BAB XII
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT
(JOB MIX FORMULA)
12.1. Pendahuluan
Saat ini ada beberapa tipe campuran aspal dan agregat yang paling umum yaitu
campuran Aspal Beton (Asphaltic Concrete) yang lebih dikenal dengan AC atau
LASTON dan campuran Hot Rolled Asphalt (HRA). Perbedaan mendasar dari
kedua tipe campuran ini adalah pada gradasi agregat pembentuknya. Campuran
tipe AC menggunakan agregat bergradasi menerus (continuous graded)
sedangkan campuran tipe HRA menggunakan agregat bergradasi senjang (gap
graded). (digilib.unila.ac.idbabtinjauanpustaka).
Sifat-sifat penting yang harus dimiliki pleh suatu campuran aspal dan agregat:
1. Stabilitas
2. Fleksibilitas
3. Durabilitas
4. Workability
5. Ekonomis
KELOMPOK 14
138
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
KELOMPOK 14
139
4. Oli.
KELOMPOK 14
140
8. Compactor
1. Berbagai macam agregat yang telah dioven dengan takaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
KELOMPOK 14
141
Persiapan benda uji terdiri dari penyiapan agregat dan aspal serta pembuatan
benda uji sesuai dengan spek yang direncanakan. Pemadatan benda uji dilakukan
untuk mensimulasikan kepadatan campuran tersebut di lapangan setelah beban
lalu lintas tertentu. Metode pemadatan yang umum meliputi:
Setelah pemadatan selesai, proses selanjutnya adalah pengujian berat jenis uji
untuk menghitung kandungan rongga di dalam campuran dan kemudian diikuti
dengan pengujian stabilitas. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk suatu kadar
aspal tertentu adalah tiga buah, agar hasil pengujian terjamin secara statistik.
Umumnya kadar aspal yang divariasikan dengan kenaikan 0,5% atau 1%.
Banyaknya kadar aspal yang divariasikan tergantung dari jenis campurannya,
KELOMPOK 14
142
umumnya pada setiap pengujian cukup dibuat lima kadar aspal. (JURNAL
REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.2 – 2008 ISSN 1978 – 565) .
KELOMPOK 14
143
KELOMPOK 14
144
7. Melakukan tumbukan sebanyak 25 kali dan letakkan kertas saring di atas dan
di bawah cetakan.
KELOMPOK 14
145
KELOMPOK 14
146
12.6. Perhitungan
KELOMPOK 14
147
Keterangan:
BJ = Berat jenis agregat
BJ bulk = Berat jenis agregat kondisi normal
BJ apparent = Berat jenis agregat kondisi setelah dioven
∅BJ = Nilai berat jenis agregat
%KA = Persentase kadar aspal
BJaspal = Berat jenis aspal
%KAg = Persentase kebutuhan agregat
Berat Jenis Terpakai
(Berat Jenis Bulk+Berat Jenis Apparent)
Berat Jenis Terpakai =
2
2,38+2,41
a. Kasar = = 2,39
2
2,57+2,69
b. Halus = = 2,63
2
c. Filler-Semen = 3,15
KELOMPOK 14
148
% tertahan
Mencari
berat jenis terpakai
16
a. Kasar = = 6,69
2,39
55
b. Halus = = 20,88
2,63
5
c. Filler-Semen = = 1,59
3,15
Tabel 12.3. Hasil Peritungan BJ Teori
% Berat Jenis % % Tertahan
Fraksi BJ terpakai
Tertahan Bulk SSD Semu Absorpsi BJ terpakai
Kasar 16 2,38 2,39 2,41 57,32% 2,39 6,69
Halus 55 2,57 2,62 2,69 1,73% 2,63 20,88
Filler 5 3,15 1,59
Total 29,16
Sumber: Data Hasil Perhitungan
100
Berat Jenis Teori Max = = 3,183
41,42
Tabel 12.4. Data Hasil Perhitungan
Total BJ Teori
Kadar Aspal % BJ Aspal (gr/cm^2) % KA %Kag
Persen (%) Max
4,525 1,26 3,59 27,84 31,42 3,183
5,025 1,26 3,98 27,69 31,67 3,157
5,525 1,26 4,38 27,54 31,92 3,133
6,025 1,26 4,77 27,40 32,17 3,108
6,525 1,26 5,17 27,25 32,42 3,084
Sumber: Data Hasil Perhitungan
Keterangan:
V = Volume benda uji
D = Diameter benda uji
KELOMPOK 14
149
KELOMPOK 14
150
12.7. Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang didapat dalam praktikum, bahwa
diperoleh kadar aspal rencana 4,5%. Berat jenis terpakai agregat kasar 2,39,
agregat halus 2,63, dan filler-semen 3,15. Volume mold 514,55 cm3 . Kebutuhan
berat total untuk sampel kadar aspal 4,5% adalah 1637,58 gr. Kebutuhan berat
aspal untuk sampel kadar aspal 4,5% adalah 74,100 gr. Kebutuhan berat agregat
utnuk sampel kadar aspal 4,5% adalah 1563,479 gr. Kebutuhan berat agregat pada
saringan 12.7 mm untuk KA 3,59% sebesar 157,749 gr, KA 3,98% 155,682 gr,
KA 4,38% 153,647 gr, KA 4,77% 151,645 gr, KA 5,17% 149,673 gr.
12.8. Kesimpulan
KELOMPOK 14
151
12.9. Saran
KELOMPOK 14