BAB 3
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
3.1 PENDAHULUAN
Perancangan campuran beton (mix design) adalah proses menentukan
proporsi bahan baku beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Jika
dilihat dari sifat dan karakteristik bahan penyusunnya, mix design merupakan hal
yang rumit. Perbedaan sifat dan karakteristik bahan bahan tersebut menyebabkan
produksi beton yang dihasilkan bervariasi. Oleh karena itu, proporsi yang
dihasilkan dari mix design harus optimal, dalam arti penggunaan bahan yang
minimum dengan tetap mempertimbangkan spesifikasi teknis.
Pedoman mix design yang digunakan adalah SNI 03-2834-2000 (Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal), dalam prosedur rancangan
campurannya mengadopsi beberapa asumsi sebagai berikut (Alkhaly, 2016):
a. Metode ini berlaku untuk semen Ordinary Portland Cement (tipe I), Rapid
Hardening Portland Cement (tipe II), High Early Strength Cement (tipe III)
dan Sulphate Resisting Portland Cement (tipe V).
b. Metode ini membedakan antara agregat pecah dan tidak pecah yang akan
mempengaruhi jumlah pengguna air
c. Memperhitungkan gradasi dari agregat halus berdasarkan zona dan
menganggap gradasi dari agregat halus akan mempengaruhi tingkat
kemampuan kerja dari campuran beton.
d. Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton tergantung
dari ukuran maksimum nominal dari agregat kasar dan gradasi agregat halus.
e. Kadar air dalam campuran beton hanya dipengaruhi oleh tingkat kemudahan
kerja yang diperlukan, dinyatakan uji slump.
f. Ukuran maksimum nominal dari agregat kasar, dianggap tidak mempengaruhi
proporsi campuran.
g. Metode mengadopsi campuran beton dengan rasio air semen (F.A.S) 0,5.
1
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jenis beton yang akan dirancang adalah beton normal dan beton dengan
admixture, Secara umum, beton normal adalah beton yang menggunakan bahan
dasar agregat, semen dan air. Sedangkan beton yang menggunakan admixture di
beri nama yang lebih spesifik, misalnya beton mutu tinggi dan beton mengalir (self
compacting concrete). Sedangkan Concrete Admixture adalah salah satu bahan
tambah beton yang bertujuan untuk mengubah sifat sifat beton atau pasta semen
agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk tujuan ekonomis.
Data yang dibutuhkan dalam mix design secara umum di antaranya:
1. Mutu (kuat tekan)
2. Tipe, jumlah, dan berat jenis semen
3. Berat jenis air dan faktor air semen maksimum
4. Admixture yang digunakan serta berat jenisnya
5. Hasil slump test
6. Hasil pengujian agregat kasar dan halus (grading zone, berat jenis, absorpsi,
dan kadar air)
2
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Keterangan:
S = Deviasi standar
𝑥𝑖 = Kuat tekan beton masing-masing benda uji
3
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Umur = 28 hari
Target mean strength (cylincer) = 36,900 N/mm2
Target mean strength (cube) = 44,458 kg/cm2
F.A.S = 0,5
Catatan: Hasil plotting dari grakfik 1 dan grafik 2 seharusnya sama atau tidak
beda jauh.
8. Faktor air semen maksimum
F.A.S maksimum= 0,6 ( lihat Tabel 2 )
9. Slump test
Ditentukan 60-180 cm
10. Ukuran agregat maksimum = 20 mm
11. Kadar air bebas (free water content)
Dari Tabel 3. tentukan kadar air bebas dalam kg/m3 untuk berbagai jenis dan
ukuran agregat serta slump, dengan data sebagai berikut:
Slump: 60-180 mm
Maximum size of aggregates: 20 mm
Type of aggregates: fine (crushed/uncrushed)
coarse (crushed/uncrushed)
Rumus:
2 1
Free water content = (3 × 𝑊𝑓 ) + (3 × 𝑊𝑐 )
= 150,000 + 150,000
= 30,000 kg/m3 (A)
12. Kadar semen (cement content)
Cement content = free water content / free water cement ratio
5
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
= 150,000 / 0,6
= 120 kg/m3
13. Kadar semen maksimum (maximum cement content),
Dalam hal ini tidak ditentukan atau diabaikan
14. Kadar semen minimum (minimum cement content)
Kadar semen minimum = 275 kg/m3 (Lihat Tabel 2)
15. Faktor air semen yang disesuaikan
Kadar semen disesuaikan = B kg/m3 (nilai maks antara butir 12 dan 14)
F.A.S disesuaikan = free water content / adjusted cement content
= 30,000 / 120 = 0,25 (B)
16. Menentukan daerah gradasi agregat halus (grading zone of fine aggregate), data
diambil dari Analisa Saringan Agregat Halus dan dicari pada Tabel 4.
Zona gradasi = II
17. Persentase proporsi agregat
Proportion of fine aggregate = 41,500% (Grafik 3,4, dan 5)
Proportion of coarse aggregate = 100% −proportion of fine aggregate
= 100% − 41,5%
= 40,5%
18. Berat jenis relatif agregat gabungan (SSD)
Dari diambil dari percobaan BJPA diperoleh:
Spesific gravity of fine aggregate (SSD) = 2,612
Spesific gravity of coarse aggregate (SSD) = 2,437
Maka berat jenis relatif gabungan (SSD) dihitung sebagai berikut.
Gs = (proporsi agregat halus% × berat jenis agregat halus (SSD) ) +
(proporsi agregat kasar × berat jenis agregat kasar (SSD))
= (41,5% × 2,612) + (40,5 × 2,437)
= 108,95
19. Berat jenis beton
Berat jenis beton = 2260 kg/cm3 (Grafik 6)
20. Kadar agregat gabungan (total agregat content)
6
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Total agregat content = concrete density - free water content - cement content
= 2260,000 – 150,000 – 120,000
= 19901.907 kg/m3
21. Kadar agregat halus (fine aggregate content)
Fine aggregate content = proportion of fine aggregate × total agregat content
= 41,500 × 1,990
= 82,585 kg/m3 (C)
22. Kadar agregat kasar (coarse aggregate content)
Coarse aggregate content = total agregat content − fine aggregate content
= 1,990 – 82,585
= 1.907,415kg/m3 (D)
23. Penyesuaian terhadap kadar air agregat
Air = A – (MC f % − A f % ) × C − (MC c % − A c % ) × D
8
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
= 630,447 / 108,95
= 5,79 liter
Total ag. vol. w/ adm. = vol. of total ag. w/o adm. – vol. adm.
= 631,568- 630,447
= 1,121 liter
Total ag. vol. content w/ adm.= total ag. vol. w/ adm. × GS total ag.
= 630,447 × 108,95
= 68687,2 kg/m3
29. Kadar agregat halus (fine agregate content)
fine agregate content = total ag. content w/ adm. × prop. of fine ag.
= 1582,185 ×41,500%
= 656,607 kg/m3
30. Kadar agregat kasar (Coarse agregat content)
Coarse agregat content = total ag. content w/ adm. × prop. of coarse ag.
= 1582,185 × 58,500%
= 925,578 kg/m3
31. Penyesuaian terhadap kadar air agregat
Air = A – (MCf % − Af %) × D – (MCc % −Ac %) ×E
= 30,000 − (0,251% - 0,275%) × 927,225 –
= 656,449 kg/m3
Agregat kasar = E + (MCc% − Ac%) × E
= 238,612+ ( 0,251% − 5,158%) × 238,612
= 912,148 kg/m3
Keterangan,
MCf : Kadar air agregat halus (%)
MCc : Kadar air agregat kasar (%)
9
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
10
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma