32
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan analisis pencampuran dan
joint mix formula adalah sebagai berikut:
1. Cawan
2. Timbangan
3. Wajan
4. Cetakan silinder
5. Penumbuk
33
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
34
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.6.6 Perhitungan
Berikut merupakan contoh perhitungan untuk data perobaan analisis
pencampuran joint mix dan formula adalah sebagai berikut:
Kadar Aspal 5%
Berat Kadar Aspal = Kadar Aspal × Berat Total
= 5% × 2500,000
= 125,000 gram
Berat Agregat = Berat Total – Berat Kadar aspal
= 2500,000 – 125,000
= 2375,000 gram
Berat Agregat kasar = Berat Agregat × Persen Agregat Kasar
= 2375,000 × 32%
= 760,000 gram
Berat Agregat Medium = Berat Agregat × Persen Agregat Medium
= 2375,000 × 48%
= 1140,000 gram
35
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
36
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
LABORATORIUM
78 BAHAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur
37
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
LABORATORIUM
78 BAHAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur
38
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.6.7 Kesimpulan
Hasil data percobaan campuran dan joint mix formula dilakukan untuk
mendapatkan kadar aspal optimum dalam campuran dengan berbagai kadar aspal
yang berbeda agar dapat ditentukan kadar campurannya sesuai dengan kondisi
wilayah.
Berdasarkan hasil analisis joint mix formula untuk lima campuran dengan
kadar aspal yang berbeda, yaitu 5%, 6%, 6,5%, 7% dan 7,5% dapat diketahui
bahwa semakin kecil persentase kadar aspal maka semakin besar berat total, yaitu
berat agregat kasar, agregat medium dan agregat halus. Kemudian akan
dilanjutkan melalui Marshall Test untuk mengetahui kadar aspal paling optimum.
39
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
58
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
58
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan pengujian kehilangan berat
aspal adalah sebagai berikut:
1. Cawan
2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu memanasi aspal
3. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
3.4.1 Perhitungan
Rumus yang digunakan untuk perhitungan kehilangan berat aspal
adalah sebagai berikut:
X−Y
×100
Kehilangan berat = X
Dimana:
X : berat aspal (gram)
Y : berat aspal setelah di oven (gram)
59
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
69
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
69
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan pengujian berat jenis bitumen
keras dan ter adalah sebagai berikut:
1. Termometer
2. Bak perendam yang dilengkapi dengan pengatur suhu dengan ketelitian
(25±0,1ºC)
3. Piknometer dengan kapasitas 30 ml
4. Bejana 1000 ml
5. Timbangan
70
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3.7.5 Perhitungan
Perhitungan yang digunakan dalam pengujian berat jenis bitumen keras
dan ter sebagai berikut:
C− A
Berat jenis= (B− A )−( D−C )
Dimana:
A : Berat piknometer dengan penutup (gram)
B : Berat piknometer berisi air (gram)
C : Berat piknometer berisi bitumen (gram)
D : Berat piknometer berisi bitumen dan air (gram)
71
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
BAB 4
PEMBUATAN CAMPURAN ASPAL
4.1 PENDAHULUAN
Aspal pada perkerasan jalan meripakan bahan pengikat agregat yang
mutu dan jumlahnya sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal.
Salah satu jenis pengujian yang terdapat dalam persyaratan mutu aspal adalah
berat jenis. Selain untuk memenuhi persyaratan aspal, berat jenis juga diperlukan
pada saat pelaksanaan untuk konversi dari berat ke volume atau sebaliknya (Fredy
Sitorus, 2020).
Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan
aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai media pengikat atau lem
antar partikel agregat. Agregat itu sendiri berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat
mekanis aspal dalam campuran beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari
bahan-bahan pembentuknya (SNI 03-6752, 2002).
Pada saat ini, Indonesia sudah menggunakan lapis perkerasan campuran
beraspal panas (hotmix) baik untuk kegiatan peningkatan maupun pembangunan
jalan baru. Campuran beraspal panas adalah campuran yang terdiri atas kombinasi
agregat yang dicampur dengan aspal pada suhu tinggi. Pencampuran dilakukan di
Unit Pencampur Aspal (UPA) sedemikian rupa sehingga permukaan agregat
terselimuti aspal dengan seragam. Salah satu jenis campuran beraspal panas yang
sering digunakan adalah Laston (Lapis Aspal Beton/ AC/ Asphalt Concrete) (L
Fatmawati, 2013).
Laston memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi sehingga penempatan
langsung di atas lapisan seperti lapisan aus (AC-Wearing Course). Jenis kerusakan
yang sering terjadi pada Laston adalah pelepasan butiran dan retak. Di samping
hal tersebut, kerusakan jalan juga karena terlalu tingginya viskositas aspal keras
saat pencampuran dengan agregat akibat tidak berjalannya pengendalian mutu di
AMP sehingga temperatur aspal tidak terkontrol (L Fatmawati, 2013).
91
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
92
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
93
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
10. masing masing fraksi yang akan digunakan diperoleh dari hasil perkalian
dengan persentase lolos untuk masing-masing nomor saringannya. Kemudian
menjumlahkannya untuk masing-masing nomor saringan lalu melihat apakah
gradasi tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan sesuai jenis
campuran yang akan dibuat.
11. Hasil penggabungan agregat diusahakan mendekati “ideal spec”, jika melalui
grafik diagonal belum bagus maka menggunakan metode coba-coba (Trial
and Error) yaitu menentukan terlebih dahulu persentase dari masing-masing
agregat (tanpa mengubah persen lolos) kemudian hasil penggabungan agregat
diperoleh melalui perkalian persentase dengan persen lolos dari agregat.
Selanjutnya hasil perkalian tersebut masing-masing dijumlahkan dan dilihat
apakah hasilnya mendekati nilai “ideal spec”. Selanjutnya membuat grafik
penggabungan agregat dan grafik spesifikasinya, setelah itu menghitung berat
masing-masing fraksi yaitu persentase fraksi dikali dengan kapasitas mould.
95
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
95
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
4.3.3 Peralatan
Peralatan yang di gunakan pada percobaan pencetakan benda uji adalah
sebagai berikut:
1. Cetakan benda uji yang berdiamater 10,16 cm (4”) dengan tinggi 7,62 mm
(3”) yang dilengkapi dengan pelat alas dan leher sambung.
2. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk yang rata berbentuk silinder,
dengan tinggi jatuh bebas 45,75 cm (18”) dan berat 4,536 kg.
3. Alat pengeluar benda uji yang telah dipadatkan yaitu sebuah alat ejector.
4. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau sejenisnya) berukuran kira
kira 20 × 20 × 45 cm (8” × 8” × 8”) yang dilapisi pelat baja berukuran 30 ×
30 × 2,5 cm3 (12” × 12” × 1”) dan diikat pada lantai beton dengan empat
bagian siku.
5. Silinder cetakan benda uji.
6. Peralatan Marshall test yang dilengkapi dengan kepala penekan berbentuk
lengkung, cincin penguji yang berkapasitas 3000 kg dilengkapi arloji tekan
dengan perlengkapannya, arloji kelelahan dengan perlengkapan.
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (200 ±
3) °C
8. Bak perendam dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20°C
9. Perlengkapan lainnya, antara lain:
a. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran
b. Pengukur suhu dari logam berkapasitas 250°C dan 100°C dengan
ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas
c. Kompor
d. Sendok pengaduk
e. Sarung asbes dan karet
f. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg
dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan
ketelitian 1 gram
g. Corong yang terbuat dari aluminium
96
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
h. Spatula
i. Satu set saringan terdiri dari ukuran : 3/4 , 1/2, 3/8, No.4, No.8, No.30,
No.50, No.100 dan No.200, serta Pan.
97
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
97
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
7. Mengeluarkan benda uji dengan memakai alat ejector, lalu meletakkan diatas
permukaan rata yang halus, membiarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu
ruang.
8. Memberikan tanda pengenal pada benda uji yang telah dingin sesuai dengan
persentase kadar aspal, lalu menimbang dan mengukur tinggi benda uji
dengan ketelitian 0,1 mm. Kemudian direndam benda uji dalam air kira-kira
24 jam pada suhu ruang.
9. Setelah perendaman 24 jam, menimbang benda uji dalam air dan beratnya
ditetapkan untuk mendapatkan.
10. Mengangkat dan mengelap benda uji dengan kain sampai mencapai keadaan
kering permukaan jenuh (SSD = Saturated Surface Dry), kemudian
ditimbang.
11. Merendam benda uji dalam bak perendaman yang dapat diatur suhunya,
dengan suhu 60 °C selama 30 – 40 menit.
98
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
98
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
4.3.5 Kesimpulan
Berdasarkan proses pencetakan benda uji akan didapatkan
ketahanan (stabilitas) terhadap kelelahan dari campuran aspal yang telah
dibuat/ ditentukan komposisinya. Benda uji yang telah direndam dapat
langsung dilakukan pengujian marshall untuk mendapatkan nilai
ketahanan campuran aspalnya.
99
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
99
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
100
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
100
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
4.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan pengujian campuran aspal
adalah sebagai berikut:
1. Cetakan benda uji yang berdiamater 10,16 cm (4”) dengan tinggi 7,62 mm
(3”) yang dilengkapi dengan pelat alas dan leher sambung.
2. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk yang rata berbentuk silinder,
dengan tinggi jatuh bebas 45,75 cm (18”) dan berat 4,536 kg.
3. Alat pengeluar benda uji yang telah dipadatkan yaitu sebuah alat ejector.
4. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau sejenisnya) berukuran kira
kira 20 × 20 × 45 cm3 (8” × 8” × 8”) yang dilapisi pelat baja berukuran 30 ×
30 × 2,5 cm3 (12” × 12” × 1”) dan diikat pada lantai beton dengan empat
bagian siku.
5. Silinder cetakan benda uji.
6. Peralatan Marshall test yang dilengkapi dengan kepala penekan berbentuk
lengkung, cincin penguji yang berkapasitas 3000 kg dilengkapi arloji tekan
dengan perlengkapannya, arloji kelelahan dengan perlengkapan .
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (200 ±
3)°C.
8. Bak perendam dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20°C.
9. Perlengkapan lainnya, antara lain:
a. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran
b. Pengukur suhu dari logam berkapasitas 250°C dan 100°C dengan
ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas
c. Kompor
d. Sendok pengaduk
e. Sarung asbes dan karet
f. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg
dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan
ketelitian 1 graM
g. Corong yang terbuat dari aluminium Spatula.
101
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3
h. Satu set saringan terdiri dari ukuran: ¾, ½, 8 , No.4, No.8, No.30,
No.50, No.100 dan No.200, serta Pan.
102
Kelompok 2 Jurusan Teknik sipil
Universitas Gunadarma