Anda di halaman 1dari 8

SNI 03-6412-2000

METODE PENGUJIAN KADAR SEMEN


DALAM CAMPURAN SEGAR SEMEN-TANAH

BAB I
DESKRIPSI

1. Ruang Lingkup
1.1

Metode ini mencakup penentuan kadar semen dalam contoh campuran segara
tanah-semen.

1.2

Standar ini tidak menjamin masalah keselamatan pada pengguna. Pengguna


bertanggung jawab membuat ketentuan-ketentuan dan peraturan pelaksanaan untuk
keamanan dan kesehatan.

2. Acuan

ASTM D 4753 Specification for Evaluating, Selecting and Specifying Balance and Scales for use
Testing Soil, Rock and Related Construction Materials.
ASTM E 11 Specification for Wire-Cloth Sieves for Testing Purposes.
ASTM D 29G1-93 Standar Test Method for Cement Content of Freshly Mixed Soil-Cement.
SNI 06-4161-1996 Metode Pengujian Kadar Kesadahan Total dalam Air dengan Titrimetrik
EDTA.
Pd. M-07-1998/037 Metode Pengujian Kadar Semen pada Campuran Semen dengan Analisis
Kimia.

3. Ringkasan Metode Pengujian


Ditimbang contoh material segar yang lolos saringan yang berukuran pori 4,75 mm,
kemudian diekstraksi dengan larutan amonium chloride. Biarkan contoh mengendap,
kemudian fraksi cair dipisahkan dan encerkan dengan air. PH diatur menjadi 13 dan
ditambahkan triethanolamine yang berfungsi untuk mengkomplekan zat pengganggu.
Contoh dititrasi dengan larutan EDTA sampai tercapai titk akhir warna biru dari indikator
hidroksineftol. Kadar semen dibaca dari kurva kalibrasi yang disiapkan dari hasil titrasi
beberapa standar-semen yang telah diketahui kadarnya yang mengandung air, tanah dan
semen dari bahan yang sama dengan contoh yang diuji.

4. Kegunaan
Metode pengujian ini adalah untuk menentukan kadar semen dalam campuran segar tanahsemen atau agregat semen dengan analisa kimia. Metode ini digunakan karena relatif cepat,
yang diperlukan pada pelaksanaan konstruksi di lapangan untuk mengetahui apakah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan segera setelah selesai
pencampuran tanah semen.

SNI 03-6412-2000
Metode pengujian dengan analisa kimia ini adalah untuk pengujian contoh campuran tanah
semen.
Metode menurut Pd. M-07-1998-03 digunakan untuk menguji campuran tanah-semen yang
sudah mengalami proses hidrasi atau pengerasan telah selesai.

5. Peralatan
5.1

Timbangan, harus memenuhi spesifikasi ASTM D 4753 (kelas GP2) dengan


kapasitas minimum 1000 g dan tingkat ketelitian 0,1.

5.2

Peralatan gelas, berupa gelas ukur 25 mL dan 1000 mL, buret 25 mL, pipet ukur 10
mL, gelas piala 250 mL dan pipet tetes,

5.3

Peralatan plastik, berupa wadah tertutup terbuat dari bahan Polyetheline volume 2,0
L; corong plastik diameter 300 mm, botol Polyetheline 20 L untuk tempat amonium
klorida dan atau air suling yang tidak mengandung mineral;

5.4

Statif, untuk buret volume 25 M1;

5.5

Alat pengaduk magnetik dan batang pengaduk;

5.6

Batang pengaduk, dari baja tahan karat yang panjangnya 300 mm;

5.7

Alat pH meter, atau kertas indikator (pH antara 10-14), untuk mendapatkan pH yang
akurat disarankan menggunakan alat pengukur portabel berelektroda gabungan;
Penggunaan kertas indikator, salah satu alternatif, tetapi kurang akurat.

5.8

Saringan, ukuran 4,75 mm (No. 4) harus memenuhi standar ASTM E 11.

6. Pereaksi
6.1

Kemurnian Pereaksi
Semua pengujian harus menggunakan bahan kimia dengan kemurnian tinggi, kecuali
bila disebutkan dapat menggunakan kualitas lain, termasuk harus sesuai dengan
spesifikasi yang terdapat dalam Committee on Analitical Reagents of the American
Chemical Society. Kualitas pereaksi lain bisa digunakan bila kemurnian pereaksi
tersebut cukup tinggi tanpa mengurangi keakuratan penentuan.

6.2

Larutan Amonium Klorida (10%)


Masukkan 200 g butir-butir amonium, klorida (NH4Cl) ke dalam botol plastik 20 liter.
Masukkan air suling hangat hingga volumenya 20 L dan aduk dengan baik.

6.3

Larutan EDTA (0,1 M)


Larutan EDTA (0,1 M) yang sudah standar dapat diperoleh dari berbagai pemasok
kimia atau bisa disediakan sendiri sebagai berikut :
Larutan
74,45
g
bubuk
dinatrium
atilen
diamin
tetra
acetic
acid
(Na2C10H14N2O8.2H20) dengan 1 L air suling hangat dalam gelas kimia, dinginkan
pada temperatur kamar, pindahkan secara berangsur-angsur ke dalam labu ukur
volume 2 L dan encerkan sampai tanda tera. Simpan dalam botol polyetelin.

SNI 03-6412-2000
6.4

Bubuk Indikator Hidroksinaftol Biru

6.5

Larutan Natrium Hidroksida (50%)


Larutan Natrium Hidroksida (50%) dapat diperoleh sebagai bahan pereaksi yang siap
pakai dengan kadar karbonat rendah, penggunaannya dengan melarutkan ke dalam air
suling dengan perbandingan 1 : 1.
Atau boleh disediakan sendiri oleh pengguna sebagai berikut :
Tambahkan 500 g natrium hidroksida (Na OH) ke dalam 600 ml air suling secara hatihati dan biarkan pada temperatur kamar. Encerkan dengan air suling sampai volume uji
menjadi 1 L. Simpan dlaam botol plastik. Encerkan dengan air suling (1:1) apabila akan
digunakan larutan.

6.6

Larutan Trietanolamin (20%)


Encerkan 20 mL pelarut trietanolamin (HOCH2CH2)3N dengan air suling, sehingga
volumenya menjadi 100 mL.

6.7

Larutan Penyangga pH 7 den pH 12,5, digunakan untuk mengkalibrasi pH meter.

7. Penyiapan Kurva Kalibrasi


7.1

Dari bahan yang digunakan untuk konstruksi disiapkan 3 (tiga) set contoh uji
yang sama dengan kadar air rencana dan kandungan semen sebagai berikut :

Set 1, dua contoh dengan kadar semen 75% dari kadar semen rencana.
Set 2, dua contoh dengan kadar semen 100% dari kadar semen rencana.
Set 3, dua contoh dengan kadar semen 125% dari kadar semen rencana.

Catatan 1 : bila diperlukan titik-titik, kalibtasi tambahan bisa dibuat untuk memperluas cakupan
yang lebih besar dengan kadar smeen yang lebih besar.

Untuk masing-masing contoh, dihitung kuantitas tanah, semen dan air sebagai berikut :

W
C
1 + 100 1 + 100

R
M r = 100 x M S
M f = MsMr
s

C
=
x M S
100
w
V w = 100 x M S + M C

dengan :
W
: adalah kadar air rencana, dibandingkan terhadap massa kering tanah dan
semen (%).
C
: adalah kadar semen, dibandingkan tehradap massa kering tanah (%).
R
: adalah bahan tertahan di atas saringan No. 4 (lubang 4,75 mm) dalam
persen;

SNI 03-6412-2000
S

MS
Mr
MC
VW

:
:
:
:

adalah contoh, 300 g bila 100% lolos saringan 4,75 mm dan 700 g bila ada
tertahan saringan 4,75 mm;
adalah massa total tanah kering oven (g);
adalah massa tanah tertahan saringan 4,75 mm
adalah massa semen (g);
adalah volume air (mL)

Campurkan dengan cermat masing-masing contoh tanah dengan semen sampai


nampak warna merata, tambahkan air dengan hati-hati.
Catatan 2 : Kadar lengas tanah kering udara akan mempengaruhi sedikit keakuratan kalibrasi.
Hal ini dapat dikoreksi dengan kuantitas tanah dan air yang dihitung sebagai berikut :
1

Ws
= (1 + 100
)M

1
= V W M f

M f

dengan :
WS adalah kadar lengas tanah kering udara lolos saringan 4,74 mm (%%=).
7.2

Tergantung apakah contoh uji mengandung atau tidak mengandung bahan


tertahan di atas saringan 4,75 mm, lakukan 7.2.1 atau 7.2.2 berikut :

7.2.1 Untuk tanah yang lolos saringan 4,75 mm 100%.


Titrasi 300 g contoh seperti diuraikan pada butir 9. Setelah titrasi 6 contoh, buat grafik
yang menunjukkan hubungan volume (mL) larutan EDTA (mL) terhadap kadar semen
(%) dengan rata-rata penimbangan set 1,2 dan 3.
7.2.2 Tanah yang sebagian tertahan di atas saringan 4,75 mm.
Saring dengan hati-hati 700 g contoh tanah sampai saringan bebas dari partikelpartikel bahan kecil yang melekat. Campur dengan 300 g contoh lolos saringan dan
titrasi seperti diuraikan pada butir 9. Setelah mentitrasi ke-6 contoh, buat grafik
penggunaan larutan EDTA (M) terhadap berat (g) semen pada set 1,2 dan 3, Mc 300
dalam 300 g contoh dihitung sebagai berikut :

C 300

300
=
x M C
(700 M r

7.3

Kurva kalibrasi berbeda untuk masing-masing jenis tanah dan mungkin tidak linier.

7.4

Buat kurva berbeda untuk masing-masing jenis tanah dan mungkin tidak linier.

7.5

Bila kadar kalsium contoh contoh uji berbeda dengan kalibrasi contoh, hasilnya tidak
akurat, kalibrasi harus diulangi untuk setiap contoh yang berbeda kadar kalsiumnya
seperti; titrasi tanah asli (Butir 9). Hasilnya yang tidak akurat dapat juga ditinmbulkan
oleh pamakaian air pengujian yang berbeda dangan air yang digunakan untuk
kalibrasi.

8. Pengambilan contoh Uji


8.1

Ambil contoh yang mewakili dari campuran tanah-semen yang baru selesai dicampur.
Uji segera atau tempatkan dalam wadah plastik tertutup dan uji paling lama 30 menit

SNI 03-6412-2000
setelah dicampur. Tergantung ada atau tidaknya mengandung bahan tertahan di atas
saringan 4,75 mm, lakukan salah satu 8.1.1 atau 8.1.2 sebagai berikut :
8.1.1

Untuk campuran tanah-semen dengan contoh uji lolos 100% saringan 4,75 mm;
ambil dan timbang 300 g dari titrasi seperti butir 9.

8.1.2

Untuk campuran tanah-semen yang mengandung bagian tertahan di atas saringan


4,75 mm, timbang 700 g contoh uji, saring contoh uji dengan saringan 4,75 mm,
sampai seluruh bahan yang tertinggal bebas dari partikel halus lolos dari saringan,
timbang dan catat sebagai Mfew (bahan total lolos saringan). Campurkan bahan
yang lolos saringan seberat 300 g, lalu titrasi sesuai butir 9.
Catatan 3 : Bila koreksi dibuat untuk berbagai kadar air, tetapkan kadar Ww1 untuk masingmasing bagian bahan yang lolos saringan 4,75 mm, perhitungan koreksi seperti catatan 6.

9. Prosedur Titrasi
9.1

Masukkan setiap 300 g contoh uji dalam wadah Polyetheline 2 L dan tambahkan 500
mL larutan NIH4Cl. Tutup wadah dan kocok selama 2 menit 2 detik. Biarkan agar
mengendap selama 4 menit 2 detik untuk mendapatkan supernatan yang jernih.
Pipet 10 mL fraksi cair, masukkan ke dalam gelas piala 250 mL yang berisi batang
pengaduk magnetik, tambahkan 100 mL air suling, sementara pengadukan dngan
pengaduk magnetik berlangsung, teteskan larutan Na OH hingga pH antara 13-13,5
yang diukur dengan pH meter atay jertas indikator. Penggunaan alat ukur pH
mengacu pada metode pengujian kalibrasi ASTM D 1293. Bila menggunakan kertas
indikator, gunakan pipet tetes untuk memindahkan larutan pada kertas indikator.
Setelah pengukuran pH, tunggu sekitar 20-30 detik untuk menjamin pH tidak turun
dari kisaran yang ditentukan. Tambah 4 tetes larutan trietanolamin dan tambahkan
kira-kira 0,2 g bubuk indikator. Lanjutkan mengaduk larutan dengan pengaduk
magnetik. Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi warna biru. Catat volume
EDTA yang diperlukan untuk mencapai kondisi titik tersebut.
Catatan 4 : Warna biru yang lebih jelas dapat diperoleh dengan penambahan kira-kira 90%
larutan EDTA yang diperkirakan sebelum penambahan larutan NaOH.
Catatan 5 : Semua peralatan harus selalu dibersihkan dengan air suling, dan dijaga dengan
cermat. Semua pereaksi harus disimpan dan dilindungi dalam wadah polyetheline.

10. Perhitungan
10.1

Tergantung apakah contoh uji ada atau tidak mengadung bahan yang tertahan di
atas saringan 4,75 mm, lakukan salah satu 10.1.1 atau 10.1.2 sebagai berikut :

10.1.1 Jika campuran tanah-semen 100% lolos saringan 4,75 mm, bacalah kadar semen
berdasarkan berat kering tanah (tidak termasuk semen) langsung dari kurva kalibrasi
hasil titrasi hubungan volume (mL) EDTA dari contoh uji.
10.1.2 Jika tanah mengandung bahan tertahan di atas saringan 4,75 mm, berat semen
dibaca dari kurva kalibrasi hasil hubungan titrasi volume (mL) EDTA terhadap contoh
uji.
Hitung A dan B sebagai berikut :

M few
x
A=
300 M C 300

SNI 03-6412-2000

B=

700
W

1 + 100

dengan :
Mfew
:
MC300
W
A
B

:
:
:
:

adalah beart tanah dan semen lolos saringan 4,75 mm, seperti diuraikan
8.1.2
adalah beart semua hasil pembacaan grafik kalibrasi (g0
adalah kadar air rencana (%)
adalah berat semen dalam 700 g contoh
adalah berat tanah dan semen dalam 700 g contoh

Kemudian hitung C, persen hasil semen terhadap massa kering dari contoh (tidak
termasuk semen) sebagai berikut :

A
C=
x100
( B A)
Catatan 6 : Variasi kadar air akan sedikit mempengaruhi keakuratan pengujian. Koreksi
persen semen akibat variasi kadar air C, dapat dihitung sebagai berikut :

C=
'

w
1+

100

V w'
1+
( M f + M c

xC

dengan :
C : adalah kandungan semen terkoreksi berdasarkan kadar air yang bervariasi
(%).
C : adalah kadar semen penetapan dari contoh uj.
W : adalah kadar air contoh uji seperti yang ditetapkan pada catatan 3
VW3 Mf dan Mc adalah besaran-besaran yang dihitung menurut butir 7, untuk kalibrasi
set 2.
11. Ketelitian dan Penyimpangan
Hasil pengujian menunjukkan kesalahan rata-rata 3,6% [(kesalahan)/(kadar semen) x 100]
dari yang diperkirakan 4,5%.
Contoh benda uji yang digunakan untuk kalibrasi penyimpangan rata-rata volume EDTA =
2,4% [(penyimpangan volume) / (volume rata-rata) x 100].

SNI 03-6412-2000
LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH
EDTA

Ethylene diamine tetra acetic, atau titriplex III

Larutan penyangga

Buffer solution

Bagian air yang jernih :

Supernatant

SNI 03-6412-2000

Anda mungkin juga menyukai