II
KEMUNGKINAN DAN PEMBAGIAN TEOLOGI
I. Kemungkinan Teologi
Kemungkinan dikerjakan teologi bersumber pada dua hal: penyataan
Allah dan kemampuan alami manusia. Penyataan Allah diperlihatkan
dalam dua bentuk: umum dan khusus. Kemampuan alami manusia
terdiri atas dua macam: mental dan rohani.
Penyataan Allah
Pascal menyebutkan Tuhan sebagai Deus Absconditus (Allah
yang tersembunyi), namun dia juga beranggapan bahwa
Tuhan yang tersembunyi ini telah menyatakan diri-Nya
sehingga dengan demikian dapat dikenal. Penyataan
merupakan tindakan Allah untuk membuka tabir tentang diri-
Nya atau mengkomunikasikan kebenaran kepada pikiran.
Argumen-argumen formal untuk membuktikan keberadaan
Tuhan disajikan dalam pasal berikut, tetapi pembahasan
tentang penyataan Tuhan sangat perlu untuk membuktikan
keberadaan-Nya.
Penyataan Allah yang Umum terdapat di alam,
sejarah, dan hati nurani manusia. Beberapa tokoh
panteisme mengidentikkan Tuhan dengan “segala
sesuatu”, “universum”, atau “alam”; beberapa tokoh
lainnya berbicara tentang Dia sebagai kekuatan abadi
dari energi yang mrmpengaruhi semua perubahan
yang terjadi di dalalm dunia fenomena, sedangkan
yang lain lagi melihat Tuhan sebagai akal yang
mewujudkan diri di alam semesta.
Barth beranggapan bahwa manusia telah samasekali
kehilangan gambar Allah yang semula. Dan demikian,
kita menarik kesimpulan bahwa hati nurani manusia
merupakan penyataan lain dari Allah.
Penyataan Allah yang khusus ialah tindakan-
tindakan Allah yang dengannya ia memperkenalkan
diri-Nya serta kebenaran-Nya pada saat-saat tertentu
dan kepada orang-orang tertentu. Golongan berpaham
naturalistis, panteistis, dan deistis semuanya secara
apriori menolak adanya mujizat. Secara positif kita
menyatakan bahwa bukti adanya mujizat bertumpu
pada kesaksian. Orang kristen percaya bahwa hukum-
hukum alam semata tidak dapat menjelaskan hal-hal
yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka
dan juga alami dalam kehidupan mereka sendiri.
Selanjutnya, Allah menyatakan diri dalam nubuat.
Nubuat yang dimaksudkan di sini adalah
pemberitahuan terjadinya suatu peristiwa sebelum
peristiwa itu sendiri terjadi.
Jenis nubuat ini adalah nubuat-nubuat tentang
kedatangan kristus yang pertama kali seperti; kristus
akan dilahirkan oleh seorang perawan (Yesaya 7:14;
Matius 1:23) dan lain-lain.
Tambahkan penyataan Allah yang khusus melalui
mujizat, nubuat, dan teofani tidak sanggup menuntun
israel kepada pengetahuan yang benar akan watak
dan kehendak Allah.
Di dalam kristus kita memiliki penyataan Allah yang
lipat tiga: penyataan tentang keberadaan, sifat, dan
kehendak-Nya. Kristus merupakan bukti yang terkuat
tentang keberadaan Allah. Penyataan Allah dalam
pengalaman pribadi merupakan sumber utama yang
digunakan Roh kudus ketika mengilhami orang
percaya (Yohanes 16:13-15; 2 Timotius 3:16; 2
Petrus 1:21; bandingkan dengan 1 Korintus 2:10-13).
Bakat-bakat manusia
Bakat-bakat mental. Sepanjang kurun sejarah telah muncul
tiga jenis rasionalisme: rasionalisme yang ateistis, yang
panteistis, dan yang teistis. Rasionalisme ateistis muncul
pertama kali di dalam diri tokoh-tokoh filsafat yunani yang
mula-mula: Thales, Anaximander, Anaximenes, Empedocles,
Heraclitus, Leucippus, dan Democritus. Sedangkan
rasionlisme teistis muncul pertama kali di dalam mazhab
deisme Inggris dan Jerman pada abad kedua belas. Karena
iman meliputi persetujuan dan persetujuan merupakan
keyakinan yang dihasilkan oleh bukti, maka dengan
sendirinya iman tanpa bukti adalah tidak masuk akal atau
mustahil. Akal harus menemukan faktor pemadu dan
mengumpulkan semua fakta yang releven di sekitar faktor
pemadu tersebut.
Bakat-bakat Rohani. Pandangan filosofis orang mistik
beranggapan bahwa semua manusia dapat berjumpa langsung
dengan realitas terakhir, sebutan mereka untuk Allah,
terpisah dari pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus.
Kepercayaan ini adalah kepercayaan kafir dan merupakan
bagian dari sebuah pandangan dunia yang sangat panteistik.
Bentuk-bentuk ekstrim dan pietisme percaya akan
kemungkinan adanya sebuah persekutuan mutlak dengan
Allah. Bentuk-bentuk ekstrim Quietisme beranggapan bahwa
kita harus mencari persekutuan yang sedemikian rupa dengan
Tuhan mencari ketenangan sempurna dimana semua pikiran,
dan semua kegiatan terhenti dan jiwa kita tenggelam di
dalam Allah.
II. Pembagian Teologi
a. Teologi Eksegetis dimana terjadi penelaah naskah alkitabiah,
seperti usaha pemugaran, penelaahan bahasa-bahasa,
arkeologi, pengantar, hermeneutika, dan alkitabiah.
b. Teologi Historis teologi ini membahas awal mula,
perkembangan, penyebaran agama, dan semua doktrin,
organisasi, dan kebiasaannya. Di dalamnya termasuk sejarah
alkitab, gereja pekabaran injil, ajaran dan pengakuan iman.
c. Teologi Sistematika membahas tentang apologetika, polemik
dan etika alkitabiah.
d. Teologi Praktis membahas penerapan teologi terhadap
pembaharuan, pengudusan, pembinaan, pendidikan, dan
pelayanan manusia. Teologi ini meliputi homelitika,
organisasi, dan administrasi gereja, ibadat pendidikan agama
kristen, dan penginjilan.
BAGIAN 1 TEISME
Kepercayaan akan adanya satu atau lebih kekuatan
adikodrati, perantara rohani, dan dewa. Pandangan ini
menentang ateisme.
Kepercayaan akan adanya satu Allah saja. Pandangan ini
mencakup monoteisme, panteisme, dan deisme.
Kepercayaan akan adanya satu Allah yang berkepribadian
transenden maupun imanen yang dikenal sebagai Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Pandangan ini merupakan pandangan
kristen, dan bertolak belakang dengan semua pandangan
yamg telah sisebutkan sebelumnya. Pandangan ini merupakan
monoteisme yang bersifat trinitarian dan unitarian.
BAB lll
DEFINISI DAN ADANYA ALLAH
BAB IV
BEBERAPA PANDANGAN DUNIA NON-KRISTEN
A. Pandangan Ateistis
Pandangan ini merupakan anteisme yang menganut
prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan kepercayaan
akan Allah.
B. Pandangan Agnotis
Dari pandangan kristen sikap ini merupakan
kesederhanaan yang palsu, karena orang kristen
menganggap adanya bukti-bukti adanya Allah yang
berkepribadian, adikodrati, Makahakuasa, dan Kudus.
C. Pandangan Panteisme
Bentuk-bentuk paintisme:
Panteisme materialistis
Hilozoisme dan panpsikisme
Netralisme
Idealisme
Mistisisme filosofis
Penolakan teori-teori apatisme: