DISUSUN OLEH :
Analisa pasar yang mengkaji kondisi pasar hotel dari sisi pasokan,
permintaan/tingkat hunian, tinjauan wisatawan dan harga sewa kamar
masing-masing kamar,
Analisa teknik yang mengkaji lokasi hotel, pemasaran, biaya investasi,
rencana kerja pembangunan proyek dan SWOT,
Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Soeharto, 1997) Dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan khusus berupa produk atau hasil akhir.
2. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta mutu dalam proses mencapai tujuan
telah ditentukan.
3. Waktu awal dan akhir telah ditentukan.
5. Bersifat kompleks.
Semua itu dibatasi dengan batasan-batasan tertentu yaitu:
3. Mutu, dalam bentuk kinerja yang harus memenuhi syarat tertentu. Proyek
konstruksi adalah proyek dengan komponen kegiatan dari pengkajian
kelyakan, design engineering, pengadaan dan konstruksi (Iman Soeharto,
1997).
Kajian aspek teknis menitik beratkan pada penilaian atas kelayakan proyek dari
sisi teknis. Penilaian meliputi penentuan lokasi proyek, pemilihan mesin dan
peralatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu dikaji
diantaranya:
1. Lokasi atau letak yang dipilih cukup strategis.
3. Mobilisasi kendaraan.
Studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang
layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Studi kelayakan proyek adalah
penelitian tebtang dapat tidaknya suatu proyek dilakukan dengan berhasil. Pengertian
keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan
dalam artian yang lebih terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih
luas. Artian yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih
berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.(Jurnal axial Rekayasa dan
Manajemen Konstruksi Vol.6 No.2 Agustus 2018 Hal.113 – 12
BAB III
ANALISIS INDUSTRI, RESIKO & SWOT
Analisa SWOT
Analisa SWOT sangat diperlukan dalam menganalisa suatu potensi dari pada
Hotel yang terutama terkait dengan aspek-aspek usaha, alam, budaya & lingkungan
sekelilingnya, perencanaan pendirian suatu area Hotel dengan klasifikasi menengah
keatas harus dapat mengikuti kriteria-kriteria sebagai berikut:
b. Lokasi Hotel
Terletak diareal sangat strategis dikawasan yang mudah dicapai oleh
kendaraan umum maupun pribadi,
Mudah dicapai dari kawasan business,
Terletak didaerah yang cukup tenang,
Aman dan mempunyai sistim pengamanan selama 24 jam,
Dikelilingi oleh pusat pendidikan, perumahan dan perkantoran.
c. Kepegawaian
Jumlah staf dan karyawan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan
dan ratio yang memadai 1 : 0.8 orang berbanding 1 kamar,
Mempunyai keinginan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
tamu,
Percaya diri, dan mampu bekerjasama sebagai tim yang solid,
Mempunyai tingkat pengalaman yang memadai.
d. Prasarana
Mempunyai pangsa pasar yang stabil,
Adanya konsep dan strategy sales & marketing yang kuat,
Berkembang dibawah naungan Corporate Company yang baik dan
terorganisir dengan baik,
Terletak diarea yang akan berkembang dari master plan tata kota,
Sistim kepemilikan & manajemen yang stabil baik dana maupun sistim
administrasinya.
III. Keuangan
Nilai Investasi yang cukup besar,
Perbedaan sistim pandang pengelolaan keuangan antara management dan
pemilik.
IV. Status Tanah
Terletak di dua (2) wilayah, dan sebagian merupakan jalur hijau.
2.3 Kesempatan/Peluang
a. Bentuk Dari Hotel
Konsep & visi harus mempergunakan/mempertahankan suatu tema yang
kuat dan mencerminkan keunikan tersendiri sebagai suatu hotel yang
menengah keatas dan atau berbintang tiga (***),
Memperbaiki dan mempertajam visi Sales & Marketing ke suatu hotel
yang mempunyai variasi dalam market mix yang bercirikan suatu hotel,
Diciptakan produk Hotel yang berkwalitas dan bercita rasa tinggi.
b. Lokasi Dari Hotel
Memperjelas lokasi Hotel pada lokasi sebagai suatu lokasi yang sangat
strategis dan positif,
Image Hotel harus dapat dipertahankan sebagai hotel yang berkwalitas
tinggi,
Produk yang dikembangkan harus berbeda dengan hotel lainnya.
2.4 Perbaikan-Perbaikan
a. Bentuk Dari Hotel
Group Corporate identity sebagai image hotel,
Pengelolaan hotel dan lingkungan disekelilingnya harus memperhatikan
kesatuan sebagai kawasan utama (pemerintah, wisata dan usaha).
b. Persaingan
Pasca krisis ekonomi dengan masih adanya perang tarif, perlu di lakukan
penguatan di sisi produk dan layanan untuk memenangkan persaingan ini,
Meningkatkan metode sales & marketing yang unik.
c. Umum
Pengarahan strategy marketing secara matang,
Pengaruh global ekonomi, lokal maupun internasional harus diantisipasi
dengan mempersiapkan fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
mampu survive dalam kondisi persaingan ini,
Untuk menghindari risiko kehilangan kepercayaan pasar bila sistim
manajerialnya jelek, diperlukan langkah penguatan di sisi manajerial,
Finansial manajemen yang kuat dan terarah,
Keseluruhan aktivitas operasional harus difokuskan agar dapat
menghasilkan suatu Return on Investment yang kurang dari tujuh (7)
tahun,
Penggunaan Reserve dana cadangan untuk recondition tepat waktu dan
terencana, bila tidak tepat mengakibatkan hilangnya Image product.
2.5 Kesimpulan
a. Strength
Hotel yang akan dibangun memiliki lokasi jalan utama yang cukup
strategis dikawasan Cengkareng Jakarta Barat, yang telah menjadi satu
kesatuan dengan kawasan Bandara International Soekarno Hatta dan
mudah dicapai dari jalan tol,
Akan dioperasionalkan oleh Operator yang sudah memiliki jaringan
pemasaran terutama di Indonesia,
Memiliki cerukan pasar yang relatif stabil dalam mendukung arus
pendapatan dan profitabilitas,
Lahan Parkir yang sangat luas.
b. Weaknesses
Lokasi tidak langsung berhadapan ke Kawasan Bandara, sehingga perlu
dibangun suatu image dan pengenalan akan posisi hotel dengan cara yang
lebih baik dan berkesinambungan.
c. Opportunities
Kebutuhan akan akomodasi masih cukup tinggi di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan lokasi proyek cukup strategis, sehingga peluang dalam
pemasaran cukup mempunyai prospek.
d. Threat
Kalau tidak dikelola secara profesional.
Analisis Industri
Kinerja Perseroan tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh kekuatan yang ada
dalam Industri Perhotelan. Kajian terhadap industri ini dan pengaruhnya
terhadap Perseroan akan membantu memberikan gambaran mengenai daya saing
dan posisi perseroan dalam industri Perhotelan, terutama dalam lingkup
persaingan yang relevan.
Diferensiasi Produk
Produk industri hotel relatif standar, layanan yang disajikan tergantung
kepada tema dan segmen pasar yang dipilih, persaingan sulit dilakukan
dengan melakukan diferensiasi produk di luar pola yang telah lazim.
Kebutuhan Modal
Modal yang dibutuhkan untuk berusaha dalam industri hotel cukup besar.
Sebagian modal diperlukan untuk membiayai investasi dalam tanah dan
bangunan serta modal kerja yang tertanam.
Akses Ke Pelanggan
Akses ke pelanggan merupakan kunci untuk memperoleh pendapatan
penjualan. Perseroan memiliki keunggulan dalam hal ini karena memiliki
lokasi yang prima sehingga dapat menguasai segmen pasar swasta yang
memberikan kontribusi pendapatan yang relatif stabil.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah terhadap industri, terutama berkenaan dengan
standarisasi produk dan layanan dan tata kota dapat berpengaruh signifikan
terhadap Perseroan, terutama mengingat kondisi fasilitas yang dimiliki oleh
Perseroan saat ini dalam beberapa hal belum memenuhi persyaratan yang
seharusnya.
Halangan Untuk Keluar
Besarnya investasi yang diperlukan dan sifat spesifik dari aset yang
digunakan, membuat pemain di sektor ini tidak fleksibel untuk berubah
haluan ke sektor lain.
Kompetisi Dalam Industri
Jumlah Pesaing
Persaingan dalam industri ini terjadi dalam lapangan dengan kesamaan
segmen pasar yang di arah. Perseroan memiliki pesaing yang cukup banyak,
namun tidak semua pesaing tumpang tindih dalam hal segmen pasar yang
diarah, saat ini Perseroan berhasil memelihara suatu cerukan yang
memberikan pendapatan dan keuntungan yang relatif stabil.
Tingkat Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri ini tidak terlalu tinggi karena sudah relatif mature.
Keterbatasan dan mahalnya harga lahan membatasi tingkat pertumbuhan
kapasitas di industri ini. Pasar dari industri ini dalam jangka panjang
diproyeksikan tumbuh secara moderat. Beberapa hotel yang pembangunannya
tertunda, dalam beberapa tahun ke depan mungkin akan menambah
penyediaan kapasitas di industri ini.
Karakteristik Produk
Produk yang dihasilkan relatif standar. Tema, lokasi, fasilitas dan konsistensi
merupakan kunci utama untuk memenangkan persaingan.
Biaya Tetap
Biaya tetap untuk industri ini cukup besar dalam perawatannya sebagai
konsekuensi dari besarnya investasi yang tertanam dalam sarana dan
prasarana yang digunakan dalam operasional.
Kapasitas
Kapasitas yang dimiliki oleh para pemain di industri ini tidak banyak,
sehingga potensi pendapatan yang diperoleh tidak dapat melebihi titik optimal
yang dapat dicapai dengan menggunakan kapasitas yang tersedia.
Keragaman Pesaing
Posisi tawar dari pembeli di industri ini sangat kuat karena persaingan dari sisi
pasokan yang cukup ketat. Beberapa pemain memiliki karakteristik yang
spesifik seperti lokasi dan fasilitas yang disediakan, yang dapat memperbaiki
posisi tawarnya terhadap pembeli.
2.3 Posisi Pemasok
Pemasok yang mendukung industri ini relatif banyak, sehingga para pemain di
industri ini mempunyai cukup banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan yang
mendukung mereka dalam penyediaan layanannya.
2.4 Produk Substitusi
Untuk kondisi tertentu dari konsumen, mereka memiliki alternatif sebagai
pengganti seperti service apartment, villas.
2.5 Kepentingan Stakeholders
Banyak pihak memiliki kepentingan yang kadang-kadang saling berbenturan
satu dengan yang lain. Pemerintah berkepentingan untuk melindungi dan
mendukung industri hotel, di sisi lain pemerintah juga harus melindungi
kepentingan dari para pekerja di industri yang padat karya ini, dimana posisi ini
kadang-kadang berbenturan.
3 Letak Geografi:
Secara geografis Letak kotanya sangat strategis karena berada di antara Ibukota
Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi
Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang pengembangan Jabotabek (Jakarta,
Bogor, Tangerang, Bekasi) dimana Cengkareng-Tangerang merupakan salah satu
daerah penyangga Ibu kota Negara DKI Jakarta.
Kota Tangerang merupakan salah satu kota di Botabek dengan luas wilayah
17.729,746 Ha. Dari luas wilayah tersebut pertumbuhan fisik kota ditunjukkan
oleh besarnya kawasan terbangun kota, yaitu seluas 10.127,231 Ha (57,12%
dari luas seluruh kota), sehingga sisanya sangat strategis untuk dapat
dikonsilidasikan dengan baik kedalam wilayah terbangun kota yang ada melalui
perencanaan kota yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Data terakhir menunjukkan bahwa
pemanfaatan lahan kota Tangerang meliputi:
Pemukiman ( 5.988,2 Ha )
Industri ( 1.367,1 Ha )
Perdagangan dan Jasa ( 608,1 Ha )
Pertanian ( 4.467,8 Ha )
Lain-lainnya (819,4 Ha)
Belum terpakai ( 266,4 Ha )
Bandara Soekarno - Hatta (1.816 Ha)
1. Lokasi Proyek
Lokasi lahan dan area rencana proyek hotel Swiss Belinn – Airport, Jakarta,
terletak diatas tanah seluas 7.450 m² yang masing-masing seluas 1.568,- m2
terletak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan 5.882,-m2 di Kota Madya
Tangerang.
Lokasi lahan ini dikelilingi oleh kawasan dari berbagai kegiatan usaha;
beberapa hotel melati dan hotel berbintang dan lain-lain sebagian diantaranya :
3. Perdagangan
Dimasa yang akan datang seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan
semakin sempitnya lahan di kawasan Cengkareng- Tangerang maka
pengembangan pemukiman vertikal merupakan alternatif untuk menunjang
kawasaan industri yang ada.
2. Pola Operasi
Dikelola oleh International Chain Hotel dengan ”Brand Equity” yang telah
terbentuk.
Pengaturan terhadap Back Of The House yang meliputi offices, storage dan
fasilitas karyawan diatur sebaik mungkin untuk menunjang citra kawasan
seperti :
Sebagai hasil penelitian bahwa kebiasaan strategi pemasaran untuk suatu bisnis
Hotel di kawasan Kota Jakarta dan sekitarnya tersebut lebih difokuskan kepada
pangsa pasar tertentu, yang mana manajemen atau operator akan bertumpu
kepada jaringan pemasaran yang telah dipunyai dan dapat juga mengadakan
kerjasama dengan tour operator (travel) lokal maupun international yang telah
mempunyai reputasi dan jaringan usahanya di Indonesia.
Kelompok pasar ini terbagi menjadi :
1. Pasar FIT (Individual) yang mana pasar ini lebih dominan datang dari
Executive Profesional , pengusaha .yang mana pangsa pasar ini sangat
menyenangi lokasi-lokasi yang tempat berkumpul para pengusaha dan
bergengsi.serta cenderung mau membayar mahal (buying pasar potensial)
diproyeksikan sebesar 65 %.
2. Pasar GIT (group) yang mana pasar ini merupakan bergroup seperti paket
tour, dan wisatawan, yang mana kunjungannya banyak diatur oleh travel
agent diproyeksi sebesar 25 %
3. Pasar Others, seperti MICE, Goverment, Diplomatik dan Corporate, pangsa
pasar ini diperkirakan sebesar 10 %.
1. Bisnis(Corporate)
Medan.
Bandung.
Surabaya.
Yogjakarta.
Solo.
Kota-kota di Kalimantan.
Kota-Kota di Sulawesi dan Indonesian Timur.
2. Pemerintahan (Government)
Departemen-Departemen.
ABRI.
Diplomat
Universitas - Universitas.
Suatu target pasar dari suatu business hotel akan ditentukan oleh lama
tinggalnya tamu (length of stay) dan kwalitas produknya.
Aksesibilitas, dapat diperjelas bahwa poin ini merupakan faktor dominan untuk
menentukan betapa pentingnya aksesibilitas untuk mencapai ke business tersebut
dengan cepat, aman dan memberikan kesan bahwa produk business itu
berkwalitas.
Yang termasuk sarana utama business adalah staff service, kenyamanan ,alam
lingkungan sekelilingnya, kwalitas makanan dan minuman, even atau hotel
aktifities yang berkesinambungan.
Sarana-sarana pendukung lainnya :
Konsep arsitektur.
Health Spa dan Massage.
Transportasi dari tempat kedatangan sampai ke hotel atau sebaliknya.
Kamar-kamar yang berkwalitas baik termasuk perlengkapannya.
1. Menetapkan Occupancy
a. Pasaran : Dalam negeri dan Luar negeri
b. Cara / Alat :
Sales Call, Telle Marketing, Travel Fair, Bourse, Familiarization Tour,
Direct Mail, Media Advertising, Publication, Packet Deals, Telle
marketing.
4. Public Relations
Namun bagi hotel-hotel yang sudah mempunyai ciri khas dan mempunyai jalur
pemasaran yang sudah mendunia serta dikelola secara profesional dan atau
menggunakan operator hotel yang sudah berpengalaman dalam memberikan
discount tidak dilakukan serta merta dan secara serabutan, karena mereka tetap
menjaga reputasi dan posisi di pemasaran.
Dibawah ini adalah hotel-hotel yang mempunyai potensi sebagai pesaing pada
posisi per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut :
Selain hotel – hotel tersebut, juga beberapa hotel menjadi pesaingnya yaitu
antara lain sebagai berikut :
Untuk dapat sukses di dalam pemasaran dan pengoperasian proyek ini, sehingga
dapat memenuhi kewajiban kepada para pemilik dan membayar kewajiban
kepada pihak pendana, maka beberapa hal terkait kepada asumsi penjualan perlu
diperhatikan dan diselaraskan dengan hotel operator sebagai pengelola,
sehingga hotel dapat beroperasional dengan baik dan sukses yaitu sebagai
berikut :
Kamar
Sebagai suatu Bisnis hotel berbintang 3 (tiga), maka harga kamar disusun
sesuai dengan kelasnya, namun tetap mempunyai flexibilitas, oleh karenanya
di dalam menjual kamar dialokasikan suatu “volume discount rate” (VDR)
berkisar 25% - 45% tergantung pangsa pasar dan jenis kamar, sehingga rata-
rata pada satu tahun berkisar 30 %.
Harga kamar tersebut akan disesuaikan setiap tahun dengan kenaikan 2.5%.
Corporate = 35 %
Walk in = 20 %
Paket = 5%
Wholesale = 25%
MICE = 10 %
Leisure = 5%
Jumlah = 100,0%
Tingkat penghunian ganda diproyeksikan berkisar 80%, hal ini berarti rata-
rata jumlah tamu yang menginap setiap kamar terdiri atas 0,3 kamar diisi
oleh 2 orang.
Potensi penjualan makanan dan minuman diharapkan dari jumlah tamu yang
menginap dan sebagian dari tamu luar, sehingga potensi tahun pertama
operasional dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Potensi Penjualan Makanan dan Minuman
Perputaran
Average Average
Rata–Rata
Cover Cover
Outlet Kapasitas Dalam
Food Beverage
Satu (1)
(Rp.000) (Rp.000)
Tahun
Caffee shop 100 kursi 1.2 55 20
Room Service Dari jumlah 0.3 60 20
tamu
Banquet 300 pax 24 kali 175 5
Weddings
Banquet Meetigs 200 pax 80 kali 325 5
Mini Bar Dari jumlah 0.20% 15 15
tamu
Food & Dari F & B 5%
Beverage Others Sales
Departemen lainnya
Pola Operasional.
Dengan visi menjadikan salah satu hotel berbintang terbaik dikelasnya terutama
dikawasan Cengkareng/Bandara, agar dapat bersaing dipemasaran maka harus
mempunyai suatu thema yang khusus dan berbeda.
5.1 Manajemen.
Dalam usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik maka Manajemen akan
dituntut untuk dapat melaksanakan semua program yang telah direncanakan dan
disetujui sehingga investasi yang telah ditanamkan dapat dikembalikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Untuk itu, Manajemen harus dapat mencari
suatu sistim dan cara yang se-eficient dan se-effektive mungkin, dengan suatu
organisasi yang dapat menunjang keberhasilan dari tujuan tersebut diatas.
Fungsi dan peran setiap Department secara ringkas adalah sebagai berikut :
Department ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi Hotel, karena
sebagai pintu gerbang, mempunyai fungsi sebagai tempat untuk check
in/check out, bertanya/meminta informasi tentang fasilitas lainnya, keluhan
pelayanan yang tidak pada tempatnya dari seluruh kegiatan yang ada di
hotel.
Coffee Shop/Restaurant.
Room Service.
Banquet/Meeting Room.
Bar Lounge, etc.
c. Accounting Department.
g. Engineering Department.
Organisasi Hotel.
Hotel yang akan dibangun memiliki lokasi jalan utama yang cukup
strategis dikawasan Cengkareng Jakarta Barat, yang telah menjadi satu
kesatuan dengan kawasan Bandara International Soekarno Hatta dan
mudah dicapai dari jalan tol,
2. Weaknesses
3. Opportunities
Kebutuhan akan akomodasi masih cukup tinggi di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan lokasi proyek cukup strategis, sehingga peluang dalam
pemasaran cukup mempunyai prospek.
4. Threat
a. Lokasi lahan dan area rencana proyek hotel Swiss bel-Inn Cengkareng,
terletak diatas tanah seluas 7.450 m² yang masing-masing seluas 1.568,-
m2 terletak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan 5.882,- m2 di Kota
Madya Tangerang. yang terletak di Jalan Raya Husein Sastranegara
Jakarta Barat,
Kesimpulan
Berdasarkan kajian beberapa aspek di atas serta Proyeksi-Proyeksi lainnya
dengan syarat semua asumsi-asumsi yang telah diproyeksikan dapat terpenuhi,
maka disimpulkan bahwa Pembangunan Proyek Swiss Belinn – Airport, Jakarta
layak untuk dioperasionalkan menjadi hotel berbintang tiga (***), dilihat dari
lokasi dan juga kebutuhan pasar wisman.