BAB I
DESKRIPSI
1. Ruang Lingkup
1.1
Metode ini mencakup penentuan kadar semen dalam contoh campuran segara
tanah-semen.
1.2
2. Acuan
ASTM D 4753 Specification for Evaluating, Selecting and Specifying Balance and Scales for use
Testing Soil, Rock and Related Construction Materials.
ASTM E 11 Specification for Wire-Cloth Sieves for Testing Purposes.
ASTM D 29G1-93 Standar Test Method for Cement Content of Freshly Mixed Soil-Cement.
SNI 06-4161-1996 Metode Pengujian Kadar Kesadahan Total dalam Air dengan Titrimetrik
EDTA.
Pd. M-07-1998/037 Metode Pengujian Kadar Semen pada Campuran Semen dengan Analisis
Kimia.
4. Kegunaan
Metode pengujian ini adalah untuk menentukan kadar semen dalam campuran segar tanahsemen atau agregat semen dengan analisa kimia. Metode ini digunakan karena relatif cepat,
yang diperlukan pada pelaksanaan konstruksi di lapangan untuk mengetahui apakah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan segera setelah selesai
pencampuran tanah semen.
SNI 03-6412-2000
Metode pengujian dengan analisa kimia ini adalah untuk pengujian contoh campuran tanah
semen.
Metode menurut Pd. M-07-1998-03 digunakan untuk menguji campuran tanah-semen yang
sudah mengalami proses hidrasi atau pengerasan telah selesai.
5. Peralatan
5.1
5.2
Peralatan gelas, berupa gelas ukur 25 mL dan 1000 mL, buret 25 mL, pipet ukur 10
mL, gelas piala 250 mL dan pipet tetes,
5.3
Peralatan plastik, berupa wadah tertutup terbuat dari bahan Polyetheline volume 2,0
L; corong plastik diameter 300 mm, botol Polyetheline 20 L untuk tempat amonium
klorida dan atau air suling yang tidak mengandung mineral;
5.4
5.5
5.6
Batang pengaduk, dari baja tahan karat yang panjangnya 300 mm;
5.7
Alat pH meter, atau kertas indikator (pH antara 10-14), untuk mendapatkan pH yang
akurat disarankan menggunakan alat pengukur portabel berelektroda gabungan;
Penggunaan kertas indikator, salah satu alternatif, tetapi kurang akurat.
5.8
6. Pereaksi
6.1
Kemurnian Pereaksi
Semua pengujian harus menggunakan bahan kimia dengan kemurnian tinggi, kecuali
bila disebutkan dapat menggunakan kualitas lain, termasuk harus sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat dalam Committee on Analitical Reagents of the American
Chemical Society. Kualitas pereaksi lain bisa digunakan bila kemurnian pereaksi
tersebut cukup tinggi tanpa mengurangi keakuratan penentuan.
6.2
6.3
SNI 03-6412-2000
6.4
6.5
6.6
6.7
Dari bahan yang digunakan untuk konstruksi disiapkan 3 (tiga) set contoh uji
yang sama dengan kadar air rencana dan kandungan semen sebagai berikut :
Set 1, dua contoh dengan kadar semen 75% dari kadar semen rencana.
Set 2, dua contoh dengan kadar semen 100% dari kadar semen rencana.
Set 3, dua contoh dengan kadar semen 125% dari kadar semen rencana.
Catatan 1 : bila diperlukan titik-titik, kalibtasi tambahan bisa dibuat untuk memperluas cakupan
yang lebih besar dengan kadar smeen yang lebih besar.
Untuk masing-masing contoh, dihitung kuantitas tanah, semen dan air sebagai berikut :
W
C
1 + 100 1 + 100
R
M r = 100 x M S
M f = MsMr
s
C
=
x M S
100
w
V w = 100 x M S + M C
dengan :
W
: adalah kadar air rencana, dibandingkan terhadap massa kering tanah dan
semen (%).
C
: adalah kadar semen, dibandingkan tehradap massa kering tanah (%).
R
: adalah bahan tertahan di atas saringan No. 4 (lubang 4,75 mm) dalam
persen;
SNI 03-6412-2000
S
MS
Mr
MC
VW
:
:
:
:
adalah contoh, 300 g bila 100% lolos saringan 4,75 mm dan 700 g bila ada
tertahan saringan 4,75 mm;
adalah massa total tanah kering oven (g);
adalah massa tanah tertahan saringan 4,75 mm
adalah massa semen (g);
adalah volume air (mL)
Ws
= (1 + 100
)M
1
= V W M f
M f
dengan :
WS adalah kadar lengas tanah kering udara lolos saringan 4,74 mm (%%=).
7.2
C 300
300
=
x M C
(700 M r
7.3
Kurva kalibrasi berbeda untuk masing-masing jenis tanah dan mungkin tidak linier.
7.4
Buat kurva berbeda untuk masing-masing jenis tanah dan mungkin tidak linier.
7.5
Bila kadar kalsium contoh contoh uji berbeda dengan kalibrasi contoh, hasilnya tidak
akurat, kalibrasi harus diulangi untuk setiap contoh yang berbeda kadar kalsiumnya
seperti; titrasi tanah asli (Butir 9). Hasilnya yang tidak akurat dapat juga ditinmbulkan
oleh pamakaian air pengujian yang berbeda dangan air yang digunakan untuk
kalibrasi.
Ambil contoh yang mewakili dari campuran tanah-semen yang baru selesai dicampur.
Uji segera atau tempatkan dalam wadah plastik tertutup dan uji paling lama 30 menit
SNI 03-6412-2000
setelah dicampur. Tergantung ada atau tidaknya mengandung bahan tertahan di atas
saringan 4,75 mm, lakukan salah satu 8.1.1 atau 8.1.2 sebagai berikut :
8.1.1
Untuk campuran tanah-semen dengan contoh uji lolos 100% saringan 4,75 mm;
ambil dan timbang 300 g dari titrasi seperti butir 9.
8.1.2
9. Prosedur Titrasi
9.1
Masukkan setiap 300 g contoh uji dalam wadah Polyetheline 2 L dan tambahkan 500
mL larutan NIH4Cl. Tutup wadah dan kocok selama 2 menit 2 detik. Biarkan agar
mengendap selama 4 menit 2 detik untuk mendapatkan supernatan yang jernih.
Pipet 10 mL fraksi cair, masukkan ke dalam gelas piala 250 mL yang berisi batang
pengaduk magnetik, tambahkan 100 mL air suling, sementara pengadukan dngan
pengaduk magnetik berlangsung, teteskan larutan Na OH hingga pH antara 13-13,5
yang diukur dengan pH meter atay jertas indikator. Penggunaan alat ukur pH
mengacu pada metode pengujian kalibrasi ASTM D 1293. Bila menggunakan kertas
indikator, gunakan pipet tetes untuk memindahkan larutan pada kertas indikator.
Setelah pengukuran pH, tunggu sekitar 20-30 detik untuk menjamin pH tidak turun
dari kisaran yang ditentukan. Tambah 4 tetes larutan trietanolamin dan tambahkan
kira-kira 0,2 g bubuk indikator. Lanjutkan mengaduk larutan dengan pengaduk
magnetik. Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi warna biru. Catat volume
EDTA yang diperlukan untuk mencapai kondisi titik tersebut.
Catatan 4 : Warna biru yang lebih jelas dapat diperoleh dengan penambahan kira-kira 90%
larutan EDTA yang diperkirakan sebelum penambahan larutan NaOH.
Catatan 5 : Semua peralatan harus selalu dibersihkan dengan air suling, dan dijaga dengan
cermat. Semua pereaksi harus disimpan dan dilindungi dalam wadah polyetheline.
10. Perhitungan
10.1
Tergantung apakah contoh uji ada atau tidak mengadung bahan yang tertahan di
atas saringan 4,75 mm, lakukan salah satu 10.1.1 atau 10.1.2 sebagai berikut :
10.1.1 Jika campuran tanah-semen 100% lolos saringan 4,75 mm, bacalah kadar semen
berdasarkan berat kering tanah (tidak termasuk semen) langsung dari kurva kalibrasi
hasil titrasi hubungan volume (mL) EDTA dari contoh uji.
10.1.2 Jika tanah mengandung bahan tertahan di atas saringan 4,75 mm, berat semen
dibaca dari kurva kalibrasi hasil hubungan titrasi volume (mL) EDTA terhadap contoh
uji.
Hitung A dan B sebagai berikut :
M few
x
A=
300 M C 300
SNI 03-6412-2000
B=
700
W
1 + 100
dengan :
Mfew
:
MC300
W
A
B
:
:
:
:
adalah beart tanah dan semen lolos saringan 4,75 mm, seperti diuraikan
8.1.2
adalah beart semua hasil pembacaan grafik kalibrasi (g0
adalah kadar air rencana (%)
adalah berat semen dalam 700 g contoh
adalah berat tanah dan semen dalam 700 g contoh
Kemudian hitung C, persen hasil semen terhadap massa kering dari contoh (tidak
termasuk semen) sebagai berikut :
A
C=
x100
( B A)
Catatan 6 : Variasi kadar air akan sedikit mempengaruhi keakuratan pengujian. Koreksi
persen semen akibat variasi kadar air C, dapat dihitung sebagai berikut :
C=
'
w
1+
100
V w'
1+
( M f + M c
xC
dengan :
C : adalah kandungan semen terkoreksi berdasarkan kadar air yang bervariasi
(%).
C : adalah kadar semen penetapan dari contoh uj.
W : adalah kadar air contoh uji seperti yang ditetapkan pada catatan 3
VW3 Mf dan Mc adalah besaran-besaran yang dihitung menurut butir 7, untuk kalibrasi
set 2.
11. Ketelitian dan Penyimpangan
Hasil pengujian menunjukkan kesalahan rata-rata 3,6% [(kesalahan)/(kadar semen) x 100]
dari yang diperkirakan 4,5%.
Contoh benda uji yang digunakan untuk kalibrasi penyimpangan rata-rata volume EDTA =
2,4% [(penyimpangan volume) / (volume rata-rata) x 100].
SNI 03-6412-2000
LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH
EDTA
Larutan penyangga
Buffer solution
Supernatant
SNI 03-6412-2000