Anda di halaman 1dari 15

137

BAB XII
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT
(JOB MIX FORMULA)

12.1. Pendahuluan

Saat ini ada beberapa tipe campuran aspal dan agregat yang paling umum yaitu
campuran Aspal Beton (Asphaltic Concrete) yang lebih dikenal dengan AC atau
LASTON dan campuran Hot Rolled Asphalt (HRA). Perbedaan mendasar dari
kedua tipe campuran ini adalah pada gradasi agregat pembentuknya. Campuran
tipe AC menggunakan agregat bergradasi menerus (continuous graded)
sedangkan campuran tipe HRA menggunakan agregat bergradasi senjang (gap
graded). (digilib.unila.ac.idbabtinjauanpustaka).

Sifat-sifat penting yang harus dimiliki pleh suatu campuran aspal dan agregat:
1. Stabilitas
2. Fleksibilitas
3. Durabilitas
4. Workability
5. Ekonomis

12.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini memberikan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk dapat


menentukan komposisi yang tepa tantara agregat, aspal, dan material pengisi
(filler) dalam campuran aspal dan agregat. Setelah selesai melakukan praktikum
ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu membuat campuran aspal dan agregat.
2. Mampu mengukur / menentukan karakteristik dan kinerja campuran aspal dan
agregat.
3. Mampu menentukan kadar aspal optimum dari suatu campuran aspal dan
agregat.

KELOMPOK 14
138

12.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

12.3.1. Alat-Alat Percobaan

Peralatan yang digunakan dalam proses percobaan ini adalah


1. Timbangan

Gambar 12.1. Timbangan


2. Cetakan/Mold Beserta Kertas Saring.

Gambar 12.2. Cetakan dan Kertas Saring


3. Kuas.

Gambar 12.3. Kuas

KELOMPOK 14
139

4. Oli.

Gambar 12.4. Oli


5. Oven.

Gambar 12.5. Oven


6. Extruder Beserta Dongkrak Hidrolik

Gambar 12.6. Extruder dan Dongkrak Hidrolik

KELOMPOK 14
140

7. Satu Set Kompor

Gambar 12.7. Satu Set Kompor

8. Compactor

Gambar 12.8. Compactor

12.3.2. Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Berbagai macam agregat yang telah dioven dengan takaran yang telah
ditentukan sebelumnya.

Gambar 12.9. Berbagai Macam Agregat

KELOMPOK 14
141

2. Bitumen atau Aspal.

Gambar 12.10. Bitumen atau Aspal

12.4. Landasan Teori

Ada bermacam-macam metode perencanaan campuran, yang paling dikenal


adalah Metode Marshall dan Metode Hveem. Secara umum semua metode itu
terdiri dari proses-proses:

1. Persiapan benda uji,


2. Pemadatan
3. Perhitungan rongga dan tes stabilitas dan kadar rongga
4. Analisis

Persiapan benda uji terdiri dari penyiapan agregat dan aspal serta pembuatan
benda uji sesuai dengan spek yang direncanakan. Pemadatan benda uji dilakukan
untuk mensimulasikan kepadatan campuran tersebut di lapangan setelah beban
lalu lintas tertentu. Metode pemadatan yang umum meliputi:

1. Impact Compaction, yang digunakan pada Metode Marshall


2. Kneading Compaction, yang digunakan pada Metode Hveem.
3. Gyratory Compaction.

Setelah pemadatan selesai, proses selanjutnya adalah pengujian berat jenis uji
untuk menghitung kandungan rongga di dalam campuran dan kemudian diikuti
dengan pengujian stabilitas. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk suatu kadar
aspal tertentu adalah tiga buah, agar hasil pengujian terjamin secara statistik.
Umumnya kadar aspal yang divariasikan dengan kenaikan 0,5% atau 1%.
Banyaknya kadar aspal yang divariasikan tergantung dari jenis campurannya,

KELOMPOK 14
142

umumnya pada setiap pengujian cukup dibuat lima kadar aspal. (JURNAL
REKAYASA SIPIL / Volume 2, No.2 – 2008 ISSN 1978 – 565) .

12.5. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Agregat dan bitumen dipanaskan pada suhu 85℃ - 150℃.

Gambar 12.11. Memanaskan Agregat dan Bitumen


2. Bitumen ditimbang dengan takaran yang dipersiapkan.

Gambar 12.12. Menimbang bitumen


3. Bitumen dan agregat dicampurkan ke dalam wajan.

Gambar 12.13. Mencampurkan Bitumen dan Agregat ke Dalam Wajan

KELOMPOK 14
143

4. Mengaduk hingga agregat terlumuri rata dengan bitumen.

Gambar 12.14. Mengaduk Agregat dengan Bitumen


5. Cetakan dilumuri dengan oli.

Gambar 12.15. Melumuri Cetakan dengan Oli


6. Memasukkan aspal ke dalam cetakan

Gambar 12.16. Memasukkan Aspal ke Dalam Cetakan

KELOMPOK 14
144

7. Melakukan tumbukan sebanyak 25 kali dan letakkan kertas saring di atas dan
di bawah cetakan.

Gambar 12.17. Menumbuk Sampel Sebanyak 25 Kali dan Meletakkan Kertas


Saring

8. Memasukkan cetakan yang telah berisi campuran aspal kedalam mesin


compactor.

Gambar 12.18. Memasukkan Cetakan ke Dalam Mesin Compactor


9. Mengunci lalu tutup, dan hidupkan mesin pada angka 37 yang berarti 75 kali
tumbukan di setiap sisinya.

Gambar 12.19. Kunci, Tutup, dan Hidupkan Mesin

KELOMPOK 14
145

10. Sampel dikeluarkan dari cetakan menggunakan extruder.

Gambar 12.20. Mengeluarkan Cetakan Menggunakan Extruder


11. Sampel Diletakkan pada Tempat yang Sejuk

Gambar 12.21. Meletakkan Sampel pada Tempat yang Sejuk

KELOMPOK 14
146

12.6. Perhitungan

Adapun yang dihitung, yaitu


1. Kadar Aspal Rencana
Tabel 12.1 Data Hasil Analisis Saringan

No. Batas Batas %


Batas atas
Saringan bawah tengah Tertahan

19,1 100 100 100,00 0,00


12,7 90 100 89,91 10,09
9,52 77 90 83,49 6,42
4,76 53 69 66,72 16,76
2 33 53 47,37 19,35
0,85 21 40 27,93 19,44
0,59 14 30 15,91 12,03
0,3 9 22 10,64 5,26
0,15 6 15 5,22 5,42
0,075 4 9 5,00 0,22
PAN 5,00
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Pb = (0.035 x CA)+(0.045 x FA)+(0.18 x Filler)+K


Keterangan:
Pb = Kadar aspal rencana
CA = Persen kebutuhan agregat kasar
FA = Persen kebutuhan agregat halus
K = Konstanta (1)
Pb = (0.035 x 40)+(0.045 x 55)+(0.18 x 5)+0.75
= 5,525 % ≈ 5,5 %

2. Nilai Kadar Aspal


Pb’ = Pb ± 0.5%
Pb’ = Pb ± 1.0%
Keterangan:
Pb’ = Sampel kadar aspal

KELOMPOK 14
147

Tabel 12.2 Persentase Sampel Kadar Aspal


Pb - 1 Pb - 0.5 Pb Pb + 0.5 Pb + 1
4,525 5,025 5,525 6,025 6,525
Sumber: Data Hasil Perhitungan

3. Menghitung Berat Jenis Teori


BJ bulk+BJ apparent
BJ =
2
% Tertahan Agregat
∅BJ =
BJ
Kadar Aspal
%KA =
BJ aspal
(100 - kadar aspal)
%KAg = ∑ ∅BJ x 100
Total % Benda Uji = %KA + %KAg
100
BJ Teori Maksimum = Total % Benda Uji

Keterangan:
BJ = Berat jenis agregat
BJ bulk = Berat jenis agregat kondisi normal
BJ apparent = Berat jenis agregat kondisi setelah dioven
∅BJ = Nilai berat jenis agregat
%KA = Persentase kadar aspal
BJaspal = Berat jenis aspal
%KAg = Persentase kebutuhan agregat
Berat Jenis Terpakai
(Berat Jenis Bulk+Berat Jenis Apparent)
Berat Jenis Terpakai =
2
2,38+2,41
a. Kasar = = 2,39
2
2,57+2,69
b. Halus = = 2,63
2
c. Filler-Semen = 3,15

KELOMPOK 14
148

% tertahan
Mencari
berat jenis terpakai
16
a. Kasar = = 6,69
2,39
55
b. Halus = = 20,88
2,63
5
c. Filler-Semen = = 1,59
3,15
Tabel 12.3. Hasil Peritungan BJ Teori
% Berat Jenis % % Tertahan
Fraksi BJ terpakai
Tertahan Bulk SSD Semu Absorpsi BJ terpakai
Kasar 16 2,38 2,39 2,41 57,32% 2,39 6,69
Halus 55 2,57 2,62 2,69 1,73% 2,63 20,88
Filler 5 3,15 1,59
Total 29,16
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Contoh Perhitungan untuk Kadar Aspal 4,5 %


Berat Jenis Aspal = 1,26 gr/cm2
Kadar Aspal 4,5
= = 43,59
Berat Jenis Aspal 1,26
100-4,5
= (29,16 x ) = 27,84
100

100
Berat Jenis Teori Max = = 3,183
41,42
Tabel 12.4. Data Hasil Perhitungan
Total BJ Teori
Kadar Aspal % BJ Aspal (gr/cm^2) % KA %Kag
Persen (%) Max
4,525 1,26 3,59 27,84 31,42 3,183
5,025 1,26 3,98 27,69 31,67 3,157
5,525 1,26 4,38 27,54 31,92 3,133
6,025 1,26 4,77 27,40 32,17 3,108
6,525 1,26 5,17 27,25 32,42 3,084
Sumber: Data Hasil Perhitungan

4. Menghitung Volume Mold


1
V = 4 x π x d2 x t

Keterangan:
V = Volume benda uji
D = Diameter benda uji

KELOMPOK 14
149

T = Tinggi benda uji


1
V = 4 x 3.14x 10,162 x 6,35 = 514,553 cm3

5. Menghitung Kebutuhan Berat Total, Berat Aspal, dan Berat Agregat


Berat Total = V x BJ teori maksimum
Berat Aspal = Kadar aspal x Berat Total
Berat Agregat = Berat Total – Berat Aspal
Contoh Perhitungan kebutuhan berat total, berat aspal, dan berat agregat untuk
kadar aspal 4,525 %.
Berat Total = 514,55 x 3,183 = 1637,579 gr
Berat Aspal = 4,525 % x 1637,579 = 74,100 gr
Berat Agregat = 1637,579 – 74,100 = 1563,479 gr
Hasil perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 12.4.
Tabel 12.5. Hasil Perhitungan Berat Total, Berat Aspal, dan Berat Agregat
Berat (gr)
Kadar Aspal %
Total Aspal Agregat
4,525 1637,5792 74,100 1563,479
5,025 1624,6314 81,638 1542,994
5,525 1611,8868 89,057 1522,830
6,025 1599,3405 96,360 1502,980
6,525 1586,9881 103,551 1483,437
Sumber: Data Hasil Perhitungan

6. Menghitung Kebutuhan Berat Masing-Masing Agregat


Contoh Perhitungan Saringan 12,7 mm
1563,479
KA 3,5 % = 10,09% x = 157,749 gr
100
1542,994
KA 3,9 % = 10,09% x = 155,682 gr
100
1522,830
KA 4,3 % = 10,09% x = 153,647 gr
100
1502,980
KA 4,7 % = 10,09% x = 151,645 gr
100
1483,437
KA 5,1 % = 10,09% x = 149,673 gr
100

KELOMPOK 14
150

Tabel 12.6. Kebutuhan Agregat pada Masing-Masing Saringan


Berat Agregat
No. Batas Batas %
Batas atas KA 3,59% KA 3,98% KA 4,38% KA 4,77% KA 5,17%
Saringan bawah tengah Tertahan
1563,479 1542,994 1522,830 1502,980 1483,437
19,1 100 100 100,00 0,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
12,7 90 100 89,91 10,09 157,749 155,682 153,647 151,645 149,673
9,52 77 90 83,49 6,42 100,450 99,134 97,839 96,563 95,308
4,76 53 69 66,72 16,76 262,114 258,680 255,299 251,972 248,695
2 33 53 47,37 19,35 302,577 298,612 294,710 290,869 287,087
0,85 21 40 27,93 19,44 303,867 299,885 295,967 292,109 288,310
0,59 14 30 15,91 12,03 188,051 185,587 183,161 180,774 178,423
0,3 9 22 10,64 5,26 82,316 81,237 80,175 79,130 78,101
0,15 6 15 5,22 5,42 84,673 83,564 82,472 81,397 80,339
0,075 4 9 5,00 0,22 3,508 3,462 3,417 3,373 3,329
PAN 5,00 78,174 77,150 76,142 75,149 74,172
Sumber: Data Hasil Perhitungan

12.7. Analisis

Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang didapat dalam praktikum, bahwa
diperoleh kadar aspal rencana 4,5%. Berat jenis terpakai agregat kasar 2,39,
agregat halus 2,63, dan filler-semen 3,15. Volume mold 514,55 cm3 . Kebutuhan
berat total untuk sampel kadar aspal 4,5% adalah 1637,58 gr. Kebutuhan berat
aspal untuk sampel kadar aspal 4,5% adalah 74,100 gr. Kebutuhan berat agregat
utnuk sampel kadar aspal 4,5% adalah 1563,479 gr. Kebutuhan berat agregat pada
saringan 12.7 mm untuk KA 3,59% sebesar 157,749 gr, KA 3,98% 155,682 gr,
KA 4,38% 153,647 gr, KA 4,77% 151,645 gr, KA 5,17% 149,673 gr.

12.8. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:


1. Pada praktikum ini menggunakan 10 sampel yaitu dinilai dari kadar aspalnya.
Kadar aspal yang digunakan dimulai dari 4,5 %, 5,0 %, 5,5 %, 6,0 %, 6,5 %.
Masing-masing kadar aspal dibuat sebanyak 3 sampel
2. Total berat agregat untuk kadar 4,5 % yaitu 1637,58 gram; kadar 5,0 % yaitu
1624,63 gram; kadar 5,5 % yaitu 1611,89 gram; kadar 6,0 % yaitu 1599,34;
kadar 6,5 % yaitu 1586,99

KELOMPOK 14
151

12.9. Saran

Adapun saran yang diberikan dalam melakukan percobaan ini adalah:


1. Mengaduk secara merata agregat yang tercampur dengan bitumen agar sampel
yang dihasilkan bagus.
2. Lumuri cetakan dengan oli agar campuran aspal yang dimasukkan tidak
lengket saat dikeluarkan.
3. jangan lupa meletakkan kertas saring diatas dan di bawah setelah memasukkan
campuran aspal ke dalam cetakan.
4. Setelah mengeluarkan sampel dari cetakan, letakkan dan simpan sampel ke
tempat yang sejuk.

KELOMPOK 14

Anda mungkin juga menyukai