Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

PISANG SALE NADYA DI LOMBOK UTARA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

OLEH
M. ANDRI KUSNIAWAN (J1A014159)
REZA ZAMZAMI AMIN (J1A014103)
SITI NUR KHOLIDA (J1A014117)
SRI PRATIWI RATNANINGRUM (J1A014121)
TILA DWI AGUSTIA (J1A014129)
TUTIK RAHMAWATI (J1A014131)
YULI NURMAYANTI UTAMI (J1A014137)
YUNITA RUSNYANTI (J1A014139)

BIDANG STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur kemajuan dari suatu
daerah. Dimana sebagian besar pemacu pertumbuhan ekonomi adalah pada sektor
industri. Salah satu elemen yang memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan
ekonomi adalah industri kecil dan menengah ( IKM ). Industri kecil dan menengah
memiliki ketahanan terhadap goncangan perekonomian global. Di samping itu,
industri kecil memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka
peluang usaha serta dapat mewujudkan peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat.
Salah satu industri makanan yang berkembang di Kabupaten Lombok Utara
adalah usaha pisang sale NADYA. Pisang sale "NADYA" mendapat respon yang
sangat baik dari konsumen karena diminati oleh semua kalangan mulai dari kalangan
bawah, menengah hingga kalangan atas. Karena camilan ini banyak peminatnya,
sehingga pisang sale "NNADYA" ini menjadi "primadona" di kabupaten Lombok
Utara (KLU) bahkan menjadi produk unggulan di Kabupaten Lombok Utara.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik membahas masalah ini dan
mengangkatnya

sebagai

paper

mata

kuliah

Ekonomi

Teknik

dengan

judul ANALISIS KELAYAKAN USAHA PISANG SALE NADYA DI


LOMBOK UTARA

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha ini bertujuan untuk mengetahui
apakah usaha pisang sale NADYA ini masih layak atau tidak untuk dipertahankan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Studi Kelayakan Usaha
Secara garis besar, menurut pengertian John M. Echols, bisnis berarti
perusahaaan. Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan
dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya (Kasmir dan Jakfar,
2009).
Menurut Husein Umar (2007), studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin
dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan.
Sedangkan

menurut Yunizurwan

(2009),

studi

kelayakan

usaha

merupakan suatu laporan yang memuat data hasil survei lapangan dan
perhitungan perhitungan untuk dapat mengambil suatu keputusan atau
merekomendasikan apakah suatu gagasan usaha atau perancangan bisnis layak
untuk dilanjutkan atau tidak ditinjau dari berbagai aspek. Oleh sebab itu dalam
perhitungan perhitungan studi kelayakan usaha, data yang digunakan
hendaknya data ril ( tidak boleh dipakai data yang direkayasa ), sehingga hasil
perhitungan menggambarkan kondisi yang sebenarnya, namun apabila
memakai asumsi dalam perhitungan, asumsi tersebut hendaklah wajar dan
logis.
Dari kedua pengertian di atas, didapatkan pengertian dari studi kelayakan
usaha adalah penelitian yang dituangkan ke dalam laporan, dimana berisi data
hasil survei lapangan dan perhitungan, untuk dapat digunakan sebagai
keputusan

atau

tersebutdibangun,

rekomendasi
maupun

terhadap

saat

memperhatikan berbagai aspek.

layak

atau

dioperasionalkan

tidak

secara

layak usaha
rutin, dengan

2.2 Lembaga Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Usaha


Studi kelayakan usaha diperlukan oleh lembaga atau instansi baik swasta
maupun pemerintah, disamping lembaga keuangan. Instansi tersebut
memerlukan studi kelayakan usaha untuk berbagai kepentingan. Studi
kelayakan usaha yang dibuat untuk keperluan sosial atau non komersial,
pembahasan di titik beratkan pada manfaat atau benefit yang diberikan oleh
adanya usaha tersebut, sedangkan untuk keperluan komersial, pembahasan di
titik beratkan pada laba atau profit yang akan diperoleh (Yunizurwan, 2009).
Beberapa lembaga atau instansi yang memerlukan studi kelayakan usaha
adalah :
1. Pihak Manajemen Perusahaan, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
Studi kelayakan usaha dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan
maupun pihak internal perusahaan. Terlepas dari siapa yang membuat
laporan ini, pembuatan laporan ini diperlukan dalam peningkatan usaha
untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, pengajuan peminjaman
modal, dan sebagainya.
2. Investor, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
a) Melihat apakah profit atau keuntungan yang diperoleh sebanding
dengan investasi yang ditanamkan ( Profit Margin ).
b) Memilih jenis usaha yang lebih menguntungkan.
3. Kreditor, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
a) Melihat layak atau tidaknya suatu usaha yang diberi pinjaman.
b) Seberapa besar pinjaman yang dapat diberikan kepada usaha tersebut.
4. Pemerintah, memerlukan studi kelayakan usaha untuk :
Menetapkan kebijakan dan skala prioritas. Penghematan devisa negara,
penggalakan ekspor nonmigas, dan pemakaian tenaga kerja massal
merupakan contoh dari kebijakan pemerintah. Usaha-usaha yang
membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu,
misalnya dengan subsidi dan keringanan lainnya.

2.3 Aspek aspek Studi Kelayakan Usaha

Menurut

Husein

Umar (2007), ruang

lingkup analisis

kelayakan

bisnismeliputi beberapa aspek. Aspek aspek tersebut adalah sebagai berikut :


1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam kaitan dengan studi kelayakan suatu usaha, aspek pasar dan
pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting. Hal ini
disebabkan aspek pasar dan pemasaran sangat menentukan hidup matinya
suatu perusahaan.
Evaluasi aspek pasar dan pemasarannya sangat penting dilakukan
karena tidak ada usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pada dasarnya analisis
pasar

dan

pemasaran

bertujuan

untuk

mengetahui

luas

pasar dan pertumbuhan permintaan dari produk yang bersangkutan.


2. Aspek Teknik dan Teknologi
Evaluasi aspek teknis ini mempelajari kebutuhan kebutuhan teknis
perusahaan, seperti jenis teknologi yang dipakai, kualitas (bahan baku dan
proses

produksi), lokasi

atau

letak pabrik,

tata letak

pabrik,

dan

perencanaan jumlah produksi.


3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen yang dievaluasi ada dua macam, yang pertama
manajemen saat pembangunan pabrik dan yang kedua manajemen saat
pabrik

telah

dioperasikan. Dalam

pembangunan

pabrik,

telaah

manajemennya antara lain menyusun rencana kerja, siapa saja yang terlibat,
bagaimana mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan proyek dengan
sebaik baiknya. Sedangkan untuk telaah operasional proyek antara lain
menentukan bentuk badan usaha, jenis jenis pekerjaan, struktur organisasi
serta sumber daya manusia.
4. Aspek Yuridis
Evaluasi

terhadap

aspek

yuridis

perlu

dilakukan,

bagi

pemilik perusahaan, evaluasi ini berguna antara lain untuk kelangsungan


hidup perusahaan serta dalam rangka meyakinkan para kreditur dan
investor bahwa pabrik yang akan dibuat tidak menyimpang dari aturan
yang berlaku. Seperti diketahui dalam suatu perusahaan dimana banyak

pihak pihak yang berkepentingan bergabung, dapat saja terjadi


pelanggaran pelanggaran terhadap kewajiban dari masing masing pihak,
sehingga penegakan aturan menjadi penting untuk dilaksanakan.
5. Aspek Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan
dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan disini terbagi menjadi lingkungan
hidup dan lingkungan sosial.
6. Aspek Finansial
Studi

kelayakan

terhadap

aspek finansial perlu

menganalisis

bagaimana prakiraan aliran kas yang terjadi. Pada umumnya ada empat
metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran
kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV) dan
Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Profitability Index.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Dalam pengambilan data yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian
pada bagian bagian yang mencakup aspek financial. Penelitian dilakukan pada
Industri Kecil dan Menengah Pisang Sale NADYA yang beralamat di Dusun
Karang Kates, Desa Gondang, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara.
3.2 Cara Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan metode
sebagai berikut :
1) Wawancara
Yaitu dengan tanya jawab serta diskusi dengan pemilik dan tenaga kerja yang
terlibat langsung dalam proses produksi. Selain itu, penulis melakukan diskusi
dengan pembimbing lapangan.
2) Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan terhadap kegiatan
produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja langsung.
3) Studi Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data secara teoritis yang bersumber dari buku buku
pustaka, makalah, dan internet.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Aspek teknik dan teknologi
Aspek teknik dan teknologi yang akan menjelaskan mengenai lokasi usaha,
jenis teknologi yang dipakai, kualitas (bahan baku dan proses produksi), tata letak
pabrik, dan jumlah produksi.
1. Lokasi Usaha

Usaha Pisang Salae NADYA ini terletak Dusun Karang Kates, Desa
Gondang, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Berada tepat di depan
SMP Negeri 3 Gangga. Lokasi usaha pisang sale NADYA ini cukup strategi,
karena tidak jauh dari pasar dan pusat Kabupaten Lombok Utara. Hal ini tentu
saja sangat menguntungkan bagi usaha ini, karena jarak lokasi cukup dekat
dengan sumber bahan baku (pasar Tanjung) dan cukup dekat dengan daerah
pemasaran, sehingga dapat menghemat biaya transportasi bahan baku.
2. Jenis Teknologi yang Digunakan

Alat yang digunakan oleh usaha ini dalam proses pembuatan pisang sale
adalah kompor, wajan besar, oven, pisau, alas penjemuran, spatula, penjepit,
saringan minyak, panci, mesin sealer.
3. Kualitas ( Bahan Baku dan Proses Produksi)
a) Bahan Baku

Dalam pembuatan pisang sale, bahan bakunya adalah pisang, garem, minyak
goreng, bumbu, tepung beras, dll. Semua bahan baku yang dipakai berasal
dari Kabupaten Lombok Utara. Sehingga usaha pisang sale NADYA ini
tidak pernah mengalami kesulitan bahan baku.

4.1.2 Aspek Finansial


Dalam melakukan analisis kelayakan, aspek finansial merupakan faktor yang
menentukan, artinya betapa pun aspek lain seperti aspek teknis dan pemasaran
mendukung, namun tidak ada dana maka akan sia sia. Tujuan dari analisa finansial
ini adalah untuk memperkirakan berapa lama waktu pengembalian investasi dan
keuntungan yang diperoleh, serta memberikan kesimpulan apakah usaha yang
dilakukan layak atau tidak layak.
1. Modal Tetap

Modal tetap adalah sejumlah dana atau aset lain yang dapat dinilai sebagai
dana yang dibutuhkan untuk menyediakan atau pengadaan prasarana dan sarana
produksi, dana, tersebut dihitung mulai dari bisnis masih dalam bentuk gagasan
sampai dengan bisnis beroperasi secara komersil. Dimana contoh dari modal
tetap adalah tanah, bangunan, mesin dan peralatan, dan sebagainya. Adapun
besarnya modal tetap yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
No
.
1.

2.

Tabel 4.1 Modal Tetap Usaha Pisang SaleNADYA Tahun 2010


Deskripsi
Biaya
Jumlah
Tanah
Pembelian tanah
Bangunan
Bangunan Usaha

Rp.11.500.000

Rp. 11.500.000

Rp. 20.000.000
Rp. 20.000.000

3.

Mesin dan Peralatan


Wajan Besar 2 bh x Rp. 150.000
Oven 1 bh x Rp. 10.000.000
Papan pemotong 5 bh x Rp. 25.000
Pisau 2 bh x Rp. 5.000
Kompor besar 2 bh x Rp. 200.000
Serok 2 bh x Rp. 35.000
Spatula 2 bh x Rp. 25.000
Panci 2 bh x Rp. 35.000
Wajan sedang 2 bh x Rp. 40.000
Rak toko 2 bh x Rp. 200.000
Saringan minyak 2 bh x Rp. 25.000

Mesin sealer 1 bh x Rp 200.000

Rp. 300.000
Rp. 800.000
Rp. 125.000
Rp. 10.000
Rp. 400.000
Rp. 70.000
Rp. 50.000
Rp. 70.000
Rp. 80.000
Rp. 400.000
Rp. 50.000
Rp. 200.000
Rp. 2.555.000

6.

Izin izin
Izin PIRT

Rp. 500.000
Total Modal Tetap

Rp. 500.000
Rp. 34.555.000

2. Modal Kerja

Modal kerja adalah sejumlah dana yang disediakan untuk menjamin


kelancaran produksi. Modal kerja merupakan dana yang menjembatani mulai saat
pembelian bahan baku sampai dengan diterimanya hasil penjualan. Dengan
demikian modal kerja disebut juga modal lancar. Yang dihitung dalam modal
kerja adalah semua biaya yang ada dalam biaya produksi selama 1 tahun, kecuali
biaya penyusutan dan premi asuransi. Jumlahnya dihitung untuk jangka waktu
dari pembelian bahan baku hingga diterimanya hasil penjualan. Dalam hal ini
modal kerja atau modal lancar yang dipakai adalah selama 2 bulan. Berikut ini
adalah uraian dari modal kerja pada usaha pisang sale NADYA :
Tabel 4.2 Modal Kerja (2 bulan ) Usaha Pisang Sale NADYA Tahun 2010

No
.
1.

Deskripsi

2.

Bahan baku pisang sale


2/12 x Rp. 24.000.000
Biaya operasi pabrik
Listrik
2/12 x Rp. 1.200.000

3.

Upah tenaga kerja langsung


2/12 x Rp 6.720.000

6.

Biaya lain lain


2/12 x Rp. 960.000
Biaya pemeliharaan dan perawatan
2/12 x Rp. 1.200.000
Biaya umum
2/12 x Rp. 1.200.000

7.
9.
10.
12.

Biaya
Rp. 4.000.000

Rp. 200.000
Rp. 1.120.000
Rp. 160.000
Rp. 200.000

Jumlah produksi yang belum terjual ( 2 bln )


Biaya Pembungkusan
2/12 x Rp. 2.400.000
Jumlah Modal Kerja

Rp. 200.0000
Rp. 0
Rp. 400.000
Rp. 2.280.000

Jumlah modal yang harus disediakan = Modal tetap + Modal Kerja


= Rp. 34.555.000 + Rp. 2.280.000
= Rp. 36.835.000

3. Biaya Penyusutan

Metode yang digunakan dalam perhitungan penyusutan pada usaha pisang


sale NADYA adalah metode garis lurus. Disini telah didapatkan nilai buku
pada saat dilakukan evaluasi. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Nilai buku bangunan = Rp. 20.000.000, umur ekonomis 20 tahun

Penyusutan per tahun = 1/20 (20.000.000) = 1.000.000


Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (20-6)x1.000.000 = 14.000.000
b. Nilai buku mesin produksi = Rp. 2.555.000, umur ekonomis = 6 tahun

Penyusutan per tahun

= 1/6 (2.555.000) = 425.8000

Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (6-6)x425.800 = 0


c. Nilai buku izin

= Rp. 500.000, umur ekonomis 6 tahun

Penyusutan per tahun = 1/6 (500.000) = 83.333


Usia ekonomis industri = 6 tahun, maka nilai sisa = (6-6)x83.333 = 0
Dariperhitungan di atas maka didapatkan penyusutan per tahun serta nilai sisa
dari aktiva yang disusutkan per tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai besarnya
penyusutan dan nilai sisanya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Biaya Penyusutan Usaha Pisang Sale NADYA Tahun 2010
Keterangan
Nilai Buku
Umur
Penyusutan
Nilai sisa
ekonomis
Per Tahun
( Tahun )
Bangunan
Mesin Produksi
Izin
Jumlah

Rp. 20.000.000
Rp.2.555.000
Rp. 500.000

20
6
6

Rp.1.000.000
Rp. 425.800
Rp.
83.333
Rp. 1.509.133

19.000.000
0
0
19.000.000

4. Biaya Produksi ( 1 tahun )


Pada usaha pisang sale NADYA dilakukan analisis kelayakan usaha

dalam periode 1 tahun yakni pada tahun 2010, maka dihitung biaya produksi
selama 1 tahun (biaya produksi selama tahun 2010), dimana dalam 1 tahun
tersebut terdapat 168 hari kerja efektif. Biaya produksi adalah biaya yang

dikeluarkan pada saat proses produksi (untuk menghasilkan produk). Biaya


produksi ini terbagi menjadi dua, yakni biaya tetap dan biaya variabel.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya biaya yang harus dikeluarkan, dimana
jumlahnya relatif tetap atau tidak dipengaruhi oleh volume produksi.
Pada biaya tetap ini termasuk juga di dalamnya penyusutan, biaya
pemeliharaan, dan premi asuransi, Dimana pada biaya pemeliharaan dan
perawatan dikenakan sebesar 20%, sedangkan untuk premi asuransi
dikenakan sebesar 1%. Adapun biaya tetap pada usaha pisang sale NADYA
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Biaya Tetap Usaha Pisang Sale NADYA Tahun 2009
No
.
1.

Deskripsi
Biaya operasi kantor
Listrik
Rp. 90.000/bln x 12 bln

Biaya

Jumlah

Rp. 1.080.000
Rp. 1.080.000

Penyusutan
Bangunan
1/20 x Rp. 20.000.000
Mesin Produksi 1/6 x Rp. 2.555.000
Izin
1/6 x Rp. 500.000

Rp. 1.000.000
Rp.
425.800
Rp.
83.333

3.

Biaya Pemeliharaan dan Perawatan


Bangunan
20% x Rp. 20.000.000
Mesin Produksi 20% x Rp. 2.555.000

Rp. 4.000.000
Rp.
511.000

4.

Premi asuransi
Bangunan
1% x Rp. 20.000.000
Mesin Produksi 1% x Rp. 2.555.000
Karyawan
1% x Rp. 6.720.000
Produk yang belum terjual 1% x Rp. 0
Bahan baku
1% x Rp. 24.000.000

2.

Rp. 1.509.133

Rp. 4.511.000
Rp. 200.000
Rp. 25.550
Rp. 67.200
Rp. 0
Rp. 240.000
Rp. 513.550
5.
6.

Biaya Umum
Rp. 100.000/bln x 12 bln
Suku Bunga Bank 13%
Jumlah Biaya Tetap

Rp. 1.200.000

Rp. 1.200.000
Rp. 8.813.683

b. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya biaya yang jumlahnya selalu berubah


sesuai dengan volume produksi. Adapun yang termasuk ke dalam
kelompok biaya variabel pada usaha pempek lenggang Pak Kumis
ini terlihat pada tabel berikut :

No
.
1.

a)

2.
3.

Tabel 4.5 Biaya Variabel Usaha Pisang Sale NADYA Tahun 2010
Deskripsi
Biaya
Jumlah
Biaya bahan baku
pisang sale

Biaya operasional pabrik


Listrik Rp. 100.000 x 12 bln
Upah tenaga kerja langsung
Pengiris 1 org x Rp.20.000/hr x x 168 HKE
Penggoreng 1org x Rp. 20.000/hr x 168 HKE

Rp. 24.000.000

Rp. 1.200.000

Rp. 1.200.000

Rp. 3.360.000
Rp. 3.360.000
Rp. 6.720.000

5.

Biaya bahan bakar pabrik


LPG 3kg 1tbg/hari x 168 HKE x Rp.18.000/tbg

Rp. 3.024.000
Rp. 3.024.000

6.
7.

Biaya Pembungkusan
Plastik 1 Kg/hari x 168 HKE x Rp. 15.000
Biaya lain lain
Rp. 10.000 x 168 HKE
Jumlah

Maka biaya produksi selama 1 tahun adalah :


Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 8.813.683+ Rp. 49.944.000
= Rp.58.757.683

Rp. 2.520.000

Rp. 2.520.000

Rp. 1.680.000

Rp. 1.680.000
Rp. 49.944.000

4.2 Pembahasan
4.2.1 Aspek Pemasaran
Penjualan produk dari usaha pisang sale NADYA ini sangat lancar, hal ini
dapat dilihat pada tidak adanya produk yang tersisa. Pada usaha ini, produk terjual
semua, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini tidak mengalami kendala pada
aspek pemasaran. Untuk pengembangan dan peningkatan usaha hendaknya dilakukan
perluasan pasar.
4.2.2 Aspek Teknik dan Teknologi
Usaha pisang sale NADYA ini cukup baik dari segi aspek teknik dan
teknologi (dapat dilihat pada penjelasan pada hasil penelitian). Usaha ini memiliki
lokasi yang cukup strategis (hal ini dikarenakan letak lokasi pabrik dengan pasar
cukup dekat, sehingga dapat menghemat biaya transportasi bahan baku). Kualitas
produk sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan proses produksi. Dalam hal
ini bahan baku yang digunakan adalah bahan baku lokal, kualitas dari bahan baku
lokal cukup baik, bahan baku mudah diperoleh, karena sumber bahan baku dekat
dengan pabrik selain itu pemilik memiliki langganan, sehingga bahan baku cukup
tersedia.
4.2.3 Aspek Yuridis
Dalam aspek yuridis ini, usaha pisang sale NADYA memiliki jaminan
keamanan dari segi hukum, hal ini dikarenakan usaha pisang sale NADYA ini telah
memenuhi perizinan yang diwajibkan bagi industri kecil dan menengah.
4.2.4 Aspek Lingkungan
Usaha ini memberikan dampak yang positif dan sangat baik bagi lingkungan
sosial (masyarakat sekitar lokasi pabrik). Dimana dengan berdirinya usaha pisang
sale NADYA ini, dapat menambah penghasilan masyarakat sekitar, terutama yang
menjadi pekerja di usaha pisang sale NADYA

4.2.6 Aspek Finansial


a. Harga Pokok
Maka harga pokok/unit
Jumlah produksi 1 tahun

= Biaya produksi 1 tahun


= Rp.58.757.683/5500
= Rp. 10.683 /pack

b. Perhitungan Untung atau Rugi


Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis mengenai

penghasilan, biaya, rugi yang diderita ataupun laba, yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu.Perhitungan rugi laba ini dibuat
berdasarkan jumlah penjualan dan biaya produksi selama tahun 2010.
Dalam perhitungan untung rugi suatu perusahaan, dicantumkan pajak-pajak
yang dikenakan, yakni pajak penjualan dan pajak penghasilan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Perhitungan Untung Rugi Usaha Pisang Sale NADYA Tahun 2010

No
.
1.

Deskripsi

Biaya

Jumlah

Penjualan
Pisang Sale
5.500 pack/thn xRp. 15.000/pack

Rp. 82.500.000

Rp. 82.500.000
2.

Pajak penjualan
1,5%

3.
4.

Penerimaan penjualan
Biaya produksi selama 1 tahun

5.

Laba

c. Proyeksi Aliran Kas

Rp. 1.237.500

Rp. 1.237.500

Rp. 58.757.683

Rp. 81.262.500
Rp. 58.757.683

Rp.22.504.817

Untuk membuat aliran kas, yang menggambarkan penerimaan dan


pengeluaran dalam jangka waktu tertentu ( Biasanya 1 tahun ), diasumsikan :
1. Usia ekonomis industri

6 tahun

2. Berdasarkan prediksi dari pemilik usaha pisang sale NADYA, mulai tahun
2013 volume penjualan produk pada akan mengalami kenaikan sebesar 10 %.

Proyeksi Volume Penjualan Produk Pisang Sale


Tahun 2010 (1)
=
5.500 pack x Rp.15.000/pack = Rp. 82.500.000
Tahun 2011 (2)
=
5.500 pack x Rp.15.000/pack = Rp. 82.500.000
Tahun 2012 (3)
=
5.500 pack x Rp.15.000/pack = Rp. 82.500.000
Tahun 2013 (4)
=
6.050 pack x Rp.15.000/pack = Rp. 90.750.000
Tahun 2014 (5)
=
6.050 pack x Rp.15.000/pack = Rp. 90.750.000
Tahun2015 (6)
=
6.050 pack x Rp.15.000/pack = Rp. 90.750.000

3. Suku Bunga yang dipakai

13 %

Tabel 4.7 Proyeksi aliran Kas Usaha Pisang Sale NADYA Tahun 2010

NO

DESKRIPSI

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun
6

( Rp. )

( Rp. )

( Rp. )

( Rp. )

( Rp. )

( Rp. )

Investasi

Penjualan

82.500.000

82.500.000

82.500.000

90.750.000

90.750.000

90.750.000

Pajak Penjualan 1,5%

1.237.500

1.237.500

1.237.500

1.361.250

1.361.250

1.361.250

Penerimaan Penjualan

81.262.500

81.262.500

81.262.500

89.388.750

89.388.750

89.388.750

Biaya Produksi

58.757.683

58.757.683

58.757.683

58.757.683

58.757.683

58.757.683

Keuntungan

22.504.817

22.504.817

22.504.817

30.631.067

30.631.067

30.631.067

d. Net Present Value


NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Perhitungan NPV
selama 8 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Perhitungan Net Present Value
Discount
Tahun
1
2
3
4
5
6

Cash Inflow

Factor

Present Value

Rp. 22.504.817
Rp. 22.504.817
Rp. 22.504.817
Rp. 30.631.067
Rp. 30.631.067
Rp. 30.631.067

i = 13%
0,885
0,783
0,693
0,613
0,543
0,480

Rp.19.916.763
Rp. 17.621.271
Rp. 15.595.838
Rp. 18.776.844
Rp. 16.632.669
Rp. 16.785.824

Present Value
Investasi
NPV

Rp.72.222.209
Rp. 36.835.000
Rp.35.387.209

Dari perhitungan di atas, diperoleh NPV positif (Rp.35.387.209) > 0, maka


usaha pisang sale NADYA ini layak untuk dipertahankan.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa usaha pisang sale NADYA layak untuk
dipertahankan dan dikembangkan.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai beriikut :
1. Usaha

pisang

sale

NADYA

perlu

menerapkan

pembukuan

dalam

perusahaannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui segala macam biaya


yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menghindari adanya kemungkinan
tercampurnya keuangan pribadi dan keuangan perusahaan.
2. Sebaiknya usaha pisang sale NADYA menerapkan pembuatan laporan analisis
kelayakan usaha dalam setiap berproduksi pada periode yeng ditentukan
( setiap 1 tahun ). Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mengetahui kondisi
perusahaan yang ada.
3. Sebaiknya usaha pisang sale NADYA menambah hari kerja efektif, agar usaha
ini mampu memperoleh keuntungan yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Pujawan, I Nyoman. 1992. Ekonomi Teknik. Jakarta : Guna Widya


Imran, Ali. 1995. Ekonomi Teknik. Jakarta : Pustaka Raya
Milton, R. Charles. Economy Engineering. Diterjemahkan. Jakarta : Grafindo
Persada
Pidarta, Made. 1988. Manejemen Keuangan. Jakarta: Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai