Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan &
Aplikasi Sistem
Teknik Industri 2

(Pendahuluan) Analisa Kelayakan Pasar


Dari Sisi Analisis Strategic & Peluang
Investasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik T.Industri Kode MK Muhammad Isa Lufti ST., MMT.

Abstract Kompetensi
Modul 1 membahas: Pengantar Mahasiswa dapat memahami :
analisa kelayakan pabrik dari sisi overview kelayakan pabrik dari sisi
analisa strategic, dan peluang analisa strategic, dan peluang
investasi. investasi.
1.1 STUDI KELAYAKAN
Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan,
apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian
layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam
arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu
menggambarkan layak dalam arti financial benefit, tergantung dari segi penilaian yang
dilakukan (Ibrahim, 2003). Sofyan (2003) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari
studi kelayakan bisnis sekurang-kurangnya mencakup tiga pihak yang berkepentingan, yaitu
:
1. Bagi pihak investor : Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari
kelayakan usaha untuk menjadi masukan berguna, karena sudah mengkaji berbagai aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan
aspek finansial secara komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi
investor untuk membuat keputusan investasi secara lebih obyektif.
2. Bagi analisis : Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat dipakai sebagai
penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu rencana usaha,
usaha baru, pengembangan usaha, atau menilai kembali usaha yang sudah ada.
3. Bagi masyarakat : Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat secara langsung
maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha tersebut.
4. Bagi pemerintah : Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini bagi
pemerintah, terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya, baik dalam pemanfaatan
sumber-sumber alam (SDA) maupun pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) berupa
penyerapan tenaga kerja, selain itu, adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama
sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha
tentunya akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai (PPN)

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


2 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perijinan, biaya
pendaftaran, administrasi dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan berlaku.
Secara makro, pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional, sehingga tercapai
pertumbuhan penduduk domestik bruto (PDB) dan kenaikan penerimaan per kapita.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000), tahap-tahap untuk melakukan investasi usaha
adalah :
1. Indentifikasi Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk memperkirakan
kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut.
2. Perumusan Tahap perumusan merupakan tahap untuk menterjemahkan kesempatan
investasi ke dalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan faktorfaktor yang penting
dijelaskan secara garis besar.
3. Penilaian Penilaian dilakukan dengan menganalisa dan menilai aspek pasar, teknik,
manajemen dan finansial.
4. Pemilihan Pemilihan dilakukan dengan meningkatkan segala keterbatasan dan tujuan
yang akan dicapai.
5. Implementasi Implementasi yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang
pada anggaran.

1.1.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan


Studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai
dengan kondisi, potensi dan peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Dengan demikian,
dalam menyusun sebuah studi kelayakan bisnis, menurut Ibrahim (2003) sekurang-
kurangnya dapat mengkaji aspek-aspek berikut :
a. Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk
memahami berapa besar potensi pasar yang tersedia, berapa bagian yang dapat diraih oleh
perusahaan atau usaha yang diusulkan, serta strategi pemasaran yang direncanakan untuk
memperebutkan konsumen (Husnan dan Muhammad, 2000). Proses pemasaran terdiri dari
analisa peluang pemasaran, pengembangan strategi pemasaran, perencanaan program
pemasaran, dan pengelolaan usaha pemasaran (Kotler, 1997).
b. Aspek Teknis dan Teknologis Aspek teknis bertujuan untuk meyakini, apakah secara
teknis dan pilihan teknologi perencanaan yang telah dilakukan dapat dilakukan secara layak
atau tidak layak (Husnan dan Muhammad, 2000). Pada aspek teknis dan teknologis
dipaparkan beberapa faktor, yaitu penentuan kapasitas produksi, tata letak pabrik, pemilihan
mesin, peralatan dan teknologi untuk produksi (Umar, 2003). Kapasitas didefinisikan
sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu
tertentu. Tata letak (layout) atau disebut juga tata ruang, yaitu penempatan fasilitas-fasilitas

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


3 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang dipakai di dalam pabrik seperti letak mesinmesin, letak alat-alat produksi, jalur
pengangkutan, dan seterusnya. Letak dari berbagai fasilitas tersebut harus dikaji, agar
proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien (Umar, 2003). Pemilihan mesin,
peralatan, serta teknologi yang akan diterapkan dewasa ini hampir tidak dapat dipisahkan.
Beberapa kriteria dalam pemilihan teknologi yang digunakan adalah kesesuaian dengan
bahan baku yang digunakan untuk proses produksi, keberhasilan penggunaan teknologi di
tempat lain, pemilihan mesin, peralatan dan teknologi untuk produksi (Umar, 2003).
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk
berproduksi dalam waktu tertentu. Tata letak (layout) atau disebut juga tata ruang, yaitu
penempatan fasilitas-fasilitas yang dipakai di dalam pabrik seperti letak mesinmesin, letak
alat-alat produksi, jalur pengangkutan, dan seterusnya. Letak dari berbagai fasilitas tersebut
harus dikaji, agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien (Umar, 2003).
Pemilihan mesin, peralatan, serta teknologi yang akan diterapkan dewasa ini hampir tidak
dapat dipisahkan. Beberapa kriteria dalam pemilihan teknologi yang digunakan adalah
kesesuaian dengan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi, keberhasilan
penggunaan teknologi di tempat lain, membicarakan mengenai sumber dana yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan jumlah dana tersebut, sekaligus pengalokasiannya
secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan.

C. Aspek Finansial
Beberapa hal yang dibahas dalam analisis aspek finansial, antara lain penentuan kebutuhan
dan pengalokasian dana, serta kriteria penilaian investasi (Husnan dan Muhammad, 2000).
Penentuan suatu keputusan investasi dilihat dari kriteria penilaian investasi. Kriteria
penilaian investasi digunakan untuk menilai apakah suatu usaha layak untuk dilaksanakan
apabila dipandang dari aspek profitabilitasnya (Husnan dan Muhammad, 2000).
Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam
penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C), Break Even Point (BEP), Payback Period
(PBP) dan analisis sensitivitas (Gray dkk, 1992).
1) NPV atau Nilai Bersih Sekarang Nilai bersih sekarang sebuah proposal investasi sama
dengan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran
awal investasi (Keown dkk, 2001). Nilai bersih sekarang usaha memberikan ukuran nilai
bersih proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Oleh karena itu semua arus
kas didiskontokan kembali ke masa sekarang, membandingkan selisih antara nilai sekarang
arus kas tahunan dan pengeluaran investasi menjadi tepat. Perbedaan antara nilai sekarang
arus kas tahunan dan pengeluaran awal menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal
investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Jika NPV proyek lebih besar atau sama

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


4 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan nol, maka proyek tersebut diterima, dan jika ada nilai negatif muncul dalam
penerimaan proyek, maka proyek tersebut ditolak. Jika nilai bersih sekarang dari proyek nol,
maka proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian
yang disyaratkan dan harus diterima.
2) IRR atau Tingkat Pengembalian Internal Tingkat pengembalian internal ialah tingkat
diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas bersih masa depan proyek dengan
pengeluaran awal proyek (Keown dkk, 2001). Kriteria penilaiannya yaitu, jika nilai IRR yang
didapat ternyata lebih besar dari discount factor (DF) yang ditentukan, maka investasi dapat
diterima.
3) Net B/C atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan Profitability Index (PI) Rasio
keuntungan/biaya atau indeks keuntungan adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih
pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Jika kriteria nilai bersih investasi
sekarang memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolut, maka indeks
keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap
biaya awal (Keown dkk, 2001). Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks keuntungan
adalah menerima proyek, jika Net B/C lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak
proyek jika Net B/C kurang dari 1,00.
4) BEP atau Titik Impas Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau
besarnya pandapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan, sehingga pada
saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian (Mulyadi, 1997).
5) PBP atau Masa Pengembalian Investasi Setelah mendapat nilai sekarang dari
keuntungan bersih, maka ditentukan pada tahun ke berapa total biaya investasi dapat
tertutupi oleh keuntungan. Semakin cepat tingkat pengembalian usaha, maka akan semakin
baik (Mulyadi, 1997).
6) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi
dengan hasil analisis suatu usaha jika terjadi kesalahan atau perubahan pada perhitungan
biaya dan penjualan. Setiap kemungkinan yang terjadi dilihat pengaruhnya terhadap usaha.
Implikasi dari kondisi tersebut harus diadakan analisis kembali untuk berbagai kemungkinan
yang terjadi pada kondisi riil. Analisis usaha umumnya berdasarkan pada nilai dari
perkiraan-perkiraan yang dapat terjadi pada masa mendatang (Sutojo, 1983).
1.2. Usaha Kecil Menengah (UKM)
Pembahasan usaha kecil menengah dibatasi dengan mengelompokkan jenis usaha menjadi
dua yaitu usaha industri dan usaha perdagangan. Pengertian tentang usaha kecil menengah
(UKM) di suatu negara tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan oleh negara
tersebut. Definisi usaha kecil ternyata sangat bervariasi, di suatu negara berlainan dengan
negara lainnya.

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


5 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mengacu pada Undang-undang Nomor 9 tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi
keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha), dan
b. Memiliki hasil penjualan paling banyak 1 milyar per tahun.
Sedangkan untuk kriteria usaha menengah yaitu:
a. Untuk sektor Industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 milyar, dan
b. Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memilikihasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 3 milyar. Definisi UKM dalam Kepmenperindag adalah suatu usaha dengan nilai
investasi maksimal Rp. 5 milyar termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Sedangkan BPS mengenai jenis UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu:
a. Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja dibawah 3 orang termasuk tenaga
yang tidak dibayar,
b. Usaha kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 – 9 orang,
c. Usaha menengah, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 20 – 99 orang. Bank Indonesia
mengacu pada definisi yang sesuai dengan Undangundang Nomor 9 tahun 1995 karena
kriteria UKM dalam peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan pemberian kredit
usaha kecil (PBI No. 3/2/PBI/2001) merujuk pada Undang-undang tersebut.

1.3. Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis


1.3.1. Pengertian Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Suliyanto (2010:184) analisis aspek keuangan dilakukan untuk menjawab
pertanyaan Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan
bisnis yang menguntungkan? Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek
keuangan jika sumber dana untuk membiayai ide bisnis tersebut tersedia serta bisnis
tersebut mampu memberikan tingkat pengempalian yang menguntungkan dengan
berdasrkan asumsi-asumsi yang logis.

Secara spesifik kajian aspek keuangan dalam studi kalayakan bertujuan untuk:
a. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha
b. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan
c. Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan
d. Memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan
e. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan
f. Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


6 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
g. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis
h. Menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan berdasarkan
beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP), Net Present Value
(NPV), Profitabilitas Indeks (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Average Rate of Return
(ARR).

1.3.2. Jenis-Jenis Biaya Usaha

Pemahaman tentang jenis-jenis biaya usaha dalam studi kelayakan bisnis digunakan untuk
memisahkan jenis-jenis biaya dalam perhitungan kelayakan finansial. Untuk menjalankan
usaha, anda memerlukan dua jenis biaya sebagai berikut (Suliyanto, 2010:185).

1. Biaya investsi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka wakt lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang. Contoh biaya investasi adalah 1) biaya persiapan penyusunan kelayakan bisnis,
perizinan, persiapan, perekrutan karyawan dan pelatihan karyawan baru, biaya uji coba
mesin dan peralatan; 2) biaya pembelian atau sewa tanah dan gedung; 3) biaya pembelian
mesin dan peralatan; 4) biaya pembelian furnitur; dan 5) biaya pembelian kendaraan. Selain
untuk pembelian barang investasi yang telah disebutkan, investasi juga diperlukan sebagai
modal kerja. Modal kerja merupakan modal yang diperlukan untuk belanja operasi sehari-
hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah,
dimana dana yang dikeluarkan tersebut akan segera kembali masuk ke perusahaan dalam
jangka waktu pendek melalui hasil penjualan produksi.

2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah semua biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan bisnis dapat
peroperasi atau berjalan secara normal. Contoh biaya operasional adalah 1) biaya bahan,
termasuk ddidalamnya biaya bahan baku, biaya bahan penolong; 2) biaya bahan bakar
misalnya solar, minyak tanah atau kayu bakar; 3) biaya personal, termasuk didalamnya gaji,
tunjangan dan bonus ; dan 4) biaya lain-lain, termasuk didalamnya iuran listrik, air,
Selain hal tersebut diatas, Nurlela dalam Musfira (2015:8) membagi biaya berdasarkan
perilaku biaya yang terbagi atas tiga golongan, yaitu biaya tetap, biaya variabel dan biaya
semi variabel.

1. Biaya Tetap
Beberapa ahli mendefinisikan biaya tetap sebagai berikut:

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


7 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Menurut Carter dalam Musfira (2015:9)

Biaya tetap didefinisikan biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis
meningkat atau menurun.
b. Hansen dan Mowen dalam Musfira (2015:9)
Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap dan konstan dalam rentang
yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.

c. M. Fuad dalam Musfira (2015:9)


Biaya tetap adala yang memiliki karakter; 1) Totalitasnya tidak berubah (konstan) tanpa
memandang perubahan tingkat aktivitas, 2) Biaya satuannya (unit cost) akan berbanding
terbalik dengan perubaha volume keluaran.

2. Biaya Variabel
Menurut Musfira (2015:9) variabel adalah biaya yang berubah secara proposional ketika
adanya perubahan pada aktivitas, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Biaya yang berubah total menurut perbandingan yang searah dengan perbandingan
perubahan tingkat aktivitas.

b. Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan).

3. Biaya Semivariabel
Berikut ini merupakan definisi biaya semivariabel menurut ahli:
a. Menurut Carter dkk dalam Musfira (2015:10)
Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-
karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel.

b. Menurut Hansen dan Mowen dalam Musfira (2015:10)


Biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel.

1.3.3. Jenis-Jenis Modal


Berikut ini merupakan jenis-jenis modal menurut Suliyanto (2010:186):
1. Modal asing
Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan, yang sifatnya sementara
bekerja dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan modal asing merupakan utang yang
harus dibayar kembali. Berdasarkan jangka waktunya modal asing atau utang dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


8 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Utang jangka pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya paling lama satu
tahun. Jenis utang jangka pendek misalnya 1) kredit rekening koran, 2) kredit dari penjual, 3)
kredit dari pembeli, dan 4) kredi dari wesel.
b. Utang jangka menengah
Utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu
tahun dan kurang dari seuluh tahun. Jenis utang jangka menengah misalnya 1) tearm loan,
2) lease financing.
c. Utang jangka panjang
Utang jangka panjang adalah utang jangka waktu pengembaliannya lebih dari sepuluh
tahun. Contoh jenis utang jangka panjang misalnya 1) pinjaman obligasi, 2) pinjaman
hipotek.

2. Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan, yang tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu. Modal sendiri dapat dibagi dalam
bentuk berikut.
a. Modal saham

Saham merupakan tanda ikut ambil bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas
(PT), jenis-jenis saham dapat berupa 1) saham biaya, 2) saham preferen dan 3) saham
kumulatif preferen.
b. Cadangan

Cadangan adalah keuntungan ang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu lampau
atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah 1)
cadangan ekspansi, 2) cadangan modal kerja, 3) cadangan selisih kurs, dan 4) cadangan
umum.
c. Laba ditahan

Keuntungan perusahaan sebagian dapat dibayarkan sebagai dividen dan sebagian dapat
ditahan oleh perusahaan. Laba perusahaan yang ditahan perusahaan yang sudah
mempunyai tujuan disebut dengan cadangan, tetapi laba perusahaan yang ditahan dan
belum memiliki tujuan tertentu disebut dengan laba ditahan.

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


9 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.4. Analisis Kelayakan Investasi
Menurut Suliyanto (2010:228), sebelum melakukan analisa ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, yaitu:
1. Penentuan biaya investasi dan biaya operasional

2. Membagi biaya variabel dan biaya tetap

3. Membuat asumsi:

a. Pertumbuhan pendapatan yang diinginkan

b. Rata-rata pertumbuhan inflasi

c. Rata-rata tingkat suku bunga kredit

4. Menentukan rugi laba

5. Menentukan proceeds dari rugi laba yang telah dihitung

Setelah penentuan hal tersebut, analasis akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1.4.1. Metode Payback Period (PP)


1. Pengertian dan Rumus
Payback Period (Periode Payback) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung
lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari
aliran kas masuk (Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila
proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi
dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds.
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah
suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek
dibandingkan periode payback maksimum. Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu
investasi lebih panjang daripada period payback maksimum maka investasi tersebut
dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk
menentukan alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback
Period yang paling pendek.

1.4.2. Metode Net Present Value (NPV)

1. Pengertian

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


10 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada metode Payback Period (PP). Metode Net Present Value merupakan
metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk
bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays).
Oleh karena itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan metode NPV
diperlukan data aliran kas keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa
yang akan datang (future net cash inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan.
Jika hasil perhitungan NPV positif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rate of return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif
berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan rate of return
minimum yang diinginkan, maka investasi sebaiknya ditolak.

Daftar Pustaka

1. Bhattacharya, S.K, (2005), electrical engineering drawing, New Age Int. Limited, New
Delhi.
2. Reddy, K. Venkata, (2008), textbook of engineering drawing, BS Publication, Hyderabad.
3. Foster, Jay (2007), electrical plan design, Jones & Bartlett Publishers, LLC,
Massachusetts.

2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2


11 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2018 Peranc & Aplikasi Sist Tek. Indst 2
12 Muhammad Isa Lufti, ST. MMT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai