Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

DASAR TEORI DAN REFERENSI

Pengujian kepadatan lapangan merupakan pengujian yang umum dilakukan terutama pada pekerjaan
perbaikan tanah dengan kompaksi pada konstruksi jalan atau highway. Tahapan pekerjaan melingkupi
proses kompaksi tanah berlapis dengan beberapa metode pemadatan. Pengukuran kepadatan tanah
lapangan ditunjukan dengan nilai perbandingan dengan pemadatan optimum hasil pengujian
laboratorium. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kepadatan tanah
lapangan, secara konvensional atau secara modern (elektrikal atau nuklir). Berikut adalah beberapa
metode yang dapat digunakan untuk menentukan kepadatan tanah lapangan:

 Nuclear Density Gauge (NDG)


 Moisture Density Indicator (M+DI)
 Electrical Density Gauge (EDG)
 Soil Density Gauge (SDG)
 Sand cone test

M+DI, EDG, dan SDG merupakan peralatan non konvensional juga non nuklir yang cukup berkembang
mengingat pengujian dengan nuklir (NDG) memiliki banyak persyaratan terkait keamanan dalam
pengujian yang cukup berbahaya akibat penggunakan sumber radioactive. Studi lebih lanjut mengenai
performa dan konsep dari metode-metode tersebut dijelaskan pada “Performance of Non-Nuclear
Devices for Insitu Moisture and Density Determination” oleh Joshua E.R dan L. Sebastian Bryson yang
terlampir pada Lampiran 1.

2.1 Pengujian Kepadatan Lapangan Secara Konvensional (Sand Cone)

Pengujian kepadatan dengan sand cone merupakan metode yang paling popular dilakukan di seluruh
dunia dan telah distandardisasi proses pengerjaannya pada standar internasional seperti ASTM
D1556/D1556M dan SNI-03-2828-1992 untuk Indonesia. Secara garis besar, konsep dari pengujian dengan
sand cone adalah menghitung rasio dari massa tanah dan volume tanah yang digali yang dihitung dari data
pasir standar (pada umumnya pasir Ottawa) yang telah diketahui maksimum berat jenis kering. Pengujian
sand cone bisa dilakukan bersamaan dengan speedy moisture tester untuk menentukan kadar air tanah
lapangan dengan waktu yang relatif singkat.
2.2 Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Soil Density Gauge (SDG)

Soil Density Gauge (SDG) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, berdasarkan
tahanan tanah, jenis non nuklir. Selain mengukur kepadatan tanah, SDG juga bisa mengukur nilai kadar
air / water content dalam persen. Standar proses pengerjaan SDG diatur oleh standar ASTM-7830. Secara
singkat, sebelum menggunakan alat SDG, dibutuhkan data jenis tanah dan gradasi tanah, yang akan
diukur. Umumnya, tiap pengukuran terkadang memiliki angka berbeda yang seragam terhadap hasil wet
density dan water content nya. Maka, dibutuhkan analisis lanjutan oleh si pengukur terhadap nilai offset
tersebut. Kelebihan dari pengujian SDG adalah alat yang digunakan ringan dan mudah digunakan,
portabel, hasil nilai ukur kepadatan dalam satuan umum (Kg/m3), nilai kadar air dalam satuan persen (%),
penyimpanan data di dalam data internal alat, data bisa di download menggunakan USB, dan yang paling
utama adalah tidak merusak keadaan fisik tanah yang di uji.

2.3 Perbandingan Sand Cone dan SDG

Kedua metode memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu dipertimbangkan. Pada sand cone,
pengujian memerlukan waktu yang relatif lama, mencapai 1 hingga 1,5 jam setiap titik pengujian
tergantung dari jumlah tim yang bekerja. Namun, hasil pengujian sand cone memiliki reliabilitas yang lebih
baik karena potensi kesalahan atau error diketahui dan dapat diminimalisir. Berbeda dengan pengujian
SDG, terdapat beberapa ketidakpastian error yang perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai
performanya. Suatu sumber menyebutkan bahwa hasil pengujian SDG pada umumnya memberikan hasil
berat jenis yang lebih besar dari sand cone akibat SDG mempertimbangkan dimensi dari partikel tanah.
Pada jurnal “Performance of Non-Nuclear Devices for Insitu Moisture and Density Determination” oleh
Joshua E.R dan L. Sebastian Bryson yang terlampir pada Lampiran 1, dilakukan beberapa kali pengujian
antara SDG dan sand cone dengan data tanah lapangan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indeks Properties Tanah


Berikut adalah beberapa grafik analisis SDG dibandingkan dengan sand cone:

(a)

(b)

Gambar 2.1 Perbandingan Berat Jenis Kering dan Error antara SDG dan Sand Cone

Berdasarkan Gambar 2.1, nilai berat jenis kering bervariasi dengan error sekitar 10% pada Daviess, Garrard
dan Nelson County, serta mencapai 18% error pada Warren County.
Gambar 2.2 Perbandingan Kadar Air dan Error antara SDG dan Sand Cone

Berbeda dengan kadar air, SDG selalu memberikan kadar air sekitar 21% untuk semua jenis tanah yang
diuji. SDG tidak memberikan nilai kadar air yang akurat sehingga memunculkan pemikiran untuk
menganalisis lebih lanjut cara kerja SDG Model 200 dalam menentukan kadar air.

Anda mungkin juga menyukai