MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MATARAM
2023
Kata Pengantar
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji Syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas Rahmat dan ridho-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Ayu Ambang Lestari, S.Ak., M.Ak.
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya, yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami
yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini tredapat kesalahann yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun ibu dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Penyusun
Daftar Isi
Daftar Gambar
Picture 1 Proses wawancara ................................................................................... 21
Picture 2 Proses Wawancara .................................................................................. 21
Picture 3 Pengerjaan Laporan ................................................................................ 22
Picture 4 Pengerjaan Laporan ................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini persaingan di dunia kerja semakin berat dan pengangguran semakin bertambah
banyak. Memaksakan pemerintah agar segera mengatasi pengangguran dengan memperluas
lapangan pekerjaa adalah hal yang mustahil. Pengangguran tidak hanya berasal dari
Masyarakat yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang tertentu tetapi juga dari para
karyawan-karyawan yang di pensiunkan secara dini oleh Perusahaan, baik Perusahaan besar
maupun kecil. Dengan demikian bisa dibayangkan berapa banyak Masyarakat Indonesia yang
tidak mempunyai pekerjaan. Dalam hal ini harus ada kesadaran dari seluruh Masyarakat untuk
berperan aktif dalam mengatasi pengangguran karena pemerintah hanya membantu dengan
program-program pemerintahan seperti UKM (Usaha Kecil Menengah), sementara itu yang
harus menjalankannya adalah masyarakat itu sendiri. Pemerintah berharap agar masyarakat
tidak terpaku hanya sebagai pencari kerja. Di era pasar terbuka saat ini masyarakat harus
merubah pola pikirnya dari pencari kerja tetapi dapat berwirausaha ayau menciptakan lapangan
pekerjaan (entrepreneur).
Untuk itulah kami Menyusun makalah ini untuk membahas tentang bagaimana peluang
usaha kecil menengah dan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai harga pokok
produksi umkm Teh Poci UBG dan pebdapatannya.
Kami bearharap penulisan makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa atau Masyarakat yang
ingin menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) dan membuka lapangan kerja baru. Semoga
makalah ini memberikan bekal, motivasi, dan semangat untuk membangun sebuah bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa Biaya Pemakaian Bahan Baku yang digunakan oleh umkm teh poci UBG?
2. Berapa Biaya Tenaga Kerja yang digunakan oleh umkm teh poci UBG?
3. Berapa Biaya Overhead Pabrik yang digunakan oleh umkm teh poci UBG?
4. Berapa Biaya Produksi yang digunakan oleh umkm teh poci UBG?
5. Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produksi yang digunakan oleh umkm teh poci
UBG?
6. Bagaimana perhitungan Harga Pokok Penjualan yang dilakukan oleh
umkm teh poci UBG?
C. Tujuan
1. Mengetahui Berapa Biaya Pemakaian Bahan Baku yang digunakan oleh umkm teh
poci UBG
2. Mengetahui Berapa Biaya Tenaga Kerja yang digunakan oleh umkm teh poci UBG
3. Mengetahui Berapa Biaya Overhead Pabrik yang digunakan oleh umkm teh poci UBG
4. Mengetahui Berapa Biaya Produksi yang digunakan oleh umkm teh poci UBG
5. Mengetahui Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produksi yang digunakan oleh
umkm teh poci UBG
7. Mengetahui Bagaimana perhitungan Harga Pokok Penjualan yang dilakukan oleh
umkm teh poci UBG
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Harga Pokok Produksi
1. Definisi Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan
Perusahaan untuk proses produksi sehingga barang atau jasa tersebut bisa dijual. Perusahaan
harus menghitung harga pokok suatu barang karena sangat penting untuk pelaporan keuangan
perusahaan. Penentuan harga pokok produksi dilakukan sebelum Perusahaan menentukan
harga jual. Harga ini nantinya akan digunakan oleh manajemen untuk membsndingkan dengan
pendapatan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, Perusahaan juga akan lebih
mudah melakukan pengontrolan produksi jika mengetahui harga pokoknya.
Banyak Perusahaan yang salah dalam penentuan harga pokok produksi karena mengira
harga pokok produksi sama dengan harga jual. Sebenarnya keduanya berbeda, karena harga
jual telah ditambah dengan keuntungan yang diinginkan Perusahaan sedangkan harga pokok
produksi tidak.
Biaya (cost) ialah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di
masa mendatang (Prawironegoro,2005:15). Sedangkan menurut Mulyadi (1983:3) penegertian
biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi.
Biaya produksi (output cost) merupakan biaya untuk memproduksi yang terdiri dari bahan
langsung upah langsung dan biaya tidak langsung. Biaya produksi barang (cost of goods
manufactured) merupakan biaya yang dikeluarkan atau dibebankan untuk membuat barang
atau produksi meliputi bahan baku, upah, dan biaya tidak langsung (Ismaya,2006:345). Biaya
produksi yang sering disebut biaya pabrikase atau biaya pabrik (factory cost) adalah jumlah
dari tiga unsur biaya yaitu bahan langsung, tenaga kerja, dan overhead pabrik (Usry:1989:24).
Dengan demikian harga pokok produksi adalah keseluruhan biaya produksi yang terakumulasi
ke dalam setiap unit produk yang dihasilkan oleh Perusahaan yang terdiri dari tiga elemen yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja (upah), dan biaya overhead pabrik (biaya tidak langsung).
Menurut Usry (1989:24-26) bahan baku disebut bahan langsung (direct materials) adalah
semua bahan yang membentuk bagian integral barang jadi dan dapat dimasukkan langsung
dalam kalkulasi biaya produk, contoh kayu untuk membuat peralatan mebel dan minyak
mentah untuk membuat bensin. Sedangkan bahan baku tidak langsung (indirect materials)
merupakan bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi
pemakaiannya sedemikian kecil atau sedemikian rumit sehingga tidak dapat dianggap sebagai
bahan baku langsung seperti minyak pelumas, minyak gemuk, lap pembersih, dan sikat
termasuk dalam perbekalan pabrik (factory supplies). Bahan baku merupakan bahan yang
membentuk secara menyeluruh dari barang jadi yang mempunyai nilai relatif tinggi disbanding
dengan bahan yang lain. Bahan yang nilainya relatif kecil tidak dikelompokkan menjadi bahan
penolong. Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan
meskipun menjadi produk tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok
produksi tersebut (Mulyadi, 2005:194).
Biaya tenaga kerja (direct labor) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan
bahan baku sampai menjadi produk jadi. Biaya tenaga keja langsung merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja yang langsung menangani pembuatan (proses) dari bahan baku
sampai menjadi barang jadi, tetapi tidak langsung menangani pembuatannya minsalnya gaji
pengawas yang mengawasi para pekerja yang menangani langsung pembuatan kursi tersebut.
Upah langsung adalah semua upah yang secara langsung digunakan, dapat secara mudah
ditelususri, dan merupakan biaya upah yang utama untuk memproduksi suatu produk
(Widjajatunggal, 1993:80). Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk
penggunaan tenaga kerja manusia tersebut (Mulyadi, 2005:319).
Biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk biaya bahan baku tak
langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Pemisahan biaya langsung dan tak langsung
dalam konteks yang merupakan pemisahan biaya umum tetapi dalam konteksyang lain
berbeda, selain itu pemisahan biaya langsung dan tak langsung juga dipengaruhi oleh metode
pengumpulan biaya.
Menurut Mulyadi (2005:65) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis
besar adalah sebagai berikut:
Mulyadi (2005:17) menjelaskan bahwa metode full costing merupakan metode penentuan
biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variable maupun tetap. Dalam
metode full costing, semua biaya overhead yang bersifat tetap maupun variable akan
dibebankan kepada produk yang di produksi atas tarif yang telah ditentukan dimuka pada
kapasitas normal atas dasar biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan
produk dalam proses dan juga persediaan produk yang belum laku untuk dijual, dan baru
dianggap sebagai biaya atau unsur harga pokok penjualan jika produk jadi tersebut telah terjual.
Metode variable costing ini dikenal dengan nama “direct costing”. Biaya produksi yang
bersifat tetap pada variable costing diperlukan sebagai biaya periode akuntansi dimana biaya
tersebut terjadi. Penentuan harga pokok berdasarkan metode ini pada umumnya ditunjukan
untuk pihak manajemen dalam rangka pengambilan kebijakan harga. Laporan laba rugi yang
disusun dengan metode ini menitik beratkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilaku biaya
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Bahan baku yang digunakan atau biaya bahan baku dapat dihitung dengancara
menjumlahkan saldo awal bahan baku dan pembelian bahan baku kemudiandikurangi saldo
akhir bahan baku. Rumus menghitung biaya produksi berupa bahan baku yang digunakan
yaitu:
Biaya Bahan Baku = (Saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku)- saldo akhir bahan
baku
Biaya Produksi = Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead
produksi.
C. Menentukan Harga Pokok Produksi
D. Menghitung HPP
B. Harga Jual
1. Definisi Harga Jual
Menurut Supriyono (2013: 211) “Harga jual merupakan jumlah moneteryang dibebankan
oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau
jasa yang dijual atau diserahkan”. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga
jual merupakan jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepadakonsumen atas
produk maupun jasa yang dijual, dengan harapan harga jual yangdibebankan tersebut dapat
menutupi biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa tersebut dan
dapat menghasilkan laba yang diinginkan perusahaan tersebut, harga jualyang dibebankan atas
produk yang dijual haruslah tepat, dan harga jual yang tepat haruslahharga jual yang sesuai
dengan kualitas produk yang dijual, serta harga jual tersebut dapatmemberikan kepuasan pada
konsumen
Harga pokok penjualan (HPP) merupakan harga atau nilai barang yangdijual. Umumnya
Cara Menghitung HPP ini ditentukan pada persediaan awal produkditambah dengan jumlah
harga produksi dan dikurangi dengan persediaan akhir produk.Jadi, pada prinsipnya harga
pokok penjualan (HPP) adalah jumlah saldo awal persediaan dan harga pokok barang-barang
yang dibeli dikurangi jumlah persediaan akhir
pada periode tertentu. Harga pokok penjualan (HPP) melibatkan seluruh semua upah barulan
gsung dan biaya bahan-bahan tambahan, dan biaya-biaya tak diduga lainnya.Harga Pokok
Produksi dan Harga Pokok Penjualan (HPP), sering dianggapsama oleh beberapa pelaku bisnis.
Kedua komponen ini berbeda, lantaran Harga PokokProduksi mencakup biaya yang
dibutuhkan untuk sebuah produksi barang sedangkanharga jual merupakan HPP tersebut yang
telah ditambah dengan keuntungan yangdiperoleh dari penjualan barang dan jasa.
Harga jual adalah besaran harga yang dibebankan kepada konsumen. Ada dua cara untuk
menentukan harga jual yaitu:
Yaitu menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlahseluruh biaya per
unit ditambah jumlah tertentu untuk mendapatkan keuntungan
dalam bentuk margin. Margin keuntungan biasanya berupa persentase. Rumus :
Yaitu menentukan harga jual per unit produk dengan menentukan kelebihanharga dari
harga dasar tiap produk untuk mendapatkan keuntungan. Seperti namanya, penetapan harga
mark-Up adalah berupa nominal.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan yang sebenarnya dari kejadian yang diteliti.
C. Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan melalui
pengamatan dan mengadakan wawancara langsung.
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen, pembukuan secara tertulis
tentang keadaan perusahaan yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu penentuan
harga pokok produksi dan harga jual.
1. Bahan-bahan:
a. Teh poci
b. Teh jasmine
c. Gula batu yang sudah dicairkan
d. Air
e. Bahan tambahan opsional: perisa apel, perisa jeruk, perisa strowberi, perisa jeruk nipis,
perisa melon, perisa leci, perisa pisang susu, perisa cappuccino, perisa cocopandan,
bubuk milo, susu cair, dan perisa thai tea.
2. Cara membuat:
a. Siapkan teh poci dan bahan-bahan lain seperti gula batu, air, dan bahan tambahan sesuai
resep yang diinginkan.
b. Rebus air hingga mendidih, kemudian masukkan teh poci ke dalam air mendidih.
c. Tambahkan gula batu atau pemanis lain sesuai selera, aduk hingga larut.
d. Biarkan teh meresap dan dingin, kemudian saring untuk memisahkan ampasnya.
e. Tuang teh kedalam poci atau wadah penyajian lain, tambahkan es jika diinginkan
f. Masukkan teh yang sudah ada di cup ke dalam seller cup
g. Teh poci siap dinikmati
Biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat atau memproduksi teh poci 150 gelas
perhari adalah seperti table dibawah ini.
D. Biaya Kemasan
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa perhitungan Harga Pokok Produksi
(HPP) Teh Poci UBG dengan produksi 150 gelas (cup) dalam satu hari adalah sebagai
berikut:
HPP Satuan = HPP Total harian / total jumlah produksi dalam gelas (cup)
= Rp. 368.942,00 / 150
= Rp. 2.460,00
= Rp. 479.625,00
= Rp. 3.197,00
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa laba yang diperoleh dengan presentase 30%
adalah sebesar Rp. 110.683,00.
b. Mark Up Method
= Rp. 4.960,00
Maka keuntungan atau laba yang akan diperoleh apabila 150 gelas (cup) teh poci terjual
adalah sebagai berikut:
Cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) dapat dilakukan denganmenghitung biaya
bahan baku, biaya bahan pelengkap, biaya penyusutan, biaya overhead pabrik dan HPP satuan
per unit. Sedangkan cara perhitungan Harga Jual dapatdilakukan menggunakan dua metode.
Yang pertama menggunakan metodecost-plus pricing yaitu dengan menghitung jumlah seluruh
biaya per unit ditambah jumlah tertentuuntuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk margin.
Yang kedua, dengan menggunakan metode Mark-Up yaitu dengan menentukan kelebihan harga
dari harga dasar tiap produkuntuk mendapatkan keuntungan.
B. Saran
Untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi yang cermat dalam rangka penetapan
harga pokok (teh poci) yang tepat sangat perlu memperhatikan dan menetapkan resep baku,
karena resep baku akan menentukan perhitungan biaya bahan baku. Biaya tenaga yang
mengolah bahan baku menjadi produk jadi seyogyanya diperhitungakan sebagai biaya tenaga
kerja sekalipun sistem bagi hasil karena bila tidak jualan bakso tenaga tersebut sesungguhnya
bisa bekrja di bidang lain yang tenytunya jugaakan memperoleh pendapatan. Demikian juga
dalam menentukan biaya overhead pabrik perlu ketelitian serta kejelian serta logika pikir yang
jeli misalkan ada tempat tisu mestinyaada biaya tisu, ada produk yang digoreng tentu ada biaya
minyak goreng demikianseterusnya. Dalam menetapkan harga jual selain memperhatikan biaya
produksi perlu jugamemperhatikan biaya non produksi.
Lampiran
Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Bahan Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen, Yogyakarta.
Mulyadi, 2012. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Unit Penerbit dan Percetakan
Mulyadi, 2015. Akuntansi Biaya, Edisi Lima. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Yogyakarta.