Dosen Pengampu:
Alan Suud Maadi, S.Pd.I., M.Sh. Ec
Fakultas Keislaman
Universitas Trunojoyo Madura
Prodi Ekonomi Syariah
Tahun Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan Semesta
Alam, yang dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tulisan ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, utusan Allah yang membawa cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Dalam pembahasan tentang tasawuf sebagai ilmu dan amalan, kami mencoba
menggambarkan bahwa tasawuf bukanlah dunia yang terpisah dari realitas kehidupan,
melainkan ia meresap ke dalam setiap aspeknya. Kajian tasawuf mengingatkan kita bahwa
nilai-nilai spiritual dapat memberikan makna yang lebih dalam pada kehidupan kita, serta
membantu menjaga keseimbangan antara dimensi materi dan ruhani.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
menginspirasi pembaca dalam menjalani kehidupan dengan kesadaran yang lebih mendalam.
Segala kekurangan dalam penyampaian ini mohon dimaafkan, karena hanya Allah yang
Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusun masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Tasawuf memiliki akar dalam ajaran Islam awal dan berasal dari upaya para pemeluk
Islam untuk mendalami aspek-aspek spiritual dan mistis dari agama mereka. Ini adalah reaksi
terhadap betapa dalamnya konsep iman dan amal dalam Islam. Pada awalnya, para penganut
tasawuf lebih menekankan aspek penghambaan kepada Tuhan, pengendalian diri, dan
pencarian makna lebih dalam dalam agama, Beberapa unsur tasawuf memiliki keterkaitan
dengan praktik-praktik mistis pra-Islam di wilayah Timur Tengah. Namun, tasawuf
mengadopsi pandangan-pandangan ini ke dalam kerangka Islam dengan mengintegrasikan
unsur-unsur mistis dengan konsep-konsep agama Islam, Pada abad pertengahan, tarekat-
tarekat sufi mulai muncul. Tarekat-tarekat ini adalah kelompok-kelompok yang memiliki
metode khusus dalam mengajarkan dan mengamalkan tasawuf. Mereka menekankan
pelatihan spiritual dengan bimbingan guru, praktik-praktik khusus, dan serangkaian tahapan
menuju pencapaian tingkat spiritual tertinggi.
Banyak tokoh sufi terkenal, seperti Imam Al-Ghazali dengan karya "Ihya Ulum al-Din"
dan Jalaluddin Rumi dengan puisi-puisi dalam "Mathnawi," telah memberikan kontribusi
besar dalam merumuskan pandangan dan praktik tasawuf sebagai ilmu dan amalan, Seiring
waktu, tasawuf juga menghadapi kontroversi dan penolakan dari beberapa kelompok yang
berpendapat bahwa praktik-praktik tasawuf tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran
Islam. Namun, pandangan ini tidak menghalangi pengembangan dan kelanjutan tasawuf
Pemikiran tentang tasawuf terus berkembang hingga masa modern.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tasawuf sebagai ilmu?
2. Bagaimana tasawuf dipahami sebagai amalan spiritual dalam konteks agama Islam?
3. Bagaimana hubungan antara dimensi ilmu dan amalan dalam tasawuf? Apakah keduanya
saling terkait?
C. Tujuan Penulisan
1. Apa tujuan utama dari mempelajari tasawuf sebagai ilmu?
2. Bagaimana praktik tasawuf dapat memberikan manfaat dalam kehidupan spiritual dan
psikologis seorang individu?
3. Bagaimana pemahaman tentang tujuan dan manfaat tasawuf berbeda antara berbagai
ulama dan kelompok dalam tradisi Islam?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengembangan Batin
Fokus utama tasawuf adalah pengembangan batin dan jiwa. Penganut tasawuf ber
usaha untuk membersihkan hati mereka dari sifat-sifat negatif, ego, dan keduniawian,
sehingga mereka dapat mencapai kesempurnaan spiritual. Pengembangan batin
adalah proses pertumbuhan dan pematangan aspek-aspek internal diri
seseorang, termasuk emosi, intuisi, pemahaman diri, dan kesadaran. Tujuan
dari pengembangan batin adalah mencapai kedewasaan emosional,
ketenangan pikiran, dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan
dunia sekitarnya. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam
pengembangan batin:
3. Pentingnya Guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam tasawuf, yang merupakan
cabang dari spiritualitas Islam yang berfokus pada pengembangan batin dan
pencarian kehadiran Allah. Dalam tasawuf, guru dikenal sebagai "sheikh" atau
"murshid," dan perannya sangat krusial dalam membimbing para murid atau
pengikutnya dalam perjalanan spiritual mereka. Berikut beberapa alasan
mengapa guru sangat penting dalam tasawuf:
Dalam pengertian umum, tasawuf bukanlah ilmu dalam arti ilmu pengetahuan
konvensional, tetapi lebih merupakan disiplin spiritual dan filsafat yang berusaha
untuk memahami aspek-aspek esoteris dalam Islam dan mencapai keselarasan antara
spiritualitas dan ajaran agama.
B. Pengertian ilmu Tasawuf dipahami sebagai amalan spiritual dalam konteks agama
Islam
Ilmu Tasawuf atau Sufisme adalah cabang dalam Islam yang berfokus pada dimensi spiritual
dan mistis dari agama ini. Ini melibatkan pencarian makna yang lebih dalam, pemahaman
yang mendalam tentang Allah, serta usaha untuk mencapai pengalaman langsung dengan
Tuhan. Dalam konteks agama Islam, pengertian ilmu Tasawuf dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pencarian Kebenaran Spiritual: Ilmu Tasawuf merupakan upaya untuk mencari dan
merasakan kebenaran spiritual yang lebih dalam di dalam agama Islam. Ini
melibatkan pemahaman tentang hakikat Tuhan (Allah), hubungan manusia dengan-
Nya, dan perjalanan rohani untuk mencapai kehadiran-Nya.
2. Pembersihan Diri: Sebagian besar praktik Tasawuf bertujuan untuk membersihkan
diri dari sifat-sifat negatif, hawa nafsu, dan keterikatan pada dunia materi. Ini
dilakukan melalui praktik-praktik seperti dzikir (mengingat Allah), meditasi, puasa,
dan renungan yang mendalam.
3. Cinta dan Hati yang Murni: Sufisme menekankan pentingnya cinta kepada Allah
dan hati yang murni sebagai sarana untuk mencapai pencapaian spiritual tertinggi.
Para sufi percaya bahwa cinta kepada Allah adalah pendorong utama dalam
perjalanan spiritual mereka.
4. Mentoring dan Tradisi Sufi: Sufisme sering kali diajarkan oleh seorang guru
spiritual atau syekh yang berpengalaman dalam ilmu ini. Hubungan guru-murid ini
sangat penting dalam mentransmisikan pengetahuan dan pengalaman spiritual dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
5. Makna Simbolis: Sufisme sering menggunakan simbolisme dan metafora dalam
ajarannya. Metafora ini membantu para sufi untuk memahami konsep-konsep yang
kompleks dan abstrak dalam Islam, seperti hakikat (haqiqah) dan jalan (tariqah).
6. Kontroversi dan Kritik: Sufisme tidak selalu diterima dengan baik oleh semua sekte
Islam. Beberapa kritik terhadapnya melibatkan ketidaksepakatan tentang praktik-
praktik mistis dan penekanan pada pengalaman pribadi dalam agama.
Penting untuk dicatat bahwa pengertian dan praktik Tasawuf dapat bervariasi di antara
berbagai tradisi Islam, dan tidak semua umat Islam menerima atau mengamalkan konsep
Tasawuf dalam agama mereka. Bagi mereka yang mengikuti ajaran Tasawuf, ia merupakan
cara untuk mendalami dan mengalami Islam secara lebih mendalam melalui pengalaman
spiritual dan pencarian kebenaran.