34
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan analisis saringan agregat kasar
adalah sebagai berikut.
1. Sieve shaker
2. Saringan 3", 2½", 2", 1½", 1", ¾", ½", 3/₈", No. 4
3. Pan dan Cover
4. Timbangan
5. Oven
35
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
36
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.1.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan dalam percobaan analisis saringan agregat
kasar pada saringan ¾" adalah sebagai berikut.
Berat tertahan = (Berat Saringan Tertahan) – Berat Saringan
= 815,700 – 521,400
= 294,300 gram
Jumlah berat tertahan = Jumlah Berat Kumulatif tertahan di Saringan 1" +
Berat tertahan saringan ¾"
= 14,700 + 245,900
= 260,600 gram
jumlah berat tertahan
Persentase Kumulatif tertahan = 100%
berat contoh kering
260,600
= 100%
1429,700
= 18,228%
Persentase kumulatif lolos = 100,000% − persentase tertahan
= 100,000% − 18,228%
= 81,772%
jumlah persentase kumulatif tertahan tanpa pan
Modulus kehalusan =
100
676,344
=
100
= 6,763 gram
37
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
3"
580,900 580,900 0,000 0,000 0,000 100,000
(76,20 mm)
2½"
574,300 574,300 0,000 0,000 0,000 100,000
(63,50 mm)
2"
584,300 584,300 0,000 0,000 0,000 100,000
(50,80 mm)
1 ½"
635,700 635,700 0,000 0,000 0,000 100,000
(38,10 mm)
1"
607,900 622,600 14,700 14,700 1,028 98,972
(25,40 mm)
¾"
540,000 785,900 245,900 260,600 18,228 81,772
(19,05 mm)
½"
562,500 1144,300 581,800 842,400 58,921 41,079
(12,50 mm)
⅜"
521,400 815,700 294,300 1136,700 79,506 20,494
(9,53 mm)
No. 4
425,400 693,400 268,000 1404,700 98,251 1,749
(4,75 mm)
38
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
39
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
40
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
120,000
100,000
Persentase Lolos (%)
80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
1,000 10,000 100,000
Ukuran Bukaan Saringan (mm)
41
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.1.7 Kesimpulan
Hasil data percobaan analisis saringan agregat kasar kita dapat
menentukan persentase agregat yang lolos. Pada saringan No. 3" 1½" persentase
kumulatif yang lolos adalah 100,000%, sedangkan untuk saringan 1" persentase
yang lolos sebesar 98,972%, saringan ¾" persentase yang lolos sebesar 81,772%,
saringan ½" persentase yang lolos sebesar 41,079%, saringan ⅜" persentase yang
lolos sebesar 20,494%, saringan No. 4 persentase yang lolos sebesar 1,749%.
Dengan melakukan percobaan analisis saringan agregat kita juga dapat menentukan
persentase kumulatif agregat yang lolos modulus kehalusan agregat kasar. Pada
saringan 1½" persentase kumulatif yang tertahan adalah 0,000%, sedangkan untuk
saringan ¾" persentase kumulatif tertahan sebesar 29,513%, saringan ⅜" persentase
kumulaitf tertahan sebesar 64,834%, saringan No. 4 No. 100 persentase kumulatif
tertahan sebesar 97,000%, didapat juga persentase kumulatif agregat yang lolos
modulus kehalusan sebesar 6,763%, dan percobaan tersebut memenuhi syarat
agregat kasar.
42
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
43
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan berat jenis dan
penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut.
1. Dunagan test set
2. Saringan No. 4
3. Oven
4. Cawan
44
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
45
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.2.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada percobaan berat jenis dan penyerapan
agregat kasar menggunakan sampel I adalah sebagai berikut.
C
Bulk specific gravity =
A−B
4296,000
=
4564,000 − 3286,000
= 3,362
A
Bulk specific gravity (SSD) =
A−B
4564,000
=
4564,000 − 3286,000
= 3,571
C
Apparent specific gravity =
C−B
4296,000
=
4294,000 − 3286,000
= 4,253
A−C
Absorption = 100,000%
C
4564,000 − 4296,000
= 100,000%
4296,000
= 6,238%
Keterangan :
A : Berat contoh kering permukaan (SSD) (gram)
B : Berat contoh dalam air (gram)
C : Berat contoh kering (setelah di oven) (gram)
46
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.15 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat kasar
Nilai
Parameter Rata-rata
I II
Berat contoh jenuh kering permukaan (gram) 4564,000 2313,100 3438,550
Berat contoh dalam air (gram) 3286,000 1343,500 2314,500
Berat contoh kering (gram) 4296,000 2172,000 3234,000
Bulk spesific gravity 3,362 2,239 2,800
Bulk spesific gravity ( SDD ) 3,571 2,384 2,978
Apparent spesific gravity 4,253 2,620 3,437
Absorption / penyerapan (%) 6,238 6,496 6,367
47
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.2.7 Kesimpulan
Hasil perhitungan dari percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar
didapatkan nilai berat contoh jenuh kering permukaan sebesar 3438,550 gram, berat
contoh dalam air 2314,500 gram, berat contoh kering sebesar 3232,000 gram, bulk
specific gravity sebesar 2,800, bulk spesific gravity (SSD) sebesar 2,978, apparent
specific gravity sebesar 3,437, dan absorption/Penyerapan sebesar 6,367%.
48
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
49
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan bobot isi dan
rongga udara agregat kasar adalah sebagai berikut.
1. Oven
2. Timbangan
3. Batang pemadat Ø16 mm
4. Container (mold 6")
5. Meja getar
6. Mistar perata
7. Jangka Sorong
8. Sekop
50
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.17 Data Percobaan Bobot Isi Padat Isi Agregat Kasar
Parameter Nilai
Berat container (gram) 74,650
Berat container + agregat (gram) 119,380
Berat agregat (gram) 44,730
Volume container (cm³) 846,888
51
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.3.6 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan berat isi agregat kasar adalah sebagai berikut.
Contoh perhitungan untuk mencari berat isi lepas dan isi padat adalah sebagai
berikut.
C−B
Berat isi (kering) =
V
115,000 − 74,650
=
846,888
= 0,048
C−B A
Berat isi (SSD) = 1 +
V 100,000
6,367
= 0,048 1 +
100,000
= 0,048
berat isi (kering)
Kadar rongga udara = 1− 100,000%
SG
0,048
= 1− 100,000%
2,978
= 98,398
Keterangan :
A : Absorpsi agregat (%)
B : Berat container (gram)
C : Berat container berikut isinya (gram)
V : Volume container (cm³)
SG : Berat jenis agregat kering (gram)
52
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
53
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan bobot isi dan rongga udara
dalam kondisi lepas didapatkan nilai berat isi kering sebesar 0,048 gram/cm³, berat
isi (SSD) sebesar 0,048 gram/cm³, kadar rongga udara sebesar 98,398%, sedangkan
untuk percobaan bobot isi dan kadar rongga udara dalam kondisi padat didapatkan
nilai berat isi kering sebesar 0,053 gram/cm³, berat isi (SSD) sebesar 0,056
gram/cm³, kadar rongga udara sebesar 98,226%.
54
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk percobaan kadar air agregat kasar adalah
sebagai berikut.
1. Cawan
2. Timbangan
3. Oven
4. Desikator
55
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
56
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.4.6 Perhitungan
Perhitungan yang digunakan pada percobaan kadar air agregat kasar
adalah sebagai berikut.
Berat air =A–B
= 2000,000−1897,000
=102,200 gram
A−B
Kadar air = 100%
B
2000,000 − 1897,800
= 100%
1897,800
= 5,385%
Keterangan :
A : Berat contoh awal (gram)
B : Berat contoh kering (gram)
A B : Berat Air (gram)
57
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
58
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.4.7 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada
percobaan kadar air agregat kasar, maka diperoleh nilai berat air sebesar
102,200 gram dan kadar air sebesar 5,385%. Kadar air agregat syarat acuan standar
dalam SNI 03-1971-1990, yaitu sebesar 3,000% - 5,000%. Hasil percobaan yang
didapatkan dari percobaan kadar air agregat kasar adalah tidak memenuhi standar.
59
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
60
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan kadar lumpur dan
lempung pada agregat kasar adalah sebagai berikut.
1. Saringan No. 4, No. 16, dan No. 200
2. Timbangan
3. Oven
4. Cawan
61
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.5.6 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan kadar lumpur dan lempung yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut.
A−B
Kadar lumpur dan lempung = 100%
A
5000,000 − 4526,000
= 100%
5000,000
= 9,480%
Keterangan :
A : Berat contoh kering awal (gram)
B : Berat contoh kering setelah pencucian (gram)
62
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.24 Hasil Perhitungan dari Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Kasar
Parameter Sampel Agregat Kasar
Berat agregat kering awal (gram) 5000,000
Berat agregat setelah pencucian (gram) 4526,000
Kadar lumpur dan lempung (%) 9,480
63
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.5.7 Kesimpulan
Hasil pengujian kadar lumpur lempung dalam agregat kasar yang telah
dilaksanakan didapatkan persentase hasil sebesar 9,480%. Berdasarkan SNI 03-
4142-1996 tentang metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan No. 200. Sehingga agregat kasar tersebut tidak baik untuk digunakan
dalam pembuatan beton dikarenakan persentase melebihi syarat 1,000%.
64
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
65
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan abrasion test adalah sebagai
berikut.
1. Los angeles abrasion machine
2. Bola baja
3. Oven
4. Talam
5. Saringan 1½", 1", ¾", ½", ⅜", ¼", No. 4 dan No. 12
6. Timbangan
7. Pan
66
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
10. Menekan tombol start sehingga mesin abrasi berputar. Jumlah putaran akan
terbaca pada counter dan mesin abrasi akan berhenti berputar secara otomatis
pada jumlah putaran 500.
11. Memasang talam di bawah mesin abrasi.
12. Membuka tutup mesin lalu menekan tombol inching sehingga mesin abrasi
berputar dan agregat serta bola baja tertampung pada talam tersebut.
13. Menyaring agregat tersebut dengan saringan No. 12 lalu agregat tertahan dicuci
sampai bersih.
14. Mengeringkan lagi dalam oven selama 24 jam pada suhu 100ºC ± 10ºC.
15. Menimbang berat keringnya.
67
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.6.6 Perhitungan
Perhitungan yang digunakan untuk abrasion test agar mendapatkan nilai
keausan adalah sebagai berikut.
A−B
Keausan = 100%
A
5006,700 − 3099,000
= 100%
5006,000
= 38,103%
Keterangan :
A : Berat total benda uji semula (gram)
B : Berat benda uji yang tertahan saringan No. 12 (gram)
68
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
69
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.6.7 Kesimpulan
Hasil dari abrasion test kita bisa menentukan keausan dari sebuah agregat
kasar yang diakibatkan oleh faktor-faktor mekanis dan diperoleh nilai keausannya
adalah 38,103%. Berdasarkan SNI 2417:2008 tentang uji keausan agregat dengan
mesin abrasi los angeles. Sehingga agregat kasar tersebut baik untuk digunakan
dalam pembuatan beton dikarenakan syarat keausannya ≤ 40,000%.
70
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
71
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada soundness test agregat kasar adalah
sebagai berikut.
1. Beaker glass
2. Timbangan dengan ketelitian minimal 0,100% dari berat benda uji
3. Natrium sulfat/ magnesium sulfat
4. Oven
5. Desikator
6. Termometer dengan ketelitian 0,1℃
7. Hidrometer
8. Wadah untuk agregat halus, kawat kasa berbentuk tabung yang bagian atasnya
terbuka yang mempunyai ukuran bukaan saringan No. 8.
9. Saringan dengan ukuran sebagai berikut:
Tabel 2.28 Ukuran Saringan
Ukuran Saringan
2½" (63,000 mm)
2" (50,00 mm)
1½" (37,500 mm)
1" (31,500 mm)
¾" (25,000 mm)
⅝" (16,000 mm)
½" (12,500 mm)
⅜" (9,500 mm)
5
/16" (8,000 mm)
72
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
73
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
74
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.7.5 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan Soundness agregat kasar menggunakan rumus
sebagai berikut.
A−B
Persentase agregat yang lapuk = 100%
B
Keterangan :
A : Berat agregat sebelum pengujian
B : Berat agregat setelah pengujian
75
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
76
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.8.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan flakiness and elongation index
test adalah sebagai berikut.
1. Flakiness gauge
2. Elongation gauge
77
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.8.5 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan flakiness and elongation index test
menggunakan rumus sebagai berikut.
(x1 + x2 + x3 + ...)
Flakiness Index = + 100
(X1 + X2 + X3 + ...)
% Flakiness Index =
(Total berat agregat Berat agregat yang tertahan pada Flakiness Gauge)
100
Berat agregat yang lolos pada Flakiness Gauge
(y1 + y2 + y3 + ...)
Elongation Gauge = 100
(Y1 + Y2 + Y3 + ...)
% Elongation Gauge =
(Total berat agregat Beban agregat yang tertahan pada Elongation Gauge)
100
Berat agregat yang lolos pada Elongation Gauge
Limits :
1. Flakinees index for bituminous and non bituminous mixes = max 15%
2. Elongation index for bituminous and non bituminous mixes = max 15%
3. Combined flakiness and elongation index for bituminous and non bituminous
mixes = max 30%
4. Flakiness index for concrete mixes = max 35%
78
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
79
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.9.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan analisis agregat
bentuk agregat kasar adalah sebagai berikut.
1. Jangka sorong
2. Cawan
3. Timbangan
4. Oven
80
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
81
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.31 Data Berat Agregat Total, Panjang dan Pipih (Lanjutan)
Panjang Lebar Tebal
(cm) (cm) (cm)
2,295 1,625 1,350
3,500 2,440 1,845
3,155 2,500 1,200
3,500 2,335 1,575
3,775 2,355 0,830
3,150 2,350 0,525
3,500 2,000 1,635
4,070 2,200 1,225
3,260 2,000 1,085
3,600 1,500 1,290
2,650 1,235 0,675
3,510 1,815 1,215
2,625 1,220 0,380
2,810 1,660 0,760
3,075 2,250 1,195
2,950 2,450 1,720
2,950 2,315 1,125
2,620 2,110 1,780
2,675 1,985 0,750
2,185 1,230 0,325
2.4.9.6 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan analisis bentuk agregat kasar adalah sebagai
berikut.
B+C
Persentase agregat panjang dan pipih = 100%
A
7,180 + 31,530
= 100%
345,000
= 11,220%
Keterangan :
A : Berat total agregat yang telah dikeringkan (gram)
B : Berat agregat untuk P > 3L (Panjang) (gram)
C : Berat agregat untuk L > 3T (Pipih) (gram)
82
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
83
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
84
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.34 Data Hasil Perhitungan Percobaan Analisis Bentuk Agregat Kasar
Parameter Nilai
85
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.4.9.7 Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan SNI 8287:2016 tentang
uji kuantitas butiran pipih, lonjong dan pipih lonjong terhadap agregat kasar dengan
syarat persentase panjang dan pipih ≤ 20,000%, maka diperoleh indeks dengan
bentuk agregat panjang sebesar 7,180 gram dan berat dari agregat dengan bentuk
pipih sebesar 31,530 gram sehingga persentase butiran agregat bentuk pipih dan
panjang adalah sebesar 11,220%
86
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma