Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN ILMU JIWA AGAMA

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah


Ilmu Jiwa Agama pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Kelompok I

MUH. NUR AFDHAL


NIM. 19.14.31.023
NURLAELAH
NIM. 19.14.31.035
RANI ANGRAINI
NIM. 19.14.31.040
NURWIANTI
NIM. 19.14.31.055

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-GAZALI SOPPENG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas

keagungan dan kemurahan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini

dengan baik. Hembusan angin yang tidak ternilai harganya semoga dapat

mengantarkan salam kerinduan kita kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak DR. Djamaluddin, S.Sos,

M.Pd. Sebagai dosen pengampu mata kuliah “ Ilmu Jiwa Agama ” yang telah

memberikan arahan materi yang sangat bermanfaat terlebih dalam penyusunan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan

makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jarasua, 30 Maret 2022

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1-2
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3-7
A. Pengertian Ilmu Jiwa................................................................... 3
B. Pengertian Agama....................................................................... 4
C. Pengertian Ilmu Jiwa Agama....................................................... 6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 8
A. Kesimpulan.................................................................................. 8
B. Implikasi...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan
tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan
oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup
yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu
perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung
dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi
kepercayan beragama. sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol
jika, kebutuaan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kesetabilan hidup
seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah
kesetabilan yang statis. adanya perubahan itu terjadi karena proses
pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi
yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang
luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

Dalam syari’at Islam masalah pemilihan jodoh sudah diatur sedemikian


rupa. Jika mereka yag sedang mencari jodoh hendaknya menerapkan atau
mempraktikan apa yang diajarkan dalam syari’at Islam, maka perkawinan akan
berada di puncak keharmonisan, kecintaan, dan keserasian, serta kenyamanan
dalam beribadah.

Aspek yang sangat penting bagi janin sebelum lahir di dunia nyata
sebenarya adalah naluri agama. Naluri agama sudah ada sejak janin belum lahir
di dunia. Hendaknya orang tua selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang
nantinya akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu jiwa ?

2. Apa yang dimaksud dengan agama ?

3. Apa yang dimaksud dengan ilmu jiwa agama ?

C. Tujuan Pembahasa

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu jiwa.

2. Untuk mengetahui pengertian agama.

3. Untuk mengetahui pengertian ilmu jiwa agama.

4.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Jiwa


Ilmu jiwa itu merupakan salah satu disiplin ilmu-ilmu sosial. Jiwa itu

abstrak, tidak dapat dilihat dan tidak bisa dipastikan di mana letaknya di dalam

anatomi fisik kita. Namun secara konkret tempatnya berada dalam diri kita.

Kita tidak tahu adanya jiwa itu kecuali melalui gejala kognitif, afektif, dan

psikomotorik atau perilaku yang dipantulkannya. Karena itulah, para ahli

menyajikan beberapa definisi secara bervariasi:

1. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, psikologi adalah ilmu yang

mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan,

yaitu tingkah laku manusia yang sudah dewasa, sehat, dan beradab.

2. Cifford T. Morgan menjelaskan bahwa psikologi adalah ilmu yang

mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.

3. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langeveld mengemukakan psikologi

adalah studi tentang hakikat manusia.

4. Samuel Komorita mendefinisikan sebagai berikut: “Psychology can be

defined as that science which investigates the behavior and experience of

organism as they interact with the environment” (Psikologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman organisme

sebagai pemrosesan sistem jiwa, manusia sewaktu mereka berinteraksi

dengan lingkungannya).

3
4

Dari beberapa definisi di atas dapatlah diambil pengertian umum bahwa

psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti dan mempelajari tingkah laku

dan pengalaman dari organisme manusia tatkala berinteraksi dengan

lingkungan. Baik lingkungan dirinya sendiri, manusia lain, hewan, tumbuhan

biota sungai dari laut maupun benda-benda di sekitarnya.

B. Pengertian Agama

Prof. Dr. Harun Nasution dalam bukunya Islam Ditinjau dari Berbagai

Aspeknya dijelaskan, inti sari yang terkandung dalam istilah religi, agama, ad-

dîn di atas ialah ikatan. Agama mengandung anti-ikatan yang harus dipegang

dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari satu kekuatan yang

lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan

pancaindra hanya dapat dipahami/alasannya dari analisis–kejiwaan, terhadap

eksistensi alam semesta dan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, Prof. Dr.

Harun Nasution membentangkan sejumlah definisi agama, sebagai berikut:

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang

harus dipatuhi.

2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengua - sai manusia.

3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan

pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan memengaruhi

perbuatan manusia
5

4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup

tertentu.

5. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu

kekuatan gaib.

6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu

kekuatan gaib.

7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan

perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam

sekitar manusia.

8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang

Rasul.

Selanjutnya, memerhatikan definisi di atas, maka unsurunsur penting yang

terdapat dalam agama menurut Prof. Dr. Harun Nasution sebagai berikut:

1. Kekuatan gaib: Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan

gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia harus

mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik

ini dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekutan gaib

itu.

2. Keyakinan: Manusia berkeyakinan bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan

hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan

kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu,

kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.


6

3. Respons yang bersifat emosional dari manusia: Respons itu bisa

mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama

primitif, atau perasaan cinta seperti yang terdapat dalam agama

monoteisme. Selanjutnya, respons mengambil bentuk penyembahan yang

terdapat dalam agama primitif, atau pemujaan yang terdapat dalam agama

monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil bentuk cara hidup

tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

4. Kudus dan suci: Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk

kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama

bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa: Agama berarti suatu ajaran yang mengandung aturan,

hukum, kaidah, historis, i’tibar serta pengetahuan tentang alam, manusia, roh,

Tuhan, dan metafisika (dengan kata lain tentang natural dan supernatural atau

alam riil dan gaib) baik yang datang atau sumbernya dari manusia ataupun dari

Tuhan yang dipertuhan oleh manusia tertentu atau masyarakat manusia di

lingkungan yang terbatas maupun yang lebih luas.

C. Pengertian Ilmu Jiwa Agama

Berdasarkan pengertian ilmu jiwa dan agama tadi, para ahli telah membuat

definisi ilmu jiwa agama, sebagai berikut:

1. Menurut Dr. Zakiah Daradjat, ilmu jiwa agama adalah ilmu pengetahuan

yang meneliti pengaruh agama terhadap aktivitas perseorangan. Jika agama

sebagai objek dan manusia sebagai subjek, maka definisi ini


7

menitikberatkan pada pembahasan seberapa jauh pengaruh objek terhadap

subjek tersebut.

2. Menurut Akta, M.A., ilmu jiwa agama adalah suatu ilmu pengetahuan yang

menyelidiki, mempelajari dan memba - has gerak gerik manusia, pengaruh

manusia terhadap peraturan dan hukum-hukum Allah. Definisi ini

kebalikan dari Dr. Zakiah Daradjat. Kalau tadinya terfokus pada pengaruh

objek kepada subjek, maka Akta, M.A. memfokuskan kepada pengaruh

subjek yaitu manusia terhadap objek yaitu agama. Di samping itu, definisi

Dr. Zakiah Daradjat meluas untuk semua agama, sementara Akta, M.A.

khusus pada agama yang dikategorikan oleh sejumlah penulis sebagai

agama samawi saja, termasuk Islam.

3. Dr. Nico Syukur Dister menggariskan, psikologi agama adalah ilmu yang

menyelidiki pendorong tindakan manusia, baik yang sadar maupun yang

tidak sadar, yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap ajaran/wahyu

“Nan ilahi” (artinya: segala sesuatu yang bersifat Allah atau dewa-dewa)

yang juga tidak terlepas dari pembahasan tentang hubungan manusia

dengan lingkungannya.

Dari ketiga definisi di atas, sekali pun satu sama lain ada segi-segi perbedaan,

tetapi dapat ditarik pengertian umumnya, yaitu Ilmu Jiwa Agama (The

Psychology of Religion) adalah ilmu pengetahuan yang membahas pengetahuan,

sikap dan perilaku seseorang ketika berinteraksi dengan lingkungannya

sehubungan atas keyakinan terhadap ajaran agama yang dianutnya.


8

Untuk lebih jelasnya, apa saja jenis pengetahuan, sikap, perilaku, lingkungan serta

agama, dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pengetahuan (cognitif), meliputi segala ragam dan jaringan sistematis alam

empiris dan non-empiris yang tersusun dalam file serta fungsi otak dan jiwa

manusia (pikiran, perasaan, pemahaman, pengenalan, pertimbangan, sosial,

insting/kemauan mencari Tuhan/agama, insting/kemauan memenuhi

kebutuhan biologi, fantasi, mencipta/berkreasi “inovasi”, berprestasi, harga

diri, kata hati, dan pengambilan keputusan).

2. Sikap (attitude), meliputi penentuan prinsip-prinsip diri (fisik, mental,

sosial, dan spiritual) berdasarkan berbagai pertimbangan atas pertemuan

pengetahuan empiris dan non-empiris tersebut.

3. Perilaku (behavior) adalah pelahiran aktivitas jiwa raga sesuai putusan

yang digariskan oleh sikap. Dengan catatan, tingkah laku yang ditampilkan

tidak selalu sesuai dengan isi sikap jiwa. Apa yang dinyatakan oleh jiwa

raga merupakan perbuatan yang terbuka untuk diketahui orang lain.

4. Lingkungan, meliputi alam gaib (ketuhanan, pesuruh/ utusan, dan

wilayahnya), alam realitas/empiris (diri sendiri, manusia lain, hewan,

tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda).

5. Agama adalah ajaran yang menyatakan hubungan alam, manusia dengan

kekuatan gaib dalam kaitannya dengan keabadian hidup.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ilmu jiwa adalah ilmu pengetahuan yang meneliti dan mempelajari tingkah

laku dan pengalaman dari organisme manusia tatkala berinteraksi dengan

lingkungan. Baik lingkungan dirinya sendiri, manusia lain, hewan,

tumbuhan biota sungai dari laut maupun benda-benda di sekitarnya.

2. Agama adalah suatu ajaran yang mengandung aturan, hukum, kaidah,

historis, i’tibar serta pengetahuan tentang alam, manusia, roh, Tuhan, dan

metafisika (dengan kata lain tentang natural dan supernatural atau alam riil

dan gaib) baik yang datang atau sumbernya dari manusia ataupun dari

Tuhan yang dipertuhan oleh manusia tertentu atau masyarakat manusia di

lingkungan yang terbatas maupun yang lebih luas.

3. Ilmu Jiwa Agama (The Psychology of Religion) adalah ilmu pengetahuan

yang membahas pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang ketika


berinteraksi dengan lingkungannya sehubungan atas keyakinan terhadap

ajaran agama yang dianutnya.

B. Implikasi

Makalah ini membahas tentang pengertian ilmu jiwa agama. Diharapkan

agar pembaca dapat memahami tentang apa itu ilmu, jiwa dan agama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Kedua,


1997.

Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Rusmin. Ilmu Jiwa Agama. Kencana Prenamedia Group, 2014.

Anda mungkin juga menyukai