1. UMUM
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi, pemrosesan daur ulang (recycling) pada perkerasan jalan
lama baik jalan kerikil/agregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu
dipersiapkan.
Pekerjaan daur ulang ini dilaksanakan pada jalan aspal/agregat/kerikil yang perlu
distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan
bahan tambah semen, sebagai bahan lapis pondasi atau lapis pondasi bawah.
Apabila material yang digunakan tersiri atas selected material, lapisan aspal
eksisting dan semen maka disebut Cement Treated Recycling Subbase (CTRSB),
sedangkan apabila material yang digunakan terdiri atas kerikil/agregat, lapisan aspal
eksisting dan semen dinamakan Cement Treated Recycling Base (CTRB).
(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain
adalah:
(a) Toleransi Dimensi untuk tanah dasar yang sudah disiapkan harus mengikuti
persyaratan pada Pasal 3.3.1(3) dari Spesifikasi Umum..
(b) Tebal rata-rata CTRB dan CTRSB pada setiap potongan melintang tidak boleh
lebih dari 10 % lebih kecil atau lebih tipis dari pada tebal yang telah
ditentukan.
(c) Tebal rata-rata dari CTRB dan CTRSB yang sudah selesai dengan kekuatan
dan kerataan yang sudah disetujui yang diukur dengan pengujian dari benda
uji inti (core) pada setiap potongan melintang (cross section) yang diteliti,
harus sama atau lebih tebal dari pada tebal pada gambar rencana.
(d) Permukaan akhir CTRB dan CTRSB harus mendekati ketinggian yang
dirancang dan tidak boleh kurang dari 1 cm di bawah permukaan yang
1
dirancang dititik mana saja.
(e) Kerataan permukaan akhir CTRB dan CTRSB tidak boleh ada penyimpangan
lebih dari 2 cm diukur dengan mistar lurus yang panjangnya 3 meter
diletakkan di permukaan jalan sejajar dengan sumbu jalan atau diletakkan
melintang.
AASHTO :
AASHTO T135-76 : Wetting and Drying Test of Compacted soil-cement
Mixtures
AASHTO T144-86 : Cement content of Soil-Cement Mixtures
2
pekerjaan. Contoh dari semua bahan yang sudah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan selama Periode Kontrak
sebagai bahan rujukan. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan di
lapangan untuk semua contoh (dan juga benda-benda uji inti), dalam rak yang
kedap air dan dapat dikunci seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(b) Pengiriman Semen ke Lapangan
Catatan yang menyatakan kuantitas semen yang dikirim ke lapangan dan
tempat penyimpanan milik Kontraktor di lapangan dari setiap pengiriman,
harus diserahkan ke Direksi Pekerjaan setiap hari bilamana barang sudah
sampai ditempat, bersama dengan sertifikat yang menyatakan tempat
pembuatannya dan basil pengujiannya yang disyaratkan Standar Industri
Indonesia SII-13-1977.
3
Dalam keadaan dimana turun hujan tiba-tiba maka proses CTRB dan CTRSB harus
dihentikan dan bagian yang sudah selesai proses pencampurannya harus dipadatkan
secepatnya untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh air hujan. Apabila
kerusakan yang diakibatkan oleh hujan atau kualitas dan Pekerjaan meragukan
Direksi Teknis akan menentukan untuk memperbaiki Pekerjaan tersebut mengikuti
Pasal 5.6.1 dari Spesifikasi Umum.
(7) Perbaikan dari Lapis CTRB dan CTRSB yang tidak memuaskan
CTRB dan CTRSB yang tidak memenuhi toleransi atau kualitas yang ditentukan
dalam Spesifikasi harus diperbaiki oleh kontraktor seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik ; perbaikan seperti ini dapat termasuk :
Semua lubang yang terjadi akibat pengujian pada pekerjaan yang sudah selesai
harus segera ditutup oleh Kontraktor. Lubang-Iubang yang terjadi akibat pengujian
seperti akibat pengujian kepadatan atau pengambilan benda uji inti harus diisi
dengan bahan CTRB dan dipadatkan sampai kepadatan dan toleransi permukaannya
yang disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus ini.
4
2. MATERIAL
(a) Semen yang harus digunakan untuk CTRB dan CTRSB adalah Semen
Portland biasa yang memenuhi ketentuan Standar Industri Indonesia SII-13-
1977 Semen Portland Type I. Semen harus diperoleh dari pabrik yang diakui
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.
(b) Direksi Pekerjaan dapat meminta pengujian mutu dari setiap pengiriman
semen yang tiba di lapangan dan juga setiap saat untuk semen yang sudah
disimpan di lapangan dan akan digunakan. untuk memastikan apakah semen
tersebut rusak atau tidak oleh setiap kemungkinan selama pengirimanan atau
penyimpanan. Tidak ada semen yang boleh digunakan sebelum diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
(c) Semua semen yang akan digunakan dalam Pekerjaan harus disimpan ditempat
penyimpanan di lapangan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam
Seksi 1.11 dan Pasal 7.1.1.(8) dari Spesifikasi Umum dan harus didaftar untuk
setiap penerimaannya di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Catatan dalam
daftar ini harus ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi Pekerjaan untuk
menyatakan kebenarannya. Jumlah semen yang diletakkan di lapangan untuk
Percobaan Lapangan Awal (Preliminary Field Trials) atau dalam Pekerjaan
juga harus dicatat secara terinci dan tidak ada semen yang boleh diletakkan di
lapangan kecuali bilamana terdapat Direksi Pekerjaan atau wakilnya di
lapangan untuk mengawasi dan mencatat jumlah yang dihamparkan.
Kontraktor dan Direksi Pekerjaan akan menandatangani catatan harian yang
menyatakan jumlah semen yang sebenarnya yang digunakan dalam Pekerjaan.
(2) Air
Kontraktor harus menyediakan dan memasok air yang telah disetujui untuk
pembuatan dan perawatan CTRB atau CTRSB dan harus menyerahkan contoh air
tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya, bersama-sama dengan
surat keterangan yang menyatakan sumber atau sumber-sumbernya, sebelum
memulai Pekerjaan. Air yang digunakan dalam Pekerjan haruslah air tawar dan
bebas dari endapan maupun larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat
merusak pembuatan CTRB dan CTRSB seperti yang sudah ditentukan, dan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam SNI 03-6817-2002. Direksi Pekerjaan
selanjutnya dapat meminta pengambilan contoh dan pengujian air lanjutan dalam
interval waktu selama Periode Kontrak dan bilamana pada setiap saat, contoh-
contoh air tersebut tidak memenuhi ketentuan maka Kontraktor akan diminta dengan
biaya sendiri baik untuk mencari sumber baru lainnya maupun pengaturan yang
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan untuk membuang air yang merusak tersebut.
(a) Material yang didaur ulang dengan stabilisasi semen ini umumnya
dimanfaatkan dari material yang sudah ada di perkerasan lama yang kemudian
dibuatkan rancangan campuran dari hasil pengambilan contoh lapangan
melalui tes pit disetiap segmennya menggunakan kadar semen yang
5
direncanakan.
(b) Material daur ulang digunakan sebagai agregat yang diperoleh dari campuran
lapis perkerasan lama yang digaruk dan dihancurkan hingga lolos saringan 1½
inci (37,50 mm) untuk lapis pondasi.
(c) Material daur ulang harus bebas dari benda/zat organic yang mengganggu
hidrasi dari semen Portland. Waktu diuji dengan Tes 18, BS 1924 kadar
PHnya setelah satu jam kemudian harus lebih besar dari pada 12,2. Pengujian
ini hanya harus dilakukan jika diminta oleh direksi teknik, seperti dalam hal
dimana pengerasan yang lambat atau kekuatan dari campuran rendah.
(d) Nilai plastisitas indeks (IP) maksimum adalah sebesar 10%.
3. CAMPURAN
(1) Bahan campuran untuk CTRB dan CTRSB terdiri atas bahan garukan perkerasan,
semen dan air. Apabila bahan garukan tidak memenuhi persyaratan gradasi, maka
harus ditambahkan agregat baru.
Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium dan percobaan
campuran (trial mix). Kadar air optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan
laboratorium.
Apabila benda uji dibuat dengan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm maka
harus dipadatkan dalam 6 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25
tumbukan dengan berat alat penumbuk 4,50 kg dan tinggi jatuh 45 cm. Butiran-
butiran lebih besar 1½” maksimum 20% yang harus dikonversikan dengan agregat
pengganti lolos 1½” tertahan 3/8”. Sedangkan apabila benda uji dibuat dengan
silinder diameter 7 cm dan tingginya 14 cm maka kepadatannya harus setara dengan
kepadatan yang dicapai untuk pembuatan benda uji “modified proctor” atau Metode
Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah sesuai SNI 03-1743-1989. Butiran-butiran
lebih besar 19 mm harus dikonversikan dengan agregat pengganti lolos 19 mm dan
tertahan 4,75 mm.
6
Pada awal pekerjaan, dan sampai Saat Direksi Pekerjaan memerintahkan
pengurangan jumlah silinder yang disyaratkan yaitu 6 silinder untuk setiap 1.000 m 2
dari base atau bagian yang di hampar setiap hari.
Apabila jumlahnya cukup dan hasil test silinder yang ada dapat memuaskan, Direksi
Pekerjaan bisa memutuskan bahwa kualitas campuran dapat diterima. Direksi
Pekerjaan dapat mengurangi jumlah silinder menjadi 3 silinder untuk setiap 1.000
m2 dari bagian yang dihampar setiap harinya.
(a.) Disain campuran dalam item 3.(2) diatas harus dicoba di lapangan dengan luas
pekerjaan CTRB atau CTRSB adalah 500 m2, dengan tebal berdasarkan
instruksi dari Direksi Pekerjaan.
(b.) Luas percobaan CTRB dan CTRSB harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
(c.) Homogenitas campuran di lapangan sangat tergantung dari Faktor Effisiensi
(FE) dari cara pencampuran yang digunakan yaitu :
- instalasi pencampur : 80 – 100% (SNI 03-3440-1994)
- Alat pencampur rotor : 60 – 80% (SNI 03-3440-1994)
- Alat pembentuk mekanik : 40 – 50% (SNI 03-3440-1994)
- Mix in place (alat pencampur berjalan) : 60 - 80 %
Kadar semen yang diperlukan dilapangan ditentukan sebagai berikut :
- Kuat Tekan Bebas sesuai dengan ketentuan yang berlaku (q u lap);
- Kuat Tekan Bebas lapangan terkoreksi (qu koreksi) adalah :
qu koreksi = qu lap
FE
- Kadar semen di lapangan ditentukan dari memplotkan q ulap. terkoreksi ke
dalam grafik hubungan qu lap dengan kadar semen.
(d.) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan
perawatan akan diawasi oleh Direksi Pekerjaan untuk memperoleh hasil yang
memuaskan.
(e.) Berdasarkan hasil percobaan lapangan sesudah 14 hari Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui Kontraktor untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan
Kontraktor untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain.
7
4. PENCAMPURAN DAN PENGHAMPARAN
Batas bawah kadar air pemadatan adalah pada Kadar Air Optimum (Optimum
Moisture Content-OMC) dilaboratorium dan batas atasnya 2 % lebih tinggi dari
OMC, seperti yang dijelaskan di Pasal 5.5.3 dari Spesifikasi Umum. Air yang
ditambahkan akan diaduk secara merata pada campuran daur ulang dan
pemadatan harus dilakukan secepat mungkin.
8
(3) Pemadatan
(a) Pemadatan CTRB dan CTRSB harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat
60 menit semenjak pencampuran material dengan air.
(b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih
dari 30 menit.
(c) Kepadatan CTRB dan CTRSB setelah pemadatan harus mencapai kepadatan
kering lebih dari 95% maksimum kepadatan kering sebagai ditentukan pada
SNI 03-6886-2002.
(d) Test kepadatan lapangan CTRB dan CTRSB dilakukan berdasarkan SNI 03-
2828-1992 atau AASHTO T 191, T 205 atau cara lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
(e) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan
maksimal sama dengan kadar air optimum + 2 %.
(f) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen
dicampur dengan air.
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila permukaan
telah cukup kering harus ditutup dengan menggunakan:
(a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran.
(b) Penyemprotan dengan Bituminous Emulsi CSS-I dengan batasan pemakaian
antara 0,35 - 0,50 liter per meter persegi.
(c) Metode lain yang bertujuan melindungi CTRB dan CTRSB adalah dengan
karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).
5. PENGENDALIAN MUTU
9
(b) Angka-angka pengujian kadar air pada umumnya tidak akan didapatkan sampai
setelah setiap bagian dari pekerjaan dipadatkan, akan tetapi hasil-hasil dari
pengujian dari setiap hari kerja harus diperhitungkan untuk mendapakan
optimasi dihari kerja berikutnya.
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, dua benda uji harus
disiapkan untuk menentukan kepadatan kering maksimum (menggunakan
pemadatan SNI 03-1743-1989) dan empat benda uji harus disiapkan untuk
pengujian kekuatan (menggunakan SNI 03-6887-2002 atau SNI 03-6429-2000).
(4) Disamping kepadatan, kekuatan dan kadar air campuran, campuran harus diuji
kadar semen dalam campuran, sesuai dengan AASHTO T 144 –86.
6. PENGUKURAN PEMBAYARAN
10
(2) Pembayaran Perbaikan Pekerjaan
Pembayaran terhadap bagian pekerjaan yang mengalami perbaikan atau dalam batas
batas tertentu tidak memenuhi persyaratan, tidak boleh merugikan pemilik
pekerjaan.
11