Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................1


B. Maksud dan tujuan ..........................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................2

1. Pengertian Agama ............................................................................................................2


2. Hubungan Agama dengan Manusia .................................................................................4
a.Tujuan Agama .................................................................................................................7
b. Fungsi Agama ...............................................................................................................7
3. Macam – Macam Agama .................................................................................................8
4. Spesifik Agama Islam......................................................................................................10
5. Kenapa Manusia harus memiliki Agama ........................................................................10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................11

I. Kesimpulan .....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Agama yang pada hakekatnya adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secara seksama oleh setiap manusia.Dalam uraian ini
akan kemukakan pengertian agama, hubungan agama dengan manusia, manfa’at agama, klasifikasi
agama,dan agama Islam.Agama merupakan kebutuhan (fitrah) manusia. Berbagai pendapat mengenai
kefitrian agama ini dapat dikaji pada beberapa pemikiran. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara
sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan
tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan
menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas
kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual.

Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-
sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan. Dikatakan unik karena
manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda
dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
Makalah ini disusun berdasarkan materi yang akan dipelajari oleh penulis pada mata kuliah yang
berkaitan. Disini penulis berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat
menyempurnakan materi yang akan diperbincangkan.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memenuhi tugas yang dipercayakan oleh
dosen pembimbing kepada kami, sekaligus belajar dan menambah pengetahuan lagi tentang agama,
selanjudnya pembahasanya mengenai tentang pengertian agama, macam-macam agama, spesifik
agama islam, dan kenapa jadi manusia harus beragama.

C.      Tujuan Penulisan

a.         Memberikan penjelasan mengenai definisi agama secara umum, macam-macam agama di Indonesia,
spesifik agama islam, dan pentingnya beragama.
b.        Memberikan pengetahuan mengenai definisi agama secara umum, macam-macam agama di Indonesia,
spesifik agama islam, dan pentingnya beragama.
c.        Dan tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, akan tetapi
bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk referensi ataupun bahan bacaan semata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Pada hakikatnya dalam beragama pasti ada kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan. Sudah
kita ketahui bahwa kepercayaan di Indonesia dari zaman pra-sejarah berkembang dua
kepercayaan yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme sendiri berarti
mempercayai bahwa setiap benda di bumi memiliki jiwa yang harus di hormati karena pada saat
itu , masyarakat beranggapan bahwa mempercayai animisme membantu mereka dari semangat,
roh jahat dan juga dalam kehidupan keseharian mereka. Dan dinamisme adalah kepercayaan
yang meyakini semua benda benda di dunia baik yang hidup maupun yang mati mempunyai daya
dan kekuatan gaib.
Jadi, arti dari kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis sesorang yang menganggap suatu itu
benar. Menurut James W. Fowler Profesor Teologi dan Perkembangan Manusia di Emory
University di Atlanta (Georgia) bahwa “kepercayaan eksistensial” merupakan suatu kegiatan
universal manusia. Maka, bisa dipastikan bahwa agama itu saling berkaitan erat dengan
kepercayaan.
Secara etimologi, agama berasal dari bahasa Sanskerta. Yang disusun dari kata a dan
gama yang berarti a itu tidak dan gama itu berubah. Jadi jika digabungkan, agama tidak
berubah. Dan secara terminologi, pengertian agama ialah suatu keyakinan atau kepercayaan
manusia yang menghubungkan manusia itu dengan tatanan kehidupan.
Agama merupakan bagian dari fitrah manusia. Manusia di ciptakan oleh Tuhan dalam
bentuk cenderung beragama. Dalam artian manusia mencintai kesempurnaan yang mutlak dan
hakiki serta ingin menyembah Tuhan. Dalam kitab Ma’arif Al-Qur”an juz 1 hal. 37,
menyebutkan bahwa adanya ciri fitrah yang petama adalah fitrah tersebut di peroleh tanpa usaha
atau ada dengan sendirinya dan yang kedua fitrah tersebut ada pada manusia walaupun
keberadaannya berbeda-beda. Dengan demikian dapat di katakan bahwa manusia tidak harus di
paksa dalam beragama namun vukup kembali pada dirinya dan alam sekitarnya. Allah berfirman,
“ maka hadapkanlah wajahmu kepada din dengan lurus, sebagai fitrah Allah yang atasnya
manusia di ciptakan.” (QS. Rum 30).
Sekilas teori-teori kemunculan agama
Kaum materialis memiliki sejumlah teori tentang kemuculan agama, antara lain :
· Agama muncul karena kebodohan manusia.
Sebagian mereka berpendapat, bahwa agama muncul karena kebodohan manusia. Pada awal
periode primtif karena manusia tidak mengetahui rahasia alam , amak mereka menyandarkan
segala fenomena alam kepada Dzat yang gaib.
Tetapi dengan adanya perkembangan sains sampai pada batas segala sesuatu terkuak
dengan ilmu yang empiris, maka keyakinan terhadap yang ghaib tidak lagi mempunyai tempat di
tengah-tengah mereka.
Jadi dapat di katakan bahwa semakin pandai seseorang akan semakin jauh ia dari agama
bahkan akhirnya tidak beragama, dan semakin bodoh seseorang maka semakin kuat agamanya.
Artinya jika sesorang yang memiliki kepandaian ia akan berfikiran terhadap materil sedangkan
rohaninya kosong, dan begitu juga sebaliknya.
· Agama muncul karena kelemahan jiwa ( takut )
menurut teori ini agama muncul karena merasa lemah atau takut, hal ini dapat di gambarkan
seperti sesorang yang memiliki ketakutan dalam beragama.
· Agama adalah produk penguasa
Menurut teori ini bahwa agama merupakan produk para penguasa yang diberlakukan atas rakyat
yang terrindas, sebagai upaya agar mereka tidak berontak dan menerima keberadaan sosial
ekonomi. Dalam hal ini di maksudkan bahwa mereka di doktrin dengan agama seperti mereka
arus sabar, menerima takdir, jangan marah dan lainnya.
· Agama adalah produk orang- orang yang lemah
Dalam teori ini bersebrangan dengan teori-teori sebelumnya, teori ini memuat bahwa agama
hanyalah sebagai perisai yang di ciptakan oleh orang-orang yang kuat. Beberapa norma-norma
seperti, norma kemanusiaan, kedermawanan, belas kasih, keseatriaan keadilan sengaja di
aplikasikan dan di sebarluaskan kepada orang yang kuat, yang mengakibatkan adanya
keterpaksaan untuk mengurangi pengaruh kekuatan dan kekuasaanya.
B. Hubungan Agama dan Manusia
Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur makna dan hubungannya dari
keberadaannya sendiri maupun yang lainnya. Agama menimbulkan khayalan yang sangat luas
dan sangat mendasar. Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang sangat sempurna
juga perasaan takut akan kehidupan tidak terlihat (akhirat).
Sehingga orang yang beragama pasti akan mendisiplinkan dirinya terhadap agama itu sendiri,
entah larangan maupun perintahnya. Secara otomatis agama akan mempengaruhi aspek-aspek
kehidupan.
Fenomena agama selalu hadir dalam kehidupan manusia karena manusia tidak lepas dari
Tuhannya, yang senantiasa mengatur kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dalam praktiknya
agama memiliki banyak fungsi dari berbagai aspek yang didasari oleh alasan berikut :
1. Karena agama merupakan sumber moral.
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran yang hakiki yang berasal dari Tuhannya.
3. Karena agama mendasari perkembangan ilmu.
4. Karena agama mentrentramkan jiwa bagi manusia.
Manusia sejak dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Dan belum mengetahui apa-
apa sesuai firman Allah dalam Q.S. An-Nahl (16) : 78
“Allah mengelarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan
untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit diantara mereka yang
mensyukurinya.”
Dengan adanya interaksi-interaksi antara sesamanya maka akan terbentuklah tipe-tipe
masyarakat dan agama antaranya :
Tipe pertama : Masyarakat-masyarakat yang terlatar belakang dan nilai-nilai sakral. Masyarakat
yang mewakili tipe ini adalah masyarakat gyang kecil, terisolasi dan terbelakang. Setiap anggot
tipe masyarakat ini bersama-sama menganut agama yang sama, oleh karena itu keanggotaan dan
mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan afdalah sama. Agama menyusup ke
dalam kelompok aktivitas yang lain, baik yang bersifat ekonomis, poltik, kekeluargaan maupun
rekreatif. Tipe masyarakat ini cukup kecil anggotanya karenanya sebagian besar adat istidatanya
di kenal, paling tidak melalui pembicaraan dari mulut ke mulut oleh semua anggotanya.
Masyarakat ini berpendapat bahwa pertama, agama memasukan pengurah yang sakral ke dalam
sistem nilai masyarakat secara mutlak. Kedua, dalam keadaan lembaga lain selain keluarga,
relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dam persatuan
dari masyrakat secara keseluruhan. Nilai nila keagamaan, sebagaimana kita ketahui sering
menghalang-halangi perubahan. Inilah sebab yang sangat penting mengapa kekuasaan tradisi
sangat kuat dalam masyarakat – masyarakat semacam itu. Lagi pula karena tidak adanya
kepentingan kepentingan yang bertentangan dan tidak adanya peleburan agama di dalam aspek
kehidupan sosial, agama memberi pengaruh yang sangat mengikat dan menstabilkan.
Bagi individu, agama memberi bentuk pada keseluruhan proses sosialisasi. Sosialisasi di
tandai oleh upacara keagamaan pada peristiwa kelahiran, masa remaja, perkawinan, dan pada
saat-saat penting lainnya dalam kehidupan. Pengeturan pribadi erat dengan nilai-nilai
keagamaan, yang di wariskan secara langsung kepada generasi-generasi selanjutnya.
Sikap individu ini, yang kami sebut tipe pertama, mencerminkan jenis masyrakat yang selama
bertahun-tahun di pelajari oleh para sarjana antropologi. Para sarjana antropologi juga telah
membawa perhatian kita terhadap aspek yang telah tetap ada dalam fungsi0funsi keagamaan
dalam masyrakat.
Tipe Kedua : masyarakat-masyrakat pra-industri yang sedang berkembang. Masyarakat-
masyarakat tipe ini tidak begitu terisolasi, Berubah lebih cepat, lebih luas dareahnya, dan lebih
besar jumlah penduduknya, serta di tandai dengan tingkat perkembangan teknologi yang lebih
tinggi kepada masyarakat-masyrakat tipe pertama. Ciri umumnya yaitu pembagian kerja yang
luas, kelas-kelas sosial yang beraneka ragam, serta adanya kemampuan tulis baca, sampai tingkat
tertentu.
Suatu organisasi keagamaan yang biasanya menghimpun semua anggota memberi ciri khas
kepada tipe masyarakat ini, walaupun ia merupakan organisasi formal yang terpisah dan berbeda,
serta mempunyai tenaga profesional sendiri. Agama tentu saja memberikan arti dan ikatan kepad
sistem nilai dalam tipe masyarakat ini, akan tetapi pada saat yang sama lingkungan yangn skaral
dan yang sekurel itu sedikit banyaknya masih dapat di bedakan.
Tipe ketiga : masyarakat-masyarakat industry sekuler. Terdapat sejumlah sub-sub tipe didalam
kelompok masyarakat tipe ketiga yang dapat diutarakan secara memadai menurut tipologi kami
deskripsi dibawah ini jelas agak condong kepada masyarakat perkotaan modern di Amerika
Serikat. Akan tetapi yang disebut terakhir ini, karena tingginya tingkat sekulerismenya, bisa
dianggap sebagai salah satu contoh yang paling mirip dengan masyarakat tipe ketiga ini.
Masyarakat-masyarakat ini sangat dinamik. Teknologi semakin berpengaruh terhadap semua
aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang
penting adalah penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan-hubungan kemanusiaan mereka
sendiri. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat juga mempunyai
konsekuensi-konsekuensi penting bagi agama. Pengaruh inilah yang merupakan salah satu sebab
mengapa anggota-anggota masyarakat tersebut semakin lama semakin terbiasa menggunakan
metode-metode empirik berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi berbagai
masalah kemanusiaan. Oleh karena itu lingkungan yang bersifat sekuler meluas terus menerus
seringkali dengan mengorbankan lingkungan yang sakral. Pada umumnya kecenderungan
sekulerisasi ini mempersempit ruang gerak kepercayaan-kepercayaan dan pengalaman-
pengalaman keagamaan terbatas pada aspek-aspek yang lebih kecil dan bersifat khusus dalam
kehidupan bermasyarakat dan anggota-anggotanya sendiri.
a. Tujuan agama
Adapun tujuan dari agama itu sendiri adalah sebagai aturan Tuhan yang dapat membimbing
manusia yang berakal untuk mendapatkan kebahagian didunia dan di akhirat. Selain itu agama
juga mengajarkan kebaikan makhluknya untuk dirinya maupun masyarakat sekitarnya. Ajaran
agama yang umum megandung kebenaran yang tidak dapat diubah meskipun masyarakat telah
menerima itu berubah dalam struktur dan cara berfikirnya. Beberapa tujuan agama yaitu :
1. Menegakkan kepercayaan manusia hanya kepadaTuhan Yang Maha Esa.
2. Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengar baik, sehingga dapat
mencapai kesejahteraan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
3. Menyempurnakan akhlak manusia.
b. Fungsi agama, Fungsi pertama agama ialah mendefinisikan siapakah saya dan siapakah
Tuhan, serta bagaimanakah saya berhubungan dengan tuhan itu. Bagi muslim, dimensi ini
dinamakan sebagai hablun minallah dan ia merupakan skop manusia meneliti dan mengkaji
kesahihan kepercayaanya dalam menguraikan persoalan diri dan tuhan yang disebutkan tadi.
Cara menanamkan konsep atau pentingnya agama Pada hakikatnya bahwa agama merupakan
aspek penting dalam kehidupan manusia. Ada beberapa metode menanamkan suatu konsep
pentingnya agama terhadap manusia. Penanaman nilai-nilai agama yang dimaksud disini adalah
suatu tindakan atau cara untuk menanamkan pengetahuan yang berharga berupa nilai keimanan,
ibadah dan akhlakyang berlandaskan pada wahyu Allah SWT dengan tujuan agar anak mampu
mengamalkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar dengn
kesadaran tanpa paksaan.
Disini penulis lebih menekankan penanaman agama pada anak diusia dini. Nilai agama
merupakan nilai dasar yang semestinya sudah dikenalkan pada anak mulai dari rumah, sehingga
pengetahuan disekolah hanya akan menambah wawasan saja, sebaliknya, orang tua harus
menularkan kepada anak nilai-nilai agama agar anak mudah mengerti, mempercayai, menjunjung
tinggi kebenaran-kebenaran yang berasal dari sang pencipta. Contoh lain adalah kebiasaan
menyumbang atau membantu tetangga yang kesusahan, akan tertanam dipikiran anak ketika
orangtua mengatakan alasannya melakukan itu. Jadi bukan dengan pemaksaan, tapi dari contoh
nyata orangtua, sampai akhirnya anak terdorong untuk melakukan hal yang sama di lain hari.
Orangtua yang menjalankan nilai-nilai keagamaan pada kehidupan dirumah akan mudah
membentuk perilaku anak. Nilai agama bagi anak adalah landasan dasar untuk anak dalam
beraktivitas dikeseharianya sehingga bisa menjadi filter atau penyaring alami terhadap sikap dan
perilaku yang cenderung negatif.
Anak jadi tahu dan mengertti mana yang baik dan boleh dilakukan dan mana yang tidak.
Orangtua pun tidak menjadi was was ketika anak beraktivitas diluar rumah. Berikut adalah
langkah menanamkan nilai religius kepada anak :
1. Perkenalkan anak dengan sang pencipta dan ciptaanya
2. Ketika usia anak cukup, ajak dan tanamkan betapa menyenangkannya menjalankan ibadah.
3. Berilah pemahaman yang sederhana terhadap sesuatu yang boleh dan tidak dilakuan.
4. Ceritakan kisah-kisah keagamaan, baik berupa cerita sejaah atau kisah inspiratif dari tokoh
agama.
5. Ajarkan anak untuk bersikap toleransi kepada pemeluk agama lain sesuai dengan ajaran
agama.
6. Dengan menanamkan nilai agama sejak dini anak akan mudah menyerap dan mereflesikannya
pada saat berbicara dan bertingkah laku disegala aktivitas bersama teman-temannya.

3. Macam – Macam Agama


Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila : “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ini
adalah kompromi antara gagasan negara islam dan negara sekuler. Sejumlah agama di Indonesia
berpengaruh secara kolektif terhadap kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya, berikut
adalah agama yang ada di akui Indonesia

1. Agama Islam
Agama Islam merupakan sebuah agama di Indonesia dengan jumlah penganut terbesar di
Negeri ini. Kitab suci Agama Islam adalah Al-Quran. Agama Islam disebarkan pertama
kali oleh Nabi Muhammad. Agama ini muncul sekitar 1.400-an tahun yang lalu. Tempat
Ibadah Agama islam adalah masjid. Hari raya atau hari besar keagamaan Umat islam
yaitu antara lain : Muharram, Asyura, Idul Fitri, Idul Adha, dan Tahun baru hijriah.
2. Agama Kristen
Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah. Kitab suci
Agama Kristen adalah injil. Agama ini disebarkan oleh Isa Al Masih/Yesus Kristus. Awal
mula munculnya agama ini sekitar 2000 tahun yang lalu. Tempat ibadah agama Kristen
adalah gereja. Hari – hari besar umat Kristen yaitu natal, jumat agung, paskah, kenaikan
Isa Al Masih, Pentekosa.
3. Agama Katolik
Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah. Kitab Suci
Agama Kristen adala Injil. Agama ini disebarkan oleh Isa Al Masih/ Yesus Kristus atau
Bunda Maria. Awal mula munculnya agama ini sekitar 2000 tahun yang lalu. Tempat
ibadah Agama Kristen adalah Gereja. Hari-hari besar umat Kristen yaitu Natal, Jumat
Agung, Paskah, Kenaikan Isa Al Masih, Pantekosta.
4. Agama Hindu
Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah dan populer di
pulau Bali. Kitab Suci Agama Hindu adalah Weda. Agama ini disebarkan oeh Santana
Dharma. Awal mula Agama ini muncul sejak jama Prasejarah. Tempat ibadah Agama
Hindu adalah Pura. Hari-hari besar agama Hindu yaitu Nyepi, Saraswati, Pagerwesi,
Galungan, dan Kuningan.
5. Agama Buddha
Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Kitab
Suci Agama Buddha adalah Tripitaka. Awal mula agama ini disebarkan oleh Sidharta
Gautama. Agama Buddha muncul sekitar 2500 tahun yang lalu. Tempat Ibadah Agma
Buddha adalah Vihara. Hari-hari besar keagamaan umat Buddha yaitu Waisak dan
Katina.
6. Agama Kong Hu Cu
Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah.
Muncul karena banyak etnis Tionghoa yang tinggal di Indonesia.
Awal mula munculnya Agama Kong Hu Cu sekitar 5 abad sebelum masehi.
Kitab Suci Agama Kong Hu Cu adalah Wu Ching dan Shing Shu.
Hari-hari besar agama Kong Hu Cu kita kenal dengan Imlek.
Spesifik Agama Islam
a. Pengertian Islam
Menurut etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari asal kata salima yang
berarti selamat sentosa, dan berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama
yang artinya memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti juga menyerahkan
diri, tunduk, patuh dan taat. Kata aslama itulah itulah menjadi pokok kata islam, mengandung
segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan aslama
atau masuk islam dinamakan muslim. Berarti orang itu telah menyatakan dirinya telah taat,
menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah SWT dengan melakukan aslama, selanjutnya
orang itu terjamin kesalamatan hidupnya di dunia dan akhirat.
b. Klasifikasi Agama Dan Agama Islam
Agama-agama tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan berdasarkan tolak ukur
tertentu. Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) agama
wahyu yang kadang-kadang disebut juga agama langit, dan (2) agama budaya yang kadang-
kadang disebut juga agama bumi atau agama alam.

Kenapa manusia harus beragama


Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam banyak
hal, baik mengenai sesuatu yang tampak maupun yang gaib, dan juga
keterbatasan dalam memprediksi apa yang akan terjadi pada diri nya dan
orang lain, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan itulah maka manusia
perlu memerlukan agama untuk membantu dan memberikan pencerahan
spiritual kepada diri nya.

  Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan diri nya di


hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam
menghadapi bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat
dipahami nya. Di sinilah manusia diisyaratkan oleh diri dan alam nya bahwa
Zat yang lebih unggul dari diri nya, Yang Maha Segala-galanya, seperti yang
dijelaskan oleh para antropolog bahwa agama merupakan respons terhadap
kebutuhan untuk mengatasi kegagalan yang timbul akibat ketidakmampuan
manusia untuk memahami kejadian-kejadian atau peristiwwa-peristiwa yang
rupa-rupa nya tidak dapat diketahui dengan tepat (Sulaiman dan Albuny,
1984 : 8).

   Selain daripada itu agama juga memberi isyarat kepada manusia dan alam
bahwa ada Zat yang lebih unggul, Zat Yang Maha Segala-galanya, yang
disitu manusia perlu bersandar kepad Dia melalui medium agama. Dengan
kata lain perlu bersandar dan berpasrah (tawakal) kepada Dia melalui agama
karena agama menjadi tempat bagi kita untuk mengadu dan berkomunikasi
dengan Tuhan. Kepasrahan kita kepada Tuhan didasarkan pada suatu ajaran
bahwa manusia hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan.

BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Secara etimologi, agama berasal dari bahasa Sanskerta. Yang disusun dari kata a dan gama
yang berarti a itu tidak dan gama itu berubah. Jadi jika digabungkan, agama tidak berubah. Dan
secara terminologi, pengertian agama ialah suatu keyakinan atau kepercayaan manusia yang
menghubungkan manusia itu dengan tatanan kehidupan. Di Negara Indonesia ada 6 agama yang
diakui oleh pemerintah, yaitu islam, Kristen, katolik, hindu, budha, kong hu chu.
Jadi Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan diri nya
di hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam
menghadapi bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat
dipahami nya. Di sinilah manusia diisyaratkan oleh diri dan alam nya bahwa
Zat yang lebih unggul dari diri nya, Yang Maha Segala-galanya, seperti yang
dijelaskan oleh para antropolog bahwa agama merupakan respons terhadap
kebutuhan untuk mengatasi kegagalan yang timbul akibat ketidakmampuan
manusia untuk memahami kejadian-kejadian atau peristiwwa-peristiwa yang
rupa-rupa nya tidak dapat diketahui dengan tepat (Sulaiman dan Albuny,
1984 : 8).

Anda mungkin juga menyukai