Anda di halaman 1dari 15

CAPPING PADA

BENDA UJI
PENGERTIAN

Capping adalah suatu proses untuk mendapatkan permukaan yang rata di


bagian ujung silinder beton yang baru dicetak, beton keras, atau beton inti
hasil pengeboran bila permukaan ujungnya tidak rata dan tidak memenuhi
persyaratan tegak lurus sesuai standar yang berlaku
TUJUAN

Capping dilakukan dalam rangka mempersiapkan spesimen beton silinder,


pemberian capping diperlukan untuk memastikan distribusi beban aksial
yang merata keseluruh bidang tekan beton silinder sehingga memberikan
permukaan yang datar pada ujung permukaan beton silinder sebelum
dilakukan pengujian kuat tekan.
ALAT

a. Cetakkan capping yang memiliki ukuran yang sesuai dengan dimensi


spesimen
– Pelapis dari adukan belerang harus dibentuk seperti pelat logam, dan daerah
lekukan yang akan menerima lelehan belerang tidak boleh lebih dari 12 mm
– Diameter pelat sekurang kurangnya harus 25 mm lebih besar dari diameter
benda uji dan kemiringan permukaan capping tidak boleh lebih dari 0.05 mm
– Pelat logam yang akan digunakan harus bebas dari retakan, goresan, atau cacat
lain yang tebalnya lebih dari 0.25 mm atau luas permukaan lebih besar dari 32
mm2
b. Alat untuk mencairkan belerang yang dilengkapi dengan pemanasan
api
BAHAN

• Pembuatan capping beton bisa menggunakan belerang atau senyawa


capping lainnya.
• adukan belerang khusus atau yang dipersiapkan di laboratorium dapat
digunakan jika dibiarkan mengeras minimal 2 jam sebelum pengujian beton
dengan kekuatan lebih kecil dari 35 Mpa. Untuk beton yang kekuatan 35
Mpa atau lebih besar, kaping dengan adukan belerang harus dibiarkan
mengeras paling sedikit 16 jam sebelum pengujian
PROSEDUR

• Pertama, siapkan serbuk belerang atau senyawa capping kemudian,


lelehkan serbuk belerang atau senyawa capping. Setelah menjadi cair, aduk
belerang cair sebelum dituangkan ke dalam cetakan capping. Sesudah itu,
tuangkan belerang cair ke dalam cetakan kemudian letakkan beton silinder
dengan kedua tangan di atasnya. Pastikan ujung silinder beton sebelum
diletakkan dalam cetakan dalam keadaan kering. Langkah tersebut harus
dilakukan dengan cepat sebelum sulfur cair membeku. Ketebalan capping
harus sekitar 3 mm dan tidak melebihi 8 mm. Terakhir, sebelum dilakukan
uji kuat tekan, capping harus didiamkan dahulu agar memiliki kekuatan
yang sebanding dengan beton
Pengambilan sample dilakukan pada tanggal 26 Febuari 2019 ( Proyek PP mutu calss B1 slump 7.5 ± 2.5 cm )

Gambar Gambar Gambar


1.1 1.2 1.3
Gambar
1.4
Gambar
2.3

Gambar
2.2

Gambar
2.1
Gambar Gambar
2.4 2.5
HASIL TEST PENGUJIAN 7 HARI
5 Maret 2019

Single capping Double capping


Sample 1 = 460 KN Sample 1 = 460 KN
Sample 2 = 450 KN Sample 2 = 450 KN
Sample 3 = 490 KN Sample 3 = 510 KN

Rata rata = 466.6 KN (92%) Rata rata = 473.3 KN (94%)


HASIL TEST PENGUJIAN 28 HARI
26 Maret
2019

Single capping Double capping


Sample 1 = 620 KN Sample 1 = 670 KN
Sample 2 = 680 KN Sample 2 = 690 KN
Sample 3 = 610 KN Sample 3 = 570 KN
Sample 4 = 580 KN Sample 4 = 570 KN
Sample 5 = 560 KN Sample 5 = 640 KN
Sample 6 = 650 KN Sample 6 = 690 KN

Rata rata = 616.6 KN (122%) Rata rata = 638.3 KN (126%)


KESIMPULAN

Dalam melakukan uji kuat tekan beton tersebut antara single capping dan
double capping ada perbedaan terhadap nilai kuat tekan beton rata rata yang
tidak terlalu signifikan dimana pada sample beton double capping sedikit
lebih tinggi dari pada sample beton single capping.
REFERENSI

• ASTM C617-Capping Cylindrical Concrete Specimens


• SNI 6369-2008-Tata cara pembuatan kaping untuk benda uji silinder beton
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai