Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI KHUSUS

CEMENT TREATED RECYCLING BASE DAN SUBBASE (CTRB & CTRSB)


DICAMPUR DI TEMPAT (MIX IN PLACE)

1. UMUM

(1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi, pemrosesan daur ulang (recycling) pada perkerasan jalan
lama baik jalan kerikil/agregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu
dipersiapkan.

Pekerjaan daur ulang ini dilaksanakan pada jalan aspal/agregat/kerikil yang perlu
distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan
bahan tambah semen, sebagai bahan lapis pondasi atau lapis pondasi bawah.
Apabila material yang digunakan tersiri atas selected material, lapisan aspal
eksisting dan semen maka disebut Cement Treated Recycling Subbase (CTRSB),
sedangkan apabila material yang digunakan terdiri atas kerikil/agregat, lapisan aspal
eksisting dan semen dinamakan Cement Treated Recycling Base (CTRB).

(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain
adalah:

(a) Persiapan : Seksi 1.2


(b) Pemeliharaan Arus Lalu Lintas : Seksi 1.8
(c) Galian : Seksi 3.1
(d) Timbunan : Seksi 3.2
(e) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3
(f) Bahu Jalan : Seksi 4.2
(g) Lapis Pondasi Agregat : Seksi 5.1
(h) Lapis Pondasi Tanah Semen : Seksi 5.3
(i) Pemeliharaan Rutin Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2

(3) Toleransi dimensi

(a) Toleransi Dimensi untuk tanah dasar yang sudah disiapkan harus mengikuti
persyaratan pada Pasal 3.3.1(3) dari Spesifikasi Umum..
(b) Tebal rata-rata CTRB dan CTRSB pada setiap potongan melintang tidak boleh
lebih dari 10 % lebih kecil atau lebih tipis dari pada tebal yang telah
ditentukan.
(c) Tebal rata-rata dari CTRB dan CTRSB yang sudah selesai dengan kekuatan
dan kerataan yang sudah disetujui yang diukur dengan pengujian dari benda
uji inti (core) pada setiap potongan melintang (cross section) yang diteliti,
harus sama atau lebih tebal dari pada tebal pada gambar rencana.
(d) Permukaan akhir CTRB dan CTRSB harus mendekati ketinggian yang
dirancang dan tidak boleh kurang dari 1 cm di bawah permukaan yang

1
dirancang dititik mana saja.
(e) Kerataan permukaan akhir CTRB dan CTRSB tidak boleh ada penyimpangan
lebih dari 2 cm diukur dengan mistar lurus yang panjangnya 3 meter
diletakkan di permukaan jalan sejajar dengan sumbu jalan atau diletakkan
melintang.

(4) Standar Referensi

Standar Industri Indonesia (SII) dan Standar Nasional Indonesia (SNI):


SII-13-1977 : Semen Portland
SNI 03-3422 : Metoda Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah
dengan alat (AASHTO T 88-90) Hidrometer.
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair Dengan Alat
Casagrande
SNI 03-1966-1990 : Metoda Pengujian Batas Plastis
SNI 03-2827-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan
Alat Konus (AASHTO T191-86) Pasir.
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah
SNI 03-1744-1989 : Metoda Pengujian CBR Laboratorium.
SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder
dengan Cetakan Silinder di dalam Tempat Cetakan.
SNI 03-6887-2002 : Metode Pengujian Kuat Tekan Bebas Campuran
Tanah-Semen.
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan
dalam Beton.
SNI 03-6886-2002 : Metode Pengujian Hubungan Antara Kadar Air dan
Kepadatan pada Campuran Tanah-Semen.

AASHTO :
AASHTO T135-76 : Wetting and Drying Test of Compacted soil-cement
Mixtures
AASHTO T144-86 : Cement content of Soil-Cement Mixtures

British Standards 1924 :1975


BS 1924 Test 18 : Detection of presence in soils of organic matter able
to interfere with the hydration of Portland cement
(measurement of the pH of a Soil-Cement paste)

(5) Pengajuan Kesiapan Kerja

Kontraktor harus menyerahkan ke Direksi Pekerjaan berikut ini :

(a) Contoh bahan


Contoh dari semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan, bersama dengan
data pengujian yang menyatakan sifat-sifat dan mutu bahan seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus ini, harus diserahkan ke Direksi
Pekerjaan untuk persetujuannya sebelum digunakan dalam pelaksanaan

2
pekerjaan. Contoh dari semua bahan yang sudah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan selama Periode Kontrak
sebagai bahan rujukan. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan di
lapangan untuk semua contoh (dan juga benda-benda uji inti), dalam rak yang
kedap air dan dapat dikunci seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(b) Pengiriman Semen ke Lapangan
Catatan yang menyatakan kuantitas semen yang dikirim ke lapangan dan
tempat penyimpanan milik Kontraktor di lapangan dari setiap pengiriman,
harus diserahkan ke Direksi Pekerjaan setiap hari bilamana barang sudah
sampai ditempat, bersama dengan sertifikat yang menyatakan tempat
pembuatannya dan basil pengujiannya yang disyaratkan Standar Industri
Indonesia SII-13-1977.

(c) Perhitungan Pemakaian Semen


Catatan harian tentang jumlah semen aktual yang dipakai dalam pekerjaan
akan disimpan seperti yang ditentukan di Pasal 5.4.2.(1) dari Spesifikasi
Umum, dan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan setiap hari setelah jam
kerja selesai. Direksi Pekerjaan tidak akan menerima catatan yang terlambat
diserahkan ataupun masukannya dalam perhitungan kuantitas semen yang
akan dibayar.

(d) Data Survei


Segera sebelum setiap bagian Pekerjaan dimulai, semua elevasi yang
diperlukan harus diukur dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan gambar
penampang melintang yang dibutuhkan harus diserahkan dan disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan (lihat Pasal 1.9.4, "Penetapan Titik
Pengukuran").

(e) Pengendalian Penguiian


Kontraktor harus bertanggungjawab dalam melaksanakan pengendalian peng-
ujian dari Pekerjaan seperti yang ditentukan dalam Pasal 5.4.6 dan harus
menyelesaikan hasil pengendalian pengujian tersebut sesuai dengan prosedur
pengujian standar yang disyaratkan serta menyerahkan hasilnya kepada
Direksi Pekerjaan pada hari yang sama, atau di hari yang berikutnya.

(f) Catatan Benda Uji Inti (Core)


Semua benda uji inti yang diambil harus diberi label dengan jelas yang
menyatakan tempat pengambilan benda uji inti dan harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan bersama-sama dengan catatan tertulis yang menyatakan
tinggi rata-rata dan lokasi dari setiap benda uji inti itu. Semua benda uji inti
harus disimpan Direksi Pekerjaan sebagai rujukan (di tempat penyimpanan
yang kedap air dan dapat dikunci, yang disediakan oleh Kontraktor) untuk
selama Periode Kontrak.

(6) Pembatasan oleh cuaca


Proses CTRB dan CTRSB tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan atau kadar
air di material terlalu tinggi sehingga campuran akan melebihi kadar air yang
optimum.

3
Dalam keadaan dimana turun hujan tiba-tiba maka proses CTRB dan CTRSB harus
dihentikan dan bagian yang sudah selesai proses pencampurannya harus dipadatkan
secepatnya untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh air hujan. Apabila
kerusakan yang diakibatkan oleh hujan atau kualitas dan Pekerjaan meragukan
Direksi Teknis akan menentukan untuk memperbaiki Pekerjaan tersebut mengikuti
Pasal 5.6.1 dari Spesifikasi Umum.

(7) Perbaikan dari Lapis CTRB dan CTRSB yang tidak memuaskan

CTRB dan CTRSB yang tidak memenuhi toleransi atau kualitas yang ditentukan
dalam Spesifikasi harus diperbaiki oleh kontraktor seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik ; perbaikan seperti ini dapat termasuk :

(a) Perubahan perbandingan campuran untuk Pekerjaan berikutnya.


(b) Perbaikan kembali CTRB dan CTRSB yang rusak dengan menambah kadar
semen.
(c) Pembuangan dan penggantian dari bagian Pekerjaan yang tidak memuaskan
Direksi Teknik.
(d) Penambahan CTRB dan CTRSB sampai setebal yang ditentukan pada gambar
rencana, seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(8) Perbaikan Pekerjaan setelah pengujian

Semua lubang yang terjadi akibat pengujian pada pekerjaan yang sudah selesai
harus segera ditutup oleh Kontraktor. Lubang-Iubang yang terjadi akibat pengujian
seperti akibat pengujian kepadatan atau pengambilan benda uji inti harus diisi
dengan bahan CTRB dan dipadatkan sampai kepadatan dan toleransi permukaannya
yang disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus ini.

(9) Jadwal kerja dan Pengaturan Lalu Lintas

(a) Selambat-Iambatnya 14 hari setelah penghamparan lapisan teratas CTRB atau


CTRSB, pelapisan dengan campuran aspal harus dilaksanakan. Untuk
memastikan bahwa ketentuan yang disebutkan di atas dapat dipenuhi, maka
Direksi Pekerjaan harus memastikan bahwa peralatan produksi campuran aspal
panas milik Kontraktor berada di tempat dan dalam keadaan operasional
sebelum memberikan persetujuan untuk menghampar lapisan teratas CTRB
atau CTRSB.
(b) Dalam keadaan apapun, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjamin
bahwa tidak ada lalu lintas yang melintasi CTRB dan CTRSB yang baru saja
dihampar sampai pelapisan dengan campuran aspal dilaksanakan, dan
Kontraktor harus melarang lalu lintas ini dengan menyediakan jalan alih
(detour) atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
(c) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8 Pemeliharaan
Lalu lintas pada Spesifikasi Umum.

4
2. MATERIAL

(1) Semen Portland

(a) Semen yang harus digunakan untuk CTRB dan CTRSB adalah Semen
Portland biasa yang memenuhi ketentuan Standar Industri Indonesia SII-13-
1977 Semen Portland Type I. Semen harus diperoleh dari pabrik yang diakui
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.
(b) Direksi Pekerjaan dapat meminta pengujian mutu dari setiap pengiriman
semen yang tiba di lapangan dan juga setiap saat untuk semen yang sudah
disimpan di lapangan dan akan digunakan. untuk memastikan apakah semen
tersebut rusak atau tidak oleh setiap kemungkinan selama pengirimanan atau
penyimpanan. Tidak ada semen yang boleh digunakan sebelum diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
(c) Semua semen yang akan digunakan dalam Pekerjaan harus disimpan ditempat
penyimpanan di lapangan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam
Seksi 1.11 dan Pasal 7.1.1.(8) dari Spesifikasi Umum dan harus didaftar untuk
setiap penerimaannya di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Catatan dalam
daftar ini harus ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi Pekerjaan untuk
menyatakan kebenarannya. Jumlah semen yang diletakkan di lapangan untuk
Percobaan Lapangan Awal (Preliminary Field Trials) atau dalam Pekerjaan
juga harus dicatat secara terinci dan tidak ada semen yang boleh diletakkan di
lapangan kecuali bilamana terdapat Direksi Pekerjaan atau wakilnya di
lapangan untuk mengawasi dan mencatat jumlah yang dihamparkan.
Kontraktor dan Direksi Pekerjaan akan menandatangani catatan harian yang
menyatakan jumlah semen yang sebenarnya yang digunakan dalam Pekerjaan.

(2) Air
Kontraktor harus menyediakan dan memasok air yang telah disetujui untuk
pembuatan dan perawatan CTRB atau CTRSB dan harus menyerahkan contoh air
tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya, bersama-sama dengan
surat keterangan yang menyatakan sumber atau sumber-sumbernya, sebelum
memulai Pekerjaan. Air yang digunakan dalam Pekerjan haruslah air tawar dan
bebas dari endapan maupun larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat
merusak pembuatan CTRB dan CTRSB seperti yang sudah ditentukan, dan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam SNI 03-6817-2002. Direksi Pekerjaan
selanjutnya dapat meminta pengambilan contoh dan pengujian air lanjutan dalam
interval waktu selama Periode Kontrak dan bilamana pada setiap saat, contoh-
contoh air tersebut tidak memenuhi ketentuan maka Kontraktor akan diminta dengan
biaya sendiri baik untuk mencari sumber baru lainnya maupun pengaturan yang
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan untuk membuang air yang merusak tersebut.

(3) Material Daur Ulang (Recycling)

(a) Material yang didaur ulang dengan stabilisasi semen ini umumnya
dimanfaatkan dari material yang sudah ada di perkerasan lama yang kemudian
dibuatkan rancangan campuran dari hasil pengambilan contoh lapangan
melalui tes pit disetiap segmennya menggunakan kadar semen yang

5
direncanakan.
(b) Material daur ulang digunakan sebagai agregat yang diperoleh dari campuran
lapis perkerasan lama yang digaruk dan dihancurkan hingga lolos saringan 1½
inci (37,50 mm) untuk lapis pondasi.
(c) Material daur ulang harus bebas dari benda/zat organic yang mengganggu
hidrasi dari semen Portland. Waktu diuji dengan Tes 18, BS 1924 kadar
PHnya setelah satu jam kemudian harus lebih besar dari pada 12,2. Pengujian
ini hanya harus dilakukan jika diminta oleh direksi teknik, seperti dalam hal
dimana pengerasan yang lambat atau kekuatan dari campuran rendah.
(d) Nilai plastisitas indeks (IP) maksimum adalah sebesar 10%.

3. CAMPURAN

(1) Bahan campuran untuk CTRB dan CTRSB terdiri atas bahan garukan perkerasan,
semen dan air. Apabila bahan garukan tidak memenuhi persyaratan gradasi, maka
harus ditambahkan agregat baru.
Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium dan percobaan
campuran (trial mix). Kadar air optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan
laboratorium.

(2) Rancangan Campuran


Kontraktor harus melakukan percobaan campuran (trial mix) di bawah pengawasan
Konsultan Pengawas, untuk menentukan :
a. Kuat Tekan Bebas
b. Kadar semen yang dibutuhkan
c. Kadar air optimum
d. Berat isi kering pada kadar air optimum.

(3) Karakteristik CTRB dan CTRSB


Kekuatan campuran CTRB dan CTRSB ditentukan berdasarkan Kuat Tekan.
Percobaan campuran dan pemeriksaan kekuatan untuk menetapkan perbandingan
komposisi harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi Teknis.
Perhatian khusus harus diberikan dalam pekerjaaan persiapan, perawatan dan
penanganan contoh-contoh uji.

Apabila benda uji dibuat dengan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm maka
harus dipadatkan dalam 6 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25
tumbukan dengan berat alat penumbuk 4,50 kg dan tinggi jatuh 45 cm. Butiran-
butiran lebih besar 1½” maksimum 20% yang harus dikonversikan dengan agregat
pengganti lolos 1½” tertahan 3/8”. Sedangkan apabila benda uji dibuat dengan
silinder diameter 7 cm dan tingginya 14 cm maka kepadatannya harus setara dengan
kepadatan yang dicapai untuk pembuatan benda uji “modified proctor” atau Metode
Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah sesuai SNI 03-1743-1989. Butiran-butiran
lebih besar 19 mm harus dikonversikan dengan agregat pengganti lolos 19 mm dan
tertahan 4,75 mm.

6
Pada awal pekerjaan, dan sampai Saat Direksi Pekerjaan memerintahkan
pengurangan jumlah silinder yang disyaratkan yaitu 6 silinder untuk setiap 1.000 m 2
dari base atau bagian yang di hampar setiap hari.

Apabila jumlahnya cukup dan hasil test silinder yang ada dapat memuaskan, Direksi
Pekerjaan bisa memutuskan bahwa kualitas campuran dapat diterima. Direksi
Pekerjaan dapat mengurangi jumlah silinder menjadi 3 silinder untuk setiap 1.000
m2 dari bagian yang dihampar setiap harinya.

Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan terhadap perbandingan komposisi


atas dasar hasil uji bahan-bahan dan hasil pengujian kekuatan pada umur 7 hari,
kekuatan minimum harus memenuhi persyaratan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria kekuatan CTRB dan CTRSB


Kuat Tekan, pada umur 7 hari (Kg/cm2)
Peruntukan
UCS Kuat Tekan Beton Silinder
(diameter 70 mm x tinggi 140 mm) (diameter 150 mm x tinggi 300 mm)
CTRB Min. 30 Min. 35
CTRSB Min. 20 Min. 25

(4) Percobaan Di Lapangan (Field Trials)

(a.) Disain campuran dalam item 3.(2) diatas harus dicoba di lapangan dengan luas
pekerjaan CTRB atau CTRSB adalah 500 m2, dengan tebal berdasarkan
instruksi dari Direksi Pekerjaan.
(b.) Luas percobaan CTRB dan CTRSB harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
(c.) Homogenitas campuran di lapangan sangat tergantung dari Faktor Effisiensi
(FE) dari cara pencampuran yang digunakan yaitu :
- instalasi pencampur : 80 – 100% (SNI 03-3440-1994)
- Alat pencampur rotor : 60 – 80% (SNI 03-3440-1994)
- Alat pembentuk mekanik : 40 – 50% (SNI 03-3440-1994)
- Mix in place (alat pencampur berjalan) : 60 - 80 %
Kadar semen yang diperlukan dilapangan ditentukan sebagai berikut :
- Kuat Tekan Bebas sesuai dengan ketentuan yang berlaku (q u lap);
- Kuat Tekan Bebas lapangan terkoreksi (qu koreksi) adalah :
qu koreksi = qu lap
FE
- Kadar semen di lapangan ditentukan dari memplotkan q ulap. terkoreksi ke
dalam grafik hubungan qu lap dengan kadar semen.
(d.) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan
perawatan akan diawasi oleh Direksi Pekerjaan untuk memperoleh hasil yang
memuaskan.
(e.) Berdasarkan hasil percobaan lapangan sesudah 14 hari Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui Kontraktor untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan
Kontraktor untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain.

7
4. PENCAMPURAN DAN PENGHAMPARAN

(1) Penyiapan Permukaan jalan : .


(a) Pekerjaan Penyiapan Permukaan Jalan harus dilakukan menurut ketentuan-
ketentuan pada seksi 3.3. dari spesifikasi umum dan ketinggian, jalur dan
ukuran-ukurannya seperti gambar rencana atau diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
(b) Arti dari Permukaan jalan adalah permukaan jalan yang sudah di siapkan yang
mana pekerjaan CTRB atau CTRSB akan dilaksanakan dengan material
permukaan sedalam yang sudah ditentukan sesuai yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
(c) Permukaan jalan yang ada harus dibersihkan dari material yang tidak
diinginkan.
(d) Setiap permukaan jalan yang mengalami kerusakan yang disebabkan dari
keadaan cuaca atau rusak sebelum dimulainya proses daur ulang harus
diperbaiki sampai siap untuk diproses menjadi CTRB atau CTRSB dengan biaya
yang ditanggung oleh kontraktor.

(2) Pencampuran dan penghamparan ditempat (mix in place)


Pencampuran dari material daur ulang, semen, dan air (serta agregat baru bila
diperlukan) dilakukan dengan cara pencampuran ditempat (mix in place) dengan
single pass stabilization machines yang mesinnya biasanya lebih dari 500 HP yang
dilengkapi dengan unit pengendali kadar air.
Tahap pencampuran dan penghamparan sebagai berikut :
(a) Lapis perkerasan lama yang didaur ulang digaruk dan dihancurkan sampai
diameter butir yang sesuai dengan peruntukkannya.
(b) Bahan garukan yang telah siap ditentukan kadar airnya.
(c) Kemudian, semen disebarkan merata dengan alat Cement Distributor di atas
permukaan dengan takaran (rate) yang telah ditentukan dari rancangan
campuran laboratorium dan preliminary Field Trial untuk menghasilkan kadar
semen.
(d) Selanjutnya, mesin pengaduk secara mekanis mengaduk secara merata semen
dan material daur ulang dengan menambah air sampai menyamai batas kadar
air yang ditentukan oleh prosedur rancangan campuran laboratorium yang
dijelaskan pada Butir 3.(1) pada Spesifikasi Khusus ini atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi Teknik berdasarkan Preliminary Field Trials atau cara
lain. Tebal lapis perkerasan yang diaduk harus ditentukan sedemikian sehingga
setelah dipadatkan mencapai tebal yang ditentukan dalam toleransi yang
ditentukan pada pasa1 1.3 Spesifikasi Khusus ini.

Batas bawah kadar air pemadatan adalah pada Kadar Air Optimum (Optimum
Moisture Content-OMC) dilaboratorium dan batas atasnya 2 % lebih tinggi dari
OMC, seperti yang dijelaskan di Pasal 5.5.3 dari Spesifikasi Umum. Air yang
ditambahkan akan diaduk secara merata pada campuran daur ulang dan
pemadatan harus dilakukan secepat mungkin.

8
(3) Pemadatan

(a) Pemadatan CTRB dan CTRSB harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat
60 menit semenjak pencampuran material dengan air.
(b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih
dari 30 menit.
(c) Kepadatan CTRB dan CTRSB setelah pemadatan harus mencapai kepadatan
kering lebih dari 95% maksimum kepadatan kering sebagai ditentukan pada
SNI 03-6886-2002.
(d) Test kepadatan lapangan CTRB dan CTRSB dilakukan berdasarkan SNI 03-
2828-1992 atau AASHTO T 191, T 205 atau cara lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
(e) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan
maksimal sama dengan kadar air optimum + 2 %.
(f) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen
dicampur dengan air.

(4) Perawatan (Curing)

Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila permukaan
telah cukup kering harus ditutup dengan menggunakan:

(a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran.
(b) Penyemprotan dengan Bituminous Emulsi CSS-I dengan batasan pemakaian
antara 0,35 - 0,50 liter per meter persegi.
(c) Metode lain yang bertujuan melindungi CTRB dan CTRSB adalah dengan
karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).

5. PENGENDALIAN MUTU

(1) Pengendalian Persiapan Lapis Permukaan


Pengambilan contoh material daur ulang harus dilakukan untuk pengujian dan
menentukan rancangan campurannya dari setiap jenis atau komposisi material daur
ulang yang berbeda disetiap bagian pekerjaan.

(2) Pengendalian Kadar Air untuk Operasi Pencampuran


(a) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, pengambilan contoh dan
pengujian untuk pengendalian kadar air selama pencampuran dan penghamparan
akan dilakukan pada jarak-jarak tidak lebih dari 100 meter disepanjang proyek.
Pemeriksaan kadar air lapangan dilakukan sebelum dan setelah proses daur
ulang menggunakan alat speedy test. Pada setiap lokasi pengambilan contoh
akan termasuk pengambilan dan pengujian contoh-contoh sebagai berikut:
(i) Sebuah contoh setelah pengadukan semen dengan material daur ulang
(untuk penentuan jumlah air yang perlu ditambahkan untuk mencapai
kadar air yang ditentukan untuk pemadatan).
(ii) Satu atau lebih contoh setelah pengadukan penambahan air ke dalam
campuran semen dengan material daur ulang (untuk memeriksa bahwa
kadar air yang ditentukan untuk pemadatan sudah dicapai).

9
(b) Angka-angka pengujian kadar air pada umumnya tidak akan didapatkan sampai
setelah setiap bagian dari pekerjaan dipadatkan, akan tetapi hasil-hasil dari
pengujian dari setiap hari kerja harus diperhitungkan untuk mendapakan
optimasi dihari kerja berikutnya.

(3) Pengendalian Pemadatan


(a) Segera sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh campuran harus diambil dari
lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan interval satu dengan
lainnya tidak lebih dari 500 meter di sepanjang proyek. Lokasi yang dipilih
untuk pengambilan contoh harus bertepatan dengan penampang melintang yang
dipantau, diperiksa dengan survei elevasi permukaan maupun pengambilan
contoh inti. Pengambilan contoh tersebut harus dilaksanakan sesegera mungkin,
untuk mengurangi keterlambatan dimulainya penggilasan. Contoh yang diambil
harus segera dimasukkan dalam kantong plastik yang kedap atau tempat
penyimpanan lainnya dan ditutup rapat untuk dibawa ke laboratorium lapangan
dimana contoh-contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan
air) digunakan baik untuk pembuatan benda uji untuk pengujian kepadatan
kering maksimum maupun pengujian kekuatan (UCS sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan).

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, dua benda uji harus
disiapkan untuk menentukan kepadatan kering maksimum (menggunakan
pemadatan SNI 03-1743-1989) dan empat benda uji harus disiapkan untuk
pengujian kekuatan (menggunakan SNI 03-6887-2002 atau SNI 03-6429-2000).

(b) Segera setelah pemadatan setiap lapisan selesai dilaksanakan, pengujian


kepadatan lapangan (SNI 03-2828:-1992) harus dilaksanakan. di lokasi yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan interval tidak melebihi 100 m
disepanjang jalan. Setiap lokasi pengujian yang kelima harus sama dengan
lokasi pengambilan contoh sebelum penggilasan. Hasil kepadatan dan kadar air
pengujian konus pasir (sand-cone) harus dibandingkain dengan nilai rata-rata
dari kapadatan kering maksimum dan kadar air optimum yang diukur dari dua
benda uji, seperti yang diuraikan pada butir (a) di atas. untuk menentukan
persentasi pemadatan yang dicapai di lapangan dan menentukan apakah
pengendalian kadar air di lapangan cukup memadai.

(4) Disamping kepadatan, kekuatan dan kadar air campuran, campuran harus diuji
kadar semen dalam campuran, sesuai dengan AASHTO T 144 –86.

6. PENGUKURAN PEMBAYARAN

(1) Metode Pengukuran


CTRB dan CTRSB dibayar berdasarkan meter kubik padat sesuai dengan ukuran
yang ada pada potongan melintang dan memanjang dan disetujui olch Direksi
Pekerjaan.

10
(2) Pembayaran Perbaikan Pekerjaan
Pembayaran terhadap bagian pekerjaan yang mengalami perbaikan atau dalam batas
batas tertentu tidak memenuhi persyaratan, tidak boleh merugikan pemilik
pekerjaan.

(3) Dasar Pembayaran .


(a) Kuantitas Penyiapan Permukaan jalan, yang ditetapkan seperti ketentuan di atas
harus dibayar menurut Seksi 3.3.4 dari Spesifikasi umum.
(b) Banyaknya semen dan CTRB dan CTRSB yang ditetapkan sebagaimana di atas,
akan dibayar dengan Harga Kontrak setiap unit pengukuran untuk mata
pembayaran yang diperlihatkan di bawah ini dan dalam Daftar Penawaran.
Tarifnya harus termasuk untuk seluruh material, buruh, mesin-mesin pengolah,
perkakas-perkakas, pengujian dan lain-lain pekerjaan insidentil guna mendapat
penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.
Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
SKh 5.6 (1a) Semen untuk CTRB Ton
SKh 5.6 (1b) Lapis CTRB Meter kubik
SKh 5.6 (2a) Semen untuk CTRSB Ton
SKh 5.6 (2b) Lapis CTRSB Meter kubik

11

Anda mungkin juga menyukai