Oleh karena itu sudah sepatutnya jika penulis menyampaikan ucapan terima
kasih, rasa hormat dan penghargaan setinggi – tingginya kepada :
1. Dosen Pengampu Mata Kuliah “Pendidikan Agama Islam” Ahmad Zulfi Ali
Dawas, M,Pd.
2. Teman-teman yang ada disemester satu ini.
Hanya untaian do’a yang dapat kami panjatkan semoga amal baiknya di terima
oleh Allah SWT. Dan menjadi amal saleh yang senantiasa mengalir keharibaan penguasa
alam semesta.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang mampu membangkitkan jiwa kami,
sangat diharapkan. Mudah-mudahan makalah ini mamapu memberi manfaat serta
menunjang ilmu pengetahuan bagi penullis khususnya dan bagi para generasi yang akan
datang. Serta senantiasa mendapat ridho-Nya. Amin.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULU.................................................................... 4
Kesimpulan ..................................................................................... 16
Saran ............................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
1. Mengetahui Konsep Spritualisasi sebagai Landasan Kebertuhanan
2. Mengetahui tujuan Manusia memenuhi Spritualisasi
3. Menggali sumber Psikologis, Sosiologis, Fisiologis, dan Teologis tentang
Konsep Ketuhanan
4. Membangun argumen tentang cara manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan
5. Mendeskripsikan Esensi dan Urgesi Visi Ilahi untuk Membangun Dunia yang
Damai
BAB II
PEMBAHASAN
Visi Ilahi inilah yang saat ini dibutuhkan oleh umat manusia sehingga
setiap tindak tanduk dan sikap perilaku manusia didasari dengan semangat
kecintaan kepada Tuhan sebagai manifestasi kebenaran universal dan pengabdian
serta pelayanan kepada sesama ciptaan Tuhan, dengan begitu akan terciptanya
dunia yang damai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non-fisik yang lebih besar
daripada kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung
kepada Tuhan atau sesuatu unsur yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita.
Agar manusia kembali memiliki etika moral dan sentuhan manusiawi dalam
kehidupannya, maka penguatan spiritualitas perlu dilakukan. Secara filosofi
spiritualis sebagai penguatan visi ilahi, potensi bertuhan, atau kebertuhanan.
Dalam sosiologi, agama disebut sebagai sebuah sistem budaya karena merupakan
hasil dari “sistem gagasan” manusia terdahulu. Mereka mempelajari fenomena-
fenomena yang muncul dari masyarakat yang beragama.
Ada dua cara beriman kepada Allah SWT yaitu bersifat ijmali dan bersifat
tafshili. Visi Ilahi inilah yang saat ini dibutuhkan oleh umat manusia sehingga setiap
tindak tanduk dan sikap perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan
kepada Tuhan sebagai manifestasi kebenaran universal dan pengabdian serta
pelayanan kepada sesama ciptaan Tuhan, dengan begitu akan terciptanya dunia yang
damai.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
TUGAS RANGKUMAN
Spritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non-fisik yang lebih besar
daripada kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung
kepada Tuhan atau sesuatu unsur yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita.
Agar manusia kembali memiliki etika moral dan sentuhan manusiawi dalam
kehidupannya, maka penguatan spiritualitas perlu dilakukan. Secara filosofi
spiritualis sebagai penguatan visi ilahi, potensi bertuhan, atau kebertuhanan.
Psikologis yaitu mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia
secara ilmiah. Ada dua perspektif yang berbeda tentang potensi bertuhan yaitu
perspektif spiritual dan neurosains.
Dalam sosiologi, agama disebut sebagai sebuah sistem budaya karena merupakan
hasil dari “sistem gagasan” manusia terdahulu. Mereka mempelajari fenomena-
fenomena yang muncul dari masyarakat yang beragama.
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal
budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis. Bagi orang yang
menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan
menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.
Teologis adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas
dan Tuhan.
Ada dua cara beriman kepada Allah SWT yaitu bersifat ijmali dan bersifat
tafshili. Visi Ilahi inilah yang saat ini dibutuhkan oleh umat manusia sehingga setiap
tindak tanduk dan sikap perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan
kepada Tuhan sebagai manifestasi kebenaran universal dan pengabdian serta
pelayanan kepada sesama ciptaan Tuhan, dengan begitu akan terciptanya dunia yang
damai.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cram.com/flashcards/agama-bagaimana-manusia-bertuhan-8110690
https://www.coursehero.com/file/p3ealcq/sederhana-seperti-menyingkirkan-batu-di-
jalanan-sampai-indikator-yang-abstrak/
https://www.academia.edu/36716024/Bagaimana_manusia_bertuhan_kelompok