KELOMPOK 1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan
Agama Islam Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju
jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna yakni addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskankan tentang Pendidikan Agama Islam
yang terdiri dari berbagai bahasan. Makalah yang berjudul "BAGAIMANA
MANUSIA BERTUHAN" ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi
Bagaimana Manusia Bertuhan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang dengan kesabaran
dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman teman yang telah membantu
kami.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang
luas bagi pembaca. Terima kasih.
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...3
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..3
1.2 Tujuan Umum………………………………………………………………...3
1.3 Tujuan Khusus………………………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………4
BAB III STUDI KASUS…………………………………………………………5
BAB IV PEMBAHASAN KASUS………………………………………………7
2.1 Konsep Manusia dalam Bertuhan…………………………………………….7
2.2 Pentingnya Spiritualitas dalam Diri Manusia………………………………...8
2.3 Hadits dan Ayat Al-Qur'an yang Menjadi Dasar Konsep Manusia Bertuhan...9
BAB V PENUTUP………………………………………………………………10
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….10
3.2 Saran………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....11
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk Tuhan yang serba ingin tahu karena Tuhan
menciptakan manusia dengan kecerdasan akal fikirannya sehinga dapat
menggali kehidupannya di alam semesta. Manusia yang hidup di alam semesta
ini, dengan berbagai bentuk kehidupannya ada yang bahagia dan ada pula yang
sengsara, ada pula yang beragama dan ada pula yang tak beragama, ada yang
bertuhan dan ada pula yang tak bertuhan. Pada makalah ini kami berusaha
mengeksplorasi lebih tematik konsep bagaimana manusia sebagai makhluk
bertuhan.
Secara umum, pembuatan makalah ini memiliki tujuan untuk lebih mengenal
pengembangan dan konseptual Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk
Bertuhan.
Sarah adalah seorang wanita berusia 32 tahun yang memiliki karier yang sukses dan
hidup dalam keluarga yang stabil. Namun, selama beberapa tahun terakhir, dia
merasa ada yang kurang dalam hidupnya dan mencari makna yang lebih dalam.
Sarah adalah seorang individu yang sangat rasional dan sebelumnya jarang terlibat
dalam aktivitas spiritual atau agama.
Hasil :
Sarah mengalami perubahan signifikan dalam kehidupannya. Dia menemukan
makna yang lebih dalam dan perasaan kedamaian yang lebih besar melalui proses
menuju bertuhan ini. Selain itu, hubungannya dengan orang lain dan dirinya sendiri
juga mengalami perbaikan yang signifikan. Proses ini memberikan arti yang lebih
dalam pada kehidupannya dan membantunya merasa lebih bersyukur dan puas.
Studi kasus ini mencerminkan bagaimana seseorang bisa mengalami proses
bertuhan melalui perjalanan pribadi yang melibatkan pencarian makna, eksplorasi
spiritual, pengalaman mendalam, dan integrasi nilai-nilai spiritual dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Dalam perspektif Islam, spirit sering dideskripsikan sebagai jiwa halus yang
ditiupkan oleh Tuhan ke dalam diri manusia. Al-Qusyairi dalam tafsirnya
Lathā`if al-Isyārat menunjukkan bahwa roh memang lathīfah (jiwa halus) yang
ditempatkan oleh Tuhan dalam diri manusia sebagai potensi untuk membentuk
karakter yang terpuji. Roh merupakan fitrah manusia, dengan roh manusia
mampu berhubungan dengan Tuhan sebagai kebenaran sejati (al-ḫaqīqah).
Karena adanya roh, manusia mempunyai bakat untuk bertuhan, artinya rohlah
yang membuat manusia mampu mengenal Tuhan sebagai potensi bawaan sejak
lahir. Dengan adanya roh, manusia mampu merasakan dan meyakini
keberadaan Tuhan dan kehadiran-Nya dalam setiap fenomena di alam semesta
ini. Atas dasar itulah, sebenarnya manusia memiliki fitrah sebagai manusia
yang bertuhan.
Roh manusia menurut Islam adalah suci, karena ia adalah karunia Ilahi yang
dipancarkan dari Zat Tuhan. Roh bersemayam di dalam hati (qalb) sehingga
dari hati terpancar kecerdasan, keinginan, kemampuan, dan perasaan. Ketika
hati ditempati roh, maka hati menjadi bersinar dan memancarkan cahaya
kebaikan Tuhan. Hati yang terpancari oleh kebaikan Tuhan disebut dengan hati
nurani (hati yang tercahayai). Hati yang mengalami keredupan cahaya roh
disebut dengan hati yang gelap (qalb zhulmānī). Ketika manusia memiliki hati
yang gelap, ia menjadi sulit untuk tetap terhubung dengan kebenaran sejati
yang universal. Akibatnya, manusia menjadi mudah untuk berbuat maksiat dan
keburukan. Roh (spirit) membuat manusia dapat mengalami pengalaman batin
atau sering pula disebut dengan pengalaman rohani dan setiap manusia tentu
mengalami pengalaman-pengalaman rohani yang beraneka ragam.
Melalui kajian neurosains, bakat bertuhan dapat dicari jejaknya dalam bagian-
bagian otak yang diangap terkait dengan kecerdasan spiritual. Paling tidak
terdapat empat penelitian di bidang neurosains yang mendukung hipotesis
bahwa dalam diri manusia terdapat hardware Tuhan :
Pada akhir tahun 2019, Polri mencatat adanya peningkatan jumlah kasus
kriminal di Indonesia yang mengalami peningkatan sebanyak 245 kasus
sehingga jumlah kasus menjadi 3.726. Menurut catatan kepolisian, terdapat
lima kasus yang mengalami peningkatan signifikan yaitu pencurian dengan
pemberatan, penggelapan, pencurian, perjudian, dan kejahatan narkotika.
Selain itu pada awal tahun 2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
mencatat adanya peningkatan jumlah kasus bullying, angkanya mencapai
2.473 laporan kasus tersebut.
2.3 Hadits dan Ayat Al-Qur'an yang Menjadi Dasar Konsep Manusia Bertuhan
Ada beberapa hadis dan ayat-ayat Al-Qur'an yang menjadi dasar bagi manusia
untuk bertuhan.
Hadis :
Hadis Riwayat al-Bukhari : Dalam riwayat al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW.
pernah bersabda, "Siapa yang mengenali dirinya, maka dia telah mengenali
Tuhannya." Hadis ini menekankan pentingnya introspeksi diri dan pemahaman
tentang diri sendiri sebagai langkah awal menuju bertuhan.
Hadis Riwayat Muslim : Dalam riwayat Muslim, Nabi Muhammad Saw.
menggambarkan bagaimana manusia bisa dekat dengan Tuhan. "Allah
berfirman, 'Siapa yang mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, Aku
mendekatinya sejengkal, dan siapa yang mendekatinya sejengkal, Aku
mendekatinya sehasta.'" Hadis ini menekankan pentingnya upaya manusia
untuk mendekati Tuhan.
Ayat-ayat Al-Qur'an :
Q.S. Al-Baqarah (2:186) :
"Dan orang yang berjuang untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang-orang yang berbuat baik."
3.3 Kesimpulan
Penting untuk diingat bahwa proses bertuhan dapat berbeda untuk setiap
individu, dan tidak ada satu cara yang benar atau salah untuk mencapainya. Hal
yang paling penting adalah kesadaran, keseriusan, dan kejujuran dalam
menjalani perjalanan spiritual ini, serta menghormati nilai-nilai dan keyakinan
yang mendorongnya. Dalam kesimpulan, bertuhan adalah perjalanan pribadi
yang dapat memperkaya kehidupan manusia dan mendekatkan mereka kepada
Tuhan atau dimensi spiritual dalam cara yang berarti bagi mereka.
3.4 Saran
Berdasarkan data yang kami dapatkan, beberapa saran yang dapat kami
sampaikan adalah, sebagai berikut :
Menyelidiki aspek multidimensional dari hubungan manusia dengan
Tuhan yang mencakup dimensi spiritual
Eksplorasi berbagai aliran filsafat yang telah memberikan wawasan
tentang konsep Tuhan dan hubungannya dengan manusia
Diharapkan manusia lebih mendorong pemikiran kritis terhadap konsep
Tuhan dan kepercayaan keagamaan, termasuk eksplorasi skeptisisme dan
agnotisisme
DAFTAR PUSTAKA