Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama
Jurusan Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
Kelompok I
Fadliatun Mutmainnah
NIM: 20100119034
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4
A. Kesimpulan ............................................................................................... 18
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hatinya untuk melakukan perbuatan suci yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Menurut fitrahnya, manusia adalah makhluk beragama, dalam istilah lain
disebut sebagai Homo Religion atau Homo Dividian (makhluk yang bertuhan),
karena secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini adanya Tuhan
Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini telah dibekali berbagai potensi
menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah Allah. Di antara potensi
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu, agama menjadi ikatan suci
yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari
suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak
yang merupakan hukum yang harus dipatuhi penganutnya. Lebih lanjut, agama
memang menguasai diri seseorang dan membuat mereka tunduk dan patuh
larangan-Nya.
karena cara berpikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku seorang individu
tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya. Dan keyakinan tersebut akan masuk
1
2
menghayati setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup, dan bersikap atau
berperilaku. Hal ini berarti, bahwa baik tidaknya kesadaran beragama, akan
Kesadaran beragama merupakan bagian atau segi yang hadir (terasa) dalam
pikiran yang dapat diuji melalui instropeksi atau dapat dikatakan bahwa ia adalah
keberagamaan mereka.
psikopatalogis manusia dewasa ini. Yakni bagaimana agama dalam hal ini,
tertentu, yaitu pada masa kanakkanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
sekarang ini telah menjadi kata bahasa Indonesia dan merupakan istilah yang
menunjukan kepada suatu disiplin ilmu tertentu yang sebelumnya dikenal dengan
Menurut bahasa, Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata psyhe=
jiwa dan logos= ilmu (Sarlito, 1928: 9). Jadi, berarti psikologi adalah ilmu yang
mempelajri tentang gejala-gejala jiwa dan perilaku manusia. Dalam Islam, istilh
“jiwa” dapat disamakan dengan istilah alnafs, namun adapula yang menyamakan
dengan istilah “al-ruh”, meskipun istilah al-nafs lebih popular penggunaanya dari
istilah al-ruh. Penggunaan masing-masing kedua istilah ini memiliki asumsi yang
berbeda. Psikologi dapat diartikan sama dengan ilmu jiwa, sedangkan psikologi
secara umum adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia yang
ini seperti intelegensi, kelelahan maupun sugesti. Psikologi juga mengkaji gejala-
gejala jiwa yang berhubungan dengan tingkah laku (Ramayulis, 2004: 1).
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari atau membahas tentang gejala-
gejala jiwa dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala
kejiwaannya. Sikap dan tingkah laku adalah gejala yang dapat dilihat dan dapat
1
Redmon Windu Gumati, M.Ag. dan Hj. Juharah, S.Ag., MM., Psikologi Agama: Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer (Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung, 2020), h. 4.
4
5
(conasi). Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada
diri manusia dewasa, normal dan beradab. Dengan demikian ketiga gejala pokok
tersebut dapat diamati melalui sikap dan perilaku manusia. Namun tekadang ada
diantara pernyataan dalam aktivitas yang tampak itu merupakan gejala campuran,
sehingga para ahli psikologi menambahnya hingga menjadi empat gejala jiwa
utama yang dipelajari psikolgi yaitu pikiran, perasaan, kehendak dan gejala
maupun sugesti.
mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan, atau tingkah laku yang nyata. Obyek
kajian psikologi adalah tingkah laku (perilaku) nyata yang dapat diobservasi
secara langsung, bukan sesuatu yang bersifat ruhaniah (kejiwaan) dan abstrak.
Oleh karena itu obyek kajian psikologi bersifat obyektif empiris. Para ahli
2
Redmon Windu Gumati, M.Ag. dan Hj. Juharah, S.Ag., MM., Psikologi Agama: Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer, h. 7.
6
tingkah laku seseorang. Munculnya tingkah laku tersebut sebagai manifestasi dari
tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau
tujuan tertentu. Religio dari religere dalam bahasa latin, artinya mengembalikan
agama berasal dari kata al-Diin, religi (relegere, religare). al- Diin dalam bahasa
memisahkan dua kata ini dulu. Yaitu: Psyishe (jiwa) dan logos (ilmu), Psikologi
dalam pengertian sederhana dapat diartikan ilmu yang mempelajari jiwa makhluk
3
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag., Psikologi Agama (Palembang: NoerFikri, 2016), h. 7.
4
Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Beberapa Aspeknya (Jakarta: UI Press, 1979), h. 47.
7
Sansekerta (Masganti Sitorus: 2011, 2) terdiri dari dua kata a dan gama, a artinya
tidak dan gama artinya kacau, semerawut, berantakan dan hancur. Bila kita
satukan makna agama adalah tidak kacau, tidak semeraut, tidak berantakan dan
tidak hancur. Selanjutnya dalam pengertian secara istilah bahwa agama adalam
sampai akhirat.5
Jadi, psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari psikis manusia dalam
1970, 3). Kesadaran agama, hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan
buah dari amal keagamaan semisal melazimkan zikir, shalat, doa, dan sebagainya.
Jadi, obyek studinya dapat berupa: (1) Gejala-gejala psikis manusia yang
berkaitan dengan tingkah laku keagamaan; dan (2) Proses hubungan antara psikis
kajian mengenai Psikologi Agama populer sekitar abad ke-19. Sekitar masa itu
psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagi alat untuk kajian agama.
Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah laku,
Eksperoence tahun 1903 bahwa langkah awal dari kajian Psikologi Agama mulai
diakui para ahli psikologi dan dalam jangka waktu tigapuluh tahun kemudian.
5
Ramadan Lubis, M.Ag., Psikologi Agama: Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai
Pembentukan Kepribadian Seorang Islam (Medan: Perdana Publishing, 2019), h. 4.
8
Sejak saat itu, kajian-kajian tentang Psikologi Agama tampaknya tidak hanya
mengenai Psikologi Agama ini baru dikenal sekitar tahun 1970, yaitu oleh Zakiah
psikologi yang berusia muda. Berdasarkan informasi dari berbagai literatur, dapat
disimpulkan bahwa kelahiran Psikologi Agama sebagai displin ilmu yang berdiri
sendiri memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang. Selain itu, pada
tahap-tahap awalnya Psikologi Agama didukung oleh para ahli psikologi dari
rujuk dari karya penulis Barat, antara lain karya Stanley Hall yang memuat kajian
suku primitif dan sikap hidup mereka terhadap sesuatu yang dianggap sebagai
adalah dari karya Edwin Diller Starbuck dan Willian James. Buku yang berisi
pengalaman keagamaan berbagai tokoh ini kemudian dianggap sebagai buku yang
menjadi perintis awal dari kelahiran psokologi agama menjadi disiplin ilmu yang
berdiri sendiri. Psikologi Agama diakui sebagai disiplin ilmu , cabang dari
islam, tulisan-tulisan yang memuat kajian tentang hal serupa belim sempat
dimasukan. Padahal, tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar di abad ke-7 Masehi
6
Redmon Windu Gumati, M.Ag. dan Hj. Juharah, S.Ag., MM., Psikologi Agama: Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer, h. 14.
9
tulisan-tulisan yang memuat tentang kajian serupa tidak dijadikan sebagai disiplin
2. Sikap kurang terpuji dari para ilmuawan barat sendiri (terutama setelah
7
Redmon Windu Gumati, M.Ag. dan Hj. Juharah, S.Ag., MM., Psikologi Agama: Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer, h. 15.
10
Perkembangan Psikologi Agama yang cukup pesat ini antara lain ditandai
dengan terbitnya berbagai karya tulis, baik berupa buku maupun artikel dan jurnal
psikologi agama, kini seakan menyatu dalam kesepakatan yang tak tertulis, bahwa
dalam kehidupan modern ini, peran agama menjadi kian penting. Dan pendekatan
1. Perkembangan di Barat
psikologi berkemang pesat. Tetapi pada tahun 1930- 1950 Psikologi Agama
mengalami penurunan. Setelah itu meningkat lagi, bahkan berkembang pesat pada
8
Redmon Windu Gumati, M.Ag. dan Hj. Juharah, S.Ag., MM., Psikologi Agama: Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer, h. 17.
11
tahun 1970 sampai sekarang. Menurut Thouless, sejak terbitnya buku The
Agama mulai diakui oleh para ahli psikologi dan dalam jangka waktu tiga puluh
Starbuck yang terbit tahun 1899 ini kemudian disusul sejumlah buku lainnya
seperti The Spiritual Life oleh George Albert Coe, tahun 1900, kemudian The
2. Perkembangan di Timur
tulisan yang memuat kajian tentang hal serupa belum sempat dimasukkan.
Padahal, tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar diabad ke-7 masehi berjudul Al-
SAW, ataupun Risalah Hayy Ibn Yaqzan fi Asrar al-Hikmat al-Masyriqiyyat yang
juga ditulis oleh Abu Bark Muhammad ibn Abd Al-Malin ibn Tufai (1106-1185
M) juga memuat masalah yang erat kaitannya dengan materi psikologi agama.
M) berjudul Ihya' 'Ulum al-Din, dan juga bukunya Al- Munqidz min al-Dhalal
yang berkaitan dengan materi kajian psikologi agama. Diperkirakan masih banyak
disiplin ilmu tersendiri, yaitu Psikologi Agama seperti halnya yang dilakukan oleh
kalangan ilmuwan Barat. Karya penulis Musli pada zaman modern, seperti
bukunya Al-Maghary yang berjudul Tatawwur al-Syu'ur al-Diny 'Inda Tifl wa al-
ahli Psikologi Agama lainnya. Karya lain yang lebih khusus mengenai Psikologi
Agama adalah Ruh al-Din al-Islamy (Jiwa Agama Islam) karangan Alif Abd Al-
3. Perkembangan di Indonesia
Agama adalah buku Agama dan Kesehatan Badan/Jiwa (1965), tulisan H. Aulia.
Kemudian Tahun 1975, Djam’an menulis buku Islam dan Psikosomatik. Nici
Psikologi Agama.
dilakukan oleh H. A Mukti Ali dan Zakiah Darajat. Buku-buku yang khusus
mengenai Psikologi Agama banyak dihasilkan oleh Zakiah Darajat, antara lain:
Ilmu Jiwa Agama (1970), Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (1970), dan
Agama di Indonesia.
pengertian yang ada dalam agama. Berfokus pada objek dan lapangan psikologi
(relegious counsciousness) yaitu bagian pengakuan dan kesaksian atau segi yang
hadir (terasa) dalam pikiran dan dapat terlihat dari gejalanya melalui instrospeksi.
Ada tiga aspek di dalam kesadaran beragama yaitu: pengetahuan, pengakuan dan
terhadap Zat yang tidak terlihat (the reality of the unseen). Kesadaran beragama
dapat bersumber dari berbagai cara. Mulai dari pencarian kebenaran ajaran agama,
Spot dalam otak manusia. God spot berisikan tentang konsep ketuhanan, ruh, dan
jiwa yang telah dialami manusia. Ini dalam Islam disebut fitrah beragama, bahwa
manusia tidak bisa menghindar dari agama. Sejak dalam kandungan manusia
mengenal Allah SWT. Mengakui adanya Allah, namun juga bisa sebaliknya,
mengingkari Allah, bisa taat atau tidak taat kepada ajaran agama. Kesadaran
9
Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehtan Mental, (Jakarta: Gunung Agung,
1988). H. 129.
14
Tuhan itu banyak, dimana alam semesta memiliki segi-segi yang berbeda,
satu dan tidak dapat dibagi dan ditandingi kemuliaannya, jangan dicampur dengan
hal dunia.10
dihasilkan oleh tindakan (amaliah). Atau lebih jelasnya bisa kita katakan perasaan
yang muncul dalam diri manusia setelah menjalankan ajaran agama. Pengalaman
seseorang ketika dia berhubungan dengan Allah swt. Pengalaman beragama terdiri
dari tiga tingkatan: syariat, hakikat dan makrifat. 1) Pengalaman tingkat syariat
seseorang yang melakukan ibadah sudah dapat merasakan bahwa ibadah itu
proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-
10
Ramadan Lubis, M.Ag., Psikologi Agama: Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai
Pembentukan Kepribadian Seorang Islam, h. 6.
15
akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan
tingkah laku keagamaannya secara timbal balik dan hubungan pengaruh antara
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan ketaatannya pada agama
sebagai unsur efektif dan prilaku terhadap agama sebagai unsur konatif
kejiwaan manusia.11
Untuk itu yang menjadi objek dan lapangan psikologi agama adalah
(amaliah) dan mekanisme antara keduannya. Dengan kata lain, meminjam istilah
11
Ramadan Lubis, M.Ag., Psikologi Agama: Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai
Pembentukan Kepribadian Seorang Islam, h. 7-8.
16
sebab apa saja yang membuat peserta didik tidak taat beragama bahkan
melecehkan agama.
2. Bagi peserta didik, dapat mengetahui fungsi agama yang dianut dan
manusia seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, psikoterapi, industri dan lain
mengingatkan para buruh agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik.
kegamaan.
12
Ramadan Lubis, M.Ag., Psikologi Agama: Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai
Pembentukan Kepribadian Seorang Islam, h. 12.
17
Selain itu, manfaat lain melakukan pengkajian Psikologi Agama bagi para
tokoh agama, mubaligh, dan juru dakwah maupun guru agama adalah:
tetapi juga didorong oleh motif yang ada pada diri masingmasing
individu.
2. Motif setiap orang bisa berbedabeda, dimana bisa jadi dengan motif
efisien.13
13
Redmon Windu Gumati, M.Ag. dan Hj. Juharah, S.Ag., MM., Psikologi Agama: Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer, h. 20.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Psikologi Agama populer sekitar abad ke-19 sekitar masa itu, psikologi
sendiri.
agama.
18
19
5. Bagi peserta didik, dapat mengetahui fungsi agama yang dianut dan
B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Saran dari kami ialah
semoga makalah ini lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih atas antusiasme
dari pembaca yang sudah menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini, dan
semoga dengan membaca makalah ini akan menambah wawasan bagi si pembaca
dan bagi si pembuat makalah, kekurangan hanya milik kami dan kelebihan hanya
Agung, 1988.
2019.
1979.
20