Anda di halaman 1dari 16

Nama : Fauziah Islamiati S.

Kelas : STUDI KELAYAKAN BISNIS (D)

NPM : 183403026

1. Tujuan menganalisis aspek keungan dari suatu studi kelayakan bisnis


adalah:

 untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan


manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara
pengeluaran dan pendapatan. seperti ketersediaan dana, biaya modal
awal, kemampuan untuk membayar kembali dana tersebut dalam
waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah perusahaan akan
dapat berkembang terus.
 untuk menghindari kesalahan dalam penanaman modal untuk sebuah
usaha yang ternyata setelah berjalan malah tidak memberikan
keuntungan. Jadi kalau sudah menilai bisnis dari aspek keuangan dan
hasilnya layak, maka bisnis tersebut sudah bisa dimulai.

2. Hal yang dikaji dalam aspek keuanagan dalan study kelayakan bisnis

1) Aspek Pemasaran

Perusahaan harus menentukan pasar sasaran dengan melakukan


segmentasi pasar karena pasar pada dasarnya bersifat heterogen. Segmentasi
pasar menghasilkan segmen-segmen yang relatif homogen. Dalam pemasaran
biasanya dikenal dengan sistem STP (Segmentasi, Targeting dan Postioning).

a. Segmentasi
Seperti yang telah disebutkan bahwa segmentasi merupakan pengelompokan
pasar yang heterogen menjadi homogen. Manajemen dapat melakukan
pengkombinasian beberapa variabel untuk mendapatkan cara terbaik dalam
mensegmentasi pasarnya. Komponen-komponen utama dari tiap aspek
antara lain aspek geografis (bangsa dan negara), aspek demografis (usia,
daur hidup, dan jenis kelamin), aspek psikografis (kelas sosial dan gaya
hidup), aspek perilaku (tingkat penggunaan, status kesetiaan dan sikap
pembeli).

b. Menetapkan Pasar Sasaran (Targetting)


Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan
analisis untuk dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup
lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan
dengan menelaah tiga faktor, yaitu faktor ukuran dan pertumbuhan segmen,
kemenarikan struktural segmen serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.

c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki,


selanjutnya posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
Penentuan posisi pasar terdiri atas tiga langkah yaitu mengidentifikasi
keunggulan komparatif, memilih keunggulan komparatif, dan mewujudkan
serta mengkomunikasikan posisi.

2) Aspek Teknik dan Teknologi

Ada 3 masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu penentuan


posisi perusahaan, masalah desain, dan masalah operasional. Sedangkan
kelompok masalah desain, perosalan utamana adalah : pemilihan teknologi,
perencanaan kapasitas proses produksi jasa, perencanaan tata letak usaha.
Aspek teknik dan teknologi meliputi :

a. Penentuan strategi produksi


Dalam memproduksi barang ataupun jasa yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen maka dilakukanlah penelitian, seperti
penelitian pasar dan pemasaran, maka dari masukan penelitian pasar dan
pemasaran berikutnya akan ditetapkan macam-macam produk yang
menjadi alternatif untuk dibuat. Mengacu pada alternatif produk yang akan
dibuat akan dikaji pula kaitannya dengan aspek-aspek yang lain seperti
aspek keuangan.
b. Pemilihan dan Perencanaan Produk
Setelah beberapa alternatif produk telah tersaring maka selanjutnya akan
dikaji produk mana yang akan menjadi prioritas untuk diproduksi.
c. Perencanaan kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen, kualitas produk
baik yang berupa barang ataupun jasa perlu ditentukan berdasarkan
dimensi-dimensinya yaitu produk jasa atau servis Zeithaml
mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kulitas jasa
yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles
d. Pemilihan teknologi
Pada saat ini pilihan teknologi untuk berproduksi baik barang maupun
jasa, telah dan sedang berkembang terus sesuqai dengan kemajuan
zaman, dan akan lebih baik dengan berkembangnya teknologi
menghasilkan efisiensi yang tinggi pada produksi. Dalam pemilihan
teknologi biasanya produk dapat diproduksi oleh beberapa cara, sehingga
membuat teknologi pun perlu ditentukan secara jelas.
e. Rencana kapasitas produksi
Kapasitas di didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, akpasitas dapat dilihat
dari sisi masukan (input) atau keluaran (output).
f. Perencanaan letak pabrik
Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi
perlu dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap
banyak aspek, seperti biaya. Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan,
antara lain letak konsumen potencial, letak bahan baku utama, sumber
tenaga kerja, sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik
disekitar pabrik, fasilitas transportasi yang memadai, fasilitas untuk pabrik,
lingkungan masyarakat sekitar, peraturan pemerintah seperti kawasan
berikat dan AMDAL. Bagi perusahaan jasa dapat dibagi dua macam yaitu
pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa dan penyedia jasa mendatangi
konsumen
g. Perencanaan tataletak (layout)
Bagi industri manufaktur,bagi perusahaan manufaktur paling tidak ada tiga
jenis tempat yang perlu diatur layout-nya yaitu pabrik, kantor, dan gudang.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk
pabrik, yaitu sifat produk yang dibuat, jenis proses produksi, jenis barang
serta volume produksi yang dihasilkan, jumlah modal yang tersedia untuk
proses produksinya, keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas,
aliran barang dalam proses produksi, penggunaan ruangan hendaknya
selain untuk efektif bekerja juga harus diperhatikan untuk kesehatan dan
kenyamanan dan letak mesin-mesin serta fasilitas lain
h. Perencanaan jumlah produksi
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah
produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya permintaan, kapasitas
pabrik, suplai bahan baku, modal kerja, peraturan pemerintah dan
ketentuan teknis lainnya.
i. Manajemen persediaan
Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasipermintaan
konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai
kekurangan bahan baku. Hal-hal yang perlu dikaji dalam rangka study
kelayakan antara lain adalah sebagai berikut penentuan jumlah order,
safety stock, inventory system dan Materials Requirment Planning.
j. Pengawasan kualitas produk
Untuk memahami kualitas, dapat digunakan trilogi manajerial yang
meliputi perencanaan, perbaikan, dan pengendalian.
3) Aspek Manajemen

Manajemen dalam pembanguan proyek bisnis maupun manajemen


dalam implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen
lainnya. Manajemen berfungsi untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Banyak terjadi, bahwa
proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan
disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen. Didalam
pembangunan proyek bisnis, telah manajemennya antara lain menyusun
rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasikan dan
mengawasi pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya.

4) Aspek Sumber Daya Manusia

Dalam membangun protek bisnis, khususnya bisnis jasa yang relatif


besar, ketersediaan SDM untuk manajer proyek dn staff proyek
hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada
SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuah tim yang
efektif merupakan suatu kombinasi seni dan ilmu pengetahuan.
Membangun sebuah tim yang efektif memerlukan perimbangan bukan
hanya mengenai keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata,
melainkan juga mengenai peranan penting dalam keserlarasan
manajemen dalam bekerja.

5) Aspek Finansial

Merealisasikan proyek bisnis tentu membutuhkan dana investasi. Dana


diklasifikasina berdasarkan pada aktiva tetap berwujud, seperti tanah,
banguna, pabrik dan mesin serta aktiva tidak berwujud seperti paten, lisensi,
biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi. Setelah sejumlah dana yang
dibuthkan diketahui, tahap berikutnya adalah mennetukan dalam bentuk apa
dana tersebut didapat. Beberapa sumber dana yang penting antara lain :

1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan,


2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal,
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal,
4. Kredit yang diterima dari bank,
5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.

Studi kelayakan dari aspek keuangan perlu menganalisis perkiraan arus kas.
Pada umunya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk melakukan
penilaian arus kas suatu investasi, yaitu metode payback period, net present value,
internal rate of return dan profitability index, serta break even point.

6) Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik

Dari segi aspek ekonomi, cukup banyak data makroekonomi yang


tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak
yang dapat dijadikan sebagai factor indikator ekonomi yang dapat diolah
menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis misalnya :
PDB (Produk Domestik Bruto), investasi, valuta asing, kredit perbankan,
anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri,
dan neraca pembayaran.

Dari segi aspek sosial maka yang ditinjau adalah tujuan utama
perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya maka perusahaan tidak dapat bertahan lama. Perusahaan
hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan
yang prulalitas dan kompleks walau hendaknya berada dalam satu
keseimbangan.

Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam aspek ekonomi, sosial,


dan politik sebagai berikut :

1. Pengaruh bisnis tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara


2. Pengaruh bisnis tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan diperoleh
3. Penambahan kesempatan kerja
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap industri lain

Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramai daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya.

7) Aspek Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup sering disebut juga dengan AMDAL (Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
sudah dikembangkan oleh beberapa Negara maju sejak 1970 dengan
nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact
Assessment yang keduanya disingkat dengan EIA. AMDAL diperlukan untuk
melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok yakni :
a) Karena undang-undang dan peraturan pemerintah mengkehendaki
demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik bisnis
yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan bisnisnya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak ke
lingkungan di sekitarnya.
b) AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya bisnis-bisnis industri. Para pemarkasa harus membuat
AMDAL dengan konsekuensi dia mengeluarkan biaya. Tanggung jawab
penyelenggaraan AMDAL ini buka berarti harus diemban oleh pemarkasa
bisnis itu sendiri. Ia dapat menyerahkan ke penyelenggaraan konsultan
swasta ataupun pihak lain atas dasar dari hukum pemerintah.

8) Aspek Hukum dan Legalitas

Untuk menganalisa siapa pelaksanaan bisnis, tentunya hal ini


menyangkut pada badan usahanya dan orang-orang atau individu yang
terlibat. Bentuk badan usaha yang akan digunakan. Beberapa bentuk
perusahaan di Indonesia, dari segi yuridisnya ada :
a) Perusahaan perseorangan : jenis usaha ini merupakan perusahaan
yang diawasi dan dikelola oleh seorang.
b) Firma : suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa
orang dengan menggunakan nama bersama.
c) Perseroaan Comanditer (CV) : merupakan suatu persekutuan yang
didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing menyerahkan
sejumlah uang dalam jumlah yang tidak perlu sama.
d) Perusahaan Negara dimana usaha yang modalnya secara keseluruhan
dari Negara.
e) Koperasi : badan usaha yang bergerak dalam bidak ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan anggotanya

3. Sumber dana untuk membiayai nvestasi dan biaya investasi apa saja
yang dikeluarkan

 Perolehan dana untuk membiayai investasi dapat dicari dari berbagai


sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri atau dari modal
pinjaman atau keduanya.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk
modal kerja jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua
macam, yaitu:

1. Modal Asing (Modal Pinjaman)


Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh
dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
Perolehan modal asing juga relatif sulit karena diperlukan syarat-syarat
tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas,
artinya tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu dengan menggunakan
modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
sungguh-sungguh mengejakan usaha yang dijalankan.
Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari:
 Pinjaman dari dunia perbankan
 Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, atau
lembaga keuangan lainnya.
 Pinjaman dari perusahaan nonbank

2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup
artinya hanya dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan
terbuka dengan menjual saham kepada masyarakat luas.
Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai sesuatu
usaha adalah tidak adanya beban bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan
hanya berkewajiban membayar deviden.

Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:


 Setoran dari pemegang saham
 Dari cadangan laba; atau
 Dari laba yang belum dibagi.

 Biaya Kebutuhan Investasi


Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki
jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Komponen yang
terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan
jenis usaha yang dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi
meliputi : biaya prainvestasi, biaya aktiva tetap, dan biaya operasi.

Secara umum komponen biaya kebutuhan nvestasi adalah sebagai berikut:


1. Biaya prainvestasi terdiri dari:
 biaya pebuatan studi
 biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti
 Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin, bangunan,
perlatan, inventaris kantor dan aktiva berwujud lainnya.

Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill, hak cipta, lisensi,
dan merk dagang
3. Biaya operasional yang terdiri dari:
 Upah dan gaji karyawan
 Biaya listrik
 Biaya telepon dan air
 Niaya pemeliharaan
 Pajak
 Premi asuransi
 Biaya pemasaran, dan Biaya-biaya lainnya.
4. Beberapa metode penilaian terhadap kelayakan proyek investasi beserta
kekuranga dan kelebihannya

1) Metode Net Present Value (NPV)

Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai
sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih
dimasa mendatang.
Dalam perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan
biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari
investasi yang sedang direncanakan.

Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan :

 Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti
nilai NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.

 Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai
NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Kelebihan Analisa Metode Net Present Value.

1. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan


2. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan
3. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan

Kekurangan Analisa Metode Net Present Value

1. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang
juga berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan
investasi tersebut lebih baik
2. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa
investasi
3. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas.
Faktor usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.

2) Metode Payback Period (PP)

Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah


metode untuk mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah
dikeluarkan. Payback period mengukur lamanya dana investasi yang
dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya seperti awal mula.
Secara umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode
pengembalian yang lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk
dijalankan. Begitu juga sebaliknya, apabila payback period menunjukkan
periode pengembalian yang lebih lama. Maka investasi tersebut tidak layak
untuk dijalankan. Apabila ada lebih dari satu jenis investasi yang ditawarkan,
periode pengembalian yang paling singkat yang seharusnya dipilih.
Analisa metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh
tambahan informasi mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang
akan diiinvestasikan. Seperti perusahaan teknologi contohnya handphone
yang setiap bulan bahkan muncul produk baru yang membuat produk
sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru.

+ Kelebihan Payback Period

1. Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi


akan kembali.
2. Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even poin
3. Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin
pendek payback period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga
sebaliknya.
4. Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai
return dan resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo
pengembalian atas investasi. Payback period yang lebih pendek itulah yang
disarankan untuk dipilih.
5. Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan
bisa diminialisir.

- Kekurangan Payback Period

1. Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang


diperoleh setelah masa payback period tercapai.
2. Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of
money)
3. Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa
diterima perusahaan.
4. Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi.
Tidak menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah
direncanakan.

3) Metode Profitability Index (PI)


Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI)
membandingkan antara nilai arus kas dimasa mendatang dengan nilai
pengeluaran investasi yang sekarang.
Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba
investasi) dan value investment ratio (rasio investasi nilai).
Apabila profitability Index hasilnya lebih besar dari 1, Investasi tersebut
layak untuk diambil. Semakin besar angkanya, maka investasi tersebut
semakin layak.

Kelebihan Profitability Index

1. Profitability index memberikan informasi persentase arus kas dimasa


mendatang dengan aliran kas awal (cash initial)
2. Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital)
3. Profitability index memperhitungkan semua arus kas
4. Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money)

Kekurangan Profitability Index

1. Profitability index tidak menginformasikan tentang return suatu proyek


investasi
2. Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko investasi
3. Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memberikan keuntungan
bagi perusahaan
4. Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal

4) . Metode Average Rate of Return (ARR)

Metode penilaian investasi average rate of return ini menilai seberapa


besar keuntungan dari sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba
bersih setelah pajak yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi.
Jadi ARR diukur dari laba perusahaan. Bukan arus kas investasi perusahaan.
Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih besar daripada tingkat return yang
diisyaratkan. Maka investasi ini layak untuk lakukan. Namun apabila yang terjadi
sebaliknya, maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Kelebihan Average Rate of Return

1. Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak


diperlukan tambahan perhitungan
2. Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap
laba perusahaan.
3. Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba
rugi perusahaan.

Kekurangan Average Rate of Return

1. Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money)
2. Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan
saat ini bisa menyesatkan diwaktu yang akan datang
3. Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus
kas dari investasi yang dijalankan.
4. Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.

5) Metode Internal Rate of Return (IRR)

Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode


analisa investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan
present value (nilai sekarang) investasi saat ini dengan present value dari
penerimaan arus kas dimasa yang akan datang. Metode IRR ini
mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah
digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan
IRR adalah hitungan yang menunjukkan tingkat return yang sebenarnya.

Kelebihan Internal Rate of Return

1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang


2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi
4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan
investasi bisa membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas
belakangan
Kekurangan Internal Rate of Return

1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari


nilai yang kemungkinan bisa dicapai
2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and
error apabila tidak menggunakan software.
3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan
dalam ukuran dan keadaan investasi.
4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak
menghasilkan nilai IRR sama sekali.

5. pandangan islam terkait penilaian aspek keuangan dalam studi


kelayakan bisnis

Untuk memulai maupun mengembangkan usaha, kita memerlukan modal baik


dari sumber internal maupun eksternal. Keuangan syariah adalah bentuk keuangan
yang didasarkan pada syariah atau bangunan hukum Islam. Syariah, yang berarti
”jalan menuju sumber air”, dipenuhi dengan tujuan moral dan pelajaran tentang
kebenaran. Karena itu, syariah lebih dari sekadar seperangkat aturan-aturan hukum.
Sejatinya, syariah mewakili gagasan bahwa semua manusia dan pemerintah tunduk
kepada keadilan dibawah hukum Keuangan syariah memiliki satu persyaratan utama
setiap transaksi harus sesuai dengan syariah. Untuk menjamin kepatuhan terhadap
syariah, lima prinsip utama dibawah ini harus di patuhi secara ketat.

Tahun Penjualan Biaya (45%) Penyusutan EBIT Pajak (20%) EAT P


2010 Rp10.000.000.000 Rp4.500.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.000.000.000 Rp800.000.000 Rp3.200.000.000 Rp4
2011 Rp10.500.000.000 Rp4.725.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.275.000.000 Rp855.000.000 Rp3.420.000.000 Rp4
2012 Rp11.000.000.000 Rp4.950.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.550.000.000 Rp910.000.000 Rp3.640.000.000 Rp5
2013 Rp11.000.000.000 Rp4.950.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.550.000.000 Rp910.000.000 Rp3.640.000.000 Rp5
2014 Rp11.500.000.000 Rp5.175.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.825.000.000 Rp965.000.000 Rp3.860.000.000 Rp5
2015 Rp12.500.000.000 Rp5.625.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.375.000.000 Rp1.075.000.000 Rp4.300.000.000 Rp5
2016 Rp12.750.000.000 Rp5.737.500.000 Rp1.500.000.000 Rp5.512.500.000 Rp1.102.500.000 Rp4.410.000.000 Rp5
2017 Rp12.750.000.000 Rp5.737.500.000 Rp1.500.000.000 Rp5.512.500.000 Rp1.102.500.000 Rp4.410.000.000 Rp5
2018 Rp12.000.000.000 Rp5.400.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.100.000.000 Rp1.020.000.000 Rp4.080.000.000 Rp5
2019 Rp12.800.000.000 Rp5.760.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.540.000.000 Rp1.108.000.000 Rp4.432.000.000 Rp5
Jumla
Rp116.800.000.000 Rp52.560.000.000 Rp15.000.000.000 Rp49.240.000.000 Rp9.848.000.000 Rp39.392.000.000 Rp54
h

a. Average Rate of Return (ARR)


ARR = (Rata-rata EAT/ Rata-rata Investasi) x 100%
= (Rp3.939.200.000/Rp9.000.000.000) x 100%
= 43,77 %
KESIMPULAN :
Dari hasil perhitungan ARR > COC yaitu 43,77% > 25% maka usulan proyek diterima.

b. Payback Period (PP)


Total Investasi Rp18.000.000.000
Proceed Tahun I (Rp4.700.000.000)
Rp13.300.000.000
Proceed Tahun II (Rp4.920.000.000)
Rp8.380.000.000
Proceed Tahun III (Rp5.140.000.000)
Rp3.240.000.000
Payback Period = 3 Tahun + (Rp3.240.000.000/Rp5.140.000.000)x12 bulan
= 3 Tahun + 7,5 bulan
= 3,75 tahun
Kesimpulan : Oleh karena Payback Period 3,75 tahun lebih pendek dari umur ekonomis 10 tahun,
maka sebaiknya usulan proyek tersebut dapat diterima karena menguntungkan.
c. Net Present Value (NPV)

EAT Penyusutan Proceeds DF (25%) PV of Proceeds

Rp3.200.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.700.000.000 0,8000 Rp3.760.000.000


Rp3.420.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.920.000.000 0,6400 Rp3.148.800.000
Rp3.640.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.140.000.000 0,5120 Rp2.631.680.000
Rp3.640.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.140.000.000 0,4096 Rp2.105.344.000
Rp3.860.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.360.000.000 0,3277 Rp1.756.364.800
Rp4.300.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.800.000.000 0,2621 Rp1.520.435.200
Rp4.410.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.910.000.000 0,2097 Rp1.239.416.832
Rp4.410.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.910.000.000 0,1678 Rp991.533.466
Rp4.080.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.580.000.000 0,1342 Rp748.934.922
Rp4.432.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.932.000.000 0,1074 Rp636.943.650
PV of proceed 18.539.452.870

PV of outlays 18.000.000.000

NPV = Rp539.452.870
KESIMPULAN :
Karena NPV bernilai positif, maka sebaiknya usulan proyek tersebut dapat diterima.

d. Internal Rate of Return (IRR)

Kita menggunakan konsep trial and error


Kita coba dengan menggunakan tingkat bunga 30%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

EAT Penyusutan Proceeds DF (25%) PV of Proceeds

Rp3.200.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.700.000.000 0,8000 Rp3.760.000.000


Rp3.420.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.920.000.000 0,6400 Rp3.148.800.000
Rp3.640.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.140.000.000 0,5120 Rp2.631.680.000
Rp3.640.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.140.000.000 0,4096 Rp2.105.344.000
Rp3.860.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.360.000.000 0,3277 Rp1.756.364.800
Rp4.300.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.800.000.000 0,2621 Rp1.520.435.200
Rp4.410.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.910.000.000 0,2097 Rp1.239.416.832
Rp4.410.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.910.000.000 0,1678 Rp991.533.466
Rp4.080.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.580.000.000 0,1342 Rp748.934.922
Rp4.432.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.932.000.000 0,1074 Rp636.943.650
PV of proceed 18.539.452.870

PV of outlays 18.000.000.000

EAT Penyusutan Proceeds DF (30%) PV of Proceed


Rp3.200.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.700.000.000 0,769 Rp3.614.300.000
Rp3.420.000.000 Rp1.500.000.000 Rp4.920.000.000 0,592 Rp2.912.640.000
Rp3.640.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.140.000.000 0,455 Rp2.338.700.000
Rp3.640.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.140.000.000 0,35 Rp1.799.000.000
Rp3.860.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.360.000.000 0,269 Rp1.441.840.000
Rp4.300.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.800.000.000 0,207 Rp1.200.600.000
Rp4.410.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.910.000.000 0,159 Rp939.690.000
Rp4.410.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.910.000.000 0,123 Rp726.930.000
Rp4.080.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.580.000.000 0,094 Rp524.520.000
Rp4.432.000.000 Rp1.500.000.000 Rp5.932.000.000 0,073 Rp433.036.000
PV of Proceeds Rp15.931.256.000
PV of Outlays Rp18.000.000.000

NPV = (Rp3.931.256.000)
Discount Rate PV Of Proceeds
25% Rp18.539.452.870
30% Rp15.931.256.000
5% Rp2.608.196.870
Pada discount rate 1 (25%)
PV of Proceeds = Rp18.539.452.870
18.539.452.870
PV of Layouts = Rp18.000.000.000
Perbedaan = Rp539.452.870
Persentase perbedaannya = (Rp539.452.870/Rp2.608.196.870) x 5% = 1,03%
Jadi IRR yang dicari adalah = 25% + 1,03% = 26,03%
18.539.452.870
Dari hasil perhitungan diatas didapat IRR sebesar 26,03% lebih vesar dari pada cost of capital 25%
(tingkat bunga), maka sebaiknya usulan proyektersebut diterima karena menguntungkan.
e. Profitability Index (PI)
PI = PV of Proceeds / PV of Outlays
= Rp18.539.452.870 / Rp18.000.000.000
= 1,03
KESIMPULAN :
Dari hasil perhitungan diatas PI didapat 1,03 lebih besar dari 1, sehingga usulan proyek
tersebut dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai