifat statis (tetap). Sedangkan untuk kata kerja

yang digunakan dalam alkitab adalah Roh Kudus memenuhi atau dipenuhi Roh Kudus

adalah penting diperhatikan sebagai sebuah proses.”15 Jadi, Ini frasa yang penting untuk

melihat bagaimana dipenuhi Roh Kudus itu bekerja. Lanjut Boeker, Dalam Efesus 5:18,

dapat ditemukan frasa “hendaklah kamu dipenuhi.” Frasa ini dalam bahasa Yunani

“pleruesthe” dalam bentuk Present Imperatif Pasif, Plural.16 Artinya adalah perintah

untuk setiap orang percaya dapat mengalami kepenuhan Roh Kudus itu dengan terus

hidup didalam kehendak-Nya dan karena disini orang-orang dalam bentuk pasif

mengindikasikan bahwa itu sepenuhnya pekerjaan Roh Kudus dan bentuk present

menekankan itu terjadi terus-menerus. Itu berarti bahwa kepenuhan Roh Kudus adalah

bukti dimana Roh Kudus tidak pernah berhenti bekerja di dalam hidup seseorang yang

telah percaya.

Kehidupan seseorang yang ditandai dengan pertumbuhan rohani yang semakin

naik, menunjukkan orang tersebut dipenuhi roh karena kebutuhan mencari persekutuan

dengan Allah. M. Luther menekankan bahwa, bila tidak terjadi pertumbuhan dalam

hidup seorang kristen, tetapi justru hidupnya terus bergaul dengan kehidupan duniawi,

baptisan Roh belum terjadi namun justru di tentang. 17 Penekanan Martin tersebut

menunjuk kepada Providensia Allah melalui Roh Kudus setelah menerima baptisan.

Kuasa Baptisan Roh terus ada dalam orang yang percaya. Oleh sebab itu, dipenuhi Roh

15
Traugott G.R. Boeker, Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus (Malang: YPPII, n.d), 66.
16
Ibid., 68.
17
Anwar Tjen, Katekismus Besar: Martin Luther (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 201.
9
menjadi tolak ukur sejauh mana seseorang telah mengalami pertumbuhan untuk menjadi

serupa dengan Kristus. Oleh sebab itu, dalam konteks Efesus 5: 18, Paulus mengajak

kepada mereka yang sudah percaya yang disebut anak-anak terang, untuk terus dipenuhi

oleh Roh Kudus. Ayat tersebut, menunjukkan betapa pentingya kehidupan yang telah

diubahkan dalam baptisan Roh untuk terus merasakan kuasa baptisan itu melalui

kepenuhan Roh secara terus menerus. Ayat lain dalam Alkitab yang bisa dilihat

berkaitan dengan dipenuhi oleh Roh terdapat dalam Kisah Para Rasul 2:4; 4:8,31; 6:3,5;

7:55; 9:17;11:2413:9).

Jadi, baptisan roh mengawali perjalanan iman orang percaya untuk hidup

didalam Kristus, tetapi dalam perjalanan tersebut kebutuhan akan jaminan perlindungan

Allah melalui Roh Kudus terus berlaku, untuk terus merasakan kerinduan akan Allah.

Kepenuhan Roh tidak terjadi untuk satu kali, akan tetapi itu akan terus berlangsung di

dalam perjalanan kehidupan orang yang telah mengalami baptisan Roh Kudus.
10

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Doktrin tentang Roh Kudus sangat penting diajarkan dalam kehidupan

bergereja. Melalaikan pengajaran ini berarti menitikberatkan dogma pada berat sisi dari

Allah dan mengakibatkan tidak adanya keseimbangan yang subordinat dalam

ketritunggalan (Bapa, Anak, Roh Kudus) yang diajarkan dalam pengajaran kekristenan.

Roh Kudus adalah sepenuhnya Allah dan perlu untuk diketahui orang kristen lewat

pengajaran/ doktrin dalam kekristenan. Salah satu bagian yang penting dari pengajaran

tentang Roh Kudus adalah karya keselamatan bagi setiap orang yakni, melalui Baptisan

Roh dan secara berkesinambungan terus memperlengkapi (memenuhi) orang-orang

percaya dalam perjalanan kehidupan di dunia. Baptisan Roh membuktikan seseorang

dibawah ke dalam pengalaman yang baru akan roh kebenaran dalam Allah melalui

Yesus Kristus. Sedangkan kepenuhan Roh menunjukkan otoritas yang Allah berikan

melalui Roh Kudus dalam memperlengkapi orang percaya untuk terus berusaha hidup

kudus bagi Tuhan.


11

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab:

Lembaga Alkitab Indonesia, 2002.

Buku-buku:

Abineno. C.H. Pokok-pokok Penting Dari Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
1990.
Boeker. Traugott G.R. Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus. Malang: YPPII. n.d.

Brill. J.W. Dasar yang Teguh. Bandung: Kalam Hidup. n.d.

Hoekema.Anthony A. Diselamatkan Oleh Anugerah. Surabaya: Momentum. 2006.


Mengutip: Pengakuan Iman Westminster. IX. 3. yang terdapat di dalam The
Confession of Faith of the Presbyterian Church in the United States. edisi
1861. Richmond: John Knox. 1956.

Kie. Tjhung Tek. Parakletos; Pelajaran tentang Roh Sutji. Surabaya: The CFM Union
Room Book. n.d.

Luthy. Christopher J. Bahan Ajar STFT Jaffray Makassar Teologi Sistematika III;
Soteriologi, Kristologi dan Penumatologi. Makassar: STFT Jaffray. 2020.

Stott.John. R.W. Baptisan & Kepenuhan; Peranan dan karya Roh Kudus Masa Kini.
Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1984.

Tjen. Anwar. Katekismus Besar: Martin Luther. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.

Anda mungkin juga menyukai