Anda di halaman 1dari 8

Makalah “Ahlak Tasawuf”

Makalah ‘Tasawuf Sebagai Ilmu Dan Amalan”


Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ahlak Tasawuf

Dosen Pengampu:
Alan Suud Maadi, S.Pd.I., M.Sh. Ec

Disusun oleh kelompok 7 (Tujuh)


Khoyril Waro (230721100008)
Musfik (230721100164)
Achmad Afif Khuzainuddin (230721100044)
Moh Andrean Umami ( 230721100160)

Fakultas Keislaman
Universitas Trunojoyo Madura
Prodi Ekonomi Syariah
Tahun Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan Semesta
Alam, yang dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tulisan ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, utusan Allah yang membawa cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia.

Dalam pembahasan tentang tasawuf sebagai ilmu dan amalan, kami mencoba
menggambarkan bahwa tasawuf bukanlah dunia yang terpisah dari realitas kehidupan,
melainkan ia meresap ke dalam setiap aspeknya. Kajian tasawuf mengingatkan kita bahwa
nilai-nilai spiritual dapat memberikan makna yang lebih dalam pada kehidupan kita, serta
membantu menjaga keseimbangan antara dimensi materi dan ruhani.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
menginspirasi pembaca dalam menjalani kehidupan dengan kesadaran yang lebih mendalam.
Segala kekurangan dalam penyampaian ini mohon dimaafkan, karena hanya Allah yang
Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Bangkalan, 25 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusun masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian tasawuf sebagai ilmu

B. Pengertian ilmu Tasawuf dipahami sebagai amalan spiritual dalam konteks


agama Islam
C. Hubungan antara dimensi ilmu dan amalan dalam tasawuf

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tasawuf memiliki akar dalam ajaran Islam awal dan berasal dari upaya para pemeluk
Islam untuk mendalami aspek-aspek spiritual dan mistis dari agama mereka. Ini adalah reaksi
terhadap betapa dalamnya konsep iman dan amal dalam Islam. Pada awalnya, para penganut
tasawuf lebih menekankan aspek penghambaan kepada Tuhan, pengendalian diri, dan
pencarian makna lebih dalam dalam agama, Beberapa unsur tasawuf memiliki keterkaitan
dengan praktik-praktik mistis pra-Islam di wilayah Timur Tengah. Namun, tasawuf
mengadopsi pandangan-pandangan ini ke dalam kerangka Islam dengan mengintegrasikan
unsur-unsur mistis dengan konsep-konsep agama Islam, Pada abad pertengahan, tarekat-
tarekat sufi mulai muncul. Tarekat-tarekat ini adalah kelompok-kelompok yang memiliki
metode khusus dalam mengajarkan dan mengamalkan tasawuf. Mereka menekankan
pelatihan spiritual dengan bimbingan guru, praktik-praktik khusus, dan serangkaian tahapan
menuju pencapaian tingkat spiritual tertinggi.

Banyak tokoh sufi terkenal, seperti Imam Al-Ghazali dengan karya "Ihya Ulum al-Din"
dan Jalaluddin Rumi dengan puisi-puisi dalam "Mathnawi," telah memberikan kontribusi
besar dalam merumuskan pandangan dan praktik tasawuf sebagai ilmu dan amalan, Seiring
waktu, tasawuf juga menghadapi kontroversi dan penolakan dari beberapa kelompok yang
berpendapat bahwa praktik-praktik tasawuf tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran
Islam. Namun, pandangan ini tidak menghalangi pengembangan dan kelanjutan tasawuf
Pemikiran tentang tasawuf terus berkembang hingga masa modern.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tasawuf sebagai ilmu?
2. Bagaimana tasawuf dipahami sebagai amalan spiritual dalam konteks agama Islam?
3. Bagaimana hubungan antara dimensi ilmu dan amalan dalam tasawuf? Apakah keduanya
saling terkait?
C. Tujuan Penulisan
1. Apa tujuan utama dari mempelajari tasawuf sebagai ilmu?
2. Bagaimana praktik tasawuf dapat memberikan manfaat dalam kehidupan spiritual dan
psikologis seorang individu?
3. Bagaimana pemahaman tentang tujuan dan manfaat tasawuf berbeda antara berbagai
ulama dan kelompok dalam tradisi Islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf Sebagai Ilmu


Tasawuf, juga dikenal sebagai Sufisme, adalah cabang dari Islam yang
berkembang sebagai upaya untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang
agama, kebijaksanaan, dan hubungan pribadi dengan Tuhan. Tasawuf bukanlah ilmu
dalam arti tradisional seperti ilmu pengetahuan alam atau ilmu sosial, tetapi lebih
merupakan pendekatan spiritual dan filsafat terhadap agama Islam.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam pengertian tasawuf sebagai ilmu:
1. Pencarian Spiritualitas
Tasawuf adalah pencarian spiritualitas dan pengalaman pribadi dalam Islam. Ini
melibatkan upaya untuk mendekatkan diri pada Allah, mencapai pemahaman yang
lebih dalam tentang ajaran agama, dan mencapai kebijaksanaan spiritual. Spiritualitas
adalah sebuah konsep yang mencakup pengalaman, keyakinan, dan praktik-
praktik yang terkait dengan dimensi spiritual atau batiniah dalam kehidupan
manusia. Ini adalah bagian integral dari kehidupan manusia sepanjang sejarah
dan dapat berbeda-beda dalam konteks budaya, agama, atau pandangan
dunia individu. Di bawah ini adalah beberapa elemen penting yang dapat
menjelaskan spiritualitas:

a. Kesadaran Batin: Spiritualitas seringkali berhubungan dengan kesadaran


batin atau pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan dunia. Ini
melibatkan pencarian makna dalam kehidupan, pertanyaan tentang tujuan
eksistensi, dan eksplorasi terhadap aspek-aspek non-material atau
metafisik dari kenyataan.
b. Koneksi dengan Yang Lebih Besar: Banyak orang yang menganggap
spiritualitas sebagai upaya untuk menghubungkan diri mereka dengan
kekuatan atau entitas yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Dalam
banyak agama, ini bisa merujuk pada Tuhan, Dewa, atau entitas spiritual
lainnya. Bagi yang tidak beragama, ini bisa berarti menghubungkan diri
dengan alam semesta atau energi universal.
c. Eksplorasi Nilai dan Etika: Spiritualitas sering melibatkan eksplorasi nilai-
nilai dan etika pribadi. Ini mencakup pertimbangan tentang apa yang benar
dan salah, bagaimana berperilaku terhadap orang lain, dan bagaimana
hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang dipegang.
d. Praktik Spiritual: Spiritualitas dapat diungkapkan melalui berbagai praktik,
seperti meditasi, doa, yoga, puasa, retret, atau ritual keagamaan. Praktik ini
bertujuan untuk mendekatkan diri dengan dimensi spiritual dan mengalami
kedamaian batin.
e. Pertumbuhan Pribadi: Banyak individu menghubungkan spiritualitas
dengan pertumbuhan pribadi dan perkembangan diri. Mereka melihatnya
sebagai cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka, mengatasi
konflik emosional, dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan.
f. Keberadaan Kesadaran: Beberapa konsep spiritualitas berfokus pada
keberadaan kesadaran atau "kebangkitan spiritual." Ini adalah pengalaman
mendalam di mana individu merasa lebih terhubung dengan realitas yang
lebih tinggi atau kesadaran yang lebih besar.

2. Pengembangan Batin
Fokus utama tasawuf adalah pengembangan batin dan jiwa. Penganut tasawuf ber
usaha untuk membersihkan hati mereka dari sifat-sifat negatif, ego, dan keduniawian,
sehingga mereka dapat mencapai kesempurnaan spiritual. Pengembangan batin
adalah proses pertumbuhan dan pematangan aspek-aspek internal diri
seseorang, termasuk emosi, intuisi, pemahaman diri, dan kesadaran. Tujuan
dari pengembangan batin adalah mencapai kedewasaan emosional,
ketenangan pikiran, dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan
dunia sekitarnya. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam
pengembangan batin:

a. keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kesadaran Diri: Ini


adalah elemen kunci dalam pengembangan batin. Kesadaran diri mencakup
pemahaman yang mendalam tentang nilai, kekuatan, kelemahan, dan
motivasi diri sendiri. Ini juga melibatkan pengenalan dan penerimaan emosi-
emosi yang dirasakan.
b. Meditasi: Meditasi adalah praktik yang umum dalam pengembangan batin.
Ini melibatkan fokus perhatian untuk mencapai ketenangan pikiran,
meningkatkan kesadaran, dan memperkuat koneksi batin. Meditasi dapat
membantu seseorang lebih memahami pikiran dan perasaan mereka.
c. Refleksi: Merenung atau merenungkan pengalaman-pengalaman hidup
adalah cara lain untuk mengembangkan batin. Ini melibatkan introspeksi diri
dan pertanyaan yang dalam tentang nilai-nilai, tujuan, dan tujuan dalam
kehidupan.
d. Pelatihan Emosional: Pengembangan batin seringkali memerlukan pelatihan
emosional. Ini dapat membantu individu mengenali dan mengelola emosi
mereka dengan lebih baik, menghindari pemrosesan emosional yang
merugikan, dan mengembangkan

3. Pentingnya Guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam tasawuf, yang merupakan
cabang dari spiritualitas Islam yang berfokus pada pengembangan batin dan
pencarian kehadiran Allah. Dalam tasawuf, guru dikenal sebagai "sheikh" atau
"murshid," dan perannya sangat krusial dalam membimbing para murid atau
pengikutnya dalam perjalanan spiritual mereka. Berikut beberapa alasan
mengapa guru sangat penting dalam tasawuf:

a. Panduan Spiritual: Guru tasawuf adalah seseorang yang memiliki


pengalaman dan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran-ajaran Islam
dan praktik-praktik spiritual. Mereka berperan sebagai panduan yang
membimbing murid-murid mereka dalam memahami ajaran-ajaran Islam
secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pengajaran Tradisi Spiritual: Guru tasawuf memainkan peran penting dalam
memelihara dan mentransmisikan tradisi spiritual tasawuf dari generasi ke
generasi. Mereka mengajarkan kepada murid-murid mereka mengenai
praktik-praktik zikir (pengingatan Allah), meditasi, dan metode-metode lain
untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
c. Pencarian Kehadiran Allah: Tujuan utama dalam tasawuf adalah mencapai
kesadaran akan kehadiran Allah (ma'rifah) dan mencintai-Nya dengan tulus.
Guru membimbing murid-murid mereka dalam proses ini, membantu
mereka melewati rintangan-rintangan spiritual, dan memberikan petunjuk
untuk mencapai tujuan spiritual ini.

Dalam pengertian umum, tasawuf bukanlah ilmu dalam arti ilmu pengetahuan
konvensional, tetapi lebih merupakan disiplin spiritual dan filsafat yang berusaha
untuk memahami aspek-aspek esoteris dalam Islam dan mencapai keselarasan antara
spiritualitas dan ajaran agama.

B. Pengertian ilmu Tasawuf dipahami sebagai amalan spiritual dalam konteks agama
Islam
Ilmu Tasawuf atau Sufisme adalah cabang dalam Islam yang berfokus pada dimensi spiritual
dan mistis dari agama ini. Ini melibatkan pencarian makna yang lebih dalam, pemahaman
yang mendalam tentang Allah, serta usaha untuk mencapai pengalaman langsung dengan
Tuhan. Dalam konteks agama Islam, pengertian ilmu Tasawuf dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Pencarian Kebenaran Spiritual: Ilmu Tasawuf merupakan upaya untuk mencari dan
merasakan kebenaran spiritual yang lebih dalam di dalam agama Islam. Ini
melibatkan pemahaman tentang hakikat Tuhan (Allah), hubungan manusia dengan-
Nya, dan perjalanan rohani untuk mencapai kehadiran-Nya.
2. Pembersihan Diri: Sebagian besar praktik Tasawuf bertujuan untuk membersihkan
diri dari sifat-sifat negatif, hawa nafsu, dan keterikatan pada dunia materi. Ini
dilakukan melalui praktik-praktik seperti dzikir (mengingat Allah), meditasi, puasa,
dan renungan yang mendalam.
3. Cinta dan Hati yang Murni: Sufisme menekankan pentingnya cinta kepada Allah
dan hati yang murni sebagai sarana untuk mencapai pencapaian spiritual tertinggi.
Para sufi percaya bahwa cinta kepada Allah adalah pendorong utama dalam
perjalanan spiritual mereka.
4. Mentoring dan Tradisi Sufi: Sufisme sering kali diajarkan oleh seorang guru
spiritual atau syekh yang berpengalaman dalam ilmu ini. Hubungan guru-murid ini
sangat penting dalam mentransmisikan pengetahuan dan pengalaman spiritual dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
5. Makna Simbolis: Sufisme sering menggunakan simbolisme dan metafora dalam
ajarannya. Metafora ini membantu para sufi untuk memahami konsep-konsep yang
kompleks dan abstrak dalam Islam, seperti hakikat (haqiqah) dan jalan (tariqah).
6. Kontroversi dan Kritik: Sufisme tidak selalu diterima dengan baik oleh semua sekte
Islam. Beberapa kritik terhadapnya melibatkan ketidaksepakatan tentang praktik-
praktik mistis dan penekanan pada pengalaman pribadi dalam agama.

Penting untuk dicatat bahwa pengertian dan praktik Tasawuf dapat bervariasi di antara
berbagai tradisi Islam, dan tidak semua umat Islam menerima atau mengamalkan konsep
Tasawuf dalam agama mereka. Bagi mereka yang mengikuti ajaran Tasawuf, ia merupakan
cara untuk mendalami dan mengalami Islam secara lebih mendalam melalui pengalaman
spiritual dan pencarian kebenaran.

C. Hubungan Antara Dimensi Ilmu Dan Amalan Dalam Tasawuf


Tasawuf, juga dikenal sebagai sufisme, adalah cabang dalam Islam yang berfokus
pada aspek spiritual dan mistik agama. Ini adalah upaya untuk mencapai kedekatan
dengan Allah dan pemahaman yang lebih dalam tentang makna agama. Hubungan
antara dimensi ilmu dan amalan dalam tasawuf sangat penting dan kompleks.

1. Dimensi Ilmu: Ilmu dalam tasawuf mencakup pemahaman tentang konsep-


konsep dasar seperti tawhid (keesaan Allah), akhirat, nabi, dan lainnya. Ini adalah
aspek teoritis yang diperlukan untuk memahami dasar-dasar ajaran Islam. Ilmu ini
adalah fondasi yang memungkinkan praktisi tasawuf untuk memahami makna
lebih dalam dari amalan spiritual mereka.
2. Amalan Spiritual: Amalan dalam tasawuf mencakup berbagai praktik yang
dirancang untuk membantu individu mencapai tujuan spiritual mereka. Ini
termasuk zikir (pengingatan Allah), meditasi, puasa, dan berbagai bentuk ibadah
yang mendalam. Amalan-amalan ini bertujuan untuk mendekatkan diri dengan
Allah dan mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai