PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
C. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKERIN
D. MANFAAT
Adapun manfaat pembuatan laporan bagi sekolah yaitu :
1. Dapat menambah pengetahuan tentang materi dalam laporan tersebut
2. Pembaca dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisan laporan.
3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami makalah dan ciri-ciri serta syarat-
syarat dalam laporan.
4. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampu mengimplemantasikan
teori, konsep dan langkah-langkah penulisan laopran.
5. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang pembuatan
laporan.
2
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3
2.1.1 VISI
Menjadi perusahaan konstruksi yang terpercaya dan diandalkan.
2.1.2 MISI
1) Berpartisipasi dalam pembangunan melalui rasa konstruksi.
2) Menyediakan jasa konstruksi yang dapat memberikan nilai tambah
bagi stakelholdel.
3) Memberikan pelayanan dengan sikap professional dan memenuhi
standar kesehatan dan lingkungan
4
BAB III
5
d. Sesuaikankan posisi batako dengan menggeser tampa mengangkat,
lakukan pemasangan hingga selesai satu baris.
e. Agar pemasangan lurus dan tidak muadh roboh gunakan tali untuk
meluruskan dengan cara mengikatkan tali tersebut di ujung-ujung
tembok.
f. Semua siar vertical, siar antara dinding, dan kolam harus terisi
penuh.
g. Sesuaikan ketebalan adukan siar pada kisaran 1 cm, jara batako
yang dipasang 2 cm dari batako lainnya.
h. Lakukan pemasangan batako sampai dengan ketinggian yang
ditentukan.
6
c. Plesteran halus, dimana paling sering dugunakan dalam
membentuk dinding dan lantai bangunan.
Ragam Plesteran yang ditinjau dari tingkat kegunaan nya :
a. Plesteran biasa, yang bersifat tidak kedap air sehingga dapat
diterapkan pada ruangan-ruangan yang tidak berhubungan
langsung dengan air.
b. Plesteran kedap, air merupakan plesteran yang dapat diandalkan
untuk dipakai diruangan yang memiliki tingkat kelembapan tinggi
seperti kolam renang, bak mandi, dan saluran air.
3.3.4 Syarat syarat plesteran
a. Permukaan harus benar-benar reta dan tegak.
b. Ketebalan berkisar 11 – 16 mm
c. Tidak adanya keretakan yang muncul pada plesteran.
7
b. Membangtu, menunjukan, dan menjelaakan setiap tenaga kerja
mengenai berbagai factor bahaya di tempat kerja dan kebakaran
serta ledakan yang terjadi ditempat kerja.
c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam menentukan tindakan
koreksi dan alternative terbaik.
d.
3.5 TEORI PEMAHAMAN BETON SEGAR
3.5.1 Pengertian Beton Seger
Pengertian beton segar merupakan salah satu bahan konstruksi
yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan
dll.
Adapun beton segar merupakan satu kesatuan yang homogen
didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat
kasar(krikil) atau jenis agregat air dengan semen Portland atau semen
hidrolik .
Adapun beton segar belum layak dipakai harus melalui uji
kekuatan jika memenuhi standar maka beton layak untuk dipakai,
beton yang diuji harus melalui tahap kurun waktu yaitu :
a. 0-7 hari
b. 7-14 hari
c. 14-21 hari
d. 21-28 hari
8
c. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang
retak.
d. Beton segar dapat dipompakan sehingga kemungkinan untuk
dituang pada tempat-tempat yang sulit posisinya.
e. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih
murah.
3.5.3 Kekurangan Beton
a. Beton dianggap tidak mampu menahan daya tarik, sehingga
mudah retak.
b. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan.
c. Beton bersifat getas (tidak daktail).
9
3.6.2 Cara Pemasangan Keramik
a. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan
dengan mengukur persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut
lainnya. Kemudian tandai pertengahan garis yang terektur.
Menentukan titik pusat merupkan prioritas utama, karena hal ini
akan menentukan dimana harus memasang keramik yang pertama
dan berikutnya.
b. Mulai lah pemasang keramik yang pertama dari titik pusat kesalah
satu dinding
c. Aplikasikan spensi ke keramik dengan menggunakan cetok secara
merata pada dasa lantai.
d. Letakan keramik di atasnya, dan tekan kebawah dengan pelan-
pelan, serta ketok dengan palu karet hingga posisi ubun stabil.
e. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanutan pemasangan ubuin
lainnya.
f. Pakailah waterpass alumunium dengan pengepaskan ketinggian
keramik sampai merata.
g. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada
keramik yang akan dipotong dengan cara menepatkannya diatas
keramik, serta memberi ruang untuk nat.
h. Lakukan pengisian nat dengan grout. Biarkan selama 1 hari hingga
mengeras.
i. Kemudian bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spon
basash.
10
tengah lebih besar digunakan dengan mesin gunting yang digeserkan
dengan tangan. Untuk pemotongan baja beton dengan umlah lebih
besar dan ekonomis bila dikerjakan dengan mesin gunting yang
digerakan dengan motor. Pemotogan baja tulangan dengan garis
tengah tetapi engan jumlah sedikit sering digunakan alat pemotong
gergaji besi tangan.
Pemotongan baja tulangan harus sesuai dengan panjang yang
telah ditentukan, kemudian batang tersebut harus dibengkokan
menurut bentuk dan ukuran yang telah ditentukan. Kedua tulangan
ujung baja diberikait (bengkokan) yang bentuknya dapat bulat, serong,
atau siku-siku. Bentuk kait pada tulangan balok, kolom, dan sengkang
harus berbentuk bulat atau serong. Sedangkan bentuk kait pada
tulangan pelat boleh berbentuk siku-siku.
3.7.1 Syarat-Syarat Pembengkokan
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan dengan
cara-cara yang merusakan tulangan.
b. Batang tulangan yang di profile kan, setelah dibengkokan dan
diluruskankan kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarak
60 cm dari pembengkokan sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak
boleh dibengkokan atau diluruskan dilapangan, kecuali apabila
ditentukan didalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
d. Membengkokan dan meluruskan tulang baja harus dilakukan
dalam keadaan dingin, kecuali pemanasan di ijinkan oleh
perencana.
e. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali di
ijinkan oleh perencana.
f. Batang tulangan yang dibengkokan dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan cara disiram air.
11
g. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai gambar
kerja.
3.7.3 Merangkai Baja Tulangan
Setlah baja tulangan dibengkokan langkah selanjutnya adalah
merangkai baja tulangan tersebut. Tulangan dirangkai sesuai dengan
gambar kerja, yaitu tulangan untuk sloof, kolom, ring balok, maupun
lantai. Pada titik-titik persilangan antara batang-batang tulangan
maupun antara batang tulangan dengan sengkang atau begel diikat
dengan kawat pengikat atau bendrat.
12
Amplas berfungsi untuk membuat permukaan benda yang
kasar menjadi lebih halus dengan cara menggosok permukaan
kasarnya kepermukaan seuatu bahan atau benda. Ampal kayu adalah
seuatu jenis amplas yang digunakan meratakan atau menghaluskan
benda kerja dalam bentuk kayu.
3.9.2 Bentuk Penggunaan Amplas
a. Ampals kering adalah salah satu jenis amplas yang digunakan
untuk meratakan atau menghaluskan benda kerja atau panel
tanpa cairan.
b. Amplas basah adalah salah satu jenis amplas yang digunakan untuk
meratakan atau menghaluskan benda kerja dengan menggunakan
air atau spertus scara bersamaan.
3.9.3 Kelebihan dan Kekurangan Amplas Kering dan Basah
a. Kelebihan amplas kering
Kertas amplas tahan lama
Pekerjaan lebih cepat selesai
Lantai tempat kerja tidak becek
b. Kekurangan amplas kering
Menimbulkan debu dimana – mana
Suara berisik
Kertas amplas mudah kotor
Hasilnya tidak bias langsung dilihat
c. Kelebihan amplas basah
Tidak menimbulkan debu
Kertas amplas tidak lekas kotor
Hasilnya bias langsung dilihat
d. Kekurangan amplas basah
Tempat kerja jadi becek
Waktu pengeringan lebih lama
13
Kertas amplas tidak tahan lama
Harus menyediakan air
Pekerjaan lebih lama dan butuh isolasi
3.9.4 Cara Mengamplas Yang Benar
a. Pilih kertas amplas yang sesuai, kemudian potong menjadi 4
bagian.
b. Pegang kertas amplas, jika menggunakan landasan maka sisi
kertas amplas harus dipegang rapat landasan jangan
menggunakan bahan yang keras (kayu atau besi).
c. Tekan kertas amplas secukupnya kemudian gerakan pada
permukaan. Untuk permukaan yang rata gunakan landasan yang
rata pula.
3.10 PENGECATAN BANGUNAN
3.10.1 Perngetian Pengecatan
Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat
tipis (Cair/buruk) diatas sebuah benda dan kemudian membuat
lapisan cat ini mengeras dangan cara mengeringkannya.
14
b. Penegecatan harus dapat menghasilkan lapisan yang lengket,
rata kenyal, melekat dan baik, tidak menyerap debu, dan harus
melekat dan menutup dengan baik benda yang dicat.
15
h. Lakukan pengecekan pada bagian dinding yang mana akan di
ulang agar hasilnya lebih sempurna.
i. Membersihkan lantai dari tetesan cat dan mencuci semua alat
jika pengerjaan mengecat sudah selesai.
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menulis melaksanakan Prakerin di PT. PUTRA RAMLI banyak
sekali pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan. Salah satunya yaitu
pengalamam dalam bekerja. Di era globalisasi ini persaingan dan mencari
pekerjaan sudah semakin sengit, sehingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan
semakin kecil. Oleh sebab itu agar tidak tertinggal kita harus meningkatkan
kualitas dan kemampuan kita, sehingga menjadi semberdaya manusia yang
berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut, hal
yang paling mendasar yang harus ditanamkan dari sekarang adalah disiplin dan
rajin segala hal adalah kunci utamanya. Begitu juga program PRAKERIN ini,
sebagai program untuk mengasah dan evaluasi sampai sejauh mana kemampuan
kita.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulisan akan lebih focus dan details dalam menjalankan laporan diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
17
DAFTAR PUTSAKA
18