Anda di halaman 1dari 10

AJARAN AJARAN DALAM ILMU TASAWUF

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : ILMU TASAWUF

Dosen Pengampu : MUHAMMAD LUTFI ,LC.M.H

Disusun Oleh :

1. Ahmad Muthahir : 22111306


2. Ahmad Ramli : 22111449
3. Ahmad Shohi Luthfi : 22111349

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

ISTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

MARTAPURA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
dan Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
sahabat-sahabat, serta para pengikutnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”manusia dan perkembangan pemikirannya” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah merupakan karya tulis ilmiah karena disusun berdasarkan kaidah kaidah
ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi. Adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “ILMU TASAWUF”
Untuk itu, makalah ini disusun dengan memakai bahasa yang sederhana dan mudah untuk
dipahami.

Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen
MHAMMAD LUTFI ,LC.M.H. yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan
petunjuk hingga makalah ini dapat disusun dengan baik.

Sebagai sebuah makalah, tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkepentingan, guna penyempurnaan
makalah ini. Selanjutnya terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Akhirnya, kami
berharap semoga makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan baik.

Martapura, 10 desember 2022

Penulis

Kelompok 4

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................5
B. Rumusan Masalah.................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Ajaran Ajaran Dalam Ilmu Tasawuf…………….................................7


B. Beberapa Bentuk Ajaran Tasawuf.........................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................11

4
BAB I

pendahuluan

A. Latar belakang

Pengertian Sederhana Tasawuf Menurut Bahasa dan Istilah tasawuf menurut bahasa
mempunyai beberapa akar kata.Ilmu tasawuf kerap diidentikkan dengan sufi atau orang yang
ber tasawuf. Lantas apa sesungguhnya pengertian tasawuf itu sendiri?

Dalam buku Akhlak Tasawuf karya Abuddin Nata dijelaskan, makna tasawuf secara kata saja
memiliki banyak arti. Sejumlah ahli tasawuf menjelaskan bahwa makna tasawuf secara
bahasa berasal dari kata al-shuffah bisa dimaknai pula sebagai suf (barisan), suf (kain wol),
hingga ke bahasa Yunani sophos (hikmat). Kata al-suffah misalnya, menggambarkan
keadaan orang yang rela mencurahkan jiwa-raga, harta-benda, dan lainnya hanya untuk Allah
SWT. Setia mengikuti dakwah Rasulullah selagi susah.Namun demikian, dari sisi linguistik
tasawuf dapat dipahami sebagai sikap mental. Yakni sikap mental yang senantiasa
memelihara kesucian diri, ibadah, menjalani kehidupan dengan sederhana, hingga sikap rela
berkorban untuk kebaikan dan selalu bijaksana. Para sufi berpendapat bahwa untuk
merehabilitasi sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek
lahiriah. Sehingga kemudian muncullah istilah-istilah yang menjelaskan tata cara dan proses
spiritual untuk kebersihan batiniyah tersebut. Diantaranya adalah, Riyadhoh, Muhasabah,
dan Muroqobah

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Riyadhoh?

2. Apa Yang Dimaksud Dengan Muhasabah?

3. Apa Yang Dimaksud Dengan Muraqabah?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ajaran- Ajaran Tasawuf

tasawuf adalah bidang kajian yang lebih memfokuskan diri pada aspek batiniah.
Fokus terpenting yang menjadi orientasi dan tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan
langsung dengan Tuhan sehingga merasa dan sadar berada dalam hadirat Tuhan. Para tokoh
sufi berpendapat dan berkeyakinan bahwa jalan yang dapat mengantarkan seseorang ke
hadirat Allah hanyalah dengan kesucian jiwa. Kesucian jiwa tersebut sejalan dengan tujuan
hidup yang ditekankan dalam tasawwuf. Para sufi berkeyakinan bahwa kebahagian yang pari
purna dari langgeng bersifat spiritual. Para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi
sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriah. Sehingga
kemudian muncullah istilah-istilah yang menjelaskan tata cara dan proses spiritual untuk
kebersihan batiniyah tersebut. Diantaranya adalah, Riyadhoh, Muhasabah, dan Muroqabah.
Istilah-istilah tersebut kemudian menjadi istilah spesifik yang murujuk kepada pengamalan
atau praktek tasawuf, dan pelakunya dijuluki sufi.

Sebenarnya inti dari ajaran tasawuf adalah pencapaian kesempurnaan serta kesucian jiwa.
kebersihan jiwa yang dimaksud adalah merupakan hasil perjuangan (mujahadah) yang tak
henti-hentinya, sebagai cara perilaku perorangan yang terbaik dalam mengontrol dri pribadi,
setia dan senantiasa merasa di ahadapan Allah. Untuk mencapai hal tersebut, tidak ada lain
kecuali membutuhkan latihan-latihan mental yang diformulasikan dalam bentuk pengaturan
sikap mental yang benar dan disiplin tingkah laku yang ketat.

B. Beberapa bentuk ajaran yang dipraktekkan dalam tasawuf adalah sebagai berikut

1. Riyadhoh

Secara bahasa, riyadhoh artinya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan secara istilah,
riyadhoh artinya melakukan amalan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

riyadhoh merupakan latihan rohani dengan cara menyendiri untuk melakukan ritual
ibadah yang bertujuan menundukkan nafsu syahwat. Sedangkan proses riyadhoh dalam
ilmu tasawuf disebut dengan ath-Thariqah.

Amalan riyadhoh dalam ilmu tasawuf memiliki empat macam rukun, yakni:

6
 Uzlah, artinya mengasingkan diri dari keramaian untuk focus beribadah.
 Diam atau berbicara seperlunya.
 Bangun malam untuk beribadah, seperti sholat tahajud dan berdzikir.
 Menahan lapar dengan melakukan puasa sunnah.

ketika melakukan amalan riyadhoh, seorang Muslim akan terbiasa mengendalikan hawa
nafsu dalam dirinya. Ia akan mampu menjalankan amanah, menyebarkan rahmat dan
kebaikan, sehingga Allah akan menurunkan keberkahan pada hidupnya.

Amalan riyadhoh yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat menjaga seorang mukmin
dari kesalahan, baik terhadap manusia ataupun makhluk lainnya, terutama kepada Allah.
Selain itu, Allah akan menumbuhkan rasa manis terhadap amal ibadah di hati para mukmin.
Mereka akan semakin tekun beribadah karena merasakan nikmatnya sholat, puasa, dzikir,
dan amalan lainnya.

Sebaliknya, jika manusia jauh dari amalan riyadhoh, maka akan terjadi penyimpangan moral
dan munculnya perilaku-perilaku tidak baik. Contohnya seperti perbuatan-perbuatan jahat
yang melawan hukum.

Dalil Amalan Riyadhoh


ayat Alqur’an yang digunakan sebagai dasar amalan riyadhoh adalah surat Al Maidah ayat
35 yang berbunyi:

‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو اْب َتُغْٓو ا ِاَلْيِه اْلَو ِس ْي َلَة َو َج اِهُدْو ا ِفْي َس ِبْيِلٖه َلَع َّلُك ْم ُتْف ِلُحْو َن‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah
(jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya,
agar kamu beruntung.

Selain ayat di atas, terdapat hadits qudsi yang juga menjadi dasar dari amalan riyadhoh.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah bersabda bahwa Allah Azza wa Jallah berfirman:

“Senantiasa hamba-Ku tetap berupaya mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal


sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka aku adalah
pendengarannya yang dipakai untuk mendengar, dan penglihatannya yang dipakai olehnya
untuk melihat, serta tangannya yang dipakai untuk menggengam.” (HR. Thabrani)

Macam-Macam Riyadhoh
Macam-macam riyadhohDikutip dari buku Tanya Jawab Islam oleh Piss KTB, dalam
pendidikan ilmu tasawuf, riyadhoh dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

 Riyadhoh al –jisim : yakni pendidikan olahraga yang dilakukan melalui


gerakan fisik untuk kesehatan jasmani manusia

7
 Riyadhoh al-nafs : yaitu pendidikan olah batin yang dilakukan melalui olah
pikir dan olah hati yang bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan kualitas
rohani.

Riyadhoh al-nafs lebih utama daripada riyadhoh al-jisim. Sebab, jiwalah yang dapat
membimbing manusia ke jalan kebenaran. Meski begitu, kedua riyadhoh tersebut sama-
sama penting karena bertujuan untuk memelihara apa yang telah diberikan oleh Allah
Ta’alaa.

2. Muhasabah

Muhasabah dimaknai sebagai memikirkan, memperhatikan, dan memperhitungkan amal dari


apa-apa yang ia sudah lakukan dan apa-apa yang ia akan lakukan. Muhasabah juga
didefinisikan dengan meyakini bahwa Allah mengetahui segala fikiran, perbuatan, dan
rahasia dalam hati yang membuat seseotang menjadi hormat, takut, dan tunduk kepada Allah.
Muhasabah meniscayakan terulangnya terus-menerus untuk melakukan perenungan terhadap
diri dan jiwa beserta sikap dan keadaannya yang selalau berubah-ubah.

3.Muraqabah

Secara bahasa muraqabah memiliki akar kata yang sama dengan kata raqib yang berarti
penjaga atau pengawal. Muraqabah menurut kalangan sufi mengandung pengertian adanya
kesadaran diri bahwa ia selalu berhadapan dengan Allah dalam keadaan diawasi-Nya.7
Muroqobah juga dapat diartikan merasakan kesertaan Allah, merasakan keagungan Allah
Azza wa Jalla di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi
atau pun ramai. Muroqobah dilakukan untuk menghadirkan kemantapan hati dan ketenangan
batin seseorang dalam praktik mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini dikarenakan, bila
sudah tertanam kesadaran bahwa seseorang selalu melihat Allah dengan hatinya dan ia sadar
bahwa Allah selalu memandangnya dengan penuh perhatian maka seseorang tersebut akan
semakin mantab untuk mengamalkan dan melakukan apa-apa yang diridloi oleh Allah
sehingga batin nya akan semakin terbuka untuk dapat mendekatkan dirinya pada Allah.

Muroqobah akan dapat menghadirkan kesadaran pada diri dan jiwa seseorang bahwa ia
selalu diawasi dan dilihat oleh Allah setiap waktu dan dalam setiap kondisi apapun. Sehingga
dengan adanya kesadaran ini seseorang akan meneliti apa-apa yang mereka telah lakukan
dalam kehidupan sehari hari apakah ini sudah sesuai dengan kehendak Allah ataukan malah
menyimpang dari apa yang di tentukan-Nya.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

tasawuf adalah bidang kajian yang lebih memfokuskan diri pada aspek
batiniah. Fokus terpenting yang menjadi orientasi dan tujuan tasawuf adalah
memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan sehingga merasa dan sadar berada
dalam hadirat Tuhan. tata cara dan proses spiritual untuk kebersihan batiniyah
tersebut. Diantaranya adalah, Riyadhoh, Muhasabah, dan Muroqabah.

riyadhoh

merupakan latihan rohani dengan cara menyendiri untuk melakukan ritual ibadah
yang bertujuan menundukkan nafsu syahwat.

Muhasabah

dimaknai sebagai memikirkan, memperhatikan, dan memperhitungkan amal dari apa-


apa yang ia sudah lakukan dan apa-apa yang ia akan lakukan.

Muraqabah

menurut kalangan sufi mengandung pengertian adanya kesadaran diri bahwa ia selalu
berhadapan dengan Allah dalam keadaan diawasi-Nya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan dan M. Solihin, Ilmu Tasawuf .Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Hadi, Mukhtar. Memahami Ilmu Tasawuf ; Sebuah Pengantar Ilmu Tasawuf. Yogyakarta :
Aura Media, 2009.

Hadi, Mukhtar. Memahami Ilmu Tasawuf ; Sebuah Pengantar Ilmu Tasawuf. Yogyakarta :
Aura Media, 2009

Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf .Wonosobo: Penerbit
Amzah, 2005

Syukur, M Amin dan H Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf: Studi Intelektualisme


Tasawuf al-Ghazali .Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

10
11

Anda mungkin juga menyukai