ES TAPE MAWUT
Disusun Oleh :
Erlina Puspita Istikomah (160421607612)
Disusun Oleh :
Erlina Puspita Istikomah (160421607612)
Terkait desain kurang lebih seperti pada gambar diatas, namun ada beberapa
bahan yang berbeda. Secara garis besar, desain produk “Es Tape Mawut” dimulai
dari paling bawah adalah parutan es batu yang berbahan tape dan gula putih disusun
seperti gundukan, pada sebagian sisi ditaburi blewah/ melon yang di serut panjang,
pada sisi yang masih kosong ditaburi kacang merah, serut doger dan roti tawar yang
dipotong kotak, kemudian ditaburi selasih pada bagian atas, dan dituang susu putih/
kremer secara zig-zag. Terakhir, dihias dengan ujung daun pandan sebanyak 3 buah.
Proses Produksi
Membuat Tape Singkong :
1) Kupas singkong dengan cara memisahkan singkong pohon dengan
kulit terdalamnya
2) Potong kecil-kecil singkong yang sudah dikupas (kurang lebih 5cm)
3) Siapkan daun pisang yang sudah disusun dalam sebuah baskom
besar dengan beberapa lapis daun
4) Parut ragi menjadi bubukan (tepung)
5) Bubuhi singkong dengan gula pasir dan ragi secukupnya
6) Masukan singkong yang sudah ditaburi gula dan ragi kedalam
baskom yang dilapisi daun pisang, susun dengan rapi.
7) Tutup bagian atas baskom dengan daun pisang hingga tidak ada
celah terbuka atau masuknya udara, kemudian tutup dengan penutup
yang lebih rapat.
8) Tunggu 2-3 hari hingga singkong terfermentasi dengan sempurna
9) Keluarkan tape singkong dari baskom ke tempat yang lebih kering.
10) Tape singkong siap diolah menjadi “Es Tape Mawut
Membuat Es Tape Mawut :
1) Blender tape singkong dengan air gula dengan perbandingan 2:3
2) Masukan tape singkong yang sudah halus kedalam wadah yang datar
untuk dimasukan kedalam flezeer, kemudian siap dibekukan
3) Siapkan air hangat untuk membuat doger dari agar-agar putih, beri
gula sedikit dan dinginkan agar-agar sampai padat.
4) Serut Blewah/Melon dengan bentuk memanjang
5) Potong Roti Tawar dengan betuk kotak kecil-kecil
6) Rebus kacang merah hingga matang
7) Potong ujung daun pandan (kurang lebih 6-7cm)
8) Keluarkan tape singkong yang telah menjadi es batu, serut dengan
mesin serut.
9) Serut agar-agar doger dengan serutan degan
10) Siapkan mangkuk atau gelas cantik, masukkan serutan es tape
singkong membentuk gundukan es.
11) Susun potongan blewah/melon di bagian sisi gundukan es
12) Susun kacang merah, agar-agar doger, dan roti tawar pada sisi yang
berbeda-beda di sisi gundukan
13) Taburi selasih pada bagian atas gundukan
14) Tuang susu putih/ kremer dengan pola zig-zag
15) Hias produk dengan 3 biji ujung daun pandan yang diletakkan di
sisi gundukan.
F Rencana Pemasaran
1. Peluang Pasar
Peluang pasar yang ditargetkan adalah anak-anak muda (6 tahun keatas) dan
orang dewasa/tua, sehingga yang menjadi sasaran penjualan adalah anak-anak
sekolah mulai SD hingga SMA, orang dewasa seperti mahasiswa dan para pekerja,
serta orang tua (yang tidak bekerja atau pensiun). Intinya bisa dikonsumsi untuk
usia 6 tahun keatas.
2. Daerah Pemasaran
1) Daerah sekitar kampus di Kecamatan Lowokwaru : seperti Universitas
Negeri Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri Malang,
UNISMA, dan Kampus ITN.
2) Daerah sekitar taman kota : seperti Taman Merjosari, Taman Kunang-
Kunang, dan Taman Merbabu.
3) Daerah Wisata : seperti Alun-Alun Kota Malang, Kampung Jalibar, dan
Hawai Water Park.
3. Sistem Penjualan Produk
1) “Jemput Bola” yaitu dengan memasarkan produk ke tempat-tempat padat
penduduk atau pengunjung, seperti di beberapa titik daerah yang telah
disebutkan pada daerah pemasaran
2) Lokasi dan Display yang menarik dan strategis untuk dikunjungi dan
memperkirakan daya tampung konsumen serta tempat parkir yang cukup.
3) Mempromosikan melalui jejaring social seperti Instagram, Facebook, Shopee,
dll.
4) Mendesain Pamflet dan memasang di sekitaran lokasi penjualan sebagai
pemberi informasi (iklan) melalui media cetak.
G Rencana Keuangan
1 Kebutuhan Biaya Operasional
Biaya yang dianggarkan oleh departemen keuangan dalam periode mingguan adalah
sebagai berikut :
1.) Biaya Bahan Baku :
a. Singkong Pohon (5kg) : Rp 30.000
b. Ragi ( 2 pcs) : Rp 7.000
c. Daun Pisang (1 ikat) : Rp 5.000
d. Gula (6kg) : Rp 71.000
e. Melon / Blewah : Rp 20.000
f. Selasih (200 ons) : Rp 15.000
g. Daun Pandan (2ikat) : Rp 6.000
h. Roti Tawar (4 pcs) : Rp 12.000
i. Kacang Merah (1/2kg) : Rp 27.000
j. Susu putih/ Kremer : Rp 11.000
Jumlah Rp 204.000
2.) Biaya Pemasaran : Rp 500.000
3.) Upah Karyawan/hari x 7 Rp 150.000
4.) Gaji Pegawai/hari x 7 Rp 170.000
Karyawan menggunakan system upah karena dihitung bukan pegawai tetap yaitu
mereka yang menjualkan produk di lokasi pemasaran, sedangkan pegawai adalah
mereka yang sebagai pekerja tetap seperti pada departemen produksi, keuangan dan
pemasaran.
2 Sumber Modal Usaha
Usaha “Tape Mbah Uti” dimodali dengan dua sumber pendanaan, yaitu dana pribadi
dari pemilik sebesar Rp 10.000.000,- dan dari pinjaman Bank sebesar Rp 5.000.000,-
. Pemilik memanfaatkan modal dari pinjaman lebih besar karena kemudahan pemilik
untuk memperoleh modal dari Bank dengan jaminan yang kuat. Sehingga proporsi
modal lebih besar dari pinjaman pihak ketiga.
H Analisis SWOT
1) Strengths (Kekuatan)
1) Produk terbuat dari tape singkong yang memiliki rasa asam khas
2) Cara pembuatan tape singkong yang sederhana dan proses penyajian hingga
menjadi produk “Es Tape Mawut” mudah.
3) Desain produk yang menarik untuk kalangan usia muda hingga orang tua.
4) Harga yang sesuai dengan kualitas produk dan kantong pelajar.
5) Lokasi pemasaran berada di daerah yang ramai pengunjung atau penduduk.
6) Kondisi atmosfer perkotaan yang panas cocok untuk memasarkan produk “Es
Tape Mawut”
2) Weakness (Kelemahan)
1) Produk yang berbahan utama tape masih jarang ditemui di perkotaan
membuat sebagian orang asing dengan produk ini.
2) Efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsi tape, terutama yang
memiliki masalah lambung bisa memicu maag dan asam lambung, sehingga
membuat orang enggan untuk mengonsumsi
3) Mindset orang-orang perkotaan yang menganggap makanan berbahan
tradisional ini kurang menarik untuk dikonsumsi
4) Belum menyediakan delivery order, karena untuk sementara produk ini hanya
bisa dinikmati di lokasi. Kecuali ada konsumen yang membeli ditempat dan
berniat untuk membawa pulang, maka akan dibungkus dengan kantong es
plastik.
3) Opportunities (Peluang)
1) Tidak banyak pesaing karena inovasi minuman dari tape singkong masih
jarang ditemui di perkotaan, khususnya di kota Malang
2) Bahan baku yang tidak terbatas (artinya mustahil langka)
3) Bahan baku utama produk terbuat dari singkong yang mudah diperoleh di
daerah perkotaan dan harga yang masih terjangkau
4) Bisa dikonsumsi untuk segala usia karena aman tidak menimbulkan rasa
asam yang berlebih sehingga membahayakan komsumen, terutama yang
memiliki masalah lambung. (karena kadar gula yang ada dan bentuk produk
berupa es tape yang di bekukan, membuat rasa asam tape sedikit ternetralisir)
5) Lokasi strategis dan terjangkau karena berada dikawasan ramai pengunjung
4) Threats (Ancaman)
1) Minuman yang dingin-dingin bukan pilihan yang tepat untuk dikonsumsi saat
cuaca dingin atau musim penghujan
2) Beberapa bahan dari produk “Es Tape Mawut” sulit dijangkau dengan harga
yang lumayan, seperti kacang merah yang masih mahal dipasaran
3) Adanya pesaing lain yang memiliki inovasi sama dibidang minuman
berbahan tape singkong.